Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN HASIL OBSERVASI PERMASALAHAN DAN PENANGANAN

DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN BAHASA


ANAK USIA 5-6 TAHUN DI RAUDHATUL ATHFAL BUNDA INSANI
KEC.TAPUNG KAB.KAMPAR RIAU
TP. 2019-2020

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah :


Bimbingan Konseling AUD

Dosen Pengampu :
LAILATUL IZZAH, M.Pd

Disusun Oleh :
ELIS MUFAIQOH
NIM : 1216.18.2014

PROGRAM STUDI STRATA SATU ( S1 )


PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DINIYAH
PEKANBARU
1441 H / 2020 M
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alaamiin, puji syukur peneliti panjatkan kepada kehadirat Allah

SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan laporan

observasi yang berjudul “Permasalahan Kemampuan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun

Pada Kelompok B di Athfal Bunda Insani”. Tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah

untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Bimbingan Konseling.

Dalam penulisan laporan ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu lailatul Izzah,M.Pd selaku dosen mata kuliah Bimbingan Konseling AUD.

2. Ibu Teti Rahmawati,S.Pd.AUD selaku kepala sekolah RA Bunda Insani.

3. Orang tua yang telah memberikan motivasi untuk dapat menyelesaikan tugas

Laporan ini.

Peneliti menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,

peneliti mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun untuk

perbaikan dan kesempurnaan laporan untuk kedepanya.

Pekanbaru, Januari 2020

Elis Mufaiqoh

i
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Kata Pengantar
...............................................................................................................................
i
Daftar isi................................................................................................................ii
Daftar Tabel...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................1
B. Identifikasi Masalah........................................................................2
C. Tujuan Penelitian............................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................3


A. Kemampuan Berbahasa Anak.........................................................3
1. Tahap Pralinguistik....................................................................3
2. Tahap Linguistik........................................................................3
B. Karakteristik Kemampuan Berbahasa Anak Usia 5-6 Tahun.........5

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................6


A. Identifikasi Masalah........................................................................6
B. Analisis...........................................................................................7
C. Sintesis............................................................................................8
D. Diagnosis.........................................................................................8
E. Prognosis.........................................................................................9
F. Treatment .......................................................................................9
G. Evaluasi (Follow Up)......................................................................9
BAB IV PENUTUP............................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................12
B. Saran..............................................................................................12

ii
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13
LAMPIRAN.........................................................................................................14
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel 2.1 Tahapan Satu Holofrasis...................................................................4

2. Tabel 2.2 Tahapan Dua Holofrasis....................................................................4

3. Tabel 3.1 Rekapitulasi Hasil Siklus..................................................................6

4. tabel 3.2 Pengucapan kata yang di ajarkan guru...............................................10

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, karena disamping berfungsi sebagai alat untuk menyatakan pikiran dan
perasaan kepada orang lain dan juga berfungsi sebagai alat untuk memahami
perasaan dan pikiran orang lain. Kemampuan berbahasa tidak hanya diperlukan
oleh manusia yang sudah dewasa saja, tetapi juga diperlukan bagi kehidupan anak.
Dalam perkembangannya, anak usia 3-6 tahun sedang mengalami fase peralihan
dari masa egosentris ke masa sosial. Ia mulai sadar bahwa lingkungan tidak selalu
sesuai dengan keinginannya sehingga ia harus belajar menyesuaikan diri kepada
tuntutan lingkungannya itu.
Menurut peraturan daerah Nomor 27 tahun 1990 tentang pendidikan
prasekolah Bab 1 pasal 1 ayat (2) Pendidikan di Taman Kanak-Kanak
dilaksanakan dengan prinsip bermain sambil belajar atau seraya bermain sesuai
dengan perkembangan anak didik. Adapun tujuan TK berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0486/U/92 tentang Taman Kanak-
Kanak, adalah membantu meletakkan dasar kea rah perkembangan sikap
pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang di perlukan oleh anak,
pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Kemampuan yang dimiliki oleh
manusia merupakan bekal yang sangat pokok. Dalam UU tentang Sistem
Pendidikan Nasional di nyatakan bahawa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
adalah suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enak tahun.
Pandangan ini diwakili oleh B.F Skinner, yang menekankan bahwa proses
pemerolehan bahasa pertama dikendalikan dari luar diri si anak, yaitu oleh
rangsangan yang diberikan melalui lingkungan. Permasalahan yang di hadapi anak
dapat dilihat melalui tingkah laku anak pada saat mengikuti proses pembelajaran

1
di kelas atau pada saat anak bermain. Berbagai faktor yang menyebabkan
permasalahan perkembangan anak tidak hanya menghambat perkembangan emosi
dan sosialnya, akan tetapi juga menghambat perkembangan fisik, intelektual,
kognitif, dan bahasa (Sri Hastuti:1999).
Berdasarkan pengamatan sementara yang peneliti lakukan di RA Bunda Insani Desa
Indrapuri Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar pada kelompok B 5-6 Tahun
dengan jumlah 15 anak terdiri dari 9 anak perempuan dan 6 anak laki-laki.
Berdasarkan data tersebut terdapat 1 anak laki-laki yang mengalami kesulitan dalam
berbahasa yaitu dalam pengucapan kata yang tidak jelas dan tidak bisa di fahami baik
oleh guru maupun teman-temannya. Maka dari itu penulis membuat judul
“LAPORAN HASIL OBSERVASI PERMASALAHAN DAN PENANGANAN
DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN BAHASA
ANAK USIA 5-6 TAHUN DI RAUDHATUL ATHFAL BUNDA INSANI
KEC.TAPUNG KAB.KAMPAR RIAU
TP. 2019-2020”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas maka identifikasi
masalah antara lain :
1. Anak belum mampu berkomunikasi baik dengan guru maupun teman-nya.
2. Anak belum mampu mengucapkan perkataan dengan jelas.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sebab-sebab permasalahan dan penanganan perkembangan bahasa
anak usia 5-6 tahun melalui bimbingan dan konseling di Raudhatul Athfal Bunda
Insani.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kemampuan Berbahasa Anak


Bahasa merupakan alat yang di gunakan untuk berkomunikasi sehari-hari,
baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Selain itu dengan bahasa seseorang dapat
menyampaikan pesan atau maksud yang ingin di sampaikan kepada orang lain
sehingga orang lain akan memahami apa yang kita sampaikan. Maka dari itu
kemampuan berbahasa penting untuk di kembangkan. Perkembangan bahasa anak
usia dini tidak hanya terdiri dari berbicara namun juga menyimak, membaca dan
menulis bagi anak usia dini. Dworetzsky (1990) menyatakan bahwa dalam
kehidupan manusia mengalami perkembangan bahasa melalui dua tahapan, yakni
(1) pralinguistik dan (2) linguistik. Kedua tahap tersebut diuraikan berikut:
1. Tahap Pralinguistik
Periode pralinguistik adalah masa anak sebelum mengenal bahasa,
atau mampu berbahasa. Saat bayi mulai tumbuh, secara berangsur-angsur ia
mengembangkan bahasanya melalui urutan tahap demi tahap.
a. Tahap pertama, sejak lahir sampai sekitar usia 2 bulan yaitu masa fonasi
(phonation stage).
b. Tahap kedua, setelah anak belajar mengeluarkan suara dalam bentuk
tangis, anak mulai mengoceh (bablingstage).
c. Tahap ketiga, bayi setelah melalui masakononikal,secara meningkat bayi
mempersempit penggunaan fonem mereka, terutama pada fonem yang
akan mereka gunakan daIam bahasa yang mereka pelajari. Ini disebut
dengan tahap kontraksi (contraction stage) dan umumnya terjadi antara
usia 10 dan 14 bulan.
2. Tahap Linguistik
Menurut Jalongo (1992) anak memiliki kosakata antara 200 sampai
300 kata. Pada usia 4 tahun, anak telah mampu menerapkan pengucapan dan

3
tatabahasa. Anak telah memiliki kosakata sebanyak 1400 sampai 1600 kata.
Pada usia 5 sampai 6 tahun, anak telah memiliki susunan kalimat dan tata
bahasa yang benar.
Pada tahapan ini anak mulai bisa mengucapkan bahasa seperti bahasa
orang dewasa. Tahap linguistik terbagi menjadi 4 tahapan, yakni:
a. Tahap holofrasis (tahap satu kata)
Pada tahap ini anak sudah mulai mengucapkan suatu kata. Pada peride ini
disebut holofrase, karena anak-anak menyatakan makna keseluruhan frase
atau kalimat dalam suatu kata yang diucapkanya.
Contoh :
Tabel 2.1
Tahapan Satu Holofrasis
VERSI SATU KATA VERSI LENGKAP
Mimi! (sambil menunjuk
Minta(mau)minum
cangkirnya)
Akut! (sambil menunjuk laba-laba) Saya takut laba-laba
Takit! (sambil mengacungkan
Jariku sakit
jarinya)

b. Tahap Dua Kata


Berlangsung sewaktu anak berusia 1,5 - 2 tahun. Tahap ini memasuki
tahap pertama kali mengucapkan dua holofrase dalam rangkaian yang
cepat. Komunikasi yang ingin ia sampaikan adalah bertanya dan meminta.
Pada masa ini, kosakata dan gramatika anak berkembang dengan cepat,
tuturannya mulai bersifat telegrafik. Artinya apa yang dituturkan anak
hanyalah kata-kata Artinya apa yang dituturkan anak hanyalah kata-kata
yang penting saja, seperti kata benda,kata sifat, kata kerja.

Contoh: Tabel 2.2


Tahapan Dua Holofrasis
VERSI 2 KATA VERSI LENGKAP
Mamah,mamam! Mama,saya mau makan!

4
Ajar,bobo! Fajar mau tidur!
Bapa,ana? Bapak mau pergi kemana?
Mau ueh! Saya mau kue!
c. Pengembangan Tata Bahasa
Perkembangan anak pada tahap ini semakin luar biasa. Perkembangan
ini ditandai dengan penggunaan kalimat dengan lebih dari dua kata. Tahap
ini umumnya dialami oleh anak usia sekita 2-5 tahun.
d. Tata Bahasa Menjelang Dewasa
Tahap perkembangan bahasa anak yang keempat ini biasanya dialami
oleh anak yang sudah berumur antar 5-10 tahun. Pada tahap ini anak-anak
sudah mulai menerapkan struktur tata bahasa yang rumit dan sudah mampu
menyusun kalimat yang lebih rumit.

B. Karakteristik Kemampuan Berbahasa Anak Usia 5-6 Tahun.


Anak-anak merupakan individu yang unik yang mempunyai karakteristik
tertentu. Menurut Jumaris (2004:290) karakteristik kemampuan bahasa anak usia
5-6 tahun adalah sebagai berikut:
1. Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2500 kosakata.
2. Lingkup kosakata yang dapat diucapkan anak menyangkut: warna,
ukuran,bentuk,warna,rasa,bau,kecantikan,kecepatan,suhu,perbedaan,perbanding
an, jarak permukaan (kasar-halus).
3. Anak usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yang
baik.
4. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengar
orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.
5. Percakapan yang dilakukan oleh anak usia 5-6 tahun telah menyangkut berbagai
komentarnya terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya sediri dan orang lain
serta apa yang dilihatnya.

5
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah ini adalah untuk meneliti siswa atau siswi
usia 5-6 tahun pada kelompok B di RA Bunda Insani yang mengalami
permasalahan yang sangat menonjol. Dalam proses observasi ini, peneliti
melakukan :
1. Memperhatikan siswa baik di dalam maupun di luar kelas.
2. Memperhatikan cara siswa berbicara dengan orangtuanya.
3. Menentukan siswa atau siswi yang dianggap bermasalah.
Dari hasil observasi di dalam maupun di luar kelas, peneliti menemukan ada
siswa yang mendapati kesulitan berbicara. baik berbicara dengan
guru,orangtua,maupun teman-temannya. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengobservasi anak tersebut.
Adapun kegiatan penelitian dilakukan selama 3 siklus, dimana masing-masing
siklus dilaksanakan selama 3 hari yaitu siklus pertama dilaksanakan pada tanggal
28,29 dan 30 Oktober 2019. Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 25,26,dan 27
November 2019, dan siklus ketiga dilaksanakan pada tanggal 4,5,dan 6 Desember
2019.
Tabel 3.1 Rekapitulasi Hasil Siklus
Siklus Siklus Siklus Jumlah Kriteria
No Aspek Penilaian
I II III Rata-Rata Penilaian
Melakukan 3-5
1 perintah secara
berurutan
Kemampuan
2 meniru kembali 4-5 22,2% 27,7% 41,6% 30,5% MB
urutan kosa kata
Dapat bertanya dan
3 menjawab disertai
alas an yang tepat

6
B. Analisis
Identitas Anak
1. Nama anak
a. Nama Lengkap : Abidzar Nugraha
b. Nama Panggilan : Abi
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki
3. Tempat, tanggal lahir : Sei Kuning, 9 Oktober 2013
4. Agama : Islam
5. Usia : 6 tahun
6. Jumlah Saudara : 3 (tiga)
7. Tinggal bersama : Orangtua
Identitas Orangtua Anak
1. Nama Orangtua / Wali :
a. Ayah : Susmianto
b. Ibu : Nurhasanah
2. Pendidikan orangtua :
a. Ayah : SMA
b. Ibu : SMA
3. Pekerjaan Orangtua / Wali  :
a. Ayah : Karyawan
b. Ibu : Ibu Rumah Tangga
4. Alamat orang tua/ wali : Dusun III Sei Kuning
5. Telepon / HP : -
Kondisi Fisik dan Kesehatan
1. Tinggi Badan : 125 Cm
2. Berat Badan : 16 Kg
3. Kondisi fisik : utuh/cacat
4. Warna kulit : Sawo Matang
5. Penglihatan : Baik

7
6. Pendengaran : Kurang
7. Kesehatan Gigi dan Mulut : Kurang
Kebiasaan Anak
Berangkat sekolah diawali dengan salam dan senyuman, mampu menulis
dan selesai tepat waktu, mampu mewarnai dengan rapi, sudah bisa melakukan
penjumlahan, Anak tidak bisa duduk rapi,selalu aktif bergerak (lari-lari), sering
bicara tetapi tidak jelas. sering Mengemut jari,dan memegang gigi, apabila di
panggil anak tidak respon (harus berulang). Anak selalu megulang jawaban
temannya sebelumnya. Anak tidak pernah menangis selama awal masuk sekolah
hingga saat ini/ tidak bisa mengekspresikan emosi dan perasaannya.
Dari hasil wawancara terhadap orangtua si anak, peneliti mendapat
keterangan bahwa kesulitan bahasa anak dikarenakan faktor pertumbuhan gigi
yang tidak rata dan faktor lidah.
C. Sintesis
Berdasarkan dari informasi data di atas, dapat di simpulkan bahwa Abi
merupakan anak yang aktif, mandiri, Mudah berbaur dan bermain, namun
terdapat kesulitan mengekspresikan atau mengkomunikasikan perasaannya lewat
bahasa. Terdapat kesulitan artikulasi pengucapan kata sehingga teman-temannya
tidak mengerti apa yang di ucapkannya, kurang merespon 1 kali panggilan dari
guru bahkan harus berulang. Belum bisa melaksanakan perintah dari guru. dari
segi motorik, seperti mewarnai abi sangat rapih, menulis dapat selesai tepat
waktu, dapat berlari, bermain dan berjalan normal.
D. Diagnosis
Berdasarkan data yang telah di dapat, penyebab timbulnya masalah
peserta didik sebagai berikut:
1. Faktor yang berasal dari dalam diri ( Internal )
a. Gangguan pendengaran, Peserta didik kurang respon dengan panggilan
guru (harus di panggil berulang- berulang).
b. Terdapat kesulitan artikulasi/pengucapan dengan beberapa kata.

8
c. Sulit mengekspresikan perasaannya lewat bahasa maupun mimik atau
gesture.
d. Kesehatan mulut dan gigi yang kurang, pertumbuhan gigi yang tidak rata
(tinggi-pendek, bertaring-ompong) sehingga sulit dalam penataan tata
letak lidah untuk berbicara.
e. Faktor lidah yang pendek, sehingga menjadi kendala saat berbicara.
2. Faktor yang berasal dari luar diri ( eksternal)
a. Orangtua kurang menstimulus perkembangan anak.
b. Lingkungan sosial yang kurang memadai, dikarenakan rumah di ujung
kompleks.
c. Peserta didik kurang mendapat perhatian dari orangtua.
E. prognosis
Apabila masalah yang dihadapi peserta didik tidak segera diatasi, maka
kemungkinan yang dapat terjadi adalah :
1. Dapat menghambat pembelajaran di jenjang Pendidikan selanjutnya.
2. Dapat menghambat sosialnya, karena teman-teman sebayanya sulit untuk
mengerti ucapannya.
3. Dapat menurunkan prestasinya.
F. Treatment
Gangguan bicara pada anak adalah suatu hal yang sering terjadi pada anak di
bawah umur 3 tahun. pada usia 4 tahun, kemampuan berbahasa pada umumnya
lebih stabil dan bisa dilihat dengan lebih akurat untuk menentukan apakah masih
ada kekurangannya. Apabila pada usia tersebut anak masih terdapat kendala yang
benar-benar mencolok, maka perlu diadakan treatment atau solusi :
1. Sulit Mengekspresikan atau meluapkan perasaannya.
Anak usia dini adalah masa emas, dimana masa anak banyak mencari
pengetahuan dan pengalaman baru. Kritis dengan hal-hal baru, yang
menimbulkan banyak pertanyaan dalam dirinya. Dengan kesulitan dalam

9
artikulasi bahasa, maka pendengar sulit untuk menangkap apa yang di
bicarakan si anak.
Solusi : Melakukan pendekatan kepada anak, buat ia merasa nyaman, ajak
bercerita baik itu tentang kesukaannya, kesehariannya, dll. Menggunakan media
sehingga anak dapat menganalisis apa yang di lihatnya, seperti media gambar,
tanaman, dan sebagainya.
2. Sulit mengucapkan kata-kata (artikulasi) dengan jumlah beberapa kata.
Pengucapan artikulasi/ kejelasan dalam berbicara merupakan hal yang
sangat penting, dimana bahasa sebagai alat komunikasi merupakan sarana untuk
menyampaikan maksud suatu hal. Apabila anak sulit dalam pengucapan kata,
maka bisa menjadi penghalang baik dari segi bahasa maupun sosialnya.
Solusi : Melakukan terapi bicara perlahan-lahan, dekati anak sehingga anak
merasa nyaman, setelah itu lakukan terapi baik itu dengan 1 kata terlebih
dahulu, mengajarkan pembendaharaan kata, Guru/ orangtua tidak menuntut
anak untuk fasih, melainkan membimbing anak secara perlahan dengan nada
yang jelas, dan pengucapan kalimat yang tidak terlalu cepat. Guru sebagai
model bagi anak,agar mereka mampu dan terampil berbicara dengan
kemampuan bahasanya.
Seperti : tabel 3.2
Pengucapan kata yang di ajarkan guru
penilaian
No Guru Murid
BB MB
1 saya saya √
2 Berangkat dengan ibu Belangkat ngan bu √
3 sekolah sekolah √
4 Baju baru saya Baju balu taya √
5 Makan nasi Makan nasi √
6 Aiueo Aiueo √
7 A ( ayam ) A (ayam) √

3. Orangtua kurang menstimulasi perkembangan anak.

10
Stimulasi sangat di perlukan terhadap anak, dimana guna merangsang
pertumbuhan dan perkembangan syaraf-syarafnya. Anak jarang di ajak bicara,
jarang di stimulasi kata-katanya.
Solusi : orangtua dan guru harus menstimulasi perkembangan anak. Guru
berkolaborasi dengan orangtua dengan menerapkan metode yang baik untuk
digunakan anak baik disekolah maupun dirumah. Yaitu dengan lebih
mendekatkan diri dengan anak, dan ajak mengenal sesuatu seperti media baik
dengan mengajarkan kata dari nama media tersebut seperti suatu gambar atau
buku cerita, dengan intonasi yag jelas dan tidak terlalu cepat. Sehingga anak
mampu mendengarkan dan mencerna, dan juga mampu melatih otot syaraf dan
lidahnya.
G. Evaluasi (Follow Up)
Dari hasil langkah-langkah treatment yang telah peneliti terapkan selama 3
siklus yang dimana masing-masing siklusnya dilakukan selama 3 hari, maka
terdapat kemajuan dalam berbahasa dan pengetahuan anak, dimana pada tahap
awal, anak belum jelas dalam ber-artikulasi dan memahami makna dari sebuah
media. Seiring berjalannya waktu, dengan penerapan treatment yang sudah di
laksanakan, anak mulai mengalami peningkatan dalam kejelasan berbahasanya,
sudah mulai sedikit demi sedikit bisa mengontrol tata letak lidah dengan apa yang
ingin di sampaikannya. Untuk tindakan selanjutnya guru dan orangtua harus lebih
menstimulus dan menggali kemampuan anak.

BAB IV

11
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berbahasa tidak bisa di pisahkan dengan berbicara dan berpikir. Secara tidak
disadari, ketika orang berbicara selalu menggunakan pengetahuan bahasanya dan
pikirannya. hal tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa faktor baik itu dari dalam
maupun luar diri anak. Guru hendaknya menjadi pengarah, penyejuk,
pembimbing, dan model bagi anak agar anak mampu terampil berbicara dengan
kemampuan bahasanya.
Pengembangan berbahasa AUD di sekolah, lebih di tujukan pada keanggupan
anak menyampaikan pikiran kepada orang lain, mengembangkan pembendaharaan
kata, menangkap pembicaraan orang lain, dan keberanian untuk mengemukakan
pendapat. Metode dapat guru lakukan adalah, bercerita, permainan bahasa,
sandiwara boneka, bercakap-cakap, Tanya jawab, dramatisasi, mengucapkan syair,
bermain peran, dan karya wisata.

B. Saran
Dunia anak adalah dunia bermain, Sebagai orangtua dan guru hendaklah
memiliki pengetahuan tentang perkembangan bahasa anak dan metode
pengembangan bahasa anak. Guna mencegah terjadinya permasalahan yang tidak
terlihat. Dengan pemilihan metode yang tepat, diharapkan anak akan mampu
berbahasa secara alamiah dengan stimulasi yang telah di berikan guna
menghindari keterlambatan anak dalam berbahasa khususnya berbicara, sehingga
anak tidak mengalami kesulitan dalam menghadapi pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

12
Dworetzky P. John. 1990. Introduction to Child Development. West: Publishing
Company.

Hastuti,Sri. 1999.Bermain Sambil Belajar. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.

Jalongo,Mary Renck. 1992. Early Childhood Language Arts. Singapore: Allyn and
Bacon.

Medikbud Nomor 0486/U/92 tentang Taman Kanak-Kanak.

13
23
24

Anda mungkin juga menyukai