Anda di halaman 1dari 1

Ekonomi Islam memilih jalan keadilan dalam mencapai kesejahteraan sosial.

Bahwa
kesejahteraan sosial yang tercapai haruslah dibangun di atas landasan keadilan.  Ekonomi Islam,
sebagaimana Islam, memiliki sikap yang moderat (wasthiyyah). Ia tidak menzalimi kaum lemah
sebagaimana terjadi pada masyarakat kapitalis, tetapi juga tidak menzalimi hak individu dan
kelompok kaya sebagaimana ada pada sistem sosialisme-komunisme. Ekonomi Islam berada
pada posisi tengah dan seimbang (equilibrium) antara modal dan usaha, produksi dan konsumsi,
dan masalah pendapatan. Setidaknya ada empat hal yang menjadi ciri umum dari ekonomi Islam
yang membedakannya dengan konsep perekonomian lainnya: (1) Pelarangan riba , (2)
Implementasi Ziswaf , (3) Produksi dan Konsumsi barang yang halal , dan (4) Tidak boros dan
bermewahmewahan .

  Keempat hal inilah yang tidak dimiliki oleh sistem kapitalisme maupun sosialisme. Di
sisi lain, ekonomi Islam sudah menegaskan tujuannya dalam kerangka maqashid al-Syariah yang
mencakup penjagaan atas agama, harta, keturunan, jiwa, dan akal. Kelima hal ini harus terjaga
dalam kehidupan seseorang. Dan sebagai sistem ekonomi yang berlandaskan pada Al-Quran dan
Sunnah, Ekonomi Islam juga merupakan bagian dari persoalan muamalah, oleh karena itu
berlaku ketetapan  kaidah, bahwa segala aktivitas muamalah pada dasarnya boleh (mubah),
kecuali ada dalil syariah yang melarangnya. Berkebalikan dari masalah ibadah. Jadi, setiap
pengembangan dalam ekonomi Islam dapat dilaksanakan dengan seluas-luasnya selama tidak
melanggar syariah yang telah ditetapkan.

Begitu pula dengan norma-norma ekonomi. Karena peran Tuhan sudah ditiadakan, semua
hal diserahkan kepada individu. Akibatnya dalam sistem kapitalis kepemilikian individu menjadi
absolut. Norma-norma yang dibangun berdasarkan pada individualisme dan utilitarianisme.
Setiap barang dianggap baik selama bernilai jual. Tidak ada batasan ataupun norma yang jelas,
baik dan buruk diserahkan kepada individu masing-masing. Dari sinilah kerusakan berawal.
Terjadi kedzaliman terhadap sesama manusia, ketimpangan ekonomi dan sosial, perusakan alam,
dan sebagainya. Semuanya terjadi demi meraih kepuasan individu tanpa dibatasi oleh norma-
norma agama.

Anda mungkin juga menyukai