Anda di halaman 1dari 10

Nama : Rizki Anugrah Pratama

NIM : 19862011042

Makul : Komunikasi Antar Pribadi.

Soal :

1. Sebutkan dan jelaskan keterampilan dasar yang harus dimiliki seseorang


dalam pelaksanaan komunikasi antar pribadi !

2. Sebutkan salah satu contoh bahasa verbal dan non verbal yang Anda
gunakan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dan
jelaskan fungsinya !

3. Menurut Anda bagaimana untuk membangun dan melestarikan hubungan


dalam komunikasi antar pribadi?

4. menurut Anda strategi dalam mengatasi konflik dalam hubungan antar


pribadi?

5. Ada 5 gaya dalam mengelola konflik antarpribadi, jelaskan kelima gaya


tersebut! Bagaimana penggunaakn gaya penyelesaian konflik tersebut ?
Jawaban

1. kemampuan dasar proses komunikasi ini perlu diperhatikan. Pada umumnya, terdapat lima
keterampilan dasar dalam proses komunikasi yang harus anda miliki, diantaranya adalah membaca,
mendengar, menulis, berbicara dan faktor pendukung.

1. Membaca

Secara sadar atau tidk, setiap hari anda melakukan komunikasi yang melibatkan berbagai keterampilan
dasar proses komunikasi Proses itu terjadi seperti saat anda bernafas dimana secara otomatis anda
lakukan dan terjadi begitu saja dan membuat anda tidak sadar sedang melakukannya secara efektif.
Misalnya, saat anda sedang membaca berita baik melalui media masa ataupun sosial media.

Hal yang anda lakukan tersebut sebenarnya adalah bagian dari komunikasi dimana anda berlaku sebagai
penerima dengan medianya sebagai saluran dan pemberi berita sebagai pengirim pesan. Membaca
merupakan kegiatan untk mengetahui pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis
atau kata – kata dalam kalimat. Keterampilan membaca yang baik akan embantu untuk menangkap
konsep dan memahami apa yang ingin disampaikan penulis melalui sebuah tulisan.

Tujuan membaca adalah memperoleh suatu informasi yang mencakup isi dan makna. Keterampilan
mikro yang harus dimiliki sebagai pembaca, setidaknya adalah pembaca dapat mengenal sistem tulisan
yang dipakai, menentukan kata kunci dan gagasan utama, menyimpulkan situasi, mampu membedakan
ide utama dan detail yang dipaparkan, dll. pembaca, anda juga dituntuk untk mengetahui simbol dan
lambang yang ditulis, nilai dan maksud pesan yang disampaikan.

2. Mendengar

Dalam proses komunikasi, mendengar merupakan aspek yang penting dengan melibatkan indra
pendengaran. Keterampilan mendengar juga bagian dari keterampilan berbahasa. Agar suatu pesan
dapat diinterprestasikan dengan baik maka diperlukan keterampilan mendengar yang dipadukan dengan
pikiran sehingga dapat menangkap pesan dengan efektif.

Poin penting agar anda dapat menjadi pendengar yang aktif dan efektif adalah mendengar dengan
penuh konsentrasi, menangkap inti pembicaraan yang penting dan mencatat hal penting jika dirasa
perlu. Pada proses komunikasi, keterampilan mendengar menjadi penting karena beberapa infomrasi
tidak bisa terulang lagi.

3. Menulis

Diantara keterampilan dasar sebelumya, keterampilan menulis adalah yang paling kompleks.
Keterampilan menulis membutuhkan suatu pengalaman, waktu, latihan serta cara berpikir yang
terstruktur agar dapat menyapaikan suatu pesan melalui bahasa tulis.

Penggunaan bahas atulis harus hai – hati agar tidak menimbulkan multipersepsi dan tidak
tersampaikannya pesan yang diharapkan. Maka dari itu, keterampilan menulis perlu mendapat
perhataian lebih karena tidak datang secara otomatis. Anda harus membiasakan diri dengan berlatih
dan praktek memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa, gaya bahasa dan kosa kata.

4. Berbicara

Berbicara adalah bagian proses komunikasi dalam menyampaikan suatu pesan menggunakan bahasa
lisan agar dipahami orang lain. Keterampilan berbicara merupakan seni berbicara sebagai bentuk
komunikasi kepada orang lain. Keterampilan berbicara sangat penting, karena berhubungan langsung
dengan yang lain baik dalam hubungan sosial ataupun pribadi.

Kesalahan penekanan dan pemakaian kosakata pada saat berbicara juga dpaat menimbulkan kesalahan
interpretasi dan kesalahpahaman. Akibatnya, pesan yang tersampaikan tidak sesuai dengan maksud dan
tujuan.

5. Faktor pendukung
Keterampilan lain dalam proses komunikasi adalah faktor pendukung lain agar suatu pesan
tersampaikan dengan baik. Misalnya, jika dibutuhkan suatu gambaran akan informasi yang disampaikan
lewat lisan maka dapat dilengkapi dengan presentasi.

Keterampilan dalam membuat presentasi dan menyampaikannya juga bisa menjadi daya tarik sendiri
yang membuat orang lain menjadi lebih paham. Selain itu, etika anda dalam berkomunikasi juga
membantu anda selama melakukan proses komunikasi.

Jika anda ingin meningkatkan keterampilan komunikasi yang anda miliki, anda dapat melakukan hal
berikut ini:

- Intropeksi diri secara jujur

- Melakukan latihan dan praktek untuk meningkatkan keterampilan komunikasi

- Setiap komunikasi yang akan dilakukan telah jelas maksud dan tujuannya.

2. Perilaku nonverbal sangat dibutuhkan oleh seorang konselor, dimana untuk mengetahui atau
memperjelas makna bahasa lisan yang disampaikan seorang klien. Dengan dapat membaca bahasa
tubuh kliennya konselor akan mampu melahirkan sikap konselor yang empati, memahami, dan
menghargai klien.

1. Metode penggunaan fotografi

Tujuan dari metode ini adalah untuk menentukan apakah emosi dapat diteliti dengan cermat.
Kelehaman dari penggunaan fotografi yaitu karena ketiadaan gerakan dan kurangnya informasi tentang
urutan kegiatan perilaku dalam fotografi tersebut.

2. Metode film dan video

Pada abad ke-21 penggunaan film sebagai praktek konseling sudah hal biasa. Ruangan konseling
dilengkapi dengan kamera TV pengintai (surveillance camera) untuk dipancarkan ke layar TV di ruangan
observasi dimana berkumpul beberapa calon konselor untuk mengamati emosi, stres, perilaku
nonverbal, dan bahasa lisan dari klien itu.

3. Gerakan isyarat

Gerakan isyarat telah diteliti dalam beberapa setting drama, pidato, dan kegiatan belajar-mengajar.
Perilaku nonverbal kegiatan belajar-mengajar di kelas telah diteliti dengan menggunakan rekaman film
dan video. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki keterampilan guru dalam mengajar serta respon guru
terhadap emosi siswa dikelas.
4. Setting wawancara

Dalam setting wawancara, khusunya wawancara konseling, konselor dapat mengamati bahasa
nonverbal klien misalnya klien stres, klien dengan isyarat tertentu, pengawakan tubuh waktu duduk,
serta gerakan tubuh yang mengandung makna-makna tertentu.

5. Pengamatan psikiatris

Fieldman (1959), mengumpulkan suatu daftar isyarat-isyarat yang representatif tentang percakapan dan
gerakan tubuh yang bermakna. Berikut daftar isyarat-isyarat (yang representif) beserta makna/ tafsiran
dari fieldman dalam buku Mannerisms of Speech and Gestures in Everday Life. Hal ini tentunya
ditafsirkan menurut budaya Amerika.

1. Erect Head (kepala Tegak); artinya percaya diri, harga diri, berani.

2. Bowed head (kepala tunduk); artinya kerendahan hati (humility), pengunduran diri (resigation),
rasa bersalah (guilt), kepatuhan (submission).

3. Touching nose (memegang hidung); cemas (anxiety), ketakutan untuk tampil (demam panggung/
stage frigate) di depan umum.

4. Artificial cough (batuk buatan); kritik, meragukan, heran, cemas.

5. Closing ears with hands (menutup telinga dengan jari-jari); tidak mau mendengarkan.

6. Forming ring with finger (membentuk cincin dengan jari); persatuan, kepuasan.

7. Rubbing thumb and middle finger (menggosok-gosokkan ibu jari dan jari tengah); mencari solusi.

8. Pressing head with hands (menekan-nekan kepala dengan tangan); mengalami banyak kesukaran,
keputusasaan, ketakberdayaan.

Masyarakat indonesia dengan budayanya yang pluralistik juga mempunyai isyarat-isyarat bahasa
nonverbal dimana secara umum dapat dimaknai oleh orang indonesia. berikut ada beberapa bahasa
isyarat dalam perilaku nonverbal pada budaya indonesia.

1. Membelalakkan mata; artinya marah, terkejut, menentang, heran.

2. Muka merah; malu, menahan marah.

3. Dahi dikerutkan mata agak terpejam; menghadapi kesukaran.

4. Menggosok-gosok mata; menghadapi kesukaran, berpikir.

5. Menggaruk-garuk kepala; menahan malu, kesal.

6. Memegang kepala dengan kedua tangan sambil tertunduk; kecewa, konflik, stres, keadaan pelik
menekan.
7. Telinga merah; menahan malu, marah.

8. Menggoyang-goyang kaki saat duduk; menahan stres.

Perilaku Verbal

· Mengunakan kata-kata yagn dapat dipahami Klien

· Memberikan refleksi dan penjelasan terhadap pernyataan klien

· Penafsiran yang baik/ sesuai

· Membuat kesimpulan-kesimpulan

· Merespon pesan utama klien

· Memberikan dorongan minimal

· Memanggil klien dengan nama panggilan atau anda

· Memberi informasi sesuai keadaan

· Menjawab pertanyaan tentang diri konselor

· Menggunakan humor secara tepat untuk menurunkan ketegangan

· Tidak menilai klien

· Membuat pemahaman yang tepat tentang pernyataan klien

- Penafsiran yang sesuai dengan situasi

Perilaku Nonverbal

· Nada suara disesuaikan dengan klien (umumnya sedang, tenang)

· Memelihara kontak mata yang baik

· Sesekali menganggukan kepala

· Wajah yang bersemangat

· Kadang-kadang memberi isyarat tangan

· Jarak dengan klien relatif dekat


· Ucapan tidak terlalu cepat/ lambat

· Duduk agak condong kearah klien

· Sentuhan (touch) disesuaikan dengan usia klien dan budaya lokal

- Air muka ramah dan senyum.

3.

1. Bersikap jujur dalam berkomunikasi

Agar komunikasi dapat terjadi, setidaknya harus ada dua orang yang terlibat. Namun untuk membangun
kepercayaan dalam komunikasi interpersonal yang pertama adalah perlu bersikap jujur. Ketika
berkomunikasi dengan orang lain, alangkah baiknya bersikap jujur dalam hal mengungkapkan siapa diri
kamu sebenarnya. Memang tidak mudah untuk bersikap jujur dan terbuka kepada orang lain, apalagi
pada orang yang baru dikenal. Sedangkan sikap jujur dapat membuat orang lain menaruh kepercayaan
kepada diri kamu.

2. Bersikap menerima untuk membina hubungan yang baik

Pesan atau informasi yang disampaikan bisa termasuk pesan non-verbal yang dipertukarkan seperti
ekspresi wajah, nada suara, gerak tubuh dan bahasa tubuh. Secara khusus, menerima adalah
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan mengendalikan. Menerima
merupakan sikap melihat orang lain sebagai manusia, sebagai individu yang patut dihargai. Bersikap
menerima sangat penting dilakukan. Ini agar hubungan interpersonal yang dibina berlangsung dengan
baik.

3. Membuka diri dalam mengungkapkan diri

Menutup diri bukan hal yang buruk, terutama saat menjalin komunikasi interpersonal. Sedangkan
membuka diri tidak harus menceritakan semuanya dan menerima segalanya. Kamu hanya perlu bersikap
terbuka dan lebih jujur dalam mengungkapkan diri. Dalam membuka diri kepada orang lain pada
komunikasi interpersonal, ini berkaitan erat dengan sikap jujur. Sikap membuka diri adalah sikap yang
bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain tentang siapa diri kamu sebenarnya. Dengan
membuka diri kepada orang lain bisa memberikan pengaruh dalam komunikasi interpersonal berujung
pada hubungan yang akrab.

4. Memiliki integritas diri yang kuat

Dalam membangun kepercayaan dalam komunikasi interpersonal, seseorang perlu memiliki integritas
diri yang kuat. Kejujuran, kepercayaan dan kehormatan adalah inti dari integritas diri. Orang yang
menunjukkan integritas diri akan mudah menarik orang lain, hal ini karena mereka dapat dipercaya dan
diandalkan. Selain itu, orang yang berintegritas berarti mampu memancarkan kewibawaan dan
berkarakter kuat.

5. Selalu berbicara dengan positif dan penuh rasa hormat

Tidak dapat dipungkiri, bahwa rasa hormat adalah salah satu unsur terpenting dalam hubungan apa pun.
Ini termasuk dalam membangun kepercayaan komunikasi interpersonal. Seharusnya kamu selalu
berbicara dan memperlakukan orang lain secara positif serta penuh rasa hormat. Dengan demikian,
maka orang akan percaya kepada kamu.

4. STRATEGI MENGATASI KONFLIK

Konflik dalam komunikasi perlu diatasi, maka dari itu yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Perlu keterampilan untuk membedakan yang wajar dan sehat serta terampil untuk mengelolanya.

2. Menetapkan batas secara konstruktif antara yang boleh dibahas dengan yang tidak.

3. Memulai percakapan yang bermanfaat dan dapat diterima setiap pihak.

4. Mengarahkan pada batas-batas yang disepakati

5. Terampil menyatakan ketidaksetujuan tanpa ada kesan menolak gagasan pihak lain.

6. Sebaliknya, ia mampu menerima ketidaksetujuan pihak lain tanpa merasa ditolak.

7. Melihat konflik dari sudut pandang orang lain.

8. Mengarahkan keputusan pada kepuasan bersama


5. Lima gaya mengelola konflik antar pribadi, yaitu:

a. Gaya Kura-kura

– Cenderung menghindari masalah

– Cenderung menghindari orang-orang yang berpotansi timbulkan konflik

– Ada keyakinan bahwa solusi konflik hanya sia-sia

– Lebih mudah menarik diri (fisik dan psikologis) daripada menghadapinya

b. Gaya ikan hiu

– Tercapainya tujuan pribadi adalah hal utama

– Hubungan dengan pihak lain tidak terlalu penting

– Konflik harys diselesaikan dengan cara satu pihak menang dan pihak lainnya kalah

– Mencari kemenangan dengan cara menyerang, mengungguli dan mengancam

c. Gaya kancil

– Sangat mengutamakan hubungan

– Kurang mementingkan tujuan-tujuan pribadi

– Ingin diterima dan disukai orang lain

– Konflik harus dihindari, demi kerukunan

– Adanya keyakinan bahwa setiap konflik tidak mungkin dipecahkan tanpa merusak hubungan

– Konflik harus didamaikan bukan dipecahkan, agar hubungan tidak menjadi rusak
d. Gaya rubah

– Senang mencari kompromi

– Tercapainya tujuan pribadi maupun terpeliharanya hubungan baik dengan pihak lain sama-sama
penting

– Mau mengorbankan sedikit tujuan dan hubungannya dengan pihgak lain demi tercapainmya
kepentingan dan kebaikan bersama.

e. Gaya burung hantu

– Sangat mengutamakan tujuan pribadi sekaligus hubungannya dengan pihak lain

– Konflik merupakan masalah yang harus dicari solusinya

– Solusi konflik harus sejalan dengan tujuan pribadi lawan

– Konflik bermanfaat meningkatkan hubungan dengan cara mengurangi ketegangan yang terjadi antara
dua pihak yang berhubungan

– Selalu berusaha mancari penyelesaian yang memuaskan kedua pihak

– Berusaha menghilangkan ketegangan dan perasaan negatif lain yang mungkin muncul dalam diri kedua
belah pihak

Anda mungkin juga menyukai