Anda di halaman 1dari 1

Pemanfaatan bakteri penambat N2 untuk efisiensi pemupukan N

Salah satu pendekatan untuk melakukan penghematan dalam pemakaian pupuk anorganik, yakni
meningkatkan efisiensi penggunaan N-tersedia dalam tanah melalui penambatan N2, baik secara
langsung atau interaksi dengan bakteri penambat N2. Pemanfaatan bakteri penambat N2, baik yang
diaplikasikan melalui tanah ataupun benih (seed coating) mampu meningkatkan efisiensi
pemupukan N. Dalam upaya mencapai tujuan akhir strategi jangka panjang, penggunaan bakteri
penambat N2 adalah untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usaha tani.

Bakteri penambat N2 hidup bebas

Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi tanah atau benih dengan Azotobacter efektif
dapat meningkatkan hasil tanaman. Di daerah-daerah empat musim (temperate regions) jumlah
nitrogen yang ditambat oleh Azotobacter berkisar antara 10-15 kg ha-1 tahun-1 (Subba-Rao, 1999).
Secara umum jumlah N yang dihasilkan oleh kelompok bakteri ini adalah 10 kg N ha-1 (Tenuta,
2006). Penambat N2 lebih besar, yakni sekitar 46 kg N ha-1 (30% dari total kebutuhan N) dilaporkan
oleh Malik et al., (1997). Pada tanaman padi yang diinokulasi dengan inokulan campuran dari
beberapa jenis bakteri penambat N2 hidup bebas dan pemicu tumbuh tanaman, Azospirillum
lipoferum N-4, Azospirillum brasilense Wb-3, Azoarcus K-1, Pseudomonas 96-51 dan Zoogloea Ky-1.
Kelima jenis bakteri tersebut selain mampu menambat N2 dari udara (kecuali Pseudomonas), juga
mampu memproduksi AIA sehingga memiliki peran ganda : penyedia N dan pemacu perkembangan
tanaman.

Anda mungkin juga menyukai