Anda di halaman 1dari 155

MANAJEMEN OLAHRAGA

PKO 205 SEMESTER VI

OLEH
FAUZI, M.Si
Menurut James Stoner: Manajemen adalah
proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan uasaha-
usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya lain yang ada
dalam organisasi guna mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
PERBEDAAN MANAJER & PEMIMPIN
MANAJER PEMIMPIN
• Melakukan Sesuatu Dengan • Melakukan Sesuatu Yang
Benar Benar
• Berurusan Dengan • Berurusan Dengan Inovasi
Ketatalaksanaan Atau Atau Perubahan
Ketertiban
• Memelihara Apa Yang Ada • Berusaha Melakukan
Dengan Sebaik-baiknya Pengembangan
• Berorientasi Pada • Berorientasi Pada Manusia,
Sistem/Peraturan/Formalitas Non Formal/Personal
• Berkaitan dg. Tugas Jangka • Berkaitan Dg. Tugas Jangka
Pendek & Operasional Panjang Dan Strategis
• Dalam Melaks. Tugas Cukup • Dalam Bekerja
Bertanya Bagaimana Mempertanyakan Apa Dan
Mengapa Dilakukan
PERBEDAAN MANAJER & PEMIMPIN

MANAJER PEMIMPIN
 Menegakkan Aturan  Membangun Komitmen
 Menjamin Terlaksananya  Menjamin Terlaksananya

Pekerjaan dg. Pengendalian Pekerjaan dg.


Pemberdayaan
 Mengurusi Kompleksitas  Mengurusi Perubahan

 Membuat Perencanaan dan  Menetapkan Terlebih


Menyusun Anggaran Dahulu Arah Yang Akan
Dituju
 Merealisasi Rencana  Menyamakan Tujuan/Arah

Dengan Mengorganisir dan Yang Akan Dituju Dengan


Menyusun Anggota Stafnya Orang Yang Dipimpinnya
PERKEMBANGAN GENERASI MA
NAJEMEN
 Manajemen Pra Personalia
 Manajemen Personalia
 Manajemen Sumber Daya Manusia
 Manajemen Strategik SDM
 Manajemen Perangkat Otak
KETERKAITAN ANTARA ADMINISTRASI, MANAJEMEN
DAN KEPEMIMPINAN (Sondang P. Siagian, 1989)

ADMINISTRATI
ON

MANAGEMEN
T

LEADERSHIP
HM

HUMAN RELATION
FUNGSI-FUNGSI
MANAJEMEN (H. FAYOL)

• Perencanaan (Planning)
• Pengorganisasian (Organizing)
• Pemberian komando (Commanding)
• Pengkoordinasian (Coordinating)
• Pengawasan (Controlling)
PENGANTAR

• DIFINISI MANAJEMEN
• Perbedaan Manajer Manajemen
• Perkembangan Generasi Manajemen
• Abad 21 dan Pemimpin

• Fungsi-Fungsi Manajemen
• Manajemen Diri Untuk Berprestasi
DIFINISI MANAJEMEN
1. Menurut Encyclipedia Social Science:
Manajemen adalah proses pelaksanaan
pencapaian tujuan tertentu yang
diselenggarakan dengan pengawasan.

2. Menurut George Terry: Manajemen adalah


pencapaian tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya, dengan mempergunakan
bantuan orang lain.
3. Menurut L.A. Appley: Manajemen adalah
kehlian untuk menggerakkan orang
melakukan sesuatu pekerjaan.

4. Menurut M.P. Follet: Manajemen adalah seni


menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

5. Menurut James Stoner: Manajemen adalah


proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan uasaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya lain yang ada dalam organisasi
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
6. Menurut L. Gulick: Manajemen adalah ilmu
pengetahuan yang menjelaskan mengapa
dan bagaimana manusia bekerja bersama
untuk mencapai tujuan dan bagaimana
sistem kerjasama yang lebih bermanfaat bagi
kemanusiaan.

7. Menurut Prof. Drs. P.I. Oey Liang Lee:


Manajemen adalah seni dan ilmu
perencanaan, pengorganisasian, dan
pengontrolan terhadap manusia dan barang-
barang untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.
PERBEDAAN MANAJER & PEMIMPIN
MANAJER PEMIMPIN
• Melakukan Sesuatu Dengan • Melakukan Sesuatu Yang
Benar Benar
• Berurusan Dengan • Berurusan Dengan Inovasi
Ketatalaksanaan Atau Atau Perubahan
Ketertiban
• Memelihara Apa Yang Ada • Berusaha Melakukan
Dengan Sebaik-baiknya Pengembangan
• Berorientasi Pada • Berorientasi Pada Manusia,
Sistem/Peraturan/Formalitas Non Formal/Personal
• Berkaitan dg. Tugas Jangka • Berkaitan Dg. Tugas Jangka
Pendek & Operasional Panjang Dan Strategis
• Dalam Melaks. Tugas Cukup • Dalam Bekerja
Bertanya Bagaimana Mempertanyakan Apa Dan
Mengapa Dilakukan
PERBEDAAN MANAJER & PEMIMPIN

MANAJER PEMIMPIN
 Menegakkan Aturan  Membangun Komitmen
 Menjamin Terlaksananya  Menjamin Terlaksananya

Pekerjaan dg. Pengendalian Pekerjaan dg.


Pemberdayaan
 Mengurusi Kompleksitas  Mengurusi Perubahan

 Membuat Perencanaan dan  Menetapkan Terlebih


Menyusun Anggaran Dahulu Arah Yang Akan
Dituju
 Merealisasi Rencana  Menyamakan Tujuan/Arah

Dengan Mengorganisir dan Yang Akan Dituju Dengan


Menyusun Anggota Stafnya Orang Yang Dipimpinnya
PERKEMBANGAN GENERASI M
ANAJEMEN
 Manajemen Pra Personalia

 Manajemen Personalia

 Manajemen Sumber Daya Manusia

 Manajemen Strategik SDM

 Manajemen Perangkat Otak


MANAJEMEN PRA PERSONALIA
(Berlangsung Akhir 1800 s.d. awal 1900 an)
 Organisasi sangat sederhana.
 Belum dikenal kebutuhan mengelola SDM.
 Titik berat kegiatan pada produksi.
 Manusia sebagai faktor produksi = mesin.
 Manajer organisasi/perusahaan adalah
pemilik.
 Belum ada proses : mencari, menyeleksi,
penempatan, mutasi, pemberhentian,
semuanya dilakukan pemilik (informal).
MANAJEMEN PERSONALIA
(1940-an s.d. 1950-an)
 Dimulai munculnya Serikat Buruh : 1902.
 Mulai ada pendidikan karyawan
 1917 di USA berdiri Asosiasi Manajemen Personalia
lebih dari 1000 perusahaan.
 Pandangan baru : Manusia adalah “Neurophysio-
logical Machine” (mesin berperasaan). Mesin jika tidak
terpakai dibuang, manusia tidak.
 Mulai ada aturan hak & kewajiban buruh & majikan
 Sudah ada analisis jabatan, seleksi, pelatihan, dsb.
 Peran utama manager personalia : penyelesaian
perselisihan buruh, latar belakang pendidikan
bidang hukum, terutama hukum perburuhan.
MANAJEMEN SDM
(1960-an s.d. 1970-an)
• Ilmu psikologi berkembang pesat, puncaknya
dekade 1960-an => Revolusi Kognitif.
• Peran Kognitif meningkatkan semangat kerja
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
• Manusia dari faktor psikologi berkembang
menjadi sumber daya organisasi/
perusahaan.
• Manajer personalia orang yang berlatar
belakang pendidikan psikologi.
MANAJEMEN STRATEGIK
SUMBER DAYA MANUSIA
• Muncul generasi ke-4 ditandai dg.
diperkenalkannya Strategik Manajemen.
• Ada Perencanaan Strategik (jangka pendek,
menengah, panjang).
• Muncul pemasaran strategik.
• Karyawan dilihat sebagai salah satu stake
holder internal yang harus diperhatikan
organisasi/perusahaan.
• Stakeholder eksternal sangat berpengaruh
(pemerintah, pers, kelompok khusus yang
berkepentingan).
MANAJEMEN STRATEGIK
SUMBER DAYA MANUSIA
• Muncul Undang-Undang Perlindungan
Konsumen (Lembaga Konsumen).
• Perencanaan SDM memprediksi kualifikasi /
kompetensi demi masa depan sesuai visi.
• Pembagian tugas (Job Description) diganti
Pembagian peran (Job Role).
• Sistem penilaian kinerja individual diganti
dengan evaluasi proses.
• Kerja individual (Individual Job) diganti kerja
sama tim (Teamwork) sbg. tiang utama prsh.
MANAJEMEN PERANGKAT
OTAK
 Dasar konsep pengelolaan manusia scr. utuh
 Cara meningkatkan daya saing di era global.
 Mind, body, & emotion saling mempengaruhi.
 Tiap unsur dpt. menduduki posisi sentral dlm.
mengendalikan 2 unsur yang lain.
 Manusia memiliki budaya belajar, yang tidak
dimiliki oleh makhluk lain.
 Dlm. Olahraga : atlet & pelatih yg memp. mind,
body, & emotion yg. matang akan lebih unggul.
 Mind, body, & emotion dapat dikembangkan
bila budaya belajar selalu ditumbuhkan.
PERBEDAAN MANAJEMEN
ABAD 20 DENGAN ABAD 21
FAKTOR ABAD 20 ABAD 21
•Perubahan •Stabil, terprediksi •Diskontinyu
•Ukuran •Skala •Kecepatan
•Kepemimpinan •Dari atas •Dari setiap ruang
•Organisasi •Tegar •Fleksibel permanen
•Kontrol •Hirarki •Nilai dan visi
•Informasi •Dijaga •Disebarkan
•Analisis •Kuantitatif •Kreasi dan intuisi
•Kebutuhan •Kepastian •Toleransi
•Respon •Reaktif •Proaktif
•Resiko •Menolak •Kewirausahaan
•Koperasi •Saling bebas •Saling tergantung
•Integrasi •Vertical •Maya
•Fokus •Internal •Lingkungan Pesaing
•Keunggulan •Bersaing •Penemuan kembali
•Pasar •Hari ini •Masa depan / VBNET
FUNGSI-FUNGSI
MANAJEMEN (H. FAYOL)

• Perencanaan (Planning)
• Pengorganisasian (Organizing)
• Pemberian komando (commanding)
• Pengkoordinasian (coordinating)
• Pengawasan (Controlling)
FUNGSI-FUNGSI
MANAJEMEN (L. GULICK)
• Perencanaan
• Pengorganisasian
• Penyusunan Pegawai
• Pengarahan
• Pengkoordinasian
• Pembuatan Laporan
• Pengawasan
FUNGSI-FUNGSI
MANAJEMEN (G. TERRY)
• PERENCANAAN
• PENGORGANISASIAN
• PELAKSANAAN
• PENGAWASAN
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
(PROF. OEY LIANG LEE)

• PERENCANAAN
• PENGORGANISASIAN
• PENGARAHAN
• PENGKOORDINASIAN
• PENGAWASAN
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
(JAMES STONER)
• PERENCANAAN
• PENGORGANISASIAQN
• MEMIMPIN
• PENGAWASAN
PLANNING (PERENCANAAN)
JENIS RENCANA
• Menurut Jangka Waktu
1. Rencana Jangka Pendek (1 tahun atau kurang)
2. Rencana Jangka Menengah (1th s.d. kurang dr. 3th.)
3. Rencana Jangka Panjang (4 th atau lebih)

• Menurut Fungsi / Bidang


1. Rencana Bidang Pembinaan
2. Rencana Bidang Organisasi
3. Rencana Bidang Litbang
4. Rencana Bidang Usaha Dan Dana

• Menurut Ruang Lingkup


1. Rencana Intra Lembaga
2. Rencana Antar Lembaga
3. Rencana Menyeluruh

• Menurut Tingkatannya (hirarki)


1. Rencana Tingkat Klub
2. Rencana Tingkat Peng Kab/Kot
3. Rencana Tingkat PengProv.
4. Rencana Tingkat PB / PP.
MANAJ. ABAD 21
PERKENB.
GENERASI
FUNGSI2 MANAJ. DIFINI MANAJ.
SI PERBEDAA
N
MANAJ. DIRI MANAJER
&
PENGANTA PEMIMPIN
R
PENGANTA
VISI DAN
R MANAJEMEN OLAHRAGA MISI

POLA KERJA MANAJ. OR


SAMA & ORG.&LEMB PRSTASI
JAR.INF AGA
KEOLAHRAG
AAN
PLANNING
UNTUK MENYUSUN SUATU RENCANA HARUS
DAPAT MENJAWAB PERTANYAAN SBB:

 Tindakan apa yang harus dikerjakan ?


 Apa alasan tindakan itu ?
 Kapan tindakan harus dikerjakan ?
 Siapa yang harus mengerjakan ?
 Bagaimana melaksanakannya?
TIGA “P” DALAM
PLANNING
• P1: Pemikiran strategis mengarah pada:

PERSPEKTIF
• P2: Perencanaan jangka panjang mengarah pada:

POSISI
• P3: Perencanaan taktis mengarah pada:
PERFOMA
ORGANIZING
ORGANIZING
• Hubungan tingkah laku efektif di antara orang-orang
yang bekerja sama untuk memperoleh kepuasan
pribadi dalam tugas-tugas untuk mencapai tujuan
organisasi

• Pengelompokan kegiatan, struktur organisasi,


fungsi setiap bagian, menetapkan kedudukan dan
wewenang, menetapkan staf/personil, job deskripsi,
dan hubungan antar bagian dalam mencapai tujuan.
BUDGETING
BUDGETING
• Budgeting adalah rencana kebutuhan
dana dan sumber dana untuk membiayai
program kegiatan organisasi yang sudah
ditetapkan.

• Ada dua macam kebutuhan dana untuk


kegiatan organisasi:
a. Dana overhead
b. Dana variabel
ACTUATING
ACTUATING
 Usaha mendorong anggota organisasi agar
mau bekerja dengan ikhlas dan sebaik
mungkin, demi mencapai tujuan organisasi
secara efisien, efektif, dan ekonomis.

 Actuating termasuk fungsi: commanding,


directing, dan motivating
CONTROLLING
CONTROLLING
• Mengevaluasi proses, evaluasi kerja, dan
tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan
sesuai rencana

• Bila fungsi manajemen sebelumnya


(planning, organizing, budgeting dan
actuating) dilaksanakan dengan sempurna
maka tidak banyak yang harus dikerjakan
oleh fungsi controlling.
ADMINISTRASI, MANAJEMEN &
LEADERSHIP
• Sering digunakan dlm pengertian yg sama
• Beberapa literatur membedakan antara
admnistrasi dan manajemen
• Dalam Sport Administration Manual Leadership
mempunyai dua bidang kegiatan:
a. Administrasi yang meliputi ide, teori &
policy making
b. Manajemen berkaitan dengan orang-orang
dalam pelaksanaan kebijakan
ADMINISTRATION MANAGEMENT
POLICY
Philosoph MAKING
Mobilizin
y g

Planning Managing

Social POLICY Monitorin


IMPLEMENTATI
Values ON g
KETERKAITAN ANTARA ADMINISTRASI, MANAJEMEN
DAN KEPEMIMPINAN (Sondang P. Siagian, 1989)

ADMINISTRATI
ON

MANAGEMEN
T

LEADERSHIP
HM

HUMAN RELATION
11 KOMANDO UNTUK
ABAD 21
NO KOMANDO
1 • CIPTAKAN KEUNGGULAN BERSAING
2 • INOVASI ATAU MATI
3 • MANFAATKAN ASET TERSEMBUNYI
4 • UTAMAKAN AKSI DAN KECEPATAN
5 • PROAKTIF
6 • PATAHKAN PENGHALANG
7 • GUNAKAN SEMUA KETERAMPILAN
8 • GUNAKAN PERSPEKTIF GLOBAL
9 • MULAI REVOLUSI EKONOMI INDUSTRI
10 • BUAT ORGANISASAI RELIGI
11 • BANGUN KINERJA STRATEGIS
BEBERAPA PEMIKIRAN
ABAD 21
PEMIKIR VISI
• Charles Hendy • Temukanlah Rasa Dalam Ketidak Pastian
• Gary Hamel • Buatlah Temuan-Temuan Ulang
• Eli Goldart • Fokuskanlah Pada Hambatan
• Michael Hammer • Organisasi Sederhana
• Warren Bennis • Jadilah Pemimpin Dari Pemimpin
• Michael Porter • The Real Meaning Of Technology
• Stephen Covey • Percaya Pada Potensi Manusia
• Jhon Naisbitt • Mulailah Menengok Asia
• Lester Thurow • Kompetisi Dalam Dirinya Sendiri
• Jhon Kotter • Budaya Adalah Pengungkit
• Alries &Jack Trout • Marketing Yang Baik Adalah Lebih Essensial
• Peter Senge • Jabarkan Dari Suatu Sistem
Jaga kesehatan Bangun keseim
&kebugaran bangan IQ, EQ,
(1) AQ,SQ & UI

Fokus pada Tingkatkan


pengembangan EQ, AQ, SQ
kekuatan Bangun Visi IQ & UI
(1) Optimalkan
&Misi Jauh (3)
kerja otak
kedepan
(3)
(3)
JAGA KESEHATAN DAN
KEBUGARAN

 Pola makan teratur & berkualitas


 Olahraga kontinyu & teratur

 Hindari rokok, Miras & Narkoba

 Kelola emosi dan stress

 Sadar lingkungan yg bersih &

kondusif
FOKUS PADA PENGEMBANGAN
KEKUATAN

Penelitian di USA thdp. 2 jt.or. Sukses.


Kunci prestasi => Pengembangan
Pada Kekuatan Diri
• Sadari setiap orang memiliki potensi
• Kenali potensi diri / bakat diri
• Kembangkan bakat secara optimal
• Hindari pemborosan waktu hanya
untuk mengurangi kelemahan
OPTIMALISASI FUNGSI OTAK

Otak = HW 2 dominasi 60%


Pikiran = SW 3 dominasi 30%
Pc. Ind. = KB
1 dominasi 7%
Perkata. = OP
Tindak. = OP
4 dominasi 3%
Sikap = OP

DUNIA KERJA KESUKSESAN HIDUP


Akademik : 40% Rapor (IQ) : 4%
Non Akad. : 60% Q yang lain : 96%

Pemanfaatan : 4 – 5% = Pend. Tradisional


: 6% = Jenius
Pembelajaran Otak Kanan dan Kiri

Sistem Pelatihan Olahraga harus menciptakan model


pengembangan untuk kedua belahan otak kiri dan
kanan
OPTIMALISASI OTAK

 Menggunakan seluruh bagian otak


bersama-sama

 Melibatkan sebanyak mungkin indra

 Penggunaan berbagai media (misal:


multimedia)
MULTI KECERDASAN
(Rose C; Nicholl M.J., 2003)
 KECERDASAN LINGUISTIK (BAHASA)
 KECERDASAN LOGIS - MATEMATIS
 KECERDASAN VISUAL – SPASIAL
 KECERDASAN MUSIKAL
 KECERDASAN KINESTETIK – TUBUH
 KECERDASAN INTERPERSONAL
(SOSIAL)
 KECERDASAN INTRAPERSONAL
 KECERDASAN NATURALIS
KECERDASAN LINGUISTIK
Kemampuan membaca, menulis dan berkomu
nikasi dg kata-kata atau bahasa, seperti; penu
lis, jurnalis, orator dan pelawak.
contoh: Abraham Linccoln, Sir Winston Churchill

KECERDASAN LOGIS MATEMATIS


Kemampuan berpikir menalar dan menghi
tung, berpikir logis dan sistematis seperti;
Insinyur, ekonom, akuntan, detektif, dan
para anggota profesi hukum.
contoh: Albert Enstein, John Dewey
KECERDASAN VISUAL-SPASIAL
Kemampuan berpikir menggunakan gambar,
memvisualisasikan hasil masa depan, seperti;
arsitek, seniman, pemahat, pelaut, fotografer
dan perencana strategis.
contoh: Picasso, Colombus.

KECERDASAM MUSIKAL
KEMAMPUAN MENCIPTA ATAU MENGGUBAH MUSIK
BERNYANYI DG BAIK, MEMAHAMI DAN
MENGAPRESIASI MUSIK, MENJAGA RITME, SEPERTI
MUSISI, KOMPOSER, DAN PEREKAYASA REKAMAN.
CONTOH: Mozart, Leonard Bernstein
KECERDASAN KINESTETIK TUBUH

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN TUBUH SECARA TERAMPIL


UNTUK MEMECAHKAN MASALAH, MENCIPTAKAN PRODUK ATAU
MENGEMUKAKAN GAGASAN DAN EMOSI, SEPERTI; ATLET,
PENARI, AKTOR, AHLI BANGUNAN KONSTRUKSI, AHLI BEDAH.
CONTOH: Charlie Chaplin, Michael Jordan.

KECERDEASAN INTERPERSONAL (SOSIAL)

KEMAMPUAN BEKERJA SECARA EFEKTIF DG ORANG LAIN,


BERHUBUNGAN DG ORANG LAIN, MEMILIKI EMPATI DAN
PENGERTIAN, MEMPERHATIKAN MOTIVASI DAN TUJUAN ORANG
LAIN SEPERTI; GURU YG BAIK, POLITISI, PENYEMBUH, PEMUKA
AGAMA.
Contoh: Mahatma Gandhi, Mother Teresa.
KECERDASAN INTRAPERSONAL
KEMAMPUAN MENGANALISIS DIRI DAN
MAMPU MERENUNG DALAM KESUNYIAN DAN
MENILAI PRESTASI SEORANG DAN PERASAAN
TERDALAMNYA, MENGENAL BENAR-BENAR
DIRI SENDIRI SEPERTI; FILSOF, PENYULUH,
PEMBIMBING.
CONTOH: S. Freud, Plato, Eleanor Roosevelt.

KECERDASAN NATURALIS
KEMAMPUAN MENGENAL FLORA DAN FAUNA
MELAKUKAN PEMILAHAN RUNTUT DALAM DU
NIA KEALAMAN SEPERTI; AHLI BOTANI, PEMBURU,
KONSERVASI BIOLOGI, AHLI LINGKUNGAN HIDUP.
contoh: Charles Darwin, E.O. Wilson.
KITA BELAJAR
 10% dari apa yang kita baca
 20% dari apa yang kita dengar
 30% dari apa yang kita lihat
 50% dari apa yang kita lihat dan dengar
 70% dari apa yang kita katakan
 90% dari apa yang kita katakan dan
lakukan

Revolusi Cara Belajar: Vernon A.


Magnesen
ANAK BELAJAR DARI KEHIDUPANNYA (1)

 Jika anak dibesarkan dg celaan, ia belajar memaki


 Jika anak dibesarkan dg permusuhan, ia belajar berkelahi
 Jika anak dibesarkan dg ketakutan, ia belajar gelisah
 Jika anak dibesarkan dg rasa iba, ia belajar menyesali diri
 Jika anak dibesarkan dg olok – olok, ia belajar rendah diri
 Jika anak dibesarkan dg iri hati, ia belajar kedengkian
 Jika anak dibesarkan dg dipemalukan, ia belajar rasa
bersalah
 Jika anak dibesarkan dg dorongan, ia belajar percaya diri
 Jika anak dibesarkan dg toleransi, ia belajar menahan diri
ANAK BELAJAR DARI KEHIDUPANNYA (2)
Jika anak dibesarkan dg pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dg dukungan, ia belajar menyenangi
diri
Jika anak dibesarkan dg pengakuan, ia belajar mengenali
tujuan
Jika anak dibasarkan dg berbagi, ia belajar kedermawanan
Jika anak dibesarkan dg kejujuran & keterbukaan, ia belajar
kebenaran & keadilan
Jika anak dibesarkan dg rasa aman, ia belajar menaruh
kepercayaan
Jika anak dibesarkan dg persahabatan, ia belajar
menemukan cinta dalam kehidupan
Jika anak dibesarkan dg ketentraman, ia belajar berdamai
Revolusi belajar: Dorothy Law Nolte
dg pikiran
BANGUN VISI & MISI JAUH KE
DEPAN
VISI: Adalah kemampuan imajinatif untuk melihat peluang
dan mampu menggambarkan apa yang akan
terjadi
di masa depan (wawasan & cita-cita).
Visi: Adalah gambaran masa depan yang lebih baik

NILAI SUATU VISI:


• Memberikan arah, memberikan inspirasi
• Membuat suatu pekerjaan menyenangkan
• Memberi nilai tambah bagi pekerjaan
• Mampu meramalkan masa depan anda
• Memberi motivasi yang tinggi
• Makin luas VISI seseorang, makin besar pula
potensinya
PENGHAMBAT VISI

– Kegagalan / trauma masa lalu


– Tekanan orang banyak
– Lingkungan yang tidak kondusif
– Kelemahan mental/kondisi fisik
– Tidak memiliki pengharapan / cita-cita
– Kedudukan / zona kenyamanan
26

MISI: adalah pernyataan tujuan yang


diekspresikan dalam produk / layanan, serta
aspirasi masa depan yang ditawarkan kepada
publik yang menjadi sasaran.

UNSUR PENTING DALAM RUMUSAN MISI


• Layanan / produk yang ditawarkan
• Memenuhi kebutuhan tertentu
• Publik / individu yang akan dituju
• Tingkat kualitas yang ditawarkan
11 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN OLAHRAGA
(MENURUT JOHN HART, PELATIH RUGBY
INTERNASIONAL NEW ZEALAND)

1. Milikilah Visi 7 Teruslah Belajar


2. Buatlah Rencana 8 Libatkan para pemain
3. Tentukanlah Tujuan 9 Evaluasilah kesalahan
4. Pilihlah dg Tepat 10 Kembangkan Bakat
5. Jalinlah Hubungan Baik yang ada
6. Milikilah Motivasi 11 Gunakan akal sehat

THE LEARNING
REVOLUTION, 2000
TANTANGAN OLIMPIADE
(Marilyn King, atlet Panca Lomba
Olimpiade USA)
• Jika Anda punya gairah dan visi tetapi tanpa
aksi, ANDA MELAMUN
• Jika Anda punya visi dan aksi tetapi tanpa
gairah, ANDA AKAN SERBA TANGGUNG
• Jika Anda punya gairah dan aksi tetapi tanpa
visi, ANDA AKAN SAMPAI DITEMPAT
YANG KELIRU
TINGKATKAN EQ
(5 ASPEK PENTING UNTUK MENINGKATKAN EQ)
• Kesadaran diri (self awareness): Kemampuan
mengobservasi dan mengenali diri
• Mengelola Emosi (managing emotional): Kemampuan
mengelola emosi secara akurat
• Memotivasi diri (self motivation): Kemamp.
mengendalikan emosi guna mendukung pencapaian
tujuan pribadi
• Empati (empaty): Kemamp. mengelola sensitivitas
menempatkan diri pada sudut pandang orang lain
sekaligus menghargainya.
• Menjaga relasi (handling relationship): Kemamp.
Berinteraksi & menjaga hub. yg sehat dg or.lain.
5 KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN
PENENTU KESUKSESAN
• Kemampuan beradaptasi dg berbagai hirarki sosial
• Keinginan bekerjasama
• Kapasitas untuk dapat dipercaya dan bertahan
pada satu komitmen
• Kemampuan bertahan terhadap stres dan
berbagai tekanan
• Keterbukaan diri menghadapi masalah, berpikir
inovatif & kecerdikan menghadapi masalah
TANGGA KEMATANGAN EMOSI
EMPAT KOMPONEN
PENGENDALI EMOSI Emotional
Affirmation

4
Emotional

1. Emotional Awareness Affection

3
2. Emotional Acceptance Emotional
Acceptance

3. Emotional Affection 2
Emotional

4. Emotional Affirmation Awareness

(Martin, 2003) 1
TANGGA KEMATANGAN EMOSI
KEMATANGAN EMOSI
EMPAT KOMPONEN PENDORONG EMOSI
(Martin, 2003)

1. Emotional Knowledge
2. Emotional Spirituality
3. Emotional Authenticity
4. Emotional Reconciliation
MANFAAT EMOSI
• Emosi berfungsi sebagai energizer atau
pembangkit energi
• Emosi memberi kegairahan hidup manusia
• Emosi bermanfaat sebagai memperkuat pesan
atau informasi yang disampaikan (reinforcer)
• Emosi sebagai penyeimbang kehidupan
(balancer) memungkinkan kita menjaga proses
homeostatis dalam diri kita.
WILAYAH KECERDASAN
EMOSIONAL
• Mengenali emosi diri
• Mengelola emosi
Melalui diskusi
• Memotivasi diri kelompok
• Mengenali emosi orang lain
• Membina hubungan

EQ dapat diajarkan dan dikembangkan


Kemampuan menunda pemuasan sangat besar sumbangannya bagi
kemampuan intelektual (Goleman, 1997)
TINGKATKAN AQ
“UBAH HAMBATAN MENJADI
PELUANG”

Control Endurance
(Kemampuan (Kemampuan
Mengendalikan Daya tahan thd
Diri) Kesulitan)

Origin Owner Reach


(Kemampuan (Kemampuan (Kemampuan
Menempatkan Bertanggung Membatasi
Kesalahan) Jawab) Masalah)
TIPE MANUSIA DALAM
MENGHADAPI TANTANGAN
• QUITTER: Setelah mengalami tantangan dalam
mendaki, berhenti, turun dan pulang tidak
melanjutkan pendakian. Ia menolak & menyerah.
• CAMPER: Type ini telah mendaki cukup jauh &
cukup tinggi namun berhenti sebelum mencapai
puncak karena sudah puas dgn prestasi yg dicapai.
• CLIMBER: Type ini sepanjang hidup selalu
merasa tertantang untuk mendaki puncak yg lebih
tinggi, tdk peduli latar blkng kehidupannya, ia
selalu meneruskan pendakian sepanjang hayat.
TINGKATKAN SQ
KECERDASAN SPIRITUAL adalah kecerdasan
untuk menghadapi persoalan makna atau value,
yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku
dan hidup kita dalam konteks makna yg lebih luas
dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa
tindakan atau jalan hidup seseorang lebih
bermakna dibanding dengan yg lain. SQ adalah
landasan yang diperlukan untuk memfungsikan
IQ, EQ & AQ secara efektif.Bahkan SQ merupakan
kecerdasan tertinggi kita (Danah Zohar dan Ian
Marshal, 2001; Ary Ginanjar, 2003; Taufik
Pasiak, 2003, Agus Nggermanto, 2001

)
LANGKAH PRAKTIS
MENGEMBANGKAN SQ
(Agus, 2001)

1. MENYADARI SITUASI
2. INGIN BERUBAH
3. MENGENALI DIRI
4. MENYINGKIRKAN HAMBATAN
5. DISIPLIN
6. MAKNA TERUS MENERUS
7. HORMATI MEREKA
SISTEM PEMROSESAN ENERGI
SPIRITUAL
Step1: Mengenal suara hati yang merupakan
tiupan ruh ilahi (spiritual capital)

GOD
SPOT

STEP3: Tanamkan nilai-nilai spiritual Step2: Bebaskan cover hitam yang


dan prinsip mental Ketuhanan menutupi Got Spot
SQ SEBAGAI PUSAT ORBIT
IQ, EQ & AQ
AQ Terletak pada dimensi emosional IQ Terletak pada dimensi fisik

IQ
EQ
AQ

AQ
SQ

EQ Terletak pada dimensi emosional SQ Terletak pada dimensi spiritual


BANGUN KESEIMBANGAN
IQ, AQ, EQ & SQ
IQ

SQ

AQ EQ
VISI DAN MISI, PEMBANGUNAN

OLAHRAGA NASIONAL
 Analisis Kondisi Olahraga di Indonesia
 Visi dan Misi Pembinaan olahraga
 Arah Pembinaan Olahraga
 Sasaran Pembinaan Olahraga
 Strategi Pembinaan Olahraga
 Jalur Pembinaan Olahraga
 Klasifikasi Program Pembangunan Olahraga
 Manfaat Olahraga Dalam Menunjang Pemb. Nas.
 Kunci Keberhasilan Pembangunan OR. di Abad 21
ANALISIS SWOT
ADADAH SALAH SATU
TEKNIK UNTUK
MENGAMBIL SUATU
KEPUTUSAN
STRATEGIK
MASALAH-MASALAH DALAM
ANALISIS SWOT
1. THE MISSING LINK PROBLEM
2. THE BLUE SKY PROBLEM
3. THE SILVER LINNING PROBLEM
4. THE ALL THINGS TO ALL PEOPLE
PROBLEM
5. THE PUTTING THE CART BEFORE
THE HORSE PROBLEM
The missing link problem
Masalah hilangnya unsur keterkaitan.
Adalah kegagalan dlm menghubungkan
evaluasi thdp faktor eksternal dg
evaluasi faktor internal. Akibatnya
melahirkan keputusan yg salah.
The blue sky problem
Masalah langit biru. Langit biru selalu
membawa kegembiraan karena cuaca yg
cerah. Ini berarti para pengambil
keputusan bersikap terlalu cepat optimis
ketika melihat peluang dlm lingkungan.
Hal ini dpt berakibat munculnya penilaian
faktor eksternal & internal yg tdk cocok.
Kekuatan organisasi terlalu di besar-
besarkan, sedangkan kelemahan
organisaasi dilupakan atau diremehkan.
The silver linning problem
Suatu harapan dlm kondisi yg kurang
menggembirakan. Ini merupakan situasi
yg melahirkan masalah krn pengambil
keputusan mengharapkan sesuatu dlm
suasana yg tdk menguntungkan. Masalah
ini timbul kalau pengambil keputusan
memandang remeh thdp pengaruh dari
ancaman lingkungan, dan ancaman itu
sering ditafsirkan akan memberikan
keuntungan krn dianggap peluang
tersembunyi
The all things to all people problem

Suatu falsafah yg mendorong


pengambil kepututsan cenderung
memusatkan perhatiannya pd
kelemahan-kelemahan
organisasinya. Banyak waktu yg
dihabiskan hanya untuk memeriksa
kelemahannya & berbagai tindakan
untuk memperbaiki kelemahan, lupa
tdk melihat potensi kekuatan yg
dimiliki.
The putting the cart before
the horse problem
Menempatkan kereta didepan kuda.
Para pengambil keputusan langsung
mulai mengembangkan strategi dan
rencana tindak lanjut sebelum
mereka mampu menguraikan secara
jelas pilihan kebijaksanaan yg akan
dijalankan organisasi. Sasaran yg
dicapai menyimpang dari yg
seharusnya.
MATRIKS
MATRIKS SWOT
SWOT
(KERNS,
(KERNS, 1992)
1992)
FAKTOR
EKSTERNA
FAKTOR L OPPORTTUNI THREATS
INTERNAL TIES

COMPARATIVE
STRENGTH MOBILIZATIO
ADVANTAGE
S N

INVESMENT
WEAKNESS DAMAGE
DIVESMENT
ES CONTROL
COMPARATIVE ADVANTAGE
Apabila pengambil keputusan melihat
posisi eksternal ada peluang dan
ternyata posisi internal juga memiliki
kekuatan maka organisasi itu
menghadapi isu strategik yang dapat
disebut Comparative Advantage
(keunggulan komparatif). Dua elemen
strategik yang baik bertemu, maka
organisasi memiliki kemungkinan dapat
berkembang dengan cepat.
MOBILIZATION
Mobilization adalah kotak interaksi
antara ancaman / tantangan dengan
kekuatan organisasi. Disini para
pengambil keputusan berusaha
memobilisasi sumber daya yang
merupakan kekuatan organisasi untuk
memperlunak ancaman dari luar,
bahkan kalau mungkin dapat
mengubahnya menjadi peluang.
INVESMENT / DIVESMENT
Peluang yang tersedia sangat
meyakinkan, tetapi tidak ada kemampuan
organisasi untuk menggarapnya. Kalau
dipaksakan bisa memakan biaya terlalu
besar sehingga merugikan organisasi.
Lebih baik tinggalkan dan serahkan
kepada organisasi lain yang mungkin
memiliki posisi yang lebih baik.
DAMAGE CONTROL
Pertemua antara ancaman dari ekternal dan
kelemahan sumber daya organisasi. Kotak
ini merupakan kotak yang paling lemah, dan
bisa membawa bencana bagi organisasi.
Strategi yang harus ditempuh adalah
mengendalikan kerugian yang diderita
sehingga tidak separah yang diperkirakan.
Hal ini dapat dilakukan dg sedikit demi
sedikit membenahi sumberdaya dg harapan
mampu memperkecil ancaman dari luar.
Upaya ini juga untuk mengubah kelemahan
menjadi kekuatan.
MATRIKS ANCAMAN & PELUANG
Di Yogya ada 3 universitas negeri yaitu: UG, UN, &
UI. UG memiliki mhs 50.000 orang, dosen 2000
orang, dan 1600 orang karyawan selama ini tdk
pernah menghiraukankan dua universitas lainnya.
Untuk pertama kalinya UG akan menganalisis
SWOT-nya untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan dlm lingkungan internalnya, dan untuk
mengetahui peluang dan ancaman dari lingkungan
eksternalya. (1) UG mencoba menganaliais
ancaman dari luar. Dalam lingkungan pemasaran
ditemukan bahwa sebagian besar mahasiswa
berasal dari Indonesia Timur yang penduduknya
diperkirakan akan merosot tajam 5 tahun
mendatang karena bebagai alasan;
(2) Dalam lingkungan publik ternyata masyarakat
di kota Yogyakarta kurang menaruh perhatian
kepada UG, kurang memberi dukungan dan
umumnya bersikap apatis; (3) Dalam lingkungan
kompetitif ternyata UN & UI jauh lebih hebat, dan
agresif dlm mencari mahasiswa; (4) Dalam
lingkungan makro, SPP UG ternyata terlalu tinggi
sehingga mengancam posisinya dalam bersaing
dg UN & UI. Dalam mengklasifikasi ancaman
diatas, ternyata ancaman no.1 & 4 sangat
membahayakan & kemungkinan terjadinya tinggi
sekali. Ancaman no.3 sangat berbahaya juga,
namun tidak akan selamanya muncul
kepermukaan. Ancaman no.2 tingkat bahayanya
rendah, dg alasan sikap masyarakat tdk akan
selamanya apatis. Ancaman & peluang tersebut
dapat dibuat matriks sebagai berikut:
MATRIK ANCAMAN & PELUANG
A. MATRIKS ANCAMAN
PROBABILITAS
KERUGIAN POTENSIAL
TERJADINYARENDAH
TINGGI
TINGGI 1.4 3
RENDAH 2

B. MATRIKS PELUANG
PROBABILITAS SUKSES
DAYA ATRAKTIF
POTENSIAL TINGGI RENDAH
TINGGI 1.3
RENDAH 2 4
ANALISIS KONDISI OLAHRAGA
INDONESIA
A. KEKUATAN
 Jumlah penduduk Indonesia (>220 jt)
 Kekayaan sumberdaya alam Indonesia
 Banyaknya Lembaga Pendidikan Tinggi
Olahraga di Indonesia.
 Semakin memasyarakatnya olahraga di
Indonesia
 Adanya Undang-Undang & PP. tentang
Olahraga
 Adanya organisasi olahraga yang berjenjang
dari tkt. daerah sampai ke nasional.
ANALISIS KONDISI OLAHRAGA INDONESI
B. KELEMAHAN
Sistem pembinaan yang belum terpadu (masih
terkotak-kotak)
• Terbatasnya dukungan dana pemerintah
• Lemahnya kurikulum penjas di sekolah (jam
pelajaran, metoda, sarana & prasarana)
• Sarana prasarana or. untuk masyarakat sangat
kurang
• Kualitas sdm or. masih rendah
• Penerapan Ipteks or. masih rendah
• Sistem informasi or. Belum dikelola secara
profesional
• Kemunduran prestasi olahraga di tkt. regional &
internasional
ANALISIS KONDISI OR.
INDO.
D. PELUANG
• OTONOMI DAERAH
• ADANYA UU OLAHRAGA TH 2005

• OLAHRAGA SBG. ALAT MEMBANGUN KARAKTER BANGSA

• OLAHRAGA MENJADI SALAH SATU KOMODITI


DALAM MEMBANGUN EKOMOMI BANGSA

• KESADARAN MASY. BAHWA KEGIATAN OR. SEBAGAI UPAYA


PENINGKATAN KUALITAS HIDUP, MAKA OR. BERPELUANG
SEBAGAI KEKUATAN PEMBANGUNAN UNTUK
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BANGSA.
ANALISIS KODISI OLAHRAGA INDONESIA

C. TANTANGAN
 Sistem Pembinaan OR. Yg. Bertahap,
Berjenjang dan Berkesinambungan Belum
Berjalan Baik
 IPTEKS Olahraga di Indonesia yg. Masih
Ketinggalan
 Manajemen Olahraga yang Belum
Professional
 Profesi Olahraga yang Belum Tertata
VISI DAN MISI PEMBINAAN OLAHRAGA

VISI :
Olahraga sebagai alat Pembangunan bangsa untuk
membentuk SDM yang bekualitas: sehat, bugar,
sejahtera, fair flay, bermartabat, dan mampu bersaing
di dunia global..
MISI :
1. Membentuk manusia Indonesia seutuhnya dan masy.
Indonesia seluruhnya yang berkualitas.
2. Mendukung peningkatan produktivitas nasional yang
memiliki keunggulan daya saing.
3. Mewujudkan prestasi olahraga yg membanggakan dan
mengangkat harkat serta martabat bangsa Indonesia.
4. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa
OLAHRAGA SEBAGAI ALAT
PEMBANGUNAN BANGSA
NO DIMENSI OLAHRAGA INDIKATOR

1. OR. PENDIDIKAN SDM BERKUALITAS

KESEHATAN
2. OR. REKREASI KEBUGARAN
KESEJAHTERAAN
KEBANGGAAN &
3. OR. PRESTASI
MARTABAT BANGSA
ARAH PEMBINAAN OLAHRAGA
1. Agar mampu meningkatkan kualitas hidup
manusia dan seluruh masyarakat Indonesia.
2. Agar mampu memberikan manfaat yg sebesar-
besarnya bagi peningkatan kesejahteraan rakyat
dan pengembangan pribadi warga negara
Indonesia.
3. Agar mampu mengerahkan semua potensi yang
dimiliki, baik oleh pemerintah, swasta, maupun
masyarakat, yang berdaya guna dan berhasil guna.
4. Agar mampu meningkatkan prestasi olahraga yang
dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa
Indonesia.
SASARAN PEMBINAAN OLAHRAGA
1.Meningkatnya apresiasi dan partisipasi
seluruh masyarakat terhadap olahraga
sebagai salah satu kekuatan pembangunan
yang unggul dan diandalkan.
2.Meningkatnya kualitas kesehatan dan
kesegaran jasmani bangsa Indonesia yang
dibutuhkan untuk meningkatkan produk-
tivitas nasional.
3.Meningkatnya kemampuan dan prestasi
olahraga yang menjadi kebanggaan
nasional dan mampu mengangkat harkat
martabat bangsa Indonesia di forum
olahraga internasional.
STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA
1. Dilakukan dengan pola kerja terpadu, melalui
mekanisme koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi
antar lembaga / instansi / organisasi terkait.
2. Dilakukan secara bertahap, berjenjang, dan
berkesinambungan.
3. Disesuaikan dengan karakteristik daerah, budaya
masyarakat, cabang-cabang olahraga, serta
sumber daya yang ada.
4. Dilakukan dengan menciptakan iklim yang
kondusif bagi berkembangnya pola kemitraan dan
partisipasi dari seluruh masyarakat.
5. Dibagi dalam prioritas sesuai tahapan siklus lima
tahunan.
JALUR PEMBINAAN OLAHRAGA
(MULTY TRACK SYSTEM)

1. Kelompok Jalur Utama


a. Jalur Keluarga
b. Jalur Sekolah dan PT.(Sek. Umum, Madrasah & Ponpes)
c. Jalur Masyarakat
1) Jalur Perkump. & Induk Organisasi Cab. OR
2) Jalur Komite Olahraga Nasional Indonesia.
3) Jalur Organisasi Olahraga Masyarakat.
2. Kelompok Jalur Penunjang
a. Jalur Profesi Terkait
b. Jalur Instansi Pemerintah dan Dunia Usaha
3. Kelompok Jalur Koordinatif
a. Koordinasi hierarki (intrasektoral), antar atasan & bawahannya
b. Koordinasi fungsional (lintas sektoral), berdasar dlm pelaksanaan
berbagai kegiatan.
c. Koordinasi instansional (multisektoral), antar instansi terkait
KLASIFIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN OLAHRAGA

PROGRAM PROGRAM PROGRAM


BERNUANSA SPESIFIK TERKAIT
OLAHRAGA OLAHRAGA
OLAHRAGA
PROGRAM
PROGRAM PEND. JASMANI PENGEMBANGAN BIDANG KESEHATAN
KESERASIAN
PROGRAM PEMBINAAN
KEBIJAKAN OLAHRAGA PROGRAM
KEUNGGULAN GENERASI MUDA BIDANG TENAGA KERJA

PROG. PEMBINAAN WAWASAN PROGRAM BIDANG


KEBANGSAAN & JATI DIRI BANGSA PEMASYARAKATAN BUDAYA & PARIWISATA
OLAHRAGA DAN
PROG. PEMANTAPAN PERSATUAN KESEGARAN JASMANI PROGRAM BIDANG INDUSTRI
NAS. & KESETIAKAWANAN SOSIAL DAN PERDAGANGAN

PROGRAM KERELAWANAN DAN PROGRAM BIDANG HIBURAN,


KEWIRAUSAHAAN PEMANDUAN BAKAT, BISNIS, DAN TONTONAN
PEMBIBITAN & PENING-
PROGRAM PEMBERDAYAAN DAN KATAN PRESTASI OR PROG. BIDANG PELESTARIAN
PERAN SERTA MASYARAKAT LINGK. HIDUP & PEMUKIMAN

OLAHRAGA OLAHRAGA PELAJAR PEMBERDAYAAN FASILITASI


MASYARAKAT DAN MAHASISWA IPTEK OLAHRAGA OLAHRAGA PRESTASI
MANFAAT OLAHRAGA DALAM MENUNJANG
PEMBANGUNAN NASIONAL

PENINGKATAN DAYA SAING, HARKAT & MARTABAT


BANGSA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI DAN ABAD 21

PENINGKATAN DAYA SAING PENINGKATAN DAYA SAING


EKONOMI NASIONAL DI ERA OLAHRAGA DI FORUM
PERDAGANGAN BEBAS INTERNASIONAL

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENINGKATAN PRESTASI


EKONOMI NASIONAL OLAHRAGA NASIONAL

PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA


MELALUI OLAHRAGA
KUNCI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
OLAHRAGA NASIONAL DI ABAD 21

Dukungan Dukungan
Profesi Multi Mitra Dunia
Disiplin Usaha
PRESTASI

Penerapan, Sistem Pembinaan


Pemanfaatan Prestasi Olahraga
IPTEK

PEMBIBITAN
Dukungan Dukungan
Informasi Sarana dan
Prasarana
Kerjasama Lintas Dana
Sektor
Olahraga

PEMASALAN

Kontinuitas Kerjasama
Sumber Lintas
Daya Sektoral
MANAJEMEN OLAHRAGA PRESTASI
• Pola Pikir Peningkatan Prestasi Olahraga
• Faktor Penentu Peningkatan Prestasi Olahraga
• Sistem Pembinaan Olahraga Prestasi Jangka Panjang
• Strategi Pembinaan Olahraga Prestasi
• Jenjang Pembinaan Olahraga Pelajar
• Sinergi & Jenjang Pembinaan OR. KONI & Diknas
• Pembinaan OR. Terpadu Antara Penjas &
Pemanduan Bakat OR. di Sekolah
• Cab. Olahraga Prioritas dengan Pendekatan sistem
• Peta Perwilayahan
• Dasar Pertimbangan Cabang Olahraga Prioritas
Daerah
POLA PIKIR PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA

BADAN
BADANKOORDINASI
KOORDINASIPEMBINAAN
PEMBINAANDAN
DAN
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGANOLAHRAGA
OLAHRAGANASIONAL
NASIONAL

KEMAUAN POLITIK

PERATURAN
KEBIJAKAN PEM.
PER-UU-AN

1998 PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA 2020


ASIAN OLYMPIC
GAMES GAMES
1998 FASILITAS KELEMBAGAAN SDM METODE/IPTEK 2020

DANA DAN SISTEM INFORMASI


MANAJEMEN MUTU TERPADU (TQM)
PARTISIPASI DAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT
FAKTOR PENENTU PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA

FASILITAS KELEMBAGAAN METODE/IPTEK


Prasarana & Sarana Olahraga Organisasi olahraga yang profesional Penerapan & Pengembangan Sains
Yang Lengkap & Memadai Instansi terkait pendukung yang & Teknologi Olahraga yang Lengkap,
Training Center Pusat & Daerah Tk. I Konsekuen dan konsisten Profesional, Konsekuen, & Konsisten
Pusat Sains & Teknologi Olahraga Organisasi profesi terkait yang Upaya Promosi & Pembudayaan yang
Pusat Pengembangan SDM Olahraga Kuat dan berkualitas. Intensif & Terpola di Semua Lini

DANA SDM SISTEM INFORMASI


Dana yang memadai dan mendukung SDM pelaku, pendukung, penggerak,
Sistem Informasi yg memadai, Lengkap,
Prioritas implementasi program dan Pelaksana & pembina yg profesional
Terpola, & Terprogram dg baik &
Upaya percepatannya. & berkualitas, berdisiplin
Mutakhir, serta Mendukung seluruh
Upaya penggerakan & pemberdayaan. Upaya percepatan peningkatan kualitas
implementasi program, jaringan
Dana pemerintah & masyarakat yang & kapabilitas SDM & profesi yang
kerja,& berbagai upaya percepatannya.
Terpola & berkesinambungan Menangani olahraga.

MANAJEMEN MUTU TERPADU (TQM)


“ATURAN MAIN” & “SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN” YANG TERPADU, SELARAS, DAN MENYELURUH

KEMAUAN POLITIK (POLITICAL WILL)


KEBIJAKAN YANG KONSEKUEN & KONSISTEN MELALUI PERATURAN PER-UU-AN

DUKUNGAN & PARTISIPASI PEMERINTAH & MASYARAKAT


SELURUH KEBIJAKSANAAN & IMPLEMENTASI PROGRAM MEMPEROLEH DUKUNGAN & PARTISIPASI DARI
INSTANSI PEMERINTAH TERKAIT, DUNIA USAHA, DAN SELURUH LAPISAN MASYARAKAT
SISTEM PEMBINAAN OLAHRAGA
PRESTASI JANGKA PANJANG
PENCAPAIAN PUNCAK
PEMASSALAN PEMBIBITAN PEMANDUAN BAKAT
PRESTASI

SARANA MENJARING ATLET MEMANDU ATLET FAKTOR PENENTU


PRASARANA BERBAKAT BERBAKAT KEBERHASILAN
• Analisis ciri khusus cabor KUALITAS LATIHAN
Sport Search
• Fasilitas dan Alat - Mengukur ciri-ciri
• Seleksi dengan Instrumen •Kemampuan Atlet
• SDM Khusus cabor (motivasi & bakat
fisik,
• Gerakan Mema • Seleksi Karakteristik : •Fasilitas & Peralatan
- Kemampuan Gerak
•Hasil-hasil Penelitian
syarakatkan OR. - Antropometrik/ Kesesu-
Dasar, dan •Kompetisi yg Teratur
& mengolahraga aian betuk tubuh dg c.o.
Kemampuan Kete &Berjenjang
kan masyarakat - Biomotor •Kemampuan & Kepribadian
rampilan Dasar
• Pendidikan - Psikologi /Mental Pelatih
Jasmani - Latihan teratur mening MANAJEMEN ORGANISASI
kat dan bersinambung •Data Basde (Pengurus, Atlet,
- Gerakan Nasional Pela-
Garuda Emas
tih, Wasit, Fasilitas & Alat)
DUKUNGAN AHLI
- Indonesia Bangkit
•Dokter Olahrag, Psikolog
Olahraga
Ahli Gizi Olahraga, Ahli
STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA
PRESTASI DI DIY TAHUN 2011 s.d. 2022

2010 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2012
JENJANG

KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR
DA DA DA DA DA DA DA DA DA DA DA DA
KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR
NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS

LAPIS
POR POR PON POR POR PON POR POR PON
LAPIS DA DA XVI DA DA XVII DA DA XVIII

KOMPETISI
I (SENIOR) > 20
TAHUN
KOMPETISI
SPESIALISASI
II (YUNIOR) 15-19 TH.
(SENIOR) > 20
TAHUN
MULTILATERAL KOMPETISI
SPESIALISASI
III (PEMULA) < 14 TH.
(YUNIOR) 15-19 TH.
(SENIOR) > 20
TAHUN
STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA
PRESTASI DI DIY TAHUN 2005 s.d. 2016

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
JENJANG

KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR
DA DA DA DA DA DA DA DA DA DA DA DA
KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR
NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS

POR POR PON POR POR PON POR POR PON


LAPIS
LAPIS DA DA XVII DA DA XVIII DA DA XIX

KOMPETISI
I (SENIOR) > 20
TAHUN
KOMPETISI
SPESIALISASI
II (YUNIOR) 15-19 TH.
(SENIOR) > 20
TAHUN
MULTILATERAL KOMPETISI
SPESIALISASI
III (PEMULA) < 14 TH.
(YUNIOR) 15-19 TH.
(SENIOR) > 20
TAHUN
JENJANG PEMBINAAN OLAHRAGA
PELAJAR
PRESTASI KEJUARAAN
SMP TUGAS DAN WEWENANG ASIA
SMU OR. MENPORA ASEAN
(Ragunan) POPNAS

PPLP POPWIL
DINAS/BIDANG/KASI
KLS. OR. POPDA
LAT. PREST. OR.
OLAHRAGA
(Antar Kabupaten)

PENILIK
KLUB OR. PELAJAR PERTANDINGAN
OLAHRAGA
1.261 Klub ± 37.830 Atlet ANTAR KECAMATAN

PENJAS & OR DI SEKOLAH


PERTANDINGAN
± 35 Jt siswa & 70.000 Guru
ANTAR SEKOLAH
Penjas
WADAH PEMBINAAN WADAH KOMPETISI
SINERGI DIKNS & ORG. OR. DLM. BINPRES

DEPDIKNAS (SEKOLAH) ORGANISASI OLAHRAGA

PPLM Pembinaan KONI, PB/ PP, PENGPROV,


Prestasi PENGKAB/ KOT, KLUB

SEKOLAH OR.
PPLP PEMBIBITAN PENGPROV, PENGKAB/
KOT, KLUB

PENJAS & PEMASALAN KLUB/


MASYARAKAT
OR.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KUALITAS LATIHAN
MENUJU PRESTASI
PRESTASI

KEMAMPUAN &
KEPRIBADIAN HASIL-HASIL
PELATIH PENELITIAN

KUALITAS
LATIHAN
FASILITAS & LATIHAN
PERALATAN KOMPETISI

GIZI
BAKAT KESEHATA
MOTIVASI
KEMAMPUAN N
ATLET
SINERGI & JENJANG PEMBINAAN
OLAHRAGA KONI & DIKNAS

PEMBINAAN
PRESTASI

DEPDIKNAS PEMBINAAN KONI


PEMBINAAN
PRESTASI
PEMBIBITAN

PEMBINAAN
PEMBIBITAN
PEMBINAAN
PEMBINAAN PEMASSALAN
PEMASSALAN

TALENT SCOUTING
PEMBINAAN
PEMBINAANOR.TERPADU
OR.TERPADUANTARA
ANTARAPENJAS
PENJASDAN
DAN
PEMANDUAN
PEMANDUANBAKAT
BAKATOR.
OR.DI
DISEKOLAH
SEKOLAH

Intra Penilaian Tk. Kec. Tk. Kab. Tk. Prov. Tk. Wil/Nas
Awal Tahun
Kurikuler Rapor Caturwulan Caturwulan Caturwulan Setiap
Ajaran Baru
Penjas Penjas I II III 2 Tahun

Penilaian Tes
Kompetisi Kompetisi
Status Kes. Pembinaan Kebugaran, Kompetisi Kompetisi
Antar Tk Wil/Nas
Gizi dan Kesehatan & Ketrampilan Antar Antar
Kabupaten POPWIL/
Kebugaran Kebugaran & Kompetisi Sekolah Kecamatan
(POPDA) POPNAS
Antar Kls

PEMANTAUAN & PEMANDUAN BAKAT OLAHRAGA


Tes Keterampilan & PEMBINAAN OLAHRAGA EKSTRAKURIKULER
Olahraga
SEK. OR.
Klub Klub Klub Klub
SMP, SMU
Sekolah Kec. Kab. Tk. Prov Tk. Nas
DATA DASAR
SELURUH SISWA
DATA DASAR
SELURUH SISWA DATA PRESTASI OLAHRAGA SISWA
GURU PENJAS
PELATIH KHUSUS CABANG OLAHRAGA
PEMBINAAN
PEMBINAANOR.TERPADU
OR.TERPADUANTARA
ANTARAPENJAS
PENJASDAN
DAN
PEMANDUAN
PEMANDUANBAKAT
BAKATOR.
OR.DI
DISEKOLAH
SEKOLAH

Intra Penilaian Tk. Kec. Tk. Kab. Tk. Prop. Tk. Wil/Nas
Awal Tahun
Kurikuler Rapor Caturwulan Caturwulan Caturwulan Setiap
Ajaran Baru
Penjas Penjas I II III 2 Tahun

Penilaian Tes
Kompetisi Kompetisi
Status Kes. Pembinaan Kebugaran, Kompetisi Kompetisi
Antar Tk Wil/Nas
Gizi dan Kesehatan & Ketrampilan Antar Antar
Kabupaten POPWIL/
Kebugaran Kebugaran & Kompetisi Sekolah Kecamatan
(POPDA) POPNAS
Antar Kls

PEMANTAUAN & PEMANDUAN BAKAT OLAHRAGA


Tes Keterampilan & PEMBINAAN OLAHRAGA EKSTRAKURIKULER
Olahraga
SEK. OR.
Klub Klub Klub Klub
SMP, SMU
Sekolah Kec. Kab. Tk. Prop Tk. Nas
DATA DASAR
SELURUH SISWA
DATA DASAR
SELURUH SISWA DATA PRESTASI OLAHRAGA SISWA
GURU PENJAS
PELATIH KHUSUS CABANG OLAHRAGA
DASAR PERTIMBANGAN CABANG
OLAHRAGA PRIORITAS
POTENSI DAERAH POTENSI ATLET

Geografis
dan Fisik
Demografis

CABANG
OLAHRAGA Kepribadian
Kultur dan
PRIORITAS &
Tradisi
Daerah Psikologis

Kemampuan
Finansial
Daerah Kesehatan
PETA
PERWILAYAHAN

Analisis & Evaluasi Kemampuan Finansial


Pendekatan Sistem/Ilmiah Negara/Daerah

Kondisi Demografis Kondisi Geografis


CABANG
CABANGOR.
OR.PRIORITAS
PRIORITASDENGAN
DENGAN
PENDEKATAN
PENDEKATANSISTEM
SISTEM

KONDISI
KESEHATAN
DAN
WATAK KEBUGARAN KARAKTERISTIK
MANUSIA CAB. OR

KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK
CAB. OR POSTUR
TUBUH
DASAR
DASARPERTIMBANGAN
PERTIMBANGANCABANG
CABANG
OLAHRAGA
OLAHRAGAPRIORITAS
PRIORITASDAERAH
DAERAH

KONDISI KULTUR DAN


GEOGRAFIS TRADISI

KEMAMPUAN
DAERAH
ORGANISASI DAN LEMBAGA
KEOLAHRAGAAN
• Peta Organisasi Olahraga Dunia
• Gerakan Olympiade
• Koordinasi Institusi Pemerintah & NGO
• Organisasi Induk Olahraga Nasional
• Induk Organisasi Cabang Olahraga
• Menpora / Dirjen Olahraga
PETA ORGANISASI OLAHRAGA DUNIA

FEDERASI OLAHRAGA
KOMITE OLIMPIADE
ORG. OR INTERNASIONAL INTERNASIONAL
INTERNASIONAL
TINGKAT KAWASAN (MIS. FIFA, FINA)
(MELAKSANAKAN
(MIS.POR. TERMASUK ORG. OR.
GERAKAN
PERSEMAKMURAN) BERWAWASAN
OLIMPIADE)
LINGKUNGAN

ASOSIASI KOMITE OR. NASIONAL FEDERASI OR. REGIONAL


PER BENUA (5) (MIS. UEFA)

KOMITE OLIMPIADE NASIONAL


FEDERASI OR. NASIONAL
(199)

PUSAT OLAHRAGA MASYARAKAT KLUB & ASOSIASI OLAHRAGA


GERAKAN OLYMPIADE

IOC

NOCs IFs IOSSF IOWSF SPORT


FOR ALL OSC

IOC = International Olympic Committee


NFs
NOCs = National Olympic Committee
IFs = International Federation
CLUB IOSSF = International Summer Sport Federation
IOWSF = International Winter Sport Federation
OSC = Olympic Solidarity Commision
ATLET NFs = National Federation
KOORDINASI INSTITUSI PEMERINTAH & NGO
(KONI / KOI / FEDERASI OLAHRAGA)

INSTITUSI PEMERINTAH
PUSAT (MENPORA/DIRJEN KOI / KONI

PB/PP. CABOR
PROPINSI KONI PROV.
PENGPROV
KONI KOTA/
KAB. / KOTA KABUPATEN

PENGKAB/KOT
KLUB
ORGANISASI INDUK OLAHRAGA

KONI PB/PP
PUSAT CABOR

KONI
PENGPROV
PROVINSI

KONI
PENGKAB/KOT
KAB/KOTA

KOORDINAT. OR
KLUB
KECAMATAN
INDUK ORGANISASI CABANG
OLAHRAGA
1. PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia 14. PERCASI (Persatuan Catur Seluruh Indon.)
2. FASI (Federasi Aerosport Seluruh Indonesia 15. PODSI (Persatuan Olahraga Dayung Seluruh
3. IKASI (Ikatan Anggar Seluruh Indonesia) Indonesia)
4. PABBSI (Pers. Angkat Besi, Angkat Berat & 16. PDBI (Persatuan Drum Band Indonesia)
Binaraga Seluruh Indonesia) 17. PGI (Persatuan Golf Indonesia)
5. ISSI (Ikatan Sport Sepeda Indonesia) 18. PGSI (Persatuan Gulat Amatir Seluruh
6. PERBASASI (Perserikatan Baseball & Indonesia)
Softball Amatir Seluruh Indonesia) 19. PHSI (Persatuan Hockey Seluruh Indonesia)
7 PORDASI (Persatuan Olahraga Bekuda 20. PJSI (Persatuan Judo Seluruh Indonesia)
Seluruh Indonesia) 21. FORKI (Federasi Olahraga Karate Do Indo.)
8 POBSI (Persatuan Olahraga Bliar Seluruh 22. PERKEMI (Persatuan Bela Diri Kempo Indo.)
Indonesia)
23. PORLASI (Persatuan Olahraga Layar Seluruh
9 PERBASI (Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia)
Indonesi) 24. PERBAKIN (Persatuan Menembak Sasaran &
10 PBVSI (Persatuan Bola Voli Seluruh Berburu Seluruh Indonesia)
Indonesia) 25. IMI (Ikatan Motor Indonesia)
11 PBI (Persatuan Boling Indonesia)
26. PERPANI (Persatuan Panahan Indonesia)
12 GABSI (Gabungan Bridge Seluruh
Indonesia) 27. FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia)
13 PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh 28. IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia)
Indonesia) 29. PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia)
30. POSSI (Persatuan Olahraga Selam Seluruh
Indonesia)
31. PERSANI (Persatuan Senam Indonesia)
INDUK ORGANISASI CABANG
OLAHRAGA
32. PERSETASI Persatuan Sepak Takraw BADAN OLAHRAGA FUNGSIONAL
Seluruh Indonesia)
33. PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh
1. BPOC (Badan Pembina Olahraga
Indonesia) Cacad)
34. PORSEROSI (Persatuan Olahraga 2. PP. KORI (Perhimpunan Pembinaan
Sepatu Roda Seluruh Indonesia)
Kesehatan Olahraga Indonesia)
35. PSASI (Persatuan Ski Air Seluruh
Indonesia) 3. BAPOMI (Badan Pembina Olahraga
36. PESTI (Persatuan Soft Tennis Indo.) Mahasiswa Indonesia)
37. PSI (Persatuan Squash Indonesia) 4. BAPOR KORPRI (Badan Pembina
38. TI (Tae Kwon Do Indonesia) Pusat Olahraga KORPRI)
39. KODRAT Keluarga Olahraga Tarung
Derajat) 5. BAPOPSI (Badan Pembina Olahraga
40. PELTI (Persatuan Tennis Lapangan Pelajar Seluruh Indonesia)
Seluruh Indonesia) 6. PERWOSI (Persatuan Wanita
41. PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Olahraga Seluruh Indonesia)
Indonesia)
42. PERTINA (Persatuan Tinju Amatir 7. SIWO PWI (Seksi Wartawan
Indonesia) Olahraga Persatuan Wartawan
43. WI (Wushu Indonesia) Indonesia)
DIREKTORAT JENDERAL OLAHRAGA

VISI :
Diharapkan pada tahun 2020 akan dicapai gaya hidup aktif
bangsa Indonesia yang ditandai dengan tingginya
partisipasi dalam aktivitas jasmani dan olahraga pada
umumnya.
MISI :
Membangun/menata sistem pembinaan dan pembangun-an
olahraga nasional yang menjamin kesinambungan
interkoneksitas antar lembaga-lembaga terkait diatas
landasan pembinaan yang kuat, sehingga dapat diopti-
malkan kemaslahatan bagi individu dan masyarakat, baik
mencakup aspek fisik, intelektual, sosial-emosional dan
moral disamping pencapaian prestasi disertai dampak
pengiring yang berkaitan dengan tujuan yang bersifat
ekonomis.
POLA KERJASAMA DAN SISTEM
INFORMASI OLAHRAGA

• POLA KERJASAMA KEMITRAAN DALAM


PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
OLAHRAGA
• SISTEM MANAJEMEN INFORMASI
• JARINGAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI
ANTAR SEMUA UNSUR TERKAIT OLAHRAGA
POLA KERJASAMA KEMITRAAN DALAM PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN OLAHRAGA

MITRA KERJA INDUK CABANG


SWASTA OLAHRAGA

AGEN PERIKLANAN

KLUB/ KLUB/
ORGANISASI ORGANISASI
OLAHRAGA OLAHRAGA
MASYARAKAT PRESTASI

SPONSOR PENDUKUNG
SISTEM MANAJEMEN INFORMASI

• Pengertian: Sistem manajemen


informasi adalah suatu integrasi
sistem manusia dan mesin untuk
menyediakan informasi guna
menunjang operasi, manajemen dan
fungsi pengambilan keputusan
dalam suatu organisasi.
JARINGAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI ANTAR
SEMUA UNSUR TERKAIT OLAHRAGA

Jurnalis Manajer Instruktur Pelatih Guru


Olahraga Olahraga Fitness Olahraga Olahraga

Toko Alat Ilmuwan


Olahraga Olahraga
Instansi PUSAT SISTEM INFORMASI Organisasi
Terkait MANAJEMEN OLAHRAGA Olahraga
Industri Pembina
Olahraga Olahraga

Industri Pengusaha Promotor Sports Fasilitas


Periklanan Olahraga Olahraga Center Olahraga

KONSEP DASAR PEMBANGUNAN OLAHRAGA BERBASISKAN


PEMANFAATAN DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI
DI ABAD 21
SISTEM INFORMASI DAN KOMUNIKASI ANTAR
SEMUA UNSUR TERKAIT OLAHRAGA

Medali Standar Standar Standar Fitness


PON Tes Keseh. Tes Fisik Psiko Tes Centre

Record KONI
PON/SG/AG Kab/Kota
PUSAT SISTEM INFORMASI
Recrd MANAJEMEN OLAHRAGA Peng Prov.
Nasional KONI DIY Cabor.
Record Peng Kab/
Olimpiade Kot Cabor

Bio Data Bio Data Bio Data Bio Data Fasilitas


Pengurus Atlet Pelatih Wasit Olahraga

KONSEP DASAR PEMBANGUNAN OLAHRAGA BERBASISKAN


PEMANFAATAN DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI
INDIKATOR KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN OR. DI INDONESIA

• STANDARDISASI, AKREDITASI DAN


SERTIFIKASI KEOLAHRAGAAN

• HASIL YANG DAPAT DIPERKIRAKAN

• INDIKATOR KUANTITATIF

• INDIKATOR KUALITATIF
STANDARDISASI, AKREDITASI DAN
SERTIFIKASI KEOLAHRAGAAN

LINGKUP STANDADISASI KEOLAHRAGAAN


1. Standar kompetensi tenaga keolahragaan
2. Standar isi program penataran / pelatihan
keolahragaan
3. Standar prasarana dan sarana keolahragaan
4. Standar pengolahan organisasi keolahragaan
5. Standar penyelenggaraan keolahragaan
6. Standar pelayanan minimal keolahragaan
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA KEOLAHRAGAAN
a. Pendidikan
b. Penataran / pelatihan
c. Pengalaman
d. Unjuk kerja
e. Kelayakan fisik dan mental sesuai dengan
ketentuan cabang olahraga yang bersangkutan
Standar Kompetensi tersebut harus memenuhi:
1) Kompetensi kepribadian
2) Kompetensi akademik
3) Kompetensi profesional dan
4) Kompetensi sosial
STANDAR ISI PROGRAM
PENATARAN / PELATIHAN

Mencakup persyaratan
a. Ruang lingkup materi
b. Bahan dan silabus
c. Tingkat kompetensi yg dicapai
STANDAR PRASARANA
OLAHRAGA
Mencakup persyaratan:
a. Ruang & tempat berolahraga sesuai
dg teknis persyaratan cabor
b. Lingkungan yg terbebas dari polusi air,
udara dan suara
c. Keselamatan yg sesuai dg persyaratan
keselamatan bangunan
d. Sistem pengamanan
e. Kesehatan dg tersedianya perlengkapan
medik dan kebersihan
STANDAR SARANA
Mencakup persyaratan:
a. Perlengkapan & peralatan yg sesuai
persyaratan teknis cabor
b. Keselamatan yg sesuai dg persyaratan
keselamatan perlengkapan & peralatan
c. Kesehatan yg dinyatakan dg dipenuhinya
persyaratan kebersihan & higienis
d. Memenuhi syarat produk yg ramah
lingkungan
STANDAR ORGANISASI
KEOLAHRAGAAN
a. Akta pendirian
b. AD / ART
c. NPWP
d. Sturtur personalia
e. Rencana & program kerja
f. Sistem organisasi & Manajemen organisasi
g. Pelatihan & pembinaan tenaga yg
berjenjang
h. Kompetisi / kejuaraan yg
diselenggarakan /diikuti
i. Sistem kesejahteraan
j. Kode Etik organisasi
STANDAR PENYELENGGARAAN
KEJUARAAN OLAHRAGA

a. Struktur organisasi penyelenggara


b. Tenaga yg kompeten
c. Rencana dan program kerja
d. Pembiayaan
e. Jadwal kegiatan / kejuaraan
f. Sistem administrasi & manajemen
g. Sistem pelayanan kesehatan
h. Sistem keamanan & keselamatan
HASIL YANG DAPAT
DIPERKIRAKAN
1. Olahraga akan menjadi salah satu kekuatan unggulan
pembangunan yg dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas
SDM Indonesia yg memiliki keunggulan daya saing di era global

2. Prestasi olahraga Indonesia akan mampu menduduki peringkat


yg diharapkan pada berbagai event olahraga tingkat regional dan
internasional

3. Semakin berkembangnya suasana pembinaan olahraga yg


aspiratif, komunikatif, proaktif, kompak dan konstruktif yg
berguna untuk meningkatkan kinerja bangsa Indonesia dalam
persaingan global.
INDIKATOR KUANTITATIF

MENINGKATNYA JUMLAH PESERTA


OLAHRAGA YANG AKTIF, JUMLAH SDM
OLAHRAGA YANG BERKUALITAS, JUMLAH
SARANA – PRASARANA OLAHRAGA YANG
TERSEDIA, JUMLAH UANG YANG DIHASILKAN
YANG BERHUBUNGAN DENGAN INDUSTRI &
BISNIS OLAHRAGA DARI TAHUN KE TAHUN
INDIKATOR KUALITATIF

MENINGKATNYA TINGKAT KESEGARAN


JASMANI MASYARAKAT INDONESIA,
MENINGKATNYA PRESTASI OLAHRAGA,
DAN MENINGKATNYA PRODUKTIVITAS
NASIONAL KARENA DITERAPKANNYA
KEBIJAKSANAAN PEMBINAAN OLAHRAGA
DI MASYARAKAT DARI TAHUN KE TAHUN
KERJASAMA TIM & PERAN
9 PERAN YANG HARUS ADA DALAM 1 TIM
1. Penggali Potensi (Resource Investigator)
2. Penjaga Aturan (Implementer)
3. Koordinator (Co-ordinator)
4. Cerdas (Plant)
5. Pendorong (Shaper)
6. Pengkaji (Monitor Evaluator)
7. Pembangun Semangat (Team Worker)
8. Rinci / Detail (Completer – Finisher)
9. Ahli di Bidang Tertentu (Specialist)
5. GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH
(TUTKO & RICHARD, 1971)
1. THE HARDNOSED AUTHORITARIAN COACH
(Seorang pelatih yg bergaya “jagoan” yg merasa yakin dlm tindakan-
tindakan menetapkan target yang akan dicapai dan mendorong atlet
untuk mencapai target tersebut).
CIRI-CIRINYA:
- Sangat disiplin,
- Sering memaksakan peraturan dg ancaman,
- Sangat kaku dlm menerapkan jadwal & rencana
- Dapat bertindak kejam dan sadis
- Kurang hangat dalam pergaulan
- Dapat mengorganisasi dg baik dan terencana
- Segan berhubungan dekat dg orang lain
- Sering bersikap moralis & relegius
- Keras memegang pendirian & sering berprasangka
- Lebih senang mempunyai asisten orang2-orang yg lemah
- Memotivasi dg menggunakan perlakuan (push ups, lari keliling dsb).
KEBAIKAN & KEKURANGAN GAYA
OTORITER
KEBAIKAN
• Terbentuk disiplin yg kuat & tim spirit yg baik
• Tim mampu bermain keras & agresif
• Tim terorganisasi dg baik
• Biasanya kondisi fisik anggota tim cukup baik

KEKURANGAN
• Pemain yg sensitif mudah drop-out
• Mudah merasa khawatir
• Sering mendiskusikan hal-hal yg tidak baik dalam suasana yang tidak menyenengkan
2. THE “NICE GUY” COACH
(Pelatih yg bergaya sebagai seorang bujangan
yg pandai bergaul, terbuka terhadap para atlet)
CIRI-CIRINYA:
- Disenangi banyak orang
- Penuh perhatian kepada orang lain
- Menumbuhkan motivasi dg cara positif
- Terlalu fleksibel dlm membuat perencanaan,
kadang-kadang menjadi kacau balau.
- Sering mencoba-coba sesuatu & terbuka
terhadap saran-saran.
KEBAIKAN & KEKURANGAN
GAYA”NICE GUY”.
KEBAIKAN:
• Ikatan tim sangat kuat & akrab
• Atlet sering menunjukkan prestasi melebihi apa
yang diharapkan
• Suasana tim relaks penuh kekjeluargaan
• Permasalahan atlet dpt ditangani lebih efektif
KEKURANGAN
• Pelatih sering kelihatan lemah
• Atlet berbakat kurang ditangani dg baik
• Bisa kehilangan atlet yg mempunyai sifat pemalu.
3. INTENSE OR “DRIVEN” COACH
(Sifat-sifatnya hampir sama dg “Otoriter” hanya “Driven” lebih
emosional & tdk suka menghukum).
CIRINYA:
- Mudah khawatir dan bingung
- Suka mendramatisasikan keadaan
- Segala sesuatu ditangani secara pribadi
- Selalu memiliki pengetahuan yg lengkap mengenai
permainan dan segala peraturannya.
- Berkemauan keras melibatkan diri & tdk pernah puas
dengan apa yang dihasilkan.
- Menyediakan seluruh waktu untuk memahami permasalahan
yg dihadapi
- Memotivasi atlet atas dasar pengalaman pribadi
KEBAIKAN & KEKURANGAN GAYA
“DRIVEN”
KEBAIKAN:
• Tim yg dibina umumnya sukses dlm pertandingan
• Tim dibantu sepenuhnya kalau mau kerja keras
• Pelatih tsb biasanya kerja lebih keras dari pada atlet yg dibinanya.
KEKURANGAN:
• Suka menakut-nakuti atlet dalam upaya memberi tantangan
• Tim mudah mengalami “burn-out” sebelum berakhir suatu season
• Membenci atlet yg kelihatan malas
• Mudah kehilangan atlet karena kurang ditangani dg baik
• Tuntutan pelatih sering tidak realistik
• Anggota tim sering malu karena penampilan pelatih yg emosional
4. THE “EASY GOING” COACH
(Gaya pelatih yang menganggap enteng
permasalahan dan merupakan kebalikan dari
gaya “Driven” coach yang penuh semangat)
CIRI-CIRINYA:
- Tdk pernah nampak serius menghadapi segala
sesuatu
- Enggan membuat jadwal kerja
- Tidak pernah mengeluh, segalanya dilihatnya
mudah
- Memberi kesan semuanya dapat dikendalikan,
sehingga pada saat-saat tertentukelihatan malas.
KEBAIKAN & KEKURANGAN “EASY
GOING” COACH
KEBAIKAN
• Menumbuhkah perasaan tidak tergantung pada pelatih
• Pelatih hanya sebagai guide & konsultan
• Tim hanya mengalami sedikit tekanan
• Segala sesuatu didapat dg mudah oleh tim
KEKURANGAN
• Sering pelatih nampak tidak dpt menguasai pemainnya
• Tim sering dlm kondisi fisik yg kurang baik
• Jika ada tekanan tim mudah panik
• Pelatih sering nampak masa bodoh terhadap berbagai
kondisi
5. THE “BUSINESS-LIKE”
COACH
(Bergaya seperti seorang “business men”)
CIRI-CIRINYA:
- Menggunakan pendekatan dlm olahraga atas
dasar untung rugi
- Pendekatannya sangat logis
- Tampak berpribadi dingin, tidak hangat dlm
pergaulan
- Memiliki pemikiran yang tajam
- Piukiran utamanya dituukan pada lawan
bertanding
- Bersikap pragmatis dan tekun
KEBAIKAN & KEKURANGAN THE
“BUSINESS-LIKE” COACH
KEBAIKAN:
- Selalu “up-to-date” dlm penguasaan teknik-teknik terbaru
- Tim tampak selalu terorganisasi secara strategis untuk
dapat mencapai sukses
- Percaya diri atlet dapat berkembang dg baik melalui
pengelolaan organisasi secara cerdik
KEKURANGAN
- Sering timbul perasaan pada atlet, dianggap kurang
penting
- Tim spirit kurang
- Sulit menghadapi atlet yg kurang terorganisasi dg baik
- Mudah kehilangan atlet karena kurang termotivasi secara
emosional
CATATAN TENTANG SIFAT &
KEPRIBADIAN PELATIH
• Selain kelima gaya kepemimpina
yang dikemukakan TUTKO &
RICHARD tersebut, kemungkinan
kombinasi dari berbagai sifat-sifat
tersebut masih mungkin terjadi, dan
dapat berkembang dari hasil
pendidikan dan pengalaman sebagai
seorang pelatih.
DAFTAR PUSTAKA

• Self Management, Aribowopriyosaksono & Marlan M.,2001


• Revolusi IQ / EQ / SQ, Taufik Pasiak, 2002.
• Emotional Quality Management, Anthony Dio Martin, 2003
• Brainware Management, Taufik Bahaudin, 1999
• Adversity Quotient, Paul G. Stoltz, 2005.
• Rahasia Sukses membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual,
Ary Ginanjar Agustin, 2001.
• Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power, Ary Ginanjar
Agustin, 2003.
• Quantum Quotent, Cara Praktis Melejitkan IQ, EQ dan SQ
yang Harmonis, Ir. Agus Nggermanto, 2001.
• Ledakan EQ, 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emotional
• Meraih Sukses, Steven J. Stein & Howard E. Book MD, 2000.
• Sudbbyo Setyobroto, Psikologi Kepelatihan, 1993.

Anda mungkin juga menyukai