1700622 Biologi C 2017 Endofit pada Arabidopsis thaliana
Menurut Stone et al. (2000) mikroba endofit adalah organism yang
menginfeksi jaringan tanaman tanpa menimbulkan gejala (symptomless) dan kolonisai organism tersebut dapat dibuktikan dalam tanaman. Arabidopsis thaliana adalah tanaman dari famili Brassicaceae yang dipilih menjadi tanaman yang paling sesuai untuk menjadi model studi perkembangan tanaman (Nagata dan Tabata, 2003). Arabidopsis thaliana digunakan sebagai model tanaman untuk mempelajari interaksinya dengan endofit seperti Azorhizobium caulidonodans dan enterobakleri. Keuntungan dari menggunakan Arabidopsis thaliana adalah bahwa terdapat mutan yang jelas yang dapat diuji unluk kolonisasinya oleh bakteri endofit Mutan Arabidopsis thaliana menunjukkan bahwa hanya respon pertahanan tanpa asam salisilat (SA yang berperan pada koloni Klebsiella sp. strain Kp342. Pada kasus kolonisasi oleh Salmonella typhimurium, hal ini terjadi pada lintasan yang bergantung pada SA dan lintasan tanpa SA. Studi mengenai mutan flagela Salmonella typhimurium memperlihatkan bahwa flagela dikenali melalui respon yang tidak membutuhkan SA dan TTSS-SPI1 dikenali melalui respon yang bergantung pada SA yang terlibat didalam menginduksi promoter PR 1, sebuah gen yang berkaitan dengan patogenesis dengan SA. Kp342 kehilangan flagela dan TSS-SPI1 (Dong et al. 2001); jadi, pada saat mikrorgansme ini berhubungan dengan tanaman, ia tidak menginduksi respon-respon yang bergantung pada SA dan dapat membentuk koloni didalam tanaman dengan jurnlah yang lebih banyak (Iniguez et al. 2005). B. subtilis dilaporkan dapat menginduksi ketahanan Arabidopsis thaliana terhadap P. syringae (Ryu et al., 2003). Menurut penelitian Rozpądek, dkk (2018), disebutkan bahwa simbiosis dengan Mucor sp. dapat mempengaruhi pertumbuhan Arabidopsis thaliana. Sebelumnya, hormon strigolactone (SL) ditunjukkan untuk mengaktifkan percabangan hifa jamur mikoriza dan berdampak negatif terhadap pertumbuhan jamur patogen. Perannya dalam interaksi jamur-tanaman endofit tidak diketahui. Sintesis SL GR24 pada jamur endofit Mucor sp. dapat mempengaruhi pertumbuhan, respirasi, produksi H2O2 dan aktivitas enzim antioksidannya. Hormon strigolactone (SL) diperlukan untuk membangun interaksi yang bermanfaat. Namun respon pertumbuhan A. thaliana yang negatif berhubungan perubahan dalam homeostasis SA dan upregulasi pengkodean gen yang signifikan. Jamur Mucor sp. juga terbukti mampu menguraikan SL di tanaman dan mampu menurunkan ekspresi gen SL biosintesis. Hasil penelitian ini memberikan bukti peran SL pada Endophytic Cross-Talk selama interaksi mutualisme antara Arabidopsis thaliana dan Mucor sp. Garcia, dkk (2012) mempelajari faktor biotik dan faktor abiotik yang mempengaruhi frekuensi endofit jamur pada spesimen tanaman dan spesies endofit pada suatu komunitas. Hasil kami menunjukkan bahwa frekuensi tanaman Arabidopsis yang menampung endofit tergantung pada waktu tahun dan tahap fenologis dari tanaman. Kemungkinan kolonisasi endofit meningkat seiring dengan berjalannya siklus hidup tanaman berlangsung. Curah hujan dan suhu adalah dua faktor utama yang menentukan keanekaragaman endofit pada A. thaliana dan spesies komunitas. DAFTAR PUSTAKA
Garcia, dkk. (2012). The endophytic mycobiota of Arabidopsis thaliana. Fungal
Diversity. Nagata dan Tabata. (2003). Brassicas and legumes: from genome structure to breeding. Springer. Page.4-6 Rozpądek, dkk. (2018). The Role of Strigolactone in the Cross-Talk Between Arabidopsis thaliana and the Endophytic Fungus Mucor sp. Front. Microbiol. 9: 441 Ryu et al. (2003). Different signaling pathways of induced resistance by rhizobacteria in Arabidopsis thaliana against two pathovars of Pseudomonas syringae. New Phytol. 160:413–420