Anda di halaman 1dari 13

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen agribisnis adalah semua kegiatan bisnis yang terlibat pada
aliran sistem komoditi dari masukan usaha, pemrosesan, penyebaran,
penyimpanan, pemasaran komoditi tersebut sampai pada konsumen akhir.
Agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa subsistem pengadaan
dan penyaluran sarana produksi (input), proses produksi primer (farm), pengolahan
dan pemasaran. Subsistem pengolahan disebut juga agroindustri yang terdiri dari
agroindustri hulu yaitu penghasil input pertanian dan agroindustri hilir yaitu
industri pengolahan hasil pertanian primer dan bahkan lebih luas lagi mencakup
industri sekunder dan tersier yaitu mengolah lebih lanjut dari produk olahan hasil
pertanian primer. Salah satu contoh agribisnis adalah usaha kambing perah.
Usaha kambing perah saat ini banyak dilakukan di berbagai wilayah di
Indonesia. Usaha kambing perah ini dilakukan karena sangat menguntungkan bila
usaha ini dilakukan secara baik. Banyak permintaan terhadap susu kambing
membuat usaha ini dilakukan oleh para pengusaha-pengusaha di Indonesia. Susu
itu sendiri merupakan hasil dari produksi kambing perah.
Bhumi Nararya Farm merupakan perusahaan perorangan dengan populasi
awal sebanyak 50 ekor kambing pada tahun 2012. Kemudian merubah bentuk
dengan menjadi CV yang berkompetensi dalam bidang breeding, trading dan
traning. Perusahaan yang bermula 2000m2 dengan jumlah ternak kurang lebih 50
ekor. Bhumi Nararya Farm mengembangkan usaha peternakan kambing dengan
prinsip “Animal Welfare” yang terpadu dan modern, kini mulai menambah bisnis
pengolahan susu sebagai target lanjutan.

Pentingnya mengetahui bagaimana cara dan tata laksana tentang


manajemen agribisnis kambing perah, maka perlu adanya suatu praktikum atau
sejenisnya agar memahami secara langsung cara manajemen ternak kambing perah.
Tujuan dari praktikum manajemen agribisnis ternak ini yaitu bertujuan untuk dapat
mengetahui sejarah dan bagaimana cara tata kerja dalam suatu usaha atau
perusahaan yang dikunjungi. Kunjungan di CV Bhumi Nararya Farm yang ada di
2

Dusun Kemirikebo, Girikerto, Turi, Sleman, Yogyakarta diharapkan mampu


menambahkan wawasan mengenai seputar manajemen peternakan kambing perah
beserta analisis keuangan perusahaan.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui manajemen peternakan kambing perah.
2. Mengetahui analisis ekonomi peternakan kambing perah.
1.3 Manfaat
1. Mendapatkan ilmu tentang bagaimana cara manajemen peternakan kambing
perah.
2. Mendapatkan ilmu tentang bagaimana cara analisis ekonomi peternakan
kambing perah.
3

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil
2.1.1 Profil perusahaan
Nama perusahaan : Bhumi Nararya Farm
Bentuk perusahaan : CV
No. Izin usaha :-
Tahun berdiri : 2012
Bidang usaha/komoditi : Kambing Perah
Nama pemilik : Aprila Respati Adi
Umur : 50 tahun
Pendidikan : Sarjana Universitas Indonesia
Manajer/supervisor : Triyanto
Umur : 36 tahun
Pendidikan : S1 Universitas Indonesia
2.1.2 Fungsi manajemen
Sistem usaha peternakan yang melibatakan pengelolaan yang di rencanakan
dengan baik ini, dengan tujuan utama dalam bentuk perencanaan yang di mulai dari
kegiatan yang di lakukan seperti breeding kambing dan pengolahan susu kambing
nya dengan baik, setiap perencanaan yang akan di buat dalam peternakan kambing
perah bhumi naraya farm itu sendiri akan melibatkan diskusi diantara pemilik
perusahaan dan jajaran nya dengan semua nya di lakukan dengan bentuk tertulis.
Target sasaran dari perusahaan ini selain memproduksi susu dari kambing perah,
menyediakan juga kambing jenis pedaging dengan target sasaran nya mencukupi
kebutuhan konsumen dalam akikah dan idul adha.
Perusahaan bhumi naraya farm ini memiliki system pengorganisasian yang di
mulai dari struktur organisasi yang mencakup pemilik perusahaan, manager, kepala
kandang, pengurus kandang. Proses pengambilan keputusan melalui diskusi di
jadikan system hubungan kinerja di dalam setiap bidang nya masing-masing.
Semua di deskripsikan melalu ide atau gagasan, sitem pengelolaan perusahaan, dan
penanggung jawab lapangan. Demi terciptanya pengembangan wawasan karyawan
4

perusahaan sering mengadakan study banding, permasalahan pakan, dan


penyuluhan antar peternakan itu sendiri.
Sistem pelaksanaan atau pengarahan dan kordinasi nya di awali dengan
sistem pengolahan kandang yang di beri jadwal dengan baik, dan melakukan
tatalaksana rapat kordinasi untuk merundingkan target sasaran yang harus terpenuhi
setiap periode nya. Perusahaan bhumi naraya farm ini, memiliki jumlah ternak di
mulai dari anakan ada 50 ekor, dara 60 ekor, indukan 240 ekor, dan pejantan
unggulan dengan jumlah 4 ekor. Dihitung dari perkembangan populasi ternak
dalam jangka 3 tahun terakhir itu di perkirakan pada tahun 2013 berjumlah 1000
ekor, 2014 900 ekor, dan 2015 dengan jumlah 800 ekor.
2.1.3 Analisis input
Pengadaan pakan konsentrat dengan cara membuat sendiri yaitu dengan
jumlah 210 kg dengan harga Rp 4500. Cara pembuatan konsentrat tersebut yaitu
dengan cara pollard dedak, jagung dan bungkil dicampur dengan takaran tertentu
dan berbeda – beda. Pembuatan pakan sendiri ini memiliki kelebihan yaitu stabilitas
harga dapat dijaga dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan ternak namun, juga
memiliki kekurangan yaitu pengemasan kurang efektif. Selain ada pakan yang
dibuat sendiri ada juga pakan yang membeli dari pabrik, dengan prosedur
pembelian yaitu langsung membeli ke pabrik. Pembelian pakan yang membeli ke
pabrik juga memiliki kelebihan yaitu lebih praktis dan cepat namun juga memliki
kekurangan yaitu harga yang ditentukan lebih mahal.

Pengadaan bibit pada C.V Bhumi Nararya Farm yaitu mengadakan bibit
kambing dengan jenis Shapera dengan memproduksi sendiri atau langsung di
peternakannya. Alasan mengapa mengadakan bibit – bibit tersebut adalah karena
masing – masing dari kambing tersebut memiliki kelebihan yaitu Shapera memiliki
kelebihan yaitu menghasilkan susu yang banyak namun cair, dan pertumbuhan
sedikit lambat. Sedangkan untuk PE memliki keunggulan yaitu pertumbuhan lebih
cepat dan susu yang yang dihasilkan lebih kental dan gurih namun, pendek masa
produksi susunya. Bibit – bibit yang sudah dikembangbiakkan tersebut juga kadang
terserang penyakit, pada awal kelahiran biasanya ternak diberikan vaksin berupa
5

kolostrum dan obat – obatan yang biasa digunakan yaitu jenis parasit asal inovopen
dan cara pengadaannya biasanya membeli di toko peternakan atau melalui sales,

Pengadaan tanah dan bangunan pada awalnya adalah tanah dengan ukuran
2000 m2 dengan daya tahan kurang lebih sekitar 4 tahun dan dengan harga Rp.
260.000.000. kandang yang terdapat pada C.V Bhumi Nararya Farm yaitu 5
kandang panggung individu dengan ukuran 2 X 1,5 m, dengan daya tahan kurang
lebih sekitar 3 tahun. Selain itu terdapat 8 kandang panggung koloni dengan ukuran
4 X 4 m dengan daya tahan sekitar 3 tahun. Selain terdapat kandang ada juga kantor
dengan ukuran 6 x 9 m dengan daya tahan sekitar 4 tahun dan ada juga mess yang
biasanya digunakan untuk anak – anak magang atau PKL dengan ukuran 4 x 7 m
dengan daya tahan sekitar 4 tahun juga.

2.1.4 Analisis produksi


Teknis produksi yang di pakai peternakan kambing perah Bhumi Naraya
Farm antara lain tata laksana pakan, tata laksana perkandangan, tata laksana
kesehatan, dan tata laksana reproduksi. Tata laksana yang diterapkan diklasifikasi
berdasarkan ternaknya. Tata laksana pada cempe, kambing dara, dan kambing
laktasi. Tata laksana reproduksi hanya diberlakukan pada kambing yang dijadikan
indukan saja.
Tata laksana pakan pada cempe yaitu pakan diberikan 5 kali dalam sehari
yakni pagi siang dan malam. Pagi hari cempe di berikan pakan konsentrat, siang
hari konsentrat dan hijauan, malam hari diberikan hijauan + susu. Tata laksana
pakan pada kambing dara yaitu pagi dan siang hari, pada pagi hari diberikan
konsentrat dan pada siang hari kambing dara diberikan konsentrat dan hijauan. Tata
laksana pakan pada kambing laktasi yaitu pada pagi hari di berikan pakan
konsentrat dan cemilan (kulit kacang ijo), pada siang dan malam hari diberikan
konsentrat dan hijauan.
Tata laksana perkandangan pada cempe yaitu saat lahir lalu di inkubator dan
dikandangkan, kolostrum 3 hari dan baru dapat makan setelah satu minggu. Tata
laksana perkandangan pada kambing dara terbagi menjadi dua yakni koloni dan
individu, pada koloni kambing di kandangkan dengan jumlah lebih dari satu dalam
6

satu kandang, dan pada kandang individu kambing dikandangkan sendiri pada satu
kandang. Tata laksana perkandangan pada kambing laktasi yaitu koloni dengan
maksimal lima kambing dalam satu kandang dan pemeliharaan di lakukan di
kandang pemerahan.
Tata laksana kesehatan pada cempe yaitu diberikan susu secara teratur dan
tidak dipaksakan obat, disuntik kurang lebih tiga bulan sekali, di popohi daun jambu
jika mengalami diare. Tata laksana kesehatan pada kambing dara yaitu disuntik obat
cacing dengan dosis sesuai kondisi, diberikan obat kutu. Tata laksana kesehatan
pada kambing laktasi yaitu di berikan obat cacing, antibiotik dikurangi, diberikan
vitamin dua minggu sekali, dan jika mengalami mastitis kambing akan di isolasi
dan di suntik antibiotik. Tata laksana reproduksi pada kambing yang dijadikan
indukan dilakukan secara alami, pejantan unggul dalam satu hari maksimal
mengawini lima ekor betina.
2.1.5 Analisis pengolahan hasil dan pemasaran
Produk yang dihasilkan Bhumi Naraya Farm adalah susu sebanyak 400 liter,
kotoran dan cempe 50 ekor. Usaha peternakan yang dikembangkan Bhumi Naraya
Farm adalah merupakan contoh dari usaha peternakan campuran tidak sejenis
karena peternakan ini mempunyai hasil penjualan produk utama yang berupa susu dan hasil
penjualan produk sampingan yang berupa kotoran dan cempe. Hasil produksi dapat
dijual memalui koperasi atau secara langsung.
Pemasaran produk dilakukan di daerah DIY dan sekitarnya. Mekanisme
penanganan produk susu yaitu dengan cara pemerahan menggunakan mesin
pemerah susu. Mekanisme penanganan produk kotoran yaitu tanpa dilakukan
pengolahan dan digunakan secara tradisional.
Penanganan limbah dari kambing yaitu dilakukan pengambilan kotoran
kambing dari kandang kemudian disimpan di gudang. Pengambilan kotoran dari
gudang dilakukan secara rutin oleh pengepul. Kotoran dijual dalam bentuk curah.
Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran produk yaitu
koperasi, pengepul dan pedagang. Pengiriman hasil produk dengan menggunakan
mobil pick up. Harga jual cempe Rp 600.000/ekor, susu dijual dengan harga Rp
7

15.000/liter ke koperasi dan Rp 20.000/liter ke pengepul, dan kotoran dijual satu


pick up Rp 200.000.

2.1.6 Analisis kenerja SDM


Perusahaan Bhumi Nararya Farm dengan bidang usaha kambing perah
mempunyai jumlah pegawai atau karyawan 8 orang, 4 orang pekerja tetap dan 4
orang pekerja harian lepas. Mekanisme perekrutan pegawai atau karyawan adalah
dengan cara warga di daerah sekitar melamar pekerjaan dan ada juga peluang bagi
pekerja lapangan (PKL) dapat meneruskan apabila dalam bekerja berkompeten.
Perusahaan Bhumi Nararya Farm juga ada pembinaan pada karyawan yaitu dengan
cara study banding untuk karyawan, pembinaan dan workshop khusus. Jenjang
karir dalam perusahaan yaitu penduduk lokal dan pekerja. Bekerja di dalam
perusahaan Bhumi Nararya Farm pegawai atau karyawan mendapat gaji, selain gaji
karyawan juga mendapat penghargaan apabila dalam bekerja mendapatkan hasil
yang maksimal, contohnya kenaikan gaji terjadi saat sasaran target tercapai.

2.1.7 Analisis kenerja keuangan


2.1.7.1 Investasi

No. Macam Jumlah Umur Harga Beli Nilai Penyusutan


Investasi Sekarang

1. Tanah 2000 m2 520 juta

2. Ternak 304 1.56 Miliar 292.8 juta/tahun

3. Bangunan 1.66 miliar 331.84 juta/tahun

4. Peralatan 260.8 juta 52.160 juta/tahun

Mixer 1 7 juta

Mesin tepung 1 5 juta

Cooper 2 40 juta
8

Tong 180 28.8 juta

a) Transportasi 2 150 juta

b) Mesin perah 1 30 juta

Jumlah 4 miliar 676.8 juta

2.1.7.2 Biaya tetap


No. Macam biaya tetap Besarnya Biaya

1. Tenaga kerja tetap Rp. 57.6 juta/ tahun

2. Pajak tanah Rp. 300 ribu/tahun

3. Penyusutan bangunan Rp. 132.736 juta/ tahun

4. Penyusutan peralatan Rp. 20.864 juta/ tahun

5. Penyusutan ternak Rp. 292.800 juta/ tahun

Jumlah Rp. 504.300.000

2.1.7.3 Biaya variabel


1. Pengadaan pakan konsentrat :
Jumlah : 210 kg/hari
Harga : Rp 4500 /kg, harga total = Rp 340.200.000/ tahun
2. Biaya OVK : Rp 800.000/bulan = Rp 9.600.000/ tahun
3. Biaya transportassi : (Rp. 400.000 x 12) + (Rp. 400.000 x 12)
: Rp 9.600.000 / tahun
4. Biaya Listrik : Rp 400.000/bulan = Rp 4.800.000/ tahun
5. Biaya Hijauan : Rp 3000 x 500 x 30 x 12 = Rp 540.000,000/ tahun
6. Tenaga kerja tidak tetap : 4 x Rp 40.000 x 20 x 12 = Rp 38.400,000/ tahun
Jumlah : Rp 942.600.000 / tahun
9

2.1.7.4 Penerimaan
1. Produk utama : Rp 7.000.000 x 30 x12 = Rp 2.520.000.000 /tahun
2. Produk sampingan
a) Feses : Rp 200.000 x 30 x 12 = Rp 72.000.000 / tahun
b) Cempe : Rp 600.000 x 50 = Rp 30.000.000 / tahun
Jumlah : Rp 2.622.000.000

Biaya produksi
2.1.7.5 BEP harga = Total Produksi

Rp 1.446.900.000
= 144.000 liter

= Rp 10.048
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
2.1.7.6 BEP Produk = Harga Produksi

𝑅𝑝 1.446.900.000
= 17.500

= 82.680
𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
2.1.7.7 𝑹⁄𝑪 = Biaya produksi

𝑅𝑝 2.622.000,000
= Rp 1.446.900,000

= 1,812

2.1.7.8 Keuntungan = Penerimaan – Biaya produksi


= Rp 2.622.000,000 – 1.446.900.000
= Rp 1.175.100.000

𝐿𝑎𝑏𝑎
2.1.7.9 RE = x 100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙

Rp 1.175.100.000
= x 100%
Rp 5.000.500.000
10

= 23,5%
𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙
2.1.7.10 Payback Period = x 100%
𝐿𝑎𝑏𝑎

𝑅𝑝 5.000.500.000
= x 100%
Rp 1.175.100.000

= 4,2 Tahun
2.2 Pembahasan

Perusahaan dengan modal 4 miliar ini setiap harinya selalu berjalan dengan
berbagai macam aktivitas oleh penanggung jawab pada kegiatannya masing-
masing. Pegawai tersebut terdiri dari manager, kepala kandang dan pengurus
kandang. Pegawai tidak tetap tersebut digaji Rp 40.000 per hari per orang. Setiap
hari perusahaan ini membeli pakan hijauan 500 kg dengan harga Rp 3.000 dan
pakan kosentrat 210 kg dengan harga Rp 4.500 per kg untuk diberikan kepada
ternak. Pakan yang dibeli dari luar langsung didistribusi dari perusahaan pakan
tanpa melewati agen ataupun koperasi. Murtidjo (1987) mengungkapkan bahwa
jika membeli pakan diperusahaan melewati agen atau koperasi sebagai tangan
pertama atau kedua akan membuat pakan semakin mahal dan membuat pengeluaran
semakin meninggi. Pemberian pakan dilakukan 5 kali dalam sehari yaitu pada pagi
sekali, siang dua kali dan malam 2 kali. Jadi, dalam 1 tahun perusahaan harus
mengeluarkan Rp 880.200.000 hanya untuk pakan. Perusahaan ini juga
memberikan kesehatan untuk ternak, misalnya diberi obat-obatan dan vaksin selain
pakan yang merupakan kebutuhan. Biaya kesehatan tersebut masuk pada biaya
variabel dimana biaya variabel yang didapat pada CV Bhumi Nararya Farm sekitar
Rp 9.600.000 selama setahun.
Kambing perah ini yang telah diberi kandang yang nyaman serta asumsi
yang baik akan menghasilkan produk susu yang berkualitas tinggi. Perusahaan ini
memproduksi susu setiap hari yaitu sekitar 400 liter Susu diproduksi. Susu tersebut
dijual dalam satuan liter dengan harga koperasi Rp 15.000 dan harga pengepul Rp
20.000. Perhitungan harga tersebut dilakukan berdasarkan penawaran, permintaan,
persaingan dan peluang pasar (Zaini, 2011). Dengan penjualan susu tersebut,
11

perusahaan mendapatkan pemasukan Rp 875.000 setiap harinya. Susu dijual ke


koperasi dengan mobil bak terbuka. Selain ke koperasi, ada pengepul yang datang
dan mengambil susu tanpa diantar. Perusahaan ini tidak hanya memproduksi susu
sebagai pemasukan ekonominya tetapi ada produk sampingan untuk menambah
pemasukan ekonomi perusahaan yaitu penjualan cempe, dan feses.
Perusahaan ini menerapkan laporan setelah aktivitas yang dilakukan setiap
harinya agar mengetahui situasi yang terjadi. Laporan tersebut juga mencegah
terjadinya kendala yang meluas seperti ayam yang sakit akan segera ditangani atau
ayam yang merasa tidak nyaman akan ditangani supaya produktivitasnya tetap
stabil bahkan menjadi lebih baik. Selain laporan pada kandang maupun ternaknya,
laporan tentang keuangan pun juga harus dibuat demi kemajuan perusahaan.
Laporan keuangan dibuat dari awal aktivitas perusahaan sampai akhir penjualan
dan dalam hal tersebut dihitungan sekali dalam 1 tahun. Keuangan tersebut
mencakup perhitungan BEP (break even point) sampai diketahui keuntungan yang
didapat oleh perusahaan tersebut ((KEMENDIKBUD, 2013). BEP harga yang
didapatkan sebesar Rp 10.048 dan perusahaan menjual produk utama dengan harga
Rp 17.500 dapat dikatakan perusahaan tersebut dapat berbalik modal karena harga
jual lebih besar dari perhitungan BEP harga. Selain perhitungan BEP harga, ada
juga BEP produk dimana hasil yang didapat sebesar 82.680 liter dimana hasil
tersebut dibawah penjualan perusahaan dapat dikatan juga bahwa perusahaan akan
balik modal. R/C perusahaan yaitu Rp 1,812, berarti setiap Rp 1 yang dikeluarkan
perusahaan akan menghasilkan Rp 1812. Setelah mengetahui bahwa perusahaan
bisa balik modal maka akan dicari keuntungan yaitu dari penerimaan dikurangi total
biaya dan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 1.175.100.000 pada hitungan
tahun. Perusahaan juga dapat mengetahui uang yang diperoleh akan lebih baik
diinvestasikan pada bank atau investasi pada usahanya dengan mencari RE dimana
suku bunga saat ini menunjukan angka 16% dan perusahaan mendapatkan hasil RE
sebesar 23,5 % yang berarti lebih baik uang yang didapat diinvestasikan ke
usahanya sediri dari pada investasi di bank. Pembangunan sub sektor peternakan
yang berwawasan agribisnis merupakan upaya sistematis dalam memainkan
peranan yang aktif dan positif di dalam pembangunan nasional, untuk
12

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan stabilitasi nasional (Zaini,


2011)

III. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
13

1. BEP harga yang didapatkan sebesar Rp.10.048. Jika susu tersebut di jual
dengan harga Rp.10.048, maka perusahaan balik modal. Jika perusahaan
ingin mendapatkan untung, maka harus di jual lebih dari Rp.10.048.
2. BEP produk yang didapatkan sebesar 82.680 liter. Jika susu yang di jual
dengan jumlah 82.680 liter maka perusahaan akan balik modal. Jika
perusahaan ingin mendapatkan untung maka harus di jual lebih dari 82.680
liter, yaitu 144.000 liter.
3. R/C yang diperoleh Rp.2. Hal tersebut berarti setiap Rp.1 yang di keluarkan
perusahaan akan menghasilkan Rp.2.
4. RE yang di peroleh yaitu 23,5%. Suku Bank saat ini 16% hal tersebut
menunjukkan bahwa uang yang dimiliki pemilik perusahaan tersebut lebih
baik di tanamkan untuk investasi usaha kambing perah dibandingkan di
tabung di Bank, akan lebih menguntungkan.
5. Keuntungan perusahaan dengan menjual produk utama dan produk
sampingan, menghasilkan keuntungan Rp.1.175.100.000.

3.2 SARAN
1. Praktikan harus mendengarkan dengan baik.
2. Melakukan banyak pertanyaan agar dalam penghitungan keuangannya tidak
terjadi kesalahan.
3. Waktu wawancara ditambah.

Anda mungkin juga menyukai