Disusun oleh :
1.
Erlin Aprilia
13312241004
2.
Wahyu Marliyani
13312241005
3.
Endah Setyorini
13312241010
4.
Sopa Saniah
13312241011
5.
13312241028
6.
Imamah
13312241040
A. Topik
1.
2.
B. Tujuan
Sesudah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa agar dapat:
1. Mengetahui keanekaragaman genetik pada manusia melalui pengamatan
fenotip.
2. Mengamati
bermacam-bermacam
manusia
dan
C. Latar Belakang
Gen merupakan serangkaian DNA yang mempresentasikan sebuah unit
cetak biru. Gen untuk tinggi badan, ataupun sifat lain dapat ditentukan dalam dua
atau lebih bentuk alternatif yang dikenal dengan alel. Jika sepasang alel pada
suatu individu adalah sama, individu disebut homozigot. Suatu individu dengan
sepasang faktor yang berlawanan disebut heterozigot atau hibrid. Alel-alel yang
terdapat dalam genom merupakan penyusun genotipe suatu individu. Genotipe
berinteraksi dengan lingkungan untuk menghasilkan fenotipe akhir.
Keanekaragaman merupakan dasar ciri-ciri dari benda hidup. Adanya
kenekaragaman genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesi terhadap
lingkungannya. Manusia memperlihatkan variasi pada beberapa ciri yang dapat
dilihat dengan mudah melalui fenotip atau penampilannya. Beberapa dari ciri-ciri
yang nampak tidak mengalami seleksi alam sehingga tetap ada sampai sekarang
dan dapat ditentukan oleh para ahli genetika.
D. Dasar Teori
Setiap manusia memiliki keunikan masing-masing. Tidak ada individu
yang tepat sama, sekalipun pasangan kembar identik. Keturunan dari hasil
perkawinan individu memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua
induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut
akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietasvarietas (varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan.
Keanekaragaman merupakan dasar ciriciri makhluk hidup. Adanya
keanekaragaman genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap
lingkungannya. Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan
saja tetapi juga manusia. Namun pada manusia, keanekaragaman yang terjadi
hanya pada tingkat gen dan berkaitan dengan pewarisan sifat. Manusia
memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah
melalui fenotip atau sifat yang tampak (Cummings, 2011 : 6-7).
Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau
penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan. Faktor lingkungan juga turut
mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan
oleh faktor genetiknya (genotip). Faktor lingkungan dapat berupa nutrisi yang
mempengaruhi tinggi, latihan fisik mengubah bentuk badan, berjemur dan
menggelapkan kulit. Bahkan kembar identik, yang secara genetik sama pun,
menampakan perbedaan fenotipe sebagai akibat dari pengalaman mereka sendirisendiri. Meskipun penelitian dan penyelidikan tentang peristiwa genetik
(hereditas) pada manusia lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan penyelidikan
pada
hewan
ataupun
tumbuhan.
Akan
tetapi,
kita
dapat
menyelidiki
Homozigot adalah pasangan gen yang sama, bisa homozigot dominan bisa
homozigot resesif.
10. Heterozigot
Heterozigot adalah pasangan gen yang berlainan.
11. Alel
Gen yang merupakan pasangan dari bentuk alternatif terhadap sesamanya
dan terletak pada lokus yang bersesuaian pada kromosom yang homolog.
12. Hukum Mendel
a. Setiap individu memiliki hasil persilangan yang mengandung gamet dari
kedua induknya (bersifat diploid= 2n)
b. Hukum Mendel I
Pada pembentukan gamet, dua gen yang berpasangan akan dipisahkan ke
dalam dua sel/gamet secara bebas.
c. Hukum Mendel II
Pada pembentukan gamet, gen-gen yang memisahkan diri dari suatu pasangan
akan secara bebas berkelompok dengan gen-gen lain yang berasal dari
pasangan lain.
Pewarisan Sifat pada Manusia
Orang tua memberikan informasi terkode kepada anak-anaknya dalam
bentuk unit heredias yang disebut dengan gen. Gen-gen yang diwarisi dari ibu dan
ayah merupakan tautan genetik dengan orang tua, dan gen-gen yang menyebabkan
kemiripan keluarga. Gen-gen memprogram sifat-sifat spesifik yang muncul saat
kita berkembang dari sel yang terfertilisasi menjadi dewasa.
Program genetik tersebut tertulis dalam bahsa DNA, polimer dari empat
nukleotida berbeda. Informasi yang terwariskan diteruskan dalam bentuk sekuens
spesifik nukleotida DNA dari setiap gen, mirip seperti informasi cetak yang
disampaikan dalam bentuk urut-urutan huruf bermakna. Sebagian besar gen
menjadi bintik-bintik dan ciri-ciri lain, serta memprogram sel agar menyintesis
enzim-enzim spesifik dan berbagai protein lain, dengan kerja kumulatif yang
menghasilkan sifat-sifat dalam bentuk DNA (Neil A Campbell, 2008: 268).
Ujung daun telinga dibedakan menjadi dua yaitu ujung daun telinga bebas
dan ujung telinga melekat. Ujung telinga bebas merupakan pembawa sifat
dominan dan sebaliknya ujung telinga melekat merupakan pembawa sifat resesif.
4. Lidah
Lidah dibedakan menjadi dua yaitu lidah yang dapat melipat dan tidak
dapat melipat. Lidah yang dapat melipat merupakan pembawa sifat dominan dan
lidah yang tidak dapat melipat merupakan pembawa sifat resesif.
5. Letak Kisaran Rambut
Letak kisaran rambut ada dua macam yaitu letak kisaran rambut ke kanan
dan letak kisaran rambut ke kiri.
6. Golongan darah
Glongan darah, golongan darah manusia dibagi menjadi beberapa macam. Hal
ini dapat dilihat dari aglutinogen (antigen) dan aglutinin (antibodi) yang
terkandung dalam darah seseorang. Penggolongan darah ini pertama kali
ditemukan oleh Dr. Lendsteiner dan Donath di dalam darah manusia terdapat
aglutinogen pada eritrosit dan aglutinin yang terdapat dalam plasma darah.
Penemuan Karl Landsteiner diawali dari penelitiannya, yaitu ketika eritrosit
seseorang dicampur dengan serum darah orang lain, maka terjadi penggumpalan
(aglutinasi), tetapi pada orang lain, campuran itu tidak menyebabkan
penggumpalan darah. Menurut sistem ABO, golongan darah manusia dibedakan
menjadi empat yaitu sebagai berikut
(ibu) bergolongan darah A dan ayahnya A maka anaknya bisa bergolongan darah
A atau O, jika ibu bergolongan darah B dan ayahnya A maka anaknya bisa
bergolongan darah A, B dan O tapi masih tergantung perhitungan Homozigot dan
Heterozigot kedua golongan darah orang tuanya
10
Meteran
Dokumen medis
Tubuh praktikan
F. Langkah Kerja
1.
11
2.
Membaca angka yang tertulis untuk kombinasi dari ciri-ciri khusus yang telah
teramati.
No.
1.
2.
Bapak
keturunannya ke-
Ibu
Daun telinga
-
Menggantung
Melekat
Bentuk rambut
12
3.
4.
5.
Lurus
Ikal
Keriting
Kisaran rambut
- ke kanan
- ke kiri
Kebotakan
-
Botak
Tidak botak
dapat
Sifat lidah
-
Dapat
menggulung
Tidak
menggulung
6.
7.
8.
9.
Lesung pipi
-
Ya
Tidak
Bentuk wajah
-
Bulat
Lonjong
Golongan darah
-
AB
Hemofili/ Diabetes
-
Ya
Tidak
13
2.
Telinga
Lidah
Melekat
Ya
Ke Kiri
Ke Kanan
Keriting
Lurus
1
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
44
102
101
121
100
33
98
34
99
113
121
101
117
101
112
101
Golongan Darah
No Cakram
Pipi
Rambut
AB
Rambut
Sifat
Daun
Tidak
Lesung
Menggulung
Kisaran
Menggantung
Bentuk
Tidak
Sampel
38
14
68
67
45
80
22
23
102
24
102
25
26
27
28
29
36
105
104
74
40
55
30
31
97
32
97
33
85
34
36
37
38
Jumlah
35
29
31
32
10
18
14
Keterangan :
1
= Suciningtyas P
10 = Endah Setyo R
= Rofi Noviani
11 = Sopa Saniah
= Arfin Hasanah
12 = Diyanah Fajriyah
= Erlin Aprilia
13 = Firda Putri D
= Wahyu Marliyani
14 = Ani Nurhidayah
= Muhamad Ansori
15 = Dessy R
= Aldyana Pertiwi F
16 = Kartika Arum
= Annastasya Tri A
17 = Titik Wulandari
= Annisa Nur J
18 = Sarif Purnama
15
68
100
70
20
100
28
12
112
19 = Desi Aulia
29 = Ulin Nuha
20 = Dwi Katon R
30 = Desi Hartinah
21 = Ema N
31 = Viontika
22 = Erwan Aditya
32 = Maya N
23 = Taufik Mailana F
33 = Iput Karnila
24 = Anggistia Devianti I
34 = Hariani Rahayu
25 = Windi A
35 = Esny Yanuartika
26 = Annisa Fitri S
36 = Ika D
27 = Lutfi Rahmawati N
37 = Miftakhuljannah
28 = Putri Chandra H
38 = Imamah
H. Pembahasan
Praktikum yang berjudul Pewarisan Sifat dan Keanekaragaman (Cakram
Genetika) pada Manusia yang telah dilaksanakan, memiliki dua kegiatan
percobaan yaitu yang pertama tentang pewarisan sifat pada manusia dengan
tujuan untuk mengamati bermacam-bermacam gejala fenotipe pada manusia dan
menemukan keseksamaan dan perbedaan yang ada, memberikan argumen
terhadap sifat-sifat yang muncul serta menelusur/ menjelaskan bagaimana sifatsifat itu diturunkan. Sedangkan pada kegiatan yang kedua yaitu keanekaragaman
pada
manusia
(cakram
genetika)
yang
bertujuan
untuk
mengetahui
sifat terjadi melalui gen-gen pada kromosom sel-sel kelamin. Variasi sifat yang
muncul pada anak dapat terjadi melalui berbagai mekanisme atau peristiwa proses
pewarisan gen, antara lain penurunan sifat oleh gen tunggal yang bebas, interaksi
beberapa gen, gen ganda, alel ganda, gen terpaut kromosom seks, pindah silang,
dan gen efek lethal. Sel-sel gamet akan memiliki susunan gen yang berbeda.
Perbedaan genotip terjadi pada saat gametogenesis, yaitu proses pembentukan
gamet melalui pembelahan meiosis sel-sel induk kelamin pada gonad (tetes pada
ayah/ ovarium pada ibu). Melalui perkawinan yang acak, akan terjadi rekombinasi
16
gen sehingga anak-anaknya akan memiliki susunan genotipe yang selalu berbeda.
Gejala yang tampak (phenotype) pada seseorang merupakan hasil interaksi atau
perpaduan antara faktor genotipe dengan faktor lingkungan. Gejala fenotipe pada
manusia dapat dilihat dari gejala struktural maupun fungsional, dari tingkat selmolekul sampai tingkat individu.
Dalam percobaan pada kegiatan pertama ini praktikan mengamati gejala
fenotipe yang terjadi pada silsilah keluarga saudara Wahyu Marliyani. Adapun
hasil dari pengamatan ini yaitu sebagai berikut:
a. Daun Telinga
Jenis daun telinga yang teramati sebagai ciri-ciri fenotip adalah bebas dan
melekat. Daun telinga yang bebas (artinya tidak tumbuh melekat). Daun telinga
yang bebas (menggantung) ditentukan oleh gen dominan pada autosom.
Sebaliknya ujung telinga melekat merupakan pembawa sifat resesif (gen resesif
pada autosom).
Berdasarkan data hasil pengamatan, Ayah memiliki bentuk daun telinga
melekat dan Ibu memiliki bentuk daun telingan bebas. Sehingga pada keturunan
pertamanya memiliki daun telinga yang melekat dan pada keturunan keduanya
memiliki daun telinga bebas. Berikut adalah salah satu peluang munculnya
keturunan dengan daun telinga bebas maupun melekat adalah:
17
18
c. Kisaran rambut
Dalam pengamatan ini akan diamati ciri-ciri fenotip dilihat dari kisaran
rambutnya. Bila dari rambut individu banyak menuju ke kanan dinamakan kisaran
ke kanan. Apabila banyak yang menuju ke arah kiri dinamakan kisaran rambut ke
kiri.
Menurut hasil pengamatan, Ayah, Ibu, dan kedua keturunannya memiliki
kisaran rambut ke kanan. Munculnya banyak kesamaan pada ciri/parameter yang
digunakan pada kisaran rambut ini, menunjukkan bahwa individu tersebut
memiliki fenotip yang sama. Namun, meskipun individu tersebut memiliki fenotip
yang sama, belum tentu mempunyai genotip yang sama. Genotip ini merupakan
sifat dasar dan bersifat tetap, dimana sifat yang dimiliki oleh individu tersebut
dikendalikan oleh sepasang gen yang membentuk alel. Sepasang gen berasal dari
orang tua. Sifat tersebut dapat diturunkan melalui sebuah perkawinan atau
persilangan dari induk jantan dan induk betina. Sifat-sifat pada anak bisa berasal
dari ayah, ibu, maupun perpaduan antara keduanya dan sifat resesif yang dibawa
oleh orang tuanya.
d. Kebotakan
Kebotakan yang terjadi pada manusia disebabkan oleh gen-gen. Kelainan
ini disebabkan oleh gen dominan B dan gen resesif b yang menyebabkan rambut
normal. Genotip BB orang yang botak, Bb orang yang normal (pembawa), dan bb
orang normal tidak botak. Kebanyakan kebotakan diderita oleh kaum lelaki,
sedangkan pada perempuan tidak karena hormon estrogen yang dimiliki
perempuan menutup sifat kebotakan tersebut.
Berdasarkan data hasil pengamatan, Ayah, Ibu, dan kedua keturunannya
tidak memiliki gen kebotakan (tidak mengalami kebotakan). Berikut adalah salah
satu persilangan munculnya keturunan yang tidak mengalami kebotakan adalah:
19
20
21
dan Ibu tidak memiliki lesung pipi (pp), sehingga keturunannya tidak
memungkinkan memiliki lesung pipi, yaitu:
g. Bentuk Wajah
Berdasarkan tabel hasil pengamatan terlihat bahwa Ayah, Ibu, dan
keturunan pertamanya memiliki bentuk wajah yang lonjong (oval), sedangkan
pada keturunannya yang kedua memiliki bentuk wajah yang bulat. Berikut ini
merupakan bentuk-bentuk wajah pada manusia, yaitu:
22
= wanita normal
XX
= wanita hemofili
XHXh
XHY
= pria normal
XhY
= pria hemofili
23
2.
percobaan
pada
kegiatan
kedua
ini,
untuk
mengetahui
24
praktikan memilih salah satu macam tipe golongan yang sesuai dengan apa yang
dimiliki. Yang terakhir adalah menetukan angka yang tertulis pada roda cakram
sesuai dengan ciri-ciri dari awal sampai akhir.
Berdasarkan data hasil pengamatan, terdapat jumlah sampel individu
sejumlah 38 orang, dimana sampel merupakan data mahasiswa Pendidikan IPA
kelas A 2013. Dari ke-38 sampel tersebut terdapat berbagai ciri yang dapat
diamati dari tiap individu. Dari berbagai ciri yang diamati dapat ditentukan
adanya kesamaan dan perbedaan dari segi fenotipnya. Berikut adalah
penjelasannya:
a. Rambut
Bentuk rambut yang diamati adalah lurus dan keriting. Untuk rambut ikal
atau bergelombang masuk ke dalam rambut jenis keriting. Karena pengamatan
kurang spesifik, dimana hanya terpaku pada diagram roda cakram genetika,
penggolongan bentuk rambut lurus dan keriting.
Berdasarkan data hasil pengamatan, dari ke-38 sampel, sampel yang
memiliki bentuk rambut keriting berjumlah 9 orang. Sedangkan sampel yang
memiliki rambut lurus ada 29 orang. Adanya penggolongan di atas, dapat
menunjukkan adanya keseragaman dan keanekaragaman satu sama lain. Adanya
keseragaman ditunjukkan dengan ekspresi gen untuk bentuk rambut adalah
sesama lurus dan sesama bentuk keriting. Dari keseragaman tersebut akan
menunjukkan adanya kesamaan jenis individu satu dengan jenis individu lain.
Sedangkan keanekaragaman terletak pada bentuk rambut lurus dengan bentuk
rambut keriting. Hal ini dikarenakan perbedaan respon individu-individu terhadap
lingkungan atas dasar perubahan adaptif. Kombinasi susunan perangkat gen dari
dua induk (parental) tersebut menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu
spesies berupa variasi yang terjadi secara alami atau secara buatan.
Keanekaragaman satu dengan individu lain memiliki ekspresi gen yang
berbeda, salah satunya adalah dilihat dari bentuk rambutnya. Dari sifat yang
ditunjukkan itu tidak mungkin muncul secara tiba-tiba, melainkan adanya
pewarisan sifat yang diturunkan dari orangtua ke anak-anaknya.
25
Dari hasil pengamatan, percobaan ini hanya sebatas mengetahui sifatsifat/ciri-ciri dari individu satu dengan yang lain tanpa mengetahui silsilah
keluarga yang jelas. Pada sampel yang memiliki bentuk rambut lurus mempunyai
kemungkinan-kemungkinan asal-usul individu yang salah satunya adalah bentuk
rambut lurus akan diumpamakan genotipnya (LL) sehingga dalam persilangannya:
b. Kisaran rambut
Dalam pengamatan ini akan diamati ciri-ciri fenotip dilihat dari kisaran
rambutnya. Bila dari rambut individu banyak menuju ke kanan dinamakan kisaran
ke kanan. Apabila banyak yang menuju ke arah kiri dinamakan kisaran rambut ke
kiri.
Menurut hasil pengamatan, kebanyakan sampel yang diamati memiliki
kisaran rambut ke kanan yaitu sejumlah 31 sampel. Sedangkan 9 sampel lainnya
memiliki kisaran rambut ke kiri. Sifat fenotip ini tidak terlepas dari peran
orangtua dalam pewarisan sifat oleh faktor gen. Dari hasil yang diperoleh dapat
26
27
untuk mewarisi lesung pipi. Kedua orangtua sendiri mungkin tidak memiliki
lesung pipi, tapi satu atau keduanya mungkin membawa gen yang mereka lewat.
Selama proses reproduksi, masing-masing orangtua memberi kontribusi
satu dari gen-gen mereka untuk anak. Karena lesung pipi termasuk gen dominan,
anak pasti akan mendapatkannya. Artinya jika kedua orangtua memiliki lesung
pipi, peluang anak untuk mewarisi sifat tersebut adalah rentang 50-100%.
Sedangkan jika hanya satu orangtua yang memiliki lesung pipi, maka peluangnya
adalah 50%. Jika kedua orangtua tidak memiliki lesung pipi, tidak ada peluang
bagi anak untuk mendapatkannya. Tetapi, anak-anak mereka kelak bisa
menghantarkan gen lesung yang terpendam ke generasi berikutnya.
Menurut tabel hasil pengamatan terlihat dari ke-38 sampel yang digunakan
hanya enam individu yang memiliki lesung pipi dan 32 individu tidak memiliki
lesung pipi. Dari individu yang memiliki lesung pipi tersebut dimungkinkan
kedua orangtuanya memiliki atau salah satunya dari kedua orangtuanya. Anak
yang memiliki lesung pipi bisa dimungkinkan karena persilangan dari kedua
orang tuanya sebagai berikut:
Sehingga dari data diatas tentang ada tidaknya lesung pipi menunjukkan
bahwa mahasiswa Pendidikan IPA kelas A 2013 rata-rata memiliki frekuensi gen
resesif lebih besar dibandingkan gen dominannya.
28
d. Daun telinga
Jenis daun telinga yang teramati sebagai ciri-ciri fenotip adalah bebas dan
melekat. Daun telinga yang bebas (artinya tidak tumbuh melekat). Daun telinga
yang bebas (menggantung) ditentukan oleh gen dominan pada autosom.
Sebaliknya ujung telinga melekat merupakan pembawa sifat resesif (gen resesif
pada autosom).
Berdasarkan data hasil pengamatan, bentuk daun telinga bebas dimiliki
oleh 28 individu dan 10 individu memiliki daun telinga yang melekat. Berikut
adalah salah satu peluang munculnya individu dengan daun telinga bebas maupun
melekat adalah:
29
Kemungkinan 2:
Kemungkinan 3:
30
Kemungkinan 4:
31
32
33
Diantara kedua praktikan ini Maya lebih gemuk dari pada Viontika dan tinggi
mereka juga berbeda. Viontika lebih tinggi daripada Maya.
Dari pengisian cakram genetika berikutnya memiliki angka yang sama
yakni 68. Ada dua orang yaitu sampel nomor 15 (Dessy R) dan sampel nomor 34
(Hariani). Keduanya memiliki enam ciri yang sama tetapi setelah dispesifikkan
ada perbedaan pada tinggi mereka. Diantara kedua praktikan ini Dessy R lebih
tinggi dari pada Hariani.
Sampel yang memiliki angka yang sama yaitu 100 ada tiga orang yaitu
sampel nomor 8 (Annastasya), sampel nomor 30 (Desi H), dan sampel nomor 36
(Ika). Ketiganya memiliki enam ciri yang sama, namun setelah diklasifikasikan
kembali ternyata ada perbedaan yang ditemukan yaitu:
Ika paling tinggi dan paling kurus dibandingkan Annsatasya dan Desi H.
34
Anggi juga berjenis kelamin perempuan dan memiliki mata yang tidak
sipit.
Sampel yang memiliki angka yang sama yaitu 112. Ada dua orang yaitu
sampel nomor 2 (Rofi) dan sampel nomor 38 (Imamah). Keduanya memiliki
keenam ciri fenotip yang sama, namun setelah dibandingkan keduanya memiliki
perbedaan pada tinggi badan. Rofi lebih tinggi daripada Imamah.
Cakram genetika yang menghasilkan angka 121 ada dua orang yaitu sampel 7
(Aldyana) dan sampel 14 (Ani). Secara keseluruhan kedua orang ini memiliki
enam ciri yang sama (yang telah ditentukan) namun setelah diperhatikan kembali
kedua praktikan ini masih dapat dispesifikkan lagi ciri fenotipnya (yang tampak).
Diantara kedua praktikan ini Ani lebih gemuk dari pada Aldyana dan tinggi
mereka juga berbeda. Ani lebih tinggi daripada Aldyana.
Berdasarkan angka yang diperoleh, meskipun memiliki angka yang sama,
namun masih dapat diklasifikasikan kembali berdasar cirri-ciri lain yang tampak.
Keanekaragaman dalam spesies menyebabkan pada tiap anggota spesies dapat
dilihat adanya kedekatan kekerabatan satu sama lain. Semakin banyak persamaan
yang dimiliki semakin dekat kekerabatannya, sebaliknya semakin sedikit
persamaan dan ciri-ciri yang dimiliki makin jauh kekerabatannya. Jadi melalui
cakram genetika dapat dilihat hubungan kekerabatan antara praktikan (yang
memiliki angka yang sama).
Tetapi untuk hasil data pada table memiliki angka yang berbeda semua,
karena persamaan yang dimiliki hanya sedikit pada setiap praktikan maka makin
jauh kekerabatannya.
35
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan yang telah dilakukan oleh
praktikan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
2.
Sampel 8 (Annastasya) nomor cakram 100 Sampel 16 (Kartika) nomor cakram 101
36
J. Daftar Pustaka
Asri Widowati dan Ekosari R. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar 2.
Yogyakarta: FMIPA UNY.
Campbell, Neil A. et. al. 2002. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Neil A. et. al. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Fried, George H. 2005. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Kimball, John W. (1992). Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Muchidin Apandi. (1992). Foundation of Geneties Dasar-dasar Genetika.
(Anna C. Pai. Alih Bahasa). Jakarta: Erlangga. Buku asli diterbitkan tahun
1985
Suyitno, dkk. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar 2. Yogyakarta: FMIPA
UNY.
Tribuwo Yuwono. 2010. Biologi Molekuler. Jakarta Erlangga.
Sumber gambar:
Diakses dari www.biologi-news.blogspot.com pada hari Minggu, 18 Mei 2014
pukul 13.08 WIB.
Diakses dari www.ilovebiologymsrita.blogspot.com pada hari Minggu, 18 Mei
2014 pukul 13.13 WIB.
37
38
Rambut lurus
Kuping melekat
Lidah melipat
Golongan darah A
Rambut keriting
Lesung pipi
Kuping bebas
Golongan darah O
Berdasarkan ciri-ciri seseorang dengan angka 73 dan angka 56 dapat
berbeda jika dilihat dari parameter bentuk rambut, arah kisaran rambut, ada
tidaknya lesung pipi, bentuk daun telinga, dapat tidaknya lidah melipat, dan
jenis golongan darah. Dari parameter yang digunakan, semua ciri-cirinya
39
berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa jika angka yang didapat dari suatu
individu itu berbeda, maka ekspresi gennya juga berbeda.
3. Bagaimana ciri-ciri seseorang dengan angka 46 dapat berbeda dengan orang
lainnya yang mempunyai angka 80?
Jawab:
Ciri-ciri seseorang denga angka 46
Rambut keriting
Kuping melekat
Golongan darah B
Rambut lurus
Kuping melekat
Golongan darah O
Berdasarkan ciri-ciri seseorang dengan angka 46 dan angka 80
berbeda pada parameter bentuk rambut, arah kisaran rambut, dan jenis
golongan darah. Sedangkan kesamaannya terletak pada ciri parameter ada
tidaknya lesung pipi, bentuk daun telinga, dan dapat tidaknya untuk melipat
lidah. Hal ini menunjukkan bahwa apabila suatu individu tersebut memiliki
urutan (nilai) yang berbeda, maka gen yang diekspresikan juga berbeda,
apalagi berasal dari spesies (keluarga) yang berbeda.
4. Coba laporkan melalui beberapa kelompok individual di dalam kelas anda
untuk sejumlah ciri-ciri lain?
Jawab:
40
Rambut keriting
Kuping bebas
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut keriting
Kuping bebas
41
Golongan darah O
Rambut keriting
Kuping melekat
Lidah melipat
Golongan darah O
Rambut keriting
Kuping melekat
Golongan darah O
Apabila pada suatu kecelakaan pesawat terbang, dua orang laki-laki
(36,40) dan 2 orang perempuan (44,48) dapat selamat dan tinggal pada suatu
pulau yang tidak berpenghuni, terpisah secara populasi dengan lainnya, ciri-ciri
dari ke-4 orang di atas yang tidak dapat ditemukan pada populasi di pulau
tersebut adalah seseorang dengan rambut lurus, seseorang dengan lesung pipi,
seseorang dengan kisaran rambut ke kiri, dan seseorang dengan golongan darah
A, B, serta AB.
42