Anda di halaman 1dari 2

Prodi Industri Pertahanan Dorothea Sthallhani Jasi – 120180401007

KEPEMIMPINAN NUSANTARA
ARCHIPELAGO LEADERSHIP
PROF. DR. MARSETIO

Indonesia memiliki kondisi geografis yang berciri kemaritiman dengan jumlah


pulau mencapai 17.499 pulau dan luas wilayah hampir 6,5 juta Km 2 serta garis
pantai sekitar 99.149 Kilometer. Posisi geografis sangat strategis, terletak di antara
dua samudera dan dua benua, menjadi bagian dari Sea Lines of Communications
(SLOCs) dan Sea Lines of Trade (SLOT) perekonomian dunia. Penduduknya sekitar
257 juta berasal dari 1.340 suku bangsa dan 1.158 bahasa daerah, dengan adat
istiadat yang berbeda-beda, sehingga tingkat kesejahteraannya belum sepenuhnya
merata. Rakyat Indonesia yang hidup dalam keberagaman ras, budaya, adat
istiadat, dengan sumber daya alam melimpah, memerlukan para pemimpin tangguh
di berbagai jenjang, mulai dari terendah hingga ke level tertinggi. Kepemimpinan itu
penting untuk mengelola negara dalam mencapai tujuan nasional Indonesia: hidup
aman dan makmur sebagaimana diamanatkan Pembukaan UUD 1945.
Kepemimpinan adalah suatu fenomena kemasyarakatan yang sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup suatu bangsa dalam menata kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Kepemimpinan yang diuraikan di buku ini dimana sebagaian besar ada pada
pemimpin Indonesia, digali dari nilai-nilai keutamaan Delapan Watak Kepemimpinan
Jawa: Asta Brata (Hyang Surya, Hyang Candra, Hyang Kartika, Hyang Bayu, Hyang
Himando, Hyang Brahma, Hyang Baruna, Hyang Pratala), nilai-nilai Trilogi
Kepemimpinan Jawa: ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani, serta filosofis wayang dan gunungan. Buku ini menarik garis merah
bahwa setiap Presiden memiliki gaya kepemimpinan berbeda namun kental dengan
budaya Jawa. Disamping itu, setiap Presiden juga memiliki sumbangsih untuk
melengkapi tenun visi maritim.
Calon Pemimpin Nusantara kedepan harus dipersiapkan untuk mengawaki
proses pembangunan di Indonesia di segala lini untuk menuju Indonesia yang adil,
makmur dan sentosa. Pemimpin Indonesia juga harus terus memiliki jati diri yang
dilandasi pancasila dan UUD 1945, mereka mengemban amanah untuk menjaga
keutuhan NKRI sebagai harga Mati yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Pemimpin
Nusantara juga harus dapat terus menjaga dan melestarikan Pancasila dan UUD
1945, karena Pancasila dan UUD 1945 mengandung amanah dan nilai-nilai mulia
khas bangsa Indonesia yang merupakan pondasi utama tetap utuh tegaknya NKRI.
Seorang pemimpin negarawan harus dapat menghilangkan etnonasionalisme,
meredam konflik, memahami kemajemukan dan mampu menggerakkan
keanekaragaman untuk menjadi kekuatan bangsa. Selain itu, harus berfikir dengan
landasan empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika,
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Resensi Buku Kepemimpinan Strategis


1
Prodi Industri Pertahanan Dorothea Sthallhani Jasi – 120180401007

Perlu ada pendidikan kader calon pemimpin bangsa sejak dini yang
berlangsung konsisten hingga usia dewasa dengan membekali peserta didik
wawasan kebangsaan. Wawasan kebangsaan yang ditanamkan harus dipahami
secara utuh dan terintegrasi. Selain itu, pelajaran kepemimpinan harus dimulai sejak
sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai cara seseorang memimpin orang lain.
Kepemimpinan dapat juga diartikan sebagai kemampuan dari seseorang untuk
memengaruhi, mengerahkan, dan mengarahkan orang lain untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Kepemimpinan strategis yang dapat membangun Indonesia sebagai
negara kepulauan adalah kepemimpinan yang memiliki visi pembangunan maritim
berwawasan nusantara. Gaya kepemimpinan di abad 21 yaitu pemimpin yang
holistik yang memiliki kemampuan dari semua aspek jati diri sebagai seorang
pemimpin untuk menghadapi tantangan masa depan.
Visi Presiden Jokowi adalah terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri,
dan berkepribadian berlandaskan gotong royong, sedangkan misinya adalah:
mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional. Pemerintahan Jokowi-JK ingin membangun
sistem maritim Indonesia yang telah tertinggal. Pembangunan infrastruktur maritim
menjadi bagian penting dari upaya mengembalikan jati diri maritim Indonesia.
Revolusi maritim 1.0 ada di era kerajaan dahulu, sedangkan revolusi maritim 2.0
adalah Deklarasi Djuanda dengan puncak berlakunya UNCLOS 81. Evolusi Maritim
3.0 adalah Poros Maritim Dunia yang digagas Presiden Joko Widodo.

Resensi Buku Kepemimpinan Strategis


2

Anda mungkin juga menyukai