05/2022
SISTEM AKUNTANSI DAN
PELAPORAN KEUANGAN
INSTANSI (SAI)
1. LATAR BELAKANG
2. PENAMBAHAN DAN/ATAU PENYESUAIAN PENGATURAN
3. SISTEMATIKA BAB
4. TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LK K/L
5. STRUKTUR ORGANISASI UNIT AKUNTANSI DAN PELAPORAN
KEUANGAN K/L
6. TRANSAKSI KEUANGAN DAN BARANG MILIK NEGARA
7. LAPORAN KEUANGAN
1. LATAR BELAKANG
1. Pemutakhiran aplikasi pelaporan
dan proses bisnis
4. Simplifikasi regulasi
Penerapan Aplikasi SAKTI full module di
seluruh K/L pada tahun 2022 sesuai PMK Penggabungan substansi pengaturan
Nomor 171/PMK.05/2021 berdampak pada mengenai konsep SAI, prosedur
penyesuaian proses bisnis penyusunan dan penyusunan dan penyampaian LK, jenis
penyampaian LKKL. transaksi beserta prosedur pencatatan
dan penyajian transaksi dalam LK (PMK
225/2016, PMK 222/2016, dan PMK
2. Perkembangan variasi transaksi 177/2015).
Transaksi di K/L yang semakin bervariasi
perlu diakomodasi tata cara pencatatan dan
penyajiannya dalam LK. 5. Harmonisasi dengan regulasi
dan kebijakan lain
UU Nomor 1 Tahun 2004, PP Nomor 8
3. Belum terdapat satu regulasi utuh Tahun 2006 tentang SAKIP, PP mengenai
mengenai SAI DK/TP, PMK SAPP, PMK KABA, PMK SA
Pengaturan mengenai SAI selama ini masih BLU, PMK Penerapan Sistem SAKTI, dll.
terpisah dan tersebar di beberapa PMK dan
surat-surat Dirjen Perbendaharaan dan/atau
Direktur APK.
2. PENAMBAHAN DAN/ATAU PENYESUAIAN PENGATURAN
Monitoring dan Tindak Lanjut Kualitas Data
Pengaturan Unit Akuntansi Konsolidasi
serta Telaah Laporan Keuangan Pernyataan Tanggung Jawab (SOR)
Dalam rangka konsolidasi Laporan Keuangan, Dalam rangka meyakinkan keandalan LK, perlu
dibentuk Unit Akuntansi Konsolidasi yang dilakukan pengaturan mengenai Monitoring dan • Pejabat penandatanganan SOR adalah PA.
sebelumnya disebut sebagai satker konsolidasi Tindak Lanjut Kualitas Data serta Telaah LK. • Pejabat penandatanganan SOR pada periode
yang pengaturannya melalui Surat Dirjen Pb. penyampaian LK semesteran dan tahunan
adalah Menteri selaku PA, sedangkan pada
periode triwulanan adalah pejabat yang
setingkat lebih rendah dari Menteri.
Periode Penyampaian Laporan Keuangan
Pengaturan periode penyampaian LK oleh unit Pembentukan UAPPA-W
akuntansi dan pelaporan keuangan ke unit akuntansi
Pembentukan UAPPA-W ditetapkan oleh K/L.
pada level atasnya dan disampaikan kepada
UAPPA-W tidak wajib dibentuk apabila K/L
Menteri Keuangan.
hanya terdiri dari 1 Satker Pusat atau K/L
yang dalam suatu wilayah hanya terdiri dari 1
Satker untuk setiap eselon 1.
Penyampaian Laporan Keuangan BLU
Pengaturan penyampaian LK BLU kepada Kanwil Tata Cara Rekonsiliasi
DJPb dan Dit. PPK BLU serta periode
penyampaian LK BLU (semester I dan tahunan). Pengaturan mengenai tata cara rekonsiliasi
mengikuti pengaturan pada PMK SAPP.
Laporan Semester I Laporan Semester I Laporan Semester I Semester 1 LRA, LO, LPE, Neraca, dan CaLK
(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) LK Triwulan III LRA, LO, LPE, dan Neraca
Laporan Triwulan III Laporan Triwulan III Laporan Triwulan III Tahunan LRA, LO, LPE, Neraca, dan CaLK
(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)
LK Semester I UAPPA-W - - -
LK Tahunan
1. LK Tahunan Unaudited disampaikan paling lambat
pada tanggal terakhir bulan Februari setelah tahun
anggaran berakhir.
2. LK Tahunan Asersi Final disampaikan berdasarkan
kesepakatan waktu antara Pemerintah dengan BPK.
Dalam hal tanggal-tanggal di atas merupakan hari
libur/hari besar, maka LK disampaikan paling lambat pada
1 (satu) hari kerja sebelumnya.
5. STRUKTUR ORGANISASI UNIT AKUNTANSI
DAN PELAPORAN KEUANGAN K/L
A) Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
12
OVERVIEW TRANSAKSI KEUANGAN
Transaksi Transaksi
Transaksi Hibah
Transaksi UP/TUP Pengembalian Pengembalian
Langsung TAB
Pendapatan Belanja
Transaksi
Transaksi
Transaksi Hibah Pengembalian Transaksi Terkait
Pengembalian Kas
Langsung TAYL Hibah Langsung Kas
Hibah Langsung
TAYL
Transaksi Yang
Transaksi
Terjadi Pada Akhir Transaksi Koreksi
Penyesuaian
Tahun Anggaran
1) Saldo Awal
Saldo awal merupakan angka nominal dari masing-masing pos yang disajikan dalam LK
sebelum terjadi transaksi apapun dalam Tahun Anggaran Berjalan (TAB).
Sehubungan dengan perubahan sistem aplikasi pelaporan dari Aplikasi eksisting ke Aplikasi
SAKTI, dilakukan prosedur migrasi data dalam rangka pembentukan saldo awal pada masing-
masing modul di Aplikasi SAKTI.
Migrasi saldo awal menghasilkan nilai yang tercantum pada neraca percobaan saldo awal TAB
sama dengan neraca percobaan saldo akhir TAYL, kecuali untuk ekuitas.
Migrasi saldo awal melalui sistem aplikasi pelaporan secara otomatis menempatkan saldo
aset, kewajiban, dan ekuitas sesuai dengan posisi normalnya.
Setelah diperoleh saldo awal TAB yang sesuai dengan saldo akhir TAYL audited sebagai hasil
migrasi data, entitas akuntansi siap untuk mencatat transaksi dan kejadian TAB yang
berdampak pada laporan keuangan.
2) Transaksi Anggaran
Transaksi anggaran terjadi ketika terdapat penetapan dokumen anggaran dan/ atau
rinciannya seperti Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), revisi DIPA, dan/ atau
Petunjuk Operasional Kegiatan (POK), di mana transaksi ini erat kaitannya dengan
manajemen anggaran.
Pencatatan alokasi anggaran dilakukan secara single entry, yaitu dengan mencatat estimasi
pendapatan yang dialokasikan dan allotment belanja sesuai yang tertuang dalam DIPA.
Jurnal yang terbentuk dalam rangka pencatatan estimasi pendapatan dan allotment belanja
melalui Modul Penganggaran
3) Transaksi Pendapatan
• Pada transaksi ini, satker mencatat • Satker telah mengakui adanya piutang • Satker telah mengakui adanya piutang
setoran ke kas negara menggunakan lainnya dan pengurangan beban dalam lainnya dan pengurangan beban dalam
akun yang sama dengan akun realisasi LK TAYL. LK TAYL.
belanjanya dan mencatat pengurangan • Pada saat TAB, saat terjadi pengembalian • Pada saat TAB, saat terjadi pengembalian
nilai BMN yang bersangkutan. belanja TAYL melalui potongan SPM belanja barang TAYL melalui
• Pencatatan pengembalian negara menggunakan akun 42591x, maka pengembalian belanja menggunakan
dilakukan berdasarkan BPN melalui dilakukan melalui potongan SPM. akun 42591x, maka dilakukan melalui
Modul Bendahara yang membentuk • Pencatatan timbul pada saat diterbitkan pencatatan pada Modul Bendahara yang
buku besar akrual dan buku besar kas. resume tagihan pada Modul Pembayaran membentuk jurnal pada buku besar
• Pencatatan pengurangan nilai sebesar yang membentuk jurnal pada buku besar akrual dan buku besar kas.
nominal yang tercantum dalam BPN akrual. • Pada modul GLP, maka dilakukan jurnal
(surat pernyataan PB/KPB) melalui • Pada saat terbit SP2D dan pencatatan eliminasi piutang lainnya yang muncul
perekaman transaksi koreksi nilai melalui SP2D pada Modul Pembayaran maka pada LK TAYL.
Modul Aset Tetap (tidak membentuk akan membentuk jurnal pada buku besar
jurnal akuntansi). akrual.
• Pada modul GLP, maka dilakukan jurnal
eliminasi piutang lainnya yang muncul
pada LK TAYL.
7) Transaksi Pengembalian Belanja Bagian 3
Pengembalian Belanja TAYL yang Pengembalian Belanja TAYL yang Pengembalian Belanja TAYL yang
Menghasilkan BMN Ekstrakomptabel Menghasilkan Persediaan Melalui Menghasilkan Aset Tetap/Aset Lainnya
Melalui Setoran Ke Kas Negara Setoran Ke Kas Negara Melalui Setoran Ke Kas Negara
• Satker telah mengakui adanya • Satker telah mengakui adanya • Satker telah mengakui adanya
piutang lainnya, pengurangan beban, piutang lainnya, dan pengurangan piutang lainnya, dan pengurangan
dan pengurangan nilai BMN nilai persediaan dalam LK TAYL. nilai aset tetap/aset lainnya dalam LK
ekstrakomptabel dalam LK TAYL. • Pada saat TAB, saat terjadi TAYL.
• Pada saat TAB, saat terjadi pengembalian belanja barang TAYL • Pada saat TAB, saat terjadi
pengembalian belanja barang TAYL melalui pengembalian belanja pengembalian belanja modal TAYL
melalui pengembalian belanja menggunakan akun 42591x, maka melalui pengembalian belanja
menggunakan akun 42591x, maka dilakukan melalui pencatatan pada menggunakan akun 42591x, maka
dilakukan melalui pencatatan pada Modul Bendahara yang membentuk dilakukan melalui pencatatan pada
Modul Bendahara yang membentuk jurnal pada buku besar akrual dan Modul Bendahara yang membentuk
jurnal pada buku besar akrual dan buku besar kas. jurnal pada buku besar akrual dan
buku besar kas. • Pada modul GLP, maka dilakukan buku besar kas.
• Pada modul GLP, maka dilakukan jurnal eliminasi piutang lainnya yang • Pada Modul GLP, maka dilakukan
jurnal eliminasi piutang lainnya yang muncul pada LK TAYL. jurnal eliminasi piutang lainnya yang
muncul pada LK TAYL. muncul pada LK TAYL.
8) Transaksi Hibah Langsung TAB
Transaksi hibah langsung TAB terdiri dari hibah langsung bentuk uang, hibah
langsung bentuk barang, dan hibah langsung bentuk jasa.
9) Transaksi Hibah Langsung TAYL
Dalam hal satker tidak melakukan pengesahan hibah langsung yang diterimanya
sampai tahun anggaran berikutnya, maka satker tetap diwajibkan untuk
menyelesaikan administrasi pengelolaan hibah TAYL tersebut
Transaksi hibah langsung TAYL terdiri dari hibah langsung bentuk uang TAYL,
hibah langsung bentuk barang TAYL, dan hibah langsung bentuk jasa TAYL.
10) Transaksi Pengembalian Kas Hibah Langsung
Pengembalian Sisa Hibah Pengembalian Sisa Hibah
Penyetoran Sisa Hibah Ke Kas Penyetoran Sisa Hibah Ke Kas
Kepada Donor, Dimana Kas Kepada Donor, Dimana Kas
Negara, Dimana Kas Hibah Negara, Dimana Kas Hibah
Hibah Tersebut Sudah Hibah Tersebut Belum
Tersebut Sudah Disahkan Tersebut Belum Disahkan
Disahkan Sebagai Pendapatan Disahkan Sebagai Pendapatan
Sebagai Pendapatan Hibah Sebagai Pendapatan Hibah
Hibah Hibah
Satker penerima hibah Satker penerima hibah menyajikan Satker penerima hibah Satker penerima hibah menyajikan
menyajikan sisa hibah sebagai sisa hibah sebagai Kas Lainnya di K/L menyajikan sisa hibah sebagai Kas sisa hibah sebagai Kas Lainnya di
Kas Lainnya di K/L dari Hibah dan Dari Hibah yang Belum Disahkan dan Lainnya di K/L dari Hibah dan K/L Dari Hibah yang Belum
UAKPA BUN Pengelolaan Hibah UAKPA BUN Pengelolaan Hibah UAKPA BUN Pengelolaan Hibah Disahkan dan UAKPA BUN
mencatat sebagai Pendapatan mencatat sebagai Pendapatan mencatat sebagai Pendapatan Pengelolaan Hibah mencatat
Hibah. Hibah. Hibah. sebagai Pendapatan Hibah.
Pengembalian sisa hibah Pengembalian sisa hibah Penyetoran sisa hibah ke kas
Penyetoran sisa hibah ke kas
mengakibatkan Pendapatan mengakibatkan Pendapatan Hibah negara dicatat sebagai pendapatan
negara berdampak pada
Hibah pada UAKPA BUN pada UAKPA BUN Pengelolaan Hibah PNBP oleh satker berkenaan.
pemindahbukuan kas pada BUN
Pengelolaan Hibah berkurang berkurang dan Kas Lainnya di K/L
dan Kas Lainnya di K/L dari Hibah
dan Kas Lainnya di K/L Dari Hibah Dari Hibah yang Belum Disahkan
pada satker berkurang.
pada satker berkurang. pada satker berkurang.
Satker penerima hibah Satker penerima hibah menyajikan Satker penerima hibah Satker penerima hibah menyajikan
menyajikan sisa hibah sebagai sisa hibah sebagai Kas Lainnya di K/L menyajikan sisa hibah sebagai Kas sisa hibah sebagai Kas Lainnya di
Kas Lainnya di K/L dari Hibah dan Dari Hibah yang Belum Disahkan dan Lainnya di K/L dari Hibah dan K/L Dari Hibah yang Belum
UAKPA BUN Pengelolaan Hibah UAKPA BUN Pengelolaan Hibah UAKPA BUN Pengelolaan Hibah Disahkan dan UAKPA BUN
mencatat sebagai Pendapatan mencatat sebagai Pendapatan mencatat sebagai Pendapatan Pengelolaan Hibah mencatat
Hibah. Hibah. Hibah. sebagai Pendapatan Hibah.
Pengembalian sisa hibah Pengembalian sisa hibah Penyetoran sisa hibah ke kas
Penyetoran sisa hibah ke kas
mengakibatkan Pendapatan mengakibatkan Pendapatan Hibah negara dicatat sebagai pendapatan
negara berdampak pada
Hibah pada UAKPA BUN pada UAKPA BUN Pengelolaan Hibah PNBP oleh satker berkenaan.
pemindahbukuan kas pada BUN
Pengelolaan Hibah berkurang berkurang dan Kas Lainnya di K/L
dan Kas Lainnya di K/L dari Hibah
dan Kas Lainnya di K/L Dari Hibah Dari Hibah yang Belum Disahkan
pada satker berkurang.
pada satker berkurang. pada satker berkurang.
Kas di Bendahara Saldo kas yang dikelola Kas yang dikelola oleh Kas lainnya yang dikelola Kas Lainnya di K/L dari
Pengeluaran terdiri oleh bendahara bendahara pengeluaran bendahara penerimaan. Hibah terdiri dari kas
dari Kas di Bendahara penerimaan untuk selain yang berasal dari yang belum dan telah
UP dan TUP. tujuan pengelolaan uang persediaan. disahkan.
pendapatan satker.
31
OVERVIEW TRANSAKSI ASET TETAP DAN ASET LAINNYA
Pengadaan (Perolehan
Penambahan Pembelian atau Awal) dan/atau
Penyelesaian KDP/ATB
Pengembangan KDP
Saldo Awal Pengadaan Dalam Pengerjaan
dan/atau ATB Dalam
Pengerjaan
Pencatatan aset tetap/aset lainnya yang diperoleh TAYL namun belum tersaji
dalam neraca, maka diperlakukan sebagai penambah saldo awal saat TAB.
Transaksi penambahan saldo awal ini dikecualikan untuk aset tetap/aset lainnya
yang diperoleh pada TAYL dari hibah langsung yang belum dilakukan pencatatan
sampai dengan periode TAB (hibah ini diperlakukan sebagai hibah masuk).
Dokumen sumber yang dapat dijadikan dasar pencatatan antara lain dokumen
perolehan atau kepemilikan aset tersebut, surat pernyataan/keterangan Kuasa
Pengguna Barang (KPB), daftar dan/atau laporan BMN terkait, dan/ atau
dokumen lain yang dipersamakan.
2) Pembelian atau Pengadaan
Merupakan aset yang memenuhi definisi dan kriteria Merupakan aset yang memenuhi definisi dan kriteria
pengakuan aset tetap/aset lainnya dan memenuhi nilai pengakuan aset tetap, namun nilainya di bawah nilai
minimum kapitalisasi. kapitalisasi.
Pencatatan diawali pada Modul Komitmen dengan Pencatatan diawali pada Modul Komitmen dengan
bukti dokumen berupa BAST atau kuitansi dan bukti dokumen berupa BAST atau kuitansi dan
membentuk jurnal pada buku besar akrual. membentuk jurnal pada buku besar akrual.
Setelah direkam pada Modul Komitmen, dilakukan Setelah direkam pada Modul Komitmen, dilakukan
pendetilan aset atau pencatatan transaksi pembelian pendetilan aset atau pencatatan transaksi pembelian
pada Modul Aset Tetap dan membentuk jurnal pada pada Modul Aset Tetap, tetapi tidak akan membentuk
buku besar akrual. jurnal pada buku besar akrual.
Pada saat penerbitan resume tagihan (SPP) pada Modul
Pembayaran akan mengeliminasi Utang yang Belum Pada saat penerbitan resume tagihan (SPP) pada Modul
Diterima Tagihannya dan membentuk jurnal pada buku Pembayaran akan mengeliminasi Utang yang Belum
besar akrual. Diterima Tagihannya dan membentuk jurnal pada buku
besar akrual.
Pada saat SP2D telah terbit dan dicatat pada Modul
Pembayaran yang akan membentuk jurnal pada buku Pada saat SP2D telah terbit dan dicatat pada Modul
besar akrual dan buku besar kas. Pembayaran yang akan membentuk jurnal pada buku
besar akrual dan buku besar kas.
3) Pengadaan (Perolehan Awal) dan/atau Pengembangan KDP
dan/atau ATB Dalam Pengerjaan
Dilakukan pendetailan aset pada Modul Aset Tetap atau pencatatan pada menu
perolehan KDP sehingga tercatat dalam kartu KDP/ATB Dalam Pengerjaan dan
membentuk jurnal pada buku besar akrual.
Pada saat penerbitan resume tagihan (SPP) pada Modul Pembayaran akan
mengeliminasi Utang yang Belum Diterima Tagihannya dan membentuk jurnal
pada buku besar akrual.
Pada saat SP2D telah terbit dan dicatat pada Modul Pembayaran yang akan
membentuk jurnal pada buku besar akrual dan buku besar kas.
4) Penyelesaian KDP/ATB Dalam Pengerjaan
Pencatatan aset tetap/aset lainnya yang diperoleh TAYL namun belum tersaji dalam
neraca, maka diperlakukan sebagai penambah saldo awal saat TAB.
Transaksi penambahan saldo awal ini dikecualikan untuk aset tetap/aset lainnya yang
diperoleh pada TAYL dari hibah langsung yang belum dilakukan pencatatan sampai
dengan periode TAB (hibah ini diperlakukan sebagai hibah masuk).
Dokumen sumber yang dapat dijadikan dasar pencatatan antara lain dokumen
perolehan atau kepemilikan aset tersebut, surat pernyataan/keterangan Kuasa
Pengguna Barang (KPB), daftar dan/atau laporan BMN terkait, dan/ atau dokumen lain
yang dipersamakan.
Pada saat SP2D telah terbit dan dicatat pada Modul Pembayaran yang akan
membentuk jurnal pada buku besar akrual dan buku besar kas.
5) Transfer Masuk dan Transfer Keluar
Transaksi transfer keluar dan transfer masuk pada Modul Aset Tetap dilakukan secara online
sehingga setiap transaksi transfer masuk harus berpasangan dengan transaksi transfer keluar.
Transaksi transfer keluar dan transfer masuk harus dicatat pada periode (semester) yang sama
agar tidak terjadi kesalahan penyajian akumulasi penyusutan/amortisasi.
Dokumen sumber yang dapat dijadikan dasar pencatatan antara lain dokumen perolehan atau
kepemilikan aset tersebut, surat pernyataan/keterangan Kuasa Pengguna Barang (KPB), daftar
dan/atau laporan BMN terkait, dan/ atau dokumen lain yang dipersamakan.
Perekaman transaksi transfer keluar dan transfer masuk aset perlu disertai perekaman kode
satker pengirim dan satker penerima Transfer.
6) Reklasifikasi Keluar dan Reklasifikasi Masuk
Reklasifikasi Keluar merupakan transaksi yang digunakan untuk menghapus suatu aset tetap/aset lainnya yang
mengalami kesalahan klasifikasi/kodefikasi barang dan dicatat kembali ke dalam klasifikasi barang yang baru,
sedangkan Reklasifikasi Masuk merupakan transaksi pencatatan aset tetap/aset lainnya yang sebelumnya dicatat
menggunakan klasifikasi barang lain.
Reklasifikasi keluar dapat dilakukan terhadap suatu aset tetap/aset lainnya dan dilakukan reklasifikasi masuk
menjadi aset tetap/ aset lainnya dengan kodefikasi atau klasifikasi yang berbeda atau reklasifikasi masuk
menjadi persediaan.
Reklasifikasi dalam rangka perubahan klasifikasi barang merupakan transaksi yang terjadi pada 1 (satu)
satker dan transaksi reklasifikasi keluar wajib diikuti reklasifikasi masuk pada periode (bulan) yang sama
untuk menghindari terjadinya salah saji akumulasi penyusutan/amortisasi aset.
Dokumen sumber yang dapat digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi antara lain surat
pernyataan/keterangan KPB dan/ atau dokumen lain yang sah.
7) Hibah Keluar dan Hibah Masuk
A. Hibah Keluar
Hibah Keluar merupakan Hibah keluar dapat Dokumen sumber yang Pencatatan dilakukan di
aset tetap/aset lainnya dilakukan terhadap aset digunakan berupa BAST Modul Aset Tetap dan
yang dicatat pemerintah tetap/ aset lainnya, dan surat penerbitan menghasilkan jurnal
pusat dan diserahkan termasuk aset yang telah keputusan penghapusan pada buku besar akrual.
secara sukarela kepada dihentikan dari barang.
pemerintah daerah, operasional pemerintah.
lembaga sosial, atau
masyarakat tanpa adanya
kompensasi.
B. Hibah Masuk
Hibah Masuk merupakan Pemberi hibah antara Pada saat aset tetap/ Satker yang menerima
perolehan suatu aset lain pemerintah daerah, aset lainnya yang berasal hibah aset tetap/aset
tetap/aset lainnya yang pemerintah negara asing, dari hibah diterima lainnya melakukan
berasal dari sumbangan, kelompok masyarakat, dengan BAST, satker pengesahan dan saat
donasi, atau sejenisnya perorangan, perusahaan melakukan perekaman telah terbit Persetujuan
dari luar entitas swasta, dan lain pada Modul Komitmen. MPHL-BJS melakukan
pemerintah pusat, tanpa sebagainya. pencatatan pada Modul
penggantian atau Pembayaran yang meng-
penyerahan kompensasi. hasilkan jurnal pada buku
besar akrual.
8) Rampasan/Sitaan
Pada satker tertentu yang memiliki kewenangan untuk melakukan penyitaan dan/atau
perampasan, maka dapat mencatat perolehan aset tetap/aset lainnya melalui transaksi
rampasan/sitaan berdasarkan dokumen yang menetapkan barang tersebut sebagai BMN.
Dalam hal barang tersebut telah ditetapkan untuk kegiatan operasional pemerintah pusat,
satker mencatat barang tersebut melalui menu sitaan/rampasan pada Modul Aset Tetap
Pada saat aset tetap/ aset lainnya yang diperoleh dari rampasan/sitaan tersebut bukan
merupakan barang baru dan dicatat menggunakan nilai wajar pada periode terbitnya
penetapan sebagai BMN, penyesuaian sisa masa manfaat dapat dilakukan melalui
perekaman transaksi koreksi manual pada Modul Aset Tetap.
9) Penyusutan Aset Tetap/Amortisasi Aset Lainnya
Penyusutan adalah Amortisasi adalah Nilai dari akumulasi Penyusutan/amortisasi
alokasi sistematis atas alokasi harga perolehan penyusutan/amortisasi reguler dilakukan setiap
nilai suatu aset tetap aset tidak berwujud disajikan dalam Neraca semester oleh satker
yang dapat disusutkan secara sistematis dan sebagai pengurang nilai secara otomatis saat
selama masa manfaat rasional selama masa aset. tutup periode pada
aset tersebut. manfaatnya. Modul Aset Tetap pada
bulan Juni dan
Desember dan mem-
bentuk jurnal pada
buku besar akrual.
Pada saat barang dihentikan dari penggunaan aktif oleh pemerintah, maka dianggap tidak
memenuhi definisi aset tetap dan dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai nilai aset dan nilai
akumulasi penyusutannya.
Aset tetap dihentikan dari penggunaan aktif oleh pemerintah karena kondisinya yang rusak
berat, hilang, atau sebab lain yang mengakibatkan aset tetap tersebut tidak digunakan lagi
dalam kegiatan operasional.
Aset tetap yang telah dihentikan dari penggunaan dapat dilakukan proses penghapusan,
digunakan kembali, atau dilakukan perubahan kondisi. Selain itu, Aset tetap yang dihentikan
dari penggunaan tidak dapat dilakukan pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengembangan.
Dokumen sumber yang dapat digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi antara lain surat
pernyataan KPB atau dokumen lain yang dipersamakan.
12) Penggunaan Kembali
Aset tetap yang tidak digunakan untuk kegiatan operasional pemerintah tidak
memenuhi definisi aset tetap sehingga disajikan di pos aset lainnya sesuai dengan
nilai tercatatnya.
Pada saat aset tetap tersebut digunakan kembali baik dengan biaya tambahan
maupun tanpa biaya tambahan, maka aset tetap tersebut dikembalikan dari aset
lainnya ke aset tetap sebelumnya.
Apabila terdapat biaya tambahan semacam overhaul atau biaya pemindahan fisik
aset agar terpasang dengan baik dan siap digunakan kembali, maka biaya yang
dikeluarkan dikapitalisasi sebagai penambah nilai aset.
Perekaman transaksi penggunaan kembali aset tetap pada Modul Aset Tetap yang
dilakukan berdasarkan Surat Pernyataan KPB dan/atau dokumen lain yang
dipersamakan dan membentuk jurnal pada buku besar akrual.
13) Penghapusan
Penghapusan adalah Penghapusan ditetapkan Penghapusan pada Modul Usulan penghapusan
tindakan menghapus melalui penerbitan SK Aset Tetap dimulai dari dilakukan terhadap aset
aset yang ada dalam dari pejabat berwenang pencatatan usulan yang sudah tidak
penguasaannya dari untuk membebaskan PB penghapusan. digunakan kegiatan
daftar barang. dan/atau KPB dari operasional, barang rusak
tanggung jawab secara berat, barang yang
administrasi dan fisik atas dinyatakan hilang, atau
aset yang berada dalam aset yang masih ada di
penguasaannya. Neraca dan digunakan
dalam operasional satker.
Kondisi Aset Pencatatan Barang Hilang Transaksi Penghentian Transaksi Usulan Penghapusan Transaksi Penghapusan
atau Perubahan Kondisi dari Penggunaan
menjadi Rusak Berat
Aset Rusak Berat • Tidak menghasilkan Mereklasifikasi Aset • Membentuk jurnal penghapusan Aset Lain- • Tidak menghasilkan jurnal.
atau Aset Hilang jurnal. Tetap/Aset Tidak lain. • Mengeliminasi aset dari Daftar
• Memberi keterangan Berwujud menjadi Aset • Mengeliminasi Aset Lain-lain dari Neraca Barang Rusak Berat atau Daftar
rusak berat atau hilang. Lain-lain. • Memasukkan aset ke Daftar Barang Rusak Barang Hilang.
Berat atau Daftar Barang Hilang.
Aset Tidak Rusak Mereklasifikasi Aset • Tidak membentuk jurnal penghapusan. • Menghasilkan jurnal penghapusan
Berat dan Tidak Tetap/Aset Tidak • Tidak mengeliminasi aset dari Neraca. Aset Lain-lain.
Hilang Berwujud menjadi Aset • Mengeliminasi Aset Lain-lain dari
Lain-lain Neraca, tanpa masuk ke daftar
barang terlebih dahulu.
Aset Tidak Rusak • Tidak membentuk jurnal penghapusan. • Menghasilkan jurnal penghapusan
Berat dan Tidak • Tidak mengeliminasi aset dari Neraca. Aset Tetap/Aset Tidak Berwujud.
Hilang • Mengeliminasi Aset Tetap/Aset Tidak
Berwujud dari Neraca tanpa masuk
ke daftar barang dahulu.
14) Pencatatan Barang Bersejarah
Barang bersejarah tidak harus dilaporkan dalam Neraca namun harus diungkapkan secara
memadai dalam CaLK.
Aset bersejarah disajikan dalam bentuk unit tanpa nilai, karena nilai kultural, lingkungan,
pendidikan, dan sejarahnya tidak mungkin secara penuh dilambangkan dengan nilai keuangan
berdasarkan harga perolehan maupun harga pasar.
Dalam rangka menatausahakan dan menyajikan aset bersejarah dalam Buku Barang
Bersejarah, satker mencatat jenis dan lokasi barang bersejarah melalui transaksi BMN
bersejarah pada Modul Aset Tetap.
Perekaman transaksi ini tidak menghasilkan jurnal akuntansi dan tidak berdampak pada LK.
15) Pencatatan Barang Pihak Ketiga
Pada suatu satker, dimungkinkan terdapat barang pihak ketiga (bukan milik satker) yang dititipkan
dan/atau digunakan sehari-hari dalam operasional satker.
Barang pihak ketiga tidak disajikan dalam Neraca, namun ditatausahakan dan disajikan dalam
Daftar Barang Pihak Ketiga dan Daftar Barang Ruangan (DBR).
Barang pihak ketiga dicatat oleh satker melalui transaksi perolehan BMN pihak ketiga pada
Modul Aset Tetap.
Perekaman transaksi ini tidak menghasilkan jurnal akuntansi dan tidak berdampak pada LK.
TRANSAKSI PERSEDIAAN
48
OVERVIEW TRANSAKSI PERSEDIAAN
Transaksi Transaksi
Transaksi Masuk Transaksi Keluar
Koreksi Opname Fisik
Penghapusan
Hibah Masuk Perolehan Lainnya Transfer Keluar
Lainnya
Retur
Rampasan
(Pengembalian)
Merupakan transaksi perolehan barang persediaan yang berasal dari hasil sitaan
atau barang bukti yang ditetapkan dirampas untuk negara berdasatkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Transaksi transfer masuk dapat terjadi antar satker dalam satu K/L maupun
lintas K/L, selain itu transfer masuk juga dapat terjadi antara satker dengan
subsatkernya atau sebaliknya serta antar subsatker dalam satu satker.
Transaksi retur dapat terjadi pada tahun (periode) yang sama atau tahun
(periode) yang berbeda dengan transaksi keluarnya.
Atas progress persediaan dalam proses yang telah selesai maka dilakukan
reklasifikasi/pendefinitifan ke barang persediaan melalui penyelesaian
barang dalam proses.
Transaksi transfer keluar dapat terjadi antar satker dalam satu K/L maupun
lintas K/L, selain itu transfer masuk juga dapat terjadi antara satker dengan
subsatkernya atau sebaliknya serta antar subsatker dalam satu satker.
67
TRANSAKSI PIUTANG
Penerimaan Piutang
Reklasifikasi Piutang Penyisihan Piutang Penghentian Pengakuan
yang Sudah
dan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Piutang
Dihapusbukukan
Saldo awal juga terbentuk dari transaksi pada tahun anggaran sebelumnya yang belum dicatat
karena alasan tertentu.
2) Timbulnya Piutang
Pada umumnya terjadi karena adanya tunggakan pungutan pendapatan dan pemberian pinjaman serta
transaksi lainnya yang menimbulkan hak tagih dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan.
Pencatatan atas timbulnya piutang menghasilkan jurnal pada buku besar akrual, antara lain piutang
pajak (hanya pada Kemenkeu), piutang bukan pajak/PNBP, piutang tagihan penjualan angsuran (TPA),
piutang tuntutan perbendaharaan/tuntutan ganti rugi (TP/TGR), dan piutang jangka panjang lainnya.
3) Penyesuaian atau Koreksi Nilai Piutang
Mencatat perbaikan atas kesalahan pencatatan piutang yang telah
tutup buku atau sudah dilakukan transaksi lanjutan.
Perekaman dokumen BPN akan membentuk jurnal pada buku besar akrual.
Selain itu, pelunasan tersebut akan menimbulkan pengurangan nilai pada akumulasi
penyisihan piutang yang membentuk jurnal pada buku besar akrual.
5) Reklasifikasi Piutang dan Penyisihan Piutang
Terhadap piutang jangka Transaksi reklasifikasi piutang Reklasifikasi bagian lancar
panjang (piutang yang akan dicatat setelah satker piutang jangka panjang
jatuh tempo lebih dari 12 melakukan perhitungan hanya diperlukan dalam
bulan sejak tanggal penyisihan piutang tidak rangka penyajian laporan
pelaporan), pada akhir tertagih atas seluruh piutang keuangan, sehingga perlu
periode pelaporan (tahun) yang dikelolanya. dilakukan jurnal balik pada
perlu dilakukan reklasifikasi Reklasifikasi dilakukan atas awal periode selanjutnya.
bagian lancar atas porsi porsi piutang yang akan jatuh Pada awal periode, Satker
piutang yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan ke melakukan jurnal balik atas
tempo dalam 12 bulan ke depan beserta nilai transaksi reklasifikasi piutang
depan. penyisihan atas porsi bagian tersebut sehingga porsi
lancar piutang tersebut. bagian lancar piutang jangka
panjang kembali tercatat dan
tersaji sebagai piutang jangka
panjang.
6) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Piutang disajikan dalam Neraca sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value).
Untuk itu, piutang yang diperkirakan tidak tertagih perlu disisihkan dari pos piutang.
Metode untuk menghitung piutang tidak tertagih adalah metode pencadangan (allowance method),
dimana satker melakukan estimasi besarnya piutang tidak tertagih yang mengurangi nilai bruto piutang.
Nilai penyisihan piutang tidak tertagih ditentukan oleh kualitas piutang, tarif atau persentase
penyisihan, adanya agunan atau barang jaminan, serta penerbitan surat tagihan.
7) Penghentian Pengakuan Piutang
Piutang dihentikan pengakuannya apabila dilakukan pelunasan, penghapusan, dan/atau
pembatalan pengakuan melalui koreksi pencatatan.
Empat klasifikasi kualitas piutang menurut PMK mengenai Penentuan Kualitas Piutang dan
Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada K/L antara lain Kualitas Lancar, Kualitas
Kurang Lancar, Kualitas Diragukan, dan Kualitas Macet.
Persentase penyisihan piutang tidak tertagih ditetapkan berdasarkan kualitas piutang pada
tanggal pelaporan dengan mengabaikan persentase penyisihan piutang tidak tertagih
periode sebelumnya.
Selain itu, pelunasan tersebut akan menimbulkan pengurangan nilai pada akumulasi
penyisihan piutang yang membentuk jurnal pada buku besar akrual.
Dokumen sumber yang dapat digunakan antara lain kartu piutang, surat tagihan, kartu/
daftar penyisihan piutang tidak tertagih, dan/ atau dokumen lain yang terkait.
Penyesuaian atas saldo penyisihan piutang tidak tertagih dilakukan setiap semester melalui
menu yang tersedia Modul Piutang dan membentuk jurnal pada buku besar akrual.
8) Penerimaan Piutang yang Sudah Dihapusbukukan
Terhadap piutang yang telah dilakukan hapus buku dan tidak lagi disajikan dalam LK, maka
dimungkinkan terjadi penerimaan angsuran atau pelunasan.
Berdasarkan dokumen penerimaan (BPN, SPM dengan potongan pelunasan piutang), maka satker
perlu memunculkan kembali pencatatan piutang tersebut, mencatat penerimaan angsuran atau
pelunasan, dan melakukan setelmen atas penerimaan tersebut untuk mengurangi saldo piutang.
Transaksi ini membentuk jurnal pada buku besar akrual dan buku besar kas
sebagai pendapatan.
10) Transfer Piutang
Transfer piutang terjadi saat adanya transaksi pada entitas pemberi melakukan transfer keluar dan
entitas penerima melakukan transfer masuk.
Entitas pemberi harus melakukan proses transfer keluar dahulu sehingga entitas penerima dapat
menerima transfer masuk atas piutang tersebut.
Surat Tagihan PNBP dapat mencakup pokok piutang dan sanksi administratif berupa denda yang timbul akibat
dari keterlambatan pembayaran piutang tersebut.
Pengakuan dan pencatatan denda atas piutang PNBP yang terjadi pada TAB pada Modul Piutang akan
menghasilkan jurnal pada buku besar akrual.
Dalam hal terdapat denda yang timbul pada TAYL yang belum dibayarkan, maka satker mencatat penambahan
saldo awal piutang dan secara otomatis memunculkan jurnal penyisihan piutang tidak tertagih.
12) Crash Program Piutang
Optimalisasi penyelesaian Piutang Negara yang dilakukan secara terpadu dalam bentuk
pemberian keringanan utang kepada Penanggung Utang.
Eksekutor mencatat piutang sebesar putusan inkracht dan satker menghapus pencatatan
piutang senilai piutang TP/TGR tersebut.
14) Piutang yang Penagihannya Diserahkan Kepada PUPN
Penyerahan pengurusan
piutang pada K/ L kepada Piutang yang telah Tidak terjadi transfer
PUPN dilakukan apabila diserahkan kepada PUPN piutang antara K/L
piutang tersebut menjadi tetap dicatat sebagai pengelola piutang dengan
kategori macet dan telah piutang pada K/L yang PUPN, tetapi masing-
dilakukan penagihan secara mengelola piutang tersebut masing pihak wajib
tertulis dan/ atau dan nilai yang dicatat mencantumkan status
penagihan secara sesuai dengan nilai saat piutang yang diserahkan
optimalisasi pada tingkat piutang diserahkan kepada pengurusannya dalam
pertama namun tidak PUPN. CaLK.
berhasil.
15) Restrukturisasi Piutang
Restrukturisasi piutang dapat dilakukan secara selektif dalamrangka meningkatkan kemampuan
penanggung utang (debitur) untuk melakukan pembayaran kembali.
Pencatatan transaksi terkait restrukturisasi piutang dimungkinkan berbeda-beda antara satu satker
dengan satker lainnya, tergantung pada jenis atau ketentuan restrukturisasi yang ditetapkan.
Restrukturisasi dapat berdampak pada perubahan kualitas piutang, apabila terdapat persetujuan oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga sesuai ketentuan perundang-undangan.
penghapusan piutang
Jenis transaksi yang
dapat dilakukan pengakuan aset berupa barang jaminan
restrukturisasi piutang
melalui Modul Piutang
pengakuan pendapatan yang berasal dari hasil penjualan
barang jaminan
Pernyataan
Tanggung
Jawab
Laporan
Pernyataan Realisasi
Telah Anggaran
Direviu (LRA)
Sistematika Ringkasan Laporan
penyajian LK K/L Laporan Operasional
mengacu pada SAP (LO) Catatan
Keuangan
dengan ketentuan:
atas
Neraca Laporan
Keuangan
Laporan
(CaLK)
Perubahan
Ekuitas
(LPE)
7. SISTEMATIKA LAPORAN KEUANGAN Bagian 2
Struktur Catatan atas Laporan Keuangan terdiri dari:
Pengung-
Penjelasan Penjelasan kapan
atas LO atas LPE Penting
Lainnya
Ikhtisar
Ikhtisar
Lampiran Laporan
Laporan
dan Daftar Badan
BLU
Lainnya
TERIMA KASIH