SKRIPSI
Oleh
NIM : 1110054100030
Program Studi
Kesejahtraan Sosial
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2014
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
Social Development centre for Children (SDC).” Shalawat serta salam senantiasa
selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang Teladan yang
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Sosial Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah
Penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian
skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin
hingga selesainya penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada :
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
ii
3. Bapak Drs. Study Rizal LK, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang
5. Seluruh staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Dakwah dan Ilmu
dll.
6. Ibu Dra. Kokom Komalawati, M.Si selaku Ketua Lembaga SDC yang
7. Kedua orangtua tercinta papaku Sobani dan mamaku Murdiati yang tak
yang begitu besar. Dan untuk adikku Bani Haniyyah Ramadhan, Wieke
iii
10. Robby Milana, S.Pd selaku guru yang selalu ada di saat penulis
menyelesaikan skripsi.
Daus, Eky, Maul, Udin, Prapti, Novi, Lusi, dan Fifi yang sudah seperti
saudara bagi penulis untuk dapat berbagi cerita, pengalaman, dan pelajaran
begitu baik.
Rahmawati Agustini, Ismi Kamalia Fitri, Gabyla Anisa, Aya Aisyah dan
Firdha Muftiha.
16. Teman-teman penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang
iv
Semoga skripsi ini bermanfaat dan semoga Allah SWT senantiasa
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 8
D. Metode Penelitian.................................................................... 9
E. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 16
F. Sistematika Penulisan ............................................................ 17
vi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 70
B. Saran ......................................................................................................... 71
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang di bentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil
yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan
juga merupakan sebuah rumah bagi seorang anak untuk mendapatkan kasih
sayang dan perhatian yang sudah menjadi haknya ketika anak lahir ke dunia.
suatu proses pendidikan. Sehingga orang tua berperan sebagai pendidik bagi
orang tua harus memahami hakikat dan peran mereka sebagai orang tua
dalam membesarkan anak, membekali diri dengan ilmu tentang pola pengasuhan
yang tepat, pengetahuan tentang pendidikan yang dijalani anak, dan ilmu tentang
perkembangan anak, sehingga tidak salah dalam menerapkan suatu bentuk pola
Pendampingan orang tua dalam pendidikan anak diwujudkan dalam suatu cara-
1
Meghalaya Baylon, Keluarga Dalam Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan (Jakarta: Salemba Medika, 1978), h. 59.
1
2
cara orang tua mendidik anak. Cara orang tua mendidik anak inilah yang disebut
sebagai pola asuh. Setiap orang tua berusaha menggunakan cara yang paling baik
menurut mereka dalam mendidik anak. Untuk mencari pola yang terbaik maka
Orang tua diharapkan dapat memilih pola asuh yang tepat dan ideal bagi
utama pola asuh yang diterapkan bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai yang
baik pada anak, sehingga dapat mencegah dan menghindari segala bentuk dan
perilaku menyimpang pada anak di kemudian hari, karena anak merupakan sebuah
ujian yang diberikan Allah kepada umat manusia , sebagaimana tersurat dalam
firman Allah SWT dalam surat Al-Anfal/8 ayat (28), yang artinya:
dijumpai pada kalangan keluarga ekonomi lemah. Dimana faktor ekonomi lemah
inilah yang dijadikan alasan bagi orang tua untuk menelantarkan anaknya bahkan
Ini merupakan salah satu dari ketiga permasalahan anak yaitu eksploitasi anak.
sebagainya.2 Ketidak mampuan dan ketidak pedulian orang tua untuk memenuhi
kebutuhan dasar inilah yang akhirnya mendorong anak untuk mandiri memenuhi
kebutuhannya terutama di kota-kota besar. Kota besar yang individualis dan sisi
“perilaku buruk atau nakal yang dilakukan oleh anak-anak cenderung akan
dihukum dengan berbagai cara agar perilaku buruk tersebut tidak berulang lagi”.3
keburukan ataupun kenakalan itu tidak terjadi lagi namun yang terjadi adalah
perasaan trauma pada diri anak yang akan mempengaruhi tumbuh kembang anak.
dan lingkungan bermain yang di dalamnya berelasi pada orang dan mempunyai
peranan tertentu. Keadaan mencari nafkah seperti yang dilakoni oleh sebagian
besar waktunya di jalanan hal ini menyimpang dari fungsi sosial anak.4
terhadap lingkungan sekitar, seperti anak jalanan yang merupakan problema sosial
yang diakibatkan oleh kondisi ekonomi saat ini, memaksa jutaan anak-anak di
2
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika
Aditama, 2005), h. 160.
3
Mahmud Mahdi Al-Istambuli, Parenting Guide: dialog imajiner tentang cara mendidik
anak berdasarkan al-Qur’an, assunah dan psikologi, penerjemah: Muhammad Arifin Altus,
(Jakarta: hikmah, 2006), cet.ke-5,h. 49.
4
Badan Kesejahteraan Sosial Nasional (BKSN), Modul Pelatihan Pekerja Sosial Rumah
Singgah (jakarta: BKSN, 2000), h. 7.
4
Oleh karena itu ajaran Islam telah memerintahkan kepada manusia agar senantiasa
kesalehan sosial,
tidak dapat mengikuti perubahan tersebut. Salah satunya adalah faktor ekonomi
yang mana semua harga bahan pokok sudah sangat sulit dijangkau dan
stabil banyak membuat orang tua lupa akan peran mereka sebagai pengasuh dan
sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan
mereka.5 Artinya ialah mendorong mereka untuk menentukan sendiri apa yang
harus ia lakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi sendiri apa yang harus ia
5
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003), h. 53.
5
seseorang melalui penegasan terhadap hak dan kewajiban yang dimiliki dan
tindakan yang akan ia lakukan yang berkaitan dengan diri mereka, termasuk
mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini
menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari
lingkunganya.7
suatu upaya untuk mengajak orang tua anak jalanan untuk tidak membolehkan
Anak atau Sosial Development Centre for Street Children (SDC) dilakukan salah
6
Tata Sudrajat, Anak Jalanan: Dari Masalah Sehari-hari Sampai Kebijakan, Rumah
yang Hilang: Kumpulan Karangan tentang Anak Jalanan (Jakarta: YKAI, 1996), h. 55.
7
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas, (Jakarta: FEUI, 2001), h. 32.
6
kepada orang tua dalam menghadapi kondisi ekonomi sulit agar tidak menjadikan
anak sebagai korban. Kegiatan ini merupakan sebuah tantangan bagi Pusat
Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Sosial Development Centre for Street
Children (SDC) untuk dapat merubah pola pikir orang tua anak jalanan yang
1. Pembatasan Masalah
kebawah, serta anak jalanan yang bekerja turun ke jalan untuk membantu
7
2. Perumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang dapat
8
Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),
h. 3.
10
anak yang baik kepada para orang tua melalui media MS. Power Point,
2. Jenis Penelitian
untuk mengumpulkan data aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang
apa yang dilakukan oleh orang lain dalam menghadapi masalah yang sama
dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana yang akan
dari 25 April 2014 hingga 19 September 2014. Adapun yang menjadi ,lokasi
penelitian diantaranya:
9
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaha Rosdakarya,
2006) cet. 12, h. 25.
11
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel.10 Jenis yang dipakai dalam penelitian ini
strata yang ada dalam populasi itu.11 Dalam hal ini peneliti memilih
narasumber yakni orang tua anak jalanan yang ikut berpartisipasi dalam
kegiatan parenting skill yang diselenggarakan oleh SDC tanpa melihat dari
kriteria tertentu guna mengetahui efektifitas yang dirasakan oleh para orang
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung:Alfabeta,2011), h. 64.
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, h. 64.
12
SDC
skill di SDC
skill
mereka
kegiatan parenting skill yaitu, pihak lembaga dan penerima layanan kegiatan
a. Observasi
12
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan
Laporan Penelitian, (Malang: UMM Press, 2004) cet.ke-1, h. 22.
14
tujuan menyeluruh.
b. Wawancara
c. Dokumentasi
13
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan
Laporan Penelitian, h. 56.
14
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan
Laporan Penelitian, h. 56.
15
akhirnya adalah menarik makna dari balik kumpulan data tersebut sebagai
saja yang dilakukan terhadap data yang sedang dan telah dikumpulkan,
kesimpulan.
pada data tersebut. Dimana seluruh data yang penulis peroleh dari hasil
sistematis.
8. Keabsahan Data
memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan:
16
E. TINJAUAN PUSTAKA
dengan topik pembahasan peneliti yang dilakukan pada penulis skripsi ini.
skripsi. Peneliti skripsi ini disusun dianalisa berdasarkan beberapa buku yang
menjelaskan teori-teori yang sesuai dengan judul yang penulis bahas, serta
Ada beberapa skripsi yang ada hubunganya dengan judul yang penulis
ambil diantaranya:
skripsi tersebut karena objek yang diteliti sama dengan yang diteliti
penulis namun terdapat perbedaan yang jelas pada skripsi penulis dengan
pada Wali Murid PAUD Pelangi di Bogor”. (Disusun oleh: Siti Nur
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan proposal skripsi ini terdiri dari satu bab, yaitu tentang
penulisan.
Anak atau Sosial Development Centre for Street Children (SDC), gambaran
Sosial Anak atau Sosial Development Centre for Street Children (SDC). SDC
meliputi : Sejarah berdiri, visi dan misi, fungsi dan tujuan, fasilitas sarana dan
pelayanan-pelayanan di SDC.
lapangan terkait dengan analisis tentang kegiatan parenting skill bagi keluarga
penulis mencoba menyimpulkan isi yang dibahas dalam skripsi ini serta
mengemukakan saran-saran.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Kata efektivitas berasal dari kata efek yang artinya akibat atau
pengaruh, juga berasal dari kata efektif yang berarti adanya pengaruh atau
pengaruh dan kesannya. Arti kedua “manjur” atau “mujarab”. Dan arti
ketiga dapat membawa hasil atau berhasil guna.3 Menurut John M. Echols
etimologi kata efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya berhasil
guna.4
berasal dari kata efektif. Artinya terjadi suatu perubahan atau tindakan
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B), Depdikbud,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), cet. Ke-7, edisi, ke-2, h. 250.
2
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola,
1994) h. 128.
3
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h. 219.
4
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 1990), cet. Ke-8, h. 207.
19
20
tersebut.5
yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat H. Emerson yang
sebelumnya.”6
misi) dari suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau
(kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang
target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Dengan bahasa yang lebih
mencapai target.”
5
Denis Mc. Quail, Teori Komunikasi Suatu Pengantar (Jakarta: Erlangga Pratama, 1992),
h. 281.
6
Soewarno Handayaningrat, Pengantar Ilmu Pengetahuan dan Manajemen (Jakarta:
Gunung Agung, 1982), h. 16.
7
Agung Kurniawan, Transformasi Pelayanan Publik (Yogyakarta: Pembaruan, 2005), h.
109.
21
2. Pengukuran Efektivitas
untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk
a. keberhasilan kegiatan/program
b. ketepatan sasaran
Apabila tujuan tercapai dan tepat pada sasaran yang dituju maka
8
T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE,1998) Edisi ke-2, h.7.
22
B. Parenting Skill
praktik dan kecerdasan,11 dan parenting berasal dari bahasa Inggris yang
berarti pengasuhan.
tentang sosialisasi pada anak, yang mencakup apa yang harus dilakukan
oleh orang tua/ pengasuh agar anak mampu bertanggung jawab dan
11
Snell Bateman, Manajemen 1, Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia yang
Kompetitif edisi 7, (Jakarta: Saleba 4, 2008), h. 27.
12
Sri Lestari, Psikologi Keluarga; Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam
Keluarga, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) h.36.
13
Berns, R.M, Child, Family, School, Community: Socialization and
Support, (USA: Rinehart and Winston,1997), h. 121.
24
menerus dan mempengaruhi bukan hanya bagi anak tetapi juga bagi orang
tua. Senada dengan Berns, Brooks dalam jurnal yang sama juga
serangkaian aksi dan interaksi yang dilakukan orang tua untuk mendukung
perkembangan anak.14
sebuah arti yaitu keahlian dalam mengasuh anak yang dilakukan dengan
sebagai beban.15
anak secara optimal, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Pengasuhan
merupakan sebuah proses interaksi yang terus menerus antara orang tua
dengan anak. Dan parenting sebagai sebuah proses interaksi dan sosialisasi,
proses pengasuhan tidak bisa dilepaskan dari sosial budaya dimana anak
dibesarkan.
14
Jurnal Instruksional Psikologi, Edisi September 2001 Oleh Jennifer Neal, Donna Frick-
Horbu, h. 1.
15
Sri Lestari, Psikologi Keluarga; Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam
Keluarga, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 46.
25
2. Fungsi Parenting
anak sehingga anak merasa bahwa orang tua selalu ada di saat anak
Pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak akan mempengaruhi
anak yang baik sedangkan anak yang hidup dengan pola asuh otoriter
dua arah.
16
Baumrind, Current Patterns of Parental Authority; Developmental Psychology
Monographs, (America: American Psychological Association, 1971) , h. 54.
26
Akhlak anak yang baik dapat terbentuk dari cara pengasuhan orang tua
3. Pola Pengasuhan
Pola asuh anak akan mempengaruhi Self Esteem atau harga dirinya di
Menurut Baumrind, terdapat 4 macam pola asuh orang tua, yaitu pola
asuh demokratis, pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh
penelantar.
mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu
17
Baumrind, D, Current Patterns of Parental Authority; Developmental Psychology
Monographs, h. 67.
18
Minah Sirait, M.M, Hubungan Antara Harga Diri dengan Konformitas dalam Hal
Fesyen pada Remaja, (Jakarta: Fakultas Psikologi UI, 2002), h. 95.
27
anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak
yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan
Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya
bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun, orang tua tipe ini
d. Pola asuh tipe yang terakhir adalah tipe Penelantar. Orang tua tipe
ini adalah perilaku penelantar secara fisik dan psikis pada ibu yang
C. Pemberdayaan Keluarga
19
Baumrind, Current Patterns of Parental Authority; Developmental Psychology
Monographs, h. 88.
20
Nanih Machendrawati, Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam dari
Ideologi, Strategi sampai Tradisi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 42.
29
pengaruh sosial individu terhadap keadaan sosial, kekuatan politik, dan hak-
terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan
dimasa depan. 23
oleh Ki Hajar Dewantara, berasal dari bahasa Jawa yang terbentuk dari dua
kata yaitu kawula dan warga. Di dalam bahasa Jawa kuno kawula berarti
hamba dan warga artinya anggota. Secara bebas dapat diartikan bahwa
keluarga adalah anggota hamba atau warga saya. Artinya setiap anggota dari
kawula merasakan sebagai satu kesatuan yang utuh sebagai bagian dari dirinya
dan dirinya juga merupakan bagian dari warga yang lainnya secara
keseluruhan.24
21
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: Refika
Aditama, 2005), h. 59.
22
Isbandi rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pembangunan Masyarakat Sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h. 78.
23
Edi Suharto, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial Konsepsi dan Strategi, (Jakarta:
Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI, 2004), h. 29.
24
Ahmadi Abu dan Uhbiyati Nur, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Rieneka Cipta), h.
176.
30
sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih
dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang
umum keluarga yang dikemukakan oleh Mac Iver dan Page, yaitu:
pembinaan agar keluarga dapat hidup sehat, sejahtera, maju, dan mandiri.
25
Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali 2004), h. 23.
26
Khairudin, Sosiologi Keluarga, (Jakarta: Nur Cahaya, 1985), h, 12.
31
D. Anak Jalanan
yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah menikah. Batas 21
kematangan pribadi, dan kematangan mental seorang anak dicapai pada usia
tersebut.27
Istilah itu digunakan pada kelompok anak-anak yang hidup di jalan yang
27
Departemen Sosial Propinsi DIY, Populasi Anak Jalanan di DI Yogyakarta.
(Yogyakarta: Departemen Sosial Propinsi DIY, 2010), h. 1.
32
memakai istilah hidup di jalanan untuk mereka yang sudah tidak mempunyai
dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakan dalam usia yang relatif dini
sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, dan bahkan
Menurut catatan Dinas Sosial DKI Jakarta, sedikitnya ada 4.023 anak
jalanan yang tersebar di 52 wilayah di Jakarta (Abin, 2003). Dalam tiga tahun
terakhir ini, jumlah anak jalanan di Jakarta juga meningkat secara signifikan.
Data yang didapat dari Dinas Sosial DKI Jakarta bahwa jumlah anak jalanan
pada tahun 2009 sebanyak 2.724 anak, pada tahun 2010 meningkat menjadi
5.650 anak, sedangkan pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan menjadi
asongan, pengelap kaca mobil, penyemir sepatu, pembersih bus umum, dan
yang erat dengan kedua orang tua mereka. Kedua, children of the street, yakni
28
Citra Pujianti, Pemberdayaan Anak Jalanan, Jurnal Ilmiah (Jakarta: FPSI), h. 3.
33
ekonomi. Ketiga, children from families of the street, yakni anak-anak yang
2. Faktor Penyebab
tua akan bahaya anak yang hidup di jalanan juga dapat membuat anak dengan
faktor determinan yang menyebabkan anak lari dari rumah dan terpaksa hidup
terlantar dapat dilihat dari beberapa perpektif, antara lain : anak terlantar yang
yatim piatu, anak dari orang tua tunggal, anak dengan ayah/ibu tiri, anak dari
keluarga yang kawin muda, anak yang tidak diketahui asal-usulnya (anak yang
29
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group),
h.206.
30
Bagong Suyanto,Masalah Sosial Anak, h.196.
31
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, h.197.
34
pengasuhan, seperti anak yang terlibat dalam tindak kekerasan baik secara
dan seksual bahkan anak yang diperdagangkan; anak yang kebutuhan dasarnya
tidak terpenuhi, seperti anak yang kurang gizi dan anak yang sudah tidak
bersekolah atau putus sekolah. Hal seperti inilah yang banyak terjadi pada
anak-anak jalanan.32
tekanan-tekanan ekonomi dan rasa tidak aman sebagai warga desa yang
kesempatan bagi suatu kehidupan yang lebih baik di kota. Anak jalanan dilihat
anak berada di jalan karena sebab tekanan ekonomi keluarga, namun juga
32
Citra Pujianti, Pemberdayaan Anak Jalanan, Jurnal Ilmiah (Jakarta: FPSI), h. 3.
33
Subhansyah, Aan T, dkk Anak Jalanan di Indonesia, Dekripsi Persoalan dan
Penangan (Yogyakarta: YLPS Humana, 1996), h. 78.
35
bentuan secara financial yang hanya akan membuat anak jalanan semakin
satu cara pemberdayaan anak jalanan. Rumah singgah dapat berfungsi sebagai
serta pembinaan diri awal sebelum menuju kedalam proses pembinaan yang
dilakukan oleh LSM dalam penanganan anak jalanan, yaitu: street based,
a. Street Based
Model penanganan anak jalanan di tempat anak jalanan itu berasal atau
b. Centre Based
34
Arief Achmad, Rumah Singgah Sebagai Tempat Alternatif Pemberdayaan Anak
Jalanan, Jurnal Fajar (Jakarta: LPM UIN, 2002), h. 1.
36
c. Community Based
terutama keluarga atau orang tua anak jalanan. Pendekatan ini bersifat
prevemtif, yakni mencegah anak agar tidak masuk dan terjerumus dalam
kehidupan di jalanan.35
35
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, h. 201.
BAB III
PROFIL LEMBAGA
Sosial Anak atau Social Development Centre for Street Children (SDC).
konsep tersebut adalah Social Development Center for Children atau Pusat
Pengembangan Pelayanan Sosial Anak yang diresmikan oleh Ibu Negara Hj.
1
Wawancara pribadi dengan Dra. Kokom Komalawati M,Si, Bambu Apus 28 April 2014
37
38
eksploitasi seks komersial dan berbagai tindak kekerasan. Jika ditelusuri secara
mendalam, fenomena anak jalanan secara garis besar sebagai akibat dari dua
hal mendasar; problema sosial (sosiologis) karena orang tua yang kurang
benyak orang tua atau keluarga yang tidak mampu menyediakan kebutuhan
pemberian pelayanan dan bimbingan bagi anak jalanan sangat penting untuk
dilakukan sebab dipundak anak anak itu juga masa depan bangsa akan
B. Landasan Hukum
pelayanan sosial kepada anak jalanan memiliki beberapa landasan hukum yang
digunakan yaitu :
1. Undang Undang Dasar 1945 Pasal 28B ayat (2) dan Pasal 34
2
Wawancara pribadi dengan Vivi Marlina, AKS, Bambu Apus, 30 April 2014
39
Visi:
Menjadikan anak Indonesia yang mandiri dan normatif secara sosial dan
ekonomi.
Misi:
1. Tujuan
3
Brosur Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre
for Children
40
profesional
2. Fungsi Lembaga
oleh lembaga atau rumah singgah- rumah singgah yang ada, sebagai asal
1. Kebijakan
2. Program Lembaga
diantaranya adalah:
a. Pendekatan Awal
4
Brosur Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre
for Children
41
LSM, terkait guna memperoleh dukungan dan data awal calon klien
berikut:
identifikasi
b. Penerimaan
2) Assemen
4) Home Visit
calon klien
akan diwujudkan
persayaratan
kebersihan
(bimbingan belajar)
5. Resosialisasi
psikis anak yang akan segera kembali kepada keluarga dan masyarakat,
tinggalnya
berupa menyiapkan anak agar bisa kembali kepada orang tua dan
keluarganya
anak jalanan tentang pola asuh yang baik agar keluarga dapat memenuhi
kebutuhan hidup anak dan mempraktekan materi yang telah diberikan dalam
kegiatan parenting skill ketika anak telah selesai menjalani proses pelayanan
kewajiban dan tanggung jawab yang dimiliki oleh orang tua ketika
orang tua agar menyentuh hati nurani orang tua ketika mengingat
Diskusi ini bersifat terbuka, tidak dalam bentuk formal namun tetap
SDC dan staf yang bertugas untuk membantu orang tua agar mau
kegiatan parenting skill yang dipandu oleh pekerja sosial SDC. Video
ini merupakan kisah nyata yang sengaja dibuat oleh SDC untuk
menegur hati para orang tua mengenai perasaan anak yang terpisah
8. Terminasi
a. Sasaran:
1) Anak jalanan
b. Persyaratan:
3) POLRI
KETUA LEMBAGA
TATA USAHA
FUNGSIONAL
PENDAMPING
1) Kepala Panti
5
Wawancara pribadi dengan Dra. Kokom Komalawati M,Si, Bambu Apus 28 April 2014
47
penyaluran.6
1) Pendamping (Fasilisator)
2) Pelayanan Mediasi
6
Brosur Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre
for Children
48
sehingga satu sama lain saling dukung dalam upaya pencapaian tujuan
yang diingankan.
3) Pelayanan Advokasi
4) Pelayanan Konseling
masalah.
7
Wawancara pribadi dengan Vivi Marlina, AKS, Bambu Apus, 30 April 2014
BAB IV
Centre for Children (SDC). Pada bab ini, hasil temuan penulis dijelaskan melalui
Sosial Anak atau Social Development Centre for Street Children (SDC)
49
50
partisipasi para orang tua dengan staf rehabilitasi sosial dari SDC
materi yang ringan dan mudah dipahami oleh orang tua karena mereka
yang mengikuti kegiatan parenting skill masih ada yang tidak bisa
berlangsung:
1
Wawancara pribadi dengan Vivi Marlina,AKS, Bambu Apus 1 September 2014
2
Wawancara pribadi dengan Nurchamdi, A.md, Bambu Apus 1 September 2014
51
Gambar 1
Suasana penyampaian materi oleh SDC
3
Wawancara pribadi dengan FA, Serang 11 September 2014
4
Wawancara pribadi dengan AR, Serang 11 September 2014
52
pendapatnya:
diberikan oleh SDC mebuat para orang tua menjadi lebih mengahargai
yang baik kepada anak, merawat sisi jasmani anak, serta membantu
Hal tersebut diperkuat oleh pemaparan dari salah satu orang tua
anak jalanan yang mengikuti kegiatan parenting skill yaitu Ibu HO:
5
Wawancara pribadi dengan WD, Serang 11 September 2014
6
Wawancara pribadi dengan Vivi Marlina, AKS, Bambu Apus 1 September 2014
53
orang tua kepada anak dapat dipahami oleh orang tua dan berjalan
dengan baik.
bentuk video
ibu kepada para orang tua dalam bentuk video bertujuan untuk
membuat para orang tua mengingat betapa besarnya cinta kasih yang
ini dapat dikatakan cukup membuat para orang tua merasa tersentuh
hatinya dan tidak sedikit pula orang tua yang menitikkan air mata saat
video tersebut diputar. Hal tersebut dapat terlihat dari suasana yang
Gambar 2
Suasana saat pemutaran video kehamilan
10
Wawancara pribadi dengan Vivi Marlina, AKS, Bambu Apus, 1 September 2014
11
Wawancara pribadi dengan SO, Serang 11 September 2014
12
Wawancara pribadi dengan MA, Serang 11 September 2014
55
Hal yang sama juga disampaikan oleh salah satu anak dari
orang tua yang mengikuti kegiatan parenting skill yaitu
DH:
para orang tua sadar bahwa yang dibutuhkan anak adalah kasih sayang
orang tua, belajar dan bermain, serta perhatian penuh dari orang
hidup keluarga.
oleh orang tua kepada anak. Hal ini bertujuan agar para orang tua
13
Wawancara Pribadi dengan YI, Serang 11 September 2014
14
Wawancara Pribadi dengan HD, Serang 11 September 2014
56
pengasuhan anak yang baik seperti menjadi orang tua yang responsif,
baik telah membuat para orang tua menyadari permasalahan yang ada
mengasuh anak. Hal tersebut diperkuat oleh pemaparan dari salah satu
sebagian orang tua yang mengikuti tahapan tersebut. Orang tua yang
15
Wawancara pribadi dengan Vivi Marlina, AKS, Bambu Apus 3 September 2014
16
Wawancara pribadi dengan KA, Serang 11 September 2014
57
tuanya.
kepada orang tua agar mengetahui dampak buruk yang terjadi ketika
17
Wawancara pribadi dengan Vivi Marlina, AKS, Bambu Apus 3 September 2014
18
Wawancara pribadi dengan Hardiyanto S.sos, Bambu Apus 5 September 2014
58
yang serupa dengan anak seperti yang telah digambarkan pada video
tersebut. Hal ini dapat terlihat dari ungkapan salah satu orang tua yang
mengatakan bahwa:
Berdasarkan pemaparan dari orang tua diatas, dapat terlihat bahwa video
tersebut sangat berpengaruh untuk dapat membuka pikiran orang tua untuk
keluarga yang akan menerima bantuan agar tidak salah sasaran. Adapun
19
Wawancara pribadi dengan MA, Serang 11 September 2014
20
Wawancara pribadi dengan KA, Serang 11 September 2014
59
1. Pengisian formulir
ini:
Gambar 3
Formulir Asesmen Awal
2. Asesmen
yang telah diisi oleh orang tua pada tahap pengisian formulir asesmen
keluarga.
60
Gambar 4
Kegiatan Asesmen
3. Seleksi berkas
formulir pertama (asesmen awal) yang diisi langsung oleh orang tua
anak jalanan dengan formulir kedua (asesmen) yang diisi oleh petugas
formulir tersebut.
4. Home visit
Gambar 5
Kegiatan home visit
oleh 4 pihak yaitu calon klien (anak jalanan), calon penerima manfaat
Wanita bahagia).
Gambar 6
Penandatanganan Kontrak Pelayanan
S.Sos:
62
tua. Dalam hal ini, SDC sangat selektif dalam menyeleksi anak
hidup sebagai anak jalanan. Hal ini disebabkan oleh sikap orang tua
pengawasan dari orang tua sehingga hal ini membuat SDC harus lebih
21
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Suhada S.Sos, Bambu Apus 29 Agustus 2014
22
Wawancara pribadi dengan Vivi marlina, AKS, Bambu Apus 3 September 2014
63
telah ditetapkan. Hal tersebut terlihat dari adanya pihak SDC yang
kegiatan tersebut. Hal ini dapat diukur melalui perasaan orang tua yang dilihat
dari pelayanan yang diberikan oleh SDC dalam melakukan kegiatan parenting
23
Wawancara pribadi dengan FA, Serang 11 September 2014
64
semangat:
“seru ikutan acara kaya gini mbak, kaya belajar gitu jadi
inget waktu masih sekolah kan saya mah sekolah sampe
SD doang jadi pas belajar lagi ngeliat layar canggih gitu
seneng deh bawaanya, ada cara buat ngurus anak juga biar
anak saya ga bandel lagi, saya juga jadi kepikiran kalo
anak saya lagi dijalanan, pokoknya seru banget deh
mbak”.27
24
Wawancara Pribadi dengan FA, Serang 11 September 2014
25
Wawancara Pribadi dengan KA, Serang 11 September 2014
26
Wawancara pribadi dengan HO, Serang 11 September 2014
27
Wawancara pribadi dengan MA, Serang 11 September 2014
65
orang tua yang mengikuti kegiatan parenting skill yang diadakan oleh SDC
merasa puas atas pelayanan yang diberikan karena dalam hal ini mereka dapat
saling sharing baik dengan peserta maupun dengan pihak SDC. Di samping
itu, materi yang diberikan oleh SDC dalam kegiatan parenting skill telah
membantu para orang tua mendapatkan ilmu dalam hal mendidik anak. Akan
tetapi, meskipun sebagian besar para orang tua merasa puas terhadap kegiatan
parenting skill tersebut, masih ada orang tua yang merasakan sedikit
parenting skill ini didapat dari ketidaktepatan waktu yang menyebabkan ibu
Puas
pikiran
28
Wawancara Pribadi dengan SO, Serang 11 September 2014
66
resikonya.
parenting skill.
orang tua yang tidak puas dikarenakan ketidaktepatan waktu dalam berjalanya
kegiatan parenting skill dan empat orang tua lainya menyatakan puas atas
kegiatan parenting skill dapat berjalan dengan lancar dan dipahami oleh orang
tua serta mendapatkan antusias yang cukup menarik perhatian. Bila dalam
calon penerima manfaat sehingga sasaran yang dituju tepat dengan kriteria
yang telah ditentukan. Sedangkan bila dilihat dari kepuasan sasaran kegiatan,
57. Tujuan menyeluruh kegiatan parenting skill dapat terwujud apabila ketiga
Nurchamdi A.md:
29
Wawancara pribadi dengan Nurchamdi,A.md, Bambu Apus 4 September 2014
68
pencapaian tujuan kegiatan parenting skill ini telah terlaksana dengan baik.
Hal tersebut dapat dilhat dari segi keberhasilan para orang tua menjadi lebih
kepuasan para orang tua merasakan adanya manfaat positif yang didapat
tua dari kegiatan parenting skill dapat terlihat dari tabel di bawah ini:
Sebelum Sesudah
anaknya.
30
Wawancara pribadi dengan Hardiyanto, S.Sos, Bambu Apus 5 September 2014
69
mengamen.
anaknya.
bermain.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre for Children.” Dapat
anak jalanan yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada orang tua
tentang pengasuhan anak yang baik dan benar terutama dalam menangani
masalah yang dihadapi pada diri sendiri dan anak. Kegiatan parenting skill
dilakukan setiap satu tahun sekali di setiap keluarga. Tahun 2014 kegiatan
pada Kamis, 11 September 2014 yang diisi oleh penyuluh dari Pusat
Children yaitu Bapak Ahmad Suhada S.Sos dan Bapak Hardiyanto S.Sos.
Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre for Children ini
70
71
dengan baik.
B. Saran
Children.” Dan berdasarkan uraian dan temuan data yang penulis dapat,
dan orang tua yang terjadi pada jaman sekarang ini, karena bisa
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ahmadi Abu dan Uhbiyati Nur, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Rieneka Cipta,
2007.
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak., Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010.
Berns, R.M, Child, Family, School, Community: Socialization And Support. USA
(US): Rinehart and Winston, 1997.
Denis Mc. Quail, Teori Komunikasi Suatu Pengantar, Jakarta: Erlangga Pratama,
1992.
73
Hamidi, metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Praktis penulisan Proposal
dan Laporan Penelitian, Malang: UMM Press, 2004.
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 1990.
Sirait, Minah M.M. Hubungan Antara Harga Diri dengan Konformitas dalam hal
Fesyen pada Remaja. Fakultas Psikologi UI: Jakarta 2002.
Tata Sudrajat, anak jalanan : dari masalah sehari-hari sampai kebijakan, Rumah
yang hilang: kumpulan karangan tentang anak jalanan, Jakarta: YKAI,
1996.
Jurnal
jurnal Instruksional Psikologi, Edisi September 2001 Oleh Jennifer Neal, Donna
Frick-Horbury
75
LAMPIRAN 1
Pertanyaan :
Pertanyaan :
persalinan?
skill?
Pertanyaan :
media tersebut?
3. Apa tujuan diberikanya angket dalam forum diskusi kepada orang tua?
SDC?
PEDOMAN WAWANCARA NARASUMBER
Pertanyaan :
3. Apa kriteria yang diberikan SDC kepada orang tua anak jalanan?
Pertanyaan :
Pertanyaan :
dipahami?
7. Apa yang Ibu/Bapak rasakan ketika menonton video mengenai anak yang
13. Apakah Ibu/Bapak merasa puas dengan pelayanan kegiatan parenting skill
PEDOMAN OBSERVASI
SDC.
SDC.
IDENTITAS NARASUMBER
mengumpulkan, menyususun,
IDENTITAS NARASUMBER
bersama narasumber.
anak.
6. Apa tujuan diberikanya video Video tersebut ditujukan agar orang tua
kehamilan seorang Ibu hingga lebih sadar bahwa anak adalah karunia
orang tua berdiskusi dalam angket sebagai salah satu media untuk
anak yang terpisah dari orang memberikan video namun video kali ini
IDENTITAS NARASUMBER
1. Apa tujuan kegiatan parenting Banyak dari sebagian anak jalanan yang
angket dalam forum diskusi dalam menghadapi orang tua yang pemalu
IDENTITAS NARASUMBER
orang tua anak jalanan yang pemahaman kepada orang tua bahwa
menyebabkan ketidakharmonisan di
capai.
SDC kepada orang tua anak keluarga anak jalanan yang tidak
IDENTITAS NARASUMBER
orang tua anak jalanan yang ini akan membuat orang tua lebih sigap
3. Apa kriteria yang diberikan Kriteria utama hanya ada 2, yaitu orang
SDC kepada orang tua anak tua anak jalanan dan berpenghasilan
jalanan? rendah.
IDENTITAS NARASUMBER
Nama : AR
skill?
3. Adakah perubahan yang terjadi Ada sih kak, emak kalo abis ngikut
parenting skill? Jika iya pulang kerumah jadi lebih baik sama
4. Apakah adik masih suka turun Kadang-kadang aja kak kalo lagi
sama emak.
TRANSKRIP WAWANCARA NARASUMBER
IDENTITAS NARASUMBER
Nama : WD
2. Apakah orang tua adik selalu Setau saya ikut terus soalnya kalo
skill?
bagaimana?
4. Apakah adik masih suka turun Udah engga dibolehin sama bapak kak,
IDENTITAS NARASUMBER
Nama : FA
Alamat : Pekarungan-Serang
1. Adakah kunjungan dari SDC ke Iya ada mbak. Lembaga ini pernah
ngobrol dikit.
parenting skill?
hingga persalinan?
7. Apa yang Ibu/Bapak rasakan Sedih tapi kaya di TV ya mbak ada cerita
tuanya?
mengasuh anak?
9. Masalah apa yang anak Anak saya suka pergi-pergian dari siang
balik ke rumah.
10. Apakah Ibu/Bapak menerapkan Saya pake yang dibilang kalo kita harus
metode yang diberikan dalam jadi temenya anak mba, sejak saya ikut
11. Setelah mengikuti kegiatan apa Saya lebih sering ngobrol aja sama anak
yang Ibu/Bapak lakukan untuk saya jadi nanya-nanya dia tuh kalo pergi
anak?
12. Bagaimana perubahan perilaku Bandel mah masih tapi engga parah
diberikan?
13. Apakah Ibu/Bapak merasa puas Puas kok mbak. Saya seneng malahan
parenting skill yang diberikan lima kali juga saya ikut. Udah orang-
IDENTITAS NARASUMBER
Nama : KA
manfaat?
informasi tentang kegiatan gitu, tapi kalo begini hampir sama kaya
6. Apa yang Ibu/Bapak rasakan Yaaa begitulah.. kalo cewe lebih ngena
ketika menonton video mbak saya kan cowo jadi dibilang sedih
hingga persalinan?
7. Apa yang Ibu/Bapak rasakan Jadi mikir mbak, anak saya suka banget
mengenai anak yang menderita izin padahal saya suruh bantuin ibunya
karena terpisah dari orang aja dirumah tapi bandel pas abis liat
repot.
anak?
9. Masalah apa yang anak Diem-diem anak saya tuh suka ngamen
ngeluyur.
10. Apakah Ibu/Bapak menerapkan Pake, tapi emang enggak semua sih,
metode yang diberikan dalam dari setaun yang lalu mbak saya pake
mbak.
11. Setelah mengikuti kegiatan apa Saya sabar aja kalo anak saya ngelawan
yang Ibu/Bapak lakukan untuk berarti ada yang salah sama cara
anak?
12. Bagaimana perubahan perilaku Kalo keluar rumah udah enggak ngamen
SDC?
TRANSKRIP WAWANCARA KLIEN
IDENTITAS NARASUMBER
Nama : HO
Alamat : Sentul-Serang
manfaat?
parenting skill?
ketika menonton video ditanya lagi itu mah tadi pada mewek
hingga persalinan?
tuanya?
anak?
9. Masalah apa yang anak Dia mah nakal suka banget kelayapan
mbak.
10. Apakah Ibu/Bapak menerapkan Iya dari pas saya ngikut ini dari taun
menghadapi permasalahan anak? orangnya jadi ada apa apa dikit gedeg
bawaanya.
menerapkan metode yang mbak engga perlu saya pukul dulu baru
13. Apakah Ibu/Bapak merasa puas Puas mbak, acara kaya begini bagus
banget buat ibu-ibu kaya kita gini
dengan pelayanan kegiatan
soalnya bikin nambah pinter mba
parenting skill yang diberikan
maklum aja kita kan engga sekolah.
SDC? Biar kita makin sayang juga sama anak,
abis kadang geregetan kalo bandel
rasanya pengen dimarahin aja tapi pas
ikut acara begini jadi mikir-mikir mau
marahin anak
TRANSKRIP WAWANCARA KLIEN
IDENTITAS NARASUMBER
Nama : MA
Alamat : Saronggeng-Serang
manfaat?
materi yang diberikan penyuluh? kewajiban yang harus kita punya mbak.
6. Apa yang Ibu/Bapak rasakan Sedihnya bukan main mbak, saya engga
tuanya?
anak?
10. Apakah Ibu/Bapak menerapkan Nerapin mbak dari saya dikasih materi
metode yang diberikan dalam saya suka nerapin kalo anak saya
yang Ibu/Bapak lakukan untuk keluaran mbak, saya juga sering nyuruh
biar pinteran.
diberikan?
13. Apakah Ibu/Bapak merasa puas Puas mbak, seru ikutan acara kaya gini
kaya belajar gitu jadi inget waktu masih
dengan pelayanan kegiatan
sekolah kan saya mah sekolah sampe
parenting skill yang diberikan
SD doang jadi pas belajar lagi ngeliat
SDC? layar canggih gitu seneng deh
bawaanya, ada cara buat ngurus anak
juga biar anak saya ga bandel lagi, saya
juga jadi kepikiran kalo anak saya lagi
dijalanan, pokoknya seru banget deh
mbak
TRANSKRIP WAWANCARA KLIEN
IDENTITAS NARASUMBER
Nama : SO
Alamat : Sempu-Serang
manfaat?
parenting skill?
6. Apa yang Ibu/Bapak rasakan jujur saya mah malahan jadi sedih mbak
mengenai masa kehamilan anak saya makanya saya jadi nangis pas
7. Apa yang Ibu/Bapak rasakan Sama sedihnya mbak tapi sedihan yang
tuanya?
anak?
deh mbak.
10. Apakah Ibu/Bapak menerapkan Iya nerapin, tapi belom bisa semuanya
11. Setelah mengikuti kegiatan apa Nyoba metode yang dikasih yang
yang Ibu/Bapak lakukan untuk katanya kita itu jadi contohnya anak
menghadapi permasalahan anak? kita, kalo kita bener ya anak bener tapi
mau bener.
diberikan?
13. Apakah Ibu/Bapak merasa puas Kurang puas soalnya taun lalu saya ga
SDC?
LAMPIRAN 6
HASIL OBSERVASI
Waktu Deskripsi
13.00 WIB Tim parenting skill dari SDC yang terdiri dari wakil ketua
harapan orang tua. orang tua yang tidak bisa membaca serta
15.30.16.00 WIB SDC masih menerima orang tua yang ingin bertanya
dalam forum.
HASIL OBSERVASI
Waktu Deskripsi
Waktu Deskripsi
warga setempat.
LAMPIRAN 7
HAK HIDUP
5. Home visit