Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Semakin berkembangnya dunia perbankan, keberadaan bank sangat

penting bagi masyarakat karena fungsi pokok perbankan yaitu menghimpun

dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat, misalnya

dalam bentuk kredit. Dengan adanya fungsi perbankan tersebut, maka

perbankan dapat memberikan kredit kepada masyarakat atau nasabah yang

memerlukannya. Kegiatan bank dalam mengumpulkan dana disebut dengan

kegiatan funding. Sementara kegiatan menyalurkan dana disebut dengan

kegiatan financing atau lending.

Bank sebagai lembaga keuangan menjual kepercayaan (kredit) dan jasa

untuk itu bank memperoleh bunga, komisi atau provisi dari penjualan kredit

dan pemberian jasa tersebut. Dengan alasan inilah setiap bank berusaha

sebanyak mungkin menarik nasabah–nasabah baru, semakin banyak nasabah

suatu bank maka semakin banyak pula nasabah yang mempercayakan

menyimpan dananya di bank. Dana–dana yang banyak itulah memungkinkan

bank memberikan kredit yang lebih besar dan dengan cara yang demikian

keuntungan yang diharapkan pun akan lebih besar.

Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Tasikmalaya mempunyai

peranan yang sangat penting dalam rangka meningkatkan taraf hidup dengan

melakukan pemberian kredit kepada masyarakat. Pemberian kredit di Bank

Tabungan Negara (Persero) dapat melalui beberapa produk yang ada,

1
2

contohnya KPR (Kredit Pemilikan Rumah) Griya Utama, KPR Griya Multi,

Kredit Swa Griya, Kredit Swadana, Talangan Haji, Kredit Yasa Griya, Kredit

Perumahan, Kredit Kepemilikan Ruko, Real Cash, dan Kmk–Housing Related

(Kredit Modal Kerja).

Oleh karena itu, yang dititikberatkan dalam penelitian ini adalah Kredit

Griya Multi, yang merupakan salah satu produk dari Bank BTN, untuk

memenuhi berbagai keperluan pembiayaan seperti renovasi rumah, membeli

kendaraan, biaya pendidikan atau kebutuhan konsumtif lainnya. Penulis

tertarik untuk melakukan penelitian guna memperoleh data dan informasi

mengenai pemberian Kredit Griya Multi untuk dijadikan bahan penelitian

yang akan penulis tuangkan dalam judul “PROSEDUR PEMBERIAN

KREDIT GRIYA MULTI PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA

(PERSERO) CABANG TASIKMALAYA”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis

mengidentifikasikan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana syarat–syarat untuk memperoleh Kredit Griya Multi di PT.

Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Taikmalaya.

2. Bagaimana prosedur pemberian Kredit Griya Multi yang dilakukan oleh

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Tasikmalaya.

3. Hambatan–hambatan apa saja yang dihadapi dalam pemberian Kredit

Griya Multi di PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Tasikmalaya.


3

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun ruang lingkup penyusunan tugas akahir ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui syarat–syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh

Kredit Griya Multi di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

Tasikmalaya.

2. Untuk mengetahui prosedur pemberian Kredit Griya Multi yang dilakukan

oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Tasikmalaya.

3. Untuk mengetahui hambatan–hambatan dalam pemberian Kredit Griya

Multi di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Tasikmalaya.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

berbagai pihak, diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Memberikan penerapan konsep yang telah diterima mahasiswa

dibangku kuliah dengan realisasi yang sebenarnya di PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Cabang Tasikmalaya dalam bidang perkreditan

khususnya dalam masalah–masalah Kredit Griya Multi, sehingga pada

akhirnya dapat menambah pengetahuan penulis.

2. Bagi Bank

Merupakan suatu informasi yang dapat digunakan sebagai masukan

yang nantinya bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi bank

dalam pelaksanaan Kredit Griya Multi yang dilakukan di PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Cabang Tasikmalaya. Selain itu juga dapat


4

menjadi pegangan dalam menentukan kebijakan–kebijakan dimasa yang

akan dating, khususnya di bidang kredit.

3. Bagi Lembaga Pendidikan

Dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pustaka bagi penulis

selanjutnya, mengenai prosedur pemberian Kredit Griya Multi di PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Cabang Tasikmalaya.

4. Bagi Masyarakat

Dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan sebagai besar

pengetahuan dalam bidang perkreditan dan menjadi acuan dasar bagi

masyarakat berikutnya.

1.5 Metode Penelitian

Untuk mencapai suatu sasaran sebagaimana penulis harapkan dalam

penelitian ini maka penulis menggunakan metode penelitian deskriftif, yang

menurut Azwar (2004:7) yaitu :

“suatu metode dalam penelitian yang melakukan analisis hanya sampai pada

taraf deskrifsi yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik

sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan.”

Adapun sumber pengumpulan data dipergunakan penulis adalah :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan

langsung atau observasi terhadap objek–objek yang menjadi pokok

permasalahan yang akan diperdalam dalam penyusunan skripsi minor ini.


5

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu proses penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku–buku

sebagai sumber penelitian ditambah dari catatan perkuliahan.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Cabang Tasikmalaya yang beralamat di Jalan Sutisna Senjaya No. 110 Kota

Tasikmalaya.

Adapun waktu penelitian, seperti terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.1

Matrik Waktu Penelitian

Target Waktu Penelitian

No. Jenis Kegiatan Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

1. Survey awal
2. Praktek kerja
3. Penurunan SK
4. Pengajuan judul
5. Konsultasi Pembimbing
Pencarian Data ke
6.
Lapangan
7. Pengumpulan Data
8. Pengolahan Data
9. Pembuatan draft awal
10. Sidang
11. Pembuatan draf akhir
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bank

Bank merupakan badan usaha di bidang jasa keuangan mempunyai

fungsi sebagai penghimpun dana dari dan untuk masyarakat. Bank berasal dari

bahasa latin “Banco” yang berarti banker. Dimana pada waktu itu

dipergunakan sebagai tempat penukaran uang.

Bank termasuk perusahaan industry jasa karena produknya hanya memberikan

pelayanan jasa kepada masyarakat.

Menurut Prof. G. M. Verryn Stuart menjelaskan bahwa :

“Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan


kredit, baik dengan alat – alat pembayarannya sendiri atau dengan uang
yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan
alat – alat penukar baru berupa uang giral.”

Menurut A.Abdurrachman dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangn dan

Perdagangan menjelaskan bahwa :

“Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksankan berbagai


macam jasa seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang,
pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan
benda – benda berharga, membiayai usaha perusahaan – perusahaan, dan
lain – lain.”

Pengertian Bank menurut UU No. 14/1967 Pasal 1 menjelaskan bahwa :

“Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan


kredit dan jasa – jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.”

Dari beberapa definisi di atas, makan dapat disimpulkan bahwa bank adalah

suatu lembaga keuangan yang usahanya adalah memenuhi kebutuhan kredit

6
7

dengan menggunakan dana masyarakat atau modal sendiri serta memberikan

jasa–jasa perbankan untuk pemperlancar kegiatan nasabahnya.

2.1.1 Jenis–jenis Bank

Menurut Undang–undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Bab

III Pasal 5 menurut jenisnya bank terdiri atas:

1. Bank Umum

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Dari uraian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Bank Umum

Adalah bank yang melaksankan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan prinsif syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2.2 Kredit Perbankan

2.2.1 Pengertian Kredit

Kredit berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti

“kepercayaan” atau dalam bahasa latin “Creditum yang berarti

kepercayaan akan kebenaran dalam praktik sehari–hari pengertian ini

selanjutnya berkembang lebih luas lagi antara lain :

Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian

atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu perjanjian


8

pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan pada suatu jangka waktu

yang disepakati.

Untuk mengetahui apa itu kredit dan bagaimana kredit yang

sesungguhnya, maka penulis akan membalas tentang arti kredit menurut

Undang – undang No. 7 tahun 1992 menyatakan bahwa :

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan


dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam -
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
pinjam meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil
keuntungan.”

Adapun menurut Brymont P.Kent menyatakan bahwa :

“Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban


melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu yang akan
datang, karena penyerahan barang–barang pada waktu sekarang.”

Sedangkan menurut Melayu S.P. Hasibuan, menyatakan bahwa :

“Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali


bersama bunganya oleh peminjam sesuai perjanjian yang telah
disepakati.”

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian kredit

adalah transaksi yang timbul sebagai akibat suatu pihak peminjam

kepada pihak lain, baik berupa uang atau barang, dimana

pembayarannya ditangguhkan dalam jangka waktu tertentu sesuai

dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.

2.2.2 Fungsi Kredit

Fungsi pokok kredit dewasa ini pada dasarnya adalah pemenuhan

jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat (to save the cociety) guna

mendorong dan melancarkan perdagangan, produksi konsumsi yang

akhirnya menaikan taraf hidup manusia.


9

Menurut Kashmir (2008 : 105) bahwa fungsi kredit antara lain :

1. Untuk meningkatkan daya guna uang

2. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

3. Meningkatkan daya guna barang

4. Meningkatkan peredaran uang

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi

6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

8. Untuk meningkatkan hubungan internasional

Dari uraian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Untuk meningkatkan daya guna uang

Maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan

menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya

kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan

barang atau jasa oleh penerimaan kredit.

b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Dalam hal ini uang diberikan atau disalurkan akan beredar

dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah

yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah

tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

c. Meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan

oleh debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna

menjadi berguna atau bermanfaat.


10

d. Meningkatkan peredaran uang

Kredit dapat pula menambah atau melancarkan arus

barang dari suatu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah

barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya

bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang

yang beredar.

e. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah

jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kemudian

dapat pula kredit membantu dalam mengekspor barang dari

dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa

Negara.

f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

Bagi penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan

kegairahan berusaha apabila bagi nasabah yang memang

modalnya pas – pasan.

g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan akan semakin baik

terutama dalam hal meningkatkan pendapatan.

h. Untuk meningkatkan hubungan internasional

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat saling

meningkatkan saling membutuhkan antara penerima kredit

dengan pemberi kredit. Pemberian kredit oleh Negara lain akan

meningkatkan kerja sama di bidang lainnya.


11

2.2.3 Jenis – jenis Kredit

Beragam jenis usaha meneybabkan beragam pula kebutuhan akan

dana. Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga

menjadi beragam. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan yang

diinginkan nasabah. Dalam praktiknya kredit yang diberikan bank umum

dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis.

Menurut Kasmir (2002:109) menyayakan secara umum jenis–jenis

kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain :

1. Dilihat dari segi kegunaannya

2. Dilihat dari segi tujuan kredit

3. Dilihat dari segi jangka waktu

4. Dilihat dari segi jaminan

5. Dilihat dari segi sektor usaha

Dari uraian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Dilihat dari segi kegunaannya

a. Kredit investasi

Merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan

untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik

baru atau untuk keperluan rehabilitas. Contoh kredit investasi

misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin–mesin.

Masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relative lebih lama

dan dibutuhkan modal yang relatife besar pula.


12

b. Kredit modal kerja

Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan

meningkatkan produksi dalam operasinya. Sebagai contoh kredit

modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar

gaji pegawai atau biaya–biaya lainnya yang berkaitan dengan

proses produksi perusahaan.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit

a. Kredit produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan uasa atau

produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan

barang atau jasa. Contohnya kredit untuk membangun pabrik

yang nantinya akan menghasilkan barang dan kredit pertanian

akan menghasilkan produk pertanian.

b. Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.

Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang

dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh

seseorang atau badan usaha. Contoh kredit untuk perumahan

kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga dan kredit

konsumtif lainnya.

c. Kredit perdagangan

Kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan

untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk

membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari


13

hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering

diberikan kepada supplier atau agen–agen perdagangan yang

akan membeli barang dalam jumlah besar. Contohnya kredit

ekspor dan impor.

3. Dilihat dari segi jangka waktu

a. Kredit jangka pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurag dari 1

tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk

keperluan modal kerja. Contoh untuk peternakan.

b. Kredit jangka menengah

Merupakan jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun

sampai dengan 3 tahun biasanya digunakan untuk melakukan

investasi dengan 3 tahun biasanya digunakan untuk melakukan

investasi. Contoh kredit untuk pertanian.

c. Kredit jangka panjang

Merupakan kredit jangka panjang waktu pengembaliannya

diatas 3 tahun sampai 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi

jangka panjang. Contoh perkebunan karet dan kredit konsumtif

seperti kredit perumahan.

4. Dilihat dari segi jaminan

a. Kredit dengan jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan,

dapat berbantuk barang berwujud atau tidak berwujud atau

jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan


14

melindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit tertentu

jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan caln debitur.

b. Kredit tanpa jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau

orang tertentu. Kredit jenis ini deberikan dengan melihat prospek

usaha, karakter serba loyalitas atau nama baik calon debitur

selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.

5. Dilihat dari segi sektor usaha

a. Kredit pertanian

Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan

atau pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka

pendek atau jangka panjang.

b. Kredit peternakan

Merupakan kredit yang diberikan untuk sektor peternakan

baik jangka panjang maupun jangka pendek.

c. Kredit industri

Merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri,

baik industri kecil, menengah ataupun industri besar.

d. Kredit pertambangan

Merupakan kredit yang diberikan kepada usaha tambang.

Biasanya dalam jangka panjang.


15

e. Kredit pendidikan

Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana

dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk

mahasiswa.

f. Kredit profesi

Merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan

professional seperti dosen, dokter atau pengacara.

g. Kredit perumahan

Merupakan kredit untuk membiayai pembangunan atau

pembelian perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang.

2.2.4 Unsur – unsur Kredit

Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas

kepercayaan sehingga pemberian kredit merupakan pemberian

kepercayaan.

Dalam hal ini Kasmir (2002:103) menyatakan bahwa unsur–unsur

kredit terdiri dari :

1. Kepercayaan

2. Kesepakatan

3. Jangka waktu

4. Resiko

5. Balas jasa
16

Dari uraian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kepercayaan

Adalah suatu keyakinan bagi pemberi kredit bahwa kredit yang

diberikan (baik berupa uang, barang atau jasa) benar – benar diterima

kembali dimasa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit.

2. Kesepakatan

Disamping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung

unsur kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit.

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing–

masing pihak mendatangani hak dan kewajibannya masing–masing.

3. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,

jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah

disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek

(dibawah 1 tahun) jangka menengah (1 sampai 3 tahun) atau jangka

panjang (di atas 3 tahun). Jangka waktu merupakan batas waktu

pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah

pihak.

4. Resiko

Merupakan akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian

kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet

pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit

maka semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya.

5. Balas jasa
17

Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan

atas pemberian suatu kredit. Dalam bank jenis konvesional balas jasa

kita kenal dengan nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk

bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi

kredit yang juga merupakan keuntungan bank. Bagi bank yang

berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi

hasil.

2.2.5 Prinsip – prinsip Pemberian Kredit

Jaminan kredit yang diberikan nasabah kepada bank hanyalah

merupakan tambahan, terutama untuk melindungi kredit yang macet

akibat suatu nasabah. Akan tetapi apabila suatu kredit diberikan telah

dilakukan penelitian secara mendalam, sehingga nasabah sudah

dikatakan layak untuk memperoleh kredit maka fungsi jaminan kreditnya

bank harus memperlihatkan prinsip–prinsip pemberian kredit yang

benar.

Menurut Kasmir (2008:108) tentang prinsip – prinsip pemberian

kredit antara lain :

1. Prinsip 5C

2. Prinsip 7P

Dari uraian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Prinsip 5C

Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit adalah :

a. Character
18

Yaitu suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang –

orang yang akan diberikan kredit benar–benar dapat dipercaya.

b. Capacity

Yaitu untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam

bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya,

kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam

memahami tentang ketentuan–ketentuan pemerintah.

c. Capital

Yaitu untuk melihat penggunaan modal apakah efektif,

dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) dengan

melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas,

rentabilitas, dan ukuran lainnya.

d. Colleteral

Yaitu merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah

baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya

melebihi jumlah kredit yang diberikan.

e. Condition of economic

Yaitu dalam melihat kredit hendaknya juga menilai

kondisi ekonomi dan politik sekarang dimasa yang akan datang

sesuai sektor masing–masing serta prospek usaha dari sektor

yang ia jalankan.
19

2. Prinsip 7P

Penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai berikut :

a. Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah

lakunya sehari–hari maupun masa lalunya. Personality juga

mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabh dalam

menghadapi suatu masalah.

b. Party

Yaitu mengklasfikasikan nasabah ke dalam klasifikasi

tertentu atau golongan – golongan tertentu berdasarkan modal,

loyalitas serta karakternya.

c. Purpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil

kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan

pengambilan kredit dapat bermacam –macam seperti modal kerja

atau investasi, konsumtif atau produktif.

d. Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang

menguntungkan atau tidak. Hal ini penting mengingat jika suatu

fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan

hanya bank yang rugi tetapi juga nasabah.


20

e. Payment

Yaitu ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit

yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk

pengembalian kredit.

f. Profitability

Yaitu untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah

dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode

apakah akan tetpa sama atau akan semakin meningkat, apalagi

dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

g. Protection

Yaitu tujuan bagaimana menjadi agar usaha da jaminan

mendapatkkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan

barang atau orang atau jaminan asuransi.

2.2.6 Prosedur Pemberian Kredit

Merurut Kasmir (2008:115) menyatakan bahwa seacara umum

prosedur pembeerian kredit oleh badan hokum sebagai berikut :

1. Pengajuan berkas

2. Penyelidikan berkas pinjaman

3. Wawacara 1

4. On the spot (Pemeriksaan ke lapangan)

5. Wawancara 2

6. Keputusan kredit

7. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya

8. Realisasi kredit
21

9. Penyaluran/penarikan dana

Dari uraian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengajuan berkas

Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit

yang dituangkan dalam suatu proposal, kemudian dilampiri berkas –

berkas.

Pengajuan proposal kredit berisikan antara lain :

a. Latar belakang perusahaan

Meliputi riwayat hidup singkat perusahaan, jenis bidang

usaha, identitas perusahaan, pengetahuan dan

pendidikannya, perkembangan perusahaan serta relasi

dengan pihak–pihak pemerintah dan swasta termasuk

pengalamannya dalam mengerjakan berbagai usaha selama

ini.

b. Maksud dan tujuan

Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau

meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan pabrik

baru (perluasa) serta tujuan lainnya.

c. Besarnya kredit dan jangka waktu

Dalam hal ini pemohon menentukan besarnya jumlah kredit

yang ingin diperoleh dan jangka waktu kreditnya. Penilaian

kelayakan besarnya kredit dan jangka waktunya dapat dilihat

dari cash flow serta laporan keuangan(neraca dan laporan

rugi laba) 3 tahun terakhir. Pihak berpedoman terhadap hasil


22

analisis mereka dalam memutuskan jumlah kredit dan jngka

waktu yang layak diberikan kepada pemohon. Meliputi :

d. Cara pemohon mengembalikan kredit

Dijelaskan secara rinci cara–cara nasabah dalam

mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan atau

cara lainnya.

e. Jaminan kredit

Hal ini merupakan jaminan untuk menutupi segala resiko

terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang ada

unsur kesengajaan atau tidak.

Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas–berkas yang

telah dipersyaratkan :

1) Akte notaries

2) TDP (Tanda Daftar Perusahaan)

3) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

4) Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir

5) Bukti diri dari pimpinan perusahaan

6) Poto copy sertifikat jaminan

2. Penyelidikan berkas pinjaman

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang

diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar,

termasuk menyelidiki keabsahan berkas. Jika menurut pihak

perbankan belum lengkap atau belum cukup, maka nasabah diminta

untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu


23

nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut maka

sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.

3. Wawancara 1

Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan

langsung berhadapan dengan calon peminjam, untuk meyakinkan

apakah berkas – berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan

yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui

keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Berikan debitur

berbicara lebih banyak sehingga bank memperoleh informasi yang

lebih banyak pula.

4. On the spot (Pemeriksaan ke lapangan)

Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau

berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian

hasil on the spot dicocokan dengan hasil wawancara 1. Pada saat

hendak melakukan on the spot hendaknya jangan diberitahukan

kepada nasabah.

5. Wawancara 2

Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada

kekurangan–kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot

dilapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat

wawancara 1 dicocokan dengan pada saat on the spot apakah ada

kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.


24

6. Keputusan kredit

Dalam hal ini adalah untuk menentukan apakah kredit akan

diberikan atau ditolak, jika diterima maka dipersiapkan

administrasinya, biasanya keputusan kredit yang akan mencakup :

jumlah yang diterima jangka waktu kredit dan biaya–biaya yang

harus dibayar. Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan tim.

Begitu pula bagi kredit yang ditolak maka hendaknya dikirim surat

penolakan sesuai dengan alasannya masing–masing.

7. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya

Merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum

kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani

akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian

atau pernyataan. Penandatanganan dilaksanakan : antara bank dengan

debitur secara langsung atau dengan melalui notaris.

8. Realisasi kredit

Diberikan setelah penandatanganan surat –surat yang diperlukan

dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang

bersangkutan.

9. Penyaluran/penarikan dana

Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai

realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan

dan tujuan kredit yaitu : sekaligus atau secara bertahap.


BAB III

OBJEK PENELITIAN

3.1 Sejarah Singkat PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

Tasikmalaya

Dengan maksud mendidik masyarakat agara gemar menabung

Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit Nomor 27 tanggal 16

Oktober 1897 mendirikan POSTSPAARBANK yang kemudian terus hidup

dan berkembang serta tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 (empat)

cabang yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makasar pada tahun 1940

kegiatannya terganggu sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland

yang mengakibatkan penarikan tabungan besar–besaran dalam waktu yang

relative singkat (rush). Namun demikian keadaan keuangan

POSTSPAARBANK pulih kembali pada tahun 1941.

Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Pemerintah

Jepang. Jepang membekukan kegiatan POSTSPAARBANK dan mendirikan

TYOKIN KYOKU sebuah bank yang bertujuan untuk menarik masyarakat

melalui tabungan. Usaha pemerintan Jepang ini tidak sukses karena dilakukan

dengan paksaan. TYOKIN KYOKU hanya mendirikan satu cabang yaitu

cabang Yogyakarta.

Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan

inspirasi kepada Bp. Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan

TYOKIN KYOKU dari Pemerintahan Jepang ke Pemerintahan RI dan

terjadilah penggantian nama menjadi KANTOR TABUNGAN POS. Bp.

25
26

Darmosoetanto ditetapkan oleh Pemerintah RI menjadi Direktur yang pertama.

Tugas pertama KANTOR TABUNGAN POS adalah melakukan penukaran

uang Jepang dengan Oeang Republik Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan

KANTOR TABUNGAN POS tidak berumur panjang, karena agresi Belanda

(Desember 1946) mengakibatkan didudukinya semua kantor termasuk kantor

cabang dari KANTOR TABUNGAN POS hingga tahun 1949. Saat KANTOR

TABUNGAN POS dibuka kembali (1949), nama KANTOR TABUNGAN

POS diganti menjadi BANK TABUNGAN RI, sejak kelahirannya dan sampai

berubah nama BANK TABUNGAN POS RI, lembaga ini bernaung dibawah

Kementrian Perhubungan.

Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang

substantife bagi sejarah BTN adalah dikeluarkannya Undang – undang Darurat

Nomor 9 tahun 1950 tanggal 9 Februari 1950 yang mengubah nama

“POSTSPAARBANK” berdasarkan staatsblat Nomor 295 tahun 1941 menjadi

BANK TABUNGAN POS dan memindahkan induk Kementrian dari

Kementrian Perhubugan ke Kementerian Keuangn dibawah Menteri Urusan

Bank Sentral. Walaupun dengan Undang–undang Darurat tersebut masih

bernama BANK TABUNGAN POS, tetapi tanggl 9 Februari 1950 ditetapkan

sebagai hari dan tanggal lahir BANK TABUNGAN NEGARA. Nama BANK

TABUNGAN POS menurut Undang–undang Darurat tersebut dikukuhkan

dengan Undang–undang Nomor 36 tahun 1953 tanggal 18 Desember 1953.

Perubahan nama dari BANK TABUNGA POS menjadi BANK TABUNGAN

NEGARA didasarkan pada PERPU Nomor 4 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963
27

yang kemudian dikuatkan dengan Undang – undang Nomor 2 tahu 1964

tanggal 25 Mei 1964.

Penegasan status BANK TABUNGAN NEGARA sebagai bank milik

Negara ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968

yang sebelumnya (sejak tahun 1964) BANK TABUNGAN NEGARA

menjaddi BNI unit V. Jika tugas utama saat pendirian POSTSPAARBANK

(1897) sampai dengan BANK TABUNGAN NEGARA (1968) adalah

bergerak dalam lingkup penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan,

maka sejak tahun 1974 BANK TABUNGAN NEGARA ditambah tugasnya

yaitu memberikan pelayanan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dan untuk

pertama kalinya penyaluran KPR pada tanggal 10 Desember 1976, karena

itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN.

Bentuk hokum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu

dengan dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang

merupakan pelaksanaan ari UU No. 7 tahun 1992 bentuk hukum BTN berubah

menjadi Perusahaan Perseroan. Sejak itu nama BTN menjadi PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) dengan call name Bank BTN. Berdasarkan kajian

konsultan independent. Price Waterhouse Coopers, Pemerintah melalui

Menteri BUMN dalam surat nomor S-544/M-MBU/2002 tanggal 22 Agustus

2002 memutuskan Bank BTN sebagai Bank Umum dengan focus bisnis

pembiayaan perumahan tanpa subsidi.


28

3.2 Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

Tasikmalaya

Bentuk struktur organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) adalah

daris dan staf. Tipe organisasi ini merupakan kombinasi dari organisasi

dengan staf yang tugasnya memberikan nasihat–nasihat. Pelimpahan

wewenang berlangsung secara verrtikal dan sepenuhnya dari pimpinan

tertinggi kepada unit di bawahnya. Organisasi perusahaan disusun menurut

kebutuhan dalam menjalankan usahanya untuk mencapai tujuan, diman unit

kerja itu saling mendukung satu sama lain sehingga membentuk sistem kerja

yang baik.

Berdasarkan ketetapan Direksi PT. Bank Tabungan Negara (Persero),

susunan struktur organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

Tasikmalaya adalah sebagai berikut:


Gambar 3.1

Stuktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Tasikmalaya

BRANCH MANAGER
KEPALA CABANG

SECRETARY
SEKRETARIS

RETAIL SERVICE OPRATION BARANC MANAGER LOAN RECOVER


LAYANAN RITEL OPERASIONAL KEPALA CABANG PENAGIHAN & PENYEL
KRD
TELER SERVICE TRANS PROCESSING
LAYANAN TELER PEMROSES TRANSKASI

COSTUMER SERVICE LOAN ADMINISTRATION


LAYANAN NASABAH ADMINISTRASI KREDIT
ADMINISTRASI KREDIT
Seling Service
KEPALA CABANG GENERAL BARANC ADM
UMUM & PERSONALIA
LOAN SERVICE
KEPALA CABANG
LAYANAN ROTEL

ANALISIS KREDIT UMUM


KEPALA CABANG
FRONT OFFICE BACK OFFICE

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


30

3.3 Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Tasikmalaya

Visi PT. Bank Tabungan Negara

“Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.”

Misi PT. Bank Tabungan Negara

 Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan

industry terkait, pembayaran konsumsi dan usaha kecil menengah.

 Meningkatkan keunggulan komfetitif melalui inovasi pengembangan

produk, jasa dan jaringan strategis berbasis tekhnologi terkini.

 Menyiapkan dan mengembangkan Human capital yang berkualitas,

professional dan memiliki integritas tinggi.

 Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsif

kehati–hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan

shareholder value.

 Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.

3.4 Aktivitas PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Tasikmalaya

Sejalan dengan Undang –undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Undang - undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, PT .Bank Tabungan

Negara (Persero) Cabang Tasikmalaya seperti bank umum lainnya berfungsi

untuk melayani kebutuhan masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha

(perusahaan), telah menyediakan berbagai macam fasilitas produk,dari produk

KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dan produk kredit lainnya, produk dana

sampai dengan produk jasa pelayanan.

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


31

Aktivitas usaha PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

Tasikmalaya dibagi menjadi tiga bagian besar, yang terdiri dari produk dana,

produk kredit, dan produk layanan.

1. Produk Dana

Produk dana yaitu produk yang berfungsi untuk menghimpun dana

dari masyarakat yang akan dipergunakan oleh bank untuk mendapatkan

laba melalui selisih pendapatan bunga dengan biaya bunga juga untuk

membiayai operasional bank.

Produk dana pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

Tasikmalaya terdiri dari :

a. Giro

Pada umumnya giro dapat dibuka atas nama perorangan pribadi

atau perusahaan yang rekeningnya dapat dibuka dalam dua macam

giro, yaitu giro rupiah dan giro valuta asing.

Giro rupiah adalah simpanan uang di bank dengan menggunakan

nilai mata uang Indonesia (rupiah), sedangkan giro valuta asing adalah

simpanan uang di Kantor Cabang Devisa dengan mata uang asing.

b. Deposito berjangkas

Jangka waktu pada deposito berjangka ini ditentukan oleh bank

dan para deposan memilih jangka waktu tersebut, yaitu 1 bulan, 3

bulan, 6 bulan dan 12 bulan hingga 24 bulan. Deposan berjangka

hamper sam dengan giro, dapat dibuka rekeningnya dengan mata uang

rupiah dan valuta asing serta dapat diterbitkan atas nama

perorangan/pribadi atau perusahaan.

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


32

Pada deposan berjangka akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh)

yang akan dibebankan pada deposan.

c. Sertifikat deposito

Kelebihan dari sertifikat deposan adalah sebentuk sertifikat yang

berfungsi sebagai surat berharga yang diterbitkan PT. Bank Tabungan

Negara (Persero), dapat diperjualbelikan dan dipindahtangankan

kepada pihak lain serta akan mendapat imbalan, yang dibayar dimuka

oleh bank pada saat membeli sertifikat deposito.

Sertifikat deposito memiliki pilihan jangka waktu, antara lain : 1

bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan atau 24 bulan dengan perhitungan

bunga yang dibayar dimuka (true discount) dengan cara dikurangkan

pada nilai nominal.

d. Tabungan

Tabungan terbagi menjadi empat macam, yaitu :

1) Tabungan Batara

Tabungan Batara adalah tabungan bebas yang bersifat

multiguna dan fleksibel yang diperuntukkan bagi semua lapisan

masyarakat, baik perorangan maupun secara kolektif.

Tabungan Batara adalah tabungan identitas PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) yang merupakan singkatan dari

“Tabungan Bank Tabungan Negara”, dengan persyaratan sangat

mudah dan ringan serta dapat menikmati bebagai fasilitas.

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


33

Fasilitas Tabungan Batara antara lain :

a) Dapat dijadikan syarat permohonan kredit/jaminan kredit.

b) Penarikan dapat dilakukan melalui ATM (Automated Teller

Machine) pada cabang – cabang PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) tertentu.

c) Dapat digunakan sebagai sarana untuk pembayaran angsuran

KPR (Kredit Pemilikan Rumah), listrik, telpon, PDAM

(Perusahaan Daerah Air Minum), dan penyetoran pajak.

d) Sarana fasilitas Kredit Perumahan lainnya.

2) Tabungan e’Batara Pos

Tabungan e’Batara Pos adalah suatu jenis tabungan bebas

khusunya disediakan melalui loket–loket Kantor Pos diseluruh

pelosok tanah air. Tabungan batara dimaksud untuk membantu

anggota masyarakat dalam hal penyediaan sarana menabung

melalui loket–loket kantor pos yang terdekat dengan domisili

penabung.

Penabung yang pada akhit tahun takwim mempunyai saldo di

bawah Rp. 5.000,00 dan selama 12 bulan berikutnya berturut –

turut tidak melakukan transaksi penabung dan pengembalian, bank

akan mengenakan biaya administrasi dengan cara mengurangi

(mendebet) saldo rekening penabung pada kahir tahun takwim dan

membukukan ke buku tabungan penabung pada kesempatan

pertama. Biaya administrasi ini akan dikenakan kepada penabung

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


34

pasif sebesar Rp. 2.500,00 terus menerus setiap akhir tahun takwim

sehingga saldo menjadi nol (rekening penabung ditutup).

3) Tabungan Haji Nawaitu

Tabungan Haji Nawaitu adalah tabungan yang diperuntukkan

bagi semua lapisan masyarakat bagi yang menunaikan ibadah haji.

4) Tabungan Batara Prima

Tabungan Batara Prima adalah tabungan bebas yang bersifat

multiguna dan fleksibel yang diperuntukkan bagi semua lapisan

masyarakat. Dengan tabungan ini dapat memperoleh fasilitas point

reward yang dapat ditukarkan dengan hadiah langsung dan

memperoleh asuransi jiwa bebas premi untuk penabung perorangan

serta dapat memperoleh bonus apabila tidak menarik dana selama

dua bulan dan bunga bersaing.

2. Produk Kredit

Produk kredit yaitu suatu produk yang berfungsi untuk menyalurkan

dana ke masyarakat yang akan dipergunakan oleh masyarakat untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Produk Kredit PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

Tasikmalaya terdiri dari :

a. Kredit Griya Utama

Adalah kredit diberikan untuk pembelian rumah/apartemen/rusun

berikut tanah dengan standar bangunan minimal sama dengan standar

teknis rumah bersubsidi.

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


35

b. Kredit Griya Multi (KGM)

Adalah kredit yang diberikan oleh BTN (Bank Tabungan Negara)

kepada mereka yang membutuhkan dana untuk keperluan produktif,

konsumtif dan investasi seperti renovasi rumah, modal kerja, sekolah,

atau kebutuhan konsumtif lainnya dalam rangka meningkatkan

kemampuan ekonomi dalam arti seluas – luasnya dengan jaminan

rumah dan tanah yang dimiliki pemohon.

c. Kredit Yasa Griya (KYG)

Adalah kredit yang diberikan oleh BTN kepada Develover atau

koperasi untuk membantu modal kerja dalam rangka pembiayaan

pembangunan proyek perumahan

d. Kredit Swa Griya (KSG)

Adalah kredit yang diberikan oleh BTN untuk biaya membangun

rumah diatas tanah milik pemohon

e. Kredit Pemilikan Ruko (KPRuko)

Adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk membeli rumah ruko

guna dihuni dan digunakan sebagai toko.

f. Kredit Swadana (KS)

Adalah kredit yang diberikan BTN kepada nasabahnya untuk

memerlukan dana dengan agunan/jaminan dana tabungan/deposito

yang telah ditempatkan BTN.

g. Kredit Perumahan Perusahaan (KPP)

Adalah kredit kepada perusahaan untuk penyediaan fasilitas

perumahan dinas perusahaan ataupun fasilitas peilikan rumah pegawai

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


36

yang didasarkan pada kerja sama antara BTN dengan perusahaan

dalam mendukung program perumahan.

h. Real Cash

Adalah penyediaan dana tunai bagi nasabah untuk berbagai

keperluan dan dapat ditarik sewaktu – waktu (stand – by loan).

i. KMK–Housing Related (Kredit modal Kerja)

Adalah kedit modal kerja yang diberikan untuk pembiayaan

kebutuhan modal kerja, khususnya sektor industri yang terkait dengan

perumahan, termasuk usaha – usaha penunjangannya.

3. Produk Layanan

Produk layanan adalah suatu produk yang berfungsi untuk

memberikan kemudahan dalam bertransaksi bagi nasabah dan

penyimpanan barang – barang berharga.

Produk layanan Bank PT. Bank Tabungan Negara (Pesero) Cabang

Tasikmalaya terdiri dari :

a. Automatic Teller Machine Bank BTN (ATM – BATARA)

Adalah suatu sarana pelayanan khusus BTN (Bank Tabungan Negara)

untuk kemudahan nasabah pemegang tabungan batara dalam rangka

pengambilan dananya dari kepentinagn bisnis maupun pribadi.

b. Kiriman Uang Dalam dan Luar Negeri (transfer)

Adalah suatu fasilitas jasa pelayanan BTN kepada masyarakat yang

ingin mengirimkan sejumlah uang baik itu dalam bentuk rupiah

maupun valuta asing yang ditunjukkan kepada pihak lain di suatu

tempat (dalam/luar negeri) sesuai dengan permintaan pengiriman.

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


37

c. Inkaso

Adalah jasa pelayanan BTN untuk melakukan penagihan kepada pihak

ketiga (tertagih/pihak yang wajib membayar tagihan) atas inkaso tanpa

dokumen di tempat lain di dalam negeri.

d. Jual Beli Valuta Asing (money changer)

Adalah layanan jual/beli mata uang asing tertentu yang mempunyai

catatan kurs pada Bank Indonesia.

e. Inkasso Luar Negeri (Collection)

Adalah jasa bank untuk menagih pembayaran atas suatu

warkat/dokumen berharga kepada pihak ketiga yang berada disuatu

tempat atas permintaan nasabah (penagih) dengan menggunakan jasa

bank koresponden di luar negeri. Collection dibagi dua yaitu Outward

Collection (inkasi keluar) dan Inward Collection (inkaso masuk).

f. Safe Deposit Box (SDB)

Adalah sarana penyimpanan barang surat – surat berharga yang aman

dan terjaga dari resiko kebakaran, kejahatan, bencana alam dan

sebagainya.

g. Garansi Bank (jaminan bank)

Adalah suatu pernyataan tertulis yang dikeluarkan oleh bank atas

permintaan nasabahnya (terjamin) untuk menjamin resiko tertentu

(penggantian kerugian) yang timbul apabila pihak terjamin

(nasabahnya) tidak dapat menjalankan kewajibannya dengan baik

(wanfrestasi) kepada pihak yang menerima jaminan.

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


38

h. RTGS (Real Time Gross Sattlement)

Adalah system transper dana on-line dalam mata uang rupiah yang

penyelesaiannya dilakukan pertransaksi secara individual. Jenis

layanannya dibagi dua yaitu single credit transaction dan multiple

credit transaction.

i. Penerimaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH)

Adalah memberikan kepastian keberangkatan ibadah haji berkat

system online.

j. SMS Banking

Adalah fasilitas pelayanan jasa ynag diseediakan oleh BTN kepada

nasabah yang telah mempunyai simpanan berupa deposito berjangka,

deposito dan giro untuk melakukan pembayaran transaksi keuangan

seperti Penggantian PIN SMS, informasi saldo, informasi transaksi,

informasi kurs mata uang, informasi suku bunga,

pemindahbukuan/transfer antar rekening, pembayaran KPR (Kredit

Pemilikan Rumah) dan tagihan lainnya dan pembelian pulsa isi ulang.

k. Penerimaan Pembayaran Tagihan Telkom, PLN, HP DAN Isi ulang

pulsa HP

Adalah penerimaan pembayaran berbagai tagihan secara online antara

lain : pembayaran tagihan telpon, pembayaran tagihan listrik,

pebayaran tagihan HP dan isi ulang pulsa HP.

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


39

l. Penerimaan Pembayaran Pajak

Adalah penerimaan pajak secara online dengan Dirjen Pajak melalui

loket Bank BTN untuk berbagai jenis pajak anatara lain : Pajak

Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan (PPN), dan pajak lainnya.

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Syarat –syarat untuk Memperoleh Kerdit Griya Multi Pada PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Cabang Tasikmalaya

Dalam setiap pemberian kredit harus slalu diperhatikan Syarat – syarat

yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank. Syarat – syarat

tersebut diberlakukan untuk memberikan kepercayaan kepada bank serta

untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan dimasa yang akan datang.

Sebelum suatu kredit diproses, terlebih dahulu debitur harus memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan oleh pihak bank. Adapun persyaratan

permohonan Kredit Griya Multi adalah sebagai berikut :

1. Warga Negara Indonesia (WNI).

2. Surat keterangan berkewarganegaraan Indonesia bagi WNI keterunan.

3. Telah berusia 21 tahun atau telah menikah dan berwenang melakukan

tindakan hukum.

4. Jangka waktu kredit (maksimal 10 tahun) atau sisa hak tanah atau pada

usia 65 tahun debitur harus sudah melunasi kreditnya (mana yang lebih

pendek jangka waktunya).

5. Memiliki penghasilan yang menurut perhitungan bank dapat menjamin

kelangsungan pembayaran kewajiban (angsuran pokok dan bunga) sampai

kredit lunas. Penghasilan dimaksud baik bersifat tetap (gaji bulanan)

maupun tidak tetap (pendapatan dari pekerjaan bebas).

40
41

6. Mempunyai pekerjaan tetap (sebagai karyawan atau pekerjaan lainnya

yang memperoleh gaji tetap) atau menjalankan usahanya sendiri

(wiraswasta) dengan masa kerja minimal 1 tahun.

7. Pemohon yang masih berstatus sebagai debitur di bank untuk jenis kredit

apapun, dipersyaratkan :

a. Sesuai ketentuan bank penghasilannya masih cukup untuk membayar

kewajibannya (angsuran pokok dan bunga) atau seluruh kreditnya

(baik yang telah ada maupun yang akan diminta).

b. Telah menjadi debitur sekurang – kurangnya 1 tahun dan selama

menjadi debitur (minimal 1 tahun terakhir) tidak pernah menunggak.

8. Jaminan kredit adalah tanah dan bangunan/rumah yang dimilki pemohon.

a. Kelengkapan Data Pemohon Kredit Griya Multi Pada PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Cabang Tasikmalaya

1) Kelengkapan data bagi pemohon yang berpenghasilan

tetap/karyawan, terdiri dari:

o Aplikasi pemohon

o Foto copy KTP, KK (kartu keluarga), surat nikah/cerai, pas

photo pemohon dan pasangan (suami/istri) yang tetrbaru.

o Foto copy slip gaji atau surat keterangan penghasilan yang

telah disahkan.

o Foto copy rekening tabungan/giro BTN

o Surat kuasa pemotongan gaji untuk pembayaran angsuran

kolektif.

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


42

2) Kelengkapan data bagi pemohon yang berpenghasilan tidak

tetap/wiraswasta, terdiri dari :

o Aplikasi pemohon.

o Foto copy KTP, KK (Kartu keluarga), surat nikah/cerai, pas

photo pemohon dan pasangan (suami/istri) yang tetrbaru.

o Surat keterangan penghasilan.

o Foto copy rekening tabungan/giro BTN

o Foto copy akta perusahaan, SIUP (Surat Izin Usaha

Perdagangan). SITU/TDP (Surat Izin Tempat Usaha).

o Laporan keuangan perusahaan.

b. Persyaratan Tanah dan Bangunan atau rumah sebagai Agunan

Kredit Griya Multi Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Cabang Tasikmalaya

Tanah dan bangunan atau rumah yang diagunkan harus

memenuhi kriteria dan persyaratan sebagai berikut :

1) Tanah dan bangunan yang akan digunakan tidak dalam sengketa,

dikintrakkan/disewakan.

2) Bangunan atau rumah didirikan diatas tanah milik pemohon atau

pasangan pemohon (suami/istri) berdasarkan surat/buku nikah atau

anak pemohon.

3) Apabila sertifikat bukan atas nama pemohon maka pada saat akad

kredit pemilik sertifikat harus hadir dan menandatangani APHT

(Akte Pembebanan Hak Tanggungan) yang dibutuhkan untuk

dokumen pengikatan.

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


43

4) Status kepemilikan tanah dan bangunan

a) Sertifikat hak guna bangunan atau hak milik.

b) Hak pakai.

c) Masa berlaku sertifikat agunan yang akan berakhir harus

diperpanjang atau ditingkatkan status haknya.

d) Bangunan : memiliki ijin mendirikan bangunan (IMB).

Lokasi tanah dan bangunan atau rumah yang akan digunakan

harus memenuhi persyartan sebagai berikut :

1) Terletak diwilayah pemukiman yang sudah dilengkapi dengan

sarana dan prasarana lingkungan serta bebas banjir.

2) Bangunan atau rumah yang akan digunakan terletak di areal yang

menurut penilaian bank :

a) Memiliki kemudahan untuk dijual kembali.

b) Memiliki kemudahan untuk dijangkau.

c) Untuk rumah tinggal yang berada diluar kawasan perumahan,

jalan lingkungan depan rumah yang dijadikan agunan minimal

dapat dilalui kendaraan roda empat.

4.2 Prosedur Pemberian Kredit Griya Multi Pada PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Cabang Tasikmalaya

Prosedur pemberian dan penilaian di dunia perbankan secara umum

antara bank yang satu dengan yang lainnya tidak jauh bberbeda. Yang menjadi

perbedaan hanya terletak pada persyaratan yang ditetapkan oleh bank yang

bersangkutan. Adapun prosedur pemberian kredit pada bank BTN (Bank

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


44

Tabungan Negara) untuk memperoleh Kredit Griya Multi (KGM) adalah

sebagai berikut :

1. Informasi kredit

a. Untuk menerima fasilitas kredit dari bank BTN maka tahap yang

pertama adalah pemberian informasi antara kedua belah pihak yang

dilakukan dengan cara wawancara. Informasi yang dikemukakan oleh

pihak bank antara lain tentang syarat –syarat untuk memperoleh

fasilitas kredit dan tata cara pengajuan kredit. Dari pihak debitur

diharapkan adanya informasi tentang penggunaan kredit yang akan

diberikan.

b. Debitur memperoleh dan mengisi formulir permohonan KGM (Kredit

Griya Multi) yang diberikan oleh pejabat yang berwenang.

c. Formulir yang telah diberikan oleh pihak bank harus diisi dengan

lengkap oleh calon debitur.

2. Penerimaan berkas pemohonan KGM

a. Calon debitur langsung datang dengan membawa map permohonan

Kredit Griya Multi yang berisi formulir yang telah dilengkapi, berikut

kelengkapan data yang terdiri dari debitur KPR (Kredit Pemilikan

Rumah) dan atau nasabah yang dikirim surat penawaran KGM.

b. Serahkan aplikasi yang dilengkapi calon debitur kebagian kredit untuk

diproses lebih lanjut.

3. Tahap analisa kredit/penilaian kredit (credit appraisal)

a. Pihak bank akan menuliskan nomor file oleh setiap berkas – berkas

permohonan yang lengkap.

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


45

b. Konfirmasikan rencana tanggal dan lokasi wawancara dengan calon

debitur.

c. Buat memo permohonan penilaian agunan untuk rumah yang akan

dijadikan agunan.

4. Persiapan wawancara

a. Pihak bank memeriksa Customer Information File/CIF calon debitur

dan fasilitas KPR atau kredit perorangan lainnya yang telah diterima.

b. Berdasarkan laporan Appraiser yang berisi kesimpulan/hasil penilaian

agunan rumah serta data – data penghasilan calon debitur, lakukan

perhitungan untuk memperkirakan besarnya KGM yang dapat

diberikan.

c. Catatat hasil yang diperoleh dari langkah – langkah diatas sebagai

pendukung kesimpulan awal wawancara.

d. Buat memo rencana wawancara dengan hal – hal pokok sebagai

berikut : waktu wawancara, lokasi wawancara, jumlah calon debitur

akan diwawancara, jumlah analis yang tersedia dan penunjukan pejabat

yang akan memberikan penjelasan umum.

5. Pelaksanaan wawancara

a. Calon debitur tiba dilokasi wawancara yang telah disepakati bersama

antara bank BTN dengan calon debitur.

b. Pihak bank memberikan penjelasan umum dengan menggunakan

transparansi penjelasan umum wawancara yang standard dan

menginformasikan secara jelas mekanisme dari KGM.

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


46

c. Panggil calon debitur untuk proses wawancara dengan memperhatikan

nomor urut pada daftar hadir.

d. Lakukan wawancara dengan calon debitur.

e. Berikan penjelasan di akhir wawancara kepada calon debitur mengenai

proses lanjutan setelah wawancara.

6. On the spot (Pemeriksaan Ke Lapangan)

a. Terhadap setiap permohonan kredit griya multi agar dilakukan

penelitian lapangan (on the spot) kepada calon debitur, minimal ke

tanah, bangunan/rumah yang akan dijadikan agunan.

b. Selanjutnya debitur akan diteliti tanah, bangunan/rumah yang akan

dijadikan bangunan jarena lokasi tanah, bangunan/rumah yang

diagunkan harus memenuhi persyaratan – persyaratan yang telah

ditentukan yang nantinya akan menentukan jumlah maksimal kredit

yang akan diberikan.

7. Proses pengambilan keputusan

a. Pihak bank menerima Daftar Usaha Pemohon (DUP) yang dilampiri

berkas permohonan kredit griya multi yang direkomendasikan

disetujui (layak) maupun ditolak (tidak layak).

b. Kelompok Pemutusan Kredit (KPK) yang beranggotakan setidaknya 3

orang. Yang terdiri dari analisis dan pejabat yang terkait dimana salah

seorang diantaranya harus mempunyai wewenang memutus kredit.

c. Proses pengambilan keputusan kredit dapat dilaksanakan tanpa harus

menunggu diadakan rapat secara bersama–sama.

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


47

8. Pemberitahuan keputusan

a. Apabila permohonan Kredit Griya Multi calon debitur disetujui maka

pihak bank menginformasikan kepada calon debitur untuk mengambil

Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K) dan lembar

persetujuan kredit di kantor cabang.

b. Apabila permohonan kredit griya multi calon debitur ditolak maka

pihak bank akan memberikan Surat Penolakan Permohonan Kredit

Griya Multi.

9. Pelaksanaan akad kredit

a. Pihak bank memberikan penjelasan umum mengenai hak dan

kewajiban calon – calon debitur dengan menggunakan transparansi

yang telah distandarisir.

b. Pihak bank harus melakukan pemeriksaan (clearance) atas sertifikat

yang menjadi agunan di BTN.

c. Informasikan kembali secara jelas mekanisme dari Kredit Griya Multi.

d. Ingatkan calon debitur untuk mengecek nama debitur, alamat, jumlah

pinjaman dan data – data lainnya dalam perjanjian kredit.

e. Setelah semuanya siap dari mulai petugas notaries, petugas asuransi

maka proses akad kredit dapat dilaksanakan.

10. Pencairan kredit

a. Pihak bank menerima, memeriksa dan meneliti Surat Pencairan Dan

Rangkap 5 (SPD-5) serta Daftar Rincian Dana Realisasi untuk

menindaklanjuti pencairan dana.

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


48

b. Untuk pencairan dana KGM pihak bank akan memindahbukukan ke

rekening tabungan batara calon debitur.

Prosedur Pemberian Kredit Griya Multi

Gambar 4.1

Pemberitahuan Pelaksanaan akad


Informasi kredit
keputusan kredit

Penerimaan berkas Proses pengambilan


Pencairan kredit
permohonan kredit keputusan

Tahap
analisa/penilaian Persiapan wawancara
kredit

Pelaksanaan
On the spot (OTS)
wawancara

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


49

Cara perhitungan angsuran Kredit Griya Multi yaitu :

Angsuran = Faktor ke n x Pokok Kredit


12

Ket : Faktor ke n = jangka waktu kredit (lihat pada tabel anuitas)

Misalnya :

Jumlah Kredit : Rp. 15.000.000

Jangka Waktu : 10 tahun

Bunga : 16,5 %

Jawab :

0,210766 x Rp.15.000.000
Angsuran = = Rp. 263.457
12

Jadi angsuran per bulannya kredit griya multi adalah Rp. 263.457

4.3 Hambatan – hambatan Yang Dihadapi PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Cabang Tasikmalaya

Adapun kendala dalam pemberian kredit griya multi antara lain terjadi

sebelum dan sesudah pemberian kredit adalah :

1. Sebelum pemberian kredit

a. Kendala yang dihadapi oleh pihak bank sebelum pemberian kredit

salah satunya adlah penilaian dari segi karakter, karena semua calon

debitur dengan berbagai watak dan kepribadian akan berusaha

membuat pihak percaya agar permohonan kreditnya dikabulkan, oleh

karena itu pihak bank harus lebih teliti dalam menganalisis

permohonan – permohonan kredit.

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


50

b. Tidak sedikit calon nasabah yang kurang mengerti dengan persyaratan

–persyaratan yang harus dilengkapi oleh calon debitur, sehingga

memperoleh proses analisis kredit.

c. Banyak tanah, bangunan/rumah yang diagunkan tidak sesuai dengan

persyaratan yang telah ditentukan salah satunya adalah tidak

mempunyai sertifikat, IMB, lokasi tanah, dan bangunan/rumah tidak

dapat dimasuki kendaraan roda empat.

2. Sesudah pemberian kredit

Hambatan yang dihadapi oleh pihak bank setelah pemberian Kredit

Griya Multi adalah :

a. Berkurangnya penghasilan debitur

Kendala yang dihadapi oleh pihak bank setelah peberian kredit salah

satunya adalah apabila ada debitur yang mengundurkan diri atau di

PHK (Putusan Hubungan Kerja) dari tempatnya bekerja maka yang

menjadi jaminannya adalah tanah, bangunan/rumah yang telah

diagunkan.

b. Usaha debitur mengalami pailit

Dalam keadaan perekonomian yang tidak stabil, tidak sedikit usaha

debitur yang mengalami kepailitan. Dengan demikian, otomatis akan

berpengaruh pada tingkat pendapatan debitur dan bila keadaan seperti

ini terus menerus beerlanjut, maka kemungkinan debitur untuk

membayar angsuran secara tertib dan tepat waktu sangat kecil. Jadi

kepailitan usaha debitur sangat mempengaruhi terhadap kemampuan

dalam membayar angsuran.

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


51

Adapun upaya yang akan dilakukan untuk mengantisipasi masalah

tersebut diatas dengan cara :

a. Penanggulangan sebelum dilaksankannya pemberian kredit

Sebelum realisasi kredit dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan seleksi

terhadap permohonan Kredit Griya Multi. Seleksi terhadap pemohon

sangat penting dalam proses pemberian kredit, karena dari hasil

tersebut pemohon akan menghasilkan nasabahnya yang berkualitas.

b. Penanggulangan setelah dilaksanakannya pemberian kredit

Bank akan memberikan kebijakan – kebijakan antara lain adalah :

1) Memperpanjang jangka waktu kredit

2) Memperpanjang jangka waktu angsuran

3) Penundaan pembayaran bunga

Sumber : PT. Bank Tabungan Negara )Persero) Cabang Tasikmalaya


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai prosedur pemberian Kredit

Griya Multi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Tasikmalaya

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh debitur untuk memperoleh Kredit

Griya Multi pada Bank BTN hanya dengan memiliki agunan berupa tanah

dan bangunan/rumah yang harus memenuhi persyaratan – persyaratan

yang telah ditentukan seperti memiliki sertifikat, Izin Mendirikan

Bangunan (IMB), tanah dan bangunan/rumah yang dimiliki pemohonan

dan lokasi rumah harus bisa dimasuki kendaraan roda empat. Selain itu

calon debitur harus menyerahkan surat – surat penting dan mengisi

formulir pengajuan permohonan Kredit Griya Multi untuk diproses lebih

lanjut.

2. Prosedur dalam pemberian Kredit Griya Multi dapat dilakukan melalui

tahapan yang relative cepat dan mudah sehingga untuk memperoleh

kreditnya debitur tidak perlu menunggu lama dan mengalami berbagai

kesulitan.

3. Hambatan – hambatan yang dihadapi oleh pihak Bank BTN dalam

pemberian Kredit Griya Multi terjadi sebelum dan sesudah pemberian

kredit, tetapi hambatan – hambatan tersebut dapat ditanggulangi dengan

berbagai cara yang telah ditetapkan oleh pihak bank sehingga debitur tidak

akan mengalami kesulitan untuk memperoleh kredit.

52
53

5.2 Saran

Adapun saran –saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai

berikut :

1. Prosedur pemberian Kredit Griya Multi di PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Cabang Tasikmalaya, tidak begitu sulit atau sederhana akan

tetapi masih banyak nasabah yang belum mengetahuinya. Untuk

memudahkan para nasabah dalam menggunakan fasilitas kredit maka

kiranya petugas/pihak bank dapat menjelaskan prosedur pemberian Kredit

Griya Multi yang ada di PT. BTN sehingga para nasabah dapat

mengetahuinya dengan jelas.

2. Perlu diadakan pembinaan intensif dalam setiap pemberian Kredit Griya

Multi kepada calon nasabah, supaya kredit yang diberikan dapat

dipergunakan dengan sebaik–baiknya sehingga pengembalian kredit

berjalan dengan lancar.


DAFTAR FUSTAKA

Syaifudin, Azwar. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Malayu S.P, Hasibuan. 2004. Dasar – dasar Perbankan. Jakarta : Bumi Aksara.

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.

Kasmir. 2002. Dasar – dasar Perbankan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Teguh Pudjo, Mulyono. 2001. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersial,


Edisi IV. Yogyakarta : BPFE.

Thomas, Suyatno dkk. 2003. Kelembagaan Perbankan. Jakarta : PT. Gramedia


Pustaka Utama.

Undang – undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998. Tentang Pokok –


pokok Perbankan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai