METODE TEKNOMETRIK
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai
Derajat Sarjana
Oleh:
Latif Khoirul Umam
1400019045
i
ANALISIS PENGUKURAN TEKNOLOGI DENGAN
METODE TEKNOMETRIK
1400019045
Dosen Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
PERSEMBAHAN
karya ini kupersembahkan kepada seluruh orang yang berarti dalam hidup ini,
memberikan kasih sayang dan bimbingannya dari awal sampai akhir nanti.
Ibunda Undariyah
Ayahanda Yulianto
Yogyakarta
iv
MOTTO
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Tugas Akhir ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, bantuan, dan dukungan
yang tidak ternilai dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
1. Ibu dan Bapak tercinta, beserta adikku dan seluruh keluarga yang selalu
maupun materil.
2. Bapak Sunardi, S.T., M.T., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
3. Ibu Utaminingsih Linarti, S.T., M.T. Selaku Ketua Program Studi Teknik
ini.
vi
4. Ibu Choirul Bariyah, S.T., M.T., Selaku dosen pembimbing akademik yang
6. Bapak Sarjana selaku ketua Kepengurusan Desa Wisata Dewi Pule Pulesari.
7. Bapak Purnomo selaku ketua Kepengurusan Desa Wisata Dewi Kadjar Kelor.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu - persatu yang telah
Semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan akan mendapat
balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini
tidaklah sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari semua pihak. Semoga
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
PERSEMBAHAN .................................................................................................. iv
MOTTO ..................................................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
ABSTRAK ............................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................12
C. Batasan Masalah.........................................................................................12
D. Rumusan Masalah ......................................................................................13
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................13
F. Manfaat Penenlitian ....................................................................................13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................................15
B. Landasan Teori ...........................................................................................19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian .........................................................................................30
B. Metode Pengumpulan Data ........................................................................30
C. Data yang Diperlukan ................................................................................32
D. Tahapan Penelitian .....................................................................................33
E. Diagram Aliran Penelitian ..........................................................................35
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
A. Pengumpulan Data .....................................................................................37
viii
B. Pengolahan Data.........................................................................................40
C. Analisis dan Pembahasan ...........................................................................55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................59
B. Saran ...........................................................................................................59
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil Klasifikasi Desa Wisata Kabupaten Sleman 2018 .........................4
Tabel 1.2 Hasil Klasifikasi Desa Wisata Kecamatan Turi 2018 ..............................4
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian.........................................................................18
Tabel 2.2 Posisi Strategi Bisnis ..............................................................................28
Tabel 4.1 Nilai Estimasi Derajat Kecanggihan Komponen Teknologi ..................42
Tabel 4.2 Hasil Scoring Masing-masing Desa wisata Technoware .......................43
Tabel 4.3 Hasil Scoring Masing-masing Desa wisata Humanware .......................43
Tabel 4.4 Hasil Scoring Masing-masing Desa wisata Inforware ...........................43
Tabel 4.5 Hasil Scoring Masing-masing Desa wisata Orgaware ..........................43
Tabel 4.6 Kontribusi Komponen Teknologi Desa wisata Pulesari ........................47
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan TCC Desa wisata Pulesari ........................................48
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan TCC Desa wisata Kelor ............................................48
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan TCC Desa wisata Pancoh .........................................49
Tabel 4.10 Penilaian Kualitatif Menurut Selang TCC ...........................................49
Tabel 4.11 Tingkat Teknologi ................................................................................49
Tabel 4.12 Jumlah Pengunjung Desa wisata Kabupaten Sleman Tahun 2017 ......51
Tabel 4.13 Perhitungan Posisi Bisnis Setiap Desa wisata......................................53
x
DAFTAR GAMBAR
xi
ANALISIS PENGUKURAN TEKNOLOGI DENGAN METODE
TEKNOMETRIK
(Studi Kasus Di Desa Wisata Mandiri Kecamatan Turi, Sleman, Yogyakarta)
ABSTRAK
Desa wisata menjadi salah satu destinasi alternatif yang diminati masyarakat
perkotaan, bahkan wisatawan mancanegara dan juga para siswa, sebagai bagian dari
edukasi pengenalan, pelestarian alam dan lingkungannya. Berdasarkan hasil observasi
didapatkan beberapa masalah yang mempengaruhi pertumbuhan desa wisata, diantaranya
pelayanan, sumber daya manusia, dan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kontribusi komponen teknologi dan posisi bisnis yang ada pada desa wisata
kategori mandiri di Kecamatan Turi.
Penelitian ini menggunakan metode teknometrik untuk menginvestigasi empat
elemen teknologi yaitu Technoware, humanware, orgaware dan inforware yang saling
berintegrasi dalam proses transformasi, Hasil penjumlahan keempat elemen tersebut
adalah nilai Technology Contribution Coefficient (TCC) yang merupakan tingkatan
penerapan aspek teknologi. Hasil perhitungan TCC digunakan untuk menentukan posisi
strategi bisnis pada masing-masing desa wisata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen komponen Technoware merupakan
komponen yang cenderung memberi kontribusi yang sama pada ketiga desa wisata.
Komponen Humanware dan Inforware sama-sama cukup memberikan kontribusi pada
setiap desa wisata, sedangkan komponen Orgaware yang memberikan nilai kontribusi
rendah pada Desa Wisata Kelor dan Pancoh, Desa Wisata Pulesari komponen orgaware
tergolong tinggi. Nilai TCCS Desa Wisata Pulesari memiliki nilai paling tinggi sebesar
0,79, sedangkan Desa Wisata Kelor dan Pancoh memiliki nilai TCC yang sama sebesar
0,72. Posisi strategi bisnis Desa Wisata Pulesari berada level tinggi dengan posisi Star,
Desa Wisata Kelor dan Pancoh pada posisi Question Marks.
Kata kunci : Desa wisata, Teknometrik,TCC, Pariwisata.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan biaya yang tidak sedikit. Masyarakat maupun kalangan industri dan
perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, dorongan orang untuk melakukan
tempat tujuan wisata yang sangat menarik di pulau Jawa, daerah tersebut
memiliki potensi wisata yang besar dan mempunyai ciri khas tersendiri,
pertanian, wisata bahari, wisata cagar alam, wisata belanja, wisata religi dan
wisata olahraga, dan semuanya juga mempunyai atraksi wisata yang berbeda.
Salah satu tempat yang mempunyai daya tarik wisatawan domestik maupun
1
2
kawasan Turi dan sekitarnya sebagai kawasan wisata alam dan wisata agro”.
untuk hidup di desa dan diukur dari jumlah wisatawan yang menginap.
Wisata desa menunjukkan atraksi dan diukur dari wisatawan yang berkunjung.
(Disbudpar, 2015).
Saat ini desa wisata menjadi salah satu destinasi alternatif yang diminati
Berkunjung ke desa wisata tidak hanya sekedar refresing, tetapi juga belajar
memiliki beragam potensi, mulai dari potensi alam, budaya, pertanian hingga
pada tahun 2018 meningkat menjadi 47 desa wisata (Disbudpar, 2015 &
Kabupaten Sleman.
Jumlah desa wisata di Kabupaten Sleman Tahun 2018 ada sekitar 47 desa
wisata yang diklasifikasikan menjadi 4 yaitu, desa wisata rintisan, desa wisata
tumbuh, desa wisata berkembang, dan desa wisata mandiri (Disbudpar, 2018).
dan Pariwisata Kabupaten Sleman. Hasil klasifikasi desa wisata dapat dilihat
Desa wisata kawasan Turi memiliki 17 desa wisata yang terdiri dari 3
desa wisata rintisan, 6 desa wisata Tumbuh, 5 desa wisata berkembang dan 3
desa wisata mandiri. Tabel 1.2 merupakan pengklasifikasi desa wisata daerah
Kecamatan Turi.
4
Tabel 1.1 Hasil Klasifikasi Desa Wisata Kabupaten Sleman Tahun 2018
Kelas Nama Desa
Desa Wisata Rintisan Wringin, Bromonilan, Tlatar, Bulak Salak, Kali
Opak, Kampung Satwa, Rejodadi, Plosokuning,
Sambirejo, Parakan Kulon, Selomartani
Desa Wisata Tumbuh Ledok Nongko, Ketingan, Malangan,
Nganggring, Temon, West Lagoon, Plempoh,
Ngembesan, Gamol, Karang Tanjung, Beteng,
Kali Klegung, Sempu, Dukuh Sempor
Desa Wisata Berkembang Tunggul Arum, Bokesan, Gabugan, Tanjung,
Jethak II, Nawung, Garongan, Brajan, Dukuh,
Sangurejo, Pulewulung
Desa Wisata Mandiri Brayut, Grogol, Pentingsari, R.Domes,
Gamplong, Sukunan, Kadisobo II, Blue lagoon,
Pulesari, Kelor, Pancoh
Sumber: Disbudpar, 2018
Tabel 1.2 Hasil Klasifikasi Desa Wisata Kecamatan Turi Tahun 2018
Kelas Nama Desa
Desa Wisata Rintisan Tlatar, Rejodadi, Plosokuning
Desa Wisata Tumbuh Ledok Nongko, Nganggring,
Ngembesan, Kali Klegung, Sempu,
Dukuh Sempor
Desa Wisata Berkembang Tunggul Arum, Gabugan, Garongan,
Sangurejo, Pulewulung
Desa Wisata Mandiri Pulesari, Kelor, Pancoh
Sumber: Disbudpar, 2018
pelaksanannya.
Desa wisata mandiri di Kecamatan Turi ada tiga yaitu Pulesari, Kelor,
Pancoh. Desa wisata yang ada di Kecamatan Turi berhasil banyak menarik
orang dan jumlah pengunjung Desa wisata Pancoh sebanyak 7331 orang.
pedesaan lereng merapi yang terkenal dengan ciri khas salak pondoh,
Desa wisata ini merupakan desa wisata yang berdiri sendiri yang berawal dari
potensi wilayah yang perlu dilestarikan dan dikembangkan, maka dari itu
yang dimiliki Desa Pulesari adalah lingkungan yang masih alami, kesenian
sebuah esensi dari pada kawasan pedesaan. Budaya tradisi merupakan wujud
dari desa yang selalu melestarikan nilai-nilai budaya yang ada dimasyarakat
agar tidak punah ditelan zaman. Desa wisata ini bertujuan untuk
memberdayakan SDM dan SDA yang ada, agar eksistensi desa wisata ini
6
dapat dikenal dan diakui oleh masyarakat luas. Desa wisata ini diharapkan
menikmati suasana pedesaan yang ada diwilayah ini. Berkat kerja keras
masyarakat pada tahun 2018 desa wisata Pulesari berhasil menjuarai Festival
Sleman (desawisatapulesari.wordpress.com).
didukung dengan potensi wisata yang ada di desa ini maka warga merintis
desa ini sebagai desa wisata. Mengutamakan sejarah desa, wisata ini
dibangun bergotong- royong oleh semua warganya. Desa wisata Kelor yang
terletak di dusun Kelor, Bangunkerto, Turi, Sleman ini adalah salah satu desa
wisata yang terkenal dengan rumah joglo dan sungai bedog yang mampu
dikelilingi oleh kebun salak pondoh yang menjadikan daya tarik desa wisata
ini. Wahana (river tracking) menyusuri sungai bedog ini mampu menyatukan
pengunjung dengan alam. Desa ini pun mempunyai sejarah dimana desa ini
terbuat dari kayu jati tersebut mampu menunjukkan nilai sejarah arsitektur
jawa. Sejarah yang terekam disetiap sudut bangunan rumah joglo kini
7
dikemas menjadi identitas desa wisata sejarah yang berada di Dusun Kelor
(wisataalamturi.blogspot.com).
masyarakat berupa sampah alami maupun sampah rumah tangga, maka dari
daerah Turi kala itu, juga membuat warga berinisiatif mengembangkan desa
mereka menjadi desa wisata. Pada tahun 2012 Dusun Pancoh resmi menjadi
destinasi favorit di Turi. Terbukti pada tahun 2016 dan 2017 Desa Ekowisata
Pancoh berhasil meraih gelar juara dalam Festival desa wisata Kabupaten
Pancoh menjadi desa wisata kategori mandiri pada tahun 2018. Ekowisata
Pancoh terletak di Dusun Pancoh, Girikerto, Turi, Sleman adalah Desa wisata
(travel.dream.co.id)
8
masyarakat sesuai dengan slogan desa wisata itu sendiri “Dari Masyarakat
Untuk Masyarakat” maka dari itu sumber daya manusia sangat berperan
baru merintis wisata agar apa yang mereka kembangkan dapat berjalan
dengan baik.
Kulon Progo akan mulai beroperasi untuk melayani penerbangan luar negeri
membuat objek wisata buatan misalnya taman bunga, kebun binatang dan
sudah ada di Kulon Progo secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat
kunjungan wisata yaitu jarak tempuh, kesamaan jenis objek wisata dan biaya.
objek wisata yang terdekat daripada ke objek wisata di Sleman. Faktor lain
yang menjadi pertimbangan adalah atraksi suatu objek wisata, jika objek
wisata Kulon Progo memberikan atraksi yang hampir sama dengan yang
wisata khususnya desa wisata adalah pelestarian alam yang masih asli dan
peran penting dari Sumber Daya Manusia (SDM). Ketika sebuah desa sudah
menjadi desa wisata, maka masyarakat sekitar desa wisata tersebut juga harus
agar perusahaan dapat terus berjalan, sama seperti pariwisata bila tidak
berinovasi maka akan vakum atau mati. Desa wisata dapat vakum karena
tersebut bahwa faktor terpenting dari desa wisata adalah pengelola desa
yang lebih fleksibel, jadi semua anggota pengelola harus paham dan mengerti
dengan dilakukan penelitian ini dapat memberikan solusi terbaik bagi industri
dan Pancoh. Maka dari itu penulis mengajukan judul : “Analisis Pengukuran
12
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
orgaware.
D. Rumusan Masalah
2. Posisi dimensi strategi bisnis apa yang ada pada masing-masing desa
wisata?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu untuk
F. Manfaat Penelitian
masing, yang mana manfaat tersebut dapat menjadi bahan acuan yang dapat
1. Pemerintah
Sleman.
2. Peneliti
pariwisata.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Landasan atau acuan berupa teori dan temuan yang didapatkan dari
dari penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Mulai dari
metode yang digunakan, masalah yang ditemukan dan hasil pada penelitian
1. Hadi (2010)
15
16
2. Myrza (2011)
yaitu SPH dapat terus melanjutkan proses bisnis yang dilakukan dengan
3. Pujianto (2017)
untuk mengetahui posisi bisnis objek yang diteliti yang belum dilakukan
B. Landasan Teori
1. Pengertian Teknologi
kemampuan yang tertanam dalam diri manusia, lembaga dan ilmu (body
technology).
komponen teknologi.
infrastructure).
proses transformasi.
1 t
ST ( )
10 k (1)
( )
1 h
SH
10 k (2)
1 i
SI ( )
10 k (3)
( )
1o
SO
10 k (4)
23
diperoleh dari batasan derajat kecanggihan dan rating State of the art
memalui persamaan :
3. Konsep Teknometrik
4. Strategi Teknologi
2008).
STRATEGI INTUISI
Misi Perusahaan Sebagai
Entitas (Basic Character &
Purpose)
STRATEGI KORPORASI
Tujuan dan Sasaran
STRATEGI FUNGSIONAL
(Produksi, Pemasaran,
SDM)
mencapai tujuan.
(Sedarmayanti, 2014).
perusahaan:
image.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Turi Sleman Yogyakarta. Adapun desa wisata mandiri yang dimaksud adalah
1. Kuesioner
tahapan yang harus lolos uji sebelum sampai pada tahapan akhir
30
31
2. Observasi
3. Studi Pustaka
Jenis data pada penelitian ini ada 2 yaitu data primer dan data sekunder :
1. Data Primer
2. Data Sekunder
D. Tahapan Penelitian
1. Tahapan Persiapan
a. Indentifikasi masalah
b. Perumusan masalah
c. Tujuan
masalah.
d. Studi Pustaka
diangkat.
e. Observasi langsung
keadaan yang ada, meliputi keadaan yang ada dalam desa wisata
elemen yang ada dalam nya serta hal-hal yang terkait mengenai desa
wisata ini.
3. Pengolahan Data
a. Kesimpulan
b. Saran
Diagram alir penelitian ini betujuan menjelaskan alur dari penelitian yang
Mulai
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data
Penentuan kontribusi
komponen teknologi
Perhitungan TCC
Selesai
A. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan
1. Data Sekunder
pelayanan dan jasa dari wisata tersebut yang handal serta pemasaran
yang terus aktif dan inovatif menurut Pitana dan Gaytri (dalam
Fitriana, 2017).
37
38
Sleman Yogyakarta
Sleman Yogyakarta
2. Data Primer
a. Kuesioner
harus lolos uji sebelum sampai pada tahapan akhir dimana kuesioner
B. Pengolahan Data
Berikut pengumpulan data secara detail tiap langkah dari analisa Desa
mengetahui batas atas dan batas bawah dari perbandingan mesin atau
dari suatu fasilitas desa wisata. Pada Technoware dapat dilihat dari
b. Menentukan batas atas (UT) dan batas bawah (LT) dari derajat
responden dengan tabel atau range yang telah dibuat oleh peneliti.
42
Sebelum masuk dalam perhitungan state of the art, langkah awal yan
harus dipenuhi terlebih dahulu adalah menilai semua desa wisata dari
Technoware 3 4 3 3 2 3
Humanware 3 7 3 6 3 6
Inforware 3 7 3 6 2 5
Orgaware 3 7 3 5 3 5
Pulesari 10 10 10 30 1 0,44
1 2 3 4 5 6 7 8 Total SOTA N.
(ST) Kontribusi
Pulesari 10 10 10 10 10 10 60 1 0,78
44
Pulesari 10 10 10 10 10 10 10 70 1 0,78
Kelor 10 10 10 10 10 10 10 70 1 0,56
Pancoh 10 10 10 10 10 10 10 70 1 0,56
1 t 1 30
ST ( ) ST ( ) 1
10 k maka 10 3
1 h 1 65
SH ( ) SH ( ) 0,81
10 k maka 10 8
1 i 1 60
SI ( ) SI ( ) 1
10 k maka 10 6
1 o 1 70
SO ( ) SO ( ) 1
10 k maka 10 7
yaitu data batas atas ( Ut ) dan batas bawah ( Li ) dari tiap komponen
I 1/ 9LI SI UI LI maka I 1/ 93 17 3 0,78
O 1/ 9LO SOUO LO maka O 1/ 93 17 3 0,78
Secara jelas dan terperinci berikut dapat dilihat dalam tabel 4.6
diteliti.
secara lebih jelas gambaran kontribusi dari tiap-tiap desa wisata yang
akhirnya kita dapat melihat desa wisata satu dengan desa wisata lain
Inforware 3 7 1 0,81
Orgaware 3 7 1 0,77
48
Coefficient (TCC).
TCC T * H * I *O
TCC 0,79
diteliti adalah dengan cara yang sama. Secara lengkap nilai TCC dari
dan 4.9.
49
teknologi, potensi pertumbuhan bisnis dan posisi pasar setiap desa wisata.
pariwisata DIY).
52
Tabel 4.12 Jumlah Pengunjung Desa wisata Kabupaten Sleman Tahun 2017
Desa wisata Jumlah Pengunjung Tahun
2017
Pulesari 63.974
Kelor 18.627
Pancoh 7.331
Desa wisata lain 117.002
Total 206.934
Sumber: Buku Statistik Kepariwisataan DIY Tahun 2017
Gambar 4.6 Grafik Jumlah Pengunjung Desa wisata Di Kabupaten Sleman Tahun 2017
Sumber: Buku Statistik Kepariwisataan DIY Tahun 2017
berbagai kelas. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa desa wisata
44% pengunjung desa wisata di Sleman berasal dari Desa wisata Pulesari,
Kelor, dan Pancoh dan 56% pengunjung berasal dari desa wisata lain.
53
posisi pasar yang tinggi. Desa wisata Kelor dan Pancoh memiliki jumlah
posisi.
C. Pembahasan
0,90 dan 0,89. Desa wisata Pulesari dan Desa wisata Kelor yang tertinggi
(Lihat tabel 4.7,4.8 dan 4.9). Nilai kontribusi technoware bernilai tidak
diterapkan bisa dibilang sama atau hampir semuanya sama baik dari segi alat
yang digunakan.
Dari tabel 4.7,4.8 dan 4.9 dapat dilihat juga bahwa komponen
Nilai humanware dari tiap-tiap desa wisata yang diteliti bernilai masing-
masing 0,90;0,85 dan 0,85. Komponen humanware pada Desa wisata Pulesari
bernilai paling tinggi dibanding desa wisata lain. Nilai humanware lumayan
Nilai inforware dari tiap-tiap desa wisata yang diperoleh dari hasil
pengolahan data adalah 0,93;0,88 dan 0,84. Nilai tertinggi dimiliki oleh Desa
wisata Pulesari sedangkan nilai paling rendah dimiliki oleh Desa wisata
komponen lain kecuali Desa wisata Pulesari yang memiliki nilai komponen
Pancoh.
komponen (lihat tabel 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.7, 4.8, dan 4.9), maka Desa wisata
Pulesari yang paling menonjol dibanding dengan Desa wisata Kelor dan Desa
wisata Pancoh.
artinya komponen teknologi terbaik di dunia akan bernilai 1. Dari tabel 4.2,
peran dalam setiap desa wisata. Komponen technoware memiliki peran tinggi
dalam pengelolaan desa wisata ditunjukkan dengan nilai yang tidak berbeda
jauh.
58
Hasil akhir yang berupa nilai TCC pada tabel 4.7,4.8 dan 4.9
mempunyai nilai TCC besar yaitu bernilai 0,79. Nilai tersebut bisa dibilang
sangat baik, karena nilai TCC menunjukkan kontribusi bersama dari keempat
komponen teknologi.
Untuk posisi bisnis Desa wisata Pulesari memiliki posisi bisnis dilevel
tinggi karena potensi pertumbuhan bisnis tinggi, posisi pasar kuat dan posisi
teknologi kuat maka posisi bisnis Desa wisata Pulesari bersifat STAR.
tinggi, posisi pasar lemah dan posisi teknologi kuat maka posisi bisnis Desa
dilakukan adalah kemitraan dengan desa wisata yang memiliki posisi pasar
kuat, tetapi lemah dalam teknologi, atau menjual keahlian (know how) ke
pertumbuhan pasar tinggi, posisi pasar lemah dan posisi teknologi kuat maka
teknologi yang harus dilakukan adalah kemitraan dengan desa wisata yang
memiliki posisi pasar kuat, tetapi lemah dalam teknologi, atau menjual
A. Kesimpulan
1. Dari desa wisata yang diteliti dapat diperoleh nilai koefisien kontribusi
sebesar 0,79 , Desa wisata Kelor sebesar 0,72 dan Desa wisata Pancoh
sebesar 0,72.
pertumbuhan bisnis tinggi, posisi pasar kuat dan posisi teknologi kuat.
pertumbuhan pasar tinggi, posisi pasar lemah dan posisi teknologi kuat.
pertumbuhan pasar tinggi, posisi pasar lemah dan posisi teknologi kuat.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian yang dapat
59
60
peralatan secara periodik terutama untuk Desa wisata Kelor dan Pancoh.
desa wisata.
5. Posisi bisnis Desa wisata Pulesari bersifat STAR. Strategi teknologi yang
6. Posisi bisnis Desa wisata Kelor dan Pancoh sama memiliki potensi
pertumbuhan pasar tinggi, posisi pasar lemah dan posisi teknologi kuat
62
63
http://wisataalamturi.blogspot.com/2015/01/desa-wisata-kelor-persinggahan-terba
ik.html diakses pada tanggal (30 Desember 2018-13:23)
http://jogja.tribunnews.com/2017/11/14/kampung-dan-desa-wisata-didorong-tingk
atkan-kunjungan-wisatawan-di-diy diakses pada tanggal (24 Mei 2019
pukul 21:28)
Hutami, Mandasari Wahyu. 2007. Skripsi. Analisis Pengaruh Komponen
Teknologi (Technoware, Humanware, Inforware, dan Orgaware) guna
Meningkatkan Daya Saing Industri Kecil. Yogyakarta : Universitas Ahmad
Dahlan (UAD) Yogyakarta.
Myrza, A.M (2011). Jurnal. Analisis Kandungan Teknologi dengan Pendekatan
Teknometrik dan metode Analytic Network Process (ANP) pada Surabaya
Plaza Hotel. Jurusan Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS) Surabaya.
Nazaruddin. (2008). Manajemen Teknologi, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Novanda, Tigo Nanda. 2014. Jurnal. Pengukuran Aspek Teknologi Pada Industri
Kreatif kerajinan Sangkar Burung dengan Pendekatan Teknometrik. Jurusan
Teknik Industri. Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Solo.
Pradana, Aditya Hadi. 2010. Jurnal. Analisis Kandungan Teknologi sentra
Industri Kerajinan Kuningan dengan Pendekatan Teknometrik untuk
Penyusunan Prioritas pembinaan Kabupaten Mojokerto. Jurusan Teknik
Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Pujianto, Totok. (2017). Jurnal. Penilaian Kontribusi Komponen Teknologi dalam
Aktivitas Produksi di PT Z Menggunakan Metode Teknometrik.
Department of Agro-industrial Technology, Faculty of Agro-industrial
Technology, Padjadjaran University.
Sedarmayanti. (2014). Manajemen Strategi, Edisi Pertama. Bandung: PT Refika
Aditama.
Wiraatmaja, I. W., & Ma’ruf, A. (2004). The Assesment of Technology in
Supporting Indusrty Located at Tegal Industrial Park. In Marine
Transportation Engineering Seminar. Osaka:Osaka University.