Anda di halaman 1dari 3

A.

PENDAHULUAN
menggunakan larutan ZA dengan
perbandingan 1 Kg ZA untuk 2,7 liter air.
Prinsip dasar Pengelolaan Tanaman Benih yang diperlukan untuk cara tanam
Terpadu (PTT) adalah: a) bersifat spesifik pindah 15 Kg/Ha.
lokasi; b) melalui pendekatan partisipatif;
PENGELOLAAN c) mengintegrasikan komponen teknologi E. PERSEMAIAN DAN
yang memberikan pengaruh secara BIBIT
TANAMAN TERPADU sinergis dan bersifat dinamis dapat
Luas persemaian 4% dari luas pertanaman
dengan dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 m
(PTT) PADI berubah sesuai dengan kebutuhan. dan panjang bedengan sesuai petakan atau
B. PENGELOLAAN LAHAN antara 10-20 m. Tidak membuat persemaian
Pengelolaan tanah dengan bajak singkal atau di lokasi yang sedang atau pernah terjangkit
tajak diikuti oleh rotari atau glebeg yang penyakit atau diserang hama. Tidak membuat
dikombinasikan dengan herbisida. Bila persemaian di dekat lampu atau sumber
tanahnya sudah gembur atau berlumpur baik cahaya di malam hari, agar bibit terhindar
dan merata pengolahan tanah secara intensif dari serangan penggerek batang atau
tidak diperlukan tetapi diganti dengan kepinding tanah. Untuk daerah endemik
pengolahan tanah minimum atau tanpa olah hama penggerek batang dan wereng coklat
tanah (TOT) yang dikombinasikan dengan perlu diantisipasi dengan memberi perlakuan
penggunaan herbisida. bibit berupa insektisida fipronil 30-50 gr/60
Kg benih. Bibit dipupuk urea dengan dosis
C. VARIETAS UNGGUL BARU 20-40 g/m2. Penanaman di lapangan
Pilihan varietas disesuaikan dengan lokasi dilakukan pada saat benih berumur 15-25
setempat. Varietas padi berupa IR 42, IR 66, hari.
Disusun oleh:
DIAN KARTIKA SARI, S.TP, M.KM, Batanghari, Indragiri, Inpara 1, Inpara 2, dll. F. PENANAMA
M.Biomed.Sc. N
D. PENYIAPAN BENIH
NIP. 198504202008042002
Penyuluh Pertanian Pilih benih SEHAT
dengan menggunakan air garam
3%. Benih yang digunakan hanya benih yang
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan tenggelam, benih dibilas dengan air untuk
Kabupaten Bangka Barat mencuci garam. Cara lain dengan
2014
Penanaman dengan sistem tanam pindah Pemberian bahan amelioran atau budidaya yang baik dan sanitasi
(tapin), jarak tanam bujur sangkar 20 cm x bahan pembenah tanah dan pupuk lingkungan. Penggunaan pestisida
20 cm dengan 1-3 tanaman/lubang dan tanam berupa kapur atau dolomit maupun kimiawi dilakukan sebagai tindakan
jajar legowo 2:1 atau 4:1. Penanaman bibit bahan organik atau abu sekam dan terakhir. Hama utama adalah tikus,
muda umur 10-15 hari setelah sebar dengan serbuk kayu gergajian. Takaran pupuk orong-orong, wereng coklat, hama putih
1-3 batang per rumpun. berdasarkan hasil penelitian tertera palsu, penggerek batang dan walang
pada Tabel 2. sangit. Penyakitnya adalah bercak
G. PEMUPUKAN DAN coklat, blas, busuk leher dan hawar
AMELIORASI Tabel 2. Dosis pupuk dan bahan pelepah daun.
Pemberian pupuk urea dengan menggunakan amelioran untuk tanaman padi
bagan warna daun sedangkan P dan K Jenis Lahan Lahan Lahan J. PENGENDALIAN
Pupuk Potensial Sulfat Gambut
berdasarkan analisis tanah dan petak omisi. (Kg/Ha) Masam
GULMA
Potensial Pengendalian gulma dilakukan secara
Tabel 1. Petunjuk pemberian pupuk P dan K N atau 45 – 90 = 67,5 – 135 manual atau dengan alat penyiang
Urea 100 – 200 = 150 –
untuk tanaman padi sawah dilakukan dua kali yaitu pada umur 21
300
Status Kadar Takaran P Kadar Takaran
P2O5 atau 22,5 – 45 45 – 70 = HST dan 42 HSY. Penyiangan mekanis
hara P P 2O 5 (Kg SP36/ K2O K
dan K (mg/100 Ha/ (mg/100 (Kg KCl/Ha
SP36 = 60 – 120 120 – 180 dapat menggunakan landak atau gasrok
K2O atau 50 = 100 45 – 70 =
tanah g tanah) musim) g tanah) /musim) selama genangan air tidak melebihi 10
KCl 90 – 150
Rendah < 20 125 < 10 50
CuSO4 - - cm. Pengendalian dengan tangan atau
Sedang 20 – 40 75 10 – 20 0**
atau alat mekanik dan diulangi 2-3 kali
Tinggi > 40 50* > 20 0 terusi sampai tajuk tanaman padi menutup
*) dapat diberikan satu kali dua musim
ZnSO4 - -
**) diberi sisa jerami padi setara 2 ton/Ha
Kapur - 1000 –
tanah serta dapat menggunakan
atau 3000 herbisisda sesuai anjuran.
Gunakan pupuk organik 1-2 dolomite
ton/Ha, yang berasal dari limbah
K. PANEN DAN
tanaman, kotoran hewan atau hasil dari H. PENGENDALIAN HAMA PASCAPANEN
pengomposan seperti kotoran sapi, Pemanenan dilakukan dengan sistem
TERPADU
kotoran ayam, jerami, sisa tanaman Pengendalian hama terpadu mengacu beregu dan perontokan gabah
lain, pupuk hijau dan hasil atau sisa pada strategi pengelolaan hama terpadu menggunakan mesin perontok (pedal
pangkasan tanaman kacang-kacangan. (PHT), yaitu melalui penggunaan thresher dan power thresher). Gabah
varietas tahan dan musuh alami, teknik
hasil panen dikeringkan hingga kadar
air maksimum 18%, pengeringan
dilakukan dengan cara menjemur atau
dengan alat pengering (dryer) jika
panen berlangsung pada musim hujan.
Setelah kering gabah disimpan pada
kadar air 14%.

(Diolah dari berbagai sumber)

Anda mungkin juga menyukai