OLEH
FAUZI, M.Si
Menurut James Stoner: Manajemen adalah
proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan uasaha-
usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya lain yang ada
dalam organisasi guna mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
PERBEDAAN MANAJER & PEMIMPIN
MANAJER PEMIMPIN
• Melakukan Sesuatu Dengan • Melakukan Sesuatu Yang
Benar Benar
• Berurusan Dengan • Berurusan Dengan Inovasi
Ketatalaksanaan Atau Atau Perubahan
Ketertiban
• Memelihara Apa Yang Ada • Berusaha Melakukan
Dengan Sebaik-baiknya Pengembangan
• Berorientasi Pada • Berorientasi Pada Manusia,
Sistem/Peraturan/Formalitas Non Formal/Personal
• Berkaitan dg. Tugas Jangka • Berkaitan Dg. Tugas Jangka
Pendek & Operasional Panjang Dan Strategis
• Dalam Melaks. Tugas Cukup • Dalam Bekerja
Bertanya Bagaimana Mempertanyakan Apa Dan
Mengapa Dilakukan
PERBEDAAN MANAJER & PEMIMPIN
MANAJER PEMIMPIN
Menegakkan Aturan Membangun Komitmen
Menjamin Terlaksananya Menjamin Terlaksananya
ADMINISTRATI
ON
MANAGEMEN
T
LEADERSHIP
HM
HUMAN RELATION
FUNGSI-FUNGSI
MANAJEMEN (H. FAYOL)
• Perencanaan (Planning)
• Pengorganisasian (Organizing)
• Pemberian komando (Commanding)
• Pengkoordinasian (Coordinating)
• Pengawasan (Controlling)
PENGANTAR
• DIFINISI MANAJEMEN
• Perbedaan Manajer Manajemen
• Perkembangan Generasi Manajemen
• Abad 21 dan Pemimpin
• Fungsi-Fungsi Manajemen
• Manajemen Diri Untuk Berprestasi
DIFINISI MANAJEMEN
1. Menurut Encyclipedia Social Science:
Manajemen adalah proses pelaksanaan
pencapaian tujuan tertentu yang
diselenggarakan dengan pengawasan.
MANAJER PEMIMPIN
Menegakkan Aturan Membangun Komitmen
Menjamin Terlaksananya Menjamin Terlaksananya
Manajemen Personalia
• Perencanaan (Planning)
• Pengorganisasian (Organizing)
• Pemberian komando (commanding)
• Pengkoordinasian (coordinating)
• Pengawasan (Controlling)
FUNGSI-FUNGSI
MANAJEMEN (L. GULICK)
• Perencanaan
• Pengorganisasian
• Penyusunan Pegawai
• Pengarahan
• Pengkoordinasian
• Pembuatan Laporan
• Pengawasan
FUNGSI-FUNGSI
MANAJEMEN (G. TERRY)
• PERENCANAAN
• PENGORGANISASIAN
• PELAKSANAAN
• PENGAWASAN
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
(PROF. OEY LIANG LEE)
• PERENCANAAN
• PENGORGANISASIAN
• PENGARAHAN
• PENGKOORDINASIAN
• PENGAWASAN
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
(JAMES STONER)
• PERENCANAAN
• PENGORGANISASIAQN
• MEMIMPIN
• PENGAWASAN
PLANNING (PERENCANAAN)
JENIS RENCANA
• Menurut Jangka Waktu
1. Rencana Jangka Pendek (1 tahun atau kurang)
2. Rencana Jangka Menengah (1th s.d. kurang dr. 3th.)
3. Rencana Jangka Panjang (4 th atau lebih)
PERSPEKTIF
• P2: Perencanaan jangka panjang mengarah pada:
POSISI
• P3: Perencanaan taktis mengarah pada:
PERFOMA
ORGANIZING
ORGANIZING
• Hubungan tingkah laku efektif di antara orang-orang
yang bekerja sama untuk memperoleh kepuasan
pribadi dalam tugas-tugas untuk mencapai tujuan
organisasi
Planning Managing
ADMINISTRATI
ON
MANAGEMEN
T
LEADERSHIP
HM
HUMAN RELATION
11 KOMANDO UNTUK
ABAD 21
NO KOMANDO
1 • CIPTAKAN KEUNGGULAN BERSAING
2 • INOVASI ATAU MATI
3 • MANFAATKAN ASET TERSEMBUNYI
4 • UTAMAKAN AKSI DAN KECEPATAN
5 • PROAKTIF
6 • PATAHKAN PENGHALANG
7 • GUNAKAN SEMUA KETERAMPILAN
8 • GUNAKAN PERSPEKTIF GLOBAL
9 • MULAI REVOLUSI EKONOMI INDUSTRI
10 • BUAT ORGANISASAI RELIGI
11 • BANGUN KINERJA STRATEGIS
BEBERAPA PEMIKIRAN
ABAD 21
PEMIKIR VISI
• Charles Hendy • Temukanlah Rasa Dalam Ketidak Pastian
• Gary Hamel • Buatlah Temuan-Temuan Ulang
• Eli Goldart • Fokuskanlah Pada Hambatan
• Michael Hammer • Organisasi Sederhana
• Warren Bennis • Jadilah Pemimpin Dari Pemimpin
• Michael Porter • The Real Meaning Of Technology
• Stephen Covey • Percaya Pada Potensi Manusia
• Jhon Naisbitt • Mulailah Menengok Asia
• Lester Thurow • Kompetisi Dalam Dirinya Sendiri
• Jhon Kotter • Budaya Adalah Pengungkit
• Alries &Jack Trout • Marketing Yang Baik Adalah Lebih Essensial
• Peter Senge • Jabarkan Dari Suatu Sistem
Jaga kesehatan Bangun keseim
&kebugaran bangan IQ, EQ,
(1) AQ,SQ & UI
kondusif
FOKUS PADA PENGEMBANGAN
KEKUATAN
KECERDASAM MUSIKAL
KEMAMPUAN MENCIPTA ATAU MENGGUBAH MUSIK
BERNYANYI DG BAIK, MEMAHAMI DAN
MENGAPRESIASI MUSIK, MENJAGA RITME, SEPERTI
MUSISI, KOMPOSER, DAN PEREKAYASA REKAMAN.
CONTOH: Mozart, Leonard Bernstein
KECERDASAN KINESTETIK TUBUH
KECERDASAN NATURALIS
KEMAMPUAN MENGENAL FLORA DAN FAUNA
MELAKUKAN PEMILAHAN RUNTUT DALAM DU
NIA KEALAMAN SEPERTI; AHLI BOTANI, PEMBURU,
KONSERVASI BIOLOGI, AHLI LINGKUNGAN HIDUP.
contoh: Charles Darwin, E.O. Wilson.
KITA BELAJAR
10% dari apa yang kita baca
20% dari apa yang kita dengar
30% dari apa yang kita lihat
50% dari apa yang kita lihat dan dengar
70% dari apa yang kita katakan
90% dari apa yang kita katakan dan
lakukan
THE LEARNING
REVOLUTION, 2000
TANTANGAN OLIMPIADE
(Marilyn King, atlet Panca Lomba
Olimpiade USA)
• Jika Anda punya gairah dan visi tetapi tanpa
aksi, ANDA MELAMUN
• Jika Anda punya visi dan aksi tetapi tanpa
gairah, ANDA AKAN SERBA TANGGUNG
• Jika Anda punya gairah dan aksi tetapi tanpa
visi, ANDA AKAN SAMPAI DITEMPAT
YANG KELIRU
TINGKATKAN EQ
(5 ASPEK PENTING UNTUK MENINGKATKAN EQ)
• Kesadaran diri (self awareness): Kemampuan
mengobservasi dan mengenali diri
• Mengelola Emosi (managing emotional): Kemampuan
mengelola emosi secara akurat
• Memotivasi diri (self motivation): Kemamp.
mengendalikan emosi guna mendukung pencapaian
tujuan pribadi
• Empati (empaty): Kemamp. mengelola sensitivitas
menempatkan diri pada sudut pandang orang lain
sekaligus menghargainya.
• Menjaga relasi (handling relationship): Kemamp.
Berinteraksi & menjaga hub. yg sehat dg or.lain.
5 KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN
PENENTU KESUKSESAN
• Kemampuan beradaptasi dg berbagai hirarki sosial
• Keinginan bekerjasama
• Kapasitas untuk dapat dipercaya dan bertahan
pada satu komitmen
• Kemampuan bertahan terhadap stres dan
berbagai tekanan
• Keterbukaan diri menghadapi masalah, berpikir
inovatif & kecerdikan menghadapi masalah
TANGGA KEMATANGAN EMOSI
EMPAT KOMPONEN
PENGENDALI EMOSI Emotional
Affirmation
4
Emotional
3
2. Emotional Acceptance Emotional
Acceptance
3. Emotional Affection 2
Emotional
(Martin, 2003) 1
TANGGA KEMATANGAN EMOSI
KEMATANGAN EMOSI
EMPAT KOMPONEN PENDORONG EMOSI
(Martin, 2003)
1. Emotional Knowledge
2. Emotional Spirituality
3. Emotional Authenticity
4. Emotional Reconciliation
MANFAAT EMOSI
• Emosi berfungsi sebagai energizer atau
pembangkit energi
• Emosi memberi kegairahan hidup manusia
• Emosi bermanfaat sebagai memperkuat pesan
atau informasi yang disampaikan (reinforcer)
• Emosi sebagai penyeimbang kehidupan
(balancer) memungkinkan kita menjaga proses
homeostatis dalam diri kita.
WILAYAH KECERDASAN
EMOSIONAL
• Mengenali emosi diri
• Mengelola emosi
Melalui diskusi
• Memotivasi diri kelompok
• Mengenali emosi orang lain
• Membina hubungan
Control Endurance
(Kemampuan (Kemampuan
Mengendalikan Daya tahan thd
Diri) Kesulitan)
)
LANGKAH PRAKTIS
MENGEMBANGKAN SQ
(Agus, 2001)
1. MENYADARI SITUASI
2. INGIN BERUBAH
3. MENGENALI DIRI
4. MENYINGKIRKAN HAMBATAN
5. DISIPLIN
6. MAKNA TERUS MENERUS
7. HORMATI MEREKA
SISTEM PEMROSESAN ENERGI
SPIRITUAL
Step1: Mengenal suara hati yang merupakan
tiupan ruh ilahi (spiritual capital)
GOD
SPOT
IQ
EQ
AQ
AQ
SQ
SQ
AQ EQ
VISI DAN MISI, PEMBANGUNAN
OLAHRAGA NASIONAL
Analisis Kondisi Olahraga di Indonesia
Visi dan Misi Pembinaan olahraga
Arah Pembinaan Olahraga
Sasaran Pembinaan Olahraga
Strategi Pembinaan Olahraga
Jalur Pembinaan Olahraga
Klasifikasi Program Pembangunan Olahraga
Manfaat Olahraga Dalam Menunjang Pemb. Nas.
Kunci Keberhasilan Pembangunan OR. di Abad 21
ANALISIS SWOT
ADADAH SALAH SATU
TEKNIK UNTUK
MENGAMBIL SUATU
KEPUTUSAN
STRATEGIK
MASALAH-MASALAH DALAM
ANALISIS SWOT
1. THE MISSING LINK PROBLEM
2. THE BLUE SKY PROBLEM
3. THE SILVER LINNING PROBLEM
4. THE ALL THINGS TO ALL PEOPLE
PROBLEM
5. THE PUTTING THE CART BEFORE
THE HORSE PROBLEM
The missing link problem
Masalah hilangnya unsur keterkaitan.
Adalah kegagalan dlm menghubungkan
evaluasi thdp faktor eksternal dg
evaluasi faktor internal. Akibatnya
melahirkan keputusan yg salah.
The blue sky problem
Masalah langit biru. Langit biru selalu
membawa kegembiraan karena cuaca yg
cerah. Ini berarti para pengambil
keputusan bersikap terlalu cepat optimis
ketika melihat peluang dlm lingkungan.
Hal ini dpt berakibat munculnya penilaian
faktor eksternal & internal yg tdk cocok.
Kekuatan organisasi terlalu di besar-
besarkan, sedangkan kelemahan
organisaasi dilupakan atau diremehkan.
The silver linning problem
Suatu harapan dlm kondisi yg kurang
menggembirakan. Ini merupakan situasi
yg melahirkan masalah krn pengambil
keputusan mengharapkan sesuatu dlm
suasana yg tdk menguntungkan. Masalah
ini timbul kalau pengambil keputusan
memandang remeh thdp pengaruh dari
ancaman lingkungan, dan ancaman itu
sering ditafsirkan akan memberikan
keuntungan krn dianggap peluang
tersembunyi
The all things to all people problem
COMPARATIVE
STRENGTH MOBILIZATIO
ADVANTAGE
S N
INVESMENT
WEAKNESS DAMAGE
DIVESMENT
ES CONTROL
COMPARATIVE ADVANTAGE
Apabila pengambil keputusan melihat
posisi eksternal ada peluang dan
ternyata posisi internal juga memiliki
kekuatan maka organisasi itu
menghadapi isu strategik yang dapat
disebut Comparative Advantage
(keunggulan komparatif). Dua elemen
strategik yang baik bertemu, maka
organisasi memiliki kemungkinan dapat
berkembang dengan cepat.
MOBILIZATION
Mobilization adalah kotak interaksi
antara ancaman / tantangan dengan
kekuatan organisasi. Disini para
pengambil keputusan berusaha
memobilisasi sumber daya yang
merupakan kekuatan organisasi untuk
memperlunak ancaman dari luar,
bahkan kalau mungkin dapat
mengubahnya menjadi peluang.
INVESMENT / DIVESMENT
Peluang yang tersedia sangat
meyakinkan, tetapi tidak ada kemampuan
organisasi untuk menggarapnya. Kalau
dipaksakan bisa memakan biaya terlalu
besar sehingga merugikan organisasi.
Lebih baik tinggalkan dan serahkan
kepada organisasi lain yang mungkin
memiliki posisi yang lebih baik.
DAMAGE CONTROL
Pertemua antara ancaman dari ekternal dan
kelemahan sumber daya organisasi. Kotak
ini merupakan kotak yang paling lemah, dan
bisa membawa bencana bagi organisasi.
Strategi yang harus ditempuh adalah
mengendalikan kerugian yang diderita
sehingga tidak separah yang diperkirakan.
Hal ini dapat dilakukan dg sedikit demi
sedikit membenahi sumberdaya dg harapan
mampu memperkecil ancaman dari luar.
Upaya ini juga untuk mengubah kelemahan
menjadi kekuatan.
MATRIKS ANCAMAN & PELUANG
Di Yogya ada 3 universitas negeri yaitu: UG, UN, &
UI. UG memiliki mhs 50.000 orang, dosen 2000
orang, dan 1600 orang karyawan selama ini tdk
pernah menghiraukankan dua universitas lainnya.
Untuk pertama kalinya UG akan menganalisis
SWOT-nya untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan dlm lingkungan internalnya, dan untuk
mengetahui peluang dan ancaman dari lingkungan
eksternalya. (1) UG mencoba menganaliais
ancaman dari luar. Dalam lingkungan pemasaran
ditemukan bahwa sebagian besar mahasiswa
berasal dari Indonesia Timur yang penduduknya
diperkirakan akan merosot tajam 5 tahun
mendatang karena bebagai alasan;
(2) Dalam lingkungan publik ternyata masyarakat
di kota Yogyakarta kurang menaruh perhatian
kepada UG, kurang memberi dukungan dan
umumnya bersikap apatis; (3) Dalam lingkungan
kompetitif ternyata UN & UI jauh lebih hebat, dan
agresif dlm mencari mahasiswa; (4) Dalam
lingkungan makro, SPP UG ternyata terlalu tinggi
sehingga mengancam posisinya dalam bersaing
dg UN & UI. Dalam mengklasifikasi ancaman
diatas, ternyata ancaman no.1 & 4 sangat
membahayakan & kemungkinan terjadinya tinggi
sekali. Ancaman no.3 sangat berbahaya juga,
namun tidak akan selamanya muncul
kepermukaan. Ancaman no.2 tingkat bahayanya
rendah, dg alasan sikap masyarakat tdk akan
selamanya apatis. Ancaman & peluang tersebut
dapat dibuat matriks sebagai berikut:
MATRIK ANCAMAN & PELUANG
A. MATRIKS ANCAMAN
PROBABILITAS
KERUGIAN POTENSIAL
TERJADINYARENDAH
TINGGI
TINGGI 1.4 3
RENDAH 2
B. MATRIKS PELUANG
PROBABILITAS SUKSES
DAYA ATRAKTIF
POTENSIAL TINGGI RENDAH
TINGGI 1.3
RENDAH 2 4
ANALISIS KONDISI OLAHRAGA
INDONESIA
A. KEKUATAN
Jumlah penduduk Indonesia (>220 jt)
Kekayaan sumberdaya alam Indonesia
Banyaknya Lembaga Pendidikan Tinggi
Olahraga di Indonesia.
Semakin memasyarakatnya olahraga di
Indonesia
Adanya Undang-Undang & PP. tentang
Olahraga
Adanya organisasi olahraga yang berjenjang
dari tkt. daerah sampai ke nasional.
ANALISIS KONDISI OLAHRAGA INDONESI
B. KELEMAHAN
Sistem pembinaan yang belum terpadu (masih
terkotak-kotak)
• Terbatasnya dukungan dana pemerintah
• Lemahnya kurikulum penjas di sekolah (jam
pelajaran, metoda, sarana & prasarana)
• Sarana prasarana or. untuk masyarakat sangat
kurang
• Kualitas sdm or. masih rendah
• Penerapan Ipteks or. masih rendah
• Sistem informasi or. Belum dikelola secara
profesional
• Kemunduran prestasi olahraga di tkt. regional &
internasional
ANALISIS KONDISI OR.
INDO.
D. PELUANG
• OTONOMI DAERAH
• ADANYA UU OLAHRAGA TH 2005
C. TANTANGAN
Sistem Pembinaan OR. Yg. Bertahap,
Berjenjang dan Berkesinambungan Belum
Berjalan Baik
IPTEKS Olahraga di Indonesia yg. Masih
Ketinggalan
Manajemen Olahraga yang Belum
Professional
Profesi Olahraga yang Belum Tertata
VISI DAN MISI PEMBINAAN OLAHRAGA
VISI :
Olahraga sebagai alat Pembangunan bangsa untuk
membentuk SDM yang bekualitas: sehat, bugar,
sejahtera, fair flay, bermartabat, dan mampu bersaing
di dunia global..
MISI :
1. Membentuk manusia Indonesia seutuhnya dan masy.
Indonesia seluruhnya yang berkualitas.
2. Mendukung peningkatan produktivitas nasional yang
memiliki keunggulan daya saing.
3. Mewujudkan prestasi olahraga yg membanggakan dan
mengangkat harkat serta martabat bangsa Indonesia.
4. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa
OLAHRAGA SEBAGAI ALAT
PEMBANGUNAN BANGSA
NO DIMENSI OLAHRAGA INDIKATOR
KESEHATAN
2. OR. REKREASI KEBUGARAN
KESEJAHTERAAN
KEBANGGAAN &
3. OR. PRESTASI
MARTABAT BANGSA
ARAH PEMBINAAN OLAHRAGA
1. Agar mampu meningkatkan kualitas hidup
manusia dan seluruh masyarakat Indonesia.
2. Agar mampu memberikan manfaat yg sebesar-
besarnya bagi peningkatan kesejahteraan rakyat
dan pengembangan pribadi warga negara
Indonesia.
3. Agar mampu mengerahkan semua potensi yang
dimiliki, baik oleh pemerintah, swasta, maupun
masyarakat, yang berdaya guna dan berhasil guna.
4. Agar mampu meningkatkan prestasi olahraga yang
dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa
Indonesia.
SASARAN PEMBINAAN OLAHRAGA
1.Meningkatnya apresiasi dan partisipasi
seluruh masyarakat terhadap olahraga
sebagai salah satu kekuatan pembangunan
yang unggul dan diandalkan.
2.Meningkatnya kualitas kesehatan dan
kesegaran jasmani bangsa Indonesia yang
dibutuhkan untuk meningkatkan produk-
tivitas nasional.
3.Meningkatnya kemampuan dan prestasi
olahraga yang menjadi kebanggaan
nasional dan mampu mengangkat harkat
martabat bangsa Indonesia di forum
olahraga internasional.
STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA
1. Dilakukan dengan pola kerja terpadu, melalui
mekanisme koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi
antar lembaga / instansi / organisasi terkait.
2. Dilakukan secara bertahap, berjenjang, dan
berkesinambungan.
3. Disesuaikan dengan karakteristik daerah, budaya
masyarakat, cabang-cabang olahraga, serta
sumber daya yang ada.
4. Dilakukan dengan menciptakan iklim yang
kondusif bagi berkembangnya pola kemitraan dan
partisipasi dari seluruh masyarakat.
5. Dibagi dalam prioritas sesuai tahapan siklus lima
tahunan.
JALUR PEMBINAAN OLAHRAGA
(MULTY TRACK SYSTEM)
Dukungan Dukungan
Profesi Multi Mitra Dunia
Disiplin Usaha
PRESTASI
PEMBIBITAN
Dukungan Dukungan
Informasi Sarana dan
Prasarana
Kerjasama Lintas Dana
Sektor
Olahraga
PEMASALAN
Kontinuitas Kerjasama
Sumber Lintas
Daya Sektoral
MANAJEMEN OLAHRAGA PRESTASI
• Pola Pikir Peningkatan Prestasi Olahraga
• Faktor Penentu Peningkatan Prestasi Olahraga
• Sistem Pembinaan Olahraga Prestasi Jangka Panjang
• Strategi Pembinaan Olahraga Prestasi
• Jenjang Pembinaan Olahraga Pelajar
• Sinergi & Jenjang Pembinaan OR. KONI & Diknas
• Pembinaan OR. Terpadu Antara Penjas &
Pemanduan Bakat OR. di Sekolah
• Cab. Olahraga Prioritas dengan Pendekatan sistem
• Peta Perwilayahan
• Dasar Pertimbangan Cabang Olahraga Prioritas
Daerah
POLA PIKIR PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA
BADAN
BADANKOORDINASI
KOORDINASIPEMBINAAN
PEMBINAANDAN
DAN
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGANOLAHRAGA
OLAHRAGANASIONAL
NASIONAL
KEMAUAN POLITIK
PERATURAN
KEBIJAKAN PEM.
PER-UU-AN
2010 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2012
JENJANG
KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR
DA DA DA DA DA DA DA DA DA DA DA DA
KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR
NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS
LAPIS
POR POR PON POR POR PON POR POR PON
LAPIS DA DA XVI DA DA XVII DA DA XVIII
KOMPETISI
I (SENIOR) > 20
TAHUN
KOMPETISI
SPESIALISASI
II (YUNIOR) 15-19 TH.
(SENIOR) > 20
TAHUN
MULTILATERAL KOMPETISI
SPESIALISASI
III (PEMULA) < 14 TH.
(YUNIOR) 15-19 TH.
(SENIOR) > 20
TAHUN
STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA
PRESTASI DI DIY TAHUN 2005 s.d. 2016
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
JENJANG
KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR
DA DA DA DA DA DA DA DA DA DA DA DA
KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR KEJUR
NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS
KOMPETISI
I (SENIOR) > 20
TAHUN
KOMPETISI
SPESIALISASI
II (YUNIOR) 15-19 TH.
(SENIOR) > 20
TAHUN
MULTILATERAL KOMPETISI
SPESIALISASI
III (PEMULA) < 14 TH.
(YUNIOR) 15-19 TH.
(SENIOR) > 20
TAHUN
JENJANG PEMBINAAN OLAHRAGA
PELAJAR
PRESTASI KEJUARAAN
SMP TUGAS DAN WEWENANG ASIA
SMU OR. MENPORA ASEAN
(Ragunan) POPNAS
PPLP POPWIL
DINAS/BIDANG/KASI
KLS. OR. POPDA
LAT. PREST. OR.
OLAHRAGA
(Antar Kabupaten)
PENILIK
KLUB OR. PELAJAR PERTANDINGAN
OLAHRAGA
1.261 Klub ± 37.830 Atlet ANTAR KECAMATAN
SEKOLAH OR.
PPLP PEMBIBITAN PENGPROV, PENGKAB/
KOT, KLUB
KEMAMPUAN &
KEPRIBADIAN HASIL-HASIL
PELATIH PENELITIAN
KUALITAS
LATIHAN
FASILITAS & LATIHAN
PERALATAN KOMPETISI
GIZI
BAKAT KESEHATA
MOTIVASI
KEMAMPUAN N
ATLET
SINERGI & JENJANG PEMBINAAN
OLAHRAGA KONI & DIKNAS
PEMBINAAN
PRESTASI
PEMBINAAN
PEMBIBITAN
PEMBINAAN
PEMBINAAN PEMASSALAN
PEMASSALAN
TALENT SCOUTING
PEMBINAAN
PEMBINAANOR.TERPADU
OR.TERPADUANTARA
ANTARAPENJAS
PENJASDAN
DAN
PEMANDUAN
PEMANDUANBAKAT
BAKATOR.
OR.DI
DISEKOLAH
SEKOLAH
Intra Penilaian Tk. Kec. Tk. Kab. Tk. Prov. Tk. Wil/Nas
Awal Tahun
Kurikuler Rapor Caturwulan Caturwulan Caturwulan Setiap
Ajaran Baru
Penjas Penjas I II III 2 Tahun
Penilaian Tes
Kompetisi Kompetisi
Status Kes. Pembinaan Kebugaran, Kompetisi Kompetisi
Antar Tk Wil/Nas
Gizi dan Kesehatan & Ketrampilan Antar Antar
Kabupaten POPWIL/
Kebugaran Kebugaran & Kompetisi Sekolah Kecamatan
(POPDA) POPNAS
Antar Kls
Intra Penilaian Tk. Kec. Tk. Kab. Tk. Prop. Tk. Wil/Nas
Awal Tahun
Kurikuler Rapor Caturwulan Caturwulan Caturwulan Setiap
Ajaran Baru
Penjas Penjas I II III 2 Tahun
Penilaian Tes
Kompetisi Kompetisi
Status Kes. Pembinaan Kebugaran, Kompetisi Kompetisi
Antar Tk Wil/Nas
Gizi dan Kesehatan & Ketrampilan Antar Antar
Kabupaten POPWIL/
Kebugaran Kebugaran & Kompetisi Sekolah Kecamatan
(POPDA) POPNAS
Antar Kls
Geografis
dan Fisik
Demografis
CABANG
OLAHRAGA Kepribadian
Kultur dan
PRIORITAS &
Tradisi
Daerah Psikologis
Kemampuan
Finansial
Daerah Kesehatan
PETA
PERWILAYAHAN
KONDISI
KESEHATAN
DAN
WATAK KEBUGARAN KARAKTERISTIK
MANUSIA CAB. OR
KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK
CAB. OR POSTUR
TUBUH
DASAR
DASARPERTIMBANGAN
PERTIMBANGANCABANG
CABANG
OLAHRAGA
OLAHRAGAPRIORITAS
PRIORITASDAERAH
DAERAH
KEMAMPUAN
DAERAH
ORGANISASI DAN LEMBAGA
KEOLAHRAGAAN
• Peta Organisasi Olahraga Dunia
• Gerakan Olympiade
• Koordinasi Institusi Pemerintah & NGO
• Organisasi Induk Olahraga Nasional
• Induk Organisasi Cabang Olahraga
• Menpora / Dirjen Olahraga
PETA ORGANISASI OLAHRAGA DUNIA
FEDERASI OLAHRAGA
KOMITE OLIMPIADE
ORG. OR INTERNASIONAL INTERNASIONAL
INTERNASIONAL
TINGKAT KAWASAN (MIS. FIFA, FINA)
(MELAKSANAKAN
(MIS.POR. TERMASUK ORG. OR.
GERAKAN
PERSEMAKMURAN) BERWAWASAN
OLIMPIADE)
LINGKUNGAN
IOC
INSTITUSI PEMERINTAH
PUSAT (MENPORA/DIRJEN KOI / KONI
PB/PP. CABOR
PROPINSI KONI PROV.
PENGPROV
KONI KOTA/
KAB. / KOTA KABUPATEN
PENGKAB/KOT
KLUB
ORGANISASI INDUK OLAHRAGA
KONI PB/PP
PUSAT CABOR
KONI
PENGPROV
PROVINSI
KONI
PENGKAB/KOT
KAB/KOTA
KOORDINAT. OR
KLUB
KECAMATAN
INDUK ORGANISASI CABANG
OLAHRAGA
1. PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia 14. PERCASI (Persatuan Catur Seluruh Indon.)
2. FASI (Federasi Aerosport Seluruh Indonesia 15. PODSI (Persatuan Olahraga Dayung Seluruh
3. IKASI (Ikatan Anggar Seluruh Indonesia) Indonesia)
4. PABBSI (Pers. Angkat Besi, Angkat Berat & 16. PDBI (Persatuan Drum Band Indonesia)
Binaraga Seluruh Indonesia) 17. PGI (Persatuan Golf Indonesia)
5. ISSI (Ikatan Sport Sepeda Indonesia) 18. PGSI (Persatuan Gulat Amatir Seluruh
6. PERBASASI (Perserikatan Baseball & Indonesia)
Softball Amatir Seluruh Indonesia) 19. PHSI (Persatuan Hockey Seluruh Indonesia)
7 PORDASI (Persatuan Olahraga Bekuda 20. PJSI (Persatuan Judo Seluruh Indonesia)
Seluruh Indonesia) 21. FORKI (Federasi Olahraga Karate Do Indo.)
8 POBSI (Persatuan Olahraga Bliar Seluruh 22. PERKEMI (Persatuan Bela Diri Kempo Indo.)
Indonesia)
23. PORLASI (Persatuan Olahraga Layar Seluruh
9 PERBASI (Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia)
Indonesi) 24. PERBAKIN (Persatuan Menembak Sasaran &
10 PBVSI (Persatuan Bola Voli Seluruh Berburu Seluruh Indonesia)
Indonesia) 25. IMI (Ikatan Motor Indonesia)
11 PBI (Persatuan Boling Indonesia)
26. PERPANI (Persatuan Panahan Indonesia)
12 GABSI (Gabungan Bridge Seluruh
Indonesia) 27. FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia)
13 PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh 28. IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia)
Indonesia) 29. PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia)
30. POSSI (Persatuan Olahraga Selam Seluruh
Indonesia)
31. PERSANI (Persatuan Senam Indonesia)
INDUK ORGANISASI CABANG
OLAHRAGA
32. PERSETASI Persatuan Sepak Takraw BADAN OLAHRAGA FUNGSIONAL
Seluruh Indonesia)
33. PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh
1. BPOC (Badan Pembina Olahraga
Indonesia) Cacad)
34. PORSEROSI (Persatuan Olahraga 2. PP. KORI (Perhimpunan Pembinaan
Sepatu Roda Seluruh Indonesia)
Kesehatan Olahraga Indonesia)
35. PSASI (Persatuan Ski Air Seluruh
Indonesia) 3. BAPOMI (Badan Pembina Olahraga
36. PESTI (Persatuan Soft Tennis Indo.) Mahasiswa Indonesia)
37. PSI (Persatuan Squash Indonesia) 4. BAPOR KORPRI (Badan Pembina
38. TI (Tae Kwon Do Indonesia) Pusat Olahraga KORPRI)
39. KODRAT Keluarga Olahraga Tarung
Derajat) 5. BAPOPSI (Badan Pembina Olahraga
40. PELTI (Persatuan Tennis Lapangan Pelajar Seluruh Indonesia)
Seluruh Indonesia) 6. PERWOSI (Persatuan Wanita
41. PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Olahraga Seluruh Indonesia)
Indonesia)
42. PERTINA (Persatuan Tinju Amatir 7. SIWO PWI (Seksi Wartawan
Indonesia) Olahraga Persatuan Wartawan
43. WI (Wushu Indonesia) Indonesia)
DIREKTORAT JENDERAL OLAHRAGA
VISI :
Diharapkan pada tahun 2020 akan dicapai gaya hidup aktif
bangsa Indonesia yang ditandai dengan tingginya
partisipasi dalam aktivitas jasmani dan olahraga pada
umumnya.
MISI :
Membangun/menata sistem pembinaan dan pembangun-an
olahraga nasional yang menjamin kesinambungan
interkoneksitas antar lembaga-lembaga terkait diatas
landasan pembinaan yang kuat, sehingga dapat diopti-
malkan kemaslahatan bagi individu dan masyarakat, baik
mencakup aspek fisik, intelektual, sosial-emosional dan
moral disamping pencapaian prestasi disertai dampak
pengiring yang berkaitan dengan tujuan yang bersifat
ekonomis.
POLA KERJASAMA DAN SISTEM
INFORMASI OLAHRAGA
AGEN PERIKLANAN
KLUB/ KLUB/
ORGANISASI ORGANISASI
OLAHRAGA OLAHRAGA
MASYARAKAT PRESTASI
SPONSOR PENDUKUNG
SISTEM MANAJEMEN INFORMASI
Record KONI
PON/SG/AG Kab/Kota
PUSAT SISTEM INFORMASI
Recrd MANAJEMEN OLAHRAGA Peng Prov.
Nasional KONI DIY Cabor.
Record Peng Kab/
Olimpiade Kot Cabor
• INDIKATOR KUANTITATIF
• INDIKATOR KUALITATIF
STANDARDISASI, AKREDITASI DAN
SERTIFIKASI KEOLAHRAGAAN
Mencakup persyaratan
a. Ruang lingkup materi
b. Bahan dan silabus
c. Tingkat kompetensi yg dicapai
STANDAR PRASARANA
OLAHRAGA
Mencakup persyaratan:
a. Ruang & tempat berolahraga sesuai
dg teknis persyaratan cabor
b. Lingkungan yg terbebas dari polusi air,
udara dan suara
c. Keselamatan yg sesuai dg persyaratan
keselamatan bangunan
d. Sistem pengamanan
e. Kesehatan dg tersedianya perlengkapan
medik dan kebersihan
STANDAR SARANA
Mencakup persyaratan:
a. Perlengkapan & peralatan yg sesuai
persyaratan teknis cabor
b. Keselamatan yg sesuai dg persyaratan
keselamatan perlengkapan & peralatan
c. Kesehatan yg dinyatakan dg dipenuhinya
persyaratan kebersihan & higienis
d. Memenuhi syarat produk yg ramah
lingkungan
STANDAR ORGANISASI
KEOLAHRAGAAN
a. Akta pendirian
b. AD / ART
c. NPWP
d. Sturtur personalia
e. Rencana & program kerja
f. Sistem organisasi & Manajemen organisasi
g. Pelatihan & pembinaan tenaga yg
berjenjang
h. Kompetisi / kejuaraan yg
diselenggarakan /diikuti
i. Sistem kesejahteraan
j. Kode Etik organisasi
STANDAR PENYELENGGARAAN
KEJUARAAN OLAHRAGA
KEKURANGAN
• Pemain yg sensitif mudah drop-out
• Mudah merasa khawatir
• Sering mendiskusikan hal-hal yg tidak baik dalam suasana yang tidak menyenengkan
2. THE “NICE GUY” COACH
(Pelatih yg bergaya sebagai seorang bujangan
yg pandai bergaul, terbuka terhadap para atlet)
CIRI-CIRINYA:
- Disenangi banyak orang
- Penuh perhatian kepada orang lain
- Menumbuhkan motivasi dg cara positif
- Terlalu fleksibel dlm membuat perencanaan,
kadang-kadang menjadi kacau balau.
- Sering mencoba-coba sesuatu & terbuka
terhadap saran-saran.
KEBAIKAN & KEKURANGAN
GAYA”NICE GUY”.
KEBAIKAN:
• Ikatan tim sangat kuat & akrab
• Atlet sering menunjukkan prestasi melebihi apa
yang diharapkan
• Suasana tim relaks penuh kekjeluargaan
• Permasalahan atlet dpt ditangani lebih efektif
KEKURANGAN
• Pelatih sering kelihatan lemah
• Atlet berbakat kurang ditangani dg baik
• Bisa kehilangan atlet yg mempunyai sifat pemalu.
3. INTENSE OR “DRIVEN” COACH
(Sifat-sifatnya hampir sama dg “Otoriter” hanya “Driven” lebih
emosional & tdk suka menghukum).
CIRINYA:
- Mudah khawatir dan bingung
- Suka mendramatisasikan keadaan
- Segala sesuatu ditangani secara pribadi
- Selalu memiliki pengetahuan yg lengkap mengenai
permainan dan segala peraturannya.
- Berkemauan keras melibatkan diri & tdk pernah puas
dengan apa yang dihasilkan.
- Menyediakan seluruh waktu untuk memahami permasalahan
yg dihadapi
- Memotivasi atlet atas dasar pengalaman pribadi
KEBAIKAN & KEKURANGAN GAYA
“DRIVEN”
KEBAIKAN:
• Tim yg dibina umumnya sukses dlm pertandingan
• Tim dibantu sepenuhnya kalau mau kerja keras
• Pelatih tsb biasanya kerja lebih keras dari pada atlet yg dibinanya.
KEKURANGAN:
• Suka menakut-nakuti atlet dalam upaya memberi tantangan
• Tim mudah mengalami “burn-out” sebelum berakhir suatu season
• Membenci atlet yg kelihatan malas
• Mudah kehilangan atlet karena kurang ditangani dg baik
• Tuntutan pelatih sering tidak realistik
• Anggota tim sering malu karena penampilan pelatih yg emosional
4. THE “EASY GOING” COACH
(Gaya pelatih yang menganggap enteng
permasalahan dan merupakan kebalikan dari
gaya “Driven” coach yang penuh semangat)
CIRI-CIRINYA:
- Tdk pernah nampak serius menghadapi segala
sesuatu
- Enggan membuat jadwal kerja
- Tidak pernah mengeluh, segalanya dilihatnya
mudah
- Memberi kesan semuanya dapat dikendalikan,
sehingga pada saat-saat tertentukelihatan malas.
KEBAIKAN & KEKURANGAN “EASY
GOING” COACH
KEBAIKAN
• Menumbuhkah perasaan tidak tergantung pada pelatih
• Pelatih hanya sebagai guide & konsultan
• Tim hanya mengalami sedikit tekanan
• Segala sesuatu didapat dg mudah oleh tim
KEKURANGAN
• Sering pelatih nampak tidak dpt menguasai pemainnya
• Tim sering dlm kondisi fisik yg kurang baik
• Jika ada tekanan tim mudah panik
• Pelatih sering nampak masa bodoh terhadap berbagai
kondisi
5. THE “BUSINESS-LIKE”
COACH
(Bergaya seperti seorang “business men”)
CIRI-CIRINYA:
- Menggunakan pendekatan dlm olahraga atas
dasar untung rugi
- Pendekatannya sangat logis
- Tampak berpribadi dingin, tidak hangat dlm
pergaulan
- Memiliki pemikiran yang tajam
- Piukiran utamanya dituukan pada lawan
bertanding
- Bersikap pragmatis dan tekun
KEBAIKAN & KEKURANGAN THE
“BUSINESS-LIKE” COACH
KEBAIKAN:
- Selalu “up-to-date” dlm penguasaan teknik-teknik terbaru
- Tim tampak selalu terorganisasi secara strategis untuk
dapat mencapai sukses
- Percaya diri atlet dapat berkembang dg baik melalui
pengelolaan organisasi secara cerdik
KEKURANGAN
- Sering timbul perasaan pada atlet, dianggap kurang
penting
- Tim spirit kurang
- Sulit menghadapi atlet yg kurang terorganisasi dg baik
- Mudah kehilangan atlet karena kurang termotivasi secara
emosional
CATATAN TENTANG SIFAT &
KEPRIBADIAN PELATIH
• Selain kelima gaya kepemimpina
yang dikemukakan TUTKO &
RICHARD tersebut, kemungkinan
kombinasi dari berbagai sifat-sifat
tersebut masih mungkin terjadi, dan
dapat berkembang dari hasil
pendidikan dan pengalaman sebagai
seorang pelatih.
DAFTAR PUSTAKA