(RPMK)
tentang Perencanaan Anggaran,
Pelaksanaan Anggaran, dan Pelaporan
dan Pertanggungjawaban Anggaran
2
I. Pendahuluan
3
KONSEPSI OMNIBUS LAW : REFORMASI REGULASI
Latar Belakang Outcome
1. Terciptanya tata kelola pelaksanaan anggaran
Materi Muatan yang lebih baik (menghilangkan tumpang tindih
Baru antar PMK).
1.Peraturan terkait perencanaan,
pelaksanaan, pelaporan dan 2. Menciptakan belanja negara yang lebih efektif
pertanggungjawaban anggaran diatur Mengubah dan efisien (kualitas perencanaan dan belanja
Materi Muatan negara).
dalam lebih dari 20-an PMK.
3. Modernisasi pelaksanaan anggaran dengan
2.Perlunya penyesuaian pengaturan Mencabut tetap menjaga good governance/akuntabilitas.
ketentuan teknis, sebagai tindak lanjut peraturan 4. Tercapainya target output dan outcome belanja
ditetapkannya PP Nomor 6 tahun 2023 pemerintah melalui monev yang terintegrasi.
tentang Penyusunan RKA.
3.Kebutuhan untuk penyempurnaan regulasi
agar proses bisnis sesuai dengan dinamika Output
belanja pemerintah dan perkembangan
teknologi informasi.
Omnibus Law sebagai strategi reformasi & simplifikasi regulasi
4.Kebutuhan untuk simplifikasi tata kelola agar penataan dilakukan secara sekaligus menjadi 1 PMK, meliputi
keuangan untuk menciptakan efisiensi dan kluster perencanaan, pelaksanaan, pelaporan &
efektivitas dalam perencanaan, pertanggungjawaban anggaran.
pelaksanaan, pelaporan dan
pertanggungjawaban anggaran.
4
II. Tindak Lanjut Amanat PP Nomor 6 Tahun 2023
tentang Penyusunan RKA
5
PROSES PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN PELAKSANAAN ANGGARAN
T–2 T–1 T
Menggunakan SAKTI
Nota Keuangan dihasilkan
• Renja KL T dihasilkan dari RKAKL T-1 • Rancangan RKP
• KPJM T dihasilkan dari RKAKL T-1 + • Finalisasi Renja-KL dari aplikasi RKAKL
formula dari aplikasi KPJM • Pembicaraan
• RKP T masih menggunakan KRISNA pendahuluan dengan
DPR Menghasilkan RKA KL
T+1/2/3, KPJM Closing
Pengguliran untuk
T+1/2/3, RENJA T+1 31 Des
angka dasar RKA K/L - Perpres RKP
dalam bentuk - SB Pagu Anggaran
Rancangan Awal Renja
NOV DES JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGS SEPT OKT NOV DES JAN MAR MEI JUL SEP NOV DES
Penyusunan
RKAKL SBPA Penyesuaian Pelaksanaan Anggaran,
Pembahasan RKAKL RKAKL sesuai
dalam rangka Pagu hasil
Penyusunan Revisi Anggaran,
Anggaran (NK) pembahasan
Renja-KL Pembahasan DPR
(termasuk Updating DPR
KPJM T/ Renja) Monitoring dan Evaluasi
RKA KL T Review Baseline SB Pagu • Finalisasi RKA K/L
berbasis RKA K/L dan Indikatif T & DIPA T Pelaporan dan pertanggung jawaban
New Inisiatives berbasis Nota • Perpres Rincian
RKP (Bappenas dan DJA) Keuangan • Updating Renja
Dasar Reviu baseline dalam Penyusunan RKAKL Penyesuaian RKA hasil bahas Pelaksanaan Anggaran Monev Kinerja Pelaporan dan
Hukum penyusunan SBPI • PP90/2010 & PP 17/2017 DPR • PMK 132/2021 Anggaran KL/BUN Pertanggungjawaban
terkait • PP90/2010 & PP • PMK 208/2019 • PP90/2010 & PP 17/2017 • PMK 114/2021 • PMK 22/2021 PMK
17/2017 • PMK 71/2013 • PMK 208/2019 • PMK 190/2012 • PMK 204/2021 215/PMK.05/2016
• SKB Kemenkeu • PMK 91/2020 • PMK 199/2021 • PMK 2/2021
Bappenas • PMK 127/2020
• PMK 71/2013
TINDAK LANJUT AMANAT PP NOMOR 6 TAHUN 2023
TENTANG PENYUSUNAN RKA
Beberapa hal yang diamanatkan dalam PP Nomor 6 Tahun 2023 untuk dituangkan dalam
Peraturan Menteri Keuangan adalah sebagai berikut:
Implementasi Prinsip Penggunaan KAJM sebagai Sistem Informasi dalam Muatan Informasi yang
Belanja Berkualitas dalam acuan dalam penyusunan rangka terdapat dalam Struktur
penyusunan RKA RKA dan PM Penyusunan RKA dokumen RKA
7
SISTEMATIKA DALAM DRAFT RPMK OMNIBUS
Bab I KETENTUAN UMUM Bab VI TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN
ANGGARAN
Bab II PENDEKATAN PENYUSUNAN RKA
Bagian I DIPA
Bagian I Pedoman Penyusunan RKA dan Klasifikasi Anggaran
Bagian II Pejabat Perbendaharaan Negara
Bagian II Kaidah Penganggaran Dalam Penyusunan RKA
Bagian III Menteri Keuangan Selaku BUN
Bagian III Standar Biaya
Bagian IV Pejabat Fungsional di Bidang Pengawasan Keuangan Negara
Bagian V Komitmen
Bab III TATA CARA PENYUSUNAN RKA-K/L
Bagian VI Pengajuan Tagihan Kepada Negara
Bagian I Pra Penyusunan RKA-K/L
Bagian VII Pengujuan dan Penyelesaian Tagihan
Bagian II Penyusunan RKA-K/L Berdasarkan Pagu Anggaran
Bagian VII Pengawasan dan Pengendalian Internal
Bagian III Penelitian dan Reviu RKA-K/L
Bagian IX Tanda Tangan Elektronik
Bagian IV Penelaahan RKA-K/L
Bagian X Tata Cara Pembayaran atas Beban Bagian Anggaran Bendahara Umum
Bagian V Penyesuaian RKA-K/L berdasarkan Alokasi Anggaran
Bagian VI Tata Cara Penyusunan dan Pengesahan DIPA K/L
Bab VII AKUNTANSI DAN PELAPORAN
Bagian I Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
Bab IV TATA CARA PENYUSUNAN RKA-BUN
Bagian II Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SABUN)
Bagian I Indikasi Kebutuhan Dana BUN
Bagian III Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
Bagian II Penyusunan RKA-BUN Berdasarkan Pagu Anggaran
Bagian IV Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
Bagian III Reviu RKA Satker BUN
Bagian V Reviu dan Pernyataan Tanggung Jawab
Bagian IV Penyusunan RKA-BUN
Bagian V Penelaahan RKA-BUN
Bab VIII PENGENDALIAN DAN PEMANTAUAN SERTA EVALUASI KINERJA
Bagian VI Penyesuaian RKA-BUN
ANGGARAN
Bagian VII Koordinator PPA BUN
Bagian I Pengendalian dan Pemantauan
Bagian VIII Tata Cara Penyusunan dan Pengesahan DIPA BUN
Bagian II Evaluasi Kinerja Anggaran
Bagian IX Penggunaan dan Pengalokasian BA BUN pada TA Berjalan
Bagian III Data dan Informasi
Bab V REVISI ANGGARAN
Bab IX PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN/ATAU PENGENAAN SANKSI
Bagian I Kewenangan Revisi Anggaran
KEPADA K/L
Bagian II Tema Revisi Anggaran
Bab X KETENTUAN LAIN-LAIN
Bagian III Pergeseran Anggaran pada BA BUN
Bab XI KETENTUAN PENUTUP
Bagian IV Mekanisme Revisi Anggaran
Bagian V Batas Akhir Penerimaan Usulan dan Penyampaian Pengesahan Revisi Terdiri dari 11 Bab, 269 Pasal 8
Anggaran
III. Substansi RPMK
a. Perencanaan Anggaran K/L dan BUN
b. Standar Biaya
c. Revisi Anggaran
d. Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
e. Akuntansi dan Pelaporan
f. Pengendalian dan Pemantauan serta Evaluasi Kinerja Anggaran
g. Pemberian Penghargaan dan/atau Pengenaan Sanksi kepada K/L
9
HAL-HAL BARU DAN PENYEMPURNAAN KETENTUAN
DALAM RPMK
01 PROGRAM BUN
Dapat menggunakan Program K/L pada penyusunan RKA BUN, atau
Program tersendiri, dan penambahan lokus pada tahap perencanaan/
pelaksanaan melalui proses revisi
02 RANCANGAN RKA-K/L
Penambahan Penyusunan Rancangan RKA K/L
pada tahapan pagu indikatif
03 REVIU RKA-K/L
Penambahan pertimbangan prinsip risiko pada pelaksanaan
Reviu APIP atas RKA K/L
04 KAIDAH-KAIDAH PENGANGGARAN
Penyempurnaan kaidah-kaidah penganggaran saat
penyusunan RKA
HAL-HAL BARU DAN PENYEMPURNAAN KETENTUAN
DALAM RPMK
Beberapa hal baru yang diatur dalam RPMK adalah sebagai berikut:
4. KAIDAH-KAIDAH PENGANGGARAN
Penyusunan RKA memperhatikan kaidah penganggaran yang meliputi:
• Prinsip Belanja Berkualitas; • Pengalokasian anggaran untuk pelaksanaan:
• Pemenuhan alokasi dasar; a. Dekonsentrasi dan tugas pembantuan;
• Pembatasan alokasi untuk belanja tertentu;
• Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang b. Bantuan Pemerintah;
didanai dari sumber dana tertentu; c. Bantuan sosial; dan
• Penandaan anggaran (budget tagging); d. Kontrak tahun jamak; dan
• Penajaman Program, Kegiatan, dan Keluaran;
• Sinkronisasi antara belanja pemerintah pusat e. Kerjasama Pemerintah dan badan usaha
dan transfer ke daerah; melalui pembayaran ketersediaan
layanan/Availabity Payment (KPBU-AP);
• Kebijakan penganggaran yang ditetapkan pada
tahun berkenaan; • Standar biaya.
• Pengalokasian anggaran yang akan diserahkan
menjadi penyertaan modal negara pada Badan
Usaha Milik Negara;
III. Substansi RPMK
a. Perencanaan Anggaran K/L dan BUN
b. Standar Biaya
c. Revisi Anggaran
d. Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
e. Akuntansi dan Pelaporan
f. Pengendalian dan Pemantauan serta Evaluasi Kinerja Anggaran
g. Pemberian Penghargaan dan/atau Pengenaan Sanksi kepada K/L
13
POKOK PERUBAHAN TERKAIT STANDAR BIAYA (1)
Sebelum Sesudah
1 Definisi SB, SBM, SBK dan SSB 1 Penajaman definisi
2 Standar biaya: SBM dan SBK 2 Standar Biaya: SBM, SBK, dan SSB
Fungsi SBM: batas tertinggi atau estimasi Sifat SBM: batas tertinggi atau dapat dilampaui
3 3
Belum ada jenis SBM yang diatur SBM meliputi:
4 4
a. satuan biaya honorarium;
b. satuan biaya fasilitas;
c. satuan biaya perjalanan dinas;
d. satuan biaya pemeliharaan;
e. satuan biaya barang dan jasa; dan
f. satuan biaya bantuan.
5 Belum ada ketentuan yang menginformasikan 5
kelompok satuan biaya dalam SBM SBM disusun dengan menggunakan pendekatan:
a. job evaluation point factor;
b. replacement cost;
c. benchmarking;
d. overtime payment;
e. survei; dan/atau
6 Penggunaan SBML dikecualikan terhadap satuan 6 f. pendekatan lainnya sesuai kebutuhan.
biaya yang menambah penghasilan dan/atau
fasilitas bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan Penggunaan satuan biaya yang tidak diatur dalam SBM,
non pegawai negeri yang dipekerjakan dalam dikecualikan terhadap satuan biaya yang menambah penghasilan
rangka melaksanakan tugas rutin K/L dan/atau fasilitas bagi pejabat negara, anggota POLRI/TNI, ASN
dan non ASN yang dipekerjakan dalam rangka melaksanakan
tugas rutin K/L
14
POKOK PERUBAHAN TERKAIT STANDAR BIAYA (2)
Sebelum Sesudah
7 Satuan biaya yang menambah penghasilan dan/atau fasilitas yang dapat
7 Tidak ada kriteria khusus atas SBML yang
diusulkan menjadi SBML, antara lain untuk:
menambah penghasilan dan/atau fasilitas a. honorarium bagi pejabat negara, anggota TNI/POLRI, ASN atas
pelaksanaan tugas tertentu yang membutuhkan upaya yang lebih
besar;
b. honorarium bagi non ASN yang ditugaskan atas amanat Undang-
undang/Peraturan Pemerintah/Peraturan Presiden dan yang hak
keuangannya belum diatur; dan/atau
c. fasilitas tambahan bagi pejabat negara, anggota TNI/POLRI, ASN,
dan non ASN, yang diamanatkan dalam Undang-undang/Peraturan
Pemerintah/Peraturan Presiden.
Satuan biaya bagi satker BLU berupa: 8
8 Penggunaan standar biaya yang dapat ditetapkan oleh pimpinan BLU,
a. Satuan biaya yang menambah penghasilan dikecualikan untuk satuan biaya berupa:
dan/atau fasilitas di luar komponen a. satuan biaya yang menambah penghasilan dan/atau fasilitas di luar
remunerasi bagi dewan pengawas, pejabat komponen remunerasi bagi dewan pengawas, pejabat pengelola,
pengelola, dan pegawai satker BLU; dan dan pegawai Satker badan layanan umum;
b. Satuan biaya perjadin DN & LN, b. satuan biaya yang menambah penghasilan dan/atau fasilitas bagi
mengacu pada ketentuan SBM. ASN yang melaksanakan tugas tambahan pada satker BLU; dan
9 c. satuan biaya perjalanan dinas dalam negeri dan luar negeri.
9
SBK berfungsi sebagai batas tertinggi dan SBK bersifat batas tertinggi
estimasi 10
10 Dalam hal K/L membutuhkan besaran biaya yang melebihi besaran SBK
Perubahan besaran SBK, mengikuti prosedur yang telah ditetapkan Menteri Keuangan, harus mendapat persetujuan
revisi anggaran dari Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran.
Perubahan besaran yang telah mendapat persetujuan Menkeu c.q. DJA,
dapat ditindaklanjuti oleh K/L dengan mengacu ketentuan revisi anggaran.
15
III. Substansi RPMK
a. Perencanaan Anggaran K/L dan BUN
b. Standar Biaya
c. Revisi Anggaran
d. Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
e. Akuntansi dan Pelaporan
f. Pengendalian dan Pemantauan serta Evaluasi Kinerja Anggaran
g. Pemberian Penghargaan dan/atau Pengenaan Sanksi kepada K/L
16
KETENTUAN BARU TATA CARA REVISI ANGGARAN K/L DAN BA BUN
17
KETENTUAN BARU TATA CARA REVISI ANGGARAN K/L DAN BA BUN
18
KETENTUAN BARU TATA CARA REVISI ANGGARAN K/L
DAN BA BUN
10. Pelimpahan Kewenangan Revisi ke K/L
Dalam rangka menyederhanakan proses bisnis serta memberikan kewenangan yang lebih besar ke KL namun
tetap berpedoman pada ketentuan yang berlaku. Jenis revisi yang dialihkan kewenangannya yaitu:
KEWENANGAN
JENIS REVISI
SEMULA MENJADI
4. Ralat karena kesalahan aplikasi berupa tidak berfungsinya sebagian atau seluruh fungsi
Dit. PA/ KANWIL
matematis Sistem Aplikasi
5. Ralat kode akun dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi KANWIL K/L
6. Ralat cara penarikan pinjaman/hibah luar negeri dan/atau pinjaman/hibah dalam negeri,
KANWIL
termasuk Pemberian Pinjaman, pinjaman yang diterushibahkan, dan/atau Penerusan Hibah
21
III. Substansi RPMK
a. Perencanaan Anggaran K/L dan BUN
b. Standar Biaya
c. Revisi Anggaran
d. Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
e. Akuntansi dan Pelaporan
f. Pengendalian dan Pemantauan serta Evaluasi Kinerja Anggaran
g. Pemberian Penghargaan dan/atau Pengenaan Sanksi kepada K/L
22
INTI PERUBAHAN BAB PELAKSANAAN ANGGARAN
Komitmen
• Format kontrak tidak diatur rigid
• Penyelarasan norma dengan peraturan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah
23
KELEMBAGAAN PENGGUNA ANGGARAN DAN BUN
Substansi Perubahan:
1. Mendorong simplifikasi Satker baik dari sisi jumlah dan
efektivitas/efisiensi satker dengan standardisasi penetapan satker.
Pengguna 2. Penyempurnaan Pejabat Perbendaharaan (KPA, PPK, PPSPM), dan
Anggaran Bendahara, antara lain:
a. PPK, PPSPM, dan Bendahara diutamakan pejabat fungsional bidang
pengelolaan keuangan APBN.
b. Mekanime pengangkatan pejabat perbendaharaan dari luar satker.
c. Mekanisme pengangkatan PPK lebih dari 1 (satu).
d. Mekanisme terkait pejabat pengganti.
2. Simplifikasi pengaturan terkait Bendahara Pengeluaran dan Bendahara
Kelembagaan Penerimaan.
3. Standardisasi kompetensi dan sertifikasi pejabat perbendaharaan.
4. Standardisasi kompetensi dan sertifikasi Bendahara.
Penegasan tugas, tanggung jawab, dan kewenangan Kuasa BUN Pusat dan
Kuasa BUN Daerah untuk lebih mendorong fungsi BUN dalam pelaksanaan
anggaran antara lain:
1. Dirjen Perbendaharaaan sebagai Kuasa BUN Pusat;
BUN
2. Kepala KPPN sebagai Kuasa BUN Daerah
3. Tanggung jawab dan kewenangan Kuasa BUN Pusat dan Kuasa BUN
Daerah
24
KOMITMEN
Substansi Perubahan:
1. Penegasan bentuk komitmen dalam bentuk:
DIPA a. surat keputusan; dan
b. kontrak untuk pengadaan barang/jasa.
2. Pengaturan pejabat yang berwenang menandatangani komitmen dalam
Menjadi dasar bentuk surat keputusan dan bentuk-bentuk surat keputusan.
untuk 3. Pengaturan lebih lanjut bentuk kontrak sesuai amanat Pasal 28 ayat (7)
Perpres 16/2018 jo Perpres 12/2021.
4. Format kontrak (bukti pembelian, kuitansi, SPK, Surat Perjanjian dan
Komitmen Surat Pesanan) tidak diatur rigid.
5. Batasan nominal pembayaran dengan kontrak berpedoman pada
peraturan perundang-undangan mengenai Pengadaan Barang/Jasa
Dapat berupa Pemerintah.
6. Mengakomodir komitmen dalam bentuk surat pesanan untuk
Ditetapkan oleh pejabat pengadaan barang/jasa secara elektronik melalui toko daring.
yang berwenang 7. Penyampaian data komitmen dengan mendaftarkan komitmen ke KPPN
yang bersifat kontraktual (SPK dan Surat Perjanjian dengan mekanisme
Penetapan pembayaran LS.
Kontrak
Keputusan
25
PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN TAGIHAN (1)
26
PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN TAGIHAN (2)
Substansi Perubahan: e. Pengujian Tagihan dan Penerbitan SPP-TUP:
c. Pengujian tagihan dan penerbitan SPP LS: 1) Penegasam PPK menerbitkan SPP TUP berdasarkan
1) Penegasan pengujian materiil oleh PPK terhadap kebenaran dan persetujuan TUP dari KPPN
kelengkapan tagihan serta antara tagihan dengan barang/jasa yang 2) Penegasan tata cara penggunaan UP mutatis mutandis
diserah terimakan/diselesaikan serta spesifikasi teknis yang dengan tata cara penggunaan TUP
dipersyaratkan dalam komitmen f. Simplifikasi proses bisnis pembayaran tagihan KKP tanpa
2) Pengujian kebenaran dan kelengkapan tagihan oleh PPK dilakukan melalui Bendahara tetapi langsung kepada Bank Penerbit KKP
secara elektronik. g. Pengujian SPP dan Penerbitan SPM
3) Tagihan beserta kelengkapannya yang disampaikan dalam bentuk 1) Penegasan PPSPM melakukan pengujian formal atas
dukumen fisik, pengujian dilakukan secara manual. keabsahan beserta kelengkapan SPP;
4) Penegasan penerbitan SPP LS beserta kelengkapannya oleh PPK. 2) Pengujian oleh PPSPM dilakukan secara elektronik
d. Pengujian Tagihan dan Penerbitan SPP-UP: 3) Simplifikasi dokumen lampiran SPM
1) Satker menyampaian permohonan persetujuan besaran UP per sumber h. Pengujian SPM dan Penerbitan SP2D:
dana kepada KPPN berdasarkan proyeksi kebutuhan UP termasuk untuk ▪ Penegasan KPPN melakukan pengujian secara elektronik
limit KKP atas SPM yang disampaikan dari PPSPM berdasarkan
2) persetujuan besaran UP digunakan sebagai dasar: data/informasi pada sistem aplikasi
3) KPA mengajukan limit KKP ke bank penerbit KKP; dan i. Penegasan bahwa penerbitan SPP/SPM dilakukan secara
4) PPK menerbitkan SPP-UP. elektronik dan disahkan dengan tanda tangan elektronik.
5) Penegasan pengujian materiil oleh PPK dalam rangka pembayaran j. Simplifikasi dan modernisasi kelengkapan dokumen yang
dengan mekanisme UP dibutuhkan dalam proses pembayaran
6) Penegasan uang muka dapat dilakukan secara tunai dan non tunai.
7) Penegasan batas revolving UP (50%) tidak termasuk dalam bentuk limit
KKP
27
PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN TAGIHAN (3)
28
Substansi Perubahan:
1. Pengaturan lebih lanjut yang akan diatur dalam Peraturan Dirjen
Perbendaharaan:
a. Penatausahaan, pembukuan, dan pertanggungjawaban Bendahara; (Pic.
Dit. PKN)
b. Persyaratan tagihan, SPP, SPM, dan SP2D; (Pic Dit. PA dan Dit. SITP)
c. Penetapan kebijakan atau pemberian dispensasi terkait UP (Pic Dit. PA);
d. Kartu Kredit Pemerintah (Pic Dit PA/Subdit PA III);
e. Pembayaran belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja
bantuan sosial, dan belanja bantuan pemerintah (Pic. Dit. PA/Subdit PA
II);
f. Rekening Dana Cadangan (pic. Dit. PA/Subdit PA III);
g. Penetapan Maksimum Pencairan PNBP (Pic. Dit. PA/Subdit PA I);
2. Penegasan penggunaan dokumen elektronik dan tanda tangan elektronik
merupakan bukti hukum yang sah.
29
III. Substansi RPMK
a. Perencanaan Anggaran K/L dan BUN
b. Standar Biaya
c. Revisi Anggaran
d. Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
e. Akuntansi dan Pelaporan
f. Pengendalian dan Pemantauan serta Evaluasi Kinerja Anggaran
g. Pemberian Penghargaan dan/atau Pengenaan Sanksi kepada K/L
30
SKEMA PENGATURAN AKUNTANSI & PELAPORAN
Catatan:
REVIU LAPORAN KEUANGAN * • Ketentuan lebih lanjut berpedoman pada
peraturan teknis terkait.
• Klausul Akuntansi dan Pelaporan didesain
secara general, sedangkan pengaturan teknis
merujuk pada ketentuan terkait yang lebih
PERNYATAAN TANGGUNG spesifik.
JAWAB *
31
III. Substansi RPMK
a. Perencanaan Anggaran K/L dan BUN
b. Standar Biaya
c. Revisi Anggaran
d. Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
e. Akuntansi dan Pelaporan
f. Pengendalian dan Pemantauan serta Evaluasi Kinerja Anggaran
g. Pemberian Penghargaan dan/atau Pengenaan Sanksi kepada K/L
32
PENGENDALIAN DAN PEMANTAUAN
2. Subjek
a. Menteri Keuangan sebagai BUN 1.
1. Ketersediaan
Ketersediaan
b. Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai PA Kualitas 2.
2. Relevansi
Relevansi
Informasi 3.
3. Penggunaan KRO-RO
Penggunaan KRO-RO
Perencanaan Kinerja
3. Waktu 4.
4. Leveling
Leveling
Anggaran
a. berkala dan menyeluruh sesuai dengan (Diatur melalui
1.
1. Standar Biaya
Standar Biaya
periode aktivitasnya; dan Perdirjen
Kepatuhan
Anggaran) 2.
2. Pembatasan alokasi
Pembatasan alokasi utk
utk belanja
belanja tertentu
tertentu
b. sepanjang proses dalam siklus Terhadap 3.
3. Pengalokasian utk
Pengalokasian utk sumber
sumber dana
dana tertentu
tertentu
pelaksanaan anggaran setelah Regulasi 4.
4. Budget tagging
Budget tagging
pengesahan dokumen pelaksanaan Perencanaan
Anggaran 5.
5. Hasil sinkronisasi
Hasil sinkronisasi belanja
belanja pusat-daerah
pusat-daerah
anggaran. 6.
6. Kebijakan Penganggaran
Kebijakan Penganggaran tahun
tahun berkenaan
berkenaan
SKEMA
4. Penggunaan 1.
1. Kesiapan pelaksanaan
Kesiapan pelaksanaan anggaran
anggaran
Kualitas
a. memastikan pelaksanaan Program dan pelaksanaan 2.
2. Perkembangan realisasi
Perkembangan realisasi anggaran
anggaran
Kegiatan sesuai dengan yang anggaran 3.
3. Capaian keluaran
Capaian keluaran
direncanakan; Pelaksanaan 4.
4. Kendala yang
Kendala yang dihadapi
dihadapi
b. bahan pertimbangan penyesuaian Anggaran
kebijakan tahun berjalan; (Diatur melalui
c. pengendalian belanja negara; dan Perdirjen Perben) Kepatuhan
Pelaksanaan anggaran dan pengelolaan
Terhadap
d. peningkatan efisiensi dan efektivitas regulasi keuangan yang dilaksanakan secara tertib dan
anggaran belanja. pelaksanaan taat sesuai ketentuan yang berlaku pada
anggaran tingkat Kementerian/Lembaga, unit eselon I,
dan/atau Satker
33
BAGIAN II : EVALUASI KINERJA ANGGARAN
Anggaran
2. Belanja BA BUN (Diatur melalui Penilaian Kinerja
Efisiensi
(Hubungan Input VS
Perdirjen Anggaran) Perencanaan Output)
Anggaran
(EKA-SMART)
Output Penggunaan SKEMA
Reviu Belanja
o Penyusunan tema, sasaran, Pemerintah
Pelaksanaan Reviu/Telaah utk
Hasil Evaluasi
arah kebijakan, dan prioritas Anggaran masukan kebijakan
KInerja pembangunan tahunan yang (Diatur melalui
direncanakan Perdirjen Perben) Telaah Makro Belanja
Pemerintah
o Penyusunan reviu angka Penilaian Kinerja
dasar Pelaksanaan Anggaran
(IKPA)
o Penyusunan alokasi Kualitas Perencanaan
Pelaksanaan Anggaran
anggaran tahun berikutnya
dan/atau penyesuaian
anggaran tahun berkenaan 50% Penilaian Kinerja
Perencanaan Anggaran Kualitas Implementasi
Pelaksanaan Anggaran
Penilaian
Kinerja o Pemberian penghargaan
Anggaran dan/atau pengenaan sanksi 50% Penilaian Kinerja Kualitas Hasil
Pelaksanaan Anggaran Pelaksanaan Anggaran
34
III. Substansi RPMK
a. Perencanaan Anggaran K/L dan BUN
b. Standar Biaya
c. Revisi Anggaran
d. Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
e. Akuntansi dan Pelaporan
f. Pengendalian dan Pemantauan serta Evaluasi Kinerja Anggaran
g. Pemberian Penghargaan dan/atau Pengenaan Sanksi kepada K/L
35
PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN PENGENAAN SANKSI
Usulan pengembangan
dilatarbelakangi oleh
IS Kemenkeu, adanya
Inpres P3DN, dan
Rekomendasi BPK
36
PENGEMBANGAN VARIABEL DALAM KEBIJAKAN
PENGHARGAAN DAN SANKSI KEPADA K/L
Existing Pengembangan
NILAI
DJA
NILAI SMART SMART
(60%)
DJA NILAI IKPA DJPb
P3DN Kemenperin
NILAI KPPB
*bagi K/L tertentu Dit. PNBP
PNBP K/L, DJA
37
SKEMA BARU KEBIJAKAN PENGHARGAAN & SANKSI
Insentif
NKA =
Rekap SMART (50%) + IKPA 3 K/L dengan
(50%) kinerja
pengelolaan
PNBP terbaik