Anda di halaman 1dari 4

TUNARUNGU

Definisi Tunarungu

Tunarungu ialah suatu ketidakmampuan dalam mendengar sehingga dapat


menyebabkan hambatan dalam komunikasi. Tunarungu ada yang diagnosa ringan
dan berat seperti tuli/deaf dan kurang dengar/hard of hearing. Orang yang
mengalami tuli merupakan orang yang memiliki keterbatasan dalam mendengar
sehingga sulitnya memproses mendengarkan informasi dari orang lain meskipun
dengan menggunakan alat bantu dengar. Dan sedangkan kurang dengar ini
merupakan gangguan pendengaran yang orang yang mengalami dapat mendengar
kembali menggunakan alat bantu dengar untuk memperoleh informasi.

Klasifikasi Tunarungu

Tunarungu dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


a. Tunarungu berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran yang diketahui
melalui tes dengan media audiometer, seperti berikut:
1) Tunarungu ringan (Mild Hearing Loss)
Anak yang mengalami tunarungu seperti ini mengalami tidak mampu
mendengar antara 27-40 Db. Tunarungu ini anak tidak mampu
mendengar suara yang jauh dan harus berasa ditempat yang strategis
dan mudah menangkap suara.
2) Tunarungu Sedang (Moderate Hearing Loss)
Anak yang mengalami tunarungu sedang ini biasanya mengalami
ketidakmampuan mendengar anatara 41-55 Db. Anak hanya mampu
berkomunikasi jika face to face dengan jarak hanya 3-5 feet. Anak ini
sangat membutuhkan terapi bicara karena keterlambatan dalam
berbicara serta harus menggunakan alat bantu untuk mendengar.
3) Tunarungu agak berat (Moderately severe hearing loss)
Tunarungu ini merupakan tunarungu yang memiliki kehilangan
pendengaran antara 56-70 Db yang hanya bisa mendengar dari jarak
dekat dengan menggunakan alat bantu dengar. Kepada anak yang
mengalami hal ini dibutuhkan suatu latihan berbahasa dan latihan
pendengaran juga.
4) Tunarungu berat (Severe Hearing Loss)
Anak yang mengalami gangguan tunarungu berat tidak dapat
mendengar dalam jarak antara 71-90 Db yang menyebabkan anak ini
hanya dapat mendengarkan suara yang keras meskipun dari jarang
paling dekat. Anak yang mengalami penyakit ini harus dilakukan
pendidikan khusus yang intensif, alat bantu dengar yang canggih, dan
sebagai pendidik ataupun orangtua harus rajin melatih kemampuan
bicara dan bahasa anaknya.
5) Tunarungu berat sekali (Profound hearing loss)
Seorang anak yang digolongkan mengalami tunarungu berat akan
kehilangan pendengarannya antara lebih dari 90 dB. Kemungkinan
anak masih dapat mendengarkan suara keras dari jarak dekat akan
tetapi anak itu dapat mendengar suara hanya melalui getarannya
(vibratios) daripada melalui pola suara yang dihasilkan. Anak yang
mengalami gangguan pendengaran seperti ini lebih memfokuskan
penglihatannya sebagai alat komunikasi daripada pendengarannya,
maka dari itu anak yang mengalami gangguan tunarungu yang berat
sekali ini dapat berkomunikasi hanya dengan menggunakan gerakan
isyarat dan dengan membaca ujaran.
b. Tunarungu berdasarkan saat terjadinya, dapat diklasifikasikan menjadi
berikut:
1) Ketunarunguan prabahasa (prelingual deafness)
Ketunarunguan prabahasa merupakan ketidakmampuan mendengarkan
suara yang terjadi saat sebelum berkembangnya kemampuan bicara
dan kemampuan bahasa.
2) Ketunarunguan pasca bahasa (post lingual deafness)
Suatu masalah kehilangan kemampuan pendengaran yang terjadi
setelah beberapa tahun berkembangnya kemampuan bahasa dan
kemampuan bicara.
c. Tunarungu berdasarkan letak gangguan pendengaran secara anatomis,
dapat diklasifikasikan :
1) Tunarungu dengan tipe konduktif
Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kerusakan dibagian
telinga luar dan tengah, yang seharusnya berfungsi sebagai penghantar
getaran suara menuju telinga bagian paling dalam.
2) Tunarungu tipe sensorineural
Gangguan yang menyebabkan kehilangan pendengaran yang
disebabkan kerusakan di telinga bagian dalam dan syaraf pendengaran
(nervus chochlearis).
3) Tunarungu tipe campuran
Tipe campuran ini dari gabungan antara tipe konduktif dengan tipe
sensorineural, maksudnya yaitu kehilangan pendengaran yang
disebabkan oleh kerusakan telinga bagian luar, tengah dengan telinga
bagian dalam atau syaraf pendengaran.
d. Tunarungu berdasarkan asal usulnya ketunarunguan, dapat
diklasifikasikan yaitu :
1) Tunarungu endogen
Ketunarunguan yang berasal dari faktor genetik (keturunan).
2) Tunarungu eksogen
Ketunarunguan yang berasal dari faktor nongeneik (bikan keturunan)

Penyebab Terjadinya Tunarungu

Terdapat beberapa tipe dalam penyebab ketunarunguan, yaitu :


a. Penyebab tipe konduktif, terdiri dari :
1) Kerusakan yang terdapat pada telinga luar.
2) Kerusakan yang terjadi di telinga tengah.
b. Penyebab tipe sensorineural, terdiri dari :
1) Yang disebabkan oleh faktor keturunan.
2) Yang disebabkan bukan dari faktor genetik/keturunan (misalnya yaitu :
Rubella, meningitis, trauma akustik)
Cara Pencegahan Terjadinya Tunarungu

Terdapat beberapa cara dalam mencegah terjadinya gangguang


pendengaran atau tunarungu, yaitu sebagai berikut :

1. Upaya yang dilakukan saat pranikah (sebelum menikah).


a. Menghindari terjadinya pernikahan yang sedarah atau dengan saudara
dekat, yang paling utama keluarga yang terdapat sejarah tunarungu.
b. Dapat melakukan tes darah demi memastika tidak ada keturunan
tunarungu.
c. Melakukan konseling genetika
2. Upaya yang dilakukan waktu hamil.
a. Selalu menjaga kesehatan dan rutin periksa kepada dokter kandungan.
b. Ibu yang mengandung lebih banyak mengkonsumsi gizi seimbang.
c. Melakukan imunisasi anti tetanus.
3. Upaya yang dilakukan saat melahirkan.
a. Saat melahirkan tidak menggunakan alat penyedot.
b. Dan jika sang ibu mengalami herpes simplek pada area vagina maka
harus dilakuakan operasi caesar.
4. Upaya yang dilakukan setelah lahir.
a. Melakukan imunisasi rubella dan wajib bagi wanita.
b. Jika anak terkena flu harus segera diobati agar tidak terlalu lama dan
virusnya masuk kedalam rongga telinga yang akan menyebabkan
peradangan.
c. Menjaga telinga dai tempat yang terlalu bising.

DAFTAR PUSTAKA

Wardani, I.G.A.K. dkk. 2013. Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.


Edisi Pertama. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai