Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dimas Adi Saputra

NIM : D1A016175

Kelas : B

Tugas:

Buatlah rangkuman tentang pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta jelaskan
bagaimana hubungan ketiganya dalam upaya peningkatan efisiensi pakan !

Jawaban:

1. Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat

Proses pencernaan terbagi menjadi 3 jenis, yaitu pencernaan mekanik,


fermentatif dan enzimatis. Pada proses pencernaan, berat feses yang dihasilkan lebih
rendah dibandingkan berat pakan yang diberikan. Hal tersebut terjadi karena pakan
yang diberikan dan masuk ke dalam tubuh ternak telah mengalami proses pencernaan
baik oleh mikroorganisme ataupun oleh hewan inang, ada pengeluaran bahan berupa
gas, serta BK pakan sudah hilang. Karbohidrat pada ruminansia berfungsi adalah
sebagai sumber energi, prekusor lemak susu, sumber laktosa susu dan menjaga fungsi
normal salura pencernaan. Terdapat dua jenis karbohidrat yaitu karbohidrat berstruktur
dan karbohidrat non struktural.

Metabolism karbohidrat dalam lemak yakni karbohidrat dihidrolisis menjadi


glukosa oleh enzim mikroorganisme rumen dan kemudian memfermentasinya untuk
produksi E (VFA: Asetat, propionat dan butirat =95%), gas (CH4 dan CO2), panas dan
asam-asam. Fermentasi AA menjadi asam iso, Energi dan asam iso untuk pertumbuhan
bakteri terutama utk sintesis protein, CO2 dan CH4 (energi) dibuang lewat eruktasi,
Panas untuk menjaga temperatur tubuh, juga untuk menjaga suhu rumen. Fungsi VFA
yaitu acetate sebagai sumber energi dan berperan dalam sintesis lemak susu,
Propionate sebagai sumber energi dan bahan reaksi glukogenik, butyrate sebagai
sumber energi dan diubah di epitel rumen menjadi badan-badan keton.
2. Pencernaan dan Metabolisme Protein

Protein merupakan senyawa organik yang tersusun atas CHON dan S terkadsng,
serta merupakan polimer dari asam amino yang diikat dengan ikatan peptida. Peranan
mikroorganisme adalah menyediakan energi (produknya) sebagai sumber protein
untuk ternak ruminansia (kerangkanya).

Protein merupakan salah satu nutrien yang akan dicerna di dalam rumen, oleh
mikroorganisme rumen. Salah satu bahan pakan yang mengandung banyak protein
adalah urea. Urea yang masuk ke dalam tubuh ternak, akan dicerna di dalam rumen,
diserap dan kemudian diedarkan ke bagian tubuh yang membutuhkan. Namun, jika
mikroorganisme di dalam rumen tidak dapat mencerna protein yang masuk, maka
protein tersebut akan masuk dan diproses di dalam hati. Jika tubuh masih kekurangan
protein, maka akan ada sinyal tubuh yang membuat protein masuk kembali ke rumen
ternak baik melalui saliva maupun dengan menembus dinding-dinding rumen. Protein
yang sudah tidak digunakan lagi di dalam hati, akan dikeluarkan bersama feses dan
urin. Urea yang mengandung kadar amoniak tinggi, akan menyebabkan urin atau feses
ternak menjadi bau akibat banyaknya amoniak dalam urea yang terbuang ke luar
tubuh. Protein yang masuk ke dalam rumen agar bisa dicerna secara maksimal, maka
mikroorganisme di dalam rumen harus dalam kondisi yang baik. Mikroorganisme
dalam keadaan baik akibat suplai energi yang baik pula dari proses pencernaan
karbohidrat. Sehigga harus ada sinkronisasi antara pakan asal karbohidrat yang cepat
merangsang pertumbuhan mikroba dan pakan asal protein yang menghasilkan produksi
protein yang tinggi. Contohnya pemberian pati (sumber karbohidrat) dengan urea
(sumber protein). Apabila terlalu tinggi NH3 tetapi energi sedikit maka akan terjadi
overflow, overflow terjadi ketika energi yang tersedia rendah dibandingkan NH3 yang
tersedia. Liver: NH3  Urea, urea didaur ulang atau diekskresikan, tergantung pada
kebutuhan Ternak :Saliva dan Rumen wall.

3. Pencernaan dan Metabolisme Lemak


Hidrolisis dan penjenuhan lemak dalam rumen Sebagian besar lemak
dihidrolisis, ikatan gliserol dan asam lemak dipecahkan sehingga menghasilkan
asam lemak dan gliserol. Gliserol difermentasi menjadi VFA, dan beberapa asam
lemak dibutuhkan bakteri untuk sintesis pospolipid untuk membran selnya,
selanjutnya asam lemak tak jenuh mengalami biohidrogenase menjadi asam lemak
jenuh.

Lemak asam-asam lemak + gliserol


Tak jenuh dan jenuh difermentasi jadi glukosa

Produk ternak ruminansia banyak mengandung asam lemak jenuh. Jenis Lemak
pada ternak ruminansia, tidak tergantung pada jenis lemak pada pakan yang diberikan,
karena semua lemak yang terkandung di dalam pakan akan dikonversikan menjadi
lemak jenuh seluruhnya sehingga perlu melakukan biohidrogenasi.

4. Hubungan karbohidrat, protein dan lemak dalam meningkatkan efisiensi


pakan:

Untuk pengefisiensian pakan, pertumbuhan mikroba yang baik, harus


diimbangi dengan pemberian pakan yang baik serta tepat dalam waktu pemberiannya,
pemberian pakan sumber protein dan karbohidrat harus sesuai lama waktu
degradasinya agar tidak terjadi overflow. Pakan juga harus diperhatikan kandungan
lemak didalamnya, apakah lebih banyak kadungan lemak jenuh atau lemak tak
jenuhnya.

Anda mungkin juga menyukai