Anda di halaman 1dari 48

PENGELOLAAN

INDUSTRI PETERNAKAN SAPI DI LEMBANG


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.1.1 Latar belakang

Indonesia adalah salah satu negara agraris yang terkenal dengan industri pertanian

dan industri peternakannya. Dalam industri pertanian, Indonesia sangat terkenal

dengan pertanian padinya, sedangkan dalam industri peternakan Indonesia

terkenal memiliki berbagai industri peternakan seperti peternakan sapi, ayam,

bebek, dan berbagai peternakan lainnya. Industri peternakan di Indonesia sendiri

memiliki sebuah pesona yang menjanjikan untuk memajukan kemandirian bangsa

dalam bidang pangan. Penulis memilih tema industri peternakan sapi pada karya

tulis ilmiah ini karena melihat banyaknya peluang yang lebih bisa dikembangkan

pada industri peternakan sapi itu sendiri dibandingkan industri peternakan lainnya.

Untuk dapat memanfaatkan peluang tersebut, penulis melihat suatu gambaran

besar yaitu perlu adanya pengelolaan yang baik dan tepat pada industri peternakan

sapi itu sendiri. Perlunya pengelolaan industri peternakan sapi ini sangatlah

penting jika dilihat dari keadaan Negara Indonesia yang saat ini masih mengimpor

pasokan daging sapi dari negara-negara lain. Hal tersebut mungkin terjadi karena

kurangnya kualitas pengelolaan industri peternakan sapi. Banyak hal yang dapat

mempengaruhi kualitas pengelolaan tersebut seperti pengetahuan tentang

peternakan, letak geografis lahan ternak tersebut, dan pengalaman dalam

mengelola industri peternakan sapi Pentingnya pengelolaan industri peternakan

sapi menjadi hal yang menarik untuk dikaji. Penulis akan mengkaji dan meneliti

secara langsung tentang pengelolaan industri peternakan sapi di Lembang. Dengan

mengetahui bagaimana pengelolaan yang baik dan tepat pada industri peternakan
sapi, penulis dan pembaca akan mendapatkan ilmu untuk mengelola industri

peternakan sapi, sehingga dapat memajukan industri peternakan sapi tersebut.

Selain itu, penulis juga mencoba memberikan alternatif lain dalam pengelolaan

industri peternakan sapi di Lembang, agar bisa berkembang secara optimal.

1.1.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah dalam penulisan karya ilmiah ini adalah bagaimana cara

mengelola industri peternakan sapi agar dapat berkembang secara optimal.

1.2 Ruang Lingkup Kajian

Aspek-aspek yang akan penulis kaji pada karya ilmiah ini meliputi industri ternak

sapi, jenis-jenis ternak sapi, criteria lahan ternak sapi, pemelihan ternak sapi,

pengolahan hasil tenak sapi, distribusi hasil ternak sapi, dan pengelolaan lahan

peternakan sapi.

1.3 Tujuan Penulisan

Peternakan di Indonesia sampai saat ini sudah semakin berkembang dan telah mencapai

kemajuan yang cukup pesat. Tetapi, pada umumnya peternakan sapi hanya dipergunakan

untuk menghasilkan susu segar ataupun daging potong. Padahal, sebenarnya masih

banyak potensi lain yang bisa dimanfaatkan para peternak untuk bisa

mengembangkan industri peternakan sapi dengan cara mengolah hasil ternak

tersebut menjadi barang konsumsi yang bernilai tinggi seperti keju atau yogurt. Dengan

perkembanghan ini, tentu saja harus diimbangi dengan pengelolaan yang professional

dan disertai denga tata laksana yang baik. Tanpa pengelolaan dan tata laksana yang

baik, produksi ternak yang dihasilkan tidak akan sesuai harapan dan peternak bisa

mengalami kerugian. Untuk itu sesuai dengan permasalahan di atas, penulis

bermaksud untuk melakukan penelitian ini agar bisa memberikan solusi pengelolaan

peternakan sapi yang lebih baik, dalam hal pengelolaan pengolahan hasil ternak sapi,
maupun pengelolaan secara managerial agar diperoleh hasil yang optimal, dan

mendapatkan banyak keuntungan.

1.4 Anggapan Dasar

Menurut Undang Santosa (2010 : 6 ) dengan meningkatkan kualitas ternak sapi,

maka akan meningkatkan permintaan dari konsumen.


1.5 Hipotesis

Sehubungan dengan anggapan dasar yang beranggapan bahwa dengan

meningkatkan kualitas ternak sapi, maka akan meningkatkan permintaan dari

konsumen, penulis beranggapan bahwa peternak harus meningkatkan kualitas

ternak sapi dengan cara pengelolaan ternak sapi yang baik agar anggapan tersebut

tercapai.
2
3

1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.6.1 Metode

Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis karena penelitian ini bertujuan

mendeskripsikan data yang diperoleh baik dari berbagai rujukan maupun dari

lapangan kemudian di analisis.

1.6.2 Teknik pengumpulan data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data antara lain:

1. Studi kepustakaan

2. Observasi lapangan

3. Wawancara

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian ini terbagi atas empat bab. Pengkajian dimulai

dengan pendahuluan sebagai bab pertama yang memuat latar belakang, rumusan

masalah, ruang lingkup kajian, tujuan yang hendak dicapai, anggapan dasar,

hipotesis, metode, dan teknik pengumpulan data.

Bab dua, berisi definisi industri peternakan sapi, jenis-jenis sapi, kriteria lahan

peternakan sapi, pemilihan dan penilaian ternak sapi, penanganan ternak sapi,

pemeliharaan ternak sapi, macam-macam hasil ternak sapi, penilaian serta

penanganan karkas dan daging sapi, macam-macam pengelolaan hasil ternak sapi,

dan managemen peternakan sapi.

Bab tiga membahas gambaran umum industri peternakan sapi di Lembang

mencakup pemilihan dan penilaian ternak sapi, penangan ternak sapi, panandaan

ternak sapi, pendugaan dan pengukuran ternak sapi, pemeliharaan ternak sapi,
4

pengelolaan pakan, peralatan dan perlengkapan pemeliharaan ternak sapi,

perlengkapan penyediaan pakan, penilaian serta penanganan karkas dan daging

sapi, pengolahan hasil ternak sapi berupa susu, pemanfaatan kotoran sapi,

pengelolaan lahan ternak sapi, dan distribusi hasil ternak sapi.

Bab empat, bab terakhir merupakan simpulan dari pembuktian-pembuktian

hipotesis, dan saran.


BAB II

TEORI DASAR INDUSTRI PETERNAKAN SAPI

2.1 Definisi Industri Peternakan Sapi

Menurut Undang Santosa (2010: 2) industri adalah suatu usaha atau kegiatan

pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang

memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau

assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya

berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

Peternakan adalah (usaha) pemeliharaan dan pembiakan ternak

Jadi, industri peternakan adalah suatu kegiatan pemeliharaan dan pembiakan ternak

serta pengolahan hasil ternak hingga pemanfaatan lahan ternak agar memiliki

nilai tambah yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan

terutama di tempat dimana industri peternakan itu ada.

Karena bahan kajian artikel ilmiah ini berupa industri peternakan sapi, maka kajian

yang difokuskan adalah ternak sapi.

6
7

2.2 Jenis-Jenis Sapi

Menurut Undang Santosa (2010: 5) pemilihan ternak sapi idealnya disesuaikan

dengan tujuan usaha peternakan yang akan dilaksanakan.

1. Sapi tipe pedaging

Ciri-ciri sapi tipe pedaging adalah bertubuh dalam, besar, dan berbentuk persegi

empat atau balok, kualitas dagingnya maksimum dan mudah untuk dipasarkan dan

laju pertumbuhannya cepat.

Contoh: Belmont Red, Drough Master, Santa Gentrudis, dan Limousin

2. Sapi tipe perah

Ciri-ciri sapi tipe perah adalah bertubuh luas ke belakang seperti baji atau gergaji,

sistem dan bentuk perambingannya baik dan putingnya simetris, efisiensi pakan yang

dialihkan untuk produksi susu tinggidan bersifat baik dan jinak

Contoh: Fries Holland

3. Sapi tipe pekerja

Ciri-ciri sapi tipe pekerja adalah bertubuh besar dan kuat dengan perototan yang kuat,

gerakan anggota tubuhnya bebas, sifatnya tenang dan patuh, kakinya panjang dan

kuat

Contoh: Ongole, Sapi bali, dan Sapi Madura

4. Sapi tipe dwiguna

Tipe ini mempunyai cirri di antara dua tipe. Bila penggunaan sapi untuk penghasil

susu dan daging, cirinya harus berada di antara tipe perah dan tipe pedaging. Contoh:

Sahiwal, Shothorn, dan Simmental


8

5. Sapi tipe multiguna

Tipe ini merupakan perpaduan lebih dari dua tipe, bahkan mungkin di luar tipe yang

telah ditentukan. Pada peternakan sapi tradisional di Indonesia, kebanyakan sapi yang

dipelihara adalah sapi tipe multiguna karena selain untuk memanfaatkan daging, susu,

atau tenaganya, ada juga yang ditujukan untuk rekreasi.

2.3 Kriteria Lahan Ternak Sapi

Menurut Undang Santosa (2010: 10) Keahlian dan keterampilan peternak merupakan

perangkat lunak dalam aspek pemeliharaan ternak sapi. Selain perangkat lunak,

beberapa perangkat keras pun turut berperan penting dalam menunjang pengelolaan

peternakan sapi. Perangkat keras yang dimaksud antara lain berupa bangunan,

peralatan, maupun perlengkapan lainnya.

1. Halaman Pengelolaan (Yard)

Dalam suatu peternakan sapi potong, halaman pengelolaan diperlukan untuk

mengelola ternak sapi, terutama ketika akan ditandai, ditimbang, disuntik, diobati,

maupun ketika diseleksi untuk dijual. Pada yard inilah segala macam tata laksana

serta pengelolaan peternakan paling banyak dikerjakan.

2. Tempat Pemuatan (Loading Chute)

Tempat pemuatan berguna untuk menaikkan sapi ke atas truk atau menurunkan sapi

dari truk. Oleh karena itu, tempat pemuatan biasanya dibuat dengan bentuk portable,

meskipun ada juga yang dibuat dalam bentuk permanen.


9

3. Tempat Gerak jalan (Exercise Yard)

Tempat gerak jalan diperlukan sapi untuk menjaga kesehatan sapid an

menghindarkan sapi dari kelumpuhan. Pada pemeliharaan sapi di ladang ternak

(ranch), tempat gerak jalan ini tidak diperlukan karena di areal tersebut sudah

dianggap lebih dari cukup.

4. Lapang ternak (Paddock)

Lapang ternak adalah suatu tempat pemeliharaan ternak sapi dalam areal terbatas atau

sesuai dengan daya tampungnya yang dilengkapi dengan padang rumput, tempat

gerak jalan, dan juga tempat bernaung (kandang atau shelter)

5. Kandang

Kandang diperlukan untuk melindungi ternak sapi dari keadaan lingkungan yang

merugikan sehingga ternak akan memperoleh kenyamanan. Keperluan kandang untuk

pemeliharaan sapi potong tidak terlalu penting seperti pada pemeliharaan sapi perah

karena pemeliharaan sapi potong dapat dilakukan dengan system ladang ternak.

2.4 Pemilihan dan Penilaian Ternak Sapi

(Sigit.blog.ugm.ac.id) Pemilihan ternak sapi sebagai calon pengganti bibit,

memerlukan keterampilan khusus, terutama untuk melatih pandangan serta penilaian

akurat. Keberhasilan pemilihan ternak sapi yang akan di pelihara akan sangat

menentukan keberhasilan usaha ternak. Sehubungan pemilihan calon bibit ternak

perlu mengetahui kriteria pemilihan sapi dan pengukuran sapi, sebab pada saat
10
10

peternak melakukan pemilihan diperlukan pengetahuan, pengalaman dan kecakapan

yang cukup diantaranya adalah:

1. Bangsa dan Sifat Genetik

Kita telah mengetahui bahwa setiap bangsa sapi memiliki sifat genetik yang berbeda

satu dengan yang lain, baik mengenai daging ataupun kemampuan dalam beradaptasi

terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam hal beradaptasi dengan lingkungan ini antara

lain penyesuaian iklim dan pakan. Berpangkal dari sifat genetik suatu bangsa sapi

yang biasa diwariskan kepada keturunannya, maka bangsa sapi tertentu harus dipilih

oleh setiap peternak sesuai dengan tujuan dan kondisi setempat, pemilihan ini

memang cukup beralasan sebab peternak tidak akan mau menderita kerugian akibat

faktor lingkungan yang tidak menunjang.

2. Kesehatan Bibit Sapi

Calon bibit ataupun sebagai penghasil daging harus di pilih dari sapi yang benar-

benar sehat. Untuk mengetahui kesehatan sapi secara umum, peternak bisa

memperhatikan keadaan tubuh, sikap dan tingkah laku, pernapasan, denyut jantung,

pencernaan dan pandangan sapi dan keadaan tubuh sapi. Sapi yang sehat mempunyai

ciri-ciri keadaan tubuh bulat berisi, kulit lemas, tidak adanya eksternal parasit pada

kulit dan bulunya, tidak ada tanda-tanda kerusakan dan kerontokan pada bulu (licin

dan mengkilat), selaput lendir dan gusi berwarna merah muda, lebih mudah bergerak

bebas, ujung hidung basah dan dingin, kuku tidak terasa panas dan bengkak bila

diraba, bernafas dengan tenang dan teratur, dan mempunyai pandangan mata cerah

dan tajam.
11
11

3. Seleksi Calon Bibit

Seleksi calon bibit berdasarkan pengamatan penampilan fisik. Bentuk atau ciri luar

sapi berkorelasi positif terhadap faktor genetik seperti laju pertumbuhan, mutu dan

hasil akhir. Bentuk atau ciri sapi yang baik antara lain ukuran badan panjang dan

dalam, rusuk tumbuh panjang yang memungkinkan sapi mampu menampung jumlah

makanan yang banyak, bentuk tubuh segi empat, pertumbuhan tubuh bagian depan,

tengah dan belakang serasi, garis badan atas dan bawah sejajar.

2.5 Penanganan Ternak Sapi

(Usahaternaksapi.blogspot.com) Terkadang seekor sapi ternak yang jinak pun dapat

menjadi hewan yang berbahaya. Terlebih bila anda sedang menangani sapi baru yang

belum terbiasa dengan kondisi kandang barunya. Untuk mengurangi resiko cedera

dan menjadikan kerja lebih efisien, perlu dibuat sistem penanganan sapi yang baik.

Sistem penanganan tersebut harus meliputi keamanan, kesehatan dan kelancaran

kerja. Sehingga resiko buruk dapat diminimalkan. Bagi peternak, minimalkan

keharusan masuk ke dalam kandang untuk melakukan pemeliharaan, buat alat/ruang

yang memisahkan antara peternak dan sapi pada saat pemeliharaan, pastikan peternak

mempunyai ruang yang cukup untuk melarikan diri, dan perlakukan sapi dengan

tenang dan lembut.


12
12

2.6 Pemeliharaan Ternak Sapi

(www.scribd.com) Untuk menghasilkan hasil ternak yang baik, peternak harus

memperhatikan cara pemeliharaan sapi. Mulai dari pemeliharaan sapi itu senduri,

hingga pakan dan kandang. Cara pemeliharaan sapi berbeda-beda sesuai dengan

umurnya, dan juga ada tata cara pemeliharaan sapi jantan tersendiri, antara lain

sebagai berikut :

1. Pemeliharaan Pedet (lahir 8 bulan)

1) Membersihkan lendir yang ada pada mulut dan seluruh tubuh

2) Memotong tali pusar, dipotong 10 cm dan diolesi mercurochromatau yodium,

sulfa powder, anti biotik untuk mencegah infeksi.

2. Pemeliharaan sapi dewasa

Pemeliharaan sapi dewasa dilakukan sebagai berikut:

1) Ekstensif, yaitu sapi dilepaskan di padang penggembalaan dan digembalakan

setiap hari. Selanjutnya sapi-sapi tersebut digiring ke kandang terbuka (kandang tanpa

atap) dan sapi tidak diberi pakan tambahan lagi.

2) Semi intensif, yaitu sapi diikat dan ditambatkan di ladang, kebun atau pekarangan

pada siang hari, kemudian sore harinya sapi-sapi tadi dimasukkan ke dalam kandang

sederhana, yang dibuat dari bahan bambu, kayu, atap genteng atau rumbia dan

lantainya dari tanah yang dipadatkan. Pada malam hari sapi-sapi tersebut diberi pakan
13
13

tambahan berupa hijauan rumput atau daun-daunan, atau pakan penguat penguat

berupa dedak halus yang dicampur dengan sedikit garam.

3) Intensif, yaitu sapi hampir sepanjang hari berada di dalam kandang. Sapi tersebut

diberi pakan sebanyak dan sebaik mungkin sehingga cepat menjadi gemuk dan

kotorannya cepat terkumpul dalam jumlah yang lebih banyak untuk digunakan

sebagai pupuk.

3. Kandang Sapi

Kadang sapi yang dianjurkan adalah sebagai berikut:

1) Kandang pakai seng atau deklit yg bisa dibuka tutup, tanpa dinding.

2) Lantai bawah menggunakan Cone-Block miring sekitar 10 derajat atau pakai

karpet sapi.

3) Ukuran kandang bagi satu sapi satu slot, sekitar 1.25 m x 2m

4) Lebar koridor pakan minimal 2m untuk sapi berhadap-hadapan

4. Pakan

Jenis-jenis pakan yang bisa digunakan antara lain :

1) Komboran

Komboran diberikan kepada sapi dua kali sehari, jam 8.00 dan 16.00. Setiap

komboran terdiri dari dedak 1 kg, ampas bir 2 kg, brand polar (dedak gandum) kg,

ampas tahu basah 2 kg, ampas tempe kg, parutan telo afkir 3kg, air tempe 5 liter,

air 15 liter.

2) Hijauan
14
14

Pakan hijauan yang berasalah dari tumbuhan bisa diberikan ke tenak sapi dengan

berbagai macam variasi, antara lain :

(1) Jerami kering

(2) Jerami yang difermentasikan dengan caustic soda, soda ash, chemical, 100 liter

air. Jerami ditumpuk 20 cm, di perciki dengan air chemical, setelah itu ditutup dengan

plastik supaya berkeringat selama 2 minggu.

2.7 Macam-macam Hasil Ternak Sapi

(www.infoternak.com) Hasil ternak sapi dapat dikatakan sebagai produk yang

dihasilkan oleh ternak sapi tanpa melalui proses pengolahan. Ternak sapi

menghasilkan dua produk utama peternakan yaitu daging dan susu.

1. Daging

Daging adalah sekumpulan otot yang menempel pada kerangka. Istilah daging

dibedakan dengan karkas. Daging adalah bagian yang sudah tidak mengandung

tulang, sedangkan karkas adalah bagian yang belum dipisahkan dari tulang atau

kerangkanya. Kualitas daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan setelah

pemotongan. Faktor sebelum pemotongan yang dapat mempengaruhi kualitas daging

adalah genertik, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, umur, pakan, dan bahan

asitif, serta keadaan stres. Faktor setelah pemotongan yang mempengaruhi kualitas

daging adalah metode pelayuan, metode pemasakan, tingkat keasaman (pH) daging,

bahan tambahan (contohnya enzim penggemuk daging), lemak intramuskular

(marbling), metode penyimpanan dan pengawetan, macam otot daging, serta lokasi
15
15

otot dalam daging. Daging sapi yang dipotong pada umur sangat muda (3-14 minggu)

disebut veal, yang berwarna sangat terang.

2. Susu

Susu merupakan sekresi dari kelenjar ambing mamalia dari ternak sapi. Tujuan

produksi susu adalah sebagai bahan pakan untuk anak ternak sapi. Kelebihan susu

sebagai bahan pakan anak sapi nantinya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan

manusia. Susu memiliki nilai gizi yang tinggi, tersusun dari sejumlah zat gizi yang

lengkap, mempunyai perbandingan zat gizi yang ideal dibanding jenis makanan lain

dan mudah diserap dalam saluran pencernaan (koefisien-cerna 100%). Kandungan

gizi di dalam susu terhitung lengkap. Susu mengandung kalsium yang tinggi, fosfor,

protein, dan beberapa vitamin seperti vitamin A dan D.

2.8 Macam-macam Pengolahan Hasil Ternak

Menurut Undang Santosa (2010: 25) Telah dibahas pada subbab sebelumnya

mengenai macam-macam hasil ternak. Seperti yang ditulis pada subbab sebelumnya,

peternakan sapi menghasilkan dua produk peternakan, yaitu daging dan susu. Kedua

produk peternakan sapi ini, nantinya bisa diolah menjadi berbagai produk makanan

lainnya.

1. Pengolahan Hasil Ternak Susu

Pengolahan pada susu bertujuan untuk diversifikasi produk susu, meningkatkan nilai

tambah, meningkatkan nilai gizi, meningkatkan kesukaan konsumen, meningkatkan

daya simpan, memudahkan pemasaran dan distribusinya. Sebelum susu dibuat


16
16

olahan, biasanya susu dilakukan penanganan segera setelah pemerahan. Penanganan

yang dapat dilakukan adalah:

1) Penyaringan

Penyaringan dilakukan untuk memisahkan bahan bukan komponen susu sehingga

tidak masuk ke dalam susu. Penyaringan dilakukan dengan kain flanel atau kertas

saring. Jika tidak akan segera dijual maka susu setelah disaring sebaiknya

didinginkan.

2). Pendinginan

Pendinginan dimaksudkan untuk mencegah bakteri perusak susu berkembang di

dalam susu. Pendinginan yang biasa dilakukan adalah pada temperatur 10C atau

lebih rendah lagi. Penyimpanan susu pada keadaan dingin hanyalah bersifat

sementara saja sebelum susu dijual.

3) Pateurisasi

Pasteurisasi adalah pemanasan susu dengan suhu sekitar 60 70C dalam waktu

tertentu (biasanya tidak lebih dari 30 menit) dengan maksud agar bakteri patogen

mati. Akan tetapi bakteri-bakteri tertentu yang bisa menumbuhkan spora dan tahan

panas tidak akan mati pada suhu pasteurisasi. Oleh karenanya susu yang diperoleh

pada pemerahan yang kotor, pasteurisasi kurang memberi arti apa-apa bagi susu.

Dari penenganan tersebut, susu kemudian diolah menjadi produk. Berikut adalah

beberapa produk dari hasil olahan susu:

1) Susu Kental Manis


17
17

Susu kental manis merupakan susu yang sudah di pasteurisasi kemudian di

tambahkan gula. Susu tersebut tidak steril tetapi pertumbuhan bakteri dihambat oleh

gula. Gula yang ditambahkan jumlahnya 63% dari produk akhir.

2) Susu Bubuk

Susu bubuk berasal susu segar baik dengan atau tanpa rekombinasi dengan zat lain

seperti lemak atau protein yangkemudian dikeringkan. Umumnya pengeringan

dilakukan dengan menggunakan spray dryer atau roller drayer. Umur simpan susu

bubuk maksimal adalah 2 tahun dengan penanganan yang baik dan benar. Susu bubuk

dapat di kelompokkan menjadi tiga jenis yaitu susu bubuk berlemak, susu bubuk

rendah lemak, dan susu bubuk tanpa lemak.

3) Yoghurt

Yoghurt adalah produk yang diperoleh dari susu yang telah di pasteurisasi kemudian

di fermentasi dengan bakteri tertentu sampai diperoleh keasaman, bau dan rasa yang

khas, dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang di 14 izinkan. Bakteri yang di

gunakan untuk kultur starter tidak lebih dari 5 jenis saja. Yang termasuk dalam jenis

bakteri asam laktat dan digunakan sebagai kultur starter adalah Enterococcus,

Lactobacillus, Lactococcus, Leuconostoc dan Streptococcus.

2. Pengolahan Hasil Ternak Daging

Setelah daging mendapatkan penanganan, daging kemudian diolah menjadi beberapa

produk. Berikut adalah produk-produk olahan dari daging:


18
18

1) Sosis

Sosis atau sausage berasal dari bahasa latin salsulus yang berarti digarami. Jadi sosis

sebenarnya merupakan daging yang diolah melalui proses penggaraman. Berdasarkan

prosedurnya, sosis merupakan makanan yang dibuat dari daging (atau ikan) yang

digiling dan dibumbui dan kemudian dimasukkan ke dalam selongsong bulat panjang.

Selongsong dapat berupa usus sapi ataupun buatan. Proses pembuatan sosis melalui

beberapa tahap, yaitu curing, pembuatan adonan, pengisian selongsong, pengasapan

(untuk sosis asap) dan perebusan. Bakso Bakso merupakan produk olahan daging

yang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Tahapan pembuatannya meliputi

curing (bila diperlukan), penggilingan, pembuatan adonan, pembentukan bulatan dan

perebusan hingga bulatan bakso mengapung. Bahan-bahan yang digunakan adalah

daging, tepung, STPP, garam dan bumbu-bumbu.

2) Kornet

Kornet adalah bahan olahan daging yang diawetkan. Pembuatannya merupakan

campuran dengan bumbu-bumbu, garam dan nitrit. Prosesnya adalah curing,

penggilingan, pembumbuan, pengalengan dan sterilisasi.

3) Abon

Abon merupakan produk olahan daging dengan cara disuwir. Prosesnya: daging

direbus hingga empuk kemudian dipuku-pukul dan disuwir-suwir. Tambahkan

bumbu-bumbu yang telah dihaluskan . Tambahkan santan dan direbus dalam pada api

yang kecil hingga agak kering. Kemudian ditumbuk hingga hancur.

4) Nugget
19
19

Nugget biasanya dibuat dari daging ayam tetapi semua daging bisa dibuat nugget.

Bahan untuk membuat nugget adalah daging, garam, bumbu-bumbu, tepung, kuning

telur, bisa ditambahkan susu full cream dan lain-lain. Proses pembuatannya meliputi

tahap penggilingan daging, pembentukan adonan (campur dengan bumbu dan bahan

lainnya), pencetakan dan dikukus selama 45 menit, pemotongan, pelapisan dan

penggorengan.

2.9 Manajemen Peternakan Sapi

(www.enneahira.com) Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang

manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan

organisasi. Pengertian lain tentang manajemen didefinisikan oleh Ricky W. Griffin,

manajemen merupakan sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)

secara efektif dan efesien. Dari kedua definisi tersebut, dapat didefinisikan bahwa

manajemen adalah sebuah proses pengaturan dan pengarahan orang lain untuk

menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan efisien sehingga dapat mencapai tujuan

organisasi.

Tentunya dalam industri peternakan sapi juga butuh sebuah manajemen yang baik.

Manajemen ini dapat mencangkup manajemen sumber daya pekerja, manajemen

pemilihan ternak sapi, pemeliharaan ternak sapi, manajemen pasokan pakan sapi,

manajemen perkakas dan peralatan untuk industri ternak sapi, serta manajemen
20
20

pengolahan hasil ternak sapi dan pemasaran hasil olahan ternak sapi. Manajemen ini

haruslah dijalankan dengan sebaik-baiknya oleh sebuah industri. Kualitas manajemen

ini tentunya sangat berpengaruh terhadap jalannya industri dan hasil akhir pencapaian

sebuah industri.

2.10 Penilaian serta Penanganan Karkas dan Daging

Menurut Undang Santosa (2010: 34) perlu dibedakan pengertian antara karkas

dengan daging. Daging adalah sekumpulan otot yang menempel pada kerangka.

Sedangkan karkas adalah bagian yang belum dipisahkan dari tulang atau

kerangkanya. Pada daging sapi, dapat dinilai kualitas dagingnya dengan

memperhatikan ciri-ciri daging sapi sebagai berikut:

1) Warna merah khas daging sapi: warna gelap, warna keungu-unguan dan akan

berubahmenjadi merah chery bila daging tersebut kontak dengan oksigen

terbatas.

2) Serat daging halus dan sedikit berlemak tergantung letak daging dalam karkas

3) Konsistensi padat.

4) Lemak berwarna kekuning-kuningan.

Setelah melakukan penilaian, tentunya daging mendapatkan penanganan-penanganan.

Berikut adalah beberapa penanganan pengolahan daging:

1) Penyembelihan dan Penyiapan Karkas

Penyembelihan merupakan proses mematikan ternak dengan cara memotong tiga

saluran pada leher, yaitu saluran esofagus, arteri karotis dan vena jugularis. Selain
21
21

penyembelihan, cara mematikan ternak bisa juga dilakukan dengan cara lain,

misalnya dipingsankan terlebih dahulu, baik dengan ditembak pemingsan maupun

disetrum dengan listrik. Atau dipingsankan terlebih dahulu kemudian disembelih,

khususnya untuk ternak-ternak yang agresif.

2) Pelayuan dan Rigor Mortis

Karkas-karkas dari ternak besar, misalnya sapi, kerbau, kuda dan lain-lain biasanya

dilakukan proses pelayuan (aging/conditioning). Pelayuan merupakan penanganan

karkas dengan cara menggantung atau menyimpan pada tempat tertentu dan pada

temperatur di bawah temperatur kamar dan di atas temperatur beku daging (-1,5C).

Selama pelayuan ini, akan terjadi peningkatan keempukan dan flavor daging dan

penyelesaian proses-proses fisiologis otot postmortem (setelah disembelih). Proses

fisiologis ini yang pasti terjadi adalah rigor mortis, yaitu suatu kekakuan otot yang

terjadi setelah penyembelihan. Proses kekakuan ini merupakan kontraksi otot yang

ireversibel. Bila daging diperoleh dari karkas yang masih rigor mortis maka daging

akan terasa lebih alot/keras. Oleh karena itu proses rigor mortis harus dilalui.

Pelayuan dengan cara menggantung karkas akan mengurangi pemendekan otot akibat

rigor mortis karena secara fisik, penggantungan menyebabkan gaya berat karkas

menahan proses kontraksi otot. Selain itu dengan adanya pelayuan maka memberikan

kesempatan enzim proteolitik untuk mendegradasi protein-protein serat sehingga

menjadikan daging terasa lebih empuk.


BAB III

ANALISIS PENGELOLAAN INDUSTRI PETERNAKAN SAPI

DI LEMBANG

3.1 Pemilihan dan Penilaian Ternak Sapi

Pada awalnya, setiap peternakan sapi memulai suatu usaha peternakannya dengan

memilih dan menilai calon sapi ternak yang akan mereka biakkan nantinya.

Manfaat dari pemilihan dan penilaian ternak sapi ini diantaranya adalah calon

penernak bisa mengetahui potensi apa saja yang dimiliki oleh calon ternak

sapinya nanti. Selain itu, ini juga berguna untuk mengetahui seberapa besar

produktivitas sapi di masa ternak nanti. Berikut adalah penuturan dari salah

seorang pegawai Badan Pengembangan dan Perbibitan Ternak-Sapi Perah (BPPT-

SP) di Cikole, Lembang. Pak Ade menuturkan bahwa dalam pemilihan dan

penilaian ternak sapi membutuhkan pengetahuan yang cukup. Biasanya, sapi

perah yang bagus bisa diperoleh dari Negara Jepang, maka dari itu sapi yang

berasal dari sana disebut sapi jepang. Sapi jepang memiliki ciri khusus

dibandingkan dengan sapi lokal. Sapi jepang tidak memiliki tanduk seperti yang

sapi lokal miliki. Untuk sapi lokal umumnya, sapi yang berpotensi tinggi adalah

sapi yang berasal dari Jawa Barat. Sapi perah dari Jawa Barat ini memiliki potensi

yang tinggi dalam produktivitasnya.

22
23
23

Selain itu, indukan sapi juga berpengaruh terhadap kualitas anakannya nanti. Bila kita

mengaharapkan anakan sapi atau biasa disebut pedet bisa berpotensi kedepannya,

pemilihan dan penilaian calon indukan adalah berpengaruh terhadap potensi sapi itu

sendiri.

sumber: dokumen penulis

Gambar 1. Sapi Jepang

3.2 Penanganan Ternak Sapi

Setelah melewati tahap pemilihan dan penilaian ternak sapi, tentunya kita telah

memiliki calon anakan sapi yang berpotensi besar dalma produktivitasnya. Tidak

lepas dari itu, dibutuhkan penanganan yang cermat dalam menyikapi anakan sapi

tersebut. Percuma saja bila kita memiliki calon anakan yang bagus tetapi kita tidak

bisa menanganinya dengan baik. Calon anakan tersebut hanya akan berproduktivitas

rendah bahkan mati. Untuk mencermati hal itu, penanganan ternak sapi

membutuhkan pengetahuan yang memadai dalam praktiknya. Menurut penuturan

sumber, penanganan ternak sapi mencakup hal pemberian pakan, perawatan prakawin

dan pascakawin.
24
24

Dalam pemberian pakan, satu ekor sapi membutuhkan 60 kilogram pakan per

harinya. Pemberian pakan itu dilakukan di pagi, siang, dan sore hari. Di BPPT-SP

sendiri, jenis pakan yang diberikan bervariatif. Untuk pagi dan sore hari, pemberian

pakan menggunakan rumput kering. Sementara siang harinya, sapi diberi pakan

dengan menggunakan konsentrat. Untuk jenis rumput sendiri, tidak boleh rumput

yang asal-asalan. Rumput yang disediakan oleh BPPT-SP Cikole, Lembang

mencakup rumput dengan jenis king grass, Taiwan, dan rumput gajah. Rumput yang

paling diandalkan adalah rumput berjenis Taiwan. Rumput itu pun sebaiknya tidak

diberikan secara langsung ke ternak sapi. Lebih baik rumput tersebut dikeringkan

terlebih dahulu. Selain rumput, adapun jenis pakan ternak sapi yang lainnya, seperti

ampas bir atau gabah, dan konsentrat.

Untuk masa prakawin, sapi belum bisa diperah karena belum berpotensi untuk

memiliki air susu. Dalam masa ini, sapi masih dirawat secara intensif. Dimulai dari

sapi yang baru berumur 4 hari, sapi tersebut hanya bisa diberi susu. Cara memberikan

susu pun tidaklah sesepele seperti ternak kucing. Susu yang diberikan tidak boleh

langsung melalui induknya, tapi dengan bantuan manusia. Hal itu deikarenakan,

indukan sapi nantinya akan memiliki produktivitas yang kurang dari sebelumnya.

Sapi yang sudah berumur satu tahun bisa mulai dikawinkan. Ingat bahwa calon

indukan dalam proses perkawinan sapi tidak boleh asal-asalan karena calon indukan

tersebut berpotensi menurunkan sifat gentisnya. Masa kandungan sapi itu sendiri

selama 9 bulan. Dari saat itulah, sapi betina baru bisa diperah dan diambil susunya

untuk konsumsi. Dalam masa perkawinan, sapi betina dan sapi jantan tidak dilepas di
25
25

ladang luas. Karena proses terbut akan membutuhkan waktu yang lama. Perkawinan

sapi membutuhkan bantuan manusia. Cara yang biasa dilakukan adalah inseminasi

buatan, yaitu dengan cara menyuntikkan sel jantan ke sel telur sapi yang sedang

dalam tahap birahi. Cara ini dipandang lebih efisien dan tidak terlalu repot.

Perkawinan sendiri tidak dilakukan di BPPT-SP, tapi dilakukan di IBE, pusat

perkawinan sapi yang menyediakan pantry khusus.

Sapi dalam masa pasca kawin memiliki masa produktivitasnya yang baik. Namun

sapi yang sudah memiliki masa anakan sebanyak 4 kali, produktivitasnya sudah

semakin menurun. Dari saat itulah, sapi akan dilelang di pelelangan. Sapi yang

sedang hamil seumur 6-7 bulan, tidak boleh diperah susunya karena akan berkurang

produktivitasnya.

3.3 Penandaan Ternak Sapi

Cara yang BPPT-SP lakukan dalam penandaan ternak sapi adalah cara ear tag. Cara

ini tidak boleh asal-asalan. Penandaan telinga dengan ear tag harus dilakukan dengan

hati-hati. Penandaan harus ditusukkan pada daerah telingan yang tidak dialui saluran

pembuluh darah besar.


26
26

Penandaan sebaiknya dilakukan pada saat tidak ada lalat yang berkeliaran. Ear tag

terbuat dari plastik atau logam aluminium. Cara ini lebih menguntungkan karena

dapat mencegah terjadinya kesalahan atau tertukarnya nomor penandaan antara sapi

yang satu dengan sapi yang lainnya. Namun, risikonya dalah ear tag mudah hilang

atau jatuh dan bisa berkarat apabila bahannya terbuat dari logam.

sumber: dokumen penulis sumber: dokumen penulis sumber: dokumen penulis

Gambar 2 Penandaan Ternak Sapi

3.4 Pendugaan dan Pengukuran Ternak Sapi

Dalam pemeliharaan ternak sapi, pendugaan dan pengukuran ternak sapi sangat

dibutuhkan agar sikap pengelolaan bisa dengan cermat dan tepat pada saat

pelaksanaannya. Pendugaan usia ternak sapi dilakukan dengan cara pengamatan tali

pusar, tanduknya, bahkan bisa dilihat dari gigi yang tumbuh dalam mulutnya.
27
27

Pendugaan bobot sapi dilakukan dengan teknik khusus, tidak serta merta di timbang

dengan menggunakan alat ukur. BPPT-SP menggunakan cara matematis dalam

pengukuran bobot ternak sapi. Diantaranya adalah dengan membagi bagian tubuh

sapi dengan sketsa alat tulis lalu memasukkannya ke dalam rumus perhitungan. Cara

ini dipandang lebih mudah dan efisien dalam penerapannya.

3.5 Pemeliharaan Ternak Sapi

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan dalam pengetahui cacra pemiliharaan

ternak sapi di Balai Pelatihan Peternakan, Cikole Lembang, pemeliharaan ternak sapi

yang dilakukan untuk mendapatkan sapi yang sehat dan berkualitas tinggi adalah

sebagai berikut :

1. Pemeliharaan Pedet (lahir 8 bulan)

1) Membersihkan lendir yang ada pada mulut dan seluruh tubuh

2) Memotong tali pusar, dipotong 10 cm dan diolesi mercurochromatau yodium,

sulfa powder, anti biotik untuk mencegah infeksi.

2. Pemeliharaan sapi dewasa

Pemeliharaan sapi dewasa ada tiga yaitu ekstensif, yaitu sapi dilepaskan di padang

penggembalaan dan digembalakan setiap hari, selanjutnya sapi-sapi tersebut digiring

ke kandang terbuka (kandang tanpa atap) dan sapi tidak diberi pakan tambahan lagi.

Yang kedua yaitu semi intensif, yaitu sapi diikat dan ditambatkan di ladang, kebun

atau pekarangan pada siang hari, kemudian sore harinya sapi-sapi tadi dimasukkan ke

dalam kandang sederhana, yang dibuat dari bahan bambu, kayu, atap genteng atau
28
28

rumbia dan lantainya dari tanah yang dipadatkan. Pada malam hari sapi-sapi tersebut

diberi pakan tambahan berupa hijauan rumput atau daun-daunan, atau pakan penguat

penguat berupa dedak halus yang dicampur dengan sedikit garam. Dan jenis

pemeliharaan yang terakhir adalah Intensif, yaitu sapi hampir sepanjang hari berada

di dalam kandang. Sapi tersebut diberi pakan sebanyak dan sebaik mungkin sehingga

cepat menjadi gemuk dan kotorannya cepat terkumpul dalam jumlah yang lebih

banyak untuk digunakan sebagai pupuk.

Pemeliharaan yang dilakukan oleh badan Balai Peternakan Sapi adalah pemeliharaan

dengan intensif, yaitu sapi hampir sepanjang hari berada di dalam kandang. Sapi

tersebut diberi pakan sebanyak dan sebaik mungkin. Pakan yang diberikan sebanyak

tiga kali sehari dengan jenis yang berbeda-beda yaitu rumput kering, ampas bir, dan

komboran sehingga cepat menjadi gemuk dan sehat. Kandang dibersihkan dengan

intensif, dengan selang 2 jam sekali. Karena dalam kandang terus menerus,

kotorannya cepat terkumpul dalam jumlah yang lebih banyak untuk digunakan

sebagai pupuk dengan mengalirkannya melalui saluran tertentu yang mengarah

langsung ke tempat pengumpulan kotoran.

3. Kandang Sapi

Kadang sapi yang digunakan di Balai Pelatihan Peternakan adalah sebagai berikut:

1) Kandang memakai seng yang bisa di buka dan tutup, tanpa dinding.

2) Lantai bawah terbuat dari semen agar mudah dibersihkan. Setiap sekat kandang

sapi, di bagian depan gerdapat saluran pembuangan kotoran.

3) Ukuran kandang bagi satu sapi satu slot, sekitar 1.25 m x 2m


29
29

4) Tempat pakan tidak diletakkan secara berhadapan, jadi setiap sapi mempunyai

pakannya sendiri.

5) Disetiap slot ada saluran untuk pemerahan susu. Di peternakan ini pemerahan susu

menggunakan alat. Susu yang diperah oleh alat tersebut disalurkan secara langsung

ke tempat cooling sapi.

4. Pakan

Jenis-jenis pakan yang digunakan di Balai Pelatihan Peternakan antara lain :

1) Komboran

Komboran diberikan kepada sapi dua kali sehari, jam 8.00 dan 16.00. Setiap

komboran terdiri dari dedak 1 kg, ampas bir 2 kg, brand polar (dedak gandum) kg,

ampas tahu basah 2 kg, ampas tempe kg, parutan telo afkir 3kg, air tempe 5 liter,

air 15 liter.

2) Hijauan

Pakan hijauan yang berasalah dari tumbuhan yang di berikan pada sapi di Balai

Peternakan Sapi adalah yang berjenis rumput gajah. Rumput ini di budidayakan

langsung di peternakan tersebut. Tetapi, pada saat-sasat tertentu seperti musim

kemarau, terkadang rumput yang di suplai dari lain tempat. Rumput tersebut dipotong

kecil-keci menggunakan alat tertentu. Dan untuk satu sapi setiap pemberian rumput,

diberikan sebanyak 30kg.


30
30

3.6 Pengelolaan Pakan

Dalam mengembangkan sebuah insudtri sapi tentunya pengelolaan pakan menjadi

salah satu hal yang penting, tentunya karena pengelolaan pakan akan sangat

menentukan kualitas hasil produk ternak sapi yaitu susu sapi. Pengelolaan pakan ini

sebaiknya ditangani oleh tim bagian pengelolaan pakan secara khusus. Seperti survey

kami pada BBPT di Lembang, pakan sapi dikelola setiap hari, setiap harinya sapi-sapi

mendapatkan pakan sebanyak tiga kali sehari.

Setiap harinya kurang lebih sebanyak 50 kg per sekali makan yang dihabiskan oleh

sapi. Tentunya industri peternakan sapi harus siap dengan perencanaan dan

penanggulangannya dalam pengelolaan pakan. Perencanaan dan penanggulangan

seperti pemenuhan stok bahan pembuatan pakan sapi, proses pembuatan pakan,

distibusi pakan untuk sapi, dan lain-lain.

3.7 Peralatan dan Perlengkapan Pemeliharaan Ternak Sapi

Satu hal yang biasanya terbayang jika membayangkan sebuah industri adalah

terdapatnya peralatan dan perlengkapan yang banyak dan besar-besar dalam industri

tersebut. Tentunya industri peternakan sapi pun memiliki banyak peralatan dan

perlengkapan pemeliharaan sapi. Berikut adalah peralatan dan perlengkapan

pemeliharaan sapi:

1. Kandang sapi

Kandang sapi ini dibagi kembali menjadi beberapa kelompok, disesuaikan dengan

produktivitas dan usia sapi. Berbagai alat terdapat di sini yaitu tempat pakan sapi,
31
31

tempat minum sapi, saluran pembuangan kotoran sapi, dan mesin perah sapi. Berikut

klasifikasi kandang sapi :

1) Kandang anak sapi, pada kandang ini anak sapi semua dikumpulkan, dipisahkan

dari induknya selama beberapa bulan dan diberikan penanganan khusus dalam

pemeliharaan anak sapi (calf).

2) Kandang induk sapi yang sedang hamil lebih dari 7 bulan, di kandang ini induk

sapi yang sedang hamil lebih dari 7 bulan juga diberikan penanganan khusus,

kandang ini diusahakan jauh dari kebisingan agar tidak mengganggu induk sapi.

3) Kandang induk sapi yang sedang hamil kurang dari 7 bulan, pada kandang ini sapi

juga diberikan penanganan khusus, kandang ini juga diusahakan jauh dari

kebisingan. Pada masa-masa inilah sapi mulai tidak diperah lagi susunya.

4) Kandang induk sapi produktif, di kandang ini dikelompokkan sapi-sapi yang

masih produktif untuk menghasilkan susu.

2. Gudang Pakan, ditempat ini rumpu-rumput untuk bahan pakan dipotong oleh

mesin yang nantinya akan diolah sebagai pakan sapi. Di gudang ini pun diolah

pembuatan pakan sapi dan sebagai tempat penyimpanan pakan sapi pula.

3. Kolam sapi, kolam digunakan untuk memandikan sapi.

4. Gudang alat, gudang alat biasanya berisi mesin pemerahan sapi,selang, sikat,

sekop, dan berbagai alat untuk pemeliharaan sapi.

Ladang rumput, dalam pemeliharaan sapi ladang rumput adalah tempat yang perlu

diperhatikan, karena pada ladang inilah bahan pembuatan pakan sapi dapat terpenuhi.
32
32

3.8 Perlengkapan Penyediaan Pakan

Perlengkapan peyediaan pakan sapi tidaklah banyak. Perlengkapan ini hanya terdiri

dari bahan pakan, dan mesin pengolahan pakan. Bahan pakan sapi di BPPT Lembang

terdiri rumput, jerami, dan komboran. Bahan tersebut diolah menjadi pakan sapi.

Mesin pengolahan pakan contohnya adalah mesin pemotongan rumput. Dalam

pengolahan pembuatan pakan di BPPT, pengolahan pakan masih dilakukan secara

manual dengan kata lain masih dibuat dengan menggunakan tangan manusia.

sumber: dokumen penulis sumber: dokumen penulis

Gambar 3 Perlengkapan Penyediaan Pakan

3.9 Penilaian serta Penanganan Karkas dan Daging

Seperti yang telah dibahas pada bab II dalam karya ilmiah ini, karkas adalah bagian

dari daging sapi yang masih menempel pada tulang. Penilaian dan penanganan karkas

sapi ini biasanya dilakukan pada industri ternak sapi potong, yaitu sapi yang memang

diternak untuk nantinya dipotong.


33
33

Pada survey tim kami di BPPT Lembang, kami tidak mendapatkan data empiris yang

relevan untuk penilaian dan penanganan karkas sapi ini karena BPPT Lembang hanya

menernak sapi perah dan memproduksi susu, bukan karkas sapi ataupun daging.

3.10 Pengolahan Hasil Ternak Sapi Berupa Susu

BPPT Lembang, yang merupakan industri peternakan sapi dan juga badan penelitian

tentang ternak sapi hanya menghasilkan hasil ternak berupa susu. Susu-susu ini

diperah dari sapi ternak sebanyak dua kali setiap harinya. Hasil ternak sapi berupa

susu ini sebagian akan dijual langsung berupa susu murni dan sebagian lainnya akan

diolah.

Dalam proses pemerahannya, industri ternak sapi sekarang ini telah menggunakan

mesin pemerah. Mesin-mesin ini akan memerah secara otomatis dari sapi-sapi. Mesin

pemerah ini terhubung juga dengan pipa-pipa yang menjadi jalur dari susu perahan

ini untuk ditampung di suatu tempat. Tempat penampungan ini tentunya satu tempat

dengan tempat pengolahan susu, agar efisiensi tempat dan waktu.

Proses pengolahan susu di BPPT terdapat di sebuah ruangan yang bernama Small

Scale Milk Processing Unit. Di ruangan ini susu perahan tadi diproses menjadi susu

kemasan untuk dikonsumsi. Ruangan pemrosesan susu haruslah steril agar tidak

terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya dari luar ruangan.


34
34

Proses pengolahan susu adalah sebagai berikut:

Susu yang sudah diperah ditampung pada penampungan 1, kemudian susu tersebut

dialirkan ke penampungan kedua setelah itu susu diolah dan kemudian dikemas

dalam kemasan gelas. Kriteria susu perahan yang baik yaitu susu berwarna putih

bersih dan tidak kental.

sumber: dokumen penulis

Gambar 4 Tempat Pemrosesan Susu

3.11 Pemanfaatan Kotoran Sapi

Balai Pelatihan Peternakan mempunyai jumlah sapi yang cukup banyak yaitu lebih

dari 100 ekor. Hal ini berarti makin banyak limbah kotoran yang dihasilkan setiap

harinya. Kotoran sapi di dapatkan dari kandang sapi dewasa yang secara rutin

dibersihkan. Di Balai Pelatihan Peternakan, kotoran yang dikumpulkan diolah

menjadi kompos. Limbah kotoran dialirkan dari kandang sapi melalui suatu saluran

yang langsung mengarah ke tempat pembuatan pupuk.

Proses yang digunakan adalah proses pengubahan limbah organik menjadi pupuk

organik melalui aktivitas biologis pada kondisi yang terkontrol. Tempat pembuatan

ternaungi agar pupuk tidak terkena sinar matahari dan air hujan secara langsung.
35
35

Prosesing pembuatannya adalah pertama kotoran sapi diambil dari kandang dan

ditiriskan selama satu minggu untuk mendapatkan kadar air mencapai kurang lebih

60%, kemudian kotoran sapi yang sudah ditiriskan tersebut dipindahkan ke lokasi 1

tempat pembuatan kompos dan diberi serbuk gergaji atau bahan yang sejenis seperti

sekam, jerami padi dll, serta abu, kalsit/kapur dan stardec sesuai dosis, selanjutnya

seluruh bahan campuran diaduk secara merata. Setelah satu minggu di lokasi 1,

tumpukan dipindahkan ke lokasi 2 dengan cara diaduk/dibalik secara merata untuk

menambah suplai oksigen dan meningkatkan homogenitas bahan. Pada tahap ini

diharapkan terjadi peningkatan suhu hingga mencapai 70 derajat celcius untuk

mematikan pertumbuhan biji gulma sehingga kompos yang dihasilkan dapat bebas

dari biji gulma.

3.12 Pengelolaan Lahan Ternak Sapi

Lahan peternakan terletak di dataran tinggi, karena sapi lebih cepat berkembang di

iklim yang cukup dingin. Lahan yang dipakai oleh Balai Pelatihan Ternak sapi yaitu

sekitar lahan peternakan sebagian besar digunakan untuk menanam rumput untuk

pakan sapi. Bagian lainnya digunakan untuk kandang dsapi yang dibedakan untuk

beberapa keadaan, yaitu utuk pedet, untuk sapi dewasa, untuk sapi yang sedang

hamil, sapi jantan, dan sapi yang sedang menyusui. Terdapat juga tempat pemasaran

susu, tempat pemrosesan susu menjadi siap minum, tempat pemrosesan kotoran sapi

menjadi pupuk, dan kantor manajemen peternakan tersebut.


36
36

Sebenarnya agar dapat memaksimalkan lahan peternakan sapi, lahan yang tidak

terpakai, bisa digunakan untuk menanam tumbuhan atau sayuran lain yang produktif

dan bisa mendapatkan keuntungan.

Alternatif lain untuk memanfaatkan lahan ternak adalah dengan memuka peternakan

untuk umum, sehingga publik bisa datang untuk mengatahui bagaimana proses

pemeliharaan, proses pemberian pakan, hingga proses pemerahan sapi. Kegiatan ini

bisa membantu dalam meningkatkan pemasukan yang ada. Dan jika peternakan itu

mempunyai sedikit lahan yang dipakai untuk menanam beberapa jenis sayuran, para

pengunjung pun bisa mendapatkan pengajaran tentang bagaimana cara menanan

sayuran yang baik dan benar.

sumber: dokumen penulis sumber: dokumen penulis

sumber: dokumen penulis sumber: dokumen penulis


Gambar 5 Pengelolaan Lahan Peternakan Sapi
37
37

3.13 Distribusi Hasil Ternak Sapi

Hasil yang merupakan produk utama di Balai Pelatihan Peternakan adalah berupa

susu murni. Susu ini sehari-harinya dihasilkan dan diproses menjadi susu segar yang

bisa dikonsumsi. Balai Pelatihan Peternakan megemas susu segar dalam botol-botol

kecil dengan berbagi rasa, seperti coklat dan strawberi. Selain itu, hasil susu murni

lPeternakan mempunyai satu label khusus yang diberi nama cikomilk. Kantor

pemasaran dan gudang produk berada didalam kawasan balai tersebut. Untuk

mendistribusikan susu sapi yang dihasilkan melalui berbagai proses. Pendistribusian

ini dilakukan ke berbagai restoran dan arena rekreasi yang berada di sekitar Lembang.

Selain itu, sebagian besar hasil susu sapi disuplai ke pabrik susu kaleng kental manis

atau pabrik susu bubuk yang merupakan konsumen tetap dari hasil susu di Balai

Pelatihan Peternakan ini. Dan beberapa saat juga terdapat konsumen yang memesan

dari luar Kota Bandung seperti dari Kota Jakarta. Sebenernya jika target pasar yang

dicakup lebih luas lagi, maka peternakan sapi pun akan lebih mudah untuk

berkembang.

sumber: dokumen penulis sumber: dokumen penulis


Gambar 6 Produk Susu
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Jadi, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis ke Badan

Pengembangan dan Pembibitan Ternak Sapi Perah (BPPT-SP) di Cikole,

Lembang, penulis berkesimpulan bahwa solusi pengelolaan peternakan sapi agar

dapat menjadi industri yang lebih maju antara lain adalah dengan

mengembangkan hasil ternak sapi baik berupa susu maupun daging menjadi

produk yang bernilai ekonomi tinggi dengan cara memproses secara lebih lanjut,

memanfaatkan lahan peternakan semaksimal mungkin dengan membuka

peternakan untuk publik serta pemanfaatan lahan untuk penanaman sayuran, dan

solusi yang terakhir adalah harus adanya pengelolaan yang profesional dalam

menjalankan suatu industri peternakan sapi sehingga industri tersebut bisa

menjaga kuantitas dan kualitas hasil ternak dan bisa terus bersaing dengan industri

ternak lainnya.

4.2 Saran

Setelah menganalisis data dari observasi lapangan yang kami lakukan di Badan

Pengembangan dan Pembibitan Ternak Sapi Perah (BPPT-SP) Cikole,

Lembang, kami membuat beberapa saran untuk pengelola-pengelola industri

peternakan sapi di Jawa Barat khususnya. Ada beberapa hal yang sebaiknya

ditinjau dan ditambahkan untuk industri-industri peternakan sapi pada umumnya,

misalnya dalam memaksimalkan seluruh potensi yang mereka miliki.

38
38
39

Lahan peternakan sapi yang luas yang terutama berada di dataran tinggi cocok

untuk dijadikan sebagai lahan pariwisata khususnya refreshing untuk keluarga-

keluarga yang mencari liburan di akhir pekan. Bahkan, lahan yang strategis itupun

bisa dijadikan sebagai tempat untuk belajar sambil bermain bagi anak-anak

sekolah yang sedang menjalai studytour. Maka dari itu, peternakan sapi bisa

dijadikan sebagai industri pariwisata skala menengah. Susu hasil perahan sapi-

sapi yang mereka ternakan bisa dijadikan sebagai minuman yang siap dikonsumsi

yang sebaiknya langsung mereka proses dan jual dengan menambahkan ciri khas

dari peternakan itu sendiri. Bahkan dengan teknologi yang semakin maju sekarang

ini, mereka bisa mengolahnya ke dalam bentuk yang lain, bukan hanya susu.

Daging yang mereka peroleh dari sapi jantan yang mereka ternakkan, bisa mereka

manfaatkan untuk kebutuhan konsumsi pengunjung. Mereka bisa mengolahnya

menjadi makanan yang bercirikan tradisional hingga modern. Untuk kotoran-

kotoran sapi yang setiap harinya berjubel, bisa mereka manfaatkan untuk

memenuhi kebutuhan listrik yang meskipun tidak terlalu besar dalam efisiensinya.

Mereka bisa mengubahnya ke dalam bentuk Energi Biogas.

Bila saja lahan peternakan sapi yang di rancang sedemikian rupa hingga bisa

menjadi industri peternakan sapi itu di galakan, maka muncul kemungkinan yang

besar untuk memaksimalkan potensi yang lahan ternak itu miliki dan bisa

mengefektifkan lahan ternak menjadi suatu bisnis yang bermanfaat.


DAFTAR PUSTAKA

SUMBER ACUAN: BUKU


Santosa, Undang. 2010. Mengelola Peternakan Sapi Secara Profesional. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Priyo, Caturto. 2008. Agribisnis Ternak Ruminansia. Jakarta: Depdiknas

SUMBER ACUAN INTERNET


http://ftp.lipi.go.id/pub/Buku_Sekolah_Elektronik/SMK/Kelas%20X/Kelas%20X

_SMK_teknik_ternak_ruminansia_caturto.pdf

www.sigit.blog.ugm.ac.id

www.usahateraksapi.blogspot.com

www.scribd.com/doc/17020980/Pemeliharaan-Sapi

www.infoternak.com

www.anneheria.com
LAMPIRAN
A. TABEL KANDUNGAN NUTRISI BAHAN PAKAN TERNAK
B. KOMPOSISI BAHAN PAKAN TERNAK

Bahan Pakan Protein Energi Metabolisme

65 kg jagung kuning 5,27% 1397 kkal/kg

21 kg bekatul padi 2,94% 675 kkal/kg

5 kg bungkil kelapa 1,08% 142 kkal/kg

5 kg kacang kedelai 2,49% 149 kkal/kg

4 kg ikan kering 2,66% 116 kkal/kg

100 kg ransum 14,35% 2502 kkal/kg

Kebutuhan 14,40% 2500 kkal/kg


INDEKS

A sapi, 10 karkas, sapi, 9, 22 sapi pekerja, 7

abon, 18
20 komboran, 13, penandaan ternak sapi perah, 7, 22
sapi, 26
B
29 kornet, 18 sapi multiguna, 8
bangsa dan sifat
penanganan
genetik, 10
kotoran sapi, 34 ternak sapi, 11, 23 seleksi calon bibit,
11
D
L pengelolaan
daging, 14, 20
lahan ternak sapi, pakan, 30 sosis, 18
8, 35
distribusi hasil
pengolahan hasil susu, 14
ternak, 37
loading chute, 8 ternak daging, 17
susu bubuk, 17
E
M penilaian ternak
exercise yard, 9
manajemen, 19 sapi, 9, 22 susu kental manis,
16
H
manajemen pengolahan hasil
hasil ternak sapi,
peternakan sapi, ternak, 15 Y
14
19 yard, 8
pengolahan susu,
hijauan, 13, 29
N 15, 33 yoghurt, 17
nugget, 18
I
peralatan dan
industri, 6
P perlengkapan, 30
paddock, 9
industri
perlengkapan
peternakan sapi, 6
pakan sapi, 13, 29 penyediaan pakan,
31
J
pasteurisasi, 16
jenis sapi, 7
S
pedet, 12 sapi dewasa, 12
jerami, 13
sapi dwiguna, 7
pemeliharaan
K
ternak sapi, 12, 27 sapi jepang, 22
kandang sapi, 9,
pemilihan ternak
13, 28, 31
sapi pedaging, 7

kesehatan bibit

Anda mungkin juga menyukai