Anda di halaman 1dari 82

PMK-232/PMK.

05/2022
SISTEM AKUNTANSI DAN
PELAPORAN KEUANGAN
INSTANSI (SAI)

Direktorat Jenderal Perbendaharaan


XX Januari 2023
Outline

1. LATAR BELAKANG
2. PENAMBAHAN DAN/ATAU PENYESUAIAN PENGATURAN
3. SISTEMATIKA BAB
4. TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LK K/L
5. STRUKTUR ORGANISASI UNIT AKUNTANSI DAN PELAPORAN
KEUANGAN K/L
6. TRANSAKSI KEUANGAN DAN BARANG MILIK NEGARA
7. LAPORAN KEUANGAN
1. LATAR BELAKANG
1. Pemutakhiran aplikasi pelaporan
dan proses bisnis
4. Simplifikasi regulasi
Penerapan Aplikasi SAKTI full module di
seluruh K/L pada tahun 2022 sesuai PMK Penggabungan substansi pengaturan
Nomor 171/PMK.05/2021 berdampak pada mengenai konsep SAI, prosedur
penyesuaian proses bisnis penyusunan dan penyusunan dan penyampaian LK, jenis
penyampaian LKKL. transaksi beserta prosedur pencatatan
dan penyajian transaksi dalam LK (PMK
225/2016, PMK 222/2016, dan PMK
2. Perkembangan variasi transaksi 177/2015).
Transaksi di K/L yang semakin bervariasi
perlu diakomodasi tata cara pencatatan dan
penyajiannya dalam LK. 5. Harmonisasi dengan regulasi
dan kebijakan lain
UU Nomor 1 Tahun 2004, PP Nomor 8
3. Belum terdapat satu regulasi utuh Tahun 2006 tentang SAKIP, PP mengenai
mengenai SAI DK/TP, PMK SAPP, PMK KABA, PMK SA
Pengaturan mengenai SAI selama ini masih BLU, PMK Penerapan Sistem SAKTI, dll.
terpisah dan tersebar di beberapa PMK dan
surat-surat Dirjen Perbendaharaan dan/atau
Direktur APK.
2. PENAMBAHAN DAN/ATAU PENYESUAIAN PENGATURAN
Monitoring dan Tindak Lanjut Kualitas Data
Pengaturan Unit Akuntansi Konsolidasi
serta Telaah Laporan Keuangan Pernyataan Tanggung Jawab (SOR)
Dalam rangka konsolidasi Laporan Keuangan, Dalam rangka meyakinkan keandalan LK, perlu
dibentuk Unit Akuntansi Konsolidasi yang dilakukan pengaturan mengenai Monitoring dan • Pejabat penandatanganan SOR adalah PA.
sebelumnya disebut sebagai satker konsolidasi Tindak Lanjut Kualitas Data serta Telaah LK. • Pejabat penandatanganan SOR pada periode
yang pengaturannya melalui Surat Dirjen Pb. penyampaian LK semesteran dan tahunan
adalah Menteri selaku PA, sedangkan pada
periode triwulanan adalah pejabat yang
setingkat lebih rendah dari Menteri.
Periode Penyampaian Laporan Keuangan
Pengaturan periode penyampaian LK oleh unit Pembentukan UAPPA-W
akuntansi dan pelaporan keuangan ke unit akuntansi
Pembentukan UAPPA-W ditetapkan oleh K/L.
pada level atasnya dan disampaikan kepada
UAPPA-W tidak wajib dibentuk apabila K/L
Menteri Keuangan.
hanya terdiri dari 1 Satker Pusat atau K/L
yang dalam suatu wilayah hanya terdiri dari 1
Satker untuk setiap eselon 1.
Penyampaian Laporan Keuangan BLU
Pengaturan penyampaian LK BLU kepada Kanwil Tata Cara Rekonsiliasi
DJPb dan Dit. PPK BLU serta periode
penyampaian LK BLU (semester I dan tahunan). Pengaturan mengenai tata cara rekonsiliasi
mengikuti pengaturan pada PMK SAPP.

Penegasan Penyampaian LKjKL Pengendalian Intern atas Pelaporan


Penyampaian LKjKL bersamaan dengan Keuangan (PIPK)
penyampaian Laporan Keuangan, baik pada Jurnal SAKTI
periode Semesteran dan Tahunan. Pengaturan mengenai Pengendalian Intern atas
Penyesuaian atas jurnal-jurnal transaksi yang Pelaporan Keuangan mengikuti ketentuan pada
dihasilkan oleh Aplikasi SAKTI. PMK SAPP dan PMK PIPK.
3. SISTEMATIKA BAB

Pendahuluan Tata Cara Struktur Transaksi Sistematika Ilustrasi LKKL


Penyusunan Organisasi Unit Keuangan dan Laporan
dan Akuntansi dan Barang Milik Keuangan
Penyampaian Pelaporan Negara
LKKL Keuangan KL
Pembahasan mengenai Pembahasan mengenai Pembahasan mengenai Pembahasan mengenai Pembahasan mengenai Pembahasan mengenai
latar belakang, tujuan, jenis dan periode unit akuntansi dan perlakuan, tata cara sistematika LK K/L yang ilustrasi LK pada setiap
ruang lingkup, dan pelaporan, prosedur pelaporan keuangan, pencatatan, dan terdiri dari Pernyataan level unit akuntansi dan
sistematika modul SAI. penyusunan LK, unit penanggungjawab, penyajian transaksi Telah Direviu, pelaporan keuangan
pencatatan dan serta struktur organisasi keuangan dan Barang Pernyataan Tanggung yang mencakup UAKPA,
verifikasi, waktu unit tersebut pada K/L. Milik Negara (BMN) Jawab, Ringkasan LK, UAPPA-W, UAPPA-E1,
penyampaian LK, serta yang terjadi pada K/L. LRA, Neraca, LO, LPE, dan UAPA.
jadwal penyusunan dan CaLK, dan Ikhtisar
pengiriman LK K/L. Laporan BLU.
4. TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LK K/L Part 1
A) Prosedur Penyampaian LK
LK Tk. UAKPA LK Tk. UAKPA LK Tk. UAPPA-W LK Tk. UAPPA-W
ke KPPN Ke Tk. UAPPA-W/ UAPPA-E1 ke Kanwil DJPb ke Tk. UAPPA-E1

Laporan Semester I Laporan Triwulan I Laporan Semester I Laporan Triwulan I


(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)

Laporan Tahunan Laporan Semester I Laporan Tahunan Laporan Semester I


(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)

Laporan Triwulan III Laporan Triwulan III


(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)

Laporan Tahunan Laporan Tahunan


(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)

LK Tk. UAPPA-W LK Tk. UAPPA-E1 LK Tk. UAPA B) Komponen LK


ke Tk. UAPA ke Tk. UAPA ke Kemenkeu c.q. DJPb
Penyampaian Komponen LK
LK
Laporan Triwulan I Laporan Triwulan I Laporan Triwulan I
(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) LK Triwulan I LRA, LO, LPE, dan Neraca

Laporan Semester I Laporan Semester I Laporan Semester I Semester 1 LRA, LO, LPE, Neraca, dan CaLK
(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) LK Triwulan III LRA, LO, LPE, dan Neraca

Laporan Triwulan III Laporan Triwulan III Laporan Triwulan III Tahunan LRA, LO, LPE, Neraca, dan CaLK
(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)

Laporan Tahunan Laporan Tahunan Laporan Tahunan


(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)
4. TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LK K/L Part 2
C) Waktu Penyampaian LK D) Jadwal Penyusunan dan Penyampaian LK K/L
LK Triwulan I Unit Jadwal Penyampaian
Organisasi Bulanan LK Semester I LK Tahunan (Unaudited)
Disampaikan paling lambat pada tanggal 30 April tahun
anggaran berjalan.
UAKPA - - -

LK Semester I UAPPA-W - - -

Disampaikan paling lambat pada tanggal 31 Juli tahun UAPPA-E1 - - -


anggaran berjalan.
UAPA - 31 Juli 2XX0 Akhir Februari 2XX1
*) Batas waktu penyampaian laporan keuangan tingkat UAKPA s.d. UAPPA-E1
LK Triwulan III mengikuti batas waktu penyampaian LK K/L.
Disampaikan paling lambat pada tanggal 31 Oktober
tahun anggaran berjalan.

LK Tahunan
1. LK Tahunan Unaudited disampaikan paling lambat
pada tanggal terakhir bulan Februari setelah tahun
anggaran berakhir.
2. LK Tahunan Asersi Final disampaikan berdasarkan
kesepakatan waktu antara Pemerintah dengan BPK.
Dalam hal tanggal-tanggal di atas merupakan hari
libur/hari besar, maka LK disampaikan paling lambat pada
1 (satu) hari kerja sebelumnya.
5. STRUKTUR ORGANISASI UNIT AKUNTANSI
DAN PELAPORAN KEUANGAN K/L
A) Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

UAKPA UAPPA-W UAPPA-E1 UAPA


Seluruh UAKPA, UAPPA-W tidak wajib UAPPA-W tidak wajib Unit Akuntansi dan
termasuk unit dari dibentuk dalam hal: dibentuk dalam hal: Pelaporan Keuangan
Dekonsentrasi, Tugas 1)K/L hanya terdiri dari 1. K/L hanya terdiri dari Pengguna Anggaran.
Pembantuan, dan satuan kerja pusat; satuan kerja pusat;
Urusan Bersama. atau atau
2)K/L yang dalam satu 2. K/L tidak memiliki
wilayah yang hanya struktur organisasi
terdapat 1 (satu) unit Eselon I atau
satuan kerja untuk yang dipersamakan.
tiap Eselon I.
5. STRUKTUR ORGANISASI UNIT AKUNTANSI
DAN PELAPORAN KEUANGAN K/L
B) Penanggung Jawab Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
No. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penanggung Jawab
1. UAKPA Kepala Satuan Kerja
2. UAKPA Dekonsentrasi Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
3. UAKPA Tugas Pembantuan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
4. UAKPA Urusan Bersama Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
5. UAPPA-W Kepala Kantor Wilayah atau Kepala Satuan Kerja yang
ditetapkan sebagai UAPPA-W
6. UAPPA-W Dekonsentrasi Kepala/Pimpinan SKPD pemerintah provinsi yang telah
ditunjuk sebagai UAPPA-W Dekonsentrasi
7. UAPPA-W Tugas Pembantuan Kepala/Pimpinan SKPD yang telah ditunjuk sebagai
UAPPA-W Tugas Pembantuan
8. UAPPA-W Urusan Bersama Kepala/Pimpinan SKPD yang telah ditunjuk sebagai
UAPPA-W Urusan Bersama atau pejabat yang ditunjuk
9. UAPPA-E1 Pejabat eselon I atau pejabat yang ditunjuk
10. UAPA Menteri/Pimpinan Lembaga
5. STRUKTUR ORGANISASI UNIT AKUNTANSI
DAN PELAPORAN KEUANGAN K/L

1) UAKPA 2) UAPPA-W 3) UAPPA-E1 4) UAPA


6. TRANSAKSI KEUANGAN DAN BARANG MILIK NEGARA
Hal-hal yang diperlukan dalam Prosedur Akuntansi:

Dokumen Jurnal dan Neraca Komponen


Sumber Buku Besar Percobaan LK

Prosedur Akuntansi yang Difasilitasi oleh SAKTI:


TRANSAKSI KEUANGAN

12
OVERVIEW TRANSAKSI KEUANGAN

Transaksi Transaksi Belanja


Saldo Awal Transaksi Anggaran
Pendapatan Dan Beban

Transaksi Transaksi
Transaksi Hibah
Transaksi UP/TUP Pengembalian Pengembalian
Langsung TAB
Pendapatan Belanja

Transaksi
Transaksi
Transaksi Hibah Pengembalian Transaksi Terkait
Pengembalian Kas
Langsung TAYL Hibah Langsung Kas
Hibah Langsung
TAYL

Transaksi Yang
Transaksi
Terjadi Pada Akhir Transaksi Koreksi
Penyesuaian
Tahun Anggaran
1) Saldo Awal

Saldo awal merupakan angka nominal dari masing-masing pos yang disajikan dalam LK
sebelum terjadi transaksi apapun dalam Tahun Anggaran Berjalan (TAB).

Sehubungan dengan perubahan sistem aplikasi pelaporan dari Aplikasi eksisting ke Aplikasi
SAKTI, dilakukan prosedur migrasi data dalam rangka pembentukan saldo awal pada masing-
masing modul di Aplikasi SAKTI.

Migrasi saldo awal menghasilkan nilai yang tercantum pada neraca percobaan saldo awal TAB
sama dengan neraca percobaan saldo akhir TAYL, kecuali untuk ekuitas.

Migrasi saldo awal melalui sistem aplikasi pelaporan secara otomatis menempatkan saldo
aset, kewajiban, dan ekuitas sesuai dengan posisi normalnya.

Setelah diperoleh saldo awal TAB yang sesuai dengan saldo akhir TAYL audited sebagai hasil
migrasi data, entitas akuntansi siap untuk mencatat transaksi dan kejadian TAB yang
berdampak pada laporan keuangan.
2) Transaksi Anggaran

Transaksi anggaran terjadi ketika terdapat penetapan dokumen anggaran dan/ atau
rinciannya seperti Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), revisi DIPA, dan/ atau
Petunjuk Operasional Kegiatan (POK), di mana transaksi ini erat kaitannya dengan
manajemen anggaran.

Pencatatan alokasi anggaran dilakukan secara single entry, yaitu dengan mencatat estimasi
pendapatan yang dialokasikan dan allotment belanja sesuai yang tertuang dalam DIPA.

Jurnal yang terbentuk dalam rangka pencatatan estimasi pendapatan dan allotment belanja
melalui Modul Penganggaran
3) Transaksi Pendapatan

Pendapatan yang Disetorkan Ke Pendapatan yang Disetorkan Ke


Pendapatan Melalui Potongan SPM
Kas Negara Oleh Wajib Bayar Kas Negara Oleh Bendahara
• Pendapatan yang disetorkan ke kas • Pendapatan yang diterima oleh • Pendapatan melalui potongan SPM
negara oleh wajib bayar, entitas bendahara, kemudian bendahara mulai dicatat oleh satker pada saat
akuntansi mencatat berdasarkan yang melakukan penyetoran ke kas penerbitan resume tagihan (Surat
Bukti Penerimaan Negara (BPN) dan/ negara, satker mencatat pendapatan Perintah Pembayaran/SPP) pada
atau dokumen lain yang dimaksud berdasarkan Surat Bukti Modul Pembayaran yang membentuk
dipersamakan. Setor (SBS), BPN, atau dokumen lain jurnal pada buku besar akrual.
• Setelah terjadi penyetoran ke kas yang dipersamakan. • Pada saat telah terbit SP2D dan
negara, entitas akuntansi mencatat • Pada saat pendapatan tersebut dilakukan pencatatan SP2D pada
data pendapatan berdasarkan data diterima oleh bendahara, entitas Modul Pembayaran, maka akan
dari Modul Penerimaan Negara akuntansi mencatat melalui Modul membentuk jurnal pada buku besar
(MPN) dan/ atau Sistem Informasi Bendahara yang membentuk jurnal akrual dan buku besar kas.
PNBP Online (SIMPONI) melalui pada buku besar akrual.
Modul Bendahara. • Setelah bendahara menyetorkan ke
• Transaksi ini membentuk jurnal pada kas negara, satker mencatat
buku besar akrual dan buku besar kas pendapatan dimaksud melalui Modul
Bendahara yang membentuk jurnal
pada buku besar akrual dan buku
besar kas.
4) Transaksi Belanja Dan Beban

Belanja Modal Dengan Belanja Barang Dengan


Belanja Barang Dengan Belanja Barang Dengan
Mekanisme LS yang Mekanisme LS yang
Mekanisme LS yang Tidak Mekanisme LS yang
Menghasilkan BMN Menghasilkan BMN
Menghasilkan BMN Menghasilkan Persediaaan
Intrakomptabel Ekstrakomptabel
• Dokumen sumber yang • BMN intrakomptabel • BMN ekstrakomptabel • Pencatatan belanja yang
dapat digunakan antara lain merupakan BMN yang harga merupakan BMN yang harga menghasilkan persediaan
BAST, resume tagihan, SP2D, satuannya mencapai nilai satuannya tidak mencapai dilakukan dengan
dan/atau dokumen lain yang minimal kapitalisasi pada nilai minimal kapitalisasi pendekatan aset, sehingga
dipersamakan. ketentuan penatausahaan pada ketentuan penata- pada realisasi belanja
• Belanja yang tidak BMN, sehingga mengguna- usahaan BMN, sehingga memunculkan akun
menghasilkan BMN dapat kan akun belanja modal. menggunakan akun belanja persediaan.
dilakukan secara kontraktual • Dokumen sumber yang barang ekstrakomptabel. • Persediaan dicatat dengan
maupun non kontraktual. dapat menjadi dasar • Dokumen sumber yang metode perpetual
pencatatan antara lain BAST, dapat menjadi dasar (dilakukan setiap terjadi
BAPP, resume tagihan, SP2D, pencatatan antara lain BAST, transaksi) sehingga
dan/atau dokumen lain yang BAPP, resume tagihan, SP2D, mempengaruhi saldo
dipersamakan. dan/atau dokumen lain yang persediaan.
dipersamakan.
5) Transaksi UP/TUP

Transaksi Transaksi GUP atas


Transaksi GUP atas
Penyediaan penggantian UP belanja yang Penihilan UP/TUP
belanja yang Penyetoran sisa
UP/TUP pertama (GUP) atas belanja menghasilkan BMN (GU Nihil atau
menghasilkan BMN UP/TUP
kali yang tidak Intrakomptabel PTUP)
ekstrakomptabel
menghasilkan BMN atau persediaan
6) Transaksi Pengembalian Pendapatan

Pengembalian pendapatan merupakan transaksi pengembalian atas penerimaan


pada waktu sebelumnya, baik pengembalian pendapatan TAB maupun
pengembalian pendapatan TAYL.

Dokumen sumber antara lain SPM PP (Pengembalian Penerimaan), SPM KP


(Kembali Pajak), SPM KC (Kembali Cukai), dan dokumen lain yang dipersamakan.

Pencatatan transaksi pengembalian pendapatan dilakukan melalui Modul


Bendahara yang membentuk jurnal pada buku besar akrual dan buku besar kas.
7) Transaksi Pengembalian Belanja Bagian 1
Pengembalian belanja TAB Pengembalian belanja TAB Pengembalian belanja TAB
Pengembalian belanja TAB
yang tidak menghasilkan yang menghasilkan BMN yang menghasilkan BMN
yang tidak menghasilkan
BMN melalui setoran ke Kas ekstrakomptabel melalui berupa persediaan melalui
BMN melalui potongan SPM
Negara setoran ke kas negara setoran ke kas negara
Pengembalian belanja ini • Pengembalian belanja yang • Pada transaksi ini, satker • Pada transaksi ini, satker
dicatat berdasarkan BPN dilakukan melalui potongan mencatat setoran ke kas negara mencatat setoran ke kas negara
melalui Modul Bendahara SPM mulai dicatat pada menggunakan akun yang sama menggunakan akun yang sama
dengan akun realisasi belanjanya dengan akun realisasi belanjanya
yang akan membentuk jurnal saat terjadi penerbitan dan mencatat pengurangan nilai dan mencatat pengurangan nilai
pada buku besar akrual dan resume tagihan pada BMN yang bersangkutan. BMN yang bersangkutan.
buku besar kas. Modul Pembayaran yang • Pencatatan pengembalian • Pencatatan pengembalian
membentuk jurnal pada negara dilakukan berdasarkan negara dilakukan berdasarkan
buku besar akrual. BPN melalui Modul Bendahara BPN melalui Modul Bendahara
• Setelah terbit SP2D dan yang membentuk buku besar yang membentuk buku besar
akrual dan buku besar kas. akrual dan buku besar kas.
dilakukan pencatatan SP2D
melalui Modul Pembayaran • Pencatatan pengurangan nilai • Pencatatan pengurangan nilai
sebesar nominal yang tercantum sebesar nominal yang tercantum
yang membentuk jurnal dalam BPN (surat pernyataan dalam BPN (surat pernyataan
buku besar akrual dan buku PB/KPB) melalui perekaman PB/KPB) melalui perekaman
besar kas. transaksi koreksi nilai melalui transaksi koreksi nilai melalui
Modul Aset Tetap (tidak Modul Persediaan (tidak mem-
membentuk jurnal akuntansi). bentuk jurnal akuntansi).
7) Transaksi Pengembalian Belanja Bagian 2

Pengembalian belanja TAB yang


Pengembalian Belanja TAYL yang Tidak Pengembalian Belanja TAYL yang Tidak
menghasilkan BMN berupa aset
Menghasilkan BMN Melalui Potongan Menghasilkan BMN Melalui Setoran Ke
Tetap/aset lainnya melalui setoran ke
SPM Kas Negara
Kas negara

• Pada transaksi ini, satker mencatat • Satker telah mengakui adanya piutang • Satker telah mengakui adanya piutang
setoran ke kas negara menggunakan lainnya dan pengurangan beban dalam lainnya dan pengurangan beban dalam
akun yang sama dengan akun realisasi LK TAYL. LK TAYL.
belanjanya dan mencatat pengurangan • Pada saat TAB, saat terjadi pengembalian • Pada saat TAB, saat terjadi pengembalian
nilai BMN yang bersangkutan. belanja TAYL melalui potongan SPM belanja barang TAYL melalui
• Pencatatan pengembalian negara menggunakan akun 42591x, maka pengembalian belanja menggunakan
dilakukan berdasarkan BPN melalui dilakukan melalui potongan SPM. akun 42591x, maka dilakukan melalui
Modul Bendahara yang membentuk • Pencatatan timbul pada saat diterbitkan pencatatan pada Modul Bendahara yang
buku besar akrual dan buku besar kas. resume tagihan pada Modul Pembayaran membentuk jurnal pada buku besar
• Pencatatan pengurangan nilai sebesar yang membentuk jurnal pada buku besar akrual dan buku besar kas.
nominal yang tercantum dalam BPN akrual. • Pada modul GLP, maka dilakukan jurnal
(surat pernyataan PB/KPB) melalui • Pada saat terbit SP2D dan pencatatan eliminasi piutang lainnya yang muncul
perekaman transaksi koreksi nilai melalui SP2D pada Modul Pembayaran maka pada LK TAYL.
Modul Aset Tetap (tidak membentuk akan membentuk jurnal pada buku besar
jurnal akuntansi). akrual.
• Pada modul GLP, maka dilakukan jurnal
eliminasi piutang lainnya yang muncul
pada LK TAYL.
7) Transaksi Pengembalian Belanja Bagian 3

Pengembalian Belanja TAYL yang Pengembalian Belanja TAYL yang Pengembalian Belanja TAYL yang
Menghasilkan BMN Ekstrakomptabel Menghasilkan Persediaan Melalui Menghasilkan Aset Tetap/Aset Lainnya
Melalui Setoran Ke Kas Negara Setoran Ke Kas Negara Melalui Setoran Ke Kas Negara

• Satker telah mengakui adanya • Satker telah mengakui adanya • Satker telah mengakui adanya
piutang lainnya, pengurangan beban, piutang lainnya, dan pengurangan piutang lainnya, dan pengurangan
dan pengurangan nilai BMN nilai persediaan dalam LK TAYL. nilai aset tetap/aset lainnya dalam LK
ekstrakomptabel dalam LK TAYL. • Pada saat TAB, saat terjadi TAYL.
• Pada saat TAB, saat terjadi pengembalian belanja barang TAYL • Pada saat TAB, saat terjadi
pengembalian belanja barang TAYL melalui pengembalian belanja pengembalian belanja modal TAYL
melalui pengembalian belanja menggunakan akun 42591x, maka melalui pengembalian belanja
menggunakan akun 42591x, maka dilakukan melalui pencatatan pada menggunakan akun 42591x, maka
dilakukan melalui pencatatan pada Modul Bendahara yang membentuk dilakukan melalui pencatatan pada
Modul Bendahara yang membentuk jurnal pada buku besar akrual dan Modul Bendahara yang membentuk
jurnal pada buku besar akrual dan buku besar kas. jurnal pada buku besar akrual dan
buku besar kas. • Pada modul GLP, maka dilakukan buku besar kas.
• Pada modul GLP, maka dilakukan jurnal eliminasi piutang lainnya yang • Pada Modul GLP, maka dilakukan
jurnal eliminasi piutang lainnya yang muncul pada LK TAYL. jurnal eliminasi piutang lainnya yang
muncul pada LK TAYL. muncul pada LK TAYL.
8) Transaksi Hibah Langsung TAB

Proses bisnis hibah langsung dilakukan dengan berpedoman pada regulasi


mengenai administrasi pengelolaan hibah dan pedoman teknis lainnya.

Pencatatan transaksi hibah langsung dapat melibatkan penggunaan Modul


Komitmen, Modul Bendahara, Modul Persediaan, Modul Aset Tetap, Modul
Pembayaran, dan Modul GLP, tergantung pada jenis hibah yang diterima dan
transaksi hibah yang terjadi pada satker.

Transaksi hibah langsung TAB terdiri dari hibah langsung bentuk uang, hibah
langsung bentuk barang, dan hibah langsung bentuk jasa.
9) Transaksi Hibah Langsung TAYL

Dalam hal satker tidak melakukan pengesahan hibah langsung yang diterimanya
sampai tahun anggaran berikutnya, maka satker tetap diwajibkan untuk
menyelesaikan administrasi pengelolaan hibah TAYL tersebut

Proses bisnis penyelesaian hibah langsung TAYL dilakukan dengan berpedoman


pada Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-876/PB/2020 tanggal 10
Desember 2020.

Transaksi hibah langsung TAYL terdiri dari hibah langsung bentuk uang TAYL,
hibah langsung bentuk barang TAYL, dan hibah langsung bentuk jasa TAYL.
10) Transaksi Pengembalian Kas Hibah Langsung
Pengembalian Sisa Hibah Pengembalian Sisa Hibah
Penyetoran Sisa Hibah Ke Kas Penyetoran Sisa Hibah Ke Kas
Kepada Donor, Dimana Kas Kepada Donor, Dimana Kas
Negara, Dimana Kas Hibah Negara, Dimana Kas Hibah
Hibah Tersebut Sudah Hibah Tersebut Belum
Tersebut Sudah Disahkan Tersebut Belum Disahkan
Disahkan Sebagai Pendapatan Disahkan Sebagai Pendapatan
Sebagai Pendapatan Hibah Sebagai Pendapatan Hibah
Hibah Hibah

Satker penerima hibah Satker penerima hibah menyajikan Satker penerima hibah Satker penerima hibah menyajikan
menyajikan sisa hibah sebagai sisa hibah sebagai Kas Lainnya di K/L menyajikan sisa hibah sebagai Kas sisa hibah sebagai Kas Lainnya di
Kas Lainnya di K/L dari Hibah dan Dari Hibah yang Belum Disahkan dan Lainnya di K/L dari Hibah dan K/L Dari Hibah yang Belum
UAKPA BUN Pengelolaan Hibah UAKPA BUN Pengelolaan Hibah UAKPA BUN Pengelolaan Hibah Disahkan dan UAKPA BUN
mencatat sebagai Pendapatan mencatat sebagai Pendapatan mencatat sebagai Pendapatan Pengelolaan Hibah mencatat
Hibah. Hibah. Hibah. sebagai Pendapatan Hibah.

Pengembalian sisa hibah Pengembalian sisa hibah Penyetoran sisa hibah ke kas
Penyetoran sisa hibah ke kas
mengakibatkan Pendapatan mengakibatkan Pendapatan Hibah negara dicatat sebagai pendapatan
negara berdampak pada
Hibah pada UAKPA BUN pada UAKPA BUN Pengelolaan Hibah PNBP oleh satker berkenaan.
pemindahbukuan kas pada BUN
Pengelolaan Hibah berkurang berkurang dan Kas Lainnya di K/L
dan Kas Lainnya di K/L dari Hibah
dan Kas Lainnya di K/L Dari Hibah Dari Hibah yang Belum Disahkan
pada satker berkurang.
pada satker berkurang. pada satker berkurang.

Pada saat sisa hibah yang Satker melakukan pencatatan


diajukan SP4HL ke KPPN dan pengeluaran kas hibah tersebut
terbit SP3HL, maka dilakukan melalui Modul Bendahara atau
perekaman pada Modul jurnal melalui Modul GLP.
Pembayaran yang membentuk
jurnal pada buku besar akrual.
11) Transaksi Pengembalian Hibah Langsung TAYL
Pengembalian Sisa Hibah Pengembalian Sisa Hibah
Penyetoran Sisa Hibah Ke Kas Penyetoran Sisa Hibah Ke Kas
Kepada Donor, Dimana Kas Kepada Donor, Dimana Kas
Negara, Dimana Kas Hibah Negara, Dimana Kas Hibah
Hibah Tersebut Sudah Hibah Tersebut Belum
Tersebut Sudah Disahkan Tersebut Belum Disahkan
Disahkan Sebagai Pendapatan Disahkan Sebagai Pendapatan
Sebagai Pendapatan Hibah Sebagai Pendapatan Hibah
Hibah Hibah

Satker penerima hibah Satker penerima hibah menyajikan Satker penerima hibah Satker penerima hibah menyajikan
menyajikan sisa hibah sebagai sisa hibah sebagai Kas Lainnya di K/L menyajikan sisa hibah sebagai Kas sisa hibah sebagai Kas Lainnya di
Kas Lainnya di K/L dari Hibah dan Dari Hibah yang Belum Disahkan dan Lainnya di K/L dari Hibah dan K/L Dari Hibah yang Belum
UAKPA BUN Pengelolaan Hibah UAKPA BUN Pengelolaan Hibah UAKPA BUN Pengelolaan Hibah Disahkan dan UAKPA BUN
mencatat sebagai Pendapatan mencatat sebagai Pendapatan mencatat sebagai Pendapatan Pengelolaan Hibah mencatat
Hibah. Hibah. Hibah. sebagai Pendapatan Hibah.

Pengembalian sisa hibah Pengembalian sisa hibah Penyetoran sisa hibah ke kas
Penyetoran sisa hibah ke kas
mengakibatkan Pendapatan mengakibatkan Pendapatan Hibah negara dicatat sebagai pendapatan
negara berdampak pada
Hibah pada UAKPA BUN pada UAKPA BUN Pengelolaan Hibah PNBP oleh satker berkenaan.
pemindahbukuan kas pada BUN
Pengelolaan Hibah berkurang berkurang dan Kas Lainnya di K/L
dan Kas Lainnya di K/L dari Hibah
dan Kas Lainnya di K/L Dari Hibah Dari Hibah yang Belum Disahkan
pada satker berkurang.
pada satker berkurang. pada satker berkurang.

Pada saat sisa hibah yang Satker melakukan pencatatan


diajukan SP4HL ke KPPN dan pengeluaran kas hibah tersebut
terbit SP3HL, maka dilakukan melalui Modul Bendahara atau
perekaman pada Modul jurnal melalui Modul GLP.
Pembayaran yang membentuk
jurnal pada buku besar akrual.
12) Transaksi Terkait Kas
Kas Lainnya di Kas Lainnya di
Kas di Bendahara Kas di Bendahara Kas Lainnya di K/L
Bendahara Bendahara
Pengeluaran Penerimaan dari Hibah
Pengeluaran Penerimaan

Kas di Bendahara Saldo kas yang dikelola Kas yang dikelola oleh Kas lainnya yang dikelola Kas Lainnya di K/L dari
Pengeluaran terdiri oleh bendahara bendahara pengeluaran bendahara penerimaan. Hibah terdiri dari kas
dari Kas di Bendahara penerimaan untuk selain yang berasal dari yang belum dan telah
UP dan TUP. tujuan pengelolaan uang persediaan. disahkan.
pendapatan satker.

Berupa hak pemerintah berupa hak pemerintah Pencatatan oleh satker


(pendapatan), pungutan maupun yang belum penerima hibah
pajak, belanja yang telah dapat diakui sebagai langsung bentuk uang.
Kas di Bendahara Kas di Bendahara
dicairkan dari kas negara pendapatan.
Pengeluaran dicatat Penerimaan dicatat
dengan pasangan akun dengan pasangan akun namun belum dibayarkan
uang Muka dari KPPN. Pendapatan. kepada pihak ketiga yang
berhak, dan lain-lain.
13) Transaksi Yang Terjadi Pada Akhir Tahun Anggaran
Pembayaran penyelesaian pekerjaan disertai jaminan
pembayaran akhir tahun.

Satker telah melakukan


pembayaran namun barang/jasa Pencairan jaminan pembayaran dan penyetoran ke kas
belum diterima sampai dengan negara sampai dengan tanggal pelaporan (TAB).
tanggal pelaporan

Pencairan jaminan pembayaran dan penyetoran ke kas


negara setelah tanggal pelaporan.

Selama masa pemeliharaan pihak ketiga wanprestasi,


Kondisi yang menyebabkan maka jaminan pemeliharaan dicairkan dan disetor ke
terjadinya transaksi yang terjadi Jaminan pemeliharaan kas negara.
pada akhir tahun anggaran
Berbeda dari jaminan pembayaran akhir tahun,
pencairan dan penyetoran jaminan pemeliharaan tidak
berdampak pada pengurangan nilai aset.

Dalam hal ini, perlu dilakukan pencatatan sebagai berikut:


1) Pada saat penerimaan barang beserta BAST, satker mencatat
Satker telah menerima pada Modul Komitmen.
persediaan/aset tetap/aset 2) Dilakukan pendetailan pada Modul Aset Tetap atau Modul
lainnya namun belum melakukan Persediaan.
pembayaran sampai dengan 3) Dilakukan jurnal penyesuaian pada Modul GLP.
tanggal pelaporan 4) Pada awal tahun anggaran berikutnya, dilakukan jurnal balik
yang melibatkan Belanja Modal/Barang yang Masih Harus
Dibayar.
14) Transaksi Penyesuaian
No Pos/Akun Periode Jurnal Balik Modul Terkait
Penyesuaian Awal Tahun

1. Pendapatan Diterima di Tahunan Perlu Modul GLP


Muka
2. Pendapatan yang Masih Tahunan Perlu Modul GLP
Harus Diterima
3. Belanja Dibayar di Muka Tahunan dan/atau Perlu Modul GLP, Modul
transaksional Komitmen
4. Belanja yang Masih Tahunan Perlu Modul GLP
Harus Dibayar
5. Penyisihan Piutang Tidak Semesteran Tidak Modul Piutang
Tertagih atau Modul GLP
6. Reklasifikasi Bagian Semesteran Perlu Modul Piutang
Lancar Piutang atau Modul GLP
7. Penyusutan dan Semesteran Tidak Modul Aset Tetap
Amortisasi
8. Opname Fisik Persediaan Tahunan Tidak Modul Persediaan

9. Uang Muka Belanja Tahunan Perlu Modul GLP

10. Utang Kelebihan Tahunan Tidak Modul GLP


Pembayaran Pendapatan
11. Kas Dalam Penguasaan Transaksional Tidak Modul Bendahara
Bendahara Pengeluaran dan/atau Modul
dan/atau Bendahara GLP
Penerimaan
12. Persekot Gaji Transaksional Tidak Modul GLP
15) Transaksi Koreksi

Kesalahan Pemilihan Jenis BAST Kesalahan Pemilihan Jenis BAST


Pengadaan BMN Intrakomptabel
Pengadaan Persediaan Dan Kodefikasi Barang Pada Dan Kodefikasi Barang Pada
(Aset Tetap/Aset Lainnya)
Menggunakan Akun Belanja Modul Komitmen (Pengadaan Modul Komitmen (Pengadaan
Menggunakan Akun Belanja
Barang non BMN Jasa/Non BMN Dicatat Sebagai Jasa/Non BMN Dicatat Sebagai
Barang non BMN
Pengadaan BMN Intrakomptabel) Pengadaan BMN Ekstrakomptahel)

Pengadaan BMN Intrakomptabel


(Berupa KDP) Menggunakan Akun
Belanja Barang Non BMN, Namun
Kesalahan Penggunaan Akun non Kesalahan yang Memerlukan
Terjadi Kesalahan Pemilihan Kesalahan atau Koreksi Lainnya
K/L Koreksi Antar Beban
Kodefikasi BMN Non KDP Ketika
Mencatat BAST Pada Modul
Komitmen
TRANSAKSI ASET TETAP DAN ASET
TETAP LAINNYA

31
OVERVIEW TRANSAKSI ASET TETAP DAN ASET LAINNYA
Pengadaan (Perolehan
Penambahan Pembelian atau Awal) dan/atau
Penyelesaian KDP/ATB
Pengembangan KDP
Saldo Awal Pengadaan Dalam Pengerjaan
dan/atau ATB Dalam
Pengerjaan

Transfer Masuk dan Reklasifikasi Keluar dan Hibah Keluar dan


Rampasan/Sitaan
Transfer Keluar Reklasifikasi Masuk Hibah Masuk

Penyusutan Aset Penghentian Aset


Tetap/Amortisasi Aset Koreksi Tetap/ATB Dari Penggunaan Kembali
Lainnya Penggunaan

Pencatatan Barang Pencatatan Barang


Penghapusan
Bersejarah Pihak Ketiga
1) Penambahan Saldo Awal

Pencatatan aset tetap/aset lainnya yang diperoleh TAYL namun belum tersaji
dalam neraca, maka diperlakukan sebagai penambah saldo awal saat TAB.

Transaksi penambahan saldo awal ini dikecualikan untuk aset tetap/aset lainnya
yang diperoleh pada TAYL dari hibah langsung yang belum dilakukan pencatatan
sampai dengan periode TAB (hibah ini diperlakukan sebagai hibah masuk).

Dokumen sumber yang dapat dijadikan dasar pencatatan antara lain dokumen
perolehan atau kepemilikan aset tersebut, surat pernyataan/keterangan Kuasa
Pengguna Barang (KPB), daftar dan/atau laporan BMN terkait, dan/ atau
dokumen lain yang dipersamakan.
2) Pembelian atau Pengadaan

Aset Intrakomptabel Aset Ekstrakomptabel

Merupakan aset yang memenuhi definisi dan kriteria Merupakan aset yang memenuhi definisi dan kriteria
pengakuan aset tetap/aset lainnya dan memenuhi nilai pengakuan aset tetap, namun nilainya di bawah nilai
minimum kapitalisasi. kapitalisasi.

Pencatatan diawali pada Modul Komitmen dengan Pencatatan diawali pada Modul Komitmen dengan
bukti dokumen berupa BAST atau kuitansi dan bukti dokumen berupa BAST atau kuitansi dan
membentuk jurnal pada buku besar akrual. membentuk jurnal pada buku besar akrual.

Setelah direkam pada Modul Komitmen, dilakukan Setelah direkam pada Modul Komitmen, dilakukan
pendetilan aset atau pencatatan transaksi pembelian pendetilan aset atau pencatatan transaksi pembelian
pada Modul Aset Tetap dan membentuk jurnal pada pada Modul Aset Tetap, tetapi tidak akan membentuk
buku besar akrual. jurnal pada buku besar akrual.
Pada saat penerbitan resume tagihan (SPP) pada Modul
Pembayaran akan mengeliminasi Utang yang Belum Pada saat penerbitan resume tagihan (SPP) pada Modul
Diterima Tagihannya dan membentuk jurnal pada buku Pembayaran akan mengeliminasi Utang yang Belum
besar akrual. Diterima Tagihannya dan membentuk jurnal pada buku
besar akrual.
Pada saat SP2D telah terbit dan dicatat pada Modul
Pembayaran yang akan membentuk jurnal pada buku Pada saat SP2D telah terbit dan dicatat pada Modul
besar akrual dan buku besar kas. Pembayaran yang akan membentuk jurnal pada buku
besar akrual dan buku besar kas.
3) Pengadaan (Perolehan Awal) dan/atau Pengembangan KDP
dan/atau ATB Dalam Pengerjaan

Pencatatan dilakukan dengan diawali perekaman pada Modul Komitmen dengan


dokumen sumber berupa BAST.

Dilakukan pendetailan aset pada Modul Aset Tetap atau pencatatan pada menu
perolehan KDP sehingga tercatat dalam kartu KDP/ATB Dalam Pengerjaan dan
membentuk jurnal pada buku besar akrual.

Pada saat penerbitan resume tagihan (SPP) pada Modul Pembayaran akan
mengeliminasi Utang yang Belum Diterima Tagihannya dan membentuk jurnal
pada buku besar akrual.

Pada saat SP2D telah terbit dan dicatat pada Modul Pembayaran yang akan
membentuk jurnal pada buku besar akrual dan buku besar kas.
4) Penyelesaian KDP/ATB Dalam Pengerjaan

Pencatatan aset tetap/aset lainnya yang diperoleh TAYL namun belum tersaji dalam
neraca, maka diperlakukan sebagai penambah saldo awal saat TAB.

Transaksi penambahan saldo awal ini dikecualikan untuk aset tetap/aset lainnya yang
diperoleh pada TAYL dari hibah langsung yang belum dilakukan pencatatan sampai
dengan periode TAB (hibah ini diperlakukan sebagai hibah masuk).

Dokumen sumber yang dapat dijadikan dasar pencatatan antara lain dokumen
perolehan atau kepemilikan aset tersebut, surat pernyataan/keterangan Kuasa
Pengguna Barang (KPB), daftar dan/atau laporan BMN terkait, dan/ atau dokumen lain
yang dipersamakan.

Pada saat SP2D telah terbit dan dicatat pada Modul Pembayaran yang akan
membentuk jurnal pada buku besar akrual dan buku besar kas.
5) Transfer Masuk dan Transfer Keluar

Transaksi transfer keluar dan transfer masuk pada Modul Aset Tetap dilakukan secara online
sehingga setiap transaksi transfer masuk harus berpasangan dengan transaksi transfer keluar.

Transaksi transfer keluar dan transfer masuk harus dicatat pada periode (semester) yang sama
agar tidak terjadi kesalahan penyajian akumulasi penyusutan/amortisasi.

Dokumen sumber yang dapat dijadikan dasar pencatatan antara lain dokumen perolehan atau
kepemilikan aset tersebut, surat pernyataan/keterangan Kuasa Pengguna Barang (KPB), daftar
dan/atau laporan BMN terkait, dan/ atau dokumen lain yang dipersamakan.

Perekaman transaksi transfer keluar dan transfer masuk aset perlu disertai perekaman kode
satker pengirim dan satker penerima Transfer.
6) Reklasifikasi Keluar dan Reklasifikasi Masuk

Reklasifikasi Keluar merupakan transaksi yang digunakan untuk menghapus suatu aset tetap/aset lainnya yang
mengalami kesalahan klasifikasi/kodefikasi barang dan dicatat kembali ke dalam klasifikasi barang yang baru,
sedangkan Reklasifikasi Masuk merupakan transaksi pencatatan aset tetap/aset lainnya yang sebelumnya dicatat
menggunakan klasifikasi barang lain.

Reklasifikasi keluar dapat dilakukan terhadap suatu aset tetap/aset lainnya dan dilakukan reklasifikasi masuk
menjadi aset tetap/ aset lainnya dengan kodefikasi atau klasifikasi yang berbeda atau reklasifikasi masuk
menjadi persediaan.

Reklasifikasi dalam rangka perubahan klasifikasi barang merupakan transaksi yang terjadi pada 1 (satu)
satker dan transaksi reklasifikasi keluar wajib diikuti reklasifikasi masuk pada periode (bulan) yang sama
untuk menghindari terjadinya salah saji akumulasi penyusutan/amortisasi aset.

Dokumen sumber yang dapat digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi antara lain surat
pernyataan/keterangan KPB dan/ atau dokumen lain yang sah.
7) Hibah Keluar dan Hibah Masuk
A. Hibah Keluar

Hibah Keluar merupakan Hibah keluar dapat Dokumen sumber yang Pencatatan dilakukan di
aset tetap/aset lainnya dilakukan terhadap aset digunakan berupa BAST Modul Aset Tetap dan
yang dicatat pemerintah tetap/ aset lainnya, dan surat penerbitan menghasilkan jurnal
pusat dan diserahkan termasuk aset yang telah keputusan penghapusan pada buku besar akrual.
secara sukarela kepada dihentikan dari barang.
pemerintah daerah, operasional pemerintah.
lembaga sosial, atau
masyarakat tanpa adanya
kompensasi.

B. Hibah Masuk

Hibah Masuk merupakan Pemberi hibah antara Pada saat aset tetap/ Satker yang menerima
perolehan suatu aset lain pemerintah daerah, aset lainnya yang berasal hibah aset tetap/aset
tetap/aset lainnya yang pemerintah negara asing, dari hibah diterima lainnya melakukan
berasal dari sumbangan, kelompok masyarakat, dengan BAST, satker pengesahan dan saat
donasi, atau sejenisnya perorangan, perusahaan melakukan perekaman telah terbit Persetujuan
dari luar entitas swasta, dan lain pada Modul Komitmen. MPHL-BJS melakukan
pemerintah pusat, tanpa sebagainya. pencatatan pada Modul
penggantian atau Pembayaran yang meng-
penyerahan kompensasi. hasilkan jurnal pada buku
besar akrual.
8) Rampasan/Sitaan

Pada satker tertentu yang memiliki kewenangan untuk melakukan penyitaan dan/atau
perampasan, maka dapat mencatat perolehan aset tetap/aset lainnya melalui transaksi
rampasan/sitaan berdasarkan dokumen yang menetapkan barang tersebut sebagai BMN.

Dalam hal barang tersebut telah ditetapkan untuk kegiatan operasional pemerintah pusat,
satker mencatat barang tersebut melalui menu sitaan/rampasan pada Modul Aset Tetap

Pada saat aset tetap/ aset lainnya yang diperoleh dari rampasan/sitaan tersebut bukan
merupakan barang baru dan dicatat menggunakan nilai wajar pada periode terbitnya
penetapan sebagai BMN, penyesuaian sisa masa manfaat dapat dilakukan melalui
perekaman transaksi koreksi manual pada Modul Aset Tetap.
9) Penyusutan Aset Tetap/Amortisasi Aset Lainnya
Penyusutan adalah Amortisasi adalah Nilai dari akumulasi Penyusutan/amortisasi
alokasi sistematis atas alokasi harga perolehan penyusutan/amortisasi reguler dilakukan setiap
nilai suatu aset tetap aset tidak berwujud disajikan dalam Neraca semester oleh satker
yang dapat disusutkan secara sistematis dan sebagai pengurang nilai secara otomatis saat
selama masa manfaat rasional selama masa aset. tutup periode pada
aset tersebut. manfaatnya. Modul Aset Tetap pada
bulan Juni dan
Desember dan mem-
bentuk jurnal pada
buku besar akrual.

penyusutan/amortisasi transaksional TAB yang berdampak


pada penambahan nilai akumulasi penyusutan/amortisasi

penyusutan/amortisasi transaksional TAB yang berdampak


Kondisi yang menyebabkan pada pengurangan nilai akumulasi penyusutan amortisasi
penyusutan/amortisasi
pada buku besar akrual
yang dihasilkan oleh Modul penyusutan/amortisasi transaksional TAYL yang berdampak
Aset Tetap pada penambahan nilai akumulasi penyusutan/ amortisasi

penyusutan/amortisasi transaksional TAYL yang berdampak


pada pengurangan nilai akumulasi penyusutan/amortisasi
10) Koreksi

Penyesuaian atau koreksi merupakan tindakan pembetulan LK sehingga akun/pos


yang tersaji dalam LK sesuai dengan yang seharusnya.

Dokumen sumber yang dapat digunakan antara lain surat pernyataan/keterangan


KPB yang didukung dengan dokumen perolehan aset dan/atau dokumen lain yang
dipersamakan.

Penyesuaian atau koreksi dapat dilakukan atas kesalahan pencatatan nilai


aset maupun kuantitas aset.
11) Penghentian Aset Tetap/ATB Dari Penggunaan

Pada saat barang dihentikan dari penggunaan aktif oleh pemerintah, maka dianggap tidak
memenuhi definisi aset tetap dan dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai nilai aset dan nilai
akumulasi penyusutannya.

Aset tetap dihentikan dari penggunaan aktif oleh pemerintah karena kondisinya yang rusak
berat, hilang, atau sebab lain yang mengakibatkan aset tetap tersebut tidak digunakan lagi
dalam kegiatan operasional.

Aset tetap yang telah dihentikan dari penggunaan dapat dilakukan proses penghapusan,
digunakan kembali, atau dilakukan perubahan kondisi. Selain itu, Aset tetap yang dihentikan
dari penggunaan tidak dapat dilakukan pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengembangan.

Dokumen sumber yang dapat digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi antara lain surat
pernyataan KPB atau dokumen lain yang dipersamakan.
12) Penggunaan Kembali

Aset tetap yang tidak digunakan untuk kegiatan operasional pemerintah tidak
memenuhi definisi aset tetap sehingga disajikan di pos aset lainnya sesuai dengan
nilai tercatatnya.

Pada saat aset tetap tersebut digunakan kembali baik dengan biaya tambahan
maupun tanpa biaya tambahan, maka aset tetap tersebut dikembalikan dari aset
lainnya ke aset tetap sebelumnya.

Apabila terdapat biaya tambahan semacam overhaul atau biaya pemindahan fisik
aset agar terpasang dengan baik dan siap digunakan kembali, maka biaya yang
dikeluarkan dikapitalisasi sebagai penambah nilai aset.

Perekaman transaksi penggunaan kembali aset tetap pada Modul Aset Tetap yang
dilakukan berdasarkan Surat Pernyataan KPB dan/atau dokumen lain yang
dipersamakan dan membentuk jurnal pada buku besar akrual.
13) Penghapusan
Penghapusan adalah Penghapusan ditetapkan Penghapusan pada Modul Usulan penghapusan
tindakan menghapus melalui penerbitan SK Aset Tetap dimulai dari dilakukan terhadap aset
aset yang ada dalam dari pejabat berwenang pencatatan usulan yang sudah tidak
penguasaannya dari untuk membebaskan PB penghapusan. digunakan kegiatan
daftar barang. dan/atau KPB dari operasional, barang rusak
tanggung jawab secara berat, barang yang
administrasi dan fisik atas dinyatakan hilang, atau
aset yang berada dalam aset yang masih ada di
penguasaannya. Neraca dan digunakan
dalam operasional satker.

Kondisi Aset Pencatatan Barang Hilang Transaksi Penghentian Transaksi Usulan Penghapusan Transaksi Penghapusan
atau Perubahan Kondisi dari Penggunaan
menjadi Rusak Berat
Aset Rusak Berat • Tidak menghasilkan Mereklasifikasi Aset • Membentuk jurnal penghapusan Aset Lain- • Tidak menghasilkan jurnal.
atau Aset Hilang jurnal. Tetap/Aset Tidak lain. • Mengeliminasi aset dari Daftar
• Memberi keterangan Berwujud menjadi Aset • Mengeliminasi Aset Lain-lain dari Neraca Barang Rusak Berat atau Daftar
rusak berat atau hilang. Lain-lain. • Memasukkan aset ke Daftar Barang Rusak Barang Hilang.
Berat atau Daftar Barang Hilang.
Aset Tidak Rusak Mereklasifikasi Aset • Tidak membentuk jurnal penghapusan. • Menghasilkan jurnal penghapusan
Berat dan Tidak Tetap/Aset Tidak • Tidak mengeliminasi aset dari Neraca. Aset Lain-lain.
Hilang Berwujud menjadi Aset • Mengeliminasi Aset Lain-lain dari
Lain-lain Neraca, tanpa masuk ke daftar
barang terlebih dahulu.
Aset Tidak Rusak • Tidak membentuk jurnal penghapusan. • Menghasilkan jurnal penghapusan
Berat dan Tidak • Tidak mengeliminasi aset dari Neraca. Aset Tetap/Aset Tidak Berwujud.
Hilang • Mengeliminasi Aset Tetap/Aset Tidak
Berwujud dari Neraca tanpa masuk
ke daftar barang dahulu.
14) Pencatatan Barang Bersejarah

Barang bersejarah tidak harus dilaporkan dalam Neraca namun harus diungkapkan secara
memadai dalam CaLK.

Aset bersejarah disajikan dalam bentuk unit tanpa nilai, karena nilai kultural, lingkungan,
pendidikan, dan sejarahnya tidak mungkin secara penuh dilambangkan dengan nilai keuangan
berdasarkan harga perolehan maupun harga pasar.

Dalam rangka menatausahakan dan menyajikan aset bersejarah dalam Buku Barang
Bersejarah, satker mencatat jenis dan lokasi barang bersejarah melalui transaksi BMN
bersejarah pada Modul Aset Tetap.

Perekaman transaksi ini tidak menghasilkan jurnal akuntansi dan tidak berdampak pada LK.
15) Pencatatan Barang Pihak Ketiga

Pada suatu satker, dimungkinkan terdapat barang pihak ketiga (bukan milik satker) yang dititipkan
dan/atau digunakan sehari-hari dalam operasional satker.

Barang pihak ketiga tidak disajikan dalam Neraca, namun ditatausahakan dan disajikan dalam
Daftar Barang Pihak Ketiga dan Daftar Barang Ruangan (DBR).

Barang pihak ketiga dicatat oleh satker melalui transaksi perolehan BMN pihak ketiga pada
Modul Aset Tetap.

Perekaman transaksi ini tidak menghasilkan jurnal akuntansi dan tidak berdampak pada LK.
TRANSAKSI PERSEDIAAN

48
OVERVIEW TRANSAKSI PERSEDIAAN

Transaksi Transaksi
Transaksi Masuk Transaksi Keluar
Koreksi Opname Fisik

Penambahan Reklasifikasi Koreksi Jumlah/ Opname Fisik


Transfer Masuk Pemakaian
Saldo Awal Keluar Kuantitas Masuk

Reklasifikasi Opname Fisik


Pembelian Hibah Keluar Usang/Rusak Koreksi Nilai
Masuk Keluar

Penghapusan
Hibah Masuk Perolehan Lainnya Transfer Keluar
Lainnya

Retur
Rampasan
(Pengembalian)

Perolehan Dalam Persediaan Melalui


Pengadaan Atau Pengembangan
Persediaan Dalam Proses
Transaksi Masuk - Penambahan Saldo Awal

Pencatatan persediaan yang diperoleh TAYL namun belum tersaji dalam


neraca, maka diperlakukan sebagai penambah saldo awal saat TAB.

Tanggal perolehan yang digunakan pada saat pencatatan transaksi


persediaan penambahan saldo awal adalah tahun sebelumnya.

Dokumen sumber yang dapat dijadikan dasar pencatatan antara lain


dokumen perolehan barang persediaan tersebut, surat
pernyataan/keterangan Kuasa Pengguna Barang (KPB), daftar dan/atau
dokumen lain yang dipersamakan.
Transaksi Masuk - Pembelian

Merupakan transaksi perolahan barang persediaan yang dibeli atau


diperoleh atas beban APBN pada periode berjalan

Proses pencatatan masuk melalui pembelian ini adalah dengan melakukan


pendetilan barang persediaan yang bersumber dari BAST yang dicatat di
Modul Komitmen.

Dokumen sumber yang dapat dijadikan dasar pencatatan antara lain


dokumen BAST dan/ atau dokumen lain yang dipersamakan.
Transaksi Masuk - Hibah Masuk

Merupakan transaksi perolehan barang persediaan yang berasal dari hibah/


sumbangan/donasi atau transaksi sejenis yang diberikan oleh pihak lain di
luar pemerintah pusat.

Pencatatan hibah sesuai regulasi pengelolaan hibah, dicatat sesuai dengan


periode (tahun) penerimaan hibah tersebut. Titik pencatatan hibah masuk
persediaan terjadi pada saat diterimanya hibah disertai dengan dokumen
hibah tersebut.

Dokumen sumber yang dapat dijadikan dasar pencatatan antara lain


dokumen BAST hibah dan/ atau dokumen lain yang dipersamakan.
Transaksi Masuk - Rampasan

Merupakan transaksi perolehan barang persediaan yang berasal dari hasil sitaan
atau barang bukti yang ditetapkan dirampas untuk negara berdasatkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Hanya K/L tertentu yang mempunyai kewenangan untuk melakukan penyitaan


dan perampasan, serta mencatat perolehan barang rampasan.

Dokumen sumber yang dapat digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi


sitaan/rampasan antara lain dokumen yang menyatakan barang
sitaan/rampasan tersebut menjadi BMN dan/atau dokumen lain yang
dipersamakan.
Transaksi Masuk - Transfer Masuk

Merupakan transaksi perolehan barang persediaan dari hasil kiriman satker


lainnya dalam lingkup pemerintah pusat.

Transaksi transfer masuk dapat terjadi antar satker dalam satu K/L maupun
lintas K/L, selain itu transfer masuk juga dapat terjadi antara satker dengan
subsatkernya atau sebaliknya serta antar subsatker dalam satu satker.

Dokumen sumber yang digunakan adalah BAST transfer adalah BAST


maupun dokumen lainnya yang dipersamakan.
Transaksi Masuk - Reklasifikasi Masuk

Reklasifikasi masuk merupakan transaksi yang digunakan untuk menctatat


persediaan yang sebelumnya telah dicatat menggunakan klasifikasi/kodefikasi
barang persediaan yang lain. Transaksi reklasifikasi masuk merupakan transaksi
lanjutan dari transaksi reklasifikasi keluar.

Transaksi reklasifikasi masuk persediaan dapat berupa perubahan satu kode


barang ke satu kode barang lain (one to one), satu kode barang ke beberapa
kode barang lain (one to many), maupun beberapa kode barang ke satu kode
barang lain (many to one).

Dokumen sumber yang digunakan adalah surat pernyataan Pengguna Barang


(PB)/Kuasa Pengguna Barang (KPB) dan/atau dokumen lain yang dipersamakan.
Transaksi Masuk - Perolehan Lainnya

Transaksi perolehan lainnya merupakan transaksi perolehan pada periode


berjalan yang tidak berasal dari penambahan saldo awal, pembelian,
transfer masuk, hibah masuk, sitaan/rampasan, dan reklasifikasi masuk.

Dokumen sumber yang digunakan adalah surat pernyataan Pengguna


Barang (PB)/Kuasa Pengguna Barang (KPB), BAST, dokumen perolehan
dan/atau dokumen lain yang dipersamakan.
Transaksi Masuk - Retur (Pengembalian)

Merupakan transaksi dimana persediaan yang telah dikeluarkan dari gudang


dan dicatat transaksi mutasi keluarnya dilakukan pengembalian ke gudang
karena alasan tertentu.

Transaksi retur dapat terjadi pada tahun (periode) yang sama atau tahun
(periode) yang berbeda dengan transaksi keluarnya.

Dokumen yang digunakan untuk mencatat transaksi retur adalah surat


pernyataan PB/KPB dan/atau dokumen lain yang dipersamakan.
Transaksi Masuk - Perolehan Dalam Persediaan Melalui
Pengadaan Atau Pengembangan Persediaan Dalam Proses

Transaksi perolehan persediaan dalam proses merupakan pengadaan dan


pengembangan persediaan yang terdiri dari beberapa termin pembayaran
dan penyerahan progress penyelesaian pekerjaan.

Atas progress persediaan dalam proses yang telah selesai maka dilakukan
reklasifikasi/pendefinitifan ke barang persediaan melalui penyelesaian
barang dalam proses.

Dokumen sumber yang digunakan adalah BAST, dokumen perolehan,


dan/atau dokumen lain yang dipersamakan.
Transaksi Keluar - Pemakaian

Transaksi pemakaian merupakan transaksi mutase keluar persediaan pada


periode berjalan untuk digunakan dalam rangka operasional satker.

Transaksi pemakaian juga meliputi transaksi keluar persediaan akibat


penjualan/penyerahan kepada masyarakat/pemda, pemakaian untuk tujuan
strategis/berjaga-jaga, atau penyerahan dalam rangka bantuan sosial.

Dokumen yang digunakan adalah dokumen yang terkait dengan


pengeluaran/pemakaian barang persediaan dan/atau dokumen lain yang
dipersamakan.
Transaksi Keluar - Hibah Keluar

Merupakan transaksi mutasi keluar barang persediaan yang ditujukan


kepada masyarakat/pemda/pihak lain di luar lingkup pemerintah pusat.

Transaksi hibah dilakukan atas barang yang awalnya diniatkan untuk


operasional satker, namun karena alasan tertentu barang tersebut
diserahkan kepada masyarakat/pemda/pihak lain di luar pemerintah pusat.

Dokumen sumber yang digunakan adalah BAST hibah dan/atau dokumen


lain yang dipersamakan.
Transaksi Keluar - Transfer Keluar

Transaksi transfer keluar merupakan transaksi keluar barang persediaan


yang diberikan kepada satker lain dalam lingkup pemerintah pusat.

Transaksi transfer keluar dapat terjadi antar satker dalam satu K/L maupun
lintas K/L, selain itu transfer masuk juga dapat terjadi antara satker dengan
subsatkernya atau sebaliknya serta antar subsatker dalam satu satker.

Dokumen sumber yang digunakan adalah BAST transfer dan/atau dokumen


lain yang dipersamakan.
Transaksi Keluar - Reklasifikasi Keluar

Transaksi reklasifikasi keluar merupakan transaksi yang digunakan untuk


mengeliminasi persediaan yang dicatat menggunakan klasifikasi/kodefikasi
barang yang tidak seharusnya.

Dokumen sumber yang digunakan untuk mencatat transaksi reklasifikasi


keluar adalah surat pernyataan Pengguna Barang (PB)/Kuasa Pengguna
Barang (KPB) dan/atau dokumen lain yang dipersamakan.
Transaksi Keluar - Usang/Rusak

Transaksi usang/rusak merupakan transaksi yang digunakan untuk


mengeliminasi barang persediaan yang sudah usang/rusak berdasarkan
keputusan PB/KPB.

Transaksi usang/rusak ini juga untuk mengeliminasi barang persediaan yang


usang/rusak dari Neraca dan memasukkan ke dalam daftar barang
persediaan usang/rusak.

Dokumen sumber yang digunakan adalah surat pernyataan Pengguna


Barang (PB)/Kuasa Pengguna Barang (KPB) dan/atau dokumen lain yang
dipersamakan.
Transaksi Keluar - Penghapusan Lainnya

Penghapusan lainnya merupakan transaksi keluar persediaan pada periode


berjalan (TAB) atas hal-hal yang tidak biasa terjadi dan tidak dapat digolongkan
sebagai persediaan keluar yang lain.

Kondisi yang menyebabkan penghapusan lainnya antara lain:


1. Barang persediaan berkurang karena kehilangan (pencurian).
2. Barang persediaan berupa hewan/ikan/tanaman yang mati.

Dokumen sumber yang digunakan adalah surat pernyataan Pengguna Barang


(PB)/Kuasa Pengguna Barang (KPB) dan/atau dokumen lain yang dipersamakan.
Transaksi Koreksi – Koreksi Jumlah/Nilai

• Koreksi persediaan digunakan untuk melakukan koreksi terhadap kesalahan


pencatatan barang persediaan, baik jumlah maupun nilainya.
• Transaksi koreksi berdampak pada penambahan/pengurangan saldo persediaan
yang disajikan dalam neraca beserta akun-akun lain yang terkait.
• Transaksi koreksi dilakukan dengan mengkoreksi transaksi masuknya.
• Koreksi persediaan dilakukan atas layer persediaan yang mengalami kesalahan.
• Untuk koreksi nilai, apabila layer yang dikoreksi sudah dilakukan transaksi
mutasi keluar, maka transaksi keluarnya akan ikut terdampak koreksi.
Transaksi Opname Fisik

• Opname fisik adalah suatu kegiatan di akhir periode pelaporan yang


berfungsi untuk mengetahui saldo barang secara riil dengan cara
memeriksa fisik barang persediaan di gudang.
• Opname fisik ini akan menghasilkan laporan berupa Berita Acara Hasil
Opname Fisik
TRANSAKSI PIUTANG

67
TRANSAKSI PIUTANG

Penyesuaian atau Penerimaan Pelunasan


Saldo Awal Timbulnya Piutang
Koreksi Nilai Piutang Piutang

Penerimaan Piutang
Reklasifikasi Piutang Penyisihan Piutang Penghentian Pengakuan
yang Sudah
dan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Piutang
Dihapusbukukan

Penerimaan Piutang Pengakuan dan


yang Telah Transfer Piutang Pencatatan Denda Atas Crash Program Piutang
Dihapustagihkan Piutang PNBP

Piutang TP/TGR yang


Piutang yang
Telah Memperoleh Akun Piutang yang
Penagihannya
Putusan Pengadilan Restrukturisasi Piutang Muncul Dari Modul
Diserahkan Kepada
Berkekuatan Hukum Pembayaran
PUPN
Tetap (Inkracht)
1) Saldo Awal
Pada saat akhir tahun anggaran sebelumnya terdapat piutang yang memiliki saldo, maka saldo
tersebut menjadi saldo awal piutang di tahun anggaran berikutnya.

Saldo awal juga terbentuk dari transaksi pada tahun anggaran sebelumnya yang belum dicatat
karena alasan tertentu.

2) Timbulnya Piutang
Pada umumnya terjadi karena adanya tunggakan pungutan pendapatan dan pemberian pinjaman serta
transaksi lainnya yang menimbulkan hak tagih dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan.

Pencatatan atas timbulnya piutang menghasilkan jurnal pada buku besar akrual, antara lain piutang
pajak (hanya pada Kemenkeu), piutang bukan pajak/PNBP, piutang tagihan penjualan angsuran (TPA),
piutang tuntutan perbendaharaan/tuntutan ganti rugi (TP/TGR), dan piutang jangka panjang lainnya.
3) Penyesuaian atau Koreksi Nilai Piutang
Mencatat perbaikan atas kesalahan pencatatan piutang yang telah
tutup buku atau sudah dilakukan transaksi lanjutan.

Melakukan koreksi terhadap selisih nilai mata uang.

Menambahkan/mengurangi nilai piutang pada tahun berjalan.

4) Penerimaan Pelunasan Piutang


Pelunasan piutang dilakukan dengan melakukan setoran ke kas negara oleh wajib bayar,
setoran ke kas negara melalui bendahara, dan potongan SPM

Perekaman dokumen BPN akan membentuk jurnal pada buku besar akrual.

Selain itu, pelunasan tersebut akan menimbulkan pengurangan nilai pada akumulasi
penyisihan piutang yang membentuk jurnal pada buku besar akrual.
5) Reklasifikasi Piutang dan Penyisihan Piutang
Terhadap piutang jangka Transaksi reklasifikasi piutang Reklasifikasi bagian lancar
panjang (piutang yang akan dicatat setelah satker piutang jangka panjang
jatuh tempo lebih dari 12 melakukan perhitungan hanya diperlukan dalam
bulan sejak tanggal penyisihan piutang tidak rangka penyajian laporan
pelaporan), pada akhir tertagih atas seluruh piutang keuangan, sehingga perlu
periode pelaporan (tahun) yang dikelolanya. dilakukan jurnal balik pada
perlu dilakukan reklasifikasi Reklasifikasi dilakukan atas awal periode selanjutnya.
bagian lancar atas porsi porsi piutang yang akan jatuh Pada awal periode, Satker
piutang yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan ke melakukan jurnal balik atas
tempo dalam 12 bulan ke depan beserta nilai transaksi reklasifikasi piutang
depan. penyisihan atas porsi bagian tersebut sehingga porsi
lancar piutang tersebut. bagian lancar piutang jangka
panjang kembali tercatat dan
tersaji sebagai piutang jangka
panjang.
6) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih

Piutang disajikan dalam Neraca sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value).
Untuk itu, piutang yang diperkirakan tidak tertagih perlu disisihkan dari pos piutang.

Metode untuk menghitung piutang tidak tertagih adalah metode pencadangan (allowance method),
dimana satker melakukan estimasi besarnya piutang tidak tertagih yang mengurangi nilai bruto piutang.

Nilai penyisihan piutang tidak tertagih ditentukan oleh kualitas piutang, tarif atau persentase
penyisihan, adanya agunan atau barang jaminan, serta penerbitan surat tagihan.
7) Penghentian Pengakuan Piutang
Piutang dihentikan pengakuannya apabila dilakukan pelunasan, penghapusan, dan/atau
pembatalan pengakuan melalui koreksi pencatatan.

Empat klasifikasi kualitas piutang menurut PMK mengenai Penentuan Kualitas Piutang dan
Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada K/L antara lain Kualitas Lancar, Kualitas
Kurang Lancar, Kualitas Diragukan, dan Kualitas Macet.

Persentase penyisihan piutang tidak tertagih ditetapkan berdasarkan kualitas piutang pada
tanggal pelaporan dengan mengabaikan persentase penyisihan piutang tidak tertagih
periode sebelumnya.

Selain itu, pelunasan tersebut akan menimbulkan pengurangan nilai pada akumulasi
penyisihan piutang yang membentuk jurnal pada buku besar akrual.

Dokumen sumber yang dapat digunakan antara lain kartu piutang, surat tagihan, kartu/
daftar penyisihan piutang tidak tertagih, dan/ atau dokumen lain yang terkait.

Penyesuaian atas saldo penyisihan piutang tidak tertagih dilakukan setiap semester melalui
menu yang tersedia Modul Piutang dan membentuk jurnal pada buku besar akrual.
8) Penerimaan Piutang yang Sudah Dihapusbukukan
Terhadap piutang yang telah dilakukan hapus buku dan tidak lagi disajikan dalam LK, maka
dimungkinkan terjadi penerimaan angsuran atau pelunasan.

Berdasarkan dokumen penerimaan (BPN, SPM dengan potongan pelunasan piutang), maka satker
perlu memunculkan kembali pencatatan piutang tersebut, mencatat penerimaan angsuran atau
pelunasan, dan melakukan setelmen atas penerimaan tersebut untuk mengurangi saldo piutang.

9) Penerimaan Piutang yang Telah Dihapustagihkan


Terhadap piutang yang telah dihapustagihkan atau dihapuskan secara mutlak
dimungkinkan pula terjadi penerimaan angsuran atau pelunasan.

Berdasarkan BPN atau dokumen setoran terkait, penerimaan angsuran atau


pelunasan piutang yang telah dihapustagihkan diakui dan dicatat sebagai
pendapatan melalui Modul Bendahara.

Transaksi ini membentuk jurnal pada buku besar akrual dan buku besar kas
sebagai pendapatan.
10) Transfer Piutang
Transfer piutang terjadi saat adanya transaksi pada entitas pemberi melakukan transfer keluar dan
entitas penerima melakukan transfer masuk.

Entitas pemberi harus melakukan proses transfer keluar dahulu sehingga entitas penerima dapat
menerima transfer masuk atas piutang tersebut.

11) Pengakuan dan Pencatatan Denda Atas Piutang PNBP


K/L memiliki tugas untuk melakukan penentuan, monitoring/verifikasi, dan penagihan PNBP terutang. Apabila
dalam jangka waktu yang sudah ditentukan belum dilakukan pembayaran piutang oleh debitur, maka akan
diterbitkan Surat Tagihan PNBP.

Surat Tagihan PNBP dapat mencakup pokok piutang dan sanksi administratif berupa denda yang timbul akibat
dari keterlambatan pembayaran piutang tersebut.

Pengakuan dan pencatatan denda atas piutang PNBP yang terjadi pada TAB pada Modul Piutang akan
menghasilkan jurnal pada buku besar akrual.

Dalam hal terdapat denda yang timbul pada TAYL yang belum dibayarkan, maka satker mencatat penambahan
saldo awal piutang dan secara otomatis memunculkan jurnal penyisihan piutang tidak tertagih.
12) Crash Program Piutang
Optimalisasi penyelesaian Piutang Negara yang dilakukan secara terpadu dalam bentuk
pemberian keringanan utang kepada Penanggung Utang.

Keringanan Utang adalah pengurangan pembayaran pelunasan utang oleh Penanggung


Utang dengan diberikan pengurangan pokok, bunga, denda, ongkos/biaya lainnya.

13) Piutang TP/TGR yang Telah Memperoleh Putusan


Pengadilan Berkekuatan Hukum Tetap (Inkracht)
Piutang TP/TGR yang masuk ke ranah hukum dan telah memperoleh putusan pengadilan
berkekuatan hukum tetap (inkracht) dihapus dari pencatatan satker dan K/L berkenaan
dan dilakukan pencatatan oleh eksekutor yang ditunjuk oleh undang-undang.

Eksekutor mencatat piutang sebesar putusan inkracht dan satker menghapus pencatatan
piutang senilai piutang TP/TGR tersebut.
14) Piutang yang Penagihannya Diserahkan Kepada PUPN

Penyerahan pengurusan
piutang pada K/ L kepada Piutang yang telah Tidak terjadi transfer
PUPN dilakukan apabila diserahkan kepada PUPN piutang antara K/L
piutang tersebut menjadi tetap dicatat sebagai pengelola piutang dengan
kategori macet dan telah piutang pada K/L yang PUPN, tetapi masing-
dilakukan penagihan secara mengelola piutang tersebut masing pihak wajib
tertulis dan/ atau dan nilai yang dicatat mencantumkan status
penagihan secara sesuai dengan nilai saat piutang yang diserahkan
optimalisasi pada tingkat piutang diserahkan kepada pengurusannya dalam
pertama namun tidak PUPN. CaLK.
berhasil.
15) Restrukturisasi Piutang
Restrukturisasi piutang dapat dilakukan secara selektif dalamrangka meningkatkan kemampuan
penanggung utang (debitur) untuk melakukan pembayaran kembali.

Pencatatan transaksi terkait restrukturisasi piutang dimungkinkan berbeda-beda antara satu satker
dengan satker lainnya, tergantung pada jenis atau ketentuan restrukturisasi yang ditetapkan.

Restrukturisasi dapat berdampak pada perubahan kualitas piutang, apabila terdapat persetujuan oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga sesuai ketentuan perundang-undangan.

penyesuaian atau koreksi (pengurangan) nilai piutang

penghapusan piutang
Jenis transaksi yang
dapat dilakukan pengakuan aset berupa barang jaminan
restrukturisasi piutang
melalui Modul Piutang
pengakuan pendapatan yang berasal dari hasil penjualan
barang jaminan

koreksi kualitas piutang


16) Akun Piutang yang Muncul Dari Modul Pembayaran
Selain penjurnalan Kondisi ini terjadi Hal ini dimungkinkan Mengingat bahwa
melalui Modul GLP apabila pada tanggal terjadi dalam LK Piutang Lainnya
atau perekaman pelaporan terdapat interim, namun tidak tersebut merupakan
transaksi melalui SPP/ SPM dengan diperkenankan dalam akun sementara dan
Modul Piutang, akun potongan akun LK tahunan. akan tereliminasi
Piutang Lainnya dapat pendapatan yang secara otomatis ketika
dihasilkan dari Modul telah diterbitkan, telah terbit SP2D,
Pembayaran. namun belum terbit maka atas Piutang
SP2D-nya. Lainnya tersebut tidak
perlu dilakukan
penyisihan piutang
tidak tertagih.
7. SISTEMATIKA LAPORAN KEUANGAN Bagian 1

Pernyataan
Tanggung
Jawab
Laporan
Pernyataan Realisasi
Telah Anggaran
Direviu (LRA)
Sistematika Ringkasan Laporan
penyajian LK K/L Laporan Operasional
mengacu pada SAP (LO) Catatan
Keuangan
dengan ketentuan:
atas
Neraca Laporan
Keuangan
Laporan
(CaLK)
Perubahan
Ekuitas
(LPE)
7. SISTEMATIKA LAPORAN KEUANGAN Bagian 2
Struktur Catatan atas Laporan Keuangan terdiri dari:

Gambaran Penjelasan Penjelasan


Umum atas Pos- atas
Entitas pos LRA Neraca

Pengung-
Penjelasan Penjelasan kapan
atas LO atas LPE Penting
Lainnya

Ikhtisar
Ikhtisar
Lampiran Laporan
Laporan
dan Daftar Badan
BLU
Lainnya
TERIMA KASIH

www.djpb.kemenkeu.go.id @ditjenperbendaharaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan @DJPbKemenkeu_RI


DJPb.KemenkeuRI
- DJPb Kemenkeu RI
82

Anda mungkin juga menyukai