I. PENDAHULUAN
2.1 Hasil
2.1.1 Profil perusahaan
Nama perusahaan : Bhumi Nararya Farm
Bentuk perusahaan : CV
No. Izin usaha :-
Tahun berdiri : 2012
Bidang usaha/komoditi : Kambing Perah
Nama pemilik : Aprila Respati Adi
Umur : 50 tahun
Pendidikan : Sarjana Universitas Indonesia
Manajer/supervisor : Triyanto
Umur : 36 tahun
Pendidikan : S1 Universitas Indonesia
2.1.2 Fungsi manajemen
Sistem usaha peternakan yang melibatakan pengelolaan yang di rencanakan
dengan baik ini, dengan tujuan utama dalam bentuk perencanaan yang di mulai dari
kegiatan yang di lakukan seperti breeding kambing dan pengolahan susu kambing
nya dengan baik, setiap perencanaan yang akan di buat dalam peternakan kambing
perah bhumi naraya farm itu sendiri akan melibatkan diskusi diantara pemilik
perusahaan dan jajaran nya dengan semua nya di lakukan dengan bentuk tertulis.
Target sasaran dari perusahaan ini selain memproduksi susu dari kambing perah,
menyediakan juga kambing jenis pedaging dengan target sasaran nya mencukupi
kebutuhan konsumen dalam akikah dan idul adha.
Perusahaan bhumi naraya farm ini memiliki system pengorganisasian yang di
mulai dari struktur organisasi yang mencakup pemilik perusahaan, manager, kepala
kandang, pengurus kandang. Proses pengambilan keputusan melalui diskusi di
jadikan system hubungan kinerja di dalam setiap bidang nya masing-masing.
Semua di deskripsikan melalu ide atau gagasan, sitem pengelolaan perusahaan, dan
penanggung jawab lapangan. Demi terciptanya pengembangan wawasan karyawan
4
Pengadaan bibit pada C.V Bhumi Nararya Farm yaitu mengadakan bibit
kambing dengan jenis Shapera dengan memproduksi sendiri atau langsung di
peternakannya. Alasan mengapa mengadakan bibit – bibit tersebut adalah karena
masing – masing dari kambing tersebut memiliki kelebihan yaitu Shapera memiliki
kelebihan yaitu menghasilkan susu yang banyak namun cair, dan pertumbuhan
sedikit lambat. Sedangkan untuk PE memliki keunggulan yaitu pertumbuhan lebih
cepat dan susu yang yang dihasilkan lebih kental dan gurih namun, pendek masa
produksi susunya. Bibit – bibit yang sudah dikembangbiakkan tersebut juga kadang
terserang penyakit, pada awal kelahiran biasanya ternak diberikan vaksin berupa
5
kolostrum dan obat – obatan yang biasa digunakan yaitu jenis parasit asal inovopen
dan cara pengadaannya biasanya membeli di toko peternakan atau melalui sales,
Pengadaan tanah dan bangunan pada awalnya adalah tanah dengan ukuran
2000 m2 dengan daya tahan kurang lebih sekitar 4 tahun dan dengan harga Rp.
260.000.000. kandang yang terdapat pada C.V Bhumi Nararya Farm yaitu 5
kandang panggung individu dengan ukuran 2 X 1,5 m, dengan daya tahan kurang
lebih sekitar 3 tahun. Selain itu terdapat 8 kandang panggung koloni dengan ukuran
4 X 4 m dengan daya tahan sekitar 3 tahun. Selain terdapat kandang ada juga kantor
dengan ukuran 6 x 9 m dengan daya tahan sekitar 4 tahun dan ada juga mess yang
biasanya digunakan untuk anak – anak magang atau PKL dengan ukuran 4 x 7 m
dengan daya tahan sekitar 4 tahun juga.
satu kandang, dan pada kandang individu kambing dikandangkan sendiri pada satu
kandang. Tata laksana perkandangan pada kambing laktasi yaitu koloni dengan
maksimal lima kambing dalam satu kandang dan pemeliharaan di lakukan di
kandang pemerahan.
Tata laksana kesehatan pada cempe yaitu diberikan susu secara teratur dan
tidak dipaksakan obat, disuntik kurang lebih tiga bulan sekali, di popohi daun jambu
jika mengalami diare. Tata laksana kesehatan pada kambing dara yaitu disuntik obat
cacing dengan dosis sesuai kondisi, diberikan obat kutu. Tata laksana kesehatan
pada kambing laktasi yaitu di berikan obat cacing, antibiotik dikurangi, diberikan
vitamin dua minggu sekali, dan jika mengalami mastitis kambing akan di isolasi
dan di suntik antibiotik. Tata laksana reproduksi pada kambing yang dijadikan
indukan dilakukan secara alami, pejantan unggul dalam satu hari maksimal
mengawini lima ekor betina.
2.1.5 Analisis pengolahan hasil dan pemasaran
Produk yang dihasilkan Bhumi Naraya Farm adalah susu sebanyak 400 liter,
kotoran dan cempe 50 ekor. Usaha peternakan yang dikembangkan Bhumi Naraya
Farm adalah merupakan contoh dari usaha peternakan campuran tidak sejenis
karena peternakan ini mempunyai hasil penjualan produk utama yang berupa susu dan hasil
penjualan produk sampingan yang berupa kotoran dan cempe. Hasil produksi dapat
dijual memalui koperasi atau secara langsung.
Pemasaran produk dilakukan di daerah DIY dan sekitarnya. Mekanisme
penanganan produk susu yaitu dengan cara pemerahan menggunakan mesin
pemerah susu. Mekanisme penanganan produk kotoran yaitu tanpa dilakukan
pengolahan dan digunakan secara tradisional.
Penanganan limbah dari kambing yaitu dilakukan pengambilan kotoran
kambing dari kandang kemudian disimpan di gudang. Pengambilan kotoran dari
gudang dilakukan secara rutin oleh pengepul. Kotoran dijual dalam bentuk curah.
Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran produk yaitu
koperasi, pengepul dan pedagang. Pengiriman hasil produk dengan menggunakan
mobil pick up. Harga jual cempe Rp 600.000/ekor, susu dijual dengan harga Rp
7
Mixer 1 7 juta
Cooper 2 40 juta
8
2.1.7.4 Penerimaan
1. Produk utama : Rp 7.000.000 x 30 x12 = Rp 2.520.000.000 /tahun
2. Produk sampingan
a) Feses : Rp 200.000 x 30 x 12 = Rp 72.000.000 / tahun
b) Cempe : Rp 600.000 x 50 = Rp 30.000.000 / tahun
Jumlah : Rp 2.622.000.000
Biaya produksi
2.1.7.5 BEP harga = Total Produksi
Rp 1.446.900.000
= 144.000 liter
= Rp 10.048
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
2.1.7.6 BEP Produk = Harga Produksi
𝑅𝑝 1.446.900.000
= 17.500
= 82.680
𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
2.1.7.7 𝑹⁄𝑪 = Biaya produksi
𝑅𝑝 2.622.000,000
= Rp 1.446.900,000
= 1,812
𝐿𝑎𝑏𝑎
2.1.7.9 RE = x 100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
Rp 1.175.100.000
= x 100%
Rp 5.000.500.000
10
= 23,5%
𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙
2.1.7.10 Payback Period = x 100%
𝐿𝑎𝑏𝑎
𝑅𝑝 5.000.500.000
= x 100%
Rp 1.175.100.000
= 4,2 Tahun
2.2 Pembahasan
Perusahaan dengan modal 4 miliar ini setiap harinya selalu berjalan dengan
berbagai macam aktivitas oleh penanggung jawab pada kegiatannya masing-
masing. Pegawai tersebut terdiri dari manager, kepala kandang dan pengurus
kandang. Pegawai tidak tetap tersebut digaji Rp 40.000 per hari per orang. Setiap
hari perusahaan ini membeli pakan hijauan 500 kg dengan harga Rp 3.000 dan
pakan kosentrat 210 kg dengan harga Rp 4.500 per kg untuk diberikan kepada
ternak. Pakan yang dibeli dari luar langsung didistribusi dari perusahaan pakan
tanpa melewati agen ataupun koperasi. Murtidjo (1987) mengungkapkan bahwa
jika membeli pakan diperusahaan melewati agen atau koperasi sebagai tangan
pertama atau kedua akan membuat pakan semakin mahal dan membuat pengeluaran
semakin meninggi. Pemberian pakan dilakukan 5 kali dalam sehari yaitu pada pagi
sekali, siang dua kali dan malam 2 kali. Jadi, dalam 1 tahun perusahaan harus
mengeluarkan Rp 880.200.000 hanya untuk pakan. Perusahaan ini juga
memberikan kesehatan untuk ternak, misalnya diberi obat-obatan dan vaksin selain
pakan yang merupakan kebutuhan. Biaya kesehatan tersebut masuk pada biaya
variabel dimana biaya variabel yang didapat pada CV Bhumi Nararya Farm sekitar
Rp 9.600.000 selama setahun.
Kambing perah ini yang telah diberi kandang yang nyaman serta asumsi
yang baik akan menghasilkan produk susu yang berkualitas tinggi. Perusahaan ini
memproduksi susu setiap hari yaitu sekitar 400 liter Susu diproduksi. Susu tersebut
dijual dalam satuan liter dengan harga koperasi Rp 15.000 dan harga pengepul Rp
20.000. Perhitungan harga tersebut dilakukan berdasarkan penawaran, permintaan,
persaingan dan peluang pasar (Zaini, 2011). Dengan penjualan susu tersebut,
11
III. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
13
1. BEP harga yang didapatkan sebesar Rp.10.048. Jika susu tersebut di jual
dengan harga Rp.10.048, maka perusahaan balik modal. Jika perusahaan
ingin mendapatkan untung, maka harus di jual lebih dari Rp.10.048.
2. BEP produk yang didapatkan sebesar 82.680 liter. Jika susu yang di jual
dengan jumlah 82.680 liter maka perusahaan akan balik modal. Jika
perusahaan ingin mendapatkan untung maka harus di jual lebih dari 82.680
liter, yaitu 144.000 liter.
3. R/C yang diperoleh Rp.2. Hal tersebut berarti setiap Rp.1 yang di keluarkan
perusahaan akan menghasilkan Rp.2.
4. RE yang di peroleh yaitu 23,5%. Suku Bank saat ini 16% hal tersebut
menunjukkan bahwa uang yang dimiliki pemilik perusahaan tersebut lebih
baik di tanamkan untuk investasi usaha kambing perah dibandingkan di
tabung di Bank, akan lebih menguntungkan.
5. Keuntungan perusahaan dengan menjual produk utama dan produk
sampingan, menghasilkan keuntungan Rp.1.175.100.000.
3.2 SARAN
1. Praktikan harus mendengarkan dengan baik.
2. Melakukan banyak pertanyaan agar dalam penghitungan keuangannya tidak
terjadi kesalahan.
3. Waktu wawancara ditambah.