Anda di halaman 1dari 29

STRATEGI PERENCANAAN

PENGADAAN

RONI DWI SUSANTO


Widyaiswara Ahli Utama Kemen PPN/BAPPENAS

Jakarta, 31 Jabuari 2022


TOPIK
STRATEGI
FENOMENA PBJ PERENCANAAN
Tantangan PBJ
Pembangunan, Regulasi dan
Korupsi PBJ implemtentasi

PENUTUP
PBJ Berintegritas dan
Upaya Pencegahan
Korupsi
FENOMENA PBJ
KEGAGALAN PERENCANAAN

Pelaksanaan program/kegiatan pembangunan yang tidak mencapai


sasaran dan tujuan dapat disebabkan oleh kegagalan perencanaan→
PERENCANAAN PENGADAAN B/J PEMERINTAH BISA GAGAL

Kegagalan perencanaan dapat disebabkan, oleh antara lain:


1. Alasan politik yang lebih dominan;
2. Ketersediaan data forecasting yang tidak/kurang valid dan
terpercaya (atau bahkan tidak tersedia data)
3. Tidak melibatkan beneficiaries
4. Kurang memperhitungkan faktor non teknis dan non ekonomis
5. Seringkali belum mempertimbangkan sustainability setelah
program/kegiatan selesai.
Kaitan Perencanaan, Penganggaran, dan Pengadaan B/J(Tender Dini)
Persiapan PBJ &
Pelaksanaan
Perencanaan PBJ Persiapan Pemilihan Pemilihan Penyedia
Penyedia
Kontrak

Persetujuan Pengesahan
KUA-PPAS Pembahasan RAPBD
APBD APBD

Evaluasi
TAPD &
RPJMD RKPD Pengesahan DPA
Penyusunan
RAPBD
Peng-
Pemilihan
umum
Penyedia
an RUP
Renja Penyusunan
Renstra SKPD
SKPD RKA SKPD
Penerbitan
SPPBJ/
Rencana
Identifikasi Penetapan Penanda-
Kebutuhan Penetapan Penyusunan
Kebutuhan Cara, Jadwal, tanganan
B/J Jangka B/J RUP Persiapan PBJ
Anggaran PBJ Kontrak
Menengah
Perencanaan PBJ Persiapan Pemilihan Penyedia

Juli Agustus-September Oktober-November Desember Januari


TA berjalan TA Rencana
Permasalahan Perencanaan?
• Identifikasi kebutuhan
PERMASALAHAN PERENCANAAN PBJ
No Potensi Masalah Resiko/Dampak Penyebab Solusi Tindak Lanjut

1 Identifikasi Kebutuhan

“Kelemahan/kesalahan” Peningkatan kualitas


a • Budaya feodal/ perencanaan dan
Meningkatkan kapasitan
perencanaan dan tata Kelola.
paradigma kekuasaan perencanaan
pembenahan ortala
B/J tidak sesuai kebutuhan: • Rendahnya disiplin
Tidak didasarkan pada • Tdkbermanfaat perencanaan, komitmen,
b
perencanaan/kajian • Penggunaan tdk optimal konsistensi. • Menyusun rencana
• Biaya OP tinggi • Kelemahan tataKelola • Menjabarkan Renstra/
kebutuhan B/J Jangka
• Rendahnya kompetensi Renja ke dalam
Menengah
Contoh: Rencana Kebutuhan
Ketidakjelasan kebutuhan vs • Melakukan FS, BCA, dsb.
c - Membangun Pelabuhan OK→ • Melakukankajian
keinginan
infrastruktur pendukung lainnya • Konsultasi Publik
belum siap
- Membangun Pasar tapi tidak
diminati
- Membangun Monumen tidak untuk
rakyat
- Membangun masjid untuk legacy
- Pemanfaatan asset setelah
selesainya event
Belum ada standarisasi • Kesadaran rendah, Standarisasi/penyamaa
• Pemborosan/inefisiensi Menyusun dan menerapkan
d barang/jasa sesuai kebutuhan • Menyulitkan integrasi sistem
wawasan terbatas n/penyetaraan
standar barang
• Ego (individu, sector) spesifikasi
Permasalahan Perencanaan?
• Identifikasi
kebutuhan
• Penetapan
Barang/Jasa
lanjutan
No Potensi Masalah Resiko/Dampak Penyebab Solusi Tindak Lanjut

2 Penetapan Barang/Jasa
• Pemanfaatan BMN tidak • Ketidakcermatan
Penguatan
a Tidak mempertimbangkan inventory BMN optimal • Pengelolaan BMN Integrasi sistem
pengelolaan BMN
• Pemborosan SumberDaya belum baik

Kesulitan menetapkan kualifi • RevisiPOK


Pengelompokan barang/jasa tidak tepat (JK kasi penyedia, rancangan kon • Ketidakcermatan • Konsultasi,
b Konsultasi, Bimtek,
vs JL, B vs. PK) trak,dan pencairan anggaran • Kompetensirendah supervisi

• Tujuan PBJ tidaktercapai


KAK/Spesifikasi teknis kurang jelas atau • Vestedinterest Survei pasar
• B/J tidak sesuaikebutuhan
sebaliknya terlalu rinci, mengarah pada • Kompetensirendah (supply side) Melaksanakan survei pasar
c • Kemahalan/monopoli
merek/penyedia tertentu, tidak sesuai • Tidak dilakukan Survei pengguna dan kebutuhan pengguna
• Permasalahanhukum
dengan kebutuhan pengguna, dsb. survei pengguna (demand side)
• Ketidakpercayaan publik

d Pemaketan :
1) Memecah paket untuk menghindari • Harga tdkkompetitif • Konsolidasi
tender • Inefisiensi • Konsolidasi • Probity audit & advice
• Tdk mendorong UMKM • Vestedinterest • Pengawasan • Pembinaan pelakuusaha
tumbuh berkembang • Salahpersepsi (probity audit) • Pembinaanintegritas
2) Pemaketan tidak optimal/ekonomis • Resiko kegagalantinggi • Pengawasan masyarakat

3) Judul paket tidak sesuai dengan B/J yang • Perubahan judul


dibutuhkan/dihasilkan • Salah kode rekening(MAK) paket
• Ketidakcermatan
• Kesulitan dlm pelaporandan • Revisi POK
• Kompetensirendah • Penguatan
pengelolaan BMN
evaluasi RKA

• Menyulitkan pengolahan
• SosialisasiKBKI
data, analisis belanja, • Kurangsosialisasi Pembayaran dikaitkan dgn
4) Paket tidak dilengkapi kode KBKI perencanaan dan strategi • Paksaan melalui
• Belumdiwajibkan kode KBKI
sistem
pengadaan
Permasalahan Perencanaan?
• Identifikasi kebutuhan
• Penetapan Barang/Jasa
• Cara Pengadaan
• Jadwal pengadaan
lanjutan
No Potensi Masalah Resiko/Dampak Penyebab Solusi Tindak Lanjut
3 Cara Pengadaan Barang/Jasa
Keliru memilih cara pengadaan Pelaksanaan terhambat Pemahaman terbatas Koreksi/perbaiki
4 Jadwal Pengadaan Barang/Jasa
Pelaksanaan
Pembebasan tanah, perencanaan, dan • Pekerjaan konstruksi konstruksi tidak dalam Pembebasan lahan
1 pelaksanaan konstruksi dalam tahun yang tidak terlaksana/tidak Kelemahan perencanaan satu tahun yang sama dan Perencanaan
sama selesai. dg perencanaan dan dilaksanakan T-1
pembebasan tanah
2 Pekerjaan yang membutuhkan waktu Persetujuan Kegiatan
Persetujuan kegiatan
penyelesaian lebih dari 12 bulan tidak • Berpotensi masalah Tahun Jamak masuk di
tahun jamak
menggunakan tahun jamak adm/ hukum Kelemahan perencanaan dalam kesepakatan
bersamaan dg
• Kegiatan terhambat APBD antara DPRD
pembahasan RAPBD
dan Kepda
3 Jadwal tidak realistik (tidak mem • Pekerjaan tidak selesai • Juklak/juknisterlambat Membangun • Advokasi (lobby,
pertimbangkan kompleksitas pekerjaan • Pengadaan gagal • Tekananpolitik kesepahaman dg sosialisasi, FGD,
dan/atau dipaksakan. dilaksanakan • Ambisius pejabat politik dsb)
4 Jadwal PBJ tidak memperhitungkan musim, • Tujuan tidaktercapai • Kurangkompeten Peningkatan kompe- • Pelatihan
dsb. • B/J tidakbermanfaat • Perubahan iklim tensi perencanaan • Koordinasi
5 Jadwal pelaksanaan tidak selaras/sinergis • Tujuan tidak tercapai • Koordinasi lemah • Meningkatkan • Membentuk Tim/
dengan kegiatan terkait. • Berpotensi rugi • Network planning lemah koordinasi Gugus Tugas/PMO
• Komitmen rendah/ ego
sektor
Perencanaan Pengadaan Halaman -
Perencanaan Pengadaan Halaman -
Perencanaan Pengadaan Halaman -
TANTANGAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
❑ Mewujudkan sinkronisasi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi, dan pengendalian proses
pembangunan secara efektif.
❑ Memperkuat kapasitas perencanaan tingkat nasional, propinsi, dan kabupaten/kota.
❑ Meningkatkan efektivitas perencanaan dan pembangunan melalui pemanfaatan kemajuan ICT.
❑ Memastikan pembiayaan pembangunan, khususnya bagi program-program prioritas nasional dan dana persiapan proyek,
baik yang melalui Rupiah murni maupun pinjaman luar negeri.
❑ Meningkatkan kerjasama bilateral dan multilateral yang efektif dan efisien untuk pembiayaan pembangunan.
❑ Mewujudkan skema Kerjasama Pemerintah Swasta untuk mempercepat pembangunan infrastruktur.
❑ Memastikan kesiapan proyek-proyek infrastruktur sekurang-kurangnya satu tahun sebelum pelaksanaan, termasuk standar
teknis, biaya, dan lainnya untuk menjaga kualitas perencanaan pembangunan.
❑ Membangun kapasitas rancang bangun nasional, antara lain dengan pemberdayaan Zeni/ TNI/ BPPT dan mendorong
tumbuhnya konsultan dalam negeri yang kompetitif.
❑ Menjaga kesinambungan perencanaan dan pembangunan infrastruktur.
❑ Mengantisipasi perlambatan ekonomi dengan memprioritaskan anggaran 2016 untuk kegiatan yang mendukung penciptaan
lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.
❑ Meningkatkan efektivitas sistem pengadaan barang/jasa pemerintah yang modern dan dapat menjawab kebutuhan
pengadaan barang dan jasa baik di pusat maupun daerah.
❑ Memastikan pelaksanaan pembangunan sesuai standar mutu yang tinggi.
❑ Mewujudkan regulasi yang efektif dan sinergis.
PENUTUP
Berbagai
permasalahan
akuntabilitas dan
transparansi selalu
mengiringi
pelaksanaan proses
pengadaan barang
dan jasa
MANAJEMEN PENGADAAN
PASAR TIDAK TERBUKA LEMAH
• Kolusi Vertikal (PA/KPA, PPK, Panitia • Sistem Pengorganisasian Pengadaan yang
Pengadaan-Penyedia); Lemah;
• Kolusi Horizontal (Arisan antar Penyedia); • Perencanaan Pengadaan Tidak Matang
• Monopoli & Premanisme; • Kurangnya Kompetensi SDM;
• Kurangnya Akses Publik ke Pasar Pengadaan • Kurangnya Penghargaan;
• Integritas yang Lemah;
• Tidak Fokus (Pekerjaan Sampingan)
PROBLEMATIKA
KORUPSI DALAM
PBJ

BELUM GOVERNANCE KASUS TPK


• PA/KPA, PPK, dan Panitia Pengadaan tidak • Suap-Menyuap;
Transparan & Akuntabel; • Kick Back;
• Penyalahgunaan Wewenang; • Menyalahi Prosedur;
• Pengawasan Lemah; • Mark-up Harga;
• Tidak Efisien (Pemborosan) • Pengaturan Tender;
• Kerugian Negara;
• Fiktif
MODUS KORUPSI DALAM PBJ

Perencanaan - Persiapan Proses Serah Terima dan


PBJP Pembayaran

Proses Perencanaan Anggaran Pelaksanaan PBJP Proses Pengawasan dan


▪ Proyek/Paket sudah dijual terlebih dahulu kepada ▪ Pengumuman terbatas. Pertanggung jawaban
vendor sebelum anggaran disetujui atau disahkan. ▪ Manipulasi pemilihan pemenang.
▪ Pengadaan tidak sesuai dengan kebutuhan (rekayasa ▪ Manipulasi dokumen lelang. ▪ Suap untuk menghilangkan temuan
dokumen). ▪ HPS dan spek teknis dibuat oleh vendor. audit.
▪ Persekongkolan antara DPR, pihak K/L (KPA), dan ▪ Mark up harga. ▪ Suap untuk meringankan hukuman.
Vendor. ▪ Suap kepada pihak-pihak terkait.
▪ HPS dan spek teknis dibuat oleh vendor. ▪ Persekongkolan KPA, PPK, Pokja ULP/Pimpro, PPHP,
▪ Mark up harga. Bendahara.
▪ Suap kepada pihak-pihak terkait. ▪ Manipulasi dokumen serah terima.
▪ Manipulasi pemilihan pemenang.
SUAP, GRATIFIKASI DAN PEMERASAN

Meminta
dengan
Paksaan
Transaksional,
Ada Meeting of
Mind

• Tidak ada Meeting of


Mind
• Tidak perlu transaksional
• Niat jahat belum ada saat
penerimaan, namun ada
jika tidak dilaporkan
setelah 30 hari kerja
PBJ BERINTEGRITAS (SIAPAPUN-KAPANPUN-DIMANAPUN)

Barang atau jasa yang diadakan harus bermanfaat sesuai


01 peruntukannya atau harus efektif;

Pangadaan barang atau jasa harus menggunakan


02 sumber daya yang efisien;

Para pelaksana harus memiliki kompetensi yang


03 dibutuhkan;

04 Para pelaksana harus mematuhi peraturan yang berlaku.


UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI PADA PBJ
Independensi kelembagaan dan
SDM pelaksana pengadaan barang dan 1
jasa
5 Sentralisasi pengadaan barang dan jasa

Optimalisasi whistleblowing system 2


Integrasi perencanaan dan
6 penganggaran

Optimalisasi vendor management


system 3
Optimalisasi peran APIP sejak perencanaan
7 program dan anggaran hingga
evaluasi/audit kemanfaatan barang/jasa

Standarisasi kualitas barang/jasa


dan harga 4
Pengadaan Barang/Jasa pemerintah dan interaksi antara para pihak dalam
penentuan penyedia Barang/Jasa bersifat transaksional. Potensi konflik
kepentingan (Conflict of Interest) yang sangat tinggi. COI yang tinggi berkorelasi
positif dengan potensi korupsi.
Tips : 5 NO
No Bribery – Menolak Suap
No Kickback – Tidak boleh ada komisi, tanda terima kasih baik dalam
bentuk uang dan dalam bentuk lainnya/Menolak menerima fee dari rekanan.
No Gift – Menolak menerima gratifikasi /hadiah yg tidak patut/ tidak wajar
No luxurious hospitality – Menolak penyambutan fasiltas dinas yang
terlalu mewah.
No luxurious Lifestyle – Tidak bergaya hidup mewah
"Kalau ada niat
buruk korupsi, ada
mens reanya ya
harus ditindak,
silakan digigit saja,"
Presiden RI Jokowi pada amanat upacara Hari
Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-74 di
Istana Negara, Jakarta, Rabu (1/7/2020).
28
Akhir Presentasi

Terima Kasih
Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (BAPPENAS)
Jl. Taman Suropati No. 2 Jakarta 10310
Telp: (021) 3101-988
www.bappenas.go.id
Kementerian PPN/Bappenas
@bappenas
Bappenas RI

Anda mungkin juga menyukai