DAN TABI-TABIIN
KELOMPOK 5
NAMA :
1. AMILUL HUSNAH : 11351206119
2. MAGHFIROH AINI : 11351201397
3. PEGGI FERNANDA : 11351104754
KELAS : III F
A. PENGERTIAN KETHABITAN
1. Menurut Bahasa
Dari segi bahasa, kata dhabit memiliki beberapa pengertian. Dalam kitab lisanul
Arab, Ibnu Mandzur menjelaskan :
:
,
Dhabit menurut lughat adalah orang yang mengetahui dengan baik apa yang
diriwayatkan, selalu berhati-hati, menjaga dengan sungguh-sungguh kitabnya apabila ia
meriwayatkan dari kitabnya dan mengetahui mana yang bisa membiaskan makna suatu riwayat
dari maksudnya apabila ia meriwayatkan dengan mana. Makna dhabit yaitu yang kokoh, kuat,
yang ketat, yang hafal dengan sempurna.
2.
Menurut Istilah
Dhabit menurut istilah adalah, perhatian yang penuh seorang perawi terhadap apa-apa
yang didengarnya ketika ia menerima sebuah riwayat serta memahami apa yang didengarnya itu
hingga ia menyampaikanya kepada orang lain.
Menurut Muhammad Ajaj Al-Khatib yaitu keterjagaan seorang perawi ketika menerima
hadits dan memahaminya ketika mendengar serta mengahafalnya sejak menerima sampai
menyampaikannya kepada orang lain.
Ada yang mengatakan bahwa :
Teringat kembali perawi saat penerimaan dan pemahaman suatu hadis yang ia dengar
dan hafal sejak waktu menerima hingga menyampaikannya.
Yaitu si perawi itu sadar benar apa yang didengarnya, dan dipahaminya dengan baik,
serta dihafalnya sejak ia menerima sampai ia menceritakan kembali pada orang lain.
3. Dhabit Menurut Ulama Hadits
Dhabit menurut ulama adalah:
a. Ibnu Hajar al-Asqalaniy dan al-Sahawiy, yaitu mengatakan :
Orang dhabit adalah orang yang kuat hafalannya tentang apa-apa yang didengarnya dan
mampu menyampaikan hafalanya itu kapan saja dia menghendakinya.
B. PENGERTIAN SAHABAT
Definisi Sahabat :
secara bahasa adalah masdar yang artinya
( sekumpulan atau
Penjelasannya :
- Ungkapan berjumpa
Dalam definisi di atas lebih tepat dari pada perkataan sebagian ulama yang
mendefinisikan dengan : Shahabat ialah : Setiap orang yang melihat Nabi Shallallahu
alayhi wasallam.., sebab dengan definisi seperti itu akan mengeluarkan Ibnu Ummi Maktum
dari kategori shahabat padahal dia adalah salah seorang muadzinnya Rasulullah Shallallahu
alayhi wasallam, demikian juga akan mengeluarkan orang-orang semisalnya dari kalangan
shahabat-shahabat yang buta. Mereka adalah shahabat tanpa diragukan lagi.
- Dalam keadaan beriman kepadanya
Artinya : semua orang yang pernah bertemu Nabi Shallallahu alayhi wasallam namun ia
dalam keadan kafir, maka ia bukanlah termasuk shahabat.
- Dan Meninggal dalam keadaan Islam
Artinya : semua orang yang pernah bertemu Nabi Shallallahu alayhi wasallam namun ia
meninggal dalam keadan murtad, maka ia bukanlah termasuk shahabat. Contohnya seperti :
Ubaidullah bin Jahsyi dan Ibnu Khatal.
- Meskipun diselingi dengan murtad
Artinya : ia berjumpa dengan Rasulullah Shallallahu alayhi wasallam, beriman kepada
Rasulullah Shallallahu alayhi wasallam dan meninggal dalam keadaan memeluk agama Islam
walaupun sebelum meninggal pernah diselingi murtad.
C. PENGERTIAN TABI
Tabi'I menurut bahasa yaitu pengikut. Sedangkan yang disebut "tabi'in" menurut istilah
adalah orang yang bertemu dengan sahabat dan beriman kepada Nabi saw serta meninggal dunia
dalam keadaan beriman kepada Islam.
Tentang hal ini al-Khatib al-Baghdadi mensyaratkan adanya persahabatan dengan
sahabat, jadi bukan hanya bertemu.
Para ulama' berbeda pendapat dalam memahami Tabi'in. as-Suyuthi berpendapat dalam
al-Iahnya bahwa Tabi'in dalah mereka yang berjumpa dengan sahabat yang sepuluh yang diakui
dijamin masuk surga. Al-Hakim mendefinisikan Tabi'in yaitu mereka yang mendengar Hadis dari
sahabat yang sepuluh.
E. KESIMPULAN
Dilihat dari pengertian-pengertian diatas yang menyebutkan bahwa :
Dhabit adalah keterjagaan seorang perawi ketika menerima hadits dan memahaminya
ketika mendengar serta mengahafalnya sejak menerima sampai menyampaikannya kepada orang
lain.
Dan sahabat sebagai orang yang bertemu dengan Nabi saw dalam keadaan beriman dan
meninggal dunia sebagai pemeluk Islam.
Serta Tabiin dan Tabi-Tabiin yaitu orang islam yang pernah berjumpa dengan
shahabat dan mati dengan keadaan islam pula.
Maka bias di simpulkan bahwa yang dimaksud dengan kedhobitan para sahabat, tabiin
maupun tabi-tabiin ialah seberapa besar ingatan seorang perawi (sahabat, tabiin dan tabitabiin) dalam menyampaikan sebuah hadist. Agar hadis tersebut menjadi jelas.
DAFTAR PUSTAKA :
1. http://alkautsarkalebbi.wordpress.com/2013/11/12/dhabitnya-perawi___/
2. http://kangalit.wordpress.com/2013/03/08/konsepsi-sahabat-dan-tabiin-kajian-atashadist-mursal/
3. http://najiyah1400h.wordpress.com/2008/04/25/siapakah-yang-dimaksud-denganshahabat-dan-tabiin/
4. http://sangperaihimpian.blogspot.com/2012/03/sahabat-dan-tabiin.html
5. http://mughits-sumberilmu.blogspot.com/2012/06/tabiin-dan-tabiit-tabiin.html