Kesejahteraan Hewan merupakan hal penting dalam proses transportasi ternak.apalagi hal
tersebut telah memiliki ketentuan hukum atau regulasi yang berlaku bagi seluruh dunia.
Penerapan kesrawan yang baik akan menghasilkan kualitas yang baik sekaligus dapat
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam usaha peternakan.
Penanganan ternak dalam transportasi meliputi penanganan hewan, transportasi darat,
pengoperasian, dan penampungan sementara. Berikut penjelasan penanganan tersebut;
1. Penanganan hewan
Hewan diperlakukan baik guna mendapat hasil baik serta menurunkan tingkat sters
ketika ternak akan dimasukkan kedalam transportasi.
2. Transportasi
Bagian ini meliputi tentang tata cara bongkar muat dan sistem transportasinya.
Dengan cara menyesuaikan tempat ternaknya atau yang seukuran, memberi ternak
minum pada saat diperjalanan dengan beristirahat, dan menilik hewan apakah
terindikasi cedera atau tidak.
3. Pengoperasian
4. Penampungan sementara
Tujuan
1. Mengetahui kesrawan ternak dalam transportasi
2. Menyesuaikan penerapan kesrawan ternak dalam transportasi
Cara Kerja
1. Menentukan kasus peternakan dalam yang akan dianalisis
Penanganan hewan harus dilakukan secara baik guna mendapat kualitas baik, prinsip
penanganan hewan dalam usaha pak Zahir dapat dinyatakan sesuai karena telah
mengikuti SOP guna menekan tingkat stress, akan tetapi penyebab stress bukan
hanya dari penanganan saja tapi meliputi ketiga indicator lainnya.
2. Transportasi
Bagian ini mencakup tentang bongkar muat ternak, ketika ternak berada dalam mobil
maka diperlukan fasilitas bongkar muat, selaiin itu penggolongan jenis sapi
berdasarkan bobot juga harus diperhatikan karena hal ini dapat memicu terjadinya
stress ketika ternak besar berbaur dengan ternak yang bobot tubuhnya lebih kecil.
menurut pak Zahir, yang terkadang menjadi masalah ketika proses pengangkutan
ternak dari Gorontalo ke Manado yaitu masih minimnya fasilitas penunjuang yang
dapat menjaga kesrawan dapat menyebabkan ternak mati atau terluka, terkadang
dalam memuat sapi dari Gorontalo ke Manado tidak dapat dipungkiri ada satu atau
dua ekor ternak mati karena mengalami kaki patah, hal ini disebabkan alas pada truk
hanya berbahankan jererami padi kering tanpa adanya karpet karet tebah sehingga
permukaan pijakan sap ilicin sehingga ketika ada jalan yang menanjak atau menurun
itu dapat menyebabkan sapi terpeleset sehingga mengalami patah kaki ketika jatuh.
3. Pengoperasian
Pengoperasian ini meliputi hal-hal yang menjadi penunjang kesrawan ketika ternak
akan dimuat. Yang paling penting adalah fasilitas dalam transportasi, pakan, air, dll.
Pada usaha pak Zahir belum memiliki fasilitas yang sangat lengkap untuk menjaga
kesehatan ternak pada saat perjalanan. Seperti alas mobil hanya menggunakan
jerami, sekat terbuat dari bamboo yang memiliki peluang patah kapan saja (bamboo
ini berfungsi sebagai sekat atau pemisah antara bobot sapi yang sesuai).ketersediaan
air dan pakan sudah cukup. Menurut pak Zahir, ketika sapi sebelum dimuat, sapi
tidak boleh terlalu banyak makan dan minum untuk menjaga stabilitas cekaman dan
stress yang terjadi. Semakin kenyang sapi maka suhu atau cekaman sapi akan
semakin tinggi..
4. Lairage/ Penampungan sementara
Menurut beberapa referensi yang saya baca, ketika memuat sapi dalam perjalanan
jauh maka dianjurkan untuk singgah sejenak atau mengistirahatkan sapi (makan,
minum). Pengurus harus lihai dan analisis dan menyediakan sarana dan prasarana
seperti memiliki tempat penampungan sementara sebagai tempat istrahat atau ketika
terjadi cuaca ekstrem baik panas maupun hujan. Pak Zahir selaku supir mengatakan
bahwa pengurus sapi yang dimuat telah memiliki tempat penampungan sementara
baik itu dilahan rumah keluarga. Akan tetapi terkadang juga sapi hanya singgah saja
tanpa diturunkan dari truk dan diberi makan dan minum, setelah beberapa jam
istrahat kemudian melanjutkan Kembali perjalanan.
Kesimpulan
Berdasalkan hasil pengamatan yang saya lakukan pada usaha pak Zahir selaku sopir
ekspedisi ternak menyimpulkan bahwa transportasi yang digunakan belum sepenuhnya
memenuhi SOP penanganan ternak secara baik dan benar, belum menjaga kesejahteraan hewan
sepenuhnya.
Daftar Pustaka
Winarso 2008, dalam Jurnal Hidayati, Nur Anis dan Afriansyah, Budi. Peternakan dan
Kesejahteraan Hewan. Oktober 2008.
Muhammad Yunus
Soraya Faradilla