Anda di halaman 1dari 6

65

PEMAHAMAN EMANSIPASI WANITA


(Studi Hermeneutika Makna Emansipasi Wanita Dalam Pemikiran R. A.
Kartini Pada Buku Habis Gelap Terbitlah Terang)
Citra Mustikawati
PR FM
ABSTRAK

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui makna emansipasi wanita yang disampaikan R. A. Kartini pada
buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Dengan begitu, masyarakat dapat memahami emansipasi wanita yang
ada dalam pemikiran Kartini dan tidak terjadi kesalahpahaman dalam menginterpretasi makna emansipasi
wanita. Pada tulisan ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi hermeneutika Jurgen
Habermas. Habermas menyampaikan bahwa pemahaman dibagi menjadi tiga kelas ekspresi yakni bahasa
atau linguistik, tindakan atau kegiatan dan pengalaman. Data yang dikumpulkan penulis dilakukan dengan
mengolah dokumentasi, studi pustaka dan menelusuri data online. Sementara untuk analisis data, penulis
melakukan kategorisasi dan reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan. Penulis menguji keabsahan
data dengan menggunakan bahan referensi dan mengadakan member check. Hasil penelitian pada tulisan ini
adalah pemahaman emansipasi wanita dalam pemikiran R. A. Kartini yang tercantum pada buku Habis Gelap
Terbitlah Terang, memiliki dua keinginan. Bagi Kartini keinginannya sebagai perempuan adalah untuk bebas
dan mandiri. Lebih jelasnya adalah pertama, sebagai perempuan Kartini ingin diberi kesempatan mengenyam
pendidikan di bangku sekolah. Keinginan Kartini yang kedua adalah menolak adanya pernikahan poligami.
Kartini menulis untuk memperjuangkan emansipasi wanita. Pemikiran serta tindakan Kartini seperti ini
tidak dapat lepas dari latar belakangnya yang merupakan anak selir dan berasal dari golongan bangsawan.
Kesimpulan dari tulisan ini adalah perjuangan untuk bebas mengenyam pendidikan bagi perempuan dan
penolakan atas pernikahan poligami. Dalam perjuangannya, Kartini menggunakan sastra sebagai alat untuk
mencapai hal tersebut. Pengalaman dan latar belakang Kartini sebagai anak selir menjadi alasan kuat dalam
memperjuangkan emansipasi wanita. Tidak hanya itu, adat Jawa yang terlalu mengekang perempuan pun
turut memotivasi Kartini untuk berjuang membebaskan diri atas nama perempuan.
Kata-kata Kunci: Hermeneutika, emansipasi, Kartini, Jurgen Habermas

COMPREHENSION THE EMANCIPATION OF WOMEN


Study of Hermeneutics Meaning The Emancipation of Women of The Book Habis Gelap
Terbitlah Terang
ABSTRACT

This paper aims to find out the meaning of the women emancipation, delivered by R. A. Kartini in her writing
on Habis Gelap Terbitlah Terang. That way, the public can understand the emancipation of women existed
in the thought of Kartini and to avoid misunderstandings in interpret the meaning of female emancipation. This
research use qualitative approach with the study of Jurgen Habermashermeneutics. Habermas conveys that
understanding is divided into three classes of expressions; the language or linguistics, actions or activities,
and experiences. The research data collection done by processing the documentation, literature study and
browsing through online data. While for the data analysis, this research categorizes and reduces data, and
presents data before drawing a conclusion. The research tests the validity of the data by using reference
materials and conducting member check. The results of this research reveal an understanding of womens
emancipation in the thought of R. A. Kartini listed in the book of Habis Gelap Terbitlah Terang. There are
two wishes in Kartinis mind, which has the desire as women to be free and independent. Firstly, as a woman,
she wanted education at school. Secondly, she refusing polygamy marriage. Kartini wrote the book to fight
for women emancipation. The thinking and actions of Kartini can not be separated from her background as
a daughter of a concubine and coming from a noble family. The conclusion of this paper is the struggle for
freedom in education for women and struggle against polygamy. In her struggle, she uses literature as a tool
to achieve the objectives. The experience and background of Kartini as a daughter of a concubine become a
compelling reason in the fight for emancipation of women. Not only that, the Javanese tradition that really
restaining woman, helps Kartini in motivation to struggle for woman freedom.
Keywords: Hermeneutics, emancipation, Kartini, Jurgen Habermas

Korespondensi: Citra Mustikawati, S.I.Kom. PR FM. Jalan Braga No.5 Bandung 40111. Email:
citracokelat@gmail.com
66 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 3, No. 1, Juni 2015, hlm 6570

PENDAHULUAN Bermula dari sinilah pemikiran Kartini mengenai


perjuangan wanita untuk bebas dari kukungan
Dewasa ini wanita yang memiliki karir adat istiadat muncul. Ia mengungkapkannya
di luar rumah bukan menjadi hal yang kepada teman-teman Belanda-nya melalui surat.
tabu. Kerja sebagai pegawai kantoran yang Surat-surat Kartini ini pada akhirnya
mengharuskannya pergi pagi pulang sore dikumpulkan dalam sebuah buku dengan judul
seakan menjadi cita-cita dan impian wanita dalam bahasa Indonesia Habis Gelap Terbitlah
masa kini. Berlomba-lomba untuk mendapatkan Terang. Sementara judulnya dalam bahasa
pendidikan di sekolah dan kampus terkenal Belanda adalah Door Duisternis tot Licht yang
dengan jaminan akan mudah diterima pertama kali terbit pada tahun 1911. Karena
perusahaan. Meningkatkan prestasi akademik isi suratnya banyak terdapat pemikiran serta
dan soft skill telah lumrah dilakukan kaum perjuangan Kartini demi kaum perempuan maka
wanita masa kini. dari itu ia dikenal sebagai pejuang emansipasi
Hal ini menjadikan perempuan lebih wanita. Hingga pada tahun 1964 pemerintah
banyak muncul di ruang publik. Berprofesi memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada
sebagai pegawai kantoran, presenter, reporter, Raden Ajeng Kartini. Hari kelahirannya
model iklan, artis, musisi, politisi bahkan ditetapkan sebagai Hari Kartini yakni hari yang
kuli bangunan. Ruang publik yang awalnya diperingati sebagai hari emansipasi wanita
merupakan hal tabu bagi perempuan kini di Indonesia. Makna emansipasi wanita pada
dianggap sebagai wadah untuk mengekspresikan tahun 1980-an telah mengalami pergeseran
dan mengaktualisasikan diri. Perempuan makna. Keinginan dan cita-cita Kartini terhadap
dapat dengan leluasa melakukan hal-hal perempuan bangsanya saat itu jauh dari yang
yang biasanya dilakukan oleh kaum laki-laki. dicerminkan perempuan masa kini. Hal inilah
Wacana ini disebut dengan emansipasi wanita. yang mendorong penulis untuk melakukan
Persamaan hak dan kesetaraan gender menjadi penelitian terhadap surat-surat Kartini. Teks
makna utama dari emansipasi wanita. emansipasi wanita dalam surat-surat Kartini
Jika melihat wacana emansipasi wanita di harus ditafsirkan terlebih dahulu agar terhindar
Indonesia, kita tidak dapat melepaskan sosok dari masalah pergeseran makna.
Raden Ajeng Kartini. Sejak abad 19, Kartini Bertolak dari permasalahan dan latar
dikenang sebagai pejuang emansipasi wanita belakang di atas, maka dapat ditentukan
di Indonesia. Melalui surat yang ditujukan identifikasi masalahnya sebaggai berikut: (1)
pada teman-temannya di Belanda, Kartini Bagaimana konsepsi emansipasi wanita dalam
mengungkapkan pemikirannya mengenai pemikiran R.A. Kartini yang diungkapkan
perjuangan perempuan dan emansipasi wanita. dalam surat-suratnya? (2) Bagaimana
Surat-surat Kartini yang dikumpulkan dalam perjuangan emansipasi wanita R.A. Kartini
sebuah buku dipublikasikan oleh Mr. J. yang diungkapkan dalam surat-suratnya?, dan
H.Abendanon dengan judul Door Duisternis tot (3) Bagaimana kehidupan R.A. Kartini sebagai
Licht pada tahun 1911. anak selir yang diungkapkan dalam surat-
Raden Ajeng Kartini merupakan putri suratnya?
dari keluarga priyayi sekelas bangsawan Jawa.
Kartini lahir pada tanggal 21 April tahun 1879 METODE PENELITIAN
di kota Jepara, Jawa Tengah. Ayah Kartini
merupakan Bupati Jepara yang bernama Penelitian ini menggunakan metode
Raden Mas Adipati Sosroningrat. Sementara kualitatif dengan pendekatan studi hermeneutika
ibunya adalah seorang anak gadis rakyat jelata, khususnya dari Jurgen Habermas. Studi
putri dari seorang buruh pabrik gula Mayong, hermeneutika merupakan sebuah metode
namanya Modirono. Ibu kandungnya bernama penafsiran terhadap bahasa atau teks sejarah.
Ngasirah. Kartini terlahir sebagai anak dari selir Langkah kerja hermeneutika adalah proses
ayahnya. Jadi, ibu kandung Kartini adalah istri yang dilakukan hermeneutika sebagai sebuah
kedua ayahnya. Hidup sebagai anak selir dan metodologi dalam menginterpretasikan sesuatu
berada dalam lingkungan yang kental dengan hal.
adat istiadat feodalisme, menjadikan Kartini Adapun metodologi hermeneutika ialah
sebagai sosok perempuan yang kritis dan kuat. menafsirkan teks atau realitas untuk mencari
PEMAHAMAN EMANSIPASI WANITA 67

hakikatnya dengan memerhatikan konteks atau linguistik, tindakan atau kegiatan, dan
sejarah dan tradisi dengan clue pengetahuan pengalaman (Sumaryono, 1999:91-92). Dengan
dan pengalaman yang dimiliki oleh si penafsir ketiga aspek ini, teks emansipasi wanita dalam
(vorurteil). Menurut Habermas, dalam proses surat-surat Kartini akan ditafsirkan.
pemahaman sebuah teks akan didahului oleh Sebagai penelitian yang bertitiktolak dari
kepentingan. Kita tidak pernah bisa melangkah kajian literatur, maka teknik pengumpulan
keluar dari tradisi atau kepentingan kita, data dilakukan dengan menelusuri sumber-
yang dapat dilakukan adalah mencoba untuk sumber kepustakaan terkait berkenaan dengan
memahaminya. permasalahan penelitian. Selain itu, peneliti
Dalam konteks penelitian ini, hermeneutika juga mengumpulkan data melalui dokumentasi
dimaksudkan sebagai metode untuk menjelaskan dan penelusuran data online.
rekonstruksi makna emansipasi wanita dalam Untuk menganalisis data pada penelitian
buku Habis Gelap Terbitlah Terang sebagai ini, peneliti melakukannya dengan kategorisasi
sebuah teks atau realitas yang sarat dengan dan reduksi data, yaitu pengumpulan informasi-
simbol. Menurut Womack (dalam Putra, informasi penting yang terkait dengan masalah
2011: 114), simbol pada hakikatnya adalah penelitian lalu mengelompokkan sesuai dengan
komunikasi:Symbols are, above all, a means topik masalahnya. Setelah itu menyajikan data
of communication. In general term, symbol are yang telah dikelompokkan dan menyusunnya
images, words, or behaviors that have multiple secara sistematis. Tahap terakhir dilakukan
levels of meaning. Symbol stand for concept that penarikan kesimpulan yakni dengan melakukan
are too complex to be stated directly in words. interpretasi data sesuai dengan konteks masalah
Simbol adalah, di atas segalanya, alat dan tujuan penelitian.
komunikasi. Dalam istilah umum, simbol
adalah gambar, kata-kata, atau perilaku yang HASIL DAN PEMBAHASAN
memiliki beberapa tingkatan makna. Simbol
berdiri untuk konsep yang terlalu rumit untuk Pertama, konsepsi emansipasi wanita
dinyatakan secara langsung dalam kata-kata. dalam pemikiran R. A. Kartini.Buku Habis
Kemudian teks ini ditafsirkan Gelap Terbitlah Terang yang merupakan
dengan pendekatan hermeneutika kritis dari kumpulan surat Kartini kepada teman-teman
Jurgen Habermas. Rahardjo (2008: 66-69) Belanda-nya dapat dipublikasikan atas inisiatif
mengelompokkan hermeneutika Habermas Mr. Abendanon. Buku ini dikenal sebagai ide-
dalam hermeneutika kritis. Awalnya, istilah teori ide Kartini dalam memperjuangkan emansipasi
kritis (crtitical theory) pertama kali dikenalkan wanita adalah karena tulisan-tulisannya yang
oleh Max Horkheimer dan pada mulanya banyak membicarakan kepeduliannya terhadap
hanya merujuk pada Mazhab Frankfurt. Seiring hak dan peran perempuan dalam kehidupan
dengan perkembangan ilmu sosial, istilah ini bermasyarakat. Kartini tidak menyebutkan
memiliki konotasi yang lebih luas. Bahkan kini, emansipasi wanita yang diperjuangkannya
di dalam teori kritis terdapat tradisi teori post- seperti apa. Jauh sebelum mengenal kata
modernisme dan feminisme yang bermazhab emansipasi dan artinya apa, Kartini telah
tradisi filsafat Perancis. memiliki konsep perjuangan untuk membela
Meskipun Habermas tidak pernah hak-hak perempuan sebagai manusia seutuhnya.
membicarakan secara utuh mengenai Hal ini dapat dilihat dari isi surat-surat
hermeneutika tapi jika diartikan, hermeneutika Kartini yang ditujukan pada teman-temannya
adalah cara atau seni dalam memahami simbol- yang berbangsa Belanda. Kepada Stella, ia
simbol linguistik maupun non-linguistik. pernah menceritakan bagaimana ada istiadat
Mengacu pada hal itulah Habermas memiliki di kotanya yakni Jepara sangat mengekang
gagasan yang unik mengenai hermeneutika kebebasannya. Tangan dan kaki kami masih
yakni bagaimana cara dia memahami. Karena terbelenggu; masih terikat pada hukum, adat
Habermas membawa karakter yang khas dari istiadat dan kebiasaan negeri kami (Surat
aliran Frankfurt yakni kritis, maka hermeneutika Kartini pada Estelle H. Zeehandelaar, 25 Mei
Habermas dikatakan sebagai hermeneutika 1899). Kehidupan sosial masyarakat Jawa
kritis. Pemahaman menurut Habermas terbagi khususnya Jepara pada abad ke-19 masih kental
menjadi tiga kelas ekspresi yakni bahasa dengan tata krama. Adat timur yang dikatakan
68 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 3, No. 1, Juni 2015, hlm 6570

Kartini benar-benar kokoh adalah aturan di pemikiran-pemikirannya yang berkaitan dengan


masyarakat yang dianggapnya lebih banyak perjuangan bagi perempuan. Keinginan bebas
mengekang gerak-gerik kaum perempuan. Bagi dan mandiri bagi perempuan yang diusung
orang Jawa, kedudukan perempuan berada di oleh Kartini adalah bebas untuk mengenyam
bawah laki-laki. Bahkan ada kepercayaan bahwa pendidikan di sekolah dan menolak pernikahan
anak pertama sebaiknya laki-laki karena dapat poligami.
mendem jero lan mikul duwur (menjunjung Penulis menafsirkan bahwa kedua hal
derajat orang tuanya jika ia memiliki kedudukan di atas adalah pokok dari konsep emansipasi
baik di dalam masyarakat). Ini menunjukkan wanita dalam pemikiran Kartini. Dalam
dengan jelas bahwa orang Jawa menganut pembahasan pertama ini, pemikiran Kartini
sistem patriarki. Laki-laki lebih diutamakan mengenai emansipasi wanita termasuk pada
dibanding perempuan. kategori bahasa dalam proses pemahaman dari
Sistem sosial suatu masyarakat yang Habermas. Kartini menuangkan pemikirannya
menganut konsep patriarki sebagai ideologi melalui bahasa yang tertulis. Untuk mencapai
inilah yang membentuk pola hubungan gender sebuah pemahaman, Habermas mengatakan
di dalamnya. Pola ini dijalani secara sistematik perlu mengetahui bahasa yang diproduksi.
dalam praktinya dengan pranata sosial lainnya. Karena bahasa merupakan salah satu bentuk
Akibat pola hubungan inilah yang nantinya ekspresi seseorang dalam menyampaikan
menimbulkan perbedaan gender. Kartini maksudnya.
hidup dalam lingkungan seperti ini dan inilah Namun jika makna emansipasi wanita
yang ingin didobraknya. Ia ingin perempuan Kartini ini ditarik dalam konteks kekinian
bebas dan mandiri. Jauh dari sebelum Kartini maka akan mengalami pergeseran makna. Hal
mengenal istilah emansipasi, keinginan untuk ini disebabkan oleh adat istiadat yang sudah
bebas dan mandiri ini telah ada sejak usia dini. berbeda pada masa kehidupan Kartini. Tidak
Sebenarnya kondisi dunia saat itu juga sedang hanya karena penguasaan yang berbeda tapi juga
diramaikan dengan kemunculan pergerakan karena pemahaman terhadap kata emansipasi
kaum perempuan. Namun, Kartini membantah telah mengalami pergeseran. Emansipasi wanita
bahwa keinginannya ini adalah pengaruh dari dianggap sebagai perjuangan kaum perempuan
dunia Barat. Setulus hati ia tak suka dikekang untuk mendapatkan kesamaan hak dengan laki-
oleh budaya patriarki yang dianut lingkungannya laki.
saat itu. Ungkapan ini disampaikan Kartini Kedua, perjuangan emansipasi wanita
dalam suratnya kepada Stella yang berbunyi: dari R. A. Kartini. Emansipasi wanita yang
Bukan hanya suara dari luar, dari Eropa diperjuangkan oleh Kartini banyak ditemukan
yang masuk ke dalam hati saya, yang membuat dalam surat-suratnya yang ditujukan pada
saya menginginkan perubahan keadaan saat ini. teman-temannya. Keaktifannya menulis mulai
Jauh semenjak saya kanak-kanak, ketika kata terlihat sejak melewati masa pingitan. Saat
emansipasi belum ada bunyinya, belum ada usianya 16 tahun, Kartini menulis sebuah
artinya buat saya, tulisan dan karangan tentang karangan antropologi tentang adat pernikahan
hal itu jauh dari jangkauan saya, muncul dari golongan Koja di Jepara. Kartini mengirimkan
dalam diri saya keinginan yang makin lama salinan tulisannya ini kepada Stella tidak lama
makin kuat, yaitu keinginan akan kebebasan, setelah tulisannya diterbitkan. Kartini serta tiga
kemerdekaan, dan berdiri sendiri. Kemudian, adik perempuannya diajarkan banyak hal oleh
keadaan yang berlangsung di sekitar sayayang ayahnya seperti melukis, membatik, bermain
mematahkan hati dan membuat saya menangis, musik gamelan tak terkecuali menulis. Namun,
membangkitkan kembali keinginan itu (Surat tampaknya bakat Kartini dalam menulis ia
Kartini pada Estelle H. Zeehandelaar, 25 Mei dapatkan dari ayah dan paman-pamannya
1899). yang dikenal lewat tulisan-tulisan kritisnya
Kata emansipasi sendiri memiliki arti pada pemerintah Hindia-Belanda. Kartini lebih
pembebasan dari suatu penguasaan. Emansipasi senang jika diminta untuk menulis daripada
wanita yang diperjuangkan oleh Kartini berarti melukis atau menggambar meskipun ia juga
perjuangan untuk bebas dari penguasaan budaya menyenanginya. Namun, yang paling ia senangi
Jawa yang mengikat perempuan di kotanya dan kuasai adalah menulis. Seperti yang
saat itu. Dalam surat-surat Kartini ditemukan diungkapkannya pada Stella berikut ini:Saya
PEMAHAMAN EMANSIPASI WANITA 69

menyadari ketidakmampuan saya, Stella. Tiap melihat kembali isi surat-surat Kartini, banyak
orang akan tertawa terbahak-bahak, membaca konsep perjuangan yang ingin dilakukannya
secarik kertas ini untukku. Alangkah gila sebagai perempuan untuk mengangkat derajat
pikiran saya, bukan. Saya, yang tidak belajar kaumnya seperti menjadi dokter, bidan,
apapun, tidak tahu apapun, memberanikan perawat, bahkan guru. Namun, menulis menjadi
diri dalam sastra! (Surat Kartini pada Estella pilihan utamanya dan paling menyenangkan
Zeehandelaar, 6 November 1899). baginya karena ia begitu mencintai sastra
Kartini memilih sastra sebagai sehingga dapat membuatnya tenang jika telah
perjuangannya untuk membebaskan perempuan menulis. Dokumentasi karangan Kartini semasa
dari kukungan budaya yang dianut masyarakat hidupnya memang tak semua dapat ditemukan
Jawa pada saat itu. Melalui sastra, Kartini ingin tapi itu takkan memberikan bukti tentang
menyampaikan inspirasinya pada masyarakat perjuangan dan pemikirannya yang gagah
Hindia-Belanda. Sebagai gadis pribumi, Kartini berani. Kartini dikategorikan sebagai penulis
ingin menunjukkan pada Belanda bahwa paling produktif pada masanya. Bahkan boleh
mereka juga mampu berbahasa Belanda dan disebut satu-satunya dalam jangka waktu antara
menulis karangan mengenai hal-hal yang 1879 sampai dengan 1910, atau dalam waktu
terkait dengan pribumi. Selain itu, Kartini ingin tidak kurang dari 30 tahun! (Toer, 2010:209).
memperkenalkan Jawa melalui tulisannya. Ketiga, kehidupan R. A. Kartini sebagai
Nilai lebih yang ditunjukkan Kartini melalui anak selir. Dalam suratnya yang dikumpulkan
tulisannya adalah sebagai bentuk perjuangan dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang,
seorang perempuan untuk dapat pengakuan dari Kartini tidak banyak menulis mengenai
masyarakat bahwa mereka bisa. sosok ibu kandungnya. Beberapa kali Kartini
Namun, perjuangan Kartini dalam menulis menulis ibu tapi tidak menjelaskan siapa sosok
tidak selalu berjalan mulus karena tidak ibu yang disebutkannya. Kartini tak banyak
semua tulisannya dapat diterbitkan begitu menjelaskan ibu yang merawatnya terlebih ibu
saja. Meski banyak yang meminta tulisannya kandungnya. Dalam sebuah suratnya, Kartini
untuk diterbitkan tapi keputusannya berada di mengungkapkan:Apakah saya seorang anak
tangan ayahnya. Hanya ayahnya yang berhak raja? Bukan. Seperti kamu juga. Menurut garis
atas dirinya dari siapa pun di dunia ini. Ini keturunan ayah, raja terakhir dalam keluarga
merupakan bentuk kasih sayang ayahnya pada kami, sudah berlalu 25 keturunan. Tapi, ibu
Kartini. Karena itulah, Kartini dapat memahami masih bersaudara dekat dengan keluarga Raja
tindakan ayahnya. Tulisan Kartini pertama- Madura. Moyangnya, raja yang bertakhta dan
tama ditujukan pada pembaca Belanda. neneknya ratu mahkota (Surat Kartini pada
Sementara saat itu, orang-orang Belanda Estelle H. Zeehandelaar, 18 Agustus 1899).
merupakan penguasa yang secara langsung Melalui suratnya ini, dapat ditelusuri
menentukan kedudukan, posisi dan nasib para bahwa dia berasal dari keturunan ningrat dan
pejabat pribumi termasuk ayah Kartini yang bangsawan. Namun, ibu yang dimaksud Kartini
menjabat sebagai Bupati Jepara. Jadi, ayah dalam suratnya ini bukanlah ibu kandungnya
Kartini tidak mempertimbangkan kebahasaan melainkan ibu tirinya. Karena dari data yang
Belanda Kartini karena memang bahasa yang telah ditemukan oleh Pramoedya Ananta
digunakannya dinilai baik secara ketatabahasaan Toer, ibu Kartini adalah seorang gadis yang
dan indah. berasal dari golongan rakyat jelata. Ibu Kartini
Meninjau surat-surat Kartini dengan merupakan selir ayahnya atau istri keduanya.
hermeneutika Habermas poin kedua yakni Meski begitu, Kartini tetap menjadi keluarga
tindakan, dapat dilihat dengan jelas bahwa ia bangsawan karena darah keturunan dair
menggunakan pena atau menulis sebagai alat ayahnya.
perjuangannya. Komunikasi dapat dilakukan Jika melihat sistem sosial dan budaya pada
melalui tindakan atau kegiatan. Dalam hal ini masa kehidupan Kartini saat itu yaitu kondisi
Kartini mengimplementasikan perjuangan sosial masyarakat Jepara masih kuat menganut
emansipasi wanita dengan menulis. Sebagaimana sistem feodalisme. Tak bisa dipungkiri bahwa
halnya dalam pemahaman linguistik atau sistem feodalisme memberikan dampak pada
bahasa yang telah dijabarkan sebelumnya, kehidupan masyarakat Jawa yang patriarkis
tindakan atau kegiatan perlu dijelaskan. Jika dan akibatnya terjadi pernikahan poligami.
70 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 3, No. 1, Juni 2015, hlm 6570

Sistem feodalisme ini merupakan pengaruh Perjuangan emansipasi wanita yang


dari penjajahan Belanda. Saat itu, kehidupan di dilakukan oleh R. A. Kartini adalah dengan
Eropa banyak berubah karena terjadi Revolusi menulis. Melalui tulisan, Kartini ingin
Industri. Pergantian tenaga manusia oleh menyampaikan pesona kebudayaan Jawa dan
tenaga mesin atau mekanik telah membawa menunjukkan pada Belanda serta masyarakat
perubahan besar pada perkembangan budaya pada umumnya bahwa perempuan juga dapat
manusia. Salah satuya yaitu terbentuk sistem berprestasi.
sosial yang memiliki kelas. Keadaan inilah Kehidupan Kartini sebagai anak selir kurang
yang menyebabkan adanya ketimpangan sosial lebihnya banyak mempengaruhi pemikirannya
hingga menimbulkan sebuah sistem yang termasuk dalam konsep emansipasi wanita.
bernama feodalisme. Kebebasannya dalam berpikira menjadikan
Kelas ekspresi yang ketiga dalam Kartini berpikir rasional terhadap adat istiadat
pemahaman menurut Habermas adalah yang mengekang kebebasan perempuan.
pengalaman. Bahasa dan tindakan saling Untuk memahami makna emansipasi
menginterpretasi satu sama lain secara timbal wanita menurut Kartini, masyarakat Indonesia
balik. Keduanya tidak dapat menanggalkan harus mengetahui terlebih dulu isi surat-surat
pengalaman dalam proses pemahaman. Karena yang ditulis olehnya pada buku Habis Gelap
pada kelas pengalaman, terutama dalam reaksi Terbitlah Terang. Dengan begitu, tidak akan
tubuh manusia, yang berupa kecenderungan terjadi kesalahpahaman mengenai konsepsi
yang tidak dicetuskan atau sebagai ungkapan emansipasi wanita. Karena masyarakat selama
nonverbal, interpreter memperhitungkan hal- ini menganggap bahwa emansipasi wanita
hal itu sebagai salah satu bentuk atau jenis adalah perjuangan untuk memeroleh kedudukan
pemahaman. dan kesetaraan yang sama dengan laki-laki.
Pengalaman Kartini sebagai anak selir Sementara Kartini hanya memperjuangkan
di dalam keluarganya ini menjadi salah satu dua hal, yakni pendidikan dan menghindari
pendorong dari pemikirannya akan emansipasi pernikahan poligami.
wanita dan bertindak dengan menulis.
Kedudukan Kartini yang setengah rakyat jelata DAFTAR PUSTAKA
dan setengah bangsawan membuatnya rendah
hati. Secara naluri Kartini tak ingin dibedakan Putra, R. M. S. (2011). Makna Di Balik Teks
dengan orang lain di sekitarnya. Tak ada Dayak Sebagai Ethnis Headhunter. Journal
pembeda antara ia dengan yang lain kecuali Communication Spectrum, Vol. 1 No.2
akal dan budi bukan karena garis keturunan. Agustus 2011-Januari 2012. Universitas
Multimedia Nusantara.
SIMPULAN Rahardjo, M. (2008). Dasar-dasar
Hermeneutika antara Intersionalisme dan
Makna konsepsi emansipasi wanita dalam Gadamerian, Jogjakarta: Ar-Ruzmedia
pemikiran R. A. Kartini adalah menginginkan Sumaryono, E. (1999). Hermeneutik, Sebuah
kebebasan dan mandiri. Bebas dan mandiri Metode Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.
dalam bidang pendidikan dan kehidupan Toer, P. A. (2010). Panggil Aku Kartini Saja.
berumah tangga. Kartini ingin perempuan Jakarta: Lentera Dipantara
mendapatkan pendidikan di bangku sekolah
serta menolak pernikahan poligami.

Anda mungkin juga menyukai