SANTA M. SITANGGANG
Fotosintesis
• merupakan proses pembentukan senyawa karbon
(karbohidrat) dengan bantuan energi cahaya cahaya.
• secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut: 6CO2
+ 6H2O → C6H12O6 + 6O2
• Terjadi di jaringan mesofil daun.
• Sel-sel mesopil memiliki banyak kloroplas yang
mengandung pigmen hijau penyerap cahaya yang
disebut dengan klorofil.
Klorofil A dan Klorofil B
REAKSI TERANG
NEXT……
• Di membran tilakoid.
• Pada proses ini terjadi peristiwa fotolisis air, yaitu proses pemecahan
molekul air dengan bantuan cahaya menjadi H+ dan O2.
• Hasil akhir dari reaksi terang adalah O2, NADPH dan ATP. NADPH dan
ATP akan digunakan untuk reaksi gelap (independent of light reaction).
• Reaksi terang dimulai dengan penyerapan cahaya pada fotosystems II
(P680) kemudian terjadi proses fotolisis air.
• H+ kemudian ditransfer ke fotosystems I(P700) dengan bantuan
plastoquinon, cytochrome complex dan plastosianin.
• H + juga ditransfer ke lumen oleh cytochrome complex yang kemudian
akan berdifusi ke ATP synthase untuk pembentukan ATP di stroma.
• Fotosystem I mereduksi NADP+ menjadi NADPH di stroma via
ferredoxin dan ferredoxin-NADP reductase.
REAKSI GELAP
NEXT…..
• Reaksi gelap terjadi di stroma.
• Karena reaksi ini tidak membutuhkan cahaya, maka
reaksi ini sering disebut dengan reaksi gelap.
• Reaksi ini memanfaatkan NADPH dan ATP yang
dibentuk pada reaksi terang untuk membentuk
karbohidrat dari CO2.
• Mekanisme reaksi gelap berdasarkan pada sikus
Calvin.
Sikuls Calvin terdiri dari 3 tahap, yaitu:
• Karboksilasi yaitu proses penangkapan/fiksasi CO2
oleh ribulosa 1,5 bisfosfat (RuBP) dengan bantuan
enzim Rubisco (RuBP Carboxylase) dan membentuk 2
molekul senyawa 3-fosfogliserat yang merupakan
senyawa stabil pertama pada siklus Calvin.
• Reduksi, yaitu proses pembentukan karbohidrat dari
reduksi senyawa 3-fosfogliserat dengan penambahan
ATP dan NADPH.
• Regenerasi, yaitu proses pembentukan kembali
aseptor CO2 (RuBP).
Perbedaan C3, C4, dan CAM
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fotosintesis
• Cahaya; terdiri dari intensitas cahaya, lama
penyinaran dan kualitas cahaya (panjang
gelombang).
• Temperatur
• Konsentrasi CO2
• Air
• Umur daun dan keadaan mineral.
Prosedur Percobaan
TERIMAKASIH
DORMANSI PADA BIJI
TERIMA KASIH
Perlakuan kontrol
Perlakuan Mekanik
Prosedur Percobaan
Perlakuan Fisik
Perlakuan Kimia
Dormansi
DORMANSI
Adanya zat penghambat
Dormansi Fisiologi
Dormansi Diklasifikasi Menjadi berbagai Ketagori berdasarkan Faktor
Penyebab, Mekanisme dan Bentuknya.
•Mekanisme Fisiologis
Cara Mematahkan Dormansi Benih
Skarifiaksi
1. Perlakuan mekanis
Tekanan
2. Perlakuan Kimia
➢Imbibisi
PJ Melati M. Lumbantoruan
Pengertian Etilen
Fragaria vesca
Citrulus lanatus
Hubungan Etilen dalam Pematangan Buah
• Suhu
• Tingkat kematangan
• Luka mekanis dan infeksi
• Interaksi dengan hormone auksin
Cara Kerja Etilen Pada Buah muda
❖
Karbohidrat terdapat dalam bentuk yang berikatan dengan lipid atau protein (glikolipid
dan glikoprotein). Selain itu juga terdapat pada permukaan sel dan berfungsi dalam
interaksi sel dan sekitarnya.Pada sel epitel glikolipid terdapat pada permukaan apikal yang
terpapar dan berfungsi untuk melindungi dari pH rendah dan degradasi enzim.Karbohidrat
pada membran plasma terikat pada protein atau lipida dalam bentuk glikolipida dan glik
oprotein. Pada membran plasma terkandung 2 – 10% karbohidrat. Karbohidrat dalam lemak
berfungsi untuk meningkatkan hidrofisilitas lemak dan protein.
Berdasarkan kemampuan dan fungsinya, sifat membran sel
terbagi menjadi 3 jenis, yakni sebagai berikut :
❑ Impermeabel
merupakan sifat membran yang tidak mengizinkan zat apapun yang
berasal di luar sel untuk masuk ke dalam sel.
❑ Permeabel
Merupakan sifat yang mana seluruh zat bisa melewati membran sel
untuk masuk ke dalam sel. Biasanya sifat ini dimiliki oleh membran sel
yang rusak atau hampir mati hingga sel tidak bisa bertahan hidup.
❑ Semipermeabel
Yakni sutau kondisi dimana hanya zat tertentu yang dibutuhkan sel yang
dapat masuk ke dalam sel. Biasanya membran sel normal memiliki sifat
semipermeabel.
Sistem Transportasi Membran
Kecepatan molekul berdifusi melintasi membran bervariasi, bergantung pada ukuran molekul
kelarutan relatifnya dalam minyak. Umumnya molekul yang lebih sederhana dan lebih terlarut
dalam minyak (lebih hidrifobik atau non polar) berdifusi lebih cepat melintasi membran.
Sedangkan untuk gliserol dan gula melintasi membran lipida kurang cepat. Air berdifusi dengan
cepat melintasi bilayer lipida. Bilayer lipida yang bebas protein bersifat impermiabel terhadap ion,
tetapi permiabel terhadap air.
Merupakan proses pertukaran molekul yang terjadi dengan spontan serta otomatis tanpa
memerlukan mekanisme khusus. Umumnya transportasi pasif ini terjadi pada molekul yang bisa
atau dapat melewati membran sel kapan saja. Biasanya penyebab dari terjadinya transportasi
pasif ini ialah perubahan gradien konsentrasi dari molekul tersebut.
Difusi
2. Menyelubungi sel
selaput berkelanjutan yang menyelubungi suatu ruangan (kopertemen)
4. Transfer Informasi
Sel yang berbeda mempunyai membran yang memiliki reseptor berbeda,
reseptor ini yang akan menerima dan menyampaikan informasi setiap sel.
6. Memberi Sinyal
Membran mengandung beberapa protein tertanam yang dapat mengikat
molekul yang ditemukan di luar sel dan menyampaikan pesan ke dalam sel.
Terima Kasih.
ZAT PENGATUR
TUMBUH AUKSIN
Hormon adalah senyawa organik yang disintesis
disalah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan
kebagian lain, dan pada konsentrasi yang sangat
Apa itu rendah mampu menimbulkan suatu respon
fisiologis.
Hormon dan Zat pengatur tumbuh adalah
ZPT?
senyawasenyawa lain yang memiliki karakteristik
yang sama dengan hormon tetapi diproduksi
secara eksogen
CHARLES &
FRANCIS
DARWIN (1880)
Ujung koleoptil menerima
cahaya dan sinyal dimana
respon
fisiologis pembengkokan
terjadi.
Penemuan
Auksin BOYSEN- JENSEN
(1913)
Diperlukan transport
sinyal
sepanjang sisi yang
berlawanan dengan
cahaya.
PAAL (1919)
Penemuan
Auksin FRITS WENT
(1926)
Auksin pertama kali
ditemukan oleh ilmuwan
belanda bernamafrits
went tahun 1926.
Frits menemukan
“auksin” pada koleoptil
kecambah gandum
(avena sativa).
Biosintesis IAA
Ujung koleoptil dan Pucuk Tumbuhan Mempunyai Enzim Mengubah “Triptofan” menjadi
IAA
Maka Auksin banyak disintersis pada : Jaringan Meristem (Pucuk) tumbuhan Tunas,
Kuncup bunga, Kuncup Daun, dan ujung akar.
Aukasin dibuat pada bagian pucuk dan kuncup Didistribusikan ke daerah lain ke seluruh
bagian tumbuhan.
Tidak semua bagian tumbuhan mendapat distribusi yang sama
Prekursor utama auksin adalah trypthopan
Perubahan dari trypthopan menjadi IAA tryptamine sebagai salah satu
zat organik, merupakan salah satu zat yang terbentuk dalam biosintesis
IAA.
Auxin berasal dari bahasa
yunani auxein, yang berarti
meningkatkan
TUJUAN PERCOBAAN
a. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Auksin terhadap pertumbuhan tunas apikal.
b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya dominansi apikal dan dominansi tunas lateral
PROSEDUR PERCOBAAN
Ditanam benih Phaseolus radiatus dalam polybag selama dua minggu. Buat larutan IAA dengan
konsentrasi 1 ppm dan 2 ppm. Potong ujung Phaseolus radiatus dan letakkan kapas yang telah
dibasahi IAA pada ujung batang tersebut. Lekatkan dengan menggunakan vaselin. Ditanam
kedalam media pasir : tanah 2:1. Amati setiap hari perkembangan tanaman tersebut selama 10
hari. Buatlah tabel dan grafik hubungan antara konsentrasi IAA dengan pertumbuhan tunas
lateral dan buat kesimpulan dari hasil percobaan tersebut.
Dominansi apikal adalah hambatan terhadap pertumbuhan seluruh atau sebagian pada tunas
lateral karena adanya tunas apikal. Dominansi apikal atau dominansi pucuk biasanya menandai
pertumbuhan vegetatif tanaman baik pertumbuhan akar maupun batang. Dominansi apikal terjadi
karena adanya aktivitas produksi IAA (auksin) yang berlebih di bagian pucuk batang atau pucuk
cabang sehingga tunas samping tetap dalam kondisi dorman.
Auksin yang diproduksi oleh tunas apikal berdifusi ke arah bawah tumbuhan
mengikuti gaya gravitasi serta menghambat pertumbuhan tunas lateral. Pemotongan tunas apikal
akan menyebabkan tunas lateral dorman yang terletak di bagian bawah untuk mulai tumbuh.
Konsentrasi auksin yang jauh lebih rendah menyebabkan tunas lateral terpacu untuk tumbuh.
Tunas lateral lebih sensitif terhadap auksin daripada tunas apikal. Kemudian, tunas yang berada
di ketiak daun menghasilkan percabangan yang akan berkompetisi untuk menjadi titik tumbuh
baru. Translokasi auksin dari tempat sintesisnya dilakukan melalui floem apabila terjadi dalam
jarak yang cukup jauh, dan melalui mekanisme polar transport apabila dilakukan antar sel yang
berdekatan. Faktanya, pertumbuhan distimulasi oleh auksin dalam konsentrasi yang rendah
sehingga pemangkasan pucuk akan mendorong tumbuhnya cabang.
Selama masih ada tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu
dari pucuk. Penelitian pada tanaman kentang dengan memotong pucuk dan bekas potongan
diberi IAA+lanolin, GA+lanolin, dan GA+IAA+lanolin, dan lanolin. Pada perlakuan
IAA+lanolin, tampak pertumbuhan tunas mengalami hambatan, tetapi pada perlakuan
GA+lanolin, pertumbuhan tunas yang tumbuh di ketiak daun memperlihatkan pemanjangan
internodia. Pada pemberian GA+IAA+lanolin terjadi pertumbuhan stolon secara horisontal dan
pada perlakuan lanolin saja pada ketiak daun akan tumbuh tunas.
Pertumbuhan tanamna setidaknya menyangkut beberapa fase atau proses diantaranya
(Dwijoseputro, 1983):
1. Fase pembentukan sel.
2. Fase perpanjangan dan pembesaran sel.
3. Fase diferensiasi sel.
Menurut Sato dan Mori (2001), turunnya konsenrasi auksin akan mensintesis hormone sitokinin.
Tanaman kontrol tidak menunjukkan pertumbuhan tunas lateral. Hal ini disebabkan karena pada
umur tersebut pertumbuhan cabang lateral tertekan oleh pertumbuhan apikal batang. Yang berarti
bahwa dominansi apikal masih berpengaruh kuat sepanjang batang atau cabang yang tidak diberi
perlakukan girdling dan tanaman control. Jaringan tumbuhan mengandung lebih dari satu macam
hormon, hormon-hormon tersebut mungkin mempunyai efek yang sama atau tidak sama. Efek
hormon tersebut bisa komulatif, sinergis atau antagonis. Keseimbangan di antara hormon
tersebut penting untuk perkembangan tumbuhan yang normal. Pengaruh fitohormon yang sama
dapat berbeda pada tanaman yang berbeda, pada musim yang berbeda, juga tergantung pada
interaksi dengan metabolit yang lain dan sensitifitas jaringan terhadap fitohormon yang
bersangkutan (Lyndon 1990 ; Devies, 1995).
Peristiwa dominansi apikal berkaitan dengan peranan berbagai jenis hormon dan interaksi
antara hormon–hormon tersebut. Heddy (1989), berpendapat bahwa auksin, sitokinin, etilen dan
ABA perperan dalam peristiwa dominansi apikal ini. Khrishnamoorthy, 1981; Taiz dan Zeiger,
1998 dan Hopkins, 1995 menerangkan fenomena ini dengan teori keseimbangan hormon auksin
dengan sitokinin (direct theory of auksin). Auksin disintesis pada bagian tanaman yang sedang
aktif mengalami pertumbuhan antara lain di bagian apikal batang. Secara basipetal, auksin
tersebut ditransport ke bagian bawah secara terus menerus sehingga konsentrasi auksin pada
bagian nodus (ketiak daun) cukup tinggi. Konsentrasi auksin yang cukup tinggi ini akan
menghambat aktifitas enzim isopentenil transferase yang merupakan katalisator pembentukan
sitokinin, sehingga sintesis sitokinin dihambat. Keseimbangan konsentrasi sitokinin yang rendah
dan auksin yang tinggi ini akan menghambat diferansiasi sel pada nodus untuk membentuk
primordia cabang. Selain itu, konsentrasi IAA yang tinggi dan terhambatnya aktifitas enzim
isopentenil transferase di nodus secara tidak langsung akan berakibat memacu sintesis ABA yang
akan menghambat pertumbuhan cabang lateral.
Batang yang diberi perlakuan, dua cabang lateral tidak tumbuh dibawah girdl setelah 2
bulan perlakuan. Hal ini disebabkan karena pada saat itu pengaruh dominansi apikal pada dua
nodus dibawah perlakuan girdl masih ada. Girdl menyebabkan terhambatnya transport auksin
dari meristem apikal ke bawah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hoad (1995), bahwa transport
auksin melalui floem, sedang menurut Salisbury dan Ross (1991) transport auksin melalui sel-sel
parenkim yang mengelilingi floem. Menurut direct theory of auksin, hal ini kemudian akan
menyebabkan konsentrasi auksin di bagian nodus yang berada di bawah apikal batang makin
lama makin berkurang. Rendahnya konsentrasi auksin pada nodus ini akan memacu aktfiitas
enzim isopentenil transferase yang merupakan katalisator pada sintesis sitokinin, sehingga
sintesis sitokinin dipacu (Sato dan Mori, 2001).
Keseimbangan konsentrasi sitokinin tinggi dan auksin rendah ini akan memacu terjadinya
pembelahan dan diferensiasi sel pada nodus untuk membentuk primordia cabang lateral. Lebih
lanjut Khrishnamoorthy (1981), bahwa pada peristiwa pematahan dominansi apikal seperti pada
perlakuan girdling ini sitokinin berpengaruh memacu diferensiasi berkas pengangkut pada
primordial cabang, sehingga memfasilitasi transport air dan nutrisi dari batang ke primordium
dan memacu pembentukan cabang lateral. Selanjutnya primordium cabang yang baru terbentuk
ini karena merupakan jaringan meristem, maka kemudian akan mensintesis auksin sendiri untuk
pertumbuhannya menjadi cabang atau untuk pertumbuhan cabang itu sendiri. Meskipun
perlakuan girdling selain menghambat transport auksin juga menghambat transport fotosintat
dari daun yang ada di atas girdl sebagai source ke bawah girdl, tetapi terjadi pembentukan dan
pertumbuhan cabang lateral. Kondisi ini disebabkan karena pada perlakuan girdling ini
ketersediaan hara tercukupi dengan dilakukannya pemupukan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Wareing dan Phillips (1981), yang menyatakan bahwa terhambatnya pertumbuhan cabang lateral
menurut “Nutrtive Diversion Theory “disebabkan nutrisi lebih banyak ditransport ke apikal
batang dibanding ke tunas lateral hanya berlaku pada kondisi defisiensi hara, sedang pada
kondisi hara tercukupi kekurangan nutrisi pada nodus tidak menghambat pembentukan cabang
lateral.
Heddy (1989), menyatakan pengaruh fisiologi auksin pada tumbuhan meliputi:
1. Pemanjangan sel
Pada koleoptil batang, jika terdapat jumlah auksin yang optimal dapat mempengaruhi
pemanjangan sel.
2. Tunas ketiak
IAA yang telah dibentuk di meristem apikal ditransport ke bagiab bawah tumbuhan dapat
menghambat pekembangan tunas ketiak. Namun bila meristem apikal dipotong maka akan
meningkatkan perkembangan tunas lateral.
3. Absisi daun
Daun dapat terpisah dengan batang bila sel pada absisi daun mengalami perubahan kimia dan
fisik
4. Aktifitas cambium
Auksin merangsang pembelahan sel cambium
5. Tumbuh akar
IAA dapat menghambat pemanjangan akar bila tidak dalam keadaan optimal.