4 Komentar
Biososial adalah suatu pendekatan psikologi yang berusaha memahami perilaku
sosial dengan cara mengaitkan dengan gejala-gejala biologis. Menurut pendekatan
biososial (Millon, 1969) ada tiga polarisasi yang mendasari terjadinya perilaku
yaitu:
Mengejar kesenangan dan menghindari kesakitan.
Pasif (bersifat akomodasi) dan aktif memodifikasi lingkungan).
Berorientasi pada diri (self), dan berorientasi pada lingkungan (the other).
Dari polarisasi tersebut, Millon membagi jenis / tipe kepribadian menjadi delapan
bagian, yaitu :
f) Self image : otonom : memandang diri sebagai orang yang terkekang oleh
kebiasaan-kebiasaan sosial maupun kesetiaan untuk pengendalian pribadinya;
mereka menilai citra diri dan kesenangannya kearah kebebasan, dan tidak merasa
terbebani, atau terikat oleh seseorang, oleh tempat, atau tanggung jawab, kegiatan-
kegiatan rutin lainnya.
h) Morphologic : spurious : strategi coping dan pertahanan diri sangat tipis atau
transparan, perpaduan dinamika dan regulasi impuls sangat kecil, penyaluran
kebutuhan dengan pertahanan diri minimal, dengan menghilangkan konflik-konflik
internal serta dengan segera diselamatkan oleh kebanggaan diri yang dipertegas
disertai usaha yang lemah.
i) Mood / temperamen : insouciant : secara umum dicerminkan oleh sikapnya
yang kurang tertantang, dingin tanpa impresi atau optimistik tanpa didukung oleh
semangat dan usahanya, kecuali ketika kepercayaan akan narcistiknya tergoyahkan,
atau di saat marah, merasa malu atau mengalami kehampaan.
Individu dengan kepribadian histerionik ini tidak pernah puas untuk mengejar afeksi.
Perilaku sosialnya licik. Seringkali berusaha untuk menonjolkan kepercayaan dirinya,
meskipun sesungguhnya sebagai upaya untuk menyembunyikan ketakutan akan
ketahuan aslinya, sebagai individu yang ingin memperoleh penerimaan dan
pengakuan orang lain.
f) Self image : sociable: memandang diri mudah bergaul, menarik dan manis,
menggambarkan citra diri sebagai teman yang menarik dan menyenangkan serta
sibuk untuk membujuk orang lain dengan orientasi pada kehidupan sosial yang
menyenangkan.
f) Self image : merasa tidak tepat: memandang diri sebagai orang yang lemah,
mudah pecah, tidak adekuat, disertai kepercayaan diri yang lemah, dan merasa diri
tidak kompeten.
f) Self image : discontented : melihat diri sebagai orang yang tidak dipahami,
tidak dihargai, dan direndahkan oleh orang lain, menunjukkan kebencian, dan
ketidakpuasan, serta kekecewaan terhadap kehidupannya.
a) Etiologi : datang dari lingkungan keluarga yang menolak dan sering mencela.
f) Self image : alienated ; terlihat sebagai seseorang yang terisolasi dan merasa
ditolak oleh orang lain; terjadi penurunan kemampuan penilaian diri, serta
mengalami perasaan kesendirian dan kekosongan, dan terjadinya depersonalisasi.
g) Gambaran tentang objek : veatious : menggambarkan kondisi internal yang
mengalami ingatan-ingatan yang bertentangan, disertai terbatasnya kesempatan
untuk memperoleh kepuasan, serta sedikitnya kemampuan mekanisme untuk
mengalihkan kebutuhan-kebutuhannya, serta lebih dibutakan oleh impuls-impulsnya,
daripada kemampuan untuk penyelesaian konflik atau menghindari dari tekanan
eksternal.
c) Perilaku interpersonal : menjauh dari orang lain : terlihat bersikap acuh tak
acuh terhadap orang lain, dan bahkan cenderung utk menjauhkan diri dari orang
lain; jarang menampilkan respons atau perasaannya terhadap orang lain; minat
terhadap orang lain sangat minim; rendah diri, hanya sedikit memiliki relasi dengan
orang lain, termasuk dengan keluarga maupun di lingkungan kerja relasi sangat
dangkal.