Anda di halaman 1dari 74

FOTOSINTESIS

SANTA M. SITANGGANG
Fotosintesis
• merupakan proses pembentukan senyawa karbon
(karbohidrat) dengan bantuan energi cahaya cahaya.
• secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut: 6CO2
+ 6H2O → C6H12O6 + 6O2
• Terjadi di jaringan mesofil daun.
• Sel-sel mesopil memiliki banyak kloroplas yang
mengandung pigmen hijau penyerap cahaya yang
disebut dengan klorofil.
Klorofil A dan Klorofil B
REAKSI TERANG
NEXT……
• Di membran tilakoid.
• Pada proses ini terjadi peristiwa fotolisis air, yaitu proses pemecahan
molekul air dengan bantuan cahaya menjadi H+ dan O2.
• Hasil akhir dari reaksi terang adalah O2, NADPH dan ATP. NADPH dan
ATP akan digunakan untuk reaksi gelap (independent of light reaction).
• Reaksi terang dimulai dengan penyerapan cahaya pada fotosystems II
(P680) kemudian terjadi proses fotolisis air.
• H+ kemudian ditransfer ke fotosystems I(P700) dengan bantuan
plastoquinon, cytochrome complex dan plastosianin.
• H + juga ditransfer ke lumen oleh cytochrome complex yang kemudian
akan berdifusi ke ATP synthase untuk pembentukan ATP di stroma.
• Fotosystem I mereduksi NADP+ menjadi NADPH di stroma via
ferredoxin dan ferredoxin-NADP reductase.
REAKSI GELAP
NEXT…..
• Reaksi gelap terjadi di stroma.
• Karena reaksi ini tidak membutuhkan cahaya, maka
reaksi ini sering disebut dengan reaksi gelap.
• Reaksi ini memanfaatkan NADPH dan ATP yang
dibentuk pada reaksi terang untuk membentuk
karbohidrat dari CO2.
• Mekanisme reaksi gelap berdasarkan pada sikus
Calvin.
Sikuls Calvin terdiri dari 3 tahap, yaitu:
• Karboksilasi yaitu proses penangkapan/fiksasi CO2
oleh ribulosa 1,5 bisfosfat (RuBP) dengan bantuan
enzim Rubisco (RuBP Carboxylase) dan membentuk 2
molekul senyawa 3-fosfogliserat yang merupakan
senyawa stabil pertama pada siklus Calvin.
• Reduksi, yaitu proses pembentukan karbohidrat dari
reduksi senyawa 3-fosfogliserat dengan penambahan
ATP dan NADPH.
• Regenerasi, yaitu proses pembentukan kembali
aseptor CO2 (RuBP).
Perbedaan C3, C4, dan CAM
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fotosintesis
• Cahaya; terdiri dari intensitas cahaya, lama
penyinaran dan kualitas cahaya (panjang
gelombang).
• Temperatur
• Konsentrasi CO2
• Air
• Umur daun dan keadaan mineral.
Prosedur Percobaan
TERIMAKASIH
DORMANSI PADA BIJI
TERIMA KASIH

Hafnida Safitri Hasibuan


180805021
Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh
bahan kimia dan faktor-faktor fisik terhadap perkecambahan.

Perlakuan kontrol

Perlakuan Mekanik

Prosedur Percobaan
Perlakuan Fisik

Perlakuan Kimia
Dormansi

Suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organism hidup atau


bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung
pertumbuhan normal.

Dormansi pada Biji

Berhentinya kegiatan metabolisme atau pertumbuhan di dalam biji karena


kondisi dalam, walaupun kondisi luar (suhu, kelembaban dan atmosfer) sudah
sesuai atau dapat didefinisikan sebagai keadaan dari biji dimana tidak
memperbolehkan terjadinya perkecambahan, walaupun kondisi untuk
berkecambah sudah terpenuhi
Impermeabilitas kulit biji terhadap air

Dormansi Fisik Resistensi mekanis kulit biji terhadap


pertumbuhan embrio

DORMANSI
Adanya zat penghambat

Dormansi Fisiologi
Dormansi Diklasifikasi Menjadi berbagai Ketagori berdasarkan Faktor
Penyebab, Mekanisme dan Bentuknya.

Berdasarkan faktor penyebab : •Imposed dormancy (quiescence)

•Immate dormancy (rest)

Berdasarkan bentuk dormansi : •Kulit biji impermeable terhadap air,)O2

Berdasarkan mekanisme dormansi : •Mekanisme Fisik

•Mekanisme Fisiologis
Cara Mematahkan Dormansi Benih

Skarifiaksi
1. Perlakuan mekanis

Tekanan

2. Perlakuan Kimia

3. Perlakuan perendaman dengan air

4. Perlakuan dengan cahaya

5. Perlakuan pemberian temperature tertentu

Perlakuan dengan temperature tinggi


Stratifikasi
atau rendah
Perkecambahan biji melalui beberapa tahap

➢Imbibisi

➢Pengaktifan enzim hidrolisis serta peningkatan laju


respirasi biji

➢Penguraian senyawa-senyawa organik (karbohidrat, protein dan lemak) dan


ditranslokasi ke titik-titik tumbuh

➢Asimilasi dari bahan-bahan yang telah terurai di daerah meristematik untuk


menghasilkan energi dalam pertumbuhan sel-sel baru.

➢Pertumbuhan kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan


diferensiasisel-sel pada titik-titik tumbuh.
TERIMA KASIH
ZAT PENGATUR TUMBUH
ETILEN

PJ Melati M. Lumbantoruan
Pengertian Etilen

Etilen adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh (C2H4)


yang pada suhu kamar berbentuk gas.

Dimitry N Beljubow pada tahun 1876-1926


berkebangsaan Rusia adalah orang pertama yang
menyatakan bahwa etilen mempengaruhi pertumbuhan
tumbuhan.
Biosintesis Etilen

• Biosintesis etilen dimulai oleh prekursor


asam amino metionin yang akan bereaksi
dengan ATP dan menghasilkan AdoMet (S-
Adenosyl methioniene) dengan bantuan
enzim S-adenosil transferase.
• AdoMet kemudian akan mensintesis 1-
Aminocyclopropane-1 carbocylic acid (ACC)
dengan bantuan enzim ACC sintase atau
yang dikenal dengan enzim ACS.
• Setelah itu, ACC akan diubah menjadi etilen
dengan bantuan enzim ACC oksidase
(ACO)
Karakteristik etilen yaitu :

• Dalam keadaaan normal, etilen akan


berbentuk gas dan struktur kimianya Fungsi etilen yaitu :
sederhana.
• Dialam etilen akan berperan apabila terjadi • Mempercepat pematangan buah
perubahan secara fisiologis pada suatu • Mengakhiri masa dormansi
tanaman. • Perangsang pertumbuhan akar dan
• Hormon ini akan berperan dalam proses batang
pematangan buah dalam fase klimaterik. • Pembentukan akar adventif
• Mempengaruhi prombakan klorofil. • Induksi sel kelamin betina pada bunga
• Dihasilkan jaringan tanaman hidup pada Mendukung terjadinya absisi pada daun.
saat tertentu.
• Merupakan hormon (dihasilkan tanaman,
senyawa organik) proses pematangan.
Pengertian buah klimaterik dan buah non klimaterik

• Buah klimaterik adalah mempunyai


peningkatan atau kenaikan laju respirasi
sebelum pemasakan
• Sedangkan buah non klimaterik tidak
menunjukkan adanya laju respirasi.
Buah Klimaterik

Persea Americana Musa parasidiaca Mangifera indica

Anona muricata Pyrus malus Solanum lycopersicum


Buah Nonklimaterik

Citrus sp. Vitis vinifera

Fragaria vesca
Citrulus lanatus
Hubungan Etilen dalam Pematangan Buah

Pematangan adalah permulaan proses


kelayuan, organisasi sel terganggu, dimana
enzim bercampur, sehingga terjadi hidrolisa,
yaitu pemecahan klorofil, pati, pektin dan
tanin membentuk etilen, pigmen, flavor,
energi dan polipeptida.
Faktor yang mempengaruhi aktivitas etilen
yaitu :

• Suhu
• Tingkat kematangan
• Luka mekanis dan infeksi
• Interaksi dengan hormone auksin
Cara Kerja Etilen Pada Buah muda

• Dalam pematangan buah, etilen bekerja dengan cara


perombakan atau memecahkan klorofil yang
bergantung pada buah muda, sehingga buah hanya
memiliki xantofil dan karoten.
• Dengan demikian warna buah yang semula hijau akan
menjadi jingga atau merah.
Cara Kerja karbit Mempercepat Pematangan Buah

Proses pembentukan etilen dari karbit adalah:

CaC2+ 2 H2O → C2H2+ Ca(OH)2.


dimana Etilen yang dihasilkan akan mempercepat proses
biokimia dalam daging dan
kulit buah sehingga mempercepat pematangan.
Thank You
Secara umum, membran sel atau membran plasma adalah struktur
selaput tipis yang menyelubungi sebuah sel yang membatasi
keberadaan sebuah sel, sekaligus juga memelihara perbedaan-
perbedaan pokok antara isi sel dengan lingkungannya.

Menurut Daniell, membran sel terdiri atas lapisan rangkap


lipid yang diapit oleh lapisan protein pada kedua sisinya.

Singer dan Nicolson (1972) mengajukan teori-teori dalam 3 kelompok.


➢ Teori lembaran (leaflet theory), pada dasarnya menyatakan bahwa
membran sel tersusun oleh lapisan-lapisan.
➢ Teori bola-bola (globular theory), dalam teori ini menyatakan
bahwa komponen lipid-protein berbentuk sebagai bola-bola yang
tersusun membentuk lembaran.
➢ Teori dinamis, teori ini menyatakan bahwa struktur membran sel
dapat berbentuk lembaran berlapis dan dapat berubah menjadi
susunan bola-bola mengikuti keadaan dan kebutuhannya
Membrane dapat digambarkan seperti lembaran yang terdiri dari lipid
bilayer yang asimetris dimana permukaan bagian dalamnya berbeda dari
permukaan bagian luar. Memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak
semua molekul dapat melalui membran sel.

Lipid pembentuk membran sel adalah fosfolipid, dan kolesterol. Fosfolipid
memiliki dua bagian yaitu bagian yang bersifat hidrofilik dan bagian yang
bersifat hidrofobik. Bagian hidrofobik merupakan bagian yang terdiri atas
asam lemak. Sedangkan bagian hidrofilik terdiri atas gliserol, fosfat, dan
gugus tambahan seperti kolin, serin, dan lain-lain.

Selain itu, bagian-bagian lipid pada membran antara lain :


• Lipoprotein
Gabungan antara lemak dan protein.
• Glikoprotein
Merupakan senyawa karbohidrat yang berikatan dengan protein.
• Glikolipid
Merupakan senyawa karbohidrat yang berikatan dengan lipid.
• Fosfolipid
Gabungan antar lemak dan posfat yang bersifat hidrofilik dengan ujung
polar ( larutan dalam air ).

Protein berguna terutama dalam transportasi bahan kimia dan sistem informasi di
seluruh membran. Setiap membran memiliki kandungan protein yang berbeda -beda.
Protein bisa dalam bentuk perifer atau integral. Jumlah protein berbeda pada tiap
spesies dan bergantung pada fungsinya bagi spesies tersebut.
Terdapat 4 kelompok protein:
1) Protein peripheral, ditemukan dalam ataupun luar permukaan membran yang membentuk
ikatan nonkovalen dengan permukaan membran.
2) Protein integral, ditemukan di antara membran dan memiliki daerah hidrofobik yang
menempel diantara membran serta daerah hidrofilik yang menonjol dari dua permukaan
bilayer.
3) Protein transmembran, Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2
lapisan lipid / transmembran.
4) Protein yang berikatan dengan lipid, ditemukan di luar membran lipid pada eks
traseluler atau sitoplasmik


Karbohidrat terdapat dalam bentuk yang berikatan dengan lipid atau protein (glikolipid
dan glikoprotein). Selain itu juga terdapat pada permukaan sel dan berfungsi dalam
interaksi sel dan sekitarnya.Pada sel epitel glikolipid terdapat pada permukaan apikal yang
terpapar dan berfungsi untuk melindungi dari pH rendah dan degradasi enzim.Karbohidrat
pada membran plasma terikat pada protein atau lipida dalam bentuk glikolipida dan glik
oprotein. Pada membran plasma terkandung 2 – 10% karbohidrat. Karbohidrat dalam lemak
berfungsi untuk meningkatkan hidrofisilitas lemak dan protein.
Berdasarkan kemampuan dan fungsinya, sifat membran sel
terbagi menjadi 3 jenis, yakni sebagai berikut :

❑ Impermeabel
merupakan sifat membran yang tidak mengizinkan zat apapun yang
berasal di luar sel untuk masuk ke dalam sel.

❑ Permeabel
Merupakan sifat yang mana seluruh zat bisa melewati membran sel
untuk masuk ke dalam sel. Biasanya sifat ini dimiliki oleh membran sel
yang rusak atau hampir mati hingga sel tidak bisa bertahan hidup.

❑ Semipermeabel
Yakni sutau kondisi dimana hanya zat tertentu yang dibutuhkan sel yang
dapat masuk ke dalam sel. Biasanya membran sel normal memiliki sifat
semipermeabel.
Sistem Transportasi Membran
Kecepatan molekul berdifusi melintasi membran bervariasi, bergantung pada ukuran molekul
kelarutan relatifnya dalam minyak. Umumnya molekul yang lebih sederhana dan lebih terlarut
dalam minyak (lebih hidrifobik atau non polar) berdifusi lebih cepat melintasi membran.
Sedangkan untuk gliserol dan gula melintasi membran lipida kurang cepat. Air berdifusi dengan
cepat melintasi bilayer lipida. Bilayer lipida yang bebas protein bersifat impermiabel terhadap ion,
tetapi permiabel terhadap air.

Merupakan proses pertukaran molekul yang terjadi dengan spontan serta otomatis tanpa
memerlukan mekanisme khusus. Umumnya transportasi pasif ini terjadi pada molekul yang bisa
atau dapat melewati membran sel kapan saja. Biasanya penyebab dari terjadinya transportasi
pasif ini ialah perubahan gradien konsentrasi dari molekul tersebut.
Difusi

Osmosis merupakan perpindahan pelarut


melalui selaput permeabel secara
Difusi sederhana adalah aliran zat terlarut diferensial. Pelarut universal ialah air.
dari kosentrasi yang lebih tinggi ke Osmosis terjadi bergantung pada adnya
kosenstrasi rendah karena pergerakan perbandingan konsentrasi larutan yang
termal acak. Difusi sederhana melewati terdapat di dalam serta di luar sel.
membran dapat terjadi karena adanya Apabila konsentrasi larutan di luar sel
gradien konsentrasi. lebih rendah daripada di dalam sel,
Difusi terfasilitasi adalah transport pasif berarti sel berada di dalam larutan
zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke hipotonik. Sedangkan, apabila
konsentrasi rendah yang dimediasi oleh konsentrasi larutan di luar sel lebih
protein transporter tertentu yang tinggi daripada larutan di dalam sel,
membutuhkan energi (ATP). berarti sel di dalam larutan hipertonik.
1. Melindungi sel
menjadi penghalang yang menjaga unsur-unsur yang
dibutuhkan masuk dan zat-zat yang tidak diinginkan keluar.

2. Menyelubungi sel
selaput berkelanjutan yang menyelubungi suatu ruangan (kopertemen)

3. Mengatur pertumbuhan sel


Dalam endositosis, lipid dan protein dikeluarkan dari membran sel saat
zat diinternalisasi. Pada eksositosis, vesikula yang mengandung lipid dan
protein menyatu dengan membran sel yang meningkatkan ukuran sel.

4. Transfer Informasi
Sel yang berbeda mempunyai membran yang memiliki reseptor berbeda,
reseptor ini yang akan menerima dan menyampaikan informasi setiap sel.

5. Transportasi Lintas Membran Sel


Substansi tertentu harus bergerak masuk ke dalam sel untuk menyokong agar
sel itu hidup, namun sebaliknya zat-zat buangan yang di hasilkan oleh
metabolisme sel harus di keluarkan untuk selanjutnya di buang keluar tubuh.

6. Memberi Sinyal
Membran mengandung beberapa protein tertanam yang dapat mengikat
molekul yang ditemukan di luar sel dan menyampaikan pesan ke dalam sel.
Terima Kasih.
ZAT PENGATUR
TUMBUH AUKSIN
 Hormon adalah senyawa organik yang disintesis
disalah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan
kebagian lain, dan pada konsentrasi yang sangat
Apa itu rendah mampu menimbulkan suatu respon
fisiologis.
Hormon dan   Zat pengatur tumbuh adalah

ZPT?
senyawasenyawa lain yang memiliki karakteristik
yang sama dengan hormon tetapi diproduksi
secara eksogen
CHARLES &
FRANCIS
DARWIN (1880)
Ujung koleoptil menerima
cahaya dan sinyal dimana
respon
fisiologis pembengkokan
terjadi.

Penemuan
Auksin BOYSEN- JENSEN
(1913)
Diperlukan transport
sinyal
sepanjang sisi yang
berlawanan dengan
cahaya.
PAAL (1919)

Bagian mana saja pada


koleoptil yang terpapar
cahaya, kelengkungan
terjadi menuju pada sisi
lainnya.

Penemuan
Auksin FRITS WENT
(1926)
Auksin pertama kali
ditemukan oleh ilmuwan
belanda bernamafrits
went tahun 1926.
Frits menemukan
“auksin” pada koleoptil
kecambah gandum
(avena sativa).
Biosintesis IAA

Reaksi biosintesis IAA terjadi pada tanaman.


Reaksi ini diawali dengan transmisi Trp katalis
menjadi asam indolpiruvat oleh enzim Tritophan
Transminase, asam indolpiruvat kemudian
diubah menjadi Indolasetatdehid oleh enzim
Dekarboksilase. Kemudian indolasetatdehid
diubah menjadi IAA dengan bantuan enzim
Dehydrogenase.
Dimana “Auksin” Disintesis ?

 Ujung koleoptil dan Pucuk Tumbuhan Mempunyai Enzim  Mengubah “Triptofan” menjadi
IAA
 Maka Auksin banyak disintersis pada : Jaringan Meristem (Pucuk) tumbuhan  Tunas,
Kuncup bunga, Kuncup Daun, dan ujung akar.
 Aukasin dibuat pada bagian pucuk dan kuncup  Didistribusikan ke daerah lain ke seluruh
bagian tumbuhan.
 Tidak semua bagian tumbuhan mendapat distribusi yang sama
 Prekursor utama auksin adalah trypthopan
 
Perubahan dari trypthopan menjadi IAA tryptamine sebagai salah satu
zat organik, merupakan salah satu zat yang terbentuk dalam biosintesis
IAA.
Auxin berasal dari bahasa
yunani auxein, yang berarti
meningkatkan

Stuktur. Indole-3-actic acid (IAA)


Peranan Auksin
 Endogen (dibentuk di dalam 1) Dapat merangsang
tanaman) pertumbuhan akar
 IAA (Indole Acetic Acid) pada
penanaman invitro
 Eksogen (dibentuk di luar
2) Merangsang
tanaman)
pertumbuhan kalus
 NAA(Naftalane Acetic Acid) 3) Merangsang
Auksin  2,4D (Dichloro Phenoxy
Acid)
pertumbuhan tunas

dibedakan  IBA (Indole Butiric Acid) Menghambat
 2,4,5 T (Trichloro Penoxy Pertumbuhan Tunas
menjadi 2 Acetic) Lateral
 Dicamba (“dominansi pucuk”)
(dua), yaitu :  Picloram 4) Merangsang
pembentukan bunga
5) Merangsang
Kelompok auksin
pembentukan buah
Termasuk herbisida
6) Mencegah gugur
1. 2,4,5 T
daun dan buah
2. 2,4 D
7) Geotropisme
3. MCPA
8) Phototropisme
4. NAA
Pengaruh cahaya terhadap
kerja auksin

Kerja auksin sangat


dipengaruhi oleh ada tidaknya
cahaya matahari. Cahaya
matahari dapat mengganggu
auksin sehingga proses
pemanjangan sel menjadi
terhambat. Bagian batang
yang tidak terkena cahaya
matahari akan mengalami
pemanjangan sel, sedangkan
bagian batang yang terkena
matahari tidak mengalami
pemanjangan sel. Sehingga
mengakibatkan batang
membengkok dan mengarah
kearah datangnya cahaya
matahari.
Terima kasih
DOMINANSI APIKAL
BY: HADHIRA SRI RIZQIKA

TUJUAN PERCOBAAN
a. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Auksin terhadap pertumbuhan tunas apikal.
b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya dominansi apikal dan dominansi tunas lateral

PROSEDUR PERCOBAAN
Ditanam benih Phaseolus radiatus dalam polybag selama dua minggu. Buat larutan IAA dengan
konsentrasi 1 ppm dan 2 ppm. Potong ujung Phaseolus radiatus dan letakkan kapas yang telah
dibasahi IAA pada ujung batang tersebut. Lekatkan dengan menggunakan vaselin. Ditanam
kedalam media pasir : tanah 2:1. Amati setiap hari perkembangan tanaman tersebut selama 10
hari. Buatlah tabel dan grafik hubungan antara konsentrasi IAA dengan pertumbuhan tunas
lateral dan buat kesimpulan dari hasil percobaan tersebut.

Dominansi apikal adalah hambatan terhadap pertumbuhan seluruh atau sebagian pada tunas
lateral karena adanya tunas apikal. Dominansi apikal atau dominansi pucuk biasanya menandai
pertumbuhan vegetatif tanaman baik pertumbuhan akar maupun batang. Dominansi apikal terjadi
karena adanya aktivitas produksi IAA (auksin) yang berlebih di bagian pucuk batang atau pucuk
cabang sehingga tunas samping tetap dalam kondisi dorman.
Auksin yang diproduksi oleh tunas apikal berdifusi ke arah bawah tumbuhan
mengikuti gaya gravitasi serta menghambat pertumbuhan tunas lateral. Pemotongan tunas apikal
akan menyebabkan tunas lateral dorman yang terletak di bagian bawah untuk mulai tumbuh.
Konsentrasi auksin yang jauh lebih rendah menyebabkan tunas lateral terpacu untuk tumbuh.
Tunas lateral lebih sensitif terhadap auksin daripada tunas apikal. Kemudian, tunas yang berada
di ketiak daun menghasilkan percabangan yang akan berkompetisi untuk menjadi titik tumbuh
baru. Translokasi auksin dari tempat sintesisnya dilakukan melalui floem apabila terjadi dalam
jarak yang cukup jauh, dan melalui mekanisme polar transport apabila dilakukan antar sel yang
berdekatan. Faktanya, pertumbuhan distimulasi oleh auksin dalam konsentrasi yang rendah
sehingga pemangkasan pucuk akan mendorong tumbuhnya cabang.
Selama masih ada tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu
dari pucuk. Penelitian pada tanaman kentang dengan memotong pucuk dan bekas potongan
diberi IAA+lanolin, GA+lanolin, dan GA+IAA+lanolin, dan lanolin. Pada perlakuan
IAA+lanolin, tampak pertumbuhan tunas mengalami hambatan, tetapi pada perlakuan
GA+lanolin, pertumbuhan tunas yang tumbuh di ketiak daun memperlihatkan pemanjangan
internodia. Pada pemberian GA+IAA+lanolin terjadi pertumbuhan stolon secara horisontal dan
pada perlakuan lanolin saja pada ketiak daun akan tumbuh tunas.
Pertumbuhan tanamna setidaknya menyangkut beberapa fase atau proses diantaranya
(Dwijoseputro, 1983):
1. Fase pembentukan sel.
2. Fase perpanjangan dan pembesaran sel.
3. Fase diferensiasi sel.

2.3 Hormon Auksin Pendukung Dominansi Apikal


Thimann dan Skoog menunjukkan bahwa dominanis apikal disebabkan oleh auksin yang
didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar) dan ditimbun pada tunas lateral, hal ini akna
menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu tinggi. Konsentrasi
auksin yang tinggi ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral yang dekat dengan pucuk.
Auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk tanmana yang akna didistribusikan secara
polar yag mampu menghambat pertumbuhan tunas lateral (Heddy, 1990).
Auksin adalah zat yang ditemukan pada ujung kara, batang, pembentukan bunga yang
berfungsi untuk pengatur pembesaran sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin
adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman nama lain dari hormon ini adalah IAA
atau Asam Indol Asetat. Hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung akar, fungsi
dari hormon auksin ini adalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan baik
pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat pematangan buah, mengurangi
jumlah biji dalam buah. Salah satu fungsi auksin adalah mematahkan dominanis pucuk atau
apikal yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman atau akar tidak mau berkembang (Salisbury,
1992).
Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan jaringan tanaman didga melalui (Tjitrosoepomo,
1998):
- Mengiduksi sekresi ion H+ keluar sel melalui dinding sel. Pengasaman dinding sel
menyebabkan K+ diambil dan pengambila ini mengurangi potensial air dalam sel. Akibatnya air
masuk ke dalam sel dan sel membesar.
- Mempengaruhi metabolisme RNA yang berarti metabolisme protein mungkin melalui
trasnkripsi molekul RNA. Auksin sintetik yang sering digunakan dalam kultur jaringan tanmana
tercantum di dalam tabel di bawah.
- Memacu terjadinya dominansi apikal.
- Dalam jumlah sedikit memacu pertumbuhan akar.

Menurut Sato dan Mori (2001), turunnya konsenrasi auksin akan mensintesis hormone sitokinin.
Tanaman kontrol tidak menunjukkan pertumbuhan tunas lateral. Hal ini disebabkan karena pada
umur tersebut pertumbuhan cabang lateral tertekan oleh pertumbuhan apikal batang. Yang berarti
bahwa dominansi apikal masih berpengaruh kuat sepanjang batang atau cabang yang tidak diberi
perlakukan girdling dan tanaman control. Jaringan tumbuhan mengandung lebih dari satu macam
hormon, hormon-hormon tersebut mungkin mempunyai efek yang sama atau tidak sama. Efek
hormon tersebut bisa komulatif, sinergis atau antagonis. Keseimbangan di antara hormon
tersebut penting untuk perkembangan tumbuhan yang normal. Pengaruh fitohormon yang sama
dapat berbeda pada tanaman yang berbeda, pada musim yang berbeda, juga tergantung pada
interaksi dengan metabolit yang lain dan sensitifitas jaringan terhadap fitohormon yang
bersangkutan (Lyndon 1990 ; Devies, 1995).
Peristiwa dominansi apikal berkaitan dengan peranan berbagai jenis hormon dan interaksi
antara hormon–hormon tersebut. Heddy (1989), berpendapat bahwa auksin, sitokinin, etilen dan
ABA perperan dalam peristiwa dominansi apikal ini. Khrishnamoorthy, 1981; Taiz dan Zeiger,
1998 dan Hopkins, 1995 menerangkan fenomena ini dengan teori keseimbangan hormon auksin
dengan sitokinin (direct theory of auksin). Auksin disintesis pada bagian tanaman yang sedang
aktif mengalami pertumbuhan antara lain di bagian apikal batang. Secara basipetal, auksin
tersebut ditransport ke bagian bawah secara terus menerus sehingga konsentrasi auksin pada
bagian nodus (ketiak daun) cukup tinggi. Konsentrasi auksin yang cukup tinggi ini akan
menghambat aktifitas enzim isopentenil transferase yang merupakan katalisator pembentukan
sitokinin, sehingga sintesis sitokinin dihambat. Keseimbangan konsentrasi sitokinin yang rendah
dan auksin yang tinggi ini akan menghambat diferansiasi sel pada nodus untuk membentuk
primordia cabang. Selain itu, konsentrasi IAA yang tinggi dan terhambatnya aktifitas enzim
isopentenil transferase di nodus secara tidak langsung akan berakibat memacu sintesis ABA yang
akan menghambat pertumbuhan cabang lateral.
Batang yang diberi perlakuan, dua cabang lateral tidak tumbuh dibawah girdl setelah 2
bulan perlakuan. Hal ini disebabkan karena pada saat itu pengaruh dominansi apikal pada dua
nodus dibawah perlakuan girdl masih ada. Girdl menyebabkan terhambatnya transport auksin
dari meristem apikal ke bawah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hoad (1995), bahwa transport
auksin melalui floem, sedang menurut Salisbury dan Ross (1991) transport auksin melalui sel-sel
parenkim yang mengelilingi floem. Menurut direct theory of auksin, hal ini kemudian akan
menyebabkan konsentrasi auksin di bagian nodus yang berada di bawah apikal batang makin
lama makin berkurang. Rendahnya konsentrasi auksin pada nodus ini akan memacu aktfiitas
enzim isopentenil transferase yang merupakan katalisator pada sintesis sitokinin, sehingga
sintesis sitokinin dipacu (Sato dan Mori, 2001).
Keseimbangan konsentrasi sitokinin tinggi dan auksin rendah ini akan memacu terjadinya
pembelahan dan diferensiasi sel pada nodus untuk membentuk primordia cabang lateral. Lebih
lanjut Khrishnamoorthy (1981), bahwa pada peristiwa pematahan dominansi apikal seperti pada
perlakuan girdling ini sitokinin berpengaruh memacu diferensiasi berkas pengangkut pada
primordial cabang, sehingga memfasilitasi transport air dan nutrisi dari batang ke primordium
dan memacu pembentukan cabang lateral. Selanjutnya primordium cabang yang baru terbentuk
ini karena merupakan jaringan meristem, maka kemudian akan mensintesis auksin sendiri untuk
pertumbuhannya menjadi cabang atau untuk pertumbuhan cabang itu sendiri. Meskipun
perlakuan girdling selain menghambat transport auksin juga menghambat transport fotosintat
dari daun yang ada di atas girdl sebagai source ke bawah girdl, tetapi terjadi pembentukan dan
pertumbuhan cabang lateral. Kondisi ini disebabkan karena pada perlakuan girdling ini
ketersediaan hara tercukupi dengan dilakukannya pemupukan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Wareing dan Phillips (1981), yang menyatakan bahwa terhambatnya pertumbuhan cabang lateral
menurut “Nutrtive Diversion Theory “disebabkan nutrisi lebih banyak ditransport ke apikal
batang dibanding ke tunas lateral hanya berlaku pada kondisi defisiensi hara, sedang pada
kondisi hara tercukupi kekurangan nutrisi pada nodus tidak menghambat pembentukan cabang
lateral.
Heddy (1989), menyatakan pengaruh fisiologi auksin pada tumbuhan meliputi:
1. Pemanjangan sel
Pada koleoptil batang, jika terdapat jumlah auksin yang optimal dapat mempengaruhi
pemanjangan sel.
2. Tunas ketiak
IAA yang telah dibentuk di meristem apikal ditransport ke bagiab bawah tumbuhan dapat
menghambat pekembangan tunas ketiak. Namun bila meristem apikal dipotong maka akan
meningkatkan perkembangan tunas lateral.
3. Absisi daun
Daun dapat terpisah dengan batang bila sel pada absisi daun mengalami perubahan kimia dan
fisik
4. Aktifitas cambium
Auksin merangsang pembelahan sel cambium
5. Tumbuh akar
IAA dapat menghambat pemanjangan akar bila tidak dalam keadaan optimal.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dominansi Apikal 


Faktor Fisik
• Cahaya
• Suhu
• Gravitasi
Faktor Kimia
• Karbondioksida
• Oligosakarida
• Protein
• Senyawa anorganik
• Hormon (ABA, Giberelin, Sitokinin, Auksi dan Etilen

Anda mungkin juga menyukai