Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR II


PEWARISAN SIFAT DAN KEANEKARAGAMAN
(CAKRAM GENETIKA) PADA MANUSIA

Disusun oleh :
1.

Erlin Aprilia

13312241004

2.

Wahyu Marliyani

13312241005

3.

Endah Setyorini

13312241010

4.

Sopa Saniah

13312241011

5.

Lutfi Rahmawati Nurhadi

13312241028

6.

Imamah

13312241040

Kelas: IPA A 2013


Kelompok V
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014

PEWARISAN SIFAT DAN KEANEKARAGAMAN


(CAKRAM GENETIKA) PADA MANUSIA

A. Topik
1.

Pewarisan sifat pada manusia.

2.

Keanekaragaman pada manusia (Cakram Genetika).

B. Tujuan
Sesudah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa agar dapat:
1. Mengetahui keanekaragaman genetik pada manusia melalui pengamatan
fenotip.
2. Mengamati

bermacam-bermacam

gejala fenotipe pada

manusia

dan

menemukan keseksamaan dan perbedaan yang ada.


3. Memberikan argumen terhadap sifat-sifat yang muncul.
4. Menelusur/ menjelaskan bagaimana sifat-sifat itu diturunkan.

C. Latar Belakang
Gen merupakan serangkaian DNA yang mempresentasikan sebuah unit
cetak biru. Gen untuk tinggi badan, ataupun sifat lain dapat ditentukan dalam dua
atau lebih bentuk alternatif yang dikenal dengan alel. Jika sepasang alel pada
suatu individu adalah sama, individu disebut homozigot. Suatu individu dengan
sepasang faktor yang berlawanan disebut heterozigot atau hibrid. Alel-alel yang
terdapat dalam genom merupakan penyusun genotipe suatu individu. Genotipe
berinteraksi dengan lingkungan untuk menghasilkan fenotipe akhir.
Keanekaragaman merupakan dasar ciri-ciri dari benda hidup. Adanya
kenekaragaman genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesi terhadap
lingkungannya. Manusia memperlihatkan variasi pada beberapa ciri yang dapat
dilihat dengan mudah melalui fenotip atau penampilannya. Beberapa dari ciri-ciri
yang nampak tidak mengalami seleksi alam sehingga tetap ada sampai sekarang
dan dapat ditentukan oleh para ahli genetika.

Adanya keanekaragaman tersebut, setiap manusia memiliki keunikan


masing-masing. Keturunan dari hasil perkawinan individu memiliki susunan
perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orangtuanya. Kombinasi ini akan
menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa variasi yang
terjadi secara alami maupun buatan.
Keanekaragaman secara alami muncul akibat pengaruh lingkungan.
Faktor lingkungan mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip), disamping
ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Dengan kita mengetahui gejala
fenotip maka kita dapat mengamati variasi sifat pada manusia, khususnya sifat
yang tampak. Selain itu, kita bisa membandingkan persamaan dan perbedaan sifat
yang terbanyak dalam suatu populasi, misalnya populasi dalam kelas.
Untuk mengamati fenotip suatu individu digunakan suatu cakram
genetika, dengan menggunakan ciri-ciri diantaranya adalah rambut yang lurus dan
yang tidak lurus, kisaran rambut ke kanan atau ke kiri, lesung pipi atau tidak,
kuping melekat atau bebas, lidak dapat melipat atau tidak, dan golongan darah
ABO.
Berdasarkan hal tersebut maka untuk mengetahui keanekaragaman pada
manusia melalui pengamatan fenotip dan membandingkan angka-angka fenotipe
beberapa sifat manusia, maka dilakukan percobaan ini.

D. Dasar Teori
Setiap manusia memiliki keunikan masing-masing. Tidak ada individu
yang tepat sama, sekalipun pasangan kembar identik. Keturunan dari hasil
perkawinan individu memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua
induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut
akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietasvarietas (varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan.
Keanekaragaman merupakan dasar ciriciri makhluk hidup. Adanya
keanekaragaman genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap
lingkungannya. Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan
saja tetapi juga manusia. Namun pada manusia, keanekaragaman yang terjadi

hanya pada tingkat gen dan berkaitan dengan pewarisan sifat. Manusia
memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah
melalui fenotip atau sifat yang tampak (Cummings, 2011 : 6-7).
Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau
penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan. Faktor lingkungan juga turut
mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan
oleh faktor genetiknya (genotip). Faktor lingkungan dapat berupa nutrisi yang
mempengaruhi tinggi, latihan fisik mengubah bentuk badan, berjemur dan
menggelapkan kulit. Bahkan kembar identik, yang secara genetik sama pun,
menampakan perbedaan fenotipe sebagai akibat dari pengalaman mereka sendirisendiri. Meskipun penelitian dan penyelidikan tentang peristiwa genetik
(hereditas) pada manusia lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan penyelidikan
pada

hewan

ataupun

tumbuhan.

Akan

tetapi,

kita

dapat

menyelidiki

keanekaragaman manusia dari keanekaragaman suatu populasi, misalnya : kita


bisa mengamati variasi sifat pada manusia khususnya sifat-sifat fisik yang tampak
maupun kita bisa membandingkan persamaan dan perbedaan sifat yang terbanyak
dalam populasi kelas (teachingteam.files.wordpress.com ).
1. Kromosom
Berdasarkan fungsinya, kromosom dibagi menjadi 2
a. Kromosom tubuh
Kromosom yang menentukan ciri-ciri tubuh.
b. Kromosom kelamin
Kromosom yang menentukan jenis kelamin pada individu jantan atau
betina.
2. Genotip
Genotip ialah seluruh gen yang dimiliki suatu individu. Genotip yang
terekpresikan menampakan fenotip pada suatu individu. Genotip yang melibatkan
alel-alel pada suatu lokus tunggal dapat menghasilkan genotip yang homozigot.
Keturunan homozigot dapat dihasilkan dari galur murni. Perpaduan heterozigot
dihasilkan dari alel yang berbeda (Starr and McMillan, 2010 : 374).
3. Fenotip

Fenotip dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat


diukur atau sifat yang nyata yang dmiliki oleh organisme. Ciri itu tampak oleh
mata, seperti warna kulit atau tekstur rambut. Fenotip dapat juga diuji untuk
identifikasinya, seperti pada penentuan angka respiratoris atau uji serologi tipe
darah. Fenotip merupakan hasil produk-produk gen yang diekspresikan di dalam
lingkungan tertentu. Namun, gen memiliki batasan-batasan di dalamnya sehingga
lingkungan dapat memodifikasi fenotip (Stansfield, 1983 : 19).
4. Gen
Gen sebenarnya adalah serangkaian DNA yang merepresentasikan sebuah
unit cetak biru. Gen untuk tinggi badan, atau sifat lain apapun, dapat di tentukan
dalam dua atau lebih bentuk alternatif yang dikenal sebagai alel, minsalnya sifat
tinggi dan sifat pendek. Jika sepasang alel pada suatu individu adalah sama,
individu itu disebut homozigot bagi sifat tersebut. Suatu individu dengan sepasang
faktor yang berlawanan (berbeda) disebut heterozigot atau hibrid. Alel-alel yang
terdapat dalam genom merupakan penyusun genotipe suatu individu. Genotipe
berinteraksi dengan lingkungan untuk menghasilkan fenotipe akhir (George,
2005: 107).
5. Dominan
Apabila gen tersebut bersama dengan gen lain akan menutup sifat gen
pasangannya.
6. Resesif
Apabila gen yang berpasangan dengan gen lain, maka gen tersebut tidak
akan muncul.
7. Intermediet
Intermediet adalah sifat suatu individu yang merupakan gabungan dari
sifat kedua induknya. Hal ini dapat terjadi karena sifat kedua induk yang muncul
sama kuat.
8. Hibrid
Hasil perkawinan antara dua individu yang memiliki sifat beda.
9. Homozigot

Homozigot adalah pasangan gen yang sama, bisa homozigot dominan bisa
homozigot resesif.
10. Heterozigot
Heterozigot adalah pasangan gen yang berlainan.
11. Alel
Gen yang merupakan pasangan dari bentuk alternatif terhadap sesamanya
dan terletak pada lokus yang bersesuaian pada kromosom yang homolog.
12. Hukum Mendel
a. Setiap individu memiliki hasil persilangan yang mengandung gamet dari
kedua induknya (bersifat diploid= 2n)
b. Hukum Mendel I
Pada pembentukan gamet, dua gen yang berpasangan akan dipisahkan ke
dalam dua sel/gamet secara bebas.
c. Hukum Mendel II
Pada pembentukan gamet, gen-gen yang memisahkan diri dari suatu pasangan
akan secara bebas berkelompok dengan gen-gen lain yang berasal dari
pasangan lain.
Pewarisan Sifat pada Manusia
Orang tua memberikan informasi terkode kepada anak-anaknya dalam
bentuk unit heredias yang disebut dengan gen. Gen-gen yang diwarisi dari ibu dan
ayah merupakan tautan genetik dengan orang tua, dan gen-gen yang menyebabkan
kemiripan keluarga. Gen-gen memprogram sifat-sifat spesifik yang muncul saat
kita berkembang dari sel yang terfertilisasi menjadi dewasa.
Program genetik tersebut tertulis dalam bahsa DNA, polimer dari empat
nukleotida berbeda. Informasi yang terwariskan diteruskan dalam bentuk sekuens
spesifik nukleotida DNA dari setiap gen, mirip seperti informasi cetak yang
disampaikan dalam bentuk urut-urutan huruf bermakna. Sebagian besar gen
menjadi bintik-bintik dan ciri-ciri lain, serta memprogram sel agar menyintesis
enzim-enzim spesifik dan berbagai protein lain, dengan kerja kumulatif yang
menghasilkan sifat-sifat dalam bentuk DNA (Neil A Campbell, 2008: 268).

Pewarisan sifat-sifat hereditas memiliki baris molekular pada replikasi


DNA secara tepat, yang menghasilkan salinan gen-gen yang dapat diwariskan dari
orang tua kepada anak. Pada hewan dan tumbuhan, sel-sel reproduksi disebut
gamet. Gamet merupakan wahana yang meneruskan gen dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Selama fertilisasi, gamet jantan dan betina bergabung,
sehingga meneruskan gen-gen dari induk ke anaknya.

Gambar 1. Bagian-Bagian Kromosom


Sumber: www.biologi-news.blogspot.com
Sejumlah kecil DNA dalam mitokondria dan kloroplas, DNA sel
eukariotik dikemas dalam kromosom-kromosom di dalam nukleus. Setiap spesies
memiliki jumlah kromosom yang khas misalnya manusia memiliki 46 kromosom
dihampir semua selnya. Setiap kromosom terdiri atas satu molekul DNA tunggal
yang panjang yang terkumpar secara rumit bersama dengan berbagai protein.
Suatu kromosom mengandung beberapa ratus atau bahkan beribu-ribu gen, yang
masing-masing merupakan sekuens spesifik dari nukleotida dalam molekul DNA.
Lokasi spesifik suatu gen pada suatu kromosom disebut lokus (Neil A Campbell,
2002: 243).
Hereditas dipercaya sebagai hasil penambahan pengaruh maternal dan
paternal, suatu pencampuran garis-garis keturunan yang mirip dengan
pencampuran cat. Mendel menunjukkan bahwa hereditas melibatkan interaksi
antara faktor-faktor diskret yang dapat dipisah-pisahkan. Teori pewarisan
partikulat dan bukannya suatu proses pencampuran (Fried George, 2003: 157).

Hasil penyelidikan Mendel mengenai kawin silang terhadap dua varietas


menghasilkan hukum-hukum yang berlaku juga untuk manusia. Dari silsilah
orang, dapat kita tentukan kebenarannya melalui hukum Mendel berdasarkan
keterangan- keterangan yang terkumpul. Contoh silsilah keluarga dengan daun
telinga melekat dan bebas. Faktor yang membawakan daun telinga bebas adalah
gen dominan, sedangkan gen resesif akan menampakkan daun telinga melekat
(id.wikipedia.org/wiki/daun_telinga).
Pada manusia, setiap sel somatik (somatic cell), sel apapun selain yang
terlibat dalam pembentukan gamet, mengandung 46 kromosom. Selama mitosis,
kromosom menjadi cukup terkondensasi sehingga bisa terlihat dengan mikroskop
cahaya. Karena kromosom berbeda-beda dalam ukuran , posisi sentromer, dan
pola pita berwarna akibat zat pewarna tertentu, kromosom yang cukup
terkondensasi dapat dibedakan satu sama lain melalui pemeriksaan mikroskopik
(Triwibowo Yuwono, 2010: 49).
Pemeriksaan sakrama dari mikrograf ke-46 kromosom manusia dari satu
sel saat mitosis mengungkapkan bahwa ada dua kromosom untuk masing-masing
dari ke-23 tipe. Hal ini menjadi jelas ketika citra-citra kromosom disusun
berpasangan, dimulai dari kromosom terpanjang. Tampilan susunannya yang
dihasilkan disebut kariotipe. Kedua kromosom yang menyusun satu pasangan
memilii kesamaan panjang, posisi sentromer dan pola pewarnaan. Keduanya
disebut kromosom homolog.

Gambar 2. Kromosom Maternal dan Paternal


Sumber: www.ilovebiologymsrita.blogspot.com

Dua kromoso yang berbeda yang disebut X dan Y merupakan


pengecualian penting dari pola umum kromosom homolog pada sel-sel somatik
manusia. Perempuan memiliki sepasang kromosom X homolog (XX), namun lakilaki memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y yang homolog (XY).
Sebagian besar gen yang terkandung dalam kromosom X tidak memiliki pasangan
di Y yang mungil, dan kromosom Y mengandung beberapa gen yang tidak ada di
X. Karena menentukan jenis kelamin seseorang, kromosom X dan Y disebut
kromosom seks. Kromosom-kromosom ain disebut autosom.
Keberadaan pasangan kromosom homolog dalam setiap sel somatik
manusia merupakan akibat dari asal muasal seksual. Satu kromosom yang
diwariskan dari setiap pasangan dari masing-masing orangtua. Dengan demikian,
ke-46 kromosom dalam sel-sel somatik merupakan dua set direpresentasikan
sebagai n. Sel apapun dengan dua set kromosom disebut diploid (Neil A
Campbell, 2008: 270).
Cakram Genetika
Cakram genetika biasanya menggunakan 6 ciri-ciri. Keenam ciri-ciri yang
diamati antara lain:
1. Rambut
Rambut juga dapat dipakai sebagai indikator keanekaraman pada manusia.
Rambut manusia dibedakan menjadi dua yaitu rambut tidak lurus dan rambut
lurus. Ciri pada rambut tersebut membedakan gen pada manusia. Jika seseorang
mempunyai rambut tidak lurus berarti dia membawa sifat dominan dan
sebaliknya.
2. Lesung pipi
Lesung pipi merupakan cekungan pada pipi manusia. Cekungan ini dapat
terlihat saat wajah seseorang yang mempunyai lesung pipi ini diam atau sedang
berekspresi. Orang yang mempunyai lesung pipi merupakan pembawa sifat
dominan dan sebaliknya.
3. Ujung daun telinga

Ujung daun telinga dibedakan menjadi dua yaitu ujung daun telinga bebas
dan ujung telinga melekat. Ujung telinga bebas merupakan pembawa sifat
dominan dan sebaliknya ujung telinga melekat merupakan pembawa sifat resesif.
4. Lidah
Lidah dibedakan menjadi dua yaitu lidah yang dapat melipat dan tidak
dapat melipat. Lidah yang dapat melipat merupakan pembawa sifat dominan dan
lidah yang tidak dapat melipat merupakan pembawa sifat resesif.
5. Letak Kisaran Rambut
Letak kisaran rambut ada dua macam yaitu letak kisaran rambut ke kanan
dan letak kisaran rambut ke kiri.
6. Golongan darah
Glongan darah, golongan darah manusia dibagi menjadi beberapa macam. Hal
ini dapat dilihat dari aglutinogen (antigen) dan aglutinin (antibodi) yang
terkandung dalam darah seseorang. Penggolongan darah ini pertama kali
ditemukan oleh Dr. Lendsteiner dan Donath di dalam darah manusia terdapat
aglutinogen pada eritrosit dan aglutinin yang terdapat dalam plasma darah.
Penemuan Karl Landsteiner diawali dari penelitiannya, yaitu ketika eritrosit
seseorang dicampur dengan serum darah orang lain, maka terjadi penggumpalan
(aglutinasi), tetapi pada orang lain, campuran itu tidak menyebabkan
penggumpalan darah. Menurut sistem ABO, golongan darah manusia dibedakan
menjadi empat yaitu sebagai berikut

A, apabila di dalam sel darah seseorang mengandung aglutinogen A dan


serumnya mengandung aglutinin B

B, apabila di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen B sedangkan


dalam serumnya terdapat aglutinin A

AB, apabila di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen A dan B


sedangkan di dalam serumnya tidak mengandung aglutinin

O, apabila di dalam sel darah seseorang tidak terdapat aglutinogen sedangkan


dalam serumnya mengandung aglutinin a dan B
Darah seseorang dapat ditentukan dari orang tuanya. Apabila orang tuanya

(ibu) bergolongan darah A dan ayahnya A maka anaknya bisa bergolongan darah

A atau O, jika ibu bergolongan darah B dan ayahnya A maka anaknya bisa
bergolongan darah A, B dan O tapi masih tergantung perhitungan Homozigot dan
Heterozigot kedua golongan darah orang tuanya

Gambar 3. Cakram Genetika


Sumber: http://www.umihanum27.blogspot.com

10

E. Alat dan Bahan


1. Pewarisan sifat pada manusia

Meteran

Dokumen medis

Tubuh praktikan dan keluarga praktikan

2. Keanekaragaman pada manusia

Gambar cakram genetika

Tubuh praktikan

F. Langkah Kerja
1.

Pewarisan sifat pada manusia


Melakukan pengamatan/mengumpulkan data tentang beberapa ciri yang
dijadikan sasaran pengamatan.
Melakukan pula pengamatan untuk beberapa ciri yang mungkin mudah/ dapat
praktikan temukan pada saudara-saudara sekandung, ayah dan ibu praktikan.
Mencatat data hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

Mpersamaan dan perbedaan yang terjadi.

Mendiskusikan mengapa variasi sifat diantara anak-anak keturunannya terjadi.

Menyatakan kesimpulan hasil pengamatan.

Menyusun laporan dan mengkomunikasikan hasil.

11

2.

Keanekaragaman pada manusia


Menentukan ciri-ciri yang ada pada diri praktikan sesuai dengan keenam ciri
yang sudah disebutkan dalam skema gambar cakram genetika.

Dengan menggunakan gambar cakram genetika, memulai dari bagian tengah


dengan ciri pertama dan menentukan apakah Anda berada di sisi kanan atau sisi
kiri dari garis vertikal.

Memindah pada garis lingkaran ke dua pada roda cakram, kemudian


menentukan pada bagian mana sifat Anda tersebut. Selanjutnya sampai
lingkaran terakhir (terluar), yaitu tipe golongan darah, memilih salah satu dari
keempat macam tipe golongan darah.

Membaca angka yang tertulis untuk kombinasi dari ciri-ciri khusus yang telah
teramati.

Melaporkan angka yang Anda peroleh serta mengidentifikasi ciri-ciri yang


dimiliki oleh teman satu kelompok dan membandingkannya dengan kelompok
lain.

G. Data Hasil Pengamatan


1.

No.

1.

2.

Pewarisan Sifat pada Manusia


Sifat pada anak

Sifat Orang Tua

Gejala/ Ciri yang


diamati

Bapak

keturunannya ke-

Ibu

Daun telinga
-

Menggantung

Melekat

Bentuk rambut

12

3.

4.

5.

Lurus

Ikal

Keriting

Kisaran rambut

- ke kanan

- ke kiri

Kebotakan
-

Botak

Tidak botak

dapat

Sifat lidah
-

Dapat
menggulung

Tidak

menggulung
6.

7.

8.

9.

Lesung pipi
-

Ya

Tidak

Bentuk wajah
-

Bulat

Lonjong

Golongan darah
-

AB

Hemofili/ Diabetes
-

Ya

Tidak

Keterangan: keluarga saudara Wahyu Marliyani

13

2.

Keanekaragaman pada Manusia

Telinga

Lidah

Melekat

Ya

Ke Kiri

Ke Kanan

Keriting

Lurus
1

9
10

11

12

13
14

15

16

17

18
19

20
21

44
102

101

121

100
33

98

34

99

113

121

101

117

101

112

101

Golongan Darah

No Cakram

Pipi

Rambut

AB

Rambut

Sifat

Daun

Tidak

Lesung

Menggulung

Kisaran

Menggantung

Bentuk

Tidak

Sampel

Gejala/ Ciri yang diamati

38

14

68

67

45

80

22

23

102

24

102

25
26

27

28

29

36
105

104

74

40
55

30

31

97

32

97

33

85

34

36

37

38

Jumlah

35

29

31

32

10

18

14

Keterangan :
1

= Suciningtyas P

10 = Endah Setyo R

= Rofi Noviani

11 = Sopa Saniah

= Arfin Hasanah

12 = Diyanah Fajriyah

= Erlin Aprilia

13 = Firda Putri D

= Wahyu Marliyani

14 = Ani Nurhidayah

= Muhamad Ansori

15 = Dessy R

= Aldyana Pertiwi F

16 = Kartika Arum

= Annastasya Tri A

17 = Titik Wulandari

= Annisa Nur J

18 = Sarif Purnama

15

68

100
70

20

100

28

12

112

19 = Desi Aulia

29 = Ulin Nuha

20 = Dwi Katon R

30 = Desi Hartinah

21 = Ema N

31 = Viontika

22 = Erwan Aditya

32 = Maya N

23 = Taufik Mailana F

33 = Iput Karnila

24 = Anggistia Devianti I

34 = Hariani Rahayu

25 = Windi A

35 = Esny Yanuartika

26 = Annisa Fitri S

36 = Ika D

27 = Lutfi Rahmawati N

37 = Miftakhuljannah

28 = Putri Chandra H

38 = Imamah

H. Pembahasan
Praktikum yang berjudul Pewarisan Sifat dan Keanekaragaman (Cakram
Genetika) pada Manusia yang telah dilaksanakan, memiliki dua kegiatan
percobaan yaitu yang pertama tentang pewarisan sifat pada manusia dengan
tujuan untuk mengamati bermacam-bermacam gejala fenotipe pada manusia dan
menemukan keseksamaan dan perbedaan yang ada, memberikan argumen
terhadap sifat-sifat yang muncul serta menelusur/ menjelaskan bagaimana sifatsifat itu diturunkan. Sedangkan pada kegiatan yang kedua yaitu keanekaragaman
pada

manusia

(cakram

genetika)

yang

bertujuan

untuk

mengetahui

keanekaragaman genetik pada manusia melalui pengamatan fenotip.


1.

Pewarisan Sifat pada Manusia


Sifat induk dari Ayah dan Ibu diturunkan kepada anak-anaknya. Pewarisan

sifat terjadi melalui gen-gen pada kromosom sel-sel kelamin. Variasi sifat yang
muncul pada anak dapat terjadi melalui berbagai mekanisme atau peristiwa proses
pewarisan gen, antara lain penurunan sifat oleh gen tunggal yang bebas, interaksi
beberapa gen, gen ganda, alel ganda, gen terpaut kromosom seks, pindah silang,
dan gen efek lethal. Sel-sel gamet akan memiliki susunan gen yang berbeda.
Perbedaan genotip terjadi pada saat gametogenesis, yaitu proses pembentukan
gamet melalui pembelahan meiosis sel-sel induk kelamin pada gonad (tetes pada
ayah/ ovarium pada ibu). Melalui perkawinan yang acak, akan terjadi rekombinasi

16

gen sehingga anak-anaknya akan memiliki susunan genotipe yang selalu berbeda.
Gejala yang tampak (phenotype) pada seseorang merupakan hasil interaksi atau
perpaduan antara faktor genotipe dengan faktor lingkungan. Gejala fenotipe pada
manusia dapat dilihat dari gejala struktural maupun fungsional, dari tingkat selmolekul sampai tingkat individu.
Dalam percobaan pada kegiatan pertama ini praktikan mengamati gejala
fenotipe yang terjadi pada silsilah keluarga saudara Wahyu Marliyani. Adapun
hasil dari pengamatan ini yaitu sebagai berikut:
a. Daun Telinga
Jenis daun telinga yang teramati sebagai ciri-ciri fenotip adalah bebas dan
melekat. Daun telinga yang bebas (artinya tidak tumbuh melekat). Daun telinga
yang bebas (menggantung) ditentukan oleh gen dominan pada autosom.
Sebaliknya ujung telinga melekat merupakan pembawa sifat resesif (gen resesif
pada autosom).
Berdasarkan data hasil pengamatan, Ayah memiliki bentuk daun telinga
melekat dan Ibu memiliki bentuk daun telingan bebas. Sehingga pada keturunan
pertamanya memiliki daun telinga yang melekat dan pada keturunan keduanya
memiliki daun telinga bebas. Berikut adalah salah satu peluang munculnya
keturunan dengan daun telinga bebas maupun melekat adalah:

17

Berdasarkan silsilah tersebut dua huruf kecil (ff) menunjukkan gen


tersebut bersifat resesif sehingga sifat/ciri daun telinga melekat. Sedangkan huruf
besar semua (FF) dengan salah satu berhuruf kecil memiliki sifat dominan
sehingga memiliki sifat/ciri daun telinga bebas.
b. Rambut
Bentuk rambut yang diamati adalah lurus dan keriting. Untuk rambut ikal
atau bergelombang masuk ke dalam rambut jenis keriting. Berdasarkan data hasil
pengamatan, Ayah memiliki bentuk rambut keriting, sedangkan Ibu memiliki
rambut lurus. Pada anak keturunan pertama berambut keriting dan pada anak
keturunan kedua berambut lurus. Dari hasil tersebut dapat menunjukkan adanya
keseragaman dan keanekaragaman satu sama lain. Adanya keseragaman
ditunjukkan dengan ekspresi gen untuk bentuk rambut adalah sesama lurus dan
sesama bentuk keriting. Dari keseragaman tersebut akan menunjukkan adanya
kesamaan jenis keturunan pertama dengan jenis keturunan kedua. Sedangkan
keanekaragaman terletak pada bentuk rambut lurus dengan bentuk rambut
keriting. Hal ini dikarenakan perbedaan respon individu-individu terhadap
lingkungan atas dasar perubahan adaptif. Kombinasi susunan perangkat gen dari
dua induk (parental) tersebut menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu
spesies berupa variasi yang terjadi secara alami atau secara buatan.
Keanekaragaman pada keturunan satu dengan keturunan kedua memiliki
ekspresi gen yang berbeda, salah satunya adalah dilihat dari bentuk rambutnya.
Dari sifat yang ditunjukkan itu tidak mungkin muncul secara tiba-tiba, melainkan
adanya pewarisan sifat yang diturunkan dari orangtua ke anak-anaknya. Dari hasil
pengamatan, percobaan ini mengetahui sifat-sifat/ciri-ciri dari keturunan kesatu
dan keturunan kedua dengan mengetahui silsilah keluarga yang jelas. Salah
satunya adalah bentuk rambut, untuk rambut lurus akan diumpamakan genotipnya
(LL) dan rambut keriting akan diumpamakan (Ll) sehingga dalam persilangannya
diperoleh hasil sebagai berikut:

18

c. Kisaran rambut
Dalam pengamatan ini akan diamati ciri-ciri fenotip dilihat dari kisaran
rambutnya. Bila dari rambut individu banyak menuju ke kanan dinamakan kisaran
ke kanan. Apabila banyak yang menuju ke arah kiri dinamakan kisaran rambut ke
kiri.
Menurut hasil pengamatan, Ayah, Ibu, dan kedua keturunannya memiliki
kisaran rambut ke kanan. Munculnya banyak kesamaan pada ciri/parameter yang
digunakan pada kisaran rambut ini, menunjukkan bahwa individu tersebut
memiliki fenotip yang sama. Namun, meskipun individu tersebut memiliki fenotip
yang sama, belum tentu mempunyai genotip yang sama. Genotip ini merupakan
sifat dasar dan bersifat tetap, dimana sifat yang dimiliki oleh individu tersebut
dikendalikan oleh sepasang gen yang membentuk alel. Sepasang gen berasal dari
orang tua. Sifat tersebut dapat diturunkan melalui sebuah perkawinan atau
persilangan dari induk jantan dan induk betina. Sifat-sifat pada anak bisa berasal
dari ayah, ibu, maupun perpaduan antara keduanya dan sifat resesif yang dibawa
oleh orang tuanya.
d. Kebotakan
Kebotakan yang terjadi pada manusia disebabkan oleh gen-gen. Kelainan
ini disebabkan oleh gen dominan B dan gen resesif b yang menyebabkan rambut
normal. Genotip BB orang yang botak, Bb orang yang normal (pembawa), dan bb
orang normal tidak botak. Kebanyakan kebotakan diderita oleh kaum lelaki,
sedangkan pada perempuan tidak karena hormon estrogen yang dimiliki
perempuan menutup sifat kebotakan tersebut.
Berdasarkan data hasil pengamatan, Ayah, Ibu, dan kedua keturunannya
tidak memiliki gen kebotakan (tidak mengalami kebotakan). Berikut adalah salah
satu persilangan munculnya keturunan yang tidak mengalami kebotakan adalah:

19

Gambar 4. Tipe Kebotakan


Sumber: www.sulemannaniu1.blogspot.com
e. Lidah
Salah satu sifat tingkah laku yang dipengaruhi oleh gen adalah melipat
lidah/tongue rolling. Lidah yang dapat melipat merupakan pembawa sifat
dominan dan lidah yang tidak dapat melipat merupakan pembawa sifat resesif.
Berdasarkan hasil pengamatan, Ayah, Ibu dan kedua keturunannya tidak
memiliki kemampuan melipat lidah. Berikut adalah peluang terjadinya
persilangan yang menghasilkan keturunan dengan sifat lidah tidak dapat
menggulung:

20

Berdasarkan persilangan di atas, dapat diketahui bahwa pembawa sifat


dominan adalah lidah dapat melipat/menggulung disimbolkan dengan genotip
MM, Mm, Mm sedangkan pembaawa sifat resesif adalah lidah tidak dapat
melipat/menggulung dengan genotip mm.
f. Lesung Pipi
Lesung pipi merupakan lekuk kecil yang ada di pipi seseorang. Dalam
makalahnya yang berjudul The Anatomy of The Check Dumple (1998), Joel
Pesca, ahli bedah plastik di University of Texas Health Science Center,
mengatakan bahwa lesung pipi kemungkinan disebabkan oleh otot wajah yang
disebut otot zygomaticus mayor yang terbelah dua. Lesung ini akibat otot wajah
tersebut lebih pendek daripada ukuran normal sehingga otot tersebut menarik kulit
dan membentuk lekukan pada kulit wajah.
Ada sesuatu dalam genetika yang menentukan, gen lesung pipi adalah gen
dominan sehingga jika salah satu orang memiliki lesung maka kemungkinan
anaknya memiliki lesung pipi. Setiap manusia memiliki sekitar 25.000 gen. Setiap
gen bertanggung jawab untuk semua aspek dalam sifat seseorang. Lesung pipi
adalah sifat dominan yang berarti bahwa gen ini diperlukan hanya dari satu orang
tua untuk mewarisi lesung pipi. Kedua orangtua sendiri mungkin tidak memiliki
lesung pipi, tapi satu atau keduanya mungkin membawa gen yang mereka lewat.
Selama proses reproduksi, masing-masing orangtua memberi kontribusi
satu dari gen-gen mereka untuk anak. Karena lesung pipi termasuk gen dominan,
anak pasti akan mendapatkannya. Artinya jika kedua orangtua memiliki lesung
pipi, peluang anak untuk mewarisi sifat tersebut adalah rentang 50-100%.
Sedangkan jika hanya satu orangtua yang memiliki lesung pipi, maka peluangnya
adalah 50%. Jika kedua orangtua tidak memiliki lesung pipi, tidak ada peluang
bagi anak untuk mendapatkannya. Tetapi, anak-anak mereka kelak bisa
menghantarkan gen lesung yang terpendam ke generasi berikutnya.
Berdasarkan tabel hasil pengamatan terlihat bahwa Ayah, Ibu, dan kedua
keturunannya tidak memiliki lesung pipi. Berikut ini merupakan persilangan
antara Ayah tidak memiliki lesung pipi yang akan diumpamakan bergenotipe (pp)

21

dan Ibu tidak memiliki lesung pipi (pp), sehingga keturunannya tidak
memungkinkan memiliki lesung pipi, yaitu:

g. Bentuk Wajah
Berdasarkan tabel hasil pengamatan terlihat bahwa Ayah, Ibu, dan
keturunan pertamanya memiliki bentuk wajah yang lonjong (oval), sedangkan
pada keturunannya yang kedua memiliki bentuk wajah yang bulat. Berikut ini
merupakan bentuk-bentuk wajah pada manusia, yaitu:

Gambar 5. Bentuk Wajah Manusia


Sumber: www.facenews2n.blogspot.com
h. Golongan Darah
Pada golongan darah ABO, terdapat dua alela kodominan menentukan
substansi kimia yang dikenal dengan mukopolisakarida pada permukaan sel-sel
darah merah. Pada gen IA menentukan individu mempunyai suatu tipe
mukopolisakarida yang spesifik, yaitu sebagai tipe A, IB menentukan suatu

22

mukopolisakarida lain menghasilkan darah tipe B, IAIB (heterozigot) mempunyai


2 mukopolisakarida A dan B sehingga disebut tipe darah AB. Individual yang
homozigot atau memiliki tipe darah O tidak memiliki mukopolisakarida.
Berdasarkan data hasil pengamatan Ayah bergolongan darah O dan Ibu
bergolongan darah AB. Pada keturunan pertamanya adalah bergolongan darah O
dan keturunan keduanya bergolongan darah B. Pada golongan darah O tidak
memiliki antigen A maupun B. Tipe golongan darah B mempunyai antigen tipe B,
yang ditentukan oleh gen IB. Darah tipe A memiliki antigen A yang ditentukan
oleh gen IA. Begitu pula darah tipe AB memiliki 2 jenis antigen yang ditentukan
oleh gen IA, IB.
Berikut adalah beberapa peluang yang bisa muncul dalam pewarisan sifat
tipe golongan darah parental kepada filialnya menurut hasil percobaan:

Sehingga berdasarkan persilangan di atas, seorang laki-laki bergolongan


darah O menikah dengan seorang perempuan AB. Kemungkinan anak-anak
mereka adalah 50% bergolongan darah A dan 50% bergolongan darah B.
i. Hemofili/ Diabetes
Hemofili merupakan penyakit darah, dimana mekanisme pembekuan darah
pada orang itu tidak bekerja baik (Apandi, 1992: 59). Berdasarkan hasil
pengamatan, Ayah, Ibu dan kedua keturunannya tidak memiliki penyakit hemofili
atau diabetes. Terdapat 5 kemungkinan geenotip hemofili:
XHXH
h

= wanita normal

XX

= wanita hemofili

XHXh

= wanita pembawa buta hemofili

XHY

= pria normal

XhY

= pria hemofili

23

Berikut ini merupakan persilangan antara Ayah normal bergenotipe X HY


dan Ibu normal XHXH, sehingga keturunannya juga normal, yaitu:

2.

Keanekaragaman (Cakram Genetika) pada Manusia


Dalam

percobaan

pada

kegiatan

kedua

ini,

untuk

mengetahui

keanekaragaman genetik pada manusia melalui pengamatan fenotip. Menurut


teori, fenotip adalah sifat yang tampak pada suatu individu dan dapat diamati oleh
panca indera. Oleh karena itu, dengan mengetahui fenotip dari masing-masing
individu, maka kita akan lebih mengetahui keberagaman beberapa individu
manusia. Untuk melihat keanekaragaman genetika dari setiap individu, digunakan
6 ciri-ciri yang ada pada cakram genetika. Enam ciri tersebut diantaranya adalah
rambut yang tidak lurus dan lurus, kisaran rambut ke kanan atau ke kiri, lesung
pipi atau tidak, ujung daun telinga yang bebas dan yang melekat, lidah dapat
melekat atau tidak, serta golongan darah ABO.
Variasi genetik manusia merupakan keanekaragaman gen yang menunjukan
jumlah total dari karakteristik gen yang dapat diamati pada manusia. Setiap
manusia memiliki gen-gen yang berbeda-beda. Tidak ada dua orang manusia yang
secara genetik sama meskipun mereka kembar identik. Adanya perbedaan gen
tersebut terjadi baik pada tingkat spesies maupun tingkat populasi. Perbadaan
pada tingkat spesies maupun tingkat populasi. Perbedaan gen pada tingkat spesies
dapat terlihat dari adanya variasi fenotip pada setiap individu.
Dalam menggunakan cakram genetika, dimulai dari bagian tengah sebagai
ciri pertama, yaitu rambut yang tidak lurus dan lurus. Kemudian menentukan
berada dimana apakah berada di sisi kanan atau sisi kiri dari garis vertikal. Setelah
itu pindah pada garis lingkaran kedua pada roda cakram, lalu menentukan bagian
mana sifat yang sesuai. Sampai lingkaran terluar, yaitu tipe golongan darah ABO,

24

praktikan memilih salah satu macam tipe golongan yang sesuai dengan apa yang
dimiliki. Yang terakhir adalah menetukan angka yang tertulis pada roda cakram
sesuai dengan ciri-ciri dari awal sampai akhir.
Berdasarkan data hasil pengamatan, terdapat jumlah sampel individu
sejumlah 38 orang, dimana sampel merupakan data mahasiswa Pendidikan IPA
kelas A 2013. Dari ke-38 sampel tersebut terdapat berbagai ciri yang dapat
diamati dari tiap individu. Dari berbagai ciri yang diamati dapat ditentukan
adanya kesamaan dan perbedaan dari segi fenotipnya. Berikut adalah
penjelasannya:
a. Rambut
Bentuk rambut yang diamati adalah lurus dan keriting. Untuk rambut ikal
atau bergelombang masuk ke dalam rambut jenis keriting. Karena pengamatan
kurang spesifik, dimana hanya terpaku pada diagram roda cakram genetika,
penggolongan bentuk rambut lurus dan keriting.
Berdasarkan data hasil pengamatan, dari ke-38 sampel, sampel yang
memiliki bentuk rambut keriting berjumlah 9 orang. Sedangkan sampel yang
memiliki rambut lurus ada 29 orang. Adanya penggolongan di atas, dapat
menunjukkan adanya keseragaman dan keanekaragaman satu sama lain. Adanya
keseragaman ditunjukkan dengan ekspresi gen untuk bentuk rambut adalah
sesama lurus dan sesama bentuk keriting. Dari keseragaman tersebut akan
menunjukkan adanya kesamaan jenis individu satu dengan jenis individu lain.
Sedangkan keanekaragaman terletak pada bentuk rambut lurus dengan bentuk
rambut keriting. Hal ini dikarenakan perbedaan respon individu-individu terhadap
lingkungan atas dasar perubahan adaptif. Kombinasi susunan perangkat gen dari
dua induk (parental) tersebut menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu
spesies berupa variasi yang terjadi secara alami atau secara buatan.
Keanekaragaman satu dengan individu lain memiliki ekspresi gen yang
berbeda, salah satunya adalah dilihat dari bentuk rambutnya. Dari sifat yang
ditunjukkan itu tidak mungkin muncul secara tiba-tiba, melainkan adanya
pewarisan sifat yang diturunkan dari orangtua ke anak-anaknya.

25

Dari hasil pengamatan, percobaan ini hanya sebatas mengetahui sifatsifat/ciri-ciri dari individu satu dengan yang lain tanpa mengetahui silsilah
keluarga yang jelas. Pada sampel yang memiliki bentuk rambut lurus mempunyai
kemungkinan-kemungkinan asal-usul individu yang salah satunya adalah bentuk
rambut lurus akan diumpamakan genotipnya (LL) sehingga dalam persilangannya:

Berdasarkan persilangan di atas, sifat gen antara kedua orangtuanya lurus,


sehingga yang diekspresikan ke anak-anaknya adalah memiliki sifat bentuk
rambut lurus. Sedangkan pada sampel yang memiliki bentuk rambut keriting, pada
bagian bentuk rambut ini, termasuk juga rambut ikal maupun bergelombang.
Kelainan rambut keriting ataupun ikal merupakan kelainan dari sifat bawaan
karena kromosom autosom dominan sehingga rambut keriting maupun rambut
ikal merupakan hasil fertilisasi orangtua yang memiliki sifat tersebut dan tidak
terpaut jenis kelamin, artinya dapat muncul pada anak wanita maupun pria.
Berikut adalah salah satu kemungkinan dalam persilangannya:

b. Kisaran rambut
Dalam pengamatan ini akan diamati ciri-ciri fenotip dilihat dari kisaran
rambutnya. Bila dari rambut individu banyak menuju ke kanan dinamakan kisaran
ke kanan. Apabila banyak yang menuju ke arah kiri dinamakan kisaran rambut ke
kiri.
Menurut hasil pengamatan, kebanyakan sampel yang diamati memiliki
kisaran rambut ke kanan yaitu sejumlah 31 sampel. Sedangkan 9 sampel lainnya
memiliki kisaran rambut ke kiri. Sifat fenotip ini tidak terlepas dari peran
orangtua dalam pewarisan sifat oleh faktor gen. Dari hasil yang diperoleh dapat

26

menunjukkan adanya keseragaman dan keanekaragaman. Keseragaman muncul


saat individu satu dengan individu lainnya memiliki kemiripan/kesamaan. Tapi,
kesamaan di sini hanya dilihat 1 faktor saja, belum dilihat dari ciri-ciri fenotip
yang lain. Sedangkan letak keanekaragaman pada parameter kisaran rambut ini
adalah adanya variasi kisaran rambut ke kanan dan kisaran rambut ke kiri. Variasi
ini muncul karena ekspresi gen yang diturunkan orangtua kepada anaknya dalam
antarspesies juga berbeda-beda.
Munculnya banyak kesamaan pada ciri/parameter yang digunakan pada
kisaran rambut ini, menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki fenotip yang
sama. Namun, meskipun individu tersebut memiliki fenotip yang sama, belum
tentu mempunyai genotip yang sama. Genotip ini merupakan sifat dasar dan
bersifat tetap, dimana sifat yang dimiliki oleh individu tersebut dikendalikan oleh
sepasang gen yang membentuk alel. Sepasang gen berasal dari orang tua. Sifat
tersebut dapat diturunkan melalui sebuah perkawinan atau persilangan dari induk
jantan dan induk betina. Sifat-sifat pada anak bisa berasal dari ayah, ibu, maupun
perpaduan antara keduanya dan sifat resesif yang dibawa oleh orang tuanya. Sifatsifat tersebut dapat diturunkan melalui gejala-gejala yang nampak, slah satunya
adalah kisaran rambut, baik ke kanan ataupun ke kiri.
c. Lesung Pipi
Lesung pipi merupakan lekuk kecil yang ada di pipi seseorang. Dalam
makalahnya yang berjudul The Anatomy of The Check Dumple (1998), Joel
Pesca, ahli bedah plastik di University of Texas Health Science Center,
mengatakan bahwa lesung pipi kemungkinan disebabkan oleh otot wajah yang
disebut otot zygomaticus mayor yang terbelah dua. Lesung ini akibat otot wajah
tersebut lebih pendek daripada ukuran normal sehingga otot tersebut menarik kulit
dan membentuk lekukan pada kulit wajah.
Dalam genetika yang menentukan gen lesung pipi adalah gen dominan
sehingga jika salah satu orang memiliki lesung maka kemungkinan anaknya
memiliki lesung pipi. Setiap manusia memiliki sekitar 25.000 gen. Setiap gen
bertanggung jawab untuk semua aspek dalam sifat seseorang. Lesung pipi adalah
sifat dominan yang berarti bahwa gen ini diperlukan hanya dari satu orang tua

27

untuk mewarisi lesung pipi. Kedua orangtua sendiri mungkin tidak memiliki
lesung pipi, tapi satu atau keduanya mungkin membawa gen yang mereka lewat.
Selama proses reproduksi, masing-masing orangtua memberi kontribusi
satu dari gen-gen mereka untuk anak. Karena lesung pipi termasuk gen dominan,
anak pasti akan mendapatkannya. Artinya jika kedua orangtua memiliki lesung
pipi, peluang anak untuk mewarisi sifat tersebut adalah rentang 50-100%.
Sedangkan jika hanya satu orangtua yang memiliki lesung pipi, maka peluangnya
adalah 50%. Jika kedua orangtua tidak memiliki lesung pipi, tidak ada peluang
bagi anak untuk mendapatkannya. Tetapi, anak-anak mereka kelak bisa
menghantarkan gen lesung yang terpendam ke generasi berikutnya.
Menurut tabel hasil pengamatan terlihat dari ke-38 sampel yang digunakan
hanya enam individu yang memiliki lesung pipi dan 32 individu tidak memiliki
lesung pipi. Dari individu yang memiliki lesung pipi tersebut dimungkinkan
kedua orangtuanya memiliki atau salah satunya dari kedua orangtuanya. Anak
yang memiliki lesung pipi bisa dimungkinkan karena persilangan dari kedua
orang tuanya sebagai berikut:

Sedangkan ketika anak tidak memiliki lesung pipi, akan diumpamakan


genotip (pp) sehingga dalam persilangan adalah:

Sehingga dari data diatas tentang ada tidaknya lesung pipi menunjukkan
bahwa mahasiswa Pendidikan IPA kelas A 2013 rata-rata memiliki frekuensi gen
resesif lebih besar dibandingkan gen dominannya.

28

d. Daun telinga
Jenis daun telinga yang teramati sebagai ciri-ciri fenotip adalah bebas dan
melekat. Daun telinga yang bebas (artinya tidak tumbuh melekat). Daun telinga
yang bebas (menggantung) ditentukan oleh gen dominan pada autosom.
Sebaliknya ujung telinga melekat merupakan pembawa sifat resesif (gen resesif
pada autosom).
Berdasarkan data hasil pengamatan, bentuk daun telinga bebas dimiliki
oleh 28 individu dan 10 individu memiliki daun telinga yang melekat. Berikut
adalah salah satu peluang munculnya individu dengan daun telinga bebas maupun
melekat adalah:

Berdasarkan silsilah tersebut dua huruf kecil (ff) menunjukkan gen


tersebut bersifat resesif sehingga sifat/ciri daun telinga melekat. Sedangkan huruf
besar semua (FF) dengan salah satu berhuruf kecil memiliki sifat dominan
sehingga memiliki sifat/ciri daun telinga bebas. Hal ini memberi peluang pada

29

generasi ketiga. Dari data hasil pengamatan menunjukkan frekuensi dominannya


lebih banyak dibanding dengan frekuensi resesifnya.
e. Lidah
Salah satu sifat tingkah laku yang dipengaruhi oleh gen adalah melipat
lidah/tongue rolling. Lidah yang dapt melipat merupakan pembawa sifat dominan
dan lidah yang tidak dapat melipat merupakan pembawa sifat resesif. Berdasarkan
data hasil pengamatan, dari ke-38 sampel, sampel yang dapat menggulungkan/
melipat lidahnya berjumlah 20 orang. Sedangkan sampel yang tidak dapat
menggulungkan/ melipat lidahnya ada 18 orang. Dari hasil tersebut terdapat 2
definisi dimana seseorang yang memiliki sifat sama menunjukkan adanya
keseragaman sedangkan seseorang yang memiliki sifat beda antara satu dengan
yang lain menunjukkan adanya keberagaman/variasi. Dua hal tersebut terlihat
karena adanya banyak kesamaan maupun perbedaan individu satu dengan
individu lain. Kedua sifat di atas tidak terlepas dari sifat yang diwariskan dari
kedua orangtuanya.
Berikut adalah 2 peluang terjadinya persilangan yang menghasilkan
individu dengan sifat lidah dapat menggulung dan menghasilkan individu dengan
sifat lidah tidak dapat menggulung.
Kemungkinan 1:

Kemungkinan 2:

Kemungkinan 3:

30

Kemungkinan 4:

Berdasarkan persilangan di atas, pembawa sifat dominan adalah lidah


dapat melipat/menggulung disimbolkan dengan genotip MM, Mm, Mm
sedangkan pembaawa sifat resesif adalah lidah tidak dapat melipat/menggulung
dengan genotip mm.
f. Golongan Darah
Pada golongan darah ABO, terdapat dua alela kodominan menentukan
substansi kimia yang dikenal dengan mukopolisakarida pada permukaan sel-sel
darah merah. Pada gen IA menentukan individu mempunyai suatu tipe
mukopolisakarida yang spesifik, yaitu sebagai tipe A, IB menentukan suatu
mukopolisakarida lain menghasilkan darah tipe B, IAIB (heterozigot) mempunyai
2 mukopolisakarida A dan B sehingga disebut tipe darah AB. Individual yang
homozigot atau memiliki tipe darah O tidak memiliki mukopolisakarida.
Ciri yang diperoleh dari pengamatan tidak menunjukkan sifat yang satu
lebih unggul dari pada sifat yang lain. Akan tetapi, dengan adanya perbedaan fisik
(seperti bentuk rambut dan lesung pipi, dll) bisa membantu kita membedakan
orang yang satu dengan yang lainnya . Masing-masing dari kita, individu unik,
dikenal sebagai manusia yang senantiasa berbeda dari yang lain. Perbedaan yang
ada diantara individu yang bergenotip sama kemungkinan dapat memiliki fenotip
yang berbeda. Hal ini terbukti dengan adanya praktikan yang memiliki persamaan
sifat fisik tertentu dengan yang praktikan yang lainnya, dalam hal sifat fisik yang
lainnya ternyata terdapat juga perbedaan

31

Golongan darah dibedakan menjadi empat, yaitu golongan darah A, B,AB,


dan O. Golongan O biasanya disebut donor universal karena dapat mendonorkan
darahnya kepada orang yang bergolongan darah sama atau bergolongan darah
lain. Orang yang bergolongan darah O biasanya lebih banyak dijumpai daripada
orang yang bergolongan darah lainnya. Sedangkan Golongan darah AB disebut
resipien universal (golongan darah yang dapat menerima donor dari gologan darah
lainnya), golongan darah AB biasanya lebih jarang dijumpai daripada golongan
darah lainnya.
Berdasarkan data hasil pengamatan, sampel yang memiliki tipe golongan
darah O berjumlah 12 orang, bergolongan darah B ada 9 orang, memiliki tipe
golongan darah AB berjumlah 3 orang dan bergolongan darah A ada 14 orang.
Pada individu dengan tipe darah O tidak memiliki antigen A maupun B. Tipe
golongan darah B mempunyai antigen tipe B, yang ditentukan oleh gen IB. Darah
tipe A memiliki antigen A yang ditentukan oleh gen IA. Begitu pula darah tipe
AB memiliki 2 jenis antigen yang ditentukan oleh gen IA, IB.
Berikut adalah beberapa peluang yang bisa muncul dalam pewarisan sifat
tipe golongan darah parental kepada filialnya.

Berdasarkan persilangan di atas jika suami istri masing-masing


bergolongan darah O hanya mungkin mempunyai anak-anak bergolongan O saja
dengan persentase 100%.

32

Berdasarkan persilangan di atas, seorang laki-laki bergolongan darah A


menikah dengan seorang perempuan O. Kemungkinan anak-anak mereka adalah
50% bergolongan darah A dan 50% bergolongan darah O.

Berdasarkan persilangan di atas, seorang laki-laki bergolongan darah B


menikah dengan seseorang bergolongan darah A maka semua tipe golongan darah
ABO mungkin dapat ditemukan pada anak-anak mereka.

Berdasarkan persilangan di atas, seoranf laki-laki bergolongan darah B


menikah dengan seorang perempuan dengan tipe golongan darah O.
Kemungkinan anak-anak mereka adalah 50% bergolongan darah B dan 50 % O.

Setelah dilakukan pendataan nomor cakram genetika hasil angka yang


diperoleh didapatkan bahwa ada beberapa orang yang memiliki angka yang sama
dengan praktikan yang lain, yaitu 68, 97, 100, 101, 102, 112, dan 121 seperti pada
tabel pengamatan. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa praktikan yang
memiliki angka yang sama, memiliki keenam ciri (yang telah ditentukan) yang
sama pula.
Cakram genetika yang menghasilkan angka 97 ada dua orang yaitu sampel 31
(Viontika) dan sampel 32 (Maya). Secara keseluruhan kedua orang ini memiliki
enam ciri yang sama (yang telah ditentukan) namun setelah diperhatikan kembali
kedua praktikan ini masih dapat dispesifikkan lagi ciri fenotipnya (yang tampak).

33

Diantara kedua praktikan ini Maya lebih gemuk dari pada Viontika dan tinggi
mereka juga berbeda. Viontika lebih tinggi daripada Maya.
Dari pengisian cakram genetika berikutnya memiliki angka yang sama
yakni 68. Ada dua orang yaitu sampel nomor 15 (Dessy R) dan sampel nomor 34
(Hariani). Keduanya memiliki enam ciri yang sama tetapi setelah dispesifikkan
ada perbedaan pada tinggi mereka. Diantara kedua praktikan ini Dessy R lebih
tinggi dari pada Hariani.
Sampel yang memiliki angka yang sama yaitu 100 ada tiga orang yaitu
sampel nomor 8 (Annastasya), sampel nomor 30 (Desi H), dan sampel nomor 36
(Ika). Ketiganya memiliki enam ciri yang sama, namun setelah diklasifikasikan
kembali ternyata ada perbedaan yang ditemukan yaitu:

Annastasya paling gemuk dibandingkan Ika dan Desi H.

Ika paling tinggi dan paling kurus dibandingkan Annsatasya dan Desi H.

Desi H paling pendek dibandingkan Annastasya dan Ika.


Sampel yang memiliki angka yang sama yaitu 101. Ada empat orang yaitu

sampel nomor 1 (Suci), nomor 3 (Arfin), nomor 6 (Anshori), dan nomor 16


(Kartika). Keempat orang ini memiliki ciri enam fenotip yang sama namun setelah
diklasifikasikan kembali ternyata ada perbedaan yang ditemukan yaitu:

Anshori berjenis kelamin laki-laki dan tinggi.

Arfin berjenis kelamin perempuan, paling gemuk dibandingkan Suci dan


Kartika

Kartika berjenis kelamin perempuan, serta paling paling kurus


dibandingkan Suci dan Arfin.

Suci berjenis kelamin perempuan, serta paling tinggi dibandingkan Kartika


dan Arfin.
Sampel yang memiliki angka yang sama yaitu 102 ada tiga orang yaitu

sampel nomor 5 (Wahyu), sampel nomor 23 (Taufik), dan sampel nomor 24


(Anggi). Ketiganya memiliki enam ciri yang sama, namun setelah diklasifikasikan
kembali ternyata ada perbedaan yang ditemukan yaitu:

Wahyu berjenis kelamin perempuan dan memiliki mata sipit.

34

Anggi juga berjenis kelamin perempuan dan memiliki mata yang tidak
sipit.

Taufik berjenis kelamin laki-laki dan berbadan gemuk.

Sampel yang memiliki angka yang sama yaitu 112. Ada dua orang yaitu
sampel nomor 2 (Rofi) dan sampel nomor 38 (Imamah). Keduanya memiliki
keenam ciri fenotip yang sama, namun setelah dibandingkan keduanya memiliki
perbedaan pada tinggi badan. Rofi lebih tinggi daripada Imamah.
Cakram genetika yang menghasilkan angka 121 ada dua orang yaitu sampel 7
(Aldyana) dan sampel 14 (Ani). Secara keseluruhan kedua orang ini memiliki
enam ciri yang sama (yang telah ditentukan) namun setelah diperhatikan kembali
kedua praktikan ini masih dapat dispesifikkan lagi ciri fenotipnya (yang tampak).
Diantara kedua praktikan ini Ani lebih gemuk dari pada Aldyana dan tinggi
mereka juga berbeda. Ani lebih tinggi daripada Aldyana.
Berdasarkan angka yang diperoleh, meskipun memiliki angka yang sama,
namun masih dapat diklasifikasikan kembali berdasar cirri-ciri lain yang tampak.
Keanekaragaman dalam spesies menyebabkan pada tiap anggota spesies dapat
dilihat adanya kedekatan kekerabatan satu sama lain. Semakin banyak persamaan
yang dimiliki semakin dekat kekerabatannya, sebaliknya semakin sedikit
persamaan dan ciri-ciri yang dimiliki makin jauh kekerabatannya. Jadi melalui
cakram genetika dapat dilihat hubungan kekerabatan antara praktikan (yang
memiliki angka yang sama).
Tetapi untuk hasil data pada table memiliki angka yang berbeda semua,
karena persamaan yang dimiliki hanya sedikit pada setiap praktikan maka makin
jauh kekerabatannya.

35

I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan yang telah dilakukan oleh
praktikan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.

Untuk mengetahui sifat-sifat individu diturunkan kepada keturunannya yaitu


dengan cara persilangan atau perkawinan. (keluarga Wahyu Marliyani)
a. Ayah memiliki ciri-ciri: telinga melekat, rambut keriting, tidak botak, lidah
tidak menggulung, tidak berlesung pipi, bentuk wajah lonjong, golongan
darah O, dan tidak hemofili/ diabetes.
b. Ibu memiliki ciri-ciri: telinga menggantung, rambut lurus, , tidak botak,
lidah tidak menggulung, tidak berlesung pipi, bentuk wajah lonjong,
golongan darah AB, dan tidak hemofili/ diabetes.
c. Keturunan pertama memiliki ciri-ciri: telinga melekat, rambut keriting, ,
tidak botak, lidah tidak menggulung, tidak berlesung pipi, bentuk wajah
lonjong, golongan darah A, dan tidak hemofili/ diabetes.
d. Keturunan kedua memiliki ciri-ciri: telinga menggantung, rambut lurus, ,
tidak botak, lidah tidak menggulung, tidak berlesung pipi, bentuk wajah
bulat, golongan darah B, dan tidak hemofili/ diabetes.

2.

Untuk mengetahui keanekaragaman genetik pada manusia dapat dilakukan


dengan cara sederhana yaitu dengan mengamati gejala fenotip menggunakan
cakram genetika melalui bentuk rambut, arah kisaran rambut, ada tidaknya
lesung pipi, sifat daun telinga, bisa tidaknya lidah melipat, dan tipe golongan
darah. Keanekaragaman genetik pada manusia ditunjukkan oleh nomor pada
cakram genetika yang berbeda-beda, yaitu:

Sampel 1 (Suci) nomor cakram 101

Sampel 9 (Annisa) nomor cakram 33

Sampel 2 (Rofi) nomor cakram 112

Sampel 10 (Endah) nomor cakram 99

Sampel 3 (Arfin) nomor cakram 101

Sampel 11 (Sopa) nomor cakram 113

Sampel 4 (Erlin) nomor cakram 44

Sampel 12 (Diyanah) nomor cakram 98

Sampel 5 (Wahyu) nomor cakram 102

Sampel 13 (Firda) nomor cakram 34

Sampel 6 (Ansori) nomor cakram 101

Sampel 14 (Ani) nomor cakram 121

Sampel 7 (Aldyana) nomor cakram 121

Sampel 15 (Dessy R) nomor cakram 68

Sampel 8 (Annastasya) nomor cakram 100 Sampel 16 (Kartika) nomor cakram 101

36

Sampel 17 (Titik) nomor cakram 117

Sampel 28 (Chandra) nomor cakram 40

Sampel 18 (Sarif) nomor cakram 38

Sampel 29 (Ulin) nomor cakram 55

Sampel 19 (Desi) nomor cakram 67

Sampel 30 (Desi H) nomor cakram 100

Sampel 20 (Katon) nomor cakram 45

Sampel 31 (Viontika) nomor cakram 97

Sampel 21 (Ema) nomor cakram 80

Sampel 32 (Maya) nomor cakram 97

Sampel 22 (Erwan) nomor cakram 104

Sampel 33 (Iput) nomor cakram 85

Sampel 23 (Taufik) nomor cakram 102

Sampel 34 (Hariani) nomor cakram 68

Sampel 24 (Anggi) nomor cakram 102

Sampel 35 (Esny) nomor cakram 2

Sampel 25 (Windi) nomor cakram 36

Sampel 36 (Ika) nomor cakram 100

Sampel 26 (Annisa F) nomor cakram 105

Sampel 37 (Mifta) nomor cakram 70

Sampel 27 (Lutfi) nomor cakram 74

Sampel 38 (Imamah) nomor cakram 112

J. Daftar Pustaka
Asri Widowati dan Ekosari R. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar 2.
Yogyakarta: FMIPA UNY.
Campbell, Neil A. et. al. 2002. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Neil A. et. al. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Fried, George H. 2005. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Kimball, John W. (1992). Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Muchidin Apandi. (1992). Foundation of Geneties Dasar-dasar Genetika.
(Anna C. Pai. Alih Bahasa). Jakarta: Erlangga. Buku asli diterbitkan tahun
1985
Suyitno, dkk. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar 2. Yogyakarta: FMIPA
UNY.
Tribuwo Yuwono. 2010. Biologi Molekuler. Jakarta Erlangga.

Sumber gambar:
Diakses dari www.biologi-news.blogspot.com pada hari Minggu, 18 Mei 2014
pukul 13.08 WIB.
Diakses dari www.ilovebiologymsrita.blogspot.com pada hari Minggu, 18 Mei
2014 pukul 13.13 WIB.

37

Diakses dari http://www.umihanum27.blogspot.com pada hari Minggu, 18 Mei


2014 pukul 13.15 WIB.
Diakses dari www.sulemannaniu1.blogspot.com diakses pada hari Minggu, 18
Mei 2014 pukul 18.00 WIB.
Diakses dari www.facenews2n.blogspot.com diakses pada hari Minggu, 18 Mei
2014 pukul 18.10 WIB.

K. Jawaban Pertanyaan/ Tugas


Pewarisan Sifat pada Manusia
1. Apa yang dapat saudara katakan mengenai variasi sifat yang muncul pada anak
keturunannya?
Jawab:
Variasi sifat yang muncul pada anak keturunannya yaitu tidak jauh berbeda
dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh parentalnya. Perbedaan yang muncul pada
keturunannya dikarenakan adanya perpaduan antara kedua sifat parentalnya.
Variasi genetik manusia merupakan keanekaragaman gen yang menunjukkan
jumlah total dari karakteristik gen yang dapat diamati pada manusia. Setiap
manusia memiliki gen-gen yang berbeda-beda. Perbedaan gen pada tingkat
spesies dapat terlihat dari adanya variasi fenotip pada setiap individu.
2. Bagaimana tingkat kesamaan atau perbedaan antara individu dalam satu
saudara?
Jawab:
Tingkat kesamaan antara individu satu saudara sangatlah banyak, sedangkan
tingkat perbedaan antara individu satu saudara sangatlah sedikit.
3. Beri penjelasan mengapa gejalanya muncul demikian?
Jawab:
Karena perbedaan dan kesamaan yang muncul antara individu dalam satu
saudara disebabkan adanya perpaduan antara kedua sifat dari parentalnya.

38

Keanekaragaman pada Manusia (Cakram Genetika)


1. Apakah ada seseorang di kelas anda yang mempunyai kesamaan terhadap ke
enam ciri-ciri tersebut? Yang berarti mempunyai angka yang sama dengan
yang anda punyai? (Jika ada ,dapatkah anda dapat menentukan ciri-ciri ke
tujuh yang dapat membedakan anda)?
Jawab:
Ada, ciri ke tujuh yang membedakan yaitu jenis kelamin, tinggi badan, berat
badan, bentuk mata, alis, wajah.
2. Bagaimana ciri-ciri seseorang dengan angka 73 dapat berbeda dengan orang
lainnya yang mempunyai angka 56?
Jawab:
Ciri-ciri seseorang dengan angka 73

Rambut lurus

Kisaran rambut ke kiri

Tidak ada lesung pipi

Kuping melekat

Lidah melipat

Golongan darah A

Ciri-ciri seseorang dengan angka 56

Rambut keriting

Kisaran rambut ke kanan

Lesung pipi

Kuping bebas

Lidah tidak melipat

Golongan darah O
Berdasarkan ciri-ciri seseorang dengan angka 73 dan angka 56 dapat

berbeda jika dilihat dari parameter bentuk rambut, arah kisaran rambut, ada
tidaknya lesung pipi, bentuk daun telinga, dapat tidaknya lidah melipat, dan
jenis golongan darah. Dari parameter yang digunakan, semua ciri-cirinya

39

berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa jika angka yang didapat dari suatu
individu itu berbeda, maka ekspresi gennya juga berbeda.
3. Bagaimana ciri-ciri seseorang dengan angka 46 dapat berbeda dengan orang
lainnya yang mempunyai angka 80?
Jawab:
Ciri-ciri seseorang denga angka 46

Rambut keriting

Kisaran rambut ke kanan

Tidak lesung pipi

Kuping melekat

Lidah tidak melipat

Golongan darah B

Ciri-ciri seseorang dengan angka 80

Rambut lurus

Kisaran rambut ke kiri

Tidak lesung pipi

Kuping melekat

Lidah tidak melipat

Golongan darah O
Berdasarkan ciri-ciri seseorang dengan angka 46 dan angka 80

berbeda pada parameter bentuk rambut, arah kisaran rambut, dan jenis
golongan darah. Sedangkan kesamaannya terletak pada ciri parameter ada
tidaknya lesung pipi, bentuk daun telinga, dan dapat tidaknya untuk melipat
lidah. Hal ini menunjukkan bahwa apabila suatu individu tersebut memiliki
urutan (nilai) yang berbeda, maka gen yang diekspresikan juga berbeda,
apalagi berasal dari spesies (keluarga) yang berbeda.
4. Coba laporkan melalui beberapa kelompok individual di dalam kelas anda
untuk sejumlah ciri-ciri lain?
Jawab:

40

Ciri-ciri lain yang dapat digunakan pada pengamatan fenotip seseorang


adalah:
a. Warna mata biru dan nonbiru
b. Adanya rambut pada ruas tengah pada jari-jari tangan dan tidak ada
rambut
c. Ibu jari yang dapat membengkak dan yang tidak
d. Bulu mata yang panjang dan yang pendek
e. Botak atau tidak botak
f. Bentuk wajah oval dan tidak oval
g. Bentuk dagu
h. Ketebalan alis (tebal atau tidak tebal)
i. Hidung mancung atau tidak mancung
5. Apabila pada suatu kecelakaan pesawat terbang, dua orang laki-laki dan dua
orang perempuan, masing-masing berturut-turut mempunyai angka 36, 40, 44,
dan 48 dapat selamat dan tinggal pada suatu pulau yang tidak berpenghuni,
terpisah secara populasi dengan lainnya. Ciri-ciri yang tidak ada dapatkan
pada populasi di pulau ini, yang ada di kelas anda?
Jawab:
Ciri-ciri seseorang dengan angka 36

Rambut keriting

Kisaran rambut ke kanan

Tidak memiliki lesung pipi

Kuping bebas

Lidah melipat

Golongan darah O

Ciri-ciri seseorang dengan angka 40

Rambut keriting

Kisaran rambut ke kanan

Tidak memiliki lesung pipi

Kuping bebas

41

Lidah tidak melipat

Golongan darah O

Ciri-ciri seseorang dengan angka 44

Rambut keriting

Kisaran rambut ke kanan

Tidak memiliki lesung pipi

Kuping melekat

Lidah melipat

Golongan darah O

Ciri-ciri seseorang dengan angka 48

Rambut keriting

Kisaran rambut ke kanan

Tidak memiliki lesung pipi

Kuping melekat

Lidah tidak melipat

Golongan darah O
Apabila pada suatu kecelakaan pesawat terbang, dua orang laki-laki

(36,40) dan 2 orang perempuan (44,48) dapat selamat dan tinggal pada suatu
pulau yang tidak berpenghuni, terpisah secara populasi dengan lainnya, ciri-ciri
dari ke-4 orang di atas yang tidak dapat ditemukan pada populasi di pulau
tersebut adalah seseorang dengan rambut lurus, seseorang dengan lesung pipi,
seseorang dengan kisaran rambut ke kiri, dan seseorang dengan golongan darah
A, B, serta AB.

42

Anda mungkin juga menyukai