Oleh :
kelompok 5
2017
KATA PENGANTAR
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi normal tubuh dengan
beberapa gejala yang ada pada sistem hidup, serta pengaturan atas segala fungsi
dalam system tersebut. Sistem endokrin dapat dijumpai pada semua golongan
hewan, baik vertebrata maupun invertebrata. Sistem endokrin (hormon) dari
sistem saraf secara bersama lebih dikenal sebagai super sistem neuroendokrin
yang bekerja sama secara kooperatif untuk menyelenggarakan fungsi kendali dan
koordinasi pada tubuh hewan. Pada umumnya, sistem endokrin bekerja untuk
mengendalikan berbagai fungsi fisiologi tubuh, antara lain aktivitas metabolisme,
pertumbuhan, reproduksi, regulasi osmotik, dan regulasi ionik. Kelenjar tanpa
saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah nama organ endokrin,
sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjar melalui satu saluran, tetapi
langsung masuk ke dalam darahyang beredar di dalam kelenjar. Kata “endokrin”
berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sekresi ke dalam”; zat aktif utama dari
sekresi internal ini disebut hormon, dari kata Yunani yang berarti “merangsang”.
Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu hormon tunggal,sedangkan yang
lain lagi dua atau beberapa jenis hormon: misalnya kelenjar hipofisis
menghasilkan beberapa jenis hormon yang mengendalikan kegiatan banyak organ
lain, karena itulah maka kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai ”kelenjar pemimpin
tubuh”.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan sistem endokrin?
b. Apakah fungsi sistem endokrin secara umum?
c. Bagaimana fisiologi sistem endokrin?
d. Bagaimana karakteristik dari sistem endokrin tersebut?
e. Konsep Mekanisme Kerja Hormon
f. Komponen Penyusun Organ Endokrin
g. Apakah yang dimaksud dengan hormon?
h. Bagaimana klasifikasi, fungsi, dan sipat hormon?
i. Bagaimana struktur dasar hormon secara kimiawi?
j. Bagaimanakah mekanisme aksi hormon berlangsung?
k. Bagaimanakah sistem endokrin pada Invertebrata?
l. Bagaimanakah sistem endokrin pada Vertebrata?
C. Tujuan
“Dengan adanya makalah tentang sistem endokrin ini diharapkan kita
lebih dapat memahami tentang endokrin itu sendiri sekaligus untuk menambah
wawasan yang akan menunjang pengetahuan kita dalam mempelajari fisiologi
hewan. ”
BAB II
PEMBAHASAN
G. Pengertian Hormon
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah
pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme
multiselular, termasuk tumbuhan (lihat artikel hormon tumbuhan), memproduksi
hormon. Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang
diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon
dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan.
Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis
hormon - yang disebut ektohormon (ectohormone) – yang tidak langsung
dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target.
H. Klasifikasi, Fungsi dan Sifat Hormon
Terdapat sejumlah zat kimia yang menyerupai hormon. Zat kimia lain yang
kerjanya menyerupai hormon antara lain bradikinin, eritropuitin, histamin, kinin,
rinin, postaglandin, dan hormon thymic. Hormon thymic adalah hormon dari
keleenjar timus (thymus) yang berperan memengaruhi perkembangan sel limposit
B menjadi sel plasma, yaitu sel penghasil anti bodi. Diduga, hormon thymic juga
mempengaruhi sekresi hormon reproduktif dari hepotisis. Bradikinin merupakan
suatu polipeptida yang dihasilkan olah kelanjar yang sedang aktif contohnya
kelenjar keringat dan kelenjar ludah pada saat aktif. Bradikinin bekerja sebagai
vasodilator kuat yangn dapat meningkatkan aliran darah lokal secara signifikan
sehingga merangsang pengeluaran keringat dan air ludah dalm jumlah lebih
banyak. Vasodilator yaitu senyawa yanng menyebabkan pembuluh darah
membesar/melebar. Eritropuitin merupakan glikoprotein yang proses sistesisnya
melibatkan hati dan ginjal. Pembentukan eritropuitin dirangasang oleh rendahnya
kadar oksigen dalam darah atau jaringan, conntohnya pada saat tubuh kita sedang
giat beraktivitas (misalnya sedang berolahraga). Selanjutnya, eritropuitin akan
merangsang pusat pembentukan sel darah di sumsum tulang sehingga tubuh akan
menghasilakan sel darah merah dalam jumlah yang lebih banyak. Hal ini akan
sangat bermanfaat untuk meningkatkan jumlah oksigen yang diangkut oleh darah.
Berbagai senyawa kimia seperti prostaglandin, eritripuitin, histamin, kinin, dan
renin dapat disistesis secara luas oleh berbagai jaringan atau organ yang
sebenernya tidak berfungsi sebagai organ endokrin. Misalnya, ginjal mampu
menyentesis renin dan eritropuitin. Senyawa kimia yang mirip hormon semacam
itu secara bersama-sama disebut sebagai hormon jaringan. Selain hormon
jaringan, terdapat juga feromon. Feromon adalah suatu senyawa kimia spesifik
yang dilepaskan olah hewan kelingkungannya dan dapat menimbulkan respons
perkembangan, atau respon reproduktif. Senyawa kimia tersebut sangat
bermanfaat bagi hewan dalam berbagai hal, antara lain untuk memberikan daya
tarik seksual, menandai daerah kekuasaan, mengenali individu lain dalam spesies
yang sama, dan berperan penting dalam sinkronisasi siklus seksual. Semua
hormon umumnya memperlihatkan adanya kesamaan sifat.
Beberapa sifat yang umum diperhatikan oleh hormon ialah sebagai berikut.
1. Hormon polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk prekursor yang belum
aktif (disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki
rantai yang lebih panjang dari pada aktifnya.
2. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan
sebagai hormon berumur pendek.
3. Beberapa jenis hormon ( misalnya adrenalin ) dapat segara bereaksi dangan sel
sasaran, sedangkan hormon yang lain ( contohnya estrogen dan tiroksin)
bereaksi secara lambat. Adrenalin bereaksi dengan sel sasaran hanya dalam
waktu beberapa detik, sedangkan estrogen dan tiroksin memerlukan waktu
beberapa jam sampai beberapa hari.
4. Pada sel sasaran, hormon akan berikatan dengan resptornya.
5. Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua.
A. Kesimpulan
Sistem endokrin dan sistem saraf bekerja sama secara kooperatif untuk
mengatur aktivitas dalam tubuh hewan, dengan cara menghasilkan hormon yang
kan mempengaruhi sel sasaran. Hormon dapat dihasilkan oleh organ endokrin
sejati atapun oleh neurosekretori. Hormon dapat diklasifikasi menjadi 3 yaitu
steroid, peptida, dan turunan tirosin. Timbulnya tanggapan hayati pada sel target
akibat rangsang hormon relatif lebih lambat jika dibandingkan dengan tanggapan
yang timbul akibat rangsang saraf. Hormon mempengaruhi sel target secara
spesifik. Pengaruh tersebut berkaitan erat dengan adanya reseptor hormon pada
sel target yang sesuai dengan hormon tetentu. Reseptor hormon ada yang terdapat
di membran sel. Sistem endokrin pada invertebrata masih sederhana dan organ
endokrin yang dimiliknya pada umunya berupa organ neuroendokrin. Sedangkan
sistem endokrin pada vertebrata sangat kompleks. Organ endokrin yang dimiliki
vertebrata pada umumnya berupa organ endokrin klasik terdiri atas organ
endokrin pusat dan tepi.
B. Saran
Tidak ada kata sempurna yang pantas untuk segala hal di dunia, begitu
juga dengan makalah yang telah kami susun, oleh karena itu bagi pihak terkait
kami mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA