Anda di halaman 1dari 146

AKU SEORANG

PEMIMPIN
MASA DEPAN
SebUah Antologi

Karya
Sandra LUckytari JUdiStira, Dkk.
(SD AVICENNA CINERE)
Penulis:
Sandra Luckytari Judistira, dkk.

Judul:
Aku Seorang Pemimpin Masa Depan

Penerbit: #Komentar
Jalan Ciptayasa Pontang,
Kp. Pasar Sore, Ds. Singarajan, RT 004 RW 001,
Kec. Pontang, Kab. Serang, Provinsi Banten (42192)
Kontak: 087771480255
E-mail: komentar090616@yahoo.com

Cetakan Pertama, Januari 2021

ISBN: 978-623-7630-56-2

Editor: Atih Rismawati


Penyunting: Siti Bagja
Penata Letak: Atih Rismawati
Desain Sampul: Indra Virsa P.

viii + 136 hlm. ; 13 cm x 19 cm

Sanksi Pelanggaran Pasal 72


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta

(1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 43 ayat (1) dan
ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1
(satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000 (satu juta
rupiah) atau pidana paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp5.000.000.000 (lima miliar rupiah).
(2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang
hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) dan/atau
denda paling banyak Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah).

ii
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat


Allah Swt. karena berkat rahmat dan
anugerah-Nya buku antologi ini bisa hadir
dan sampai kepada para pembaca sekalian.
Buku “Aku Seorang Pemimpin Masa Depan”
ini merupakan goresan pena siswa-siswi SD
Avicenna Cinere yang menjadi juara pada
aneka lomba perayaan Bulan Bahasa SD
Avicenna Cinere 2020. Karya mereka
berhasil mencuri perhatian para juri.
Oleh karena itu, karya-karya yang
dimuat sangat beragam: ada menulis halus,
puisi, cerpen, pantun, dan cerita bergambar.
Meski begitu, semangat setiap karya tetap
satu, setiap orang adalah pemimpin.
Semangat itu menjelma dalam karya yang
sesuai dengan umurnya.
Tujuan penerbitan buku ini yaitu anak-
anak yang juara memiliki kenangan baik

iii
bahwa di usia muda mereka sudah punya
karya yang nyata dan anak-anak yang
karyanya belum dimuat juga lebih semangat
dalam meningkatkan kemampuan di bidang
bahasa dan sastra Indonesia. Akhirnya,
semoga karya kecil ini dapat bermanfaat dan
menjadi pemicu anak-anak SD Avicenna
Cinere untuk terus berkarya di sepanjang
hidupnya.

Jabat erat,
Ketua Pelaksana Bulan Bahasa

Siti Bagja Muawanah, S.Pd.

iv
DAFTAR ISI

Kata Pengantar iii


Daftar isi v

Menulis Halus 1

Puisi 15
❖ Semangat Seorang Pemimpin 17
Karya : Sandra Luckytari Judistira

❖ Aku Sang Pemimpin Masa Depan 20


Karya : Bara Raharsya Geraldi D.

❖ Hobiku Menyusun dan Merakit 22


Karya : M. Zhofar Kayyasah

❖ Cermin Diriku 24
Karya : Lucretia Editha Mulya

❖ Semangat Belajar 26
Karya : Adam Bariq Faeyza

❖ Semoga Terwujud 28
Karya : Tisha Aliqa Putri

v
Pantun 31
Cerita Bergambar 47

Cerpen 63
❖ Kerja Bakti 65
Karya : Achmad Fathan Althaf

❖ Didi dan Naga Api 67


Karya : Alfatih Ilhami Pasha

❖ Emyr 75
Karya : Alline Apriliana Mardian

❖ Liburan 77
Karya : Altaf Azka Aviantara

❖ Si Prajurit Baru 81
Karya : Andi Gamal Gibran

❖ Roblox 85
Karya : Ankaa Dakhsa Aldedharma

❖ Penyesalan Seorang Anak 87


Karya : Audrey Cordelia

❖ Keseharian di Sekolah 91
Karya : Farras Arkananta

vi
❖ Desa Seribu Kayu 95
Karya : Ghaniyah Arsy Gustiana

❖ Main HP 107
Karya : Janeeta Ghina Baskoro

❖ Kucing dan Kambing 121


Karya : Karissa Putri Nareswari

❖ Indonesiaku 113
Karya : Muhammad Tama Nurrysio

❖ Gita dan Sheila 117


Karya : Naila Adinda Calista

❖ Liburan Keluarga 121


Karya : R. R. Pavita Vallya Wijanarko

❖ Nenek dan Robot 125


Karya : Tengku Iskandarsyah

❖ Misteri Hilangnya Ibu 129


Karya : Yoriza Davina Maharani

vii
viii
Menulis Halus

|1
|2
Karya :
Sultan Al khalifah Willy Ramaya
Kelas 1B

|3
|4
Karya :
Cattaleya Tsabita Wibowo
Kelas 1B

|5
|6
Karya :
Btari Jingga Maharani
Kelas 1B

|7
|8
Karya :
Kayla Nayyara Zaliandra Shazakky
Kelas 2A

|9
| 10
Karya :
Geysha Lumban Pambayun
Kelas 2A
| 11
| 12
Karya :
Kate Belicia
Kelas 2B

| 13
| 14
Puisi

| 15
| 16
Semangat Seorang Pemimpin
Karya : Sandra Luckytari Judistira
Kelas 3

Seorang pemimpin bersikap proaktif


Bersikap positif terhadap keadaan di
sekelilingnya
Positifnya diri seorang pemimpin akan
mempengaruhi masa depannya
Seorang pemimpin dapat menjadi
pengemudi bagi hidupnya

Seorang pemimpin tahu kemana ia akan


menuju
Dan mengapa mulai dengan tujuan akhir
Seorang pemimpin mendahulukan yang
utama
Dengan menentukan prioitas dan waktu

Seorang pemimpin berpikir menang-menang


Bukan saya dan kamu yang menang, tapi
kita semua menang !
| 17
Seorang pemimpin berusaha mengerti lebih
dulu, baru dimengerti
Mengerti keinginan orang lain, keinginannya
pun akan dimengerti

Seorang pemimpin mewujudkan sinergi


Saling mengisi dan melengkapi pebedaan
Seorang pemimpin mengasah gergaji
Dengan mengasah kemampuan dan
memperbaharui diri

Cinere, 24 Oktober 2020

| 18
| 19
| 20
Aku Sang Pemimpin
Masa Depan
Karya : Bara Raharsya Geraldi Dalimunthe
Kelas 3

Bangun pagi aku mandi sendiri


Bersiap pun tanpa dibantu
Ku ingin bisa selalu mandiri
Supaya bisa membanggakan Ayah dan Ibu

Di sekolah bersama kawan menghabiskan


waktu
Berkawan tanpa membeda-bedakan
Bekerja sama, bergembira selalu
Tak berselisih demi satu tujuan

Selalu bersinergi
Kebersamaan yang didahulukan
Karena aku ingin menjadi sang pemimpin
di masa depan

| 21
| 22
Hobiku Menyusun dan Merakit
Karya : Muhammad Zhofar Kayyasah
Kelas 3

Awali langkah dengan berdoá


Tidak lupa restu orang tua
Siapkan diri dan buatlah rencana
Karena banyak jalan menuju Roma

Imajinasiku berlarian tak menentu


Warna-warni yang menyatu
Kususun satu persatu
Yang kecil akan jadi sesuatu

Mulai dan terus merakit


Cita-cita setinggi langit
Seperti berjalan ke atas bukit
Ayo bangkit dan lewati masa-masa sulit

Tekun dan terus semangat


Mencari ilmu yang bermanfaat
Agar tercapai cita-cita hebat
Seluruh dunia akan melihat
Indonesia negara kuat

| 23
| 24
Cermin Diriku
Karya : Lucretia Editha Mulya
Kelas 4

Wahai cermin diriku


Melihat aku yang penuh rasa syukur
Tanpa keraguan yang berarti
Kulihat aku yang disiplin dan proaktif

Wahai cermin diriku


Kulihat aku yang penuh cita-cita
Angan yang tinggi penuh dedikasi
Kulihat aku yang berproses
Menjadi yang terbaik

Wahai cermin diriku


Kulihat aku yang tak kenal putus asa
Tak malu bertanya saat keraguan muncul
Kulihat aku yang selalu bersemangat

Wahai cermin diriku


Tetaplah jadi pengingatku
Tak kata aku mengagumimu
Agar tetap terjaga 7 kebiasaan

| 25
| 26
Semangat Belajar
Karya : Adam Bariq Faeyza
Kelas 4

Selalu semangat dalam belajar sampai


cita-cita tercapai
Berusahalah untuk selalu mendengar
nasihat
Karena dengan nasihat kita akan
berkembang

Berusahalah untuk mendahulukan


kewajiban
Baru setelah itu hak
Tiap anak punya kewajban dan
tanggung jawabnya masing-masing

Jadilah anak yang aktif


Yang selalu punya impian
Fokuslah pada tujuan akhir

Asahlah kemampuan agar nanti kita


menjadi orang yang hebat

| 27
| 28
Semoga Terwujud
Karya : Tisha Aliqa Putri
Kelas 4

Setiap hari
Kuhabiskan untuk belajar

Agar aku bertambah pintar


Agar terwujud keinginanku

Karena
Cita-citaku menjadi seorang pemimpin
Yang tentunya harus berilmu

Walau aku kadang malas belajar


Tapi hatiku selalu melawan

Walau kadang aku salah


Aku tetap belajar
Walau kadang aku putus asa
Aku tetap belajar
Agar terwujud cita-cita

| 29
| 30
Pantun

| 31
| 32
Pantun
Karya : Kevin Tristan Averroes
Kelas 5A

Melati kuntum tumbuh melata


Tumbuh di pohon cemara
Assalamualaikum mulanya kata
Saya sembah pembuka bicara

Buah mengkudu buah manggis


Kedua buah jatuh di parit
Mengapa mulut berkata manis
Kalau hati terasa pahit

Kalau hendak memilih kain


Pilih kain bertapak catur
Kalau hendak memilih pemimpin
Pilihlah pemimpin berakhlak jujur

Ke pasar membeli mentimun


Dimasukkan dalam peti
| 33
Kalau anda menjadi pemimpin
Janganlah anda korupsi

Pohon besar pohon trambesi


Ditanam orang dekat pusara
Jika pemimpin suka korupsi
Rakyat kecil makin sengsara

Kemuning di tengah balai


Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencukil duri

Musykil agama tanyalah aulia


Musykil nahu tanyalah bangsawan
Pemimpin sebangsa dianggap mulia
Bahasa budaya jadi basahan

Bangun dini hari segarkan badan


Sambut mentari songsong rejeki

| 34
Setiap diri adalah pemimpin
perubahan
Wajib berkreasi dan berinovasi

Siang hari makan buah duku


Buah duku dikasih Bu Rani
Terima kasih untuk guruku
Sudah tulus mengajari kami

Beli kelapa beli tebu


Batang bambu titiannya
Kepada Bapak kepada Ibu
Terima kasih untuk perhatiannya

Publik figur mainkan adegan


Untuk membuat film baru
Sebelum semua kita usaikan
Jawablah salam terakhirku

| 35
| 36
Pantun
Karya : Hadwan Ghaisan Hadi Nasution
Kelas 5A

Kupencet tombol on
Robotnya hidup hatiku kaget
Keinginanmu suka move on
Jangan lupa target

Nonton film ke Blok M


Pulangnya membeli cermin
Tidak ingin berantem
Solusinya think win win

Suka boros dari dulu


Buatku miskin
Kerjakan tugasmu dulu
Baru bermain

| 37
| 38
Pantun
Karya : Citta Garneta Adintya
Kelas 5A

Boleh saja berlalu lalang


Tapi harus taat peraturan
Boleh saja bersenang-senang
Tapi jangan lupa pendidikan

Rusa lari ke padang datar


Harimau datang tuk mengejar
Jika ingin tambah pintar
Tentu kita harus belajar

Pergi ke pasar membeli tikar


Tikar terbuat dari anyaman
Saya murid baru belajar
Kalau ada salah mohon dibetulkan

| 39
| 40
Pantun “Leader in Me”
Karya : Yoriza Davina Maharani
Kelas 6

Ke pasar pagi-pagi
Jangan lupa membeli berlian
Mari kita bersinergi
Karena bersama kita brilian

Mari berjalan ke hilir


Jangan lupa membawa pisang bakar
Mulailah dengan tujuan akhir
Agar selalu berada di jalan yang benar

Pagi-pagi minum jamu


Sambil melihat ayah ke ladang
Selalu latih keahlianmu
Agar selalu berkembang

Ke sekolah jangan lupa membawa tas


Jangan sampai kelupaan bahkan satu
barang
Dahulukan prioritas
Karena waktu adalah uang

| 41
| 42
Pantun
Karya : Nayshifa Assyafilia Azzahra
Kelas 6

Jadi leader saat pramuka


Memulai pelajaran dengan berdoa
Walau pulang dengan sepeda lama
Tetap semangat menggapai cita-cita

Pulang ke rumah pakai batik oren


Belajar leader in me sambil makan
Ingin bermain bersama teman
Lebih baik belajar dulu agar tidak dapat 78

Ketika rintik hujan mulai reda


Tampak warna pelangi di angkasa
Biar semangat selalu di dada
Berpikir positif tenangkan jiwa

| 43
| 44
Pantun Pemimpin
Karya : Malik Maulana Argi Putra
Kelas 6

Pagi-pagi minum kopi


Tiba-tiba bertemu Raditya
Tiap orang perlu mimpi
Dan punya cara meraihnya

Tiap hari ke sekolah sama Bagas


Kami ke sekolah bersenang-senang
Tiap orang punya prioritas
Dan berpikir untuk menang

Siang-siang makan cumi


Makan cumi di warung Bu Erin
Tiap orang harus memahami sebelum
dipahami
Dan bekerja sama dengan orang lain

| 45
| 46
Cerita Bergambar

| 47
| 48
Karya :
Natasya Hasan Az Zahra
Kelas 5A
| 49
| 50
Karya :
Reisha Najwa Lakisya
Kelas 5A
| 51
| 52
Karya :
AgassyaTatiana Rusnandar
Kelas 5B
| 53
| 54
| 55
| 56
Karya :
Alfatih Ilhami Pasha
Kelas 6
| 57
| 58
Karya :
Ankaa Dakhsa Aldedharma
Kelas 6
| 59
| 60
Karya :
Raden Roro Pavita Vallya Wijanarko
Kelas 6
| 61
| 62
Cerpen

| 63
| 64
Kerja Bakti
Karya : Achmad Fathan Althaf

Pada suatu hari Kompleks Vila

Cinere Hijau 2 melaksanakan kerja bakti.

Fathan, Ghani, Ian dan Farel ingin

mengikuti kerja bakti, tetapi Ghani sedang

ada acara di sekolahnya. Ghani pun

berangkat ke sekolahnya, Fathan, Ian dan

Farel menunggu Ghani.

Kerja bakti akan dimulai jam 08.30

WIB. Akhirnya Ghani pun pulang. Setelah

itu Fathan membagi tugas. Ghani menyapu

jalanan, Ian menyapu gaze o, Farel dan

Fathan membersihkan selokan.

| 65
Ghani dan Ian sudah menyelesaikan

tugas mereka, sedangkan Farel dan Fathan

belum selesai. Ghani dan Ian pun membantu

Fathan dan Farel. Fathan, Ghani, Ian dan

Farel tiba-tiba menemukan batu besar. Batu

itu sangat berat bagi anak-anak. Akhirnya

Fathan, Ghani, Ian dan Farel mengangkat

batu itu. Dan akhirnya batu itu terangkat.

Fathan, Ghani, Ian dan Farel semua

kecapekan. Akhirnya Pak RT mengutus

untuk istirahat sebentar sampai semua

tidak kelelahan.

Dan akhirnya kerja bakti pun selesai.

Warga Vila Cinere Hijau 2 senang melihat

kompleksnya bersih dan rapi, tidak ada

sampah lagi di selokan.

| 66
Didi dan Naga Api
Karya : Alfatih Ilhami Pasha

Pada suatu hari hiduplah sekawan

yang berani dan ksatria. Nama dari masing-

masing adalah Didi yaitu pemimpin dari

sekawan, kedua adalah Lulu dan satu lagi

adalah Joe. Mereka bertiga adalah pelawan

kejahatan di Kerajaan 5 Batu.

Suatu pagi ada sekeluarga yang

mengumumkan bahwa rumah mereka

dibakar oleh api naga.

“Didi! Didi!, kebakaran! Rumah kita

dibakar!” teriak Bapak Budi.

“Hah!? Sama siapa?” Didi bertanya.

| 67
“Dibakar Naga Api?”, panik Ibu

Maya.

“Bagaimana kalian bisa ke sini tanpa

kendaraan?” tanya Lulu.

“Saking kita panik, kita berlari dari

rumah sampai sini”, kata Andi sambil

menghela nafas.

“Kalau begitu, yuk teman-teman!

Mari!” kata Didi sambil bangun dari tempat

duduknya.

Perjalanan mereka penuh dengan

rintangan. Pertama mereka harus melewati

Hutan Desis, yaitu hutan yang penuh

dengan ular kobra. Yang kedua, mereka

harus menyeberang Jurang Jiwa, yaitu

jurang yang telah mengambil 1000 jiwa.

| 68
Terakhir mereka harus menanjaki Gunung

Hitam, yaitu gunung yang tinggi yang tidak

memiliki jalan setapak.

Mereka telah sampai ke Hutan

Desis.

“Hati-hati teman-teman! Awasi

sekeliling kalian!” kata Joe.

Tiba-tiba ada ular kobra yang

menyerang Didi.

“Awas Didi!” teriak Lulu. Dengan

cepatnya Didi memotong kepalanya dengan

pedangnya.

“Wah, hampir dilahap Kobra!” Didi

merasa lega. Mereka sekarang telah

melewati Hutan Desis.

| 69
Beberapa lama kemudian, mereka

sampai di Jurang Jiwa.

“Didi, Joe pelan-pelan, jembatan ini

bisa runtuh kapan saja...,” Lulu berbisik.

Setelah Joe melangkah 15 kali,

terdengar sebuah kayu yang retak.

“Eeehhh, Guys, suara apa itu?!” kata

Joe dengan setakut-takutnya. Ketika

melihat ke belakang, jembatan mulai rusak

dengan cepat.

“LARI…!” teriak semua. Mereka

berlari dengan cepat, mereka sampai ke sisi

jurang yang lain.

“Kalau saya tidak dengar itu, jurang

ini membunuh seribu tiga orang!” kata Joe.

| 70
Akhirnya mereka telah sampai ke

Gunung Hitam.

“Semoga ini diganjal oleh batu yang

sangat besar,” kata Didi sambil melempar

tali untuk menanjaki gunung. Tanpa

disadari, mereka telah mengganjalnya

dengan sebuah jamur.

Ketika setengah ketinggian gunung,

jamur itu tidak bisa menahan lagi, putuslah

tali itu.

“Huuaaaaaah!!!” semuanya teriak

panik. Tetapi belum sampai dataran tanah,

ada yang menarik talinya. Ternyata tali

ditarik sama Naga Api.

“Huuuaaaah! Heaaaaah!” suara Naga

Api seperti ingin mengeluarkan api.

| 71
“Berlindung!!!” teriak Didi.

“Haaachchuuuh!!” Naga Api bersin.

“Lah? Kenapa kamu tidak menge-

luarkan api ke kami?” kata Joe kebingungan.

“Saya sebenarnya adalah naga yang

baik, tapi banyak yang mengira saya jahat.

Perkenalkan, nama saya Toni”, kata Toni, si

Naga Api.

“Lalu mengapa kamu membakar

rumah keluarga Pak Budi?” tanya Lulu.

“Sebenarnya saya memiliki penyakit

flu, dan kadang-kadang saya bersin api, nah

itu sebabnya rumah Pak Budi bisa

terbakar,” jelas Toni.

“Ooooh, jadi begitu ceritanya...,”

kata mereka semua.


| 72
Kemudian Pak Budi muncul, tidak

tahu dari mana asalnya.

“Jadi bagaimana naganya? Rumahku?

Bagaimana? Wuuuaaaahh...!!! Naganya ada

di belakang kalian!!!” Pak Budi terkejut.

“Perkenalkan dia namanya Toni, dia

tidak sengaja menghancurkan rumah Pak

Budi,” kata Joe.

“Hai, maaf ya. Saya sedang flu,” kata

Toni.

“Mungkin saya salah paham, kukira

kamu jahat, ternyata kau sebenarnya naga

yang baik,” kata Pak Budi memaafkan.

“Ngomong-ngomong, Pak Budi kok

cepat ya sampai ke sininya?” tanya Lulu.

| 73
“Oh, di gunung ini ada sebuah

tangga, lalu Jurang Jiwa memiliki satu lagi

jembatan yang aman, dan di Hutan Desis

ada jalan setapak yang aman, yang sudah

lama saya buat. Maaf saya lupa mem-

beritahu kalian, hehehe,” jelas Pak Budi.

“APA??!!” teriak Didi dan kawan-

kawannya berbarengan.

Setelah kejadian itu, rumah Pak

Budi direnovasi, dan Naga Api tidak sakit

lagi. Dan mereka semua hidup senang

selamanya.

| 74
Emyr
Karya : Alline Apriliana Mardian

Kau adalah temanku, kita sudah


bersekolah di sini sejak kelas 1. Kau
mungkin berbeda dari yang lain, tetapi itu
yang membuatmu hebat.
Hari ini sedang ada masalah kesalah
pahaman. Tetapi aku yang salah bukan
kamu. Mungkin orang-orang berpikir aku
yang membuatmu sedih. Aku dijauhi orang
atas kesalahpahaman itu, tetapi aku tidak
peduli.
Aku hanya ingin kau bahagia. Bagiku
kau adalah pahlawan, pahlawan yang hebat!
Aku akan mencoba memahamimu lebih
dalam.
| 75
Kamu indah sesuai dengan yang
kamu punya. Kamu hebat, keren, lucu,
selalu menghibur, dan tak ada yang salah
dengan itu. Kadang kamu selalu menghibur
aku. Ingat saat kita kelas 2? Ada pentas
drama tentang Petani dan Domba, dan
kamu bermain sebagai domba. Aksimu
sungguh menggemaskan!
Emyr ingatlah satu hal. Kamu itu
indah. Aku senang mempunyai teman
sepertimu! Aku ingin memberitahumu, aku
sangat bodoh untuk tak melihat keindahan
dalam dirimu. Semoga kamu mau memaaf-
kanku atas segala perilakuku yang telah
menyakitimu.
Salam, dari temanmu, Alline.

| 76
Liburan
Karya : Altaf Anka Aviantara

Dahulu, saya pernah liburan bersama

keluarga besar saya. Kami pergi ke

Denpasar atau yang kalian tahu Bali.

Karena kami sudah lama di rumah

saja, kami sekeluarga memutuskan untuk

pulang kampung dan pergi jalan-jalan ke

luar negeri. Kami sekeluarga pulang

kampung karena sudah lama tidak bertemu

dengan nenek dan kakek dari ayah saya yang

berada di Surabaya. Jadi perjalanan

pertama adalah pergi ke Surabaya untuk

bertemu dengan kakek dan nenek saya.

| 77
Di Surabaya, kami menginap di hotel

yang sedikit jauh dari perkampungan rumah

kakek dan nenek saya. Di hotel, kami

menginap selama empat hari tiga malam,

dan di sana, saya dan anak dari adik ayah

saya bermain dan berenang.

Kemudian kami sekeluarga pergi ke

rumah kakek dan nenek dari ayah. Setelah

sampai di sana, nenek memasak sop iga yang

sangat enak dan gurih, saking enaknya

ditambah dengan perut yang lapar, saya

memakan sop iga hampir tiga piring besar.

Setelah dari rumah kakek dan nenek,

kami sekeluarga berlibur ke luar negeri.

Kami pergi ke Singapura, di sanalah

pertama kalinya saya naik kereta subway ,

kalau di Indonesia kita kenal dengan MRT


| 78
(Mass Rapid Transit/ Moda Raya Terpadu).

Di sana saya juga mencoba ice cream ala

Singapura, yaitu Ice Cream Uncle. Ice

cream-nya sangat unik karena terletak di


dalam roti.

Saat di Singapura, kami sekeluarga

pergi ke Universal Studio Singapura. Di

sana kami bermain berbagai wahana yang

seru dan menyenangkan, saya sampai tidak

tahu sudah berapa banyak wahana yang

sudah saya mainkan, yang paling saya ingat

adalah wahana yang bernama “Jurasic

Park”. Permainan pada wahana tersebut

mirip dengan permainan arung jeram.

Setelah berlibur di Singapura, kami

sekeluarga pergi ke Malaysia. Di Malaysia,

kami menginap selama tiga hari dua malam.


| 79
Di ibukota Malaysia tidak ada tempat

pariwisata, jadi kami sekeluarga pergi ke

Johor Baru Malaysia. Di sana kami pergi ke

Legoland Malaysia. Di Legoland ada

tempat yang bernama Lego Bricks dan Lego

City. Saya dan ayah saya bermain di Lego

City, di sana saya dan ayah saya menjadi

polisi dan pemadam kebakaran. Mungkin di

Leego City kita seperti bermain di

Kidzania.

Setelah kami sekeluarga selesai

bermain dan juga karena sudah lelah, kami

sekeluarga memutuskan untuk pulang ke

rumah.

| 80
Si Prajurit Baru
Karya : Andi Gamal Gibran

Pada awal tahun 1940, seorang lelaki

yang sudah berumur 20 tahun yang berasal

dari Republik Indonesia bergabung dengan

pemuda-pemuda yang ingin mengusir

pasukan Belanda dari penjajahan yang

sampai seratus tahun lebih. Prajurit ini pun

mengikuti beberapa latihan yang sangat

keras untuk dia dan kawan-kawan

prajuritnya. Pelatih mereka pun memulai

latihan tersebut dalam waktu lima menit. Si

prajurit ini pun bersiap-siap untuk

melakukannya dan selalu berdoa supaya

prosesnya berjalan lancar.

| 81
Setelah latihan dimulai, seluruh

prajurit pun melakukan latihan keras.

Seperti berlari sekencang-kencangnya, cara

menggunakan senjata, cara bertahan hidup

ketika terpisah dari regu atau peleton atau

dalam situasi tersesat atau terkepung oleh

pasukan Belanda, dan latihan cara

bersembunyi dan menewaskan prajurit

Belanda tanpa sepengetahuan mereka.

Si prajurit dan kawan–kawannya

mulai kelelahan dan kehausan, tetapi si

prajurit tidak berputus asa dan tetap

melakukannya, walaupun yang lain sudah

kelelahan dan sebagian ada yang pingsan

kehausan. Pelatih pun bangga terhadap

prajurit ini dan menaikkan pangkat sang

prajurit menjadi kopral. Dan dia menjadi


| 82
kopral yang hebat dalam setiap per-

tempuran.

Dua bulan kemudian, pertempuran

melawan markas pasukan Belanda yang

lumayan besar dan banyak pun dimulai.

Pasukan Indonesia yang terdiri dari 10

peleton dan 75 regu siap bertempur

menghadapi pasukan Belanda.

Bombardir besar dilakukan oleh

pasukan Indonesia. Hal itu membuat

pasukan Belanda yang jumlahnya sangat

banyak tewas. Kemudian si prajurit yang

telah menjadi kopral itu menyusup ke dalam

markas Belanda dan bergabung dengan

regunya dan para peleton dan regu lainnya.

| 83
Beberapa jam kemudian, pasukan

bersenjata Belanda sudah mulai berkurang,

komandan pasukan Belanda yang memimpin

di markas tersebut mencoba untuk kabur

menyelamatkan diri. Namun dikejar oleh

sang prajurit, ia mengorbankan diri dengan

melempar bom ke Komandan Belanda yang

berlari kabur dan tewas bersama.

| 84
Roblox
Karya : Ankaa Dakhsa Aldedharma

Dahulu saya pernah bermain Roblox,

Roblox untuk tujuh tahun. Di Roblox ada

banyak game, dulu saya sering bermain

Roblox di komputer. Saya bermain di rumah

nenek saya, kemudian saya pindah ke

Surabaya dan bermain Roblox di tab. Di

Surabaya saya sering bermain Roblox

dengan teman sekolah.

Kemudian saya pindah lagi ke

Jakarta dan sekolah di SD Avicenna. Di

sekolah banyak yang bermain Roblox, saya

pun bermain dengan banyak teman.


| 85
Di Avicenna saya bertemu dengan

teman baru namanya Nino. Nino juga

bermain Roblox, kami sering bermain

Roblox bersama di rumah. Dan terkadang

Nino bermain Roblox walaupun sedang

jalan-jalan. Kemudian salah satu teman saya

di Avicenna selain Nino adalah Tengku dan

dia juga ingin bermain Roblox. Akhirnya

kami bermain Roblox bersama.

Aku sering bermain Roblox di

komputer dan Roblox menjadi permainan

game favorit saya.

| 86
Penyesalan Seorang Anak
Karya : Audrey Cordelia

“Hai semua! Aku akan menceritakan

suatu kisah tentang penyesalan seorang

anak kepada ibunya. Yuk, dengarkan

ceritanya...!

Suatu hari aku sedang bersekolah.

Aku terlahir miskin dengan rumah yang

amat kecil dan sederhana. Ketika aku

sedang sekolah, aku sering mendengar jika

teman-temanku hampir setiap hari

mendapatkan barang-barang yang mewah,

seperti tas brand yang bermerek dan lain-

lain. Sedangkan aku hanya memakai tas

bekas yang aku temukan di bak sampah.

| 87
Seiring berkembangnya waktu, aku

semakin iri dengan teman-temanku. Aku

mulai meminta HP, tas dan sepatu brand

yang baru kepada ibuku. Sedangkan untuk

kebutuhan pokok saja belum tentu

terpenuhi secukupnya.

Ketika aku mulai meminta HP, tas

dan sepatu brand yang baru, ibuku tidak

bisa memenuhinya, tetapi aku terus

memaksa dan akhirnya ibuku berjanji akan

membelikan semua yang aku inginkan.

Hampir setiap hari sehabis pulang

sekolah aku selalu menagihnya dengan

membentak-bentak. Ibuku hanya meng-

ucapkan, “Iya, sabar ya nak, ibu sedang

terus berusaha.” Aku menjawabnya dengan

amarah.
| 88
Lalu, suatu hari, aku melihat ibuku

sedang mengantarkan semua barang itu dari

kejauhan. Lalu aku berteriak, “Ibu cepat!

Berlarilah!” lalu ibuku berlari, dan...

Funggg!!! Sebuah kendaraan

menabrak ibuku. Saat itu aku langsung

menyesal atas seluruh perbuatanku. Aku

berlari menghampirinya. Aku menangis dan

terus menangis, aku sangat menyesal.

Teman-temanku melihatku sambil berbisik-

bisik. Aku sangat sedih, karena saat itu aku

sedang marah kepada ibuku.

Setelah kejadian itu, aku pun

bertekad untuk menjadi anak yang baik,

terutama baik kepada orangtuaku, selalu

bersabar dan juga jujur

| 89
| 90
Keseharian di Sekolah
Karya : Faras Arkananta

Suatu pagi saya bangun untuk

berangkat ke sekolah. Sebelum ke sekolah,

saya mandi, pakai seragam, sarapan hingga

jam 06.00 WIB.

Tepat jam 06.00 WIB saya berangkat

ke sekolah. Tiba di sekolah, saya menyimpan

tas di kelas, yaitu di kelas 5 dan menunggu

teman-teman saya, yaitu Tengku, Fathan,

Gibran, dan yang lainnya datang. Ketika

teman-teman saya sudah datang, kami

biasanya bermain macam-macam permainan,

di antaranya basket, benteng dan lain-lain.

| 91
Bel masuk berbunyi, tiba saatnya

untuk masuk ke kelas. Sebelum masuk ke

kelas, kami semua berbaris di depan kelas

dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,

kemudian kami masuk ke kelas dan berdoa

bersama. Setelah berdoa saya dan teman-

teman belajar Matematika sampai jam 09.20

WIB, kemudian istirahat makan sampai jam

09.40 WIB. Kami masuk kembali ke kelas

lalu belajar IPS sampai jam 10.45 WIB,

dilanjut dengan pelajaran seni rupa sampai

jam 12.00 WIB. Selesai belajar, kami

istirahat makan siang dan salat zuhur

berjamaah, setelah itu diperbolehkan

pulang ke rumah.

Tiba di rumah, saya berganti pakaian,

istirahat sebentar, lalu keluar bermain


| 92
sepeda bersama teman-teman rumah, salah

satunya bernama Zain. Setelah puas

bermain, saya pulang ke rumah, mandi

kemudian salat Asar, istirahat hingga

waktu salat Magrib. Kemudian bermain HP

dilanjut salat Isya. Setelah itu bermain HP

kembali hingga jam 21.00 WIB, kemudian

pergi tidur.

Itulah cerita keseharian saya dari

pagi bangun tidur hingga malam menjelang

tidur.

| 93
| 94
Desa Seribu Kayu
Karya : Ghaniyah Arsy Gustiana

Pagi itu hujan. Terdengar suara kaki

yang sedang berlari. Tiga anak itu ingin

pergi ke sekolah.

“Ayo teman-teman, cepat! nanti kita

telat nih...” kata Mawar.

“Tapi lihat dulu jembatannya, licin

gak?” ucap Gagah.

“Sudah, hati-hati saja!” jawab Melati.

Lalu mereka sudah sampai di

jembatan. Jembatan itu terbuat dari

batang pohon yang kuat.

| 95
“Licin! Sudah, hati-hati saja!”, ucap

Mawar.

Lalu mereka pun melewati jembatan

itu dengan hati-hati. Dan akhirnya mereka

sampai di sekolah.

Sekolah itu terbuat dari kayu yang

kuat dan memanggung. Sesampainya di

kelas, mereka menunggu bapak guru

bernama Pak Soetarto. Beberapa menit

kemudian Pak Soetarto datang.

“Selamat pagi Pak Soetarto”, ucap

semua murid. Pak Soetarto memulai

pelajarannya.

“Anak-anak, hari ini Pak Soe akan

bercerita tentang kendaraan, terutama

kendaraan beroda dua dan beroda empat,”

| 96
Ketiga anak itu belajar di sekolah dengan

semangat walaupun bajunya basah kuyup.

Hujan pun berhenti, matahari pun

bersinar. Anak-anak sekolah sudah pulang.

Di rumah Melati,

“Ibu sedang apa?” ucap Melati.

“Ibu ingin masak ikan tetapi tidak

ada kayu,” jawab ibu.

“Ya sudah Bu, aku akan mencari

kayu itu,” kata Melati sambil membuka

pintu lalu keluar rumah. Saat di luar,

Melati melihat Gagah dan Mawar.

“Gagah...! Mawar...! Yuk cari kayu!”

kata Melati.

| 97
“Yuk! Kebetulan kami sedang bosan,”

ucap Gagah.

Akhirnya mereka mencari kayu di

hutan. Mereka sudah terbiasa pergi ke

hutan. Saat mereka ada di hutan, mereka

mendengar suara “Broom...! Broom...!”

Suara itu sangat kencang.

“Teman-teman, itu suara apa?” tanya

Mawar sambil terkejut.

“Hewan buas kali?”

“Nggak, itu petir!”

“Kan ini tidak mendung, gimana sih?”

“Ya sudah, mending kita lihat!”

Mereka pun melihat, dan ternyata

mobil hitam terjebak karena terkena tanah

yang basah.
| 98
“Aaaaa...! Benda hitam besar?”

mereka bingung.

“Yuk kita dekati!” ucap Gagah.

Saat mereka ingin mendekat, ada

seorang bapak yang keluar dari mobil itu

dan ia berkata, “Aduh, salah jalan, gimana

ya...”

Lalu ibunya yang duduk di belakang

mobil itu keluar juga, “Gimana nih?”

Dan satu anak laki-laki keluar juga,

”kenapa tidak ada sinyal?”

Lalu Mawar, Melati, dan Gagah

mendekati keluarga tersebut.

“Permisi Pak, ini benda besar hitam

ini apa ya?” tanya Gagah.

| 99
“Hahaha... masa nggak tahu!” kata

anak laki-laki itu.

“Ini, kami dari kota, ingin ke rumah

nenek. Kami ingin lewat jalan pintas, tetapi

kami tersesat, mobil kami juga terjebak,”

jawab bapak itu.

“Baik Pak, kami akan menolong,”

ucap Gagah.

Lalu kami melihat seorang bapak

tukang kayu yang selalu menebang pohon

beserta seekor sapi miliknya yang sering

digunakan untuk membantunya mengangkut

hasil penebangan kayunya.

“Pak! Kami minta tolong! Ada benda

hit...”

“Psssst...! mobil kali!” potong Mawar.

|
100
“Maksudku, ada mobil yang terjebak

Pak! Tolong bantu kami mendorong mobil

itu,” kata Gagah.

“Oke...” kata bapak penebang kayu.

Lalu bapak penebang kayu menyambungkan

tali sapi ke mobil yang terjebak. Setelah

mereka berusaha keras mendorong dan

menarik mobil, akhirnya mabil tersebut bisa

terbebas dari jebakan tanah becek.

“Terima kasih ya semuanya...” kata

bapak pemilik mobil.

“Tidak masalah,” kata Mawar.

“Waah...” kata anak kota.

“Yuk! Kita pulang Nak...” kata ibu.

“Ibu! Lihat! Di bukit itu ada rumah

yang terbuat dari kayu!” kata anak kota.


| 101
“Wow...” kata ibu.

“Dik, itu semua terbuat dari kayu

ya?” tanya ibu.

“Iya. Yuk, kalau ingin melihat lebih

dekat!” kata Gagah.

Mereka pun mengangguk dan

mengikuti ketiga anak tersebut.

“Wah... bagaimana... opps...! Mak-

sudku siapa yang bikin?” tanya anak kota

itu.

“Oh itu yang buat ayahku,” jawab

Mawar.

“Kami bersama-sama membangun

rumah-rumah ini!” kata Melati.

|
102
“Waah, mereka giat ya, Bu!” kata

anak kota.

“Yuk! Ke dalam rumah kami,” kata

Mawar. Di dalam rumah Mawar semua

terbuat dari kayu.

“Waah, mereka betah ya tanpa

elektronik,” kata anak kota itu.

Lalu anak kota itu menjelajahi Desa

Seribu Kayu. Mereka sangat terpesona

dengan keindahan itu. Saat matahari mulai

terbenam, anak kota dan keluarganya

pulang.

“Bye! Dadah! Semoga berjumpa lagi!”

kata anak kota itu bersamaan dengan

melajunya mobil perlahan-lahan mening-

galkan Desa Seribu Kayu. Mawar, Melati

| 103
dan Gagah melambaikan tangan membalas

ucapan perpisahan tersebut.

“YA, AMPUN! KAYUNYA!” teriak

Melati seketika seakan-akan baru

mengingat sesuatu yang terlupa.

“ADUH!,” teriak Gagah panik.

“Teman-te...” belum selesai Melati

berkata, Mawar dan Gagah sudah berlari

kabur meninggalkannya.

“IIH! TEMAN-TEMAN...!” teriak

Melati seraya mengejar teman-temannya

yang kabur.

Sementara itu di Kota...

Anak kota itu sudah mulai masuk

sekolah dan bertemu dengan teman-

temannya di sekolah. Dengan semangat


|
104
anak kota itu berbagi cerita tentang

liburannya ke Desa Seribu Kayu.

| 105
|
106
Main HP
Karya : Janeeta Ghina Baskoro

Pada pagi hari, Dita semangat sekali

karena Dita ingin bertemu dengan guru-

guru yang baik. Setelah sampai di sekolah,

lima menit lagi bel sekolah berbunyi. Lalu

Dita bertemu dengan teman dekatnya

bernama Ghina dan kemudian bermain-main

bersamanya.

Keesokan harinya...

“Hmmm... hari ini hari Sabtu. Apa

yang ingin aku lakukan ya? AHA…! Aku vc

(voice call) Ghina ah...,” seraya mengambil

| 107
HP dan mengaktifkan vc untuk meng-

hubungkannya dengan Ghina.

“Ah… kok nggak bisa?” gumam Dita

keheranan. “Oh iya, aku belum beli kuota,”

gumam Dita menyadari di mana letak

permasalahannya.

“KRIIINGGG!” Bel sekolah berbunyi.

“Hhhh... rasanya cepat sekali waktu

berjalan. Sudah hari Senin lagi,” desah Dita.

“Iya nih, rasanya cepat sekali hari

Senin,” kata Ghina.

“Anak-anak ayo kita belajar,” kata Bu

Guru Riska.

“Haduuh, belajar Matematika lagi.

Oh iya, aku sudah mengerjakan PR dong,

|
108
kalau kamu sudah mengerjakan PR atau

belum?” tanya Ghina pada Dhita.

“Kamu sudah mengerjakan PR?

Boong kamu...” kata Dhita tidak percaya.

“Aku belum...” lanjut Dhita lesu.

“Memangnya kamu ngapain aja hari

Minggu kemarin?” tanya Ghina.

“Hmm... hari Minggu kemarin aku

ngapain aja ya...?” kata Dita seraya berpikir

mencoba mengingat kembali.

Tring! Tiba-tiba teringat oleh Dita,

“Oh iya, aku ingat, hari Minggu aku mandi,

sarapan, bermain, sampai jam 10.00 WIB,

kemudian tidur siang sampai jam 15.00 WIB,

kemuidan main game sampai jam 18.00 WIB,

| 109
lalu mandi, makan, main HP, lalu malamnya

aku tidur sampai pagi,” cerita Dita.

“Hhhh... pantas, kebanyakan tidur

dan main HP, aku beri saran ya. Jangan

main HP terus ya, nanti mata kamu rusak,”

kata Ghina mengingatkan Dita.

Beberapa bulan kemudian...

“Dita! Kamu kok pakai kacamata?

Oh, pasti kamu main HP setiap hari ya?”

tanya Ghina.

“Iya, kok kamu tahu?” tanya Dita.

“Saran aku lagi ya, jangan main HP lama-

lama,” kata Ghina sambil tersenyum.

|
110
Kucing dan Kambing
Karya : Karissa Putri Nareswari

Pada suatu hari seekor kucing

mencari makan. Lalu dia bertemu dengan

seekor kambing yang mencari makan. Si

kuicng pun mendekati si kambing.

“Hai kambing, kamu sedang mencari

makan ya?” tanya kucing.

“Iya,” jawab kambing.

Lalu tanpa sengaja, mereka bertemu

dengan orang yang memberi mereka makan.

“Terima kasih ya Allah,” kata

kambing dan kucing.

| 111
Mereka pun asyik makan dengan

lahap. Kambing makan rumput dan kucing

makan ayam pemberian orang tersebut.

|
112
Indonesiaku
Karya : Muhammad Tama Nurrysio

Aku lahir di Indonesia. Aku masih

ingat, saat aku kecil, Indonesia masih sejuk

dan pemandangannya indah. Pada waktu

itu elektronik belum berkembang dan alat

transportasi belum banyak yang meng-

gunakan. Pada saat itu Indonesia belum

begitu maju, jalanan tidak terlalu macet,

tidak banyak sampah, dan tidak banyak

pembunuhan alias damai.

Dan setelah beberapa tahun,

Indonesia berbeda sekali, semakin buruk,

banyak sampah, banyak pembunuhan,

| 113
banyak polusi dan macet. Indonesia pada

masa itu menurun. Masyarakat pada masa

itu tidak nyaman dan Presiden kebingu-

ngan. Indonesia kebingungan dan tidak bisa

apa-apa. Presiden ingin membantu, tapi itu

semua sia-sia. Orang asing yang ber-

pariwisata menurun. Kejadian ini terjadi

selama dua setengah tahun.

Setelah itu, sekarang Indonesia

mulai berkembang drastis, semua itu sudah

berkurang sedikit demi sedikit. Elektronik

sekarang semakin maju. Orang asing yang

berpariwisata juga meningkat drastis.

Sekarang sudah ada Mass Rapid Transit

(Moda Raya Terpadu) yang disingkat

menjadi MRT. Dan jika ada masalah,

Indonesia bisa memperbaiki kelasahan


|
114
tersebut dengan cepat. Kini Indonesia

semakin maju dan anak-anak Indonesia

dapat menciptakan inovasi-inovasi yang

tidak kalah dengan negara yang maju

lainnya. Presiden juga bisa banyak

membantu masyarakat.

Aku senang sekali pada Indonesia.

aku cinta Indonesia. Indonesia dapat

memperbaiki kesalahannya. Pemandangan

negara Indonesia sangatlah indah. Aku

bangga menjadi anak Indonesia. Aku cinta

Indonesiaku.

| 115
|
116
Gita dan Sheila
Karya : Naila Adinda Calista

Gita dan Sheila adalah teman dekat.

Mereka selalu berdua. Pada suatu hari ada

murid baru yang bernama Chika. Semua

murid di sekolah sangat senang, kecuali

Gita.

“Mengapa Gita tidak senang?” tanya

teman-temannya.

Lalu Sheila menjawab, “Apa kamu

takut kalau aku tidak menemanimu lagi?”

“Benar,” kata Gita memasang wajah

murung.

| 117
“Aku tidak akan menjauhimu Gita,”

kata Sheila.

“Apakah benar?” tanya Gita ragu.

“Benar!” jawab Sheila percaya diri.

Lima hari kemudian Gita merasa

kalau Sheila mulai berbeda. Sheila ber-

perilaku sangat beda. Dia mulai menjauhi

Gita, dan Sheila hanya bermain bersama

Chika. Gita percaya kalau Sheila ber-

perilaku seperti itu hanya sehari, dan besok

Sheila akan berperilaku normal.

Ternyata esok harinya Sheila tetap

berperilaku berbeda. Gita mulai sedih dan

kesal dengan Chika. Setiap Gita memanggil

Sheila. Sheila tidak menjawab ataupun

|
118
tersenyum. Gita mulai mencari cara supaya

Sheila ingin bermain bersama Gita lagi.

Keesokan harinya Gita membawa

makanan kesukaan Sheila, yaitu ice cream.

Gita juga menempelkan surat dibungkus ice

cream-nya. Isi suratnya adalah permintaan


maaf dan permohonan supaya Sheila ingin

bermain lagi bersama Gita.

Gita berencana memberikan ice

cream itu ke Sheila saat istirahat. Waktu


istirahat tiba, Gita memberikan ice cream

itu ke Sheila. Setelah membaca suratnya

Sheila menyesal dan akhirnya mereka

bertiga baikan dan menjadi sahabat.

| 119
|
120
Liburan Keluarga
Karya : Raden Roro Pavita Vallya Wijanarko

Pada suatu hari keluarga Keysha

merencanakan liburan keluarga. Mereka

memutuskan untuk liuran ke Ancol dan

menginap di Ancol yang sedang ada acara

marathon bertema Barbie. Kemudian

Keysha menyauti ayahnya, ”jika aku tidak

menang gimana?” kemudian ayahnya

menyauti.

“Tenang di acara marathon ini kalua

tidak menang tetap akan mendapat medali

Barbie.”

“Oke,” sahut Keysha. Mereka akan

pergi pada tanggal 1 November.


| 121
Pada sore harinya, ibu menyunruh

Keysha dan adeknya untuk mengemas

barang barang atau packing.

Kemudian Keysha akhirnya packing

sendiri dan adeknya dibantu ibu. Akhirnya

Keysha dan adiknya disuruh tidur. Dan

akhirnya, mereka tertidur. Sebelum tidur

mereka dibacakan dongeng dan berdoa

sebelum tidur.

Keesokan harinya, mereka langsung

pergi. Keysha menyaut, ”Yeayy!! Akhirnya

kita bisa liburan!” Di perjalanan Keysha dan

adeknya tertidur Karena perjalanannya

sangat jauh. Akhirnya mereka dibangunkan

oleh ibu karena sudah sampai di lokasi.

Mereka bermai di Dufan sebelum check in.

|
122
Akhirnya mereka check in di hotel.

Mereka beristirahat supaya mereka tidak

cepat kelelahan saat lari. Dan akhirnya

mereka lari. Mereka menggunakan seragam

Baerbierun-nya. Dan mereka akhirnya

selesai.

Malamnya mereka tertidur, karena

sangat kelelahan. Tetapi Keysha hanya

menonton TV. Dan akhirnya Keysha

tertidur dan bangu kesiangan.

Paginya Keysha berenang. Sang ayah

dan adek juga ikut berenang. Ibu hanya

menunggu di kursi sambil melihat Keysha,

adek, dan ayah berenang. Kemudian mereka

mandi dan akhirnya sarapan. Setelah

makan, mereka bermain di taman.

| 123
Dan akhirnya mereka check out,

mereka sedih karena liburan telah berakhir.

Mereka tidak bisa melupakan liburan ini.

Dan akhirnya mereka sekolah

kembali. Keysha menceritakan pengalaman

selama liburan itu kepada teman-teman dan

gurunya.

|
124
Nenek dan Robot
Karya : Tengku Iskandarsyah

Suatu hari hidup seorang nenek.

Nenek itu mendapat sebuah paket. Ketika

nenek itu membukanya, dia sangat kaget.

Isinya adalah sebuah robot yang memakai

baterai. Nenek itu cepat-cepat membeli

baterai untuk robot yang dia dapat.

Tiga menit berlalu, nenek itu sudah

sampai rumahnya. Nenek itu memasang

baterai di robot tersebut, dan robot itu

pun bergerak. Ketika nenek itu duduk di

sofa, robot itu mengambilkannya minum,

nenek itu tersenyum senang. “Robot ini

sangat baik,” kata nenek itu.


| 125
Dua bulan berlalu, nenek itu sudah

menganggap robot itu seperti anaknya

sendiri. Robot itu membersihkan halaman

rumah. Nenek itu merasa senang karena

robot itu.

Tiga bulan berlalu, robot itu sudah

mulai lemah, nenek itu khawatir dan pergi

ke Amerika Serikat dan hidup bahagia di

sana. Robot itu sedih karena ditinggal

sendirian, namun robot itu tetap saja

melakukan pekerjaannya seperti biasa.

Suatu hari nenek itu berkunjung ke

Museum Robot. Dia jalan-jalan di dalam

museum tersebut dan menemukan robot

yang sama dengan robot yang ada di

rumahnya. Nenek itu pun teringat akan

|
126
robotnya dan memutuskan untuk pulang

kembali kerumahnya.

Dua hari kemudian, nenek itu sudah

sampai di rumah. Saat nenek itu membuka

pintu dia menemukan robot itu sudah

tergeletak di lantai, nenek terkejut dan

sedih sekali sampai dia pingsan. Tiga menit

kemudian nenek itu pun menghembuskan

nafas terakhirnya, dia meninggal.

| 127
|
128
Misteri Hilangnya Ibu
Karya : Yoriza Davina Maharani

Pada suatu hari, ada anak bernama

Marry. Dia baru pulang dari fieldtrip

sekolah. Pada saat itu jam tujuh malam.

Ibunya berkata bahwa ibu akan menjemput

Marry sehabis fieldtrip di sekolah. Ternyata

yang menjempult Marry adalah Ayah Marry.

Ia bertanya kepada ayahnya,

“Yah, Ibu kemana?”

”Ibu ke pasar, Nak,” jawabnya.

”Kok, ke pasar sampai malam begini?”

tanya Marry kembali.

| 129
”Kan ibu ke pasar malam, Nak.”

jawab ayahnya lagi.

Keesokan harinya sepulang sekolah,

itu adalah hari ulang tahun Marry, 6

Oktober 2017. Marry melihat terdapat box

berwarna cokelat bertuliskan “Kado Ultah

untuk Marry dari Ayah”. Marry langsung

membukanya. Di dalamnya terdapat buku

berwarna biru tua bertuliskan “Lily”, nama

ibunya. Marry langsung membacanya. Di

akhir buku tersebut ada tuisan ”Pada hari

itu aku harus pergi ke suatu goa atau jika

tidak anakku akan dihantui” dan tercantum

tanggal 5 Oktober 2017’ itu adalah hari di

mana hilangnya ibu.

Setelah satu bulan ibu menghilang,

Marry diasuh oleh nenek dan ayahnya.


|
130
Karena merasa kesepian, Marry selalu

datang ke kamar sang ibu untuk mencari

tahu, mengapa ibunya menghilang?

Karena tidak menemukan apa pun,

Marry memberanikan diri untuk bertanya

lagi kepada sang ayah di saat ayahnya

pulang dari kantor. Jam tujuh malam,

ayahnya pulang. Marry langsung bertanya,

”Ke mana ibu?”

”Ayah benar-benar tidak tahu Nak.”

”Lalu mengapa ayah memberiku buku

ibu?” Marry kembali bertanya.

“Karena ayah pikir itu dapat mem-

bantumu Nak,” jawab ayahnya lagi.

Setelah satu tahun berlalu hari ini

adalah ulang tahun Marry yang ke-13. Marry


| 131
mendapat Kado pulpen dari neneknya. Di

pulpen itu terdapat tulisan ‘Lily-025’, Marry

langsung ke rumah 025 di kompleksnya.

Marry teringat bahwa itu adalah rumah

teman ibunya yang bernama Sally.

Sesampainya di rumah itu, Marry men-

ceritakan kepada Sally tentang ibunya. Sally

langsung memberi Marry sebuah botol

minum aneh yang berlumuran darah. Marry

meneliti botol minum tersebut dan

menemukan tulisan “Goa Mist” ditutupnya.

Marry langsung pergi ke Goa Mist untuk

mencari klu. Sesampainya disana, Marry

mendapati bahwa ibunya sudah meninggal.

Marry pun langsung pulang sembari

menangis tersedu-sedu.

|
132
| 133
|
134
| 135
Jadi leader saat pramuka
Memulai pelajaran dengan berdoa
Walau pulang dengan sepeda lama
Tetap semangat menggapai cita-cita

❖ Menulis Halus
❖ Puisi
❖ Pantun
❖ Cerita Bergambar
❖ Cerpen

| 136

SD Avicenna Cinere
Jl. Flamboyan Blok F Cinere, Depok 16514
Telp. (021) 7546953, 7547516 – Faks. (021) 7537981
http//:www.sekolah-avicenna.sch.id

Anda mungkin juga menyukai