Anda di halaman 1dari 56

METODOLOGI PENELITIAN KOMUNIKASI KUALITATIF

EMANSIPASI WANITA PADA ERA MODERN


(Studi Deskriptif Kualitatif Pernyataan Najwa Shihab “Kenapa Perempuan Harus
Memilih” Pada Masyarakat Kota Banjarmasin)
Dosen Pengampu : Lalita Hanief, S.Sos., M.Si.

Disusun oleh:

Ade Fasya Rahmaniar (1810414220015)


Salsabila Khalaf Quratuainniza (1810414320034)
Sehat Sholehah (1810414320040)
Yunida Sari Ulpah (1810414320019)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami semua.
Penelitian ini dibuat dengan tujuan utama untuk memenuhi nilai mata kuliah
Metodologi Penelitian Komunikasi Kualitatif. Didalam penelitian ini ada beberapa
fokus bahasan yang kami uraikan melalui berbagai sumber baik dari buku, jurnal,
internet maupun media yang lainnya.
Perjalanan dan proses yang Panjang telah kami tempuh untuk menyempurnakan
penelitian ini. Atas izin Allah SWT, semua kesulitan dan kendala yang kami hadapi
dapat dilalui dengan baik.
Pada penelitian ini, banyak pihak yang turut membantu dan memberi dukungan
positif, terkhusus untuk orang tua para penulis, sahabat, teman-teman kerabat yang
telah memberikan motivasi, informasi, nasihat, dorongan sehingga kami bisa
menyelesaikan penelitian ini. Atas segala dukungan dan bimbingan yang diberikan
berbagai pihak, kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing kami,
Informan yang telah bersedia kami wawancarai, Teman-teman lain yang mendukung
kami, Keluarga yang menguatkan kami. Dan semua pihak yang terlibat langsung
ataupun tidak langsung yang tidak dapat kami ucapkan satu persatu yang telah
membantu dalam penelitian ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa penelitian ini masih
jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata Bahasa dan
lainnya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan dalam
penelitian ini sehingga menjadi penelitian yang baik dan benar.

ii
Akhir kata kami meminta semoga makalah yang kami susun ini bisa memberi
manfaat ataupun inpirasi pada pembaca.

Banjarmasin, februari 2020

Tim penulis

iii
DAFTAR ISI

Cover ......................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 5
1.3 Tujuan .......................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 7
2.1 Komunikasi Keluarga ................................................................... 7
2.2 Komunikasi ................................................................................... 7
2.3 Penelitian Kualitatif ..................................................................... 8
2.4 Emansipasi Wanita ........................................................................ 8
2.5 Pekerjaan ...................................................................................... 9
2.6 Era Modern ................................................................................... 9
2.7 Ibu Rumah Tangga ........................................................................ 9
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 11
3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................... 11
3.2 Tipe Penelitian ............................................................................ 12
3.3 Lokasi Penelitian .......................................................................... 12
3.4 Jenis Data ...................................................................................... 12
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 13
3.6 Teknik Analisis Data ..................................................................... 14
3.7 Triangulasi Data ............................................................................ 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 17
4.1 HASIL ........................................................................................... 17

iv
4.2 PEMBAHASAN .......................................................................... 22
BAB V PENUTUP ................................................................................... 25
5.1 KESIMPULAN .......................................................................... 25
5.2 SARAN ........................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... i
LAMPIRAN I Daftar Informan ................................................................ iii
LAMPIRAN II Daftar Pertanyaan dan Jawaban ...................................... v

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dewasa ini perempuan yang memiliki karir diluar rumah bukan menjadi
hal yang tabu. Berkerja sebagai pegawai kantoran yang mengharuskan pergi pagi
pulang sore seakan menjadi cita-cita dan impian perempuan masa kini.
Berlomba-lomba untuk mendapatkan pendidikan disekolah dan kampus terkenal
dengan jaminan akan mudah diterima oleh perusahaan. Meningkatkan prestasi
akademik dan softskill telah lumrah dilakukan kaum perempuan masa kini.
Hal ini menjadikan perempuan lebih banyak muncul diruang publik.
Berprofesi sebagai pegawai kantoran, presenter, reporter, model iklan, artis,
musisi, politisi bahkan kuli bangunan. Ruang publik yang awalnya merupakan
hal tabu bagi perempuan kini dianggap sebagai wadah untuk mengekspresikan
dan mengaktualisasi diri. Perempuan dapat dengan leluasa melakukan hal-hal
yang biasanya dilakukan oleh kaum laki-laki. Wacana ini disebut dengan
emansipasi wanita. Persamaan hak dan kesetaraan gender menjadi makna utama
dari emansipasi wanita.
Dari sini pula wacana diatas masih bisa disanggah karena masih banyak
perempuan yang harus memilih diantara dua profesi yaitu bekerja atau menjadi
ibu rumah tangga. Pertanyaan ini menjadikan perempuan tidak leluasa dalam
berkarya atau berkarir, juga memunculkan persepsi bahwa apabila perempuan
yang bekerja maka perempuan tidak bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik.

1
Doc.Youtube.com
Pada acara Opera Van Java tanggal 19 November 2019 dengan Najwa
Shihab sebagai bintang tamu. Najwa Shihab adalah seorang jurnalis dan
presenter TV swasta. Najwa Shihab atau Nana memulai karir sebagai salah satu
pembawa acara berita di RCTI yang kemudian mulai dikenal pada saat menjadi
pembawa acara Mata Najwa di Metro TV. Pada tahun 2018 Mata Najwa Resmi
menjadi bagian Trans7. Disalah satu segment acara, Denny Cagur memberikan
beberapa pertanyaan kepada Najwa Shihab yang mana salah satu nya adalah
“Jika disuruh memilih, jurnalis atau ibu rumah tangga?” kemudian Najwa Shihab
menjawab pertanyaan tersebut “kenapa sih perempuan harus disuruh memilih,
bukankah kita bisa mendapatkan keduanya, pertanyaan itu sejak awal sudah
menempatkan posisi perempuan seolah-olah tak berdaya”.
Setelah cuplikan acara tersebut diunggah diforum Youtube channel
TRANS7 OFFICIAL banyak warga net di Indonesia dengan mayoritas
perempuan memberikan komentar tanda setuju dari statement yang disampaikan
oleh Najwa Shihab tersebut. Video ini pun sudah 14 juta kali ditonton oleh
pengguna Youtube dan dishare dibeberapa akun sosial media lainnya yang
kemudian menjadi viral.

2
Akibat dari cuplikan pernyataan Najwa Shihab tersebut, sekarang banyak
yang tersadarkan bahwa perempuan memang tidak perlu memilih dalam hal
pekerjaan ataupun sebagai ibu rumah tangga. Karena dalam hal pekerjaan
apapun, semua orang termasuk perempuan berhak meraih pendidikan yang setara
terlebih dahulu baik pendidikan formal maupun nonformal. Kemudian dari
pendidikan ini muncul sebuah pengabdian entah nanti akan menjadi seorang
pekerja kantoran, pendidik disekolah, pengabdi masyarakat dan sebagainya tanpa
terkecuali menjadi seorang ibu dan mengurus urusan rumah tangga. Karena ibu
rumah tangga bukanlah sebuah profesi melainkan kewajiban bagi seorang
perempuan yang sudah menikah, yang mana dalam hal mengurus urusan rumah
tangga diperlukan pengetahuan dan pendidikan yang cukup.
Emansipasi wanita sejatinya sudah lama disuarakan di Indonesia. Pelopor
dari emansipasi wanita di Indonesia adalah sosok R.A Kartini. Beliau dulu
memulainya dengan menuliskan surat yang kemudian dikirimkan kepada sang
sahabat, kemudian dari surat-surat yang ia tulis dijadikan sebuah buku yang
berjudul “ Habis Gelap Terbitlah Terang”. Dewasa ini pula banyak bermunculan
kartini-kartini modern yang menyuarakan tentang kebebasan perempuan dalam
berkarir atau berekspresi selain Najwa Shihab, seperti Merry Riana, Gita Savitri
Devi, Rachel Goddard dan masih banyak lainnya.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, emasipasi adalah pembebasan dari
perbudakan atau persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat,
seperti halnya persamaan hak kaum perempuan dengan kaum pria. Jika dulu
Kartini berjuang agar perempuan bisa mendapatkan haknya, maka diera modern
ini istilah emansipasi telah mengalami suatu pergeseran makna. Salah satu wujud
sederhana dari emansipasi wanita yakni ketika perempuan tidak
menggantungkan hidupnya kepada siapapun dan belajar lebih mandiri. Dalam
kehidupan sehari-hari, emansipasi wanita dapat dilakukan dimulai dari hal-hal
yang kecil, misalnya menjadi agen perubahan dalam komunitas kecil seperti di
dalam kelompok pertemanan atau didalam rumah.

3
Emansipasi wanita tidak semata-mata berfokus pada kesetaraan antara hak
laki-laki dan perempuan untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam
berbagai bidang. Makna sebenarnya dari emansipasi wanita yaitu tentang
bagaimana perempuan dapat berkembang dan maju dari waktu ke waktu tanpa
menghilangkan jati dirinya. Dengan memahami makna emansipasi wanita
seutuhnya, perempuan turut serta memberikan emansipasi bagi keluarga,
masyarakat dan negara.
Kesempatan bagi perempuan untuk berkerja sama halnya dengan
kesempatan laki-laki meraih suatu perkerjaan tanpa menghilangkan kodrat nya
sebagai suami/ayah/tetangga atau apapun. Dengan tidak menyuruh perempuan
untuk harus memilih menjadi pekerja atau menjadi ibu rumah tangga berarti
sudah memberikan hak perempuan untuk menjalani kehidupannya sebagai
manusia tanpa menghilangkan kodratnya sebagai ibu maupun istri.
Di Indonesia pergerakan tentang emansipasi wanita secara hukum telah
dilakukan, contohnya Indonesia telah meratifikasi konvensi penghapusan segala
bentuk deskriminasi terhadap perempuan atau Convention On The Elimination
Of All Forms Of Discrimination Against Women (CEDAW) sejak 22 tahun yang
lalu, melalui undang-undang no.7 tahun 1984. Kemudian juga terkandung pada
Pancasila ke-5 “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” dalam sila ini
terkandung makna bahwa keadilan berlaku bagi siapa saja termasuk perempuan.
Dengan demikian suara perempuan sudah cukup terdengarkan dan
perempuan pekerja sudah banyak yang dihargai dan tidak dipandang sebelah
mata. Tetapi apakah pandangan ini termasuk statement Najwa Shihab tentang
“Kenapa perempuan harus memilih”, akan semakin membuat perempuan
menjadi dominan dalam kehidupan ataukah perempuan dan laki-laki akan
menjadi sebuah kesetaraan?.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi masyarakat kota Banjarmasin tentang statement Najwa
Shihab “kenapa perempuan harus memilih” dalam hal pekerjaan dan urusan
rumah tangga?
2. Bagaimana pendapat masyarakat tentang pandangan Najwa Shihab dan
emansipasi wanita yang saat ini banyak disuarakan membuat perempuan
menjadi dominan dalam kehidupan ataukah perempuan dan laki-laki akan
menjadi sebuah kesetaraan?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Melalui penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti diantaranya sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat kota Banjarmasin tentang statement
Najwa Shihab tentang “kenapa perempuan harus memilih” dalam hal
pekerjaan dan urusan rumah tangga.
2. Untuk mengetahui pendapat masyarakat tentang pandangan Najwa Shihab
dan emansipasi wanita yang saat ini banyak disuarakan membuat perempuan
menjadi dominan dalam kehidupan ataukah perempuan dan laki-laki akan
menjadi sebuah kesetaraan?

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat bagi penelitian ini dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dan
pembaca. Pada umumnya tentang emansipasi wanita.
2. Manfaat Praktis

5
Penelitian ini dapat memberitahukan kepada pembaca serta masyarakat
tentang “kenapa perempuan harus memilih” dalam statement Najwa Shihab
diacara Opera Van Java serta dominasi gender dimasa yang akan datang.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 KOMUNIKASI KELUARGA


a. Menurut Rae Sedwig (1985), Komunikasi Keluarga adalah suatu pengorganisasian
yang menggunakan kata-kata, sikap tubuh (gesture), intonasi suara, tindakan untuk
menciptakan harapan image, ungkapan perasaan serta saling membagi pengertian
(Achdiat: 1997)
b. Komunikasi dalam keluarga juga dapat diartikan sebagai kesiapan membicarakan
dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik yang menyenangkan maupun yang
tidak menyenangkan, juga siap menyelesaikan masalah-masalah dalam keluarga
dengan pembicaraan yang dijalani dalam kesabaran dan kejujuran serta
keterbukaan (Friendly: 2002).

2.2 KOMUNIKASI
a. John R. Wenburg dan William W Wilmot
Dalam buku ‘Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Komunikasi’ John R.
Wenburg dan William W Wilmot mendefinisikan komunikasi sebagai usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh makna.
b. Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante
Seperti yang tertulis dalam buku ‘Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar
Komunikasi’, Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante mendefinikan komunikasi
sebagai proses transmisi informasi yang dilakukan dengan tujuan untuk
mempengaruhi khalayak.
c. Forsdale
Menurut Frosdale, komunikasi merupakan suatu proses dimana sebuah
sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan sutu tujuan, yaitu agar sinyal-
sinyal yang dikirim dapat diterima dan dilakukan sesuai aturan yang berlaku.

7
2.3 PENELITIAN KUALITATIF
a. Menurut Maleong
Menurut Maleong, penelitian kualitatif adalah sebuah penelitian ilmiah yang
bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam kontak sosial secara alami
dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara
peneliti dengan fenomena yang diteliti. Pernyataan ini dikutip pada buku
Metodologi Penelitian Kualitatif, Herdiansyah Haris (2010).
b. Menurut Saryono
Menurut Saryono, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang di
gunakan untuk menyelidiki, menggambarkan, menjelaskan, menemukan kualitas
atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, di ukur atau
digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.
c. Menurut Sugiyo
Sugiyono menjelaskan bahwa, metode penelitian kualitatif merupakan
metode penelitian yang dilandasi filsafat post positivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,(sebagai lawannya eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive dan snowball, tekhnik pengumpulan dengan tri-
anggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan arti dari pada generalisasi.

2.4 EMANSIPASI WANITA


a. Achmad Syafi’I Ma’ani
Emansipasi ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sejumlah usaha
untuk mendapatkan hak politik maupun persamaan derajat, sering bagi kelompok
yang tak diberi hak secara spesifik, atau secara lebih umum dalam pembahasan
masalah seperti itu. (2013)

8
b. Kamus Besar Bahasa indonesia
Emansipasi wanita merupakan proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan
sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hokum yang membatasi
kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.

2.5 PEKERJAAN
a. Ornstien dan Levine
Pekerjaan adalah sebuah karir yang dilakukan dalam sebuah kehidupan. Dalam
bidang apapun, karir akan menjadi sebuah pengertian dari sebuah pekerjaan yanga
memiliki bidang tersendiri.
b. Daniel Bali
Pekerjaan adalah sebuah aktivitas intelektual yang dipelajari sebelumnya dan
menjadi seuah keahlian yang menjadi sebuah kegiatan rutin yang dilakukan dan profesi
penting untuk memiliki keterampilan yang teknis dan moral dalam ruang lingkup
masyarakat.
c. Danin
Pekerjaan adalah sebuah pengakuan dan pertanyaan mampu dalam mengerjakan
sebuah hal yang menjadi sebuah kegiatan yang akan rutin dilakukan.

2.6 ERA MODERN


a. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kata modern berasal dari bahasa latin moderna yang berarti masa kini, terbaru
atau mutakhir. Modern juga bisa berarti sikap atau cara berpikir serta cara bertindak
sesuai dengan tuntunan zaman.

2.7 IBU RUMAH TANGGA


a. Ibu rumah tangga adalah wanita yang lebih banyak menghabiskan waktunya
dirumah dan mempersembahkan waktunya tersebut untuk mengasuh dan

9
mengurus anak-anaknya menurut pola yang diberikan masyarakat umum.
(Dwijayanti: 1999)
b. Ibu rumah tangga adalah wanita yang mayoritas waktunya dipergunakan untuk
mengerjakan dan memelihara anak-anaknya dengan pola asuh yang baik dan
benar. (Kartono: 1992)

10
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 PENDEKATAN PENELITIAN


Dalam penelitian ini digunakan sebuah pendekatan yang dikenal dengan
pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-
kata, gambar, bukan angka-angka.
Creswell menyatakan penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran
kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden dan
melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian kualitatif merupakan riset
yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan
induktif. Proses dan makna (perspektif informan) lebih ditonjolkan dalam
penelitian kualitatif.
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai
dengan fakta dilapangan. Selain itu, landasan teori juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan
pembahasann hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari
data, memanfaatkan teori yang ada sebagai penjelas, berakhir dengan suatu teori
(Noor, 2011 : 34).
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat
penemuan. Dalam penelitian kualitatif , peneliti merupakan instrument kunci.
Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi
bisa bertanya, menganalisis, dan mengkronstruksi objek yang diteliti menjadi
jelas. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, mengetahui
makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi social, mengembangkan
teori, memastikan kebenaran dan meneliti sejarah perkembangan (Noor, 2011 :
35).

11
3.2 TIPE PENELITIAN
Pada penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena alamiah maupun rekayasa manusia.
Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat
pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat
populasi atau daerah tertentu.
Studi deskriptif yaitu mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai
faktor-faktor yang menjadi fokus peneliti, hal ini sangat relevan dengan judul
penelitian penulis, bahwa penulis mengkaji permasalahan yang berdasaran
fenomena aktual dan faktual yang terjadi dilapangan, yang tidak hanya
mengumpulkan data saja tetapi juga menganalisa data yang telah diperoleh
tersebut.
Penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun
rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas,
keterkaitan antar kegiatan.

3.3 LOKASI PENELITIAN


Adapun lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam mencari data
penelitian Emansipasi Wanita Pada Era Modern (Studi Deskriptif Kualitatif
Pernyataan Najwa Shihab “Kenapa Perempuan Harus Memilih” Pada
Masyarakat Kota Banjarmasin) adalah di sekitar Kota Banjarmasin.

3.4 JENIS DATA


Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer, adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan melalui wawancara
dengan pihak informan.

12
Data primer punya kelebihan antara lain:
a) Peneliti dapat mengontrol tentang kualitas data tersebut, ini bisa dilakukan
karena secara historis peneliti memahami proses pengumpulannya.
b) Dapat mengatasi kesenjangan waktu antara saat dibutuhkan data itu dengan
yang tersedia. Kadangkala yang diinginkan peneliti adalah tahun yang
terbaru, tetapi yang tersedia justru tahun-tahun sebelumnya yang menurut
peneliti sudah out to date.
c) Peneliti akan lebih leluasa dalam menghubungkan masalah penelitiannya
dengan kemungkinan ketersediaan data di lapangan. Hal ini bisa dilakukan
karena data primer umumnya dengan cara mengelaborasi variabel dalam
rumusan masalah, kemudian dicari datanya melalui butir-butir pertanyaan
yang disusun dari hasil elaborasi variabel tersebut.

3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
menurut Sugiyono (2007:209) bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan
data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi,
wawancara, angket dan dokumentasi. Namun dalam penelitian ini teknik
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan metode
wawancara.
Esterberg dalam Sugiyono (2007:211), mendefinisikan wawancara sebagai
pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tersebut.
Dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang informan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena
yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Dalam
melakukan wawancara, peneliti melakukan pertanyaan terbuka namun masih
dibatasi dengan tema, fleksibel dengan pendoman wawancara, agar memahami

13
penelitian yang dilakukan, oleh karena itu jenis wawanccara yang dilakukan oleh
peniliti adalah wawancara semi tersruktur.
1. Metode Wawancara (Interview)
Wawancara adalah proses pengumpulan data dengan cara melakukan
sesi tanya jawab secara langsung kepada narasumber dengan menyiapkan
pertanyaan terlebih dahulu agar mendapatkan jawaban atas hipotesis yang
telah disusun. Dalam melakukan wawancara sebaiknya seorang
pewawancara membangun hubungan yang baik sehingga informan dapat
melewati proses wawancara secara bebas dan menyenangkan sehingga
pewawancara dapat memperoleh data yang diinginkan.
Dalam melakukan penelitian kami melakukan teknik wawancara
terpimpin yaitu dengan menyusun pertanyaan yang akan ditujukan kepada
informan. Dengan Teknik ini diharapkan dapat membuat sesi wawancara
lebih terarah sehingga dapat dikembangkan namun masih dalam
pembahasan yang sama. Adapun informan yang kami perlukan dalam
wawancara penelitian Emansipasi Wanita Pada Era Modern (Studi
Deskriptif Kualitatif Pernyataan Najwa Shihab “Kenapa Perempuan Harus
Memilih” Pada Masyarakat Kota Banjarmasin) adalah berasal dari berbagai
kalangan baik dengan jenis gender yang berbeda maupun jenis pekerjaan
pada masyarakat di Kota Banjarmasin.

3.6 TEKNIK ANALISIS DATA


Penulis menggunakan analisis data yang bersifat analisa deskriptif.
Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007 : 93) analisis data merupakan proses
memanipulasi data hasil penelitian sehingga data tersebut dapat menjawab
pertanyaan penelitian/proses menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih
diinterpretasikan.
Menurut Mattew Miles dan Huberman (1992 : 16) terdapat tiga komponen
analisis data yaitu :

14
1. Reduksi Data, yaitu suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi “kasar” yang muncul dari
catatan-catatan yang tertulis dilapangan. Reduksi data yang dilakukan peneliti
dalam penelitian ini adalah analisa yang menajam, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu untuk mengorganisasi data dengan
cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan
diverifikasi.
2. Penyajian Data, penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara
yang utama bagi analisa kualitatif yang valid. Penyajian data yang sering
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bentuk teks naratif. Semuanya
dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk padu
dan mudah diraih. Dalam penelitian ini penyajian data yang digunakan adalah
bentuk teks naratif yang disertai bagan dan tabel yang isinya berkaitan dengan
penelitian ini tentunya.
3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi), berdasarkan pemulaan data, penganalisis
kualitatif mulai dari mencari arti benda-benda, mencari keteraturan, pola-pola
kejelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat dan
proposisi. Penelitian yang berkompeten akan menangani kesimpulan-
kesimpulan itu dengan longgar, tetap terbuka dan skeptis, tetapi kesimpulan
sudah disediakan, mula-mula belum jelas kemudian lebih rinci dan mengakar
dengan kokoh. Kesimpulan akhir yang muncul sampai pengumpulan data
berakhir, tergantung pada kesimpulan-kesimpulan dan catatan lapangan.

3.7 TRIANGULASI DATA


Triangulasi berupaya untuk mengecek kebenaran data dan
membandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber lain baik pada berbagai
fase penelitian lapangan, pada waktu yang berlainan maupun dengan metode
yang berlainan. Adapun triangulasi yang dilakukan pada penelitian ini

15
menggunakan dua macam teknik pemeriksaan yaitu triangulasi sumber dan
triangulasi peneliti.
Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mencek ulang derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.
Sedangkan triangulasi peneliti adalah menggunakan lebih dari satu peneliti
dalam melaksanakan wawancara.
Untuk itu, maka peneliti dapat melakukan dengan cara:
a. Mengajukan berbagai variasi pertanyaan
b. Membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan wawancara
c. Mengeceknya dengan berbagai sumber data
d. Melakukan pengamatan melalui wawancara dengan menggunakan empat
orang pengamat/pewawancara.
Berdasarkan hasil triangulasi tersebut, maka akan sampai pada salah satu
kemungkinan yaitu apakah data yang diperoleh ternyata konsisten, tidak 5/5
konsisten, atau berlawanan. Selanjutnya mengungkapkan gambaran yang lebih
memadai mengenai gejala yang diteliti.

16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan dengan mengumpulkan
data-data yang didapatkan melalui wawancara semi struktur, baik kepada
informan perempuan maupun laki-laki di sekitar Kota Banjarmasin. Maka kami
mendapatkan hasil mengenai Statement Najwa Shihab dalam cuplikan video
pada acara Opera Van Java yang ditayangkan di Trans 7 dan diunggah pada
youtube channel TRANS7 OFFICIAL, yang mana Najwa Shihab menjawab
sebuah pertanyaan dengan pernyataan “Kenapa sih perempuan harus disuruh
memilih, bukankah kita bisa mendapatkan keduanya, pertanyaan itu sejak awal
sudah menempatkan posisi perempuan seolah-olah tak berdaya”. Dengan
menguraikan satu-persatu dari pertanyaan yang kami ajukan, yaitu sebagai
berikut:
1. Dari hasil informasi yang peneliti peroleh informan perempuan
maupun laki-laki menyetujui pernyataan yang disampaikan oleh Najwa
Shihab pada video tersebut. Walaupun ada beberapa informan yang masih
belum mengetahui video tersebut, akan tetapi kami memperlihatkan video
tersebut dan mereka langsung menyatakan sikap setuju terhadap pernyataan
Najwa Shihab. Ini membuktikan bahwa, statement Najwa Shihab tentang
seharusnya wanita tidak dipojokkan dengan pertanyaan pilihan antara menjadi
ibu rumah tangga atau wanita karir, sejatinya bahwa menjadi ibu rumah tangga
itu adalah takdir semua perempuan yang sudah menikah walaupun memiliki
perkerjaan/karir.
Kemudian lebih banyak informan yang mengetahui ada nya video viral
tersebut, ini menandakan bahwa memang Najwa Shihab adalah orang yang
tepat untuk menyuarakan pendapat mengenai emansipasi wanita, didalam
video tersebut tanpa penegasan yang berarti hanya dengan satu tarikan ucapan

17
kalimat, penonton didalam studio dapat dengan mudah memahami maksud
dari Najwa tersebut ditandai dengan adanya teput tangan dan sorakan dari
penonton dan persetujuan langsung dari narasumber pertama kali melihat
video tersebut.

2. Sejatinya emansipasi wanita adalah hak untuk setiap perempuan di dunia ini.
Kesetaraan gender menjadi hal yang penting dalam emansipasi wanita,
perempuan harus tau dirinya mempunyai sebuah kewajiban tetapi juga harus
sadar ada hak-hak yang bisa diraih tanpa meninggalkan takdir yang dia emban.
Perempuan dan laki-laki harus bisa membedakan porsi nya dalam
menjalankan kehidupan, karena ada memang pekerjaan yang tidak bisa
dilakukan oleh laki-laki dan juga ada pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh
perempuan. Tetapi dalam halnya berkarir semua perempuan berhak
mendapatkan gelar itu sesuai dengan porsinya masing-masing
Pola pikir semua orang harus berubah pada zaman sekarang, harusnya
tidak ada lagi anggapan wanita adalah orang yang lemah karena itu hanya
melihat dari kemampuan fisik perempuan tanpa melihat potensi pikirannya.
Dan anggapan wanita lemah dari kemampuan fisik memang harus diakui
bahwa sejatinya pekerjaan yang memerlukan fisik harus diemban oleh laki-
laki, jikapun ada wanita yang kemampuan fisik nya lebih kuat dari pada laki-
laki misalnya seorang perempuan atlet angkat berat, altet bela diri dan lainnya.
tetap lah wanita memerlukan laki-laki untuk melindunginya, tetapi hal itu
bukan menjadi sebuah pola pikir bahwasanya perempuan adalah makhluk
lemah tetapi perempuan adalah makhluk yang penuh kasih sayang.
Informasi yang diberikan oleh informan menunjukkan bahwa teori yang
kami gunakan pada bab II sesuai dengan pendapat informan yang kami
wawancarai yaitu:
Emansipasi ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sejumlah
usaha untuk mendapatkan hak politik maupun persamaan derajat, sering bagi

18
kelompok yang tak diberi hak secara spesifik, atau secara lebih umum dalam
pembahasan masalah seperti itu. Dan Emansipasi wanita merupakan proses
pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau
dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang
dan untuk maju.

3. Emansipasi wanita di Indonesia menurut informasi yang kami dapat dari hasil
wawancara yang telah kami lakukan terdapat perbedaan pendapat yang
spesifik ditemui, yaitu sebagian berpendapat emansipasi wanita di Indonesia
sudah berjalan dengan baik, sebagian mengatakan sudah cukup terjalankan
dengan baik, sebagian lagi mengatakan emansipasi wanita di Indonesia masih
kurang dan rendah. Ini membuktikan bahwa emansipasi wanita di Indonesia
masih belum merata disetiap daerah di Indonesia. Ada sebagian wanita yang
telah mendapatkan hak emansipasi nya sebagai wanita, ada juga yang belum
mendapatkan. Masih ada pandangan bahwa perempuan adalah orang yang
berperan nomer 2 dari pada laki-laki, ada juga yang masih berpandangan
bahwa wanita makhluk yang lemah lembut jadi tidak bisa mendapatkan
haknya, dan yang paling mendasar adalah banyak perempuan yang masih
harus berjuang dan membuktikan kemampuannya terlebih dahulu baru diakui
sebagai wanita yang tangguh.
Tetapi ada juga yang telah berpendapat bahwa emansipasi wanita telah
bagus, dengan adanya dibeberapa daerah di Indonesia wanita yang menjadi
seorang pemimpin baik di Organisasi, Lembaga, Kantor dan lainnya.
Perbedaan pendapat yang sangat signifikan ini menandakan bahwa Indonesia
masih ditahap menjalankan kesetaraan gender, semua perempuan masih
belum merdeka atas haknya tetapi sudah ada pembuktian bahwa di Indonesia
berpeluang untuk mewujudkan kesetaraan gender.

19
4. Di kota Banjarmasin emansipasi wanita sudah terealisasikan dengan baik
terbukti dengan adanya informasi dari informan yang kami wawancarai,
bahwa di Banjarmasin telah banyak kedudukan wanita yang menjadi
pemimpin baik dalam sebuah organisasi, Lembaga, ataupun pekerjaan
lainnya. Walaupun ada beberapa informan yang mengatakan masih harus
terus diperjuangkan tetapi Kota Banjarmasin membuktikan bahwa peluang
perempuan mendapatkan emansipasinya sebagai wanita sudah sangat bagus.
5. Wawancara kami dengan informan melalui pertanyaan emansipasi wanita
dilingkungannya terbukti bahwa informan yang kami wawancarai dengan
berbeda-beda lingkungannya tempat tinggal dan aktivitasnya terlihat
perbedaan emansipasi wanita yang sangat signifikan. Riri, Jessy, Salwa dan
Alene, yaitu para perempuan yang hidup dilingkungan sebuah organisasi
mengatakan lingkungan nya sangat mendukung emansipasi wanita. Nisa,
Rahma, Nabila, dan Ifah dengan lingkungan sebagai wanita yang telah
mempunyai pekerjaan juga mengatakan lingkungan keluarganya mendukung
hak mereka sebagai wanita pekerja, kemudian lingkungan di tempat mereka
kerjapun tidak ada Batasan untuk mereka berkarir.
Kemudian Wahyu, Fajri, Aji, juga mengatakan dilingkungannya
sebagai orang yang aktif berorganisasi, mereka menyebutkan bahwa
lingkungannya sudah sangat mendukung adanya emansipasi wanita.
Kemudian menurut adit dengan lingkungan sekitar tempat tinggalnya dia
mengatakan emansipasi wanita masih sangat kurang. Dan Akmal dan Ragil
mengatakan dilingkungan kampusnya dan keluarganya sudah sangat
mendukung adanya emansipasi wanita.

6. Kemudian dari hasil informasi yang telah dipaparkan oleh informan diatas.
Maka pendapat informan mengatakan faktor yang menghambat wanita di
Indonesia sering tidak mendapatkan emansipasinya sebagai wanita adalah
adanya pandangan masyarakat yang masih mengganggap perempuan hanya

20
cocok menjadi seorang pengurus rumah tangga, lalu adanya perempuan yang
tidak percaya diri dengan potensi yang dimilikinya karena faktor lingkungan,
pemikiran yang terdahulu dan sebagainya. Kemudian dilingkungannya tinggal
masih belum ada sistem sumber yang dapat mengembangkan potensi dirinya
sendiri. Kemudian informan juga menyebutkan adanya faktor budaya patriaki
masih sangat dipercayai pada zaman sekarang membuat keterbatasan ruang
publik untuk perempuan dalam berkarir. Dan juga adanya faktor agama yang
memang membatasi perempuan yaitu contohnya jika perempuan sudah
menikah maka harus menuruti kehendak suaminya.
Kemudian dari pertanyaan untuk informan perempuan kami mendapatkan
informasi dari pertanyaan kami yaitu:
1. Informan yang telah memiliki pasangan sudah memberikan dirinya kebebasan
untuk berkarir, sementara yang belum memiliki pasangan berharap dan akan
mencari pasangan yang bisa mendukung dirinya untuk membuat pilihan
hidupnya yang terbaik.
2. Informan perempuan dalam kehidupannya jika melihat perempuan yang
masih tidak mendapat dukungan baik dari lingkungan sekitarnya ataupun
kepercayaan dari diri sendiri akan berusaha untuk menyemangati, membantu,
mengedukasi dan mensupport untuk selalu berjuang mendapatkan hak nya
sebagai perempuan dan untuk selalu percaya diri dengan potensi yang
dimilikinya.
3. Kemudian informan perempuan juga berharap bahwa pemerintah, keluarga,
lingkungan dan kebudayaan yang ada harus memahami bahwa perempuan
juga mempunyai hak asasi sebagai manusia yang berhak memilih apa yang
diinginkannya. Kemudian memfasilitasi wanita dalam segi pendidikan,
keamanan dan lainnya, lalu mendapat kebebasan diruang publik atas
pendapat, kontribusi, jabatan yang sama dengan laki-laki sesuai dengan
kodratnya. Dan semua aspek kehidupan harus sadar memang menjadi wanita

21
karir sekaligus ibu rumah tangga sangatlah berat, tetapi tetaplah semua wanita
harus mempunyai kemerdekaan untuk berfikir.
Kemudian dari pertanyaan untuk informan laki-laki kami mendapatkan informasi
dari pertanyaan kami yaitu:
1. Sebagai laki-laki informan memandang bahwa emansipasi wanita adalah
menyamaratakan porsi tanpa melemahkan satu posisi, memberikan kebebasan
wanita tentang cita-cita yang diinginkannya, menjunjung tinggi ciptaan tuhan
atas segala perbedaan yang ada, mengerti segala keterbatasan perempuan dan
menghormatinya.
2. Informan laki-laki beberapa menyatakan dalam perihal membebaskan
perempuan untuk memilih pilihan hidupnya mereka sangat menyetujuinya,
karena kehidupan sekarang sudah modern berhak memilih jalan hidupnya
selagi perempuan tahu Batasan, kewajiban dan kodratnya sebagai seorang
perempuan. Ada juga yang menyatakan bahwa mereka mengingkan pasangan
mereka untuk menjadi pendidik utama untuk anak-anaknya, jikapun
pasangannya ingin berkerja maka mereka akan mengizinkannya untuk bekerja
dilingkungan rumah saja seperti menulis, usaha online, dan semacamnya.

4.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang sudah kami lakukan, kami mendapatkan hasil
mengenai statement Najwa Shihab dalam cuplikan video pada acara Opera Van
Java yang ditayangkan di trans 7 dan diunggah pada channel youtube TRANS7
OFFICIAL, yang mana Najwa Shihab menjawab pertanyaan “kenapa perempuan
harus memilih, karena bukankah perempuan bisa mendapatkan keduanya”.
Berdasarkan wawancara yang telah kami lakukan kami menarik
kesimpulan, baik laki laki atau perempuan setuju pada statement najwa shihab
tersebut. Baik laki laki maupun perempuan juga setuju bahwa kesetaraan gender
adalah hal yang penting dalam emansipasi wanita. Para narasumber yang kami

22
wawancara juga memberika pernyataan bahwa pola pikir semua orang harus
diubah, karena harusnya tidak ada lagi anggapan bahwa wanita itu lemah dan
hanya melihat fisik tanpa melihat potensi pikirnya.
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan terdapat banyak perbedaan
pendapat mengenai penjelasan ataupun makna dari emansipasi wanita dari teori
yang kami gunakan , sebagian berpendapat bahwa emansipasi wanita di
Indonesia sudah berjalan dengan baik dan sebagian lagi mengatakan bahwa
emansipasi wanita di Indonesia masih kurang dan rendah. Di kota Banjarmasin
sendiri emansipasi wanita sudah cukup terealisasikan dengan baik, terbukti
dengan adanya informasi dari informan yang kami wawancarai, mereka
mengatakan bahwa di Banjarmasin telah banyak wanita yang memiliki
keududukan yang tinggi seperti pemimpin organisasi, lembaga ataupun
pekerjaan lainnya.
Menurut informan yang kami wawancarai lingkungan tempat mereka
tinggal memiliki kondisi dan tanggapan tentang emansipasi wanita tersendiri, ada
para informan yang tinggal di lingkungan yang mendukung emansipasi wanita
adapula informan yang tinggal dilingkungan yang kurang mendukung
emansipasi wanita. Berdasarkan hal tersebut maka bisa ditarik beberapa faktor
yang menjadi penghambat bagi wanita di Indonesia sering tidak mendapatkan
emansipasinya, seperti kurangnya pengembangan potensi diri, adanya pengaruh
budaya, lingkungan dan juga faktor agama.
Dari hasil wawancara kami kepada para informan wanita kami menarik
kesimpulan bahwa sebagian besar informan yang sudah memiliki pasangan
diberikan kebebasan untuk berkarir oleh pasangannya, dan yang belum memiliki
pasangan berharap akan mendapatkan pasangan yang memberikan kebebasan
kepada dirinya untuk berkarir.
Sedangkan hasil wawancara yang kami lakukan kepada informan laki laki,
kami dapat menarik kesimpulan bahwa sebagian besar laki laki memandang
bahwa emansipasi wanita adalah penyamarataan porsi tanpa melemahkan satu

23
posisi, para informan laki laki juga menjelaskan bahwa mereka sebagai laki laki
dan sebagai pasangan dari seorang perempuan akan memberikan kebebasan
untuk memilih pilihan hidupnya.
Informasi yang diberikan oleh informan menunjukkan bahwa teori yang
kami gunakan pada bab II sesuai dengan pendapat informan yang kami
wawancarai yaitu, Emansipasi ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
sejumlah usaha untuk mendapatkan hak politik maupun persamaan derajat,
sering bagi kelompok yang tak diberi hak secara spesifik, atau secara lebih umum
dalam pembahasan masalah seperti itu. Serta Emansipasi wanita merupakan
proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah
atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang
dan untuk maju.
Menurut kami emansipasi wanita di Banjarmasin sudah berjalan, karena
terbukti sudah banyak jabatan seorang pemimpin atau jabatan tinggi lainnya telah
diduduki oleh seorang wanita. Untuk mempertahankan hal tersebut ada baiknya
jika para wanita diberikan lebih banyak informasi mengenai emansipasi wanita
dengan mengadakan penyuluhan, seminar ataupun pemberian dan pelatihan skill
untuk para wanita.

24
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari data dan penjelasan di atas dapat kami simpulkan bahwa persepsi
masyarakat Kota Banjarmasin tentang statement Najwa Shihab “Kenapa
Perempuan Harus Memilih” dalam hal pekerjaan dan urusan rumah tangga ialah
menyetujui pernyataan tersebut. Perempuan di sini bersifat saling menguatkan
bukan untuk dipojokkan ataupun dianggap lemah. Seorang perempuan bisa
menggabungkan dua pekerjaannya sekaligus baik menjadi seorang ibu rumah
tangga dan menjadi seorang wanita karir.
Pernyataan Najwa Shihab mewakili aspirasi para perempuan saat ini yang
ingin memiliki kebebasan dan kesetaraan (bukan berarti mendominasi).
Perempuan memiliki hak yang setara dengan laki-laki, memiliki kebebasan untuk
sekolah sampai perguruan tinggi, memiliki hak untuk menyampaikan pendapat,
hak untuk berpolitik dan lainnya.
Emansipasi wanita di Kota Banjarmasin terbilang mendapatkan dukungan
dan tidak mengalami halangan, bisa dikatakan maju untuk bebas berkreasi dan
berkarya. Masyarakat saat ini sudah mulai memahami dan menjunjung toleransi
sehingga perempuan di Banjarmasin juga mendapatkan haknya dalam
emansipasi. Terbukti dengan adanya perempuan yang menduduki posisi sebagai
pemimpin atau ketua dalam suatu instansi.

5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat kami sampaikan kepada pembaca khususnya
perempuan Indonesia untuk selalu berpikir lebih maju dan percaya diri dalam
mengejar mimpinya. Adapun jika mendapatkan hambatan untuk mendapatkan
emansipasinya sebagai wanita hendaklah berusaha untuk memberikan pengertian
dan meyakinkan jika kita sebagai perempuan Indonesia bisa dan berhak

25
mendapatkan dan mengeluarkan pendapat. Selain itu jika orang terdekat kita saat
ini berada pada ketidakadilan ada baiknya kita membantu untuk menyelesaikan
masalah dengan tidak bersikap acuh. Karena dengan perhatian ini perempuan
Indonesia akan mendapatkan kekuatan untuk menyuarakan pendapatnya.
Penelitian ini perlu disempurnakan untuk meningkatkan kesadaran semua
individu bahwa perempuan juga memiliki hak untuk kebebasannya dan hak untuk
memiliki kesetaraan dengan laki-laki, tetapi kesetaraan di sini bukan bermaksud
untuk mendominasi dalam kehidupan sehari-hari.
Diharapkan penelitian ini memberikan manfaat dalam penambahan
wawasan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca pada umumnya tentang
emansipasi wanita di era modern.
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
pembaca tentang pembahasan penelitian di atas.
Terimakasih kami ucapkan. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

26
DAFTAR PUSTAKA

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: RajaGrafindo. 2011.


Indramadani, Hatmi Farih. 2014. Tindak Tutu Ekspresif Pada Segmen Catatan Najwa
Dalam Acara Mata Najwa Di Metro TV. Tidak diterbitkan. Skripsi. Jember:
fakultas keguruan dan ilmu Pendidikan.
Junaidi, Heri. 2017. Ibu Rumah Tangga: Stereotype Perempuan Pengangguran. Jurnal
Kajian Gender Dan Anak. Vol 12 No 01, Hal 77-88.
Mariyawati, Mery. 2015. Penggunaan Diksi Dan Gaya Bahasa Najwa Shihab Pada
Acara Mata Najwa Di Metro TV. Tidak diterbitkan. Skripsi. Jember: Fakultas
sastra.
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mustikawati, Citra. 2015. Pemahaman Emansipasi Wanita. Jurnal Kajian Komunikasi.
Vol 3 No.1, hal 65-70. Surakarta: Fakultas Psikologi.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Prenada Media Grou:, Jakarta.
Rukin. 2019. Metodologi penelitian kualitatif. Takalar: Yayasan Ahmad Cendikia
Indonesia.
Sari, Astra Rosita. 2016. Pengaruh Kredibilitas Najwa Shihab Terhadap Keputusan
Menonton Acara Mata Najwa Di Trans 7. Tidak diterbitkan. Penelitian.
Bandar lampung: FISIP.
Sumakul, Beely Jovan. 2015. Peranan Komunikasi Keluarga Dalam Pembentukan
Identitas Remaja Di Kelurahan Malalayang 1 Kecamatan Malalayang. Jurnal
Acta Diurna, Vol IV No.4.
Susanti, Elian Dwi. 2011. Emansipasi Wanita Dalam Pandangan Remaja Putri Di
Jepara. Tidak diterbitkan. Skripsi.

i
Web:
https://www.youtube.com/watch?v=oljPPwYTTgs
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-komunikasi-keluarga/3802
https://pakarkomunikasi.com/pengertian-komunikasi-menurut-para-ahli
https://www.zonareferensi.com/pengertian-komunikasi/
https://www.scribd.com/document/392800583/Pengertian-Menurut-Para-Ahli-docx
https://www.autoexpose.org/2019/06/definisi-metode-penelitian-kualitatif.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Emansipasi
https://www.coursehero.com/file/51313512/PERTEMUAN-1-PARADIGMA-
PENELITIAN-KUALITATIFpdf/
https://www.kompasiana.com/kertasputihkastrat/5da5bb15097f36715731a7c3/puan-
langkah-emansipasi?page=all
http://pengertianaja.blogspot.com/2018/02/pengertian-pekerjaan-menurut-para-
ahli.html
http://rahmianti11.blogspot.com/2013/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-
x_2090.html
https://docplayer.info/30486147-Bab-ii-kajian-teori-a-kajian-pustaka-1-motif-a-
pengertian-motif-motif-adalah-dorongan-yang-sudah-terikat-pada-suatu-
tujuan.html
http://eprints.walisongo.ac.id/436/4/083811002_Bab3.pdf
http://skripsikusayang.blogspot.com/2012/04/jenis-jenis-penelitian-skripsi.html
https://docplayer.info/31968107-Bab-iii-metode-penelitian-sebagai-suatu-gambaran-
kompleks-meneliti-kata-kata-laporan-terinci-dari.html
https://pembacasite.wordpress.com/2016/09/22/urutan-penyusunan-laporan-
penelitian/
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/penelitian-kuantitatif-dan-
kualitatif/

ii
LAMPIRAN I
Daftar Informan

Profil Informan yang kami dapatkan sebagai berikut:


No. Nama P/L Status/Pekerjaan Pewawancara
Tri Octavia Zikrina Ketua Umum HIMAKOM
1. P Ade
Monica ( Riri ) FISIP ULM Banjarmasin
Bendahara Umum
Jessy Aurelia
2. P HIMATEKPEN FKIP ULM Salsabila
( Jessy )
Banjarmasin
BEM Politeknik Kesejahteraan
3. Salwa ( Salwa ) P Sehat
Sosial Bandung
Annisa Rahmadhana Kepala Point Café Indomaret
4. P Sehat
( Nisa ) Kayutangi
Darlene Gitta Mahasiswi FH ULM (mantan
5. P Salsabila
Hamida ( Alene ) pembicara Ted Ed Talk)
Rahma Lina Rizqi Freelancer model & Karyawati
6. P Sehat
( Rahma ) Adaro Service
Siti Nabila
7. P Wiraswasta Yunida
( Nabila )
Syarifah Rosidah
8. P Wiraswasta dan Guru Les Yunida
( Ifah )
Wahyu Rizki Koordinator MSDM BIPOK
9. L Ade
Hidayat ( Wahyu ) FISIP ULM
Noor Fajrie
10. L Event Organizer Ade
Ramadhan ( Fajri )
Aditya Ihsan
11. L Forum Sineas Banua Sehat
( Adit )

iii
Muhammad Fajri
BEM Universitas Lambung
12. Akbar Saputra L Sehat
Mangkurat
( Aji )
Akmal Firmansyah Mahasiswa STMKG Bintaro
13. L Yunida
( Akmal ) Tangerang
Ragil Kholifah
Mahasiswa Universitas Negeri
14. Imam Sarli L Yunida
Jember &Wiraswasta
( Ragil )

iv
LAMPIRAN II
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN

Dari wawancara yang telah dilaksanakan dapat dipaparkan temuan penelitian


sebagai berikut:
1. Apakah anda mengetahui video pernyataan Najwa Shihab “Mengapa Perempuan
Harus Memilih” dan apa tanggapan mengenai pernyataan tersebut?
Jawaban:
1) Riri,
“Saya sebelumnya belum pernah melihat video tersebut, tapi tanggapan
pertama saya setelah melihat video itu sebagai perempuan saya setuju
dengan pernyataan tersebut”
2) Jessy,
“Saya tidak mengetahui pernyataan tersebut karena belum pernah
menonton video tersebut sebelumnya”
3) Salwa,
“Saya pernah menontonya. Videonya bagus, dari sana aku lagi lagi tersadar
memang harusnya perempuan saling menguatkan bukan melemahkan satu
sama lain. Karna balik lagi, setiap individu punya pilihan masing-masing
dan setiap orang paling tau kondisi yang paling cocok untuknya.”
4) Nisa,
“Pernah menonton, memang benar semua wanita seharusnya tidak selalu
dipojokan dalam pertanyaan atau hal apapun karena dia mempunyai hak
dalam kehidupannya”
5) Alene,
“tau dan setuju”
6) Rahma,
“Baru kali ini nonton dan pernyataannya lumayan bagus”

v
7) Nabila,
“Ya saya tau. Sangat mengedukasi, dapat dengan mudah dimengerti
berbagai pihak karena disandingkan dengan acara komedi yag diucapkan
dengan bahasan yang lugas, penonton dapat dengan mudah mehami
maksud dari Najwa Shihab tanpa ada tekanan yang berarti.”
8) Ifah,
“Saya pernah menonton. Saya menyetujui dengan statement Najwa Shihab
dan saya juga merasakan bagaimana selalu dihadapkan pada dua pilihan
yang sangat membatasi kebebasan bagi saya sebagai wanita.”
9) Wahyu,
“Sudah pernah menonton sebelumnya. Perempuan memang susah untuk
disuruh memilih. Jika perempuan bisa menerima keduanya selagi
perempuan tersebut pasti bisa melakukannya”
10) Fajri,
“Iya pernah. Pernyataan yang disampaikan Najwa Shihab benar saja karena
perempuan memiliki keinginannya tersendiri”
11) Adit,
“Tidak pernah lihat sebelumnya dan video yang ditayangkan bagus”
12) Aji,
“Pernah lihat dan Pernyataannya sangat bagus”
13) Akmal,
“Pernah. Apa yang disampaikan oleh Najwa adalah suatu kebenaran,
dipernyataan Najwa menurut saya mengandung sebuah idealisme dimana
ia menunjukkan jika seorang perempuan itu bisa menggambungkan dua
pekerjaan sekaligus baik menjadi seorang IRT maupun pada profesi yang
dimilikinya. Tapi saya memiliki pendapat pribadi bahwa Najwa sangat
berapi-api dalam menyampaikan aspirasinya padahal Deny hanya
memberikan pertanyaan yang biasa saja. Ntah memang pembawaan Najwa

vi
yang terlalu serius sehingga ia mengeluarkan pernyataan yang saya akui
memang menjadi permasalahan wanita pada saat ini.
14) Ragil,
“Saya mengetahui video tersebut. Pernyataan Najwa Shihab sudah
mewakili aspirasi kaum wanita saat ini, setiap wanita berhak memiliki
kebebasan dan kesetaraan namun tetap saja ada batasan yang memang
harus dipatuhi. Dalam islam sudah ada ketetapan yaitu pada surah Al
Baqarah ayat 228 “dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya dengan cara yang ma’ruf atau patut”

2. Bagaimana pendapat anda mengenai emansipasi wanita?


Jawaban:
1) Riri,
“Hakikat seorang perempuan kelak akan menjadi ibu rumah tangga dan itu
pasti. Menurut saya menjadi ibu rumah tangga itu takdir, menjadi wanita
karir itu pilihan hidup masing-masing wanita.”
2) Jessy,
“Bagus karena mendorong wanita semakin percaya diri dalam berkarya”
3) Salwa,
“Emansipasi wanita kalau seperti yang aku tau emansipasi wanita itukan
proses pelepasan diri wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah
atau dari pengekangan hukum yg membatasi kemungkinan untuk
berkembang dan untuk maju. Disinikan bukan berusaha untuk menandingi
laki-laki tapi kita (perempuan) dan laki-laki itu punya perannya masing-
masing, Mungkin analogi sederhananya gini. Dikelas 6 sd lagi ujian ada
10 soal, si A benar di no 1,2,3,4,5,6,7 jumlah nya 7. Tapi si B benar di no
1,2,3,4,8,9,10 dan jumlahnya juga sama 7. Ya itu ada posisinya masing-
masing dan sama. Dan kata aku kita, siapapun baik wanita atau laki-laki ya
harus merdeka.

vii
4) Nisa,
“Pendapat saya itu hak wanita untuk penjalankan kehidupan sebagai
wanita”
5) Alen,
“Emansipasi wanita adalah kesamaan hak antara pria dan wanita. Tanpa
mendiskriminasikan wanita dalam suatu kasus atau situasi.”
6) Rahma,
“Mengenai emansipasi wanita menurut aku, kita sebagai wanita itu harus
mandiri dan tegas , ya kita tegas dalam memilih apa yang bisa membuat
kita lebih baik dari yang sekarang.”
7) Nabila,
“Emansipasi wanita merupakan hak-hak yang dimiliki oleh perempuan,
bagaimana perempuan bebas dalam memilih dan memiliki otoritas tubuh
atas diri sendiri.”
8) Ifah,
“Emansipasi wanita adalah suatu kelanjutan dari kesetaraan gender yang
memberikan hak kepada wanita seperti hak berbicara, hak hidup dan hak
untuk mengembangkan diri dalam berperan dari aspek kehidupan
masyarakat.”
9) Wahyu,
“Saya tidak mempermasalahkan itu selagi perempuan bisa melakukan
peran ganda (ibu rumah tangga dan karir)”
10) Fajri,
“Pendapat saya mengenai ini, perempuan memang harus diberikan posisi
yang layak, karna mereka juga memiliki kekuatan dan kecerdasan.”
11) Adit,
“Setuju dengan emansipasi yah, setiap manusia punya kebebasan hak dan
kewajiban nya masing masing, dan jelas kita sesama makhluk sosial harus
menghargai satu sama lain.”

viii
12) Aji,
“Persamaan hak, tidak ada perbedaan dalam aspek kehidupan masyarakat”
13) Akmal, -
14) Ragil,
“Menurut saya masih lemah karena banyaknya orang yang masih memiliki
pola pikir jika wanita adalah makhluk yang lemah serta minimnya
pengetahuan sehingga pola pikir seseorang masih menjadi follower (tidak
memiliki pendirian sendiri) sehingga memicu kaum laki-laki yang
merendahkan wanita.

3. Bagaimana pendapat anda mengenai emansipasi wanita di Indonesia saat ini?


Jawaban:
1) Riri,
“Menurut saya Indonesia mendukung emansipasi wanita alam hal yang
wajar bukan karena suatu paksaan.”
2) Jessy,
“Dibeberapa tempat kurang terealisasikan karena wanita masih dinomor
duakan dan dilarang untuk bebas beraktifitas.”
3) Salwa,
“Dari video yang mata najwa tadi mungkin memang faktanya di Indonesia
dalam UU juga ada beberapa pekerjaan dibatasi untuk wanita, kalau terkait
UU sendiri aku belum memperdalam sih tapi mungkin UU disini pasti
penuh pertimbangan, misalnya kerja berat tidak mungkin buat wanita karna
berdampak ke rahim dan sebagainya dan terkait budaya, karna Indonesia
itu sangat beragam dan biasanya norma budaya dulu masih menganggap
hal yg tabu soal "wanita kerja" ya itu pasti aja banyak komentar tidak
mendamaikan hati dan bahayanya ketika ada orang etnosentrisme, yg
menilai orang lain berdasarkan nilai budayanya sendiri, contohnya orang
kampung ketemu orang kota yang pulang malam karena kerja pasti

ix
dianggap perempuan tidak benar. Jadi kalau menurutku emensipasi wanita
di Indonesia sekarang lebih terbangun sih, karna sekarang masyarakat lebih
melek terkait hak-haknya, karna perkembangan teknologi dan informasi yg
sangat cepat, sudah banyak ditemui jua topik pembahasan tentang wanita.
4) Nisa,
“Emansipasi di indonesia saat ini masih berjalan pada wanita wanita karir
tapi tidak kesemua wanita”
5) Alen,
“Kadang ada yang salah mengartikan antara feminis dan emansipasi
wanita. Pada kenyataannya, di Indonesia sendiri masih banyak yang
melanggar emansipasi wanita. Berkaca kepada pemilihan ketua osis, ketua
kelas, kebanyakan guru pasti akan protes jika yang mengajukan diri adalah
wanita. begitupula dengan yang terjadi pada dunia kerja. Seringkali pekerja
wanita dipersulit urusannya dibandingkan pekerja pria.”
6) Rahma,
“Emansipasi wanita sekarang masih kurang, karena masih banyak wanita
yang masih manja dan lebay dalam mengambil hak keputusan, masih
bimbang dan masih banyak pikiran, memang kita smua nya wajib
memikirkan hal apa yang akan kita ambil berdampak positif bagi kita.”
7) Nabila,
“Baik tapi belum terbaik, buruk tapi tidak bergitu buruk. disini perempuan
memiliki hak yang setara, bagaimana kita bebas untuk sekolah sampai
perguruan tinggi, hak untuk menyampaikan pendapat, hak untuk berpolitik
dan lainnya, tetapi masih banyk tantangan yang dihadapkan oleh
perempuan, di sini masyarakat masih banyk yaang menganut sistem
patriaki, dimana perempuan dijadikan objek, dipandang sebagai makhluk
nomor 2 yang tingkah lakunya harus sesuai standar 'budaya' seperti lemah
lembut, harus bisa memasak, hidupnya berakhir untuk mengurus anak dan
menikah. Apabila tidak sesuai standar tersebut banyak tekanan yng

x
dilemparkan kepadanya, padahal perempuan sebagai makhluk yang
berakal bebas untuk memilih hidupnya entah untuk menikah atau tidak
menikah, memiliki anak atau tidak memiliki anak, bekerja atau menjadi ibu
rumah tangga, mereka berhak untuk memilih. selain itu ada masalah lain
yang dihadapi perempuan, mereka sering dijadikan sebagai objek,
bagaimana mereka dilecehkan entah verbal atau non verbal karena
ketimpangan kuasa yang dialaminya. Indonesia menjadi negara no 2 tidak
aman untuk perempuan se Asia Pasifik, ini menjadi pr untuk kita semua
bagaimana cara perempuan diperlakukan sebenarnya.”
8) Ifah,
“Saat Indonesia sudah banyak peran wanita terutama dialam bidang
pendidikan, politik, dan lainnya.”
9) Wahyu,
“Saat ini Indonesia tidak ada kejelasan apakah ia memberikan kebebasan,
tetapi dilihat dengan adanya perempuan menjadi ketua instansi, secara
tidak langsung Indonesia mendukung.”
10) Fajri,
“Indonesia saat ini tidak menghalangi adanya emansipasi wanita ini karena
terbukti dari adanya presidden yang diduduki oleh seorang perempuan”
11) Adit,
“Emmm kalo di Indonesia menurut saya sudah cukup bagus karena saya
punya teman dari sabang sampai Merauke waktu saya ikut pelatihan
perfilman di Depok, waktu kami sharing disela jam kosong pelatihan,
disana kebanyakan teman saya yangg wanita dikota nya sudah mulai
emansipasi, sudah ada progresnya kata mereka masyarakat pelan-pelan
menjadi tersadarkan akan hak yg dimiliki orng lain.”
12) Aji,
“Emansipasi wanita di Indonesia bisa terbilang bagus”

xi
13) Akmal,
“Sudah melebihi ekpetasi saya, dimana saat ini sudah banyak wanita yang
memimpin suatu daerah seperti walikota Tangsel adalah seorang wanita,
bupati Jember juga wanita dan masih banyak lainnya wanita yang
memimpin didaerah. Artinya saat ini wanita sudah sangat dihargai dan
dipercayai untuk memimpin yang sejatinya seorang pemimpin adalah
tugasnya pria.”
14) Ragil,
“Jujur saya tidak begitu memahami secara menyeluruh bagaimana keadaan
saat ini, namun berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang pernah
saya hadapi sudah berjalan dengan baik seperti banyaknya wanita yang
mendapatkan pendidikan bahkan untuk jurusan teknik yang identik kaum
pria sudah mulai dimasuki oleh anak-anak perempuan. Juga banyak wanita
karir di Banjarmasin saat ini. Disisi lain saat ini sudah tidak asing lagi
dengan kasus-kasus pernikahan dini bahkan tidak jarang mereka dipaksa
untuk menikah hanya karena alasan perekonomian.”

4. Bagaimana pendapat anda mengenai emansipasi wanita di Banjarmasin saat ini?


1) Riri,
“Emansipasi wanita di Banjarmasin juga tidak diberi halangan, karena saya
sendiri menduduki jabatan ketua dalam organisasi”
2) Jessy,
“Emansipasi wanita di Banjarmasin sudah maju dan di Banjarmasin wanita
sudah bebas untuk berkreasi dalam berkarya walaupun kadang masih ada
batasan.”
3) Salwa,
“Menurutku mulai terbangun banyak yg kudapati organisasi-organisasi
baik itu ruang lingkup kampus, sekolah, masyakarat yang dipimpin wanita”

xii
4) Nisa,
“Masih berjalan dan sudah mulai terwujudkan emansipasi wanita di
Banjarmasin”
5) Alen,
“Saya kurang mengetahuinya. Akan tetapi di lingkungan kampus saya
sendiri emansipasi wanita sudah sangat digalakkan”
6) Rahma,
“Emansipasi wanita di Banjarmasin masih banyak yang kurang mengerti
dengan apa emansipasi wanita”
7) Nabila,
“Disini cukup baik, tetapi banyak tidak adanya relasi gender dan budaya
patriaki yang masih dianut oleh masyarakat yang memandang perempuan
sebatas kasur, dapur, sumur. hanya memilki hak untuk mengurus ranah
privasi dan bukan ruang publik.”
8) Ifah,
“Untuk di Banjarmasin juga sudah baik karena sudah adanya tokoh
masyarakat dari kaum wanita khususnya bidang politik salah satunya
adalah ibu Hj. Ananda yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua DPRD
Kota Banjarmasin.”
9) Wahyu,
“Saya lihat, Banjarmasin tidak menghalangi kebebasan untuk perempuan”
10) Fajri,
“Banjarmasin juga mendukung adanya kebebasan ini, tidak begitu
mempermasalahkan selagi perempuan tersebut benar-benar bisa
melakukannya”
11) Adit,
“Kalau di Banjarmasin memang emansipasi wanita belum sepenuhnya bisa
jalan karena masih banyak anggapan bahwa wanita itu cocoknya hanya
didapur dan mengurus rumah tangga”

xiii
12) Aji,
“Kurang terekspos, dan mungkin masyarakat di Banjarmasin masih
berpedoman kepada adat istiadat dan juga agama.”

13) Akmal,
“Sudah memenuhi standar seperti daerah lainnya. Kita saat ini memang
masyarakat yang multikultur sehingga sudah mulai memahami dan
menjunjung toleransi sehingga wanita di Banjarmasin juga mulai
mendapatkan haknya dalam emansipasi. Buktinya saat ini banyak wanita
yang mendapatkan pendidikan serta bekerja. Namun juga tidak semua yang
bisa menikmati emansipasi karena untuk masyarakat yang berasal dari
kalangan menengah kebawah cenderung sulit mendapatkannya.”
14) Ragil, -

5. Apakah anda tinggal di suatu lingkungan yang mendukung emansipasi wanita?


Jawaban:
1) Riri,
“Ia mendukung, karna dalam lingkungan saya terdapat DPRD yang dijabat
oleh seorang perempuan.”
2) Jessy,
“iya, sangat mendukung sekali”
3) Salwa,
“Yaps, sangat mendukung hat”
4) Nisa,
“iya saya tinggal di suatu lingkungan di mana emansipasi masih berjalan”
5) Alene,
“Untuk lingkungan kampus, iya. tapi tidak dengan lingkungan rumah”
6) Rahma,

xiv
“Diruang lingkupku mendukung ,karena aku seorang pekerja ditambang ,
kita diharuskan mandiri dan tegas dalam pengambilan keputusan”

7) Nabila,
“Iya, untuk lingkungan tempat tinggal saya emansipasi dan hak hak pokok
masih terpenuhi seperti mengenyam pendidikan yang setara dan bekerja.
Selain itu keluarga saya yang memang didominasi oleh wanita semuanya
mendapatkan kesempatan untuk mengerjakan sesuatu apa yang diinginkan
termasuk memilih pendidikan dan bekerja sesuai passion.”
8) Ifah,
“Sebenarnya setengah-setengah dimana pada awalnya orangtua saya
memiliki prinsip jika ibu rumah tangga adalah yang terbaik dan akan sulit
jika seorang ibu rumah tangga memiliki pekerjaan diluar dan alhamdulillah
sekarang sangat mendukung dengan memberikan masukan jika seorang
perempuan harus memiliki pekerjaan, memiliki penghasilan sendiri
sehingga tidak hanya bergantung pada penghasilan suami.”
9) Wahyu,
“Iya di tempat tinggal saya mendukung selagi ia bisa bertindak adil dan
amanah”
10) Fajri,
“Iya lingkungan saya mendukung. Kepanitiaan organisasi saya pun jabatan
ketua diduduki oleh seorang perempuan.”
11) Adit,
“Lingkungan sekitaran saya tinggal termasuk yang tidak mendukung
adanya emansipasi wanita”
12) Aji,
“Iya, saya berada ditengah-tengah orang yang mendukung emansipasi
wanita”

xv
13) Akmal,
“Iya, saya berasal dari lingkungan yang mendukung emansipasi wanita.
Bahkan di lingkungan pendidikan saya wanita sangat mendominasi dalam
berbagai aspek. Saat ini saya sedang menggarap sebuah proyek dan lagi-
lagi pemimpin proyek kami adalah wanita dan kami sebagai pria yang
menjadi bawahan yang diarahkannya. Artinya peran seorang wanita juga
penting dan saya akui teknik mereka dalam menganalisis suatu
permasalahan sangatlah bagus mereka cenderung berpikir secara lebih
matang sehingga kita mampu menggambarkan bagaimana akhir dari
permasalahan yang kita hadapi.”
14) Ragil,
“Ditempat saya banyak wanita yang ikut membantu perekonomian
keluarga tanpa mengesampingkan perannya sebagai ibu rumah tangga.”

6. Menurut anda faktor apa yang menghambat wanita Indonesia sering tidak
mendapatkan emansipasinya sebagai wanita?
Jawaban:
1) Riri,
“Menurut saya karena adanya pandangan dari masyarakat terdahulu yang
menyatakan perempuan itu tugasnya cuman jadi ibu rumah tangga, jadi ibu
dan istri yang baik. Pandangan tersebut yang dapat menghambat kebebasan
pada wanita.
2) Jessy,
“Faktor lingkungan yang membuat wanita tidak percaya diri dan
membatasi wanita mendapat emansipasinya lalu mengurungkan niat untuk
berkarya”
3) Salwa,
“Kepercayaan diri, belum menyadari potensi yang dimiliki dan belum
menemukan sistem sumber yang dapat mengembangkan potensi tadi, serta

xvi
kurangnya informasi tentunya (baik terkait hak hak, perkembangan zaman
dan teknologi) padahal sejak zaman dulu Aisyah ra dan RA Kartini salah
satu contoh sosok emensipasi wanita menurutku. Tapi bicara emensipasi
wanita ketika wanita disuruh memilih, sebenarnya itu balik lagi kepilihan
inya dan biasanya banyak pertimbangan menurutku contoh dalam
pandangan agama kalau istri harus samina wa athona ke suami kalau
memang itu tidak merugikan nya.
4) Nisa,
“Terhambat nya kerana seorang suami , di agama islam semua wanita yg
sdh bersuami harus mengikuti dan menurut pada suami”
5) Alen,
“Mind maping dari keluarga atau lingkungan wanita itu sendiri”
6) Rahma,
“Dikarenakan bimbang dan bingung”
7) Nabila,
“Budaya patriaki, rasa unconfident untuk mengenyam pendidikan yang
tinggi, keterbatasan ruang publik untuk perempuan dalam berkespresi.”
8) Ifah,
“Lingkungan dan orang-orang sekitar yang sering memberikan pandangan
sehingga mempengaruhi pola pikir wanita itu sendiri.”
9) Wahyu,
“Karena kurang nya kepercayaan dari laki-laki, dan laki-laki masih merasa
wanita itu sebagai makhluk yang lemah”
10) Fajri,
“Tidak memiliki dukungan dari orang terdekatnya. Missal oleh seorang
pasangan, dengan alasan ada urusan yang lebih penting dari itu.”
11) Adit,

xvii
“Yang jelas salah satunya faktor agama islam yang mendominasi di
Indonesia sih, ya saya orang islam tapi saya mengakui karena ada agama
ini emansipasi jadi sulit untuk diterapkan”
12) Aji,
“Masih terbenturnya peraturan adat istiadat yang sudah mendarah daging
di kehidupan bermasyarakat”
13) Akmal,
“Pertama, Terperangkap di stigma-stigma masyarakat mengenai masalalu
dimana pikiran bahwa seorang wanita harusnya selalu berada di bawah
seorang pria. Walaupun umumnya memang begitu seperti didalam rumah
tangga dimana seorang pria yang harusnya memimpin bukanlah seorang
wanita. Namun setiap orang berhak mendapatkan kesempatan. Kedua,
Wanita dihadapkan pada pilihan, saya setuju dengan pernyataan Najwa
bagaimana wanita yang selalu diberikan pilihan yang menurut saya
membatasi kebebasan seorang wanita mengekspresikan apa yang ada
didalam dirinya karena mereka diharuskan memilih salah satu jalan
didepannya. Ketiga, Terkait dengan personal seseorang dimana terkadang
seorang wanita memang tidak menginginkan dirinya untuk bebas dengan
hanya menggapai apa yang sudah dibataskan tanpa berniat untuk
melebihinya. Dengan orang seperti ini artinya dia sendiri yang membatasi
emansipasinya.
14) Ragil,
“Tidak memiliki keberanian untuk menyatakan hak, Masih memiliki pola
pikir yang kolot, Kurangnya pengetahuan, Tekanan yang diberikan oleh
kaum laki-laki.

Kami juga membuat pertanyaan untuk masing-masing informan sesuai dengan


jenis kelaminnya dan hasil wawancara didapatkan sebagai berikut:

xviii
• Narasumber Wanita
1. Apakah pasangan anda memberikan anda kebebasan untuk berkarir?
Jawaban:
1) Riri,
“Iya mendukung”
2) Jessy,
“Dia mendukung saja selagi saya mampu melakukannya”
3) Salwa,
“Saat ini saya belum mempunyai pasangan tapi untuk kedepannya sudah
punya pasangan, aku akan samina wa athona (mendengar dan taat) sama
suami, tapi kalaupun ini ngobrolnya tentang karir diluar rumah aku bakalan
nurut, tapi dengan syarat aku tetap berkarya didalam rumah misalnya nulis,
desain, dan online shop”
4) Nisa,
“pasangan saya sangat memberikan kebebasan berkarir kepada saya”
5) Alen,
“Sekarang saya belum mempunyai pasangan dan pilihan masih ada disaya”
6) Rahma,
“Saat ini belum mempunyai pasangan, tetapi saat nanti saya mempunyai
pasangan saya ingin sebagai wanita mempunyai hak emansipasi sebagai
wanita sepenuhnya.”
7) Nabila,
“Saya belum mempunyai pasangan, hendaknya saya memiliki pasangan
yang mengerti dan memberikan ruang lingkup kebebasan untuk
berekspresi namun saya masih dalam bimbingannya.”
8) Ifah,

xix
“Iya, dan memberikan ruang mengekspresikan diri yaitu dengan
memberikan kebebasan untuk berkarir sesuai dengan passion dan minat
yang saya miliki.”

2. Apa yang anda lakukan jika anda atau orang disekitar anda tidak mendapatkan
emansipasinya sebagai wanita baik dalam karir maupun aspek kehidupan lainnya?
Jawaban:
1) Riri,
“Saya akan membantu dan mensupportnya dalam hal yang wajar selagi apa
yang ia lakukan itu benar dan tidak merugikan banyak pihak.”
2) Jessy,
“Menyemangati dan memotivasinya, juga membantunya untuk tetap bisa
mendapatkan emansipasinya walaupun dalam keadaan terbatas”

3) Salwa,
“Dibantu mendapatkan kepercayaan diri dan menyadarkan kalau
pentingnya emensipasi wanita bukan hanya kebebasan karir tapi juga
kebebasan berpikir”
4) Nisa,
“Saya akan membantu dan memberi jalan sebagai mana wanita itu semua
nya berhak mendapatkan emansipasi dalam kehidupan nya”
5) Alen,
“Saya adalah orang yang berada digarda terdepan untuk protes. Karena di
lingkungan rumah saya, banyak terjadi penghambatan emansipasi wanita
itu sendiri bahkan hak asasi manusia pun sering dihambat.”
6) Rahma,
“tetap memberikan motivasi dan pengertian soal emansipasi kita sebagai
wanita.”
7) Nabila,

xx
“Mengedukasinya bagaimana perempuan mendapatkan hak haknya,
sehingga jika dia sudah teredukasi dan mengerti akan potensi yang ia
miliki, maka ia bisa lebih percaya diri untuk memilih bagaimna merespon
ketidakadilan yang ia rasakan, bagaimana ia memecahkan masalah yang ia
hadapi.”
8) Ifah,
“Aku akan memberikan penjelasan mengenai suatu emansipasi wanita
setidaknya memberikan pandangan berbeda mengenai apa yang mereka
pikirkan, selanjutnya menjelaskan dan meyakinkan jika apa yang ingin
dicapai adalah suatu hal yang memang pantas untuk didapatkan oleh saya
atau mereka sebagai wanita.”

3. Sebagai wanita apa harapan anda kepada pemerintah mengenai emansipasi wanita
di Indonesia?
Jawaban:

1) Riri,
“Pemerintah harus menjunjung tinggi dan memahami hak asasi manusia
tanpa memandang jenis kelamin masyarkatnya.”
2) Jessy,
“Semoga pemerintah bisa lebih banyak memfasilitasi wanita dalam segi
apapun. Terutama keamanan, karena dengan wanita merasa aman maka
mereka akan semakin nyaman untuk mengembangkan potensi yg ada
dalam diri mereka.”
3) Salwa,
“Harapan ku, wahai wanita kamu kuat dan bisa. Kalau kata mba Najwa kita
itu multitasking. Sadarlah ketika kita tidak mempunyai kebebasan dalam
berkarir tapi kita harus punya kemerdekaan dalam berpikir. Setidaknya
kalau bukan untukmu, pikirkanlah generasimu karna wanita adalah

xxi
madrasatul ula. Wahai wanita semangat meraih kemerdekaan yang hakiki,
karena divideo Mata Najwa itu pernah juga ia mengatakan banyak suami
melarang kerja istri, itu balik lagi dalam sudut pandang mana yg dipegang
sikeluarga”
4) Nisa,
“Harapan saya sebagai wanita, biar lah wanita itu berkarir dan mendapat
kan hak dia sebagai mana wanita sesungguh nya yang kuat, dan bisa
berkarir di mana mana, wanita tidak harus dirumah, walau wanita
mempunyai seorang anak dan suami dia masih bisa berkarir semua wanita
itu semua nya kuat dalam mengurus dan membagi pekerjaan dan apa yang
dia wajib kerjakan”
5) Alen,
“Karena saya berada pada ranah hukum, maka emansipasi wanita juga
harus direvisi pada perundang-undangan itu sendiri. Seperti polemik
Omnibus law mengenai RUU ketahanan keluarga, yang benar-benar
merugikan wanita yang bekerja hingga larut malam. menghambat wanita
untuk mendapatkan gaji dan lainnya. Sebaiknya pemerintah juga
mengapply peraturan yang tidak merugikan wanita.”
6) Rahma,
“Harapan sebagai wanita, kita sebagai wanita bisa membangun kapasitas
dirinya agar hidup sehat dan sejahtera karena kita ini adalah prasyarat yang
diperlukan agar kita menjadi anak Indonesia yang taat dalam peraturan
perundangan undangan yang berlaku dan menjadi generasi muda yang bisa
menjadi karakternya masing-masing.”
7) Nabila,
“Harapan saya perempuan dapat memiliki kebebasan dalam ruang publik,
tidak adanya pelecehan dan ketimpangan kuasa lagi, perempuan berhak
mengenyam pendidikan kemanapun dan diamanapun ia mau tanpa

xxii
terhalang gender, karena rasa aman yang terjalin di sosial masyarakat dan
juga cepat sahkan RUU-PKS.”
8) Ifah, -

• Narasumber Pria
1. Apa makna emansipasi wanita menurut anda sebagai laki-laki?
1) Wahyu,
“Emansipasi itu seperti menyamaratakan porsi, tanpa melemahkan satu
posisi. Karna perempuan dan laki-laki juga memiliki kekuatannya masing-
masing.”
2) Fajri,
“Emansipasi wanita adalah memberikan kebebasan kepada wanita untuk
keinginannya. Wanita juga memiliki keinginan bahkan cita-cita yang harus
ia gapai. Wanita juga mempunyai alasan kenapa ia harus berkarir, dan yang
saya tahu alasan wanita melakukan tersebut karena ia ingin memenuhi
kebutuhan kewanitaanya seperti perawatan terhadap dirinya tanpa harus
membebani keuangan dari suaminya.”
3) Adit,
“Maknanya adalah cinta dan kebebasan, dalam artian kalian bebas
melakukan apa yg kalian cintai, karena ini didasari oleh cinta, maka, kalian
pasti akan tau sendiri batasan kebebasan tersenut, agar tidak menyakiti
perasaan pasangan anda”
4) Aji,
“Emansipasi wanita bagi aku adalah hak kehidupan bermasyarakat ataupun
kesetaraan gender, bisa distruktural masyarakat ataupun dibidang lainnya.”
5) Akmal,
“Menurutku emansipasi wanita adalah suatu media bagi kami kaum pria
untuk memahami perubahan pada diri manusia dan wajib dijunjung tinggi

xxiii
karena setiap makhluk hidup khususnya wanita adalah ciptaan tuhan yang
tidak disegala hal mereka harus dibatasi, wanita dan pria memang meiliki
batasan namun pada kesempatan tertentu mereka tidak bisa dibatas dan
cara untuk saling menghormati dan tidak merendahkan atas kemampuan
yang dibedakan oleh gender.”
6) Ragil,
“Emansipasi wanita adalah suatu hak yang telak harus dimiliki oleh setiap
wanita karena didalamnya sudah terkandung hak asasi manusia pribadi dan
kesetaraan sebagai manusia, namun perlu diingatkan bahwa terdapat
batasan yang harus dipatuhi contohnya seorang ibu rumah tangga berhak
untuk berkarir tapi tidak berarti mengesampingkan perannya sebagai
seorang ibu rumah tangga.”

2. Apakah anda memberikan kebebasan pasangan anda untuk berkarir?


1) Wahyu,
“Iya selagi pasangan saya siap melakukan peran ganda, seperti layaknya
seorang istri yang melayani suami, menjadi ibu yang merawat anak-
anaknya, setelah itu ia boleh melanjutkan karirnya itu.”
2) Fajri,
“Jelas, saya akan memberikan kebebasan terhadap pasangan saya.”
3) Adit,
“Jelaslah masa tidak”
4) Aji,
“Iyaa sangat, karena dikehidupan yang modern adalah hal yang rancu
ketika kita mengekang kehidupan seseorang meskipun itu pasangan kita.
Tapi, balik lagi kenamanya kodrati, atau kewajiban seorang wanita.
Dimana ia hrs menakar apa yang jadi keperluannya.”
5) Akmal,

xxiv
“Aku pribadi memang menginginkan pasanganku untuk tidak berkarir,
karena aku ingin pasanganku menjadi pendidik utama untuk anak-anak
dengan tidak mengorbankan waktu untuk anaknya sendiri. Jika ia ingin
bekerja aku akan mengizinkannya namun sebatas dilingkungan rumah
seperti membuat usaha online, menulis, atau semacamnya. Jadi
kesimpulannya aku tidak memberikan kebebasan.”
6) Ragil,
“Iya saya membolehkannya, seperti yang saya nyatakan sebelumnya
bahwa setiap wanita berhak untuk mendapatkan dan menjalankan karirnya
namun mereka juga harus ingat dengan kewajibannya jika sudah menikah.”

xxv

Anda mungkin juga menyukai