Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM REPRODUKSI DAN INSEMINASI BUATAN

MATERI EVALUASI KUALITAS SEMEN TERNAK

EVALUASI KUALITAS SEMEN


PADA TERNAK SAPI

OLEH :

NAMA : Ishaq
NIRM : 05.10.19.1991
KELOMPOK : 3
ASISTEN : Putri Damayanti, S. ST.

PROGRAM D-III BUDIDAYA TERNAK


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA
2020
LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH Reproduksi Dan Inseminasi Buatan

MATERI Evaluasi Kualitas Semen Ternak

HARI/TANGGAL Kamis, 12 November 2020

TUJUAN ALAT DAN BAHAN/


POPULASI DAN SAMPEL
Untuk mampu mengetahui dan 1. Alat Tulis Menulis
memahami proses evaluasi semen
2. Laptop
pada ternak sapi.
3. Handphone

CARA KERJA/METODE PELAKSANAAN

Mengamati video praktik evaluasi semen yang ada di smart campus dan
berdiskusi dengan teman sekelompok.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Semen adalah mani yang berasal dari pejantan unggul, digunakan untuk
inseminasi buatan. Semen beku sapi adalah semen yang berasal dari pejantan
unggul, digunakan untuk inseminasi buatan. Produksi semen beku adalah proses
kegiatan yang meliputi kegiatan persiapan, penampungan, evaluasi semen,
pengenceran, pembekuan, pengemasan dan pemeriksaan paska pembekuan.
Evaluasi sperma adalah suatu tindakan yang perlu dilakukan guna untuk
mengetahui kualitas sperma. Semakin baik kualitas sperma maka besar
kemungkinan anakan yang dihasilkan akan baik pula.
Cara mengevaluasi semen terbagi dua yaitu makroskopis dan mikroskopis.
Pemeriksaan secara makroskopis yaitu dengan cara pemeriksaan yang dapat
dilakukan secara kasat mata, seperti mementukan bau, pH, massa, warna, dan
konsistensi, sedangkan pemeriksaan secara mikroskopis yaitu dengan cara
melakukan penelitian menggunakan alat-alat khusus seperti menentukan gerakan
massa, konsentrasi, gerakan individu, viabilitas spermatozoa dan abnormalitas
spermatozoa.

A. Evaluasi Makroskopis

a. Volume semen
Volume dari semen yang diejakulasikan oleh suatu pejantan dapat
dilihat melalui tabung pengumpul yang telah dilengkapi dengan garis
volume. Rata-rata volume semen pada sapi yaitu 5-8 ml.
b. Konsistensi/kekentalan
Cara mengukur konsistensi/kekentalan pada semen yaitu semen yang
berada di dalam tabung dimiringkan kemudian dikembalikan ke posisi
semula sebanyak dua kali. Jika dilihat masih ada sisa semen yang turun atau
cepat turun, tetapi masih ada sisanya di dinding tabung maka dikatakan
sedang. Kekentalan ini merupakan khas pada sapi dan kerbau.
Konsistensinya adalah sedang sapi kental.
c. Warna
Cara melihat warna pada semen yaitu kita hanya melihat warna semen
yang berada di tabung. Warna semen pada sapi yaitu berwarna putih susu.
d. pH
Mengevaluasi semen pada pH menggunakan pH meter. Namun,
biasanya di lapangan atau di laboratorium menggunakan pH indikator paper.
Berbagai macam range pH indikator paper yaitu 6,4-8, 1-10, 1-14. Yang
dibutuhkan yaitu range yang sangat sempit. Pada semen kira-kira dari 6,4-
7,2 atau 7,4. Jika memungkinkan digunakan pHnya 6,4-8. Cara mengukur
pH pada sapi yaitu:
1. Dipotong sedikit kertas pHnya, dipegang kertas pHnya kemudian
digunakan pinset
2. Kertas pH yang telah dipotong dimasukkan ke dalam tabung yang berisi
semen kira-kira 15 detik.
3. Setelah itu, diangkat lalu dibandingkan di skala pH indikator paper.
e. Bau
Cara mengevaluasi semen dengan bau yaitu:
1. Dipegang tabungnya
2. Dikibaskan tangan
3. Dihisap baunya.
Biasa disebut bau khas sperma atau bau anyir atau bau amis.

B. Evaluasi Mikroskopis

a. Gerakan massa
Gerakan massa sperma merupakan petunjuk derajat keaktifan bergerak
sperma (sebagai indikator tingkat atau persentase sperma hidup dan aktif)
dalam semen. Gerakan massa sperma dapat diketahui dengan mengamati di
bawah mikroskop dengan pembesaran lensa 10 x 10. Semen yang bagus
pada pengamatan di bawah mikroskop akan memberikan tampilan kumpulan
sperma bergerak bergerombol dalam jumlah besar sehingga membentuk
gelombang atau awan yang bergerak.
Mengevaluasi semen dengan melihat gerakan massa dibutuhkan
mikroskop, object glass dan pipet. Cara mengevaluasi semen pada gerakan
massa yaitu:
1. Ambil setetes sperma, tetesannya hanya sedikit. Teteskan ke object glass
2. Setelah itu, dilihat di mikroskop.
b. Gerakan individu atau motilitas spermatozoa
Semen yang berkualitas baik adalah semen yang memiliki kandungan
sperma hidup dan bergerak maju ke depan dalam jumlah yang banyak.
Perbandingan sperma hidup dan bergerak ke depan (motil progresif) dengan
konsentrasi sperma total dalam satu contoh semen dikenal dengan istilah
motilitas sperma.
Spermatozoa sangat padat sehingga harus diencerkan, tetapi
menggunakan pengecer yang tidak bersifat toxic untuk sperma. Contohnya
menggunakan ringer laktat atau menggunakan natrium klorida atau NaCl
fisiologis. Cara mengevaluasi semen pada gerakan individu yaitu:
1. Ambil semen sangat sedikit atau setetes dan diberikan di object glass
2. Ambil NaCl fisiologis kemudian memberikan kepada semen agak
banyak (Perbandingannya 1:4). Setelah diberikan homogenkan
3. Ambil setetes dari semen yang telah diberikan NaCl fisiologis
4. Pindahkan di object glass lain lalu tutup menggunakan cover glass. Agar
melihat spermatozoa bergerak optimal harus menggunakan meja
pemanas. Sampel disimpan di meja pemanas lalu dipegang ujung sampel
sampai merasakan hangat merambat di jari
5. Setelah itu, dilihat di mikroskop
6. Spermatozoa dinilai dari lima lapang pandang kemudian bandingkan
spermatozoa yang maju ke depan dengan gerakan-gerakan sperma yang
lain. Nilai dinyatakan dalam persen.
c. Konsentrasi
Konsentrasi sperma atau kandungan sperma dalam setiap milliliter
semen merupakan salah satu parameter kualitas semen yang sangat berguna
untuk menentukan jumlah betina yang dapat diinseminasi menggunakan
semen tersebut.
Jika sapi pengencernya 200 kali, berarti alat mikrometernya dibutuhkan
dua. Satu ukuraan 1000 dan satu ukuran 5 mikron. Jadi, 995 pengencernya, 5
mikron semennya. Cairan yang digunakan adalah cairan yang bisa
mematikan sperma karena spermanya terus berhenti agar bisa dihitung.
Gunakan formosalin. Menghitungnya menggunakan hemocytometer.
Menggunakan cover glass khusus yang untuk hemocytometer. Jangan
menggunakan cover glass yang biasa digunakan saat melihat preparat. Ciri-
cirinya tebal dan berat. Cara mengevaluasi semen pada konsentrasi yaitu:
1. Siapkan larutannya. Formosalinnya gunakan 995, sedangkan untuk yang
semen digunakan yang angka 5 mikron
2. Ambil larutan formosalin menggunakan mikropipet. Ditekan sampai
berhenti 1 kali
3. Ambil formosalin sebanyak 995 dimasukkan kedalam tabung atau
mikrotube lalu tutup
4. Ambil semen. Semennya diambil menggunakan mikrotip yang kecil,
untuk ukuran 10 diambil sebanyak 5 mikroliter. Caranya ditekan sampai
berhenti 1 kali, kemudian diambil semennya. Semen yang menempel di
permukaan bagian luar dari tip harus dilap. Kunci menghitung
konsentrasi jangan lupa lap semen yang menempel di permukaan bagian
luar dari tip karena jangan sampai terhitung lebih banyak dari yang
seharusnya
5. Setelah dilap dimasukkan ke dalam tabung yang telah disiapkan, lalu
dimasukkan dan mengeluarkannya sekaligus. Ditekan 2 kali lalu diflash
lalu ditutup
6. Homogenkan sekitar 1 menit agar tercampur antara semen dan
pengencernya
7. Siapkan sceper. Cara menyiapkan sceper yaitu disini hanya mengukur
ketinggian dari pemberian lem. Diberikan lem bertujuan agar difiksasi
atau difiksir tidak berubah, tidak tertarik keatas atau tidak akan keluar
8. Tempel coverglass dengan kuat.
9. Semen dimasukkan di sisi atas dan bawah. Caranya semen yang telah
diencerkan dihomogenkan kembali agar tercampur kembali. Ambil
semen sebanyak ±8 mikroliter. Masukkan semen dari pinggir
10. Lihat di mikroskop.
Untuk menghitung konsentrasi, hitung dari 5 kotak hitung yang besar.
Satu kotak ada 16 kotak kecil. Hitung bagian kiri atas kemudian kanan atas,
kanan bawah, kiri bawah dan pilih salah satu yang di tengah. Jumlah
spermatozoa yang di kotak nomor satu kiri atas, kanan atas, kanan bawah,
kiri bawah dan salah satu di tengah dijumlahkan. Total jumlah spermatozoa
dikali 106 (Untuk menghitung konsentrasi sapi karena menggunakan
pengenceran 200).
Spermatozoa 5 kotak hitung dijumlahkan = n
Semen sapi pengenceran 200×
Jumlah spermatozoa per mL = n×10. 106
d. Viabilitas spermatozoa atau rasio spermatozoa hidup dan mati
Cara mengevaluasi semen pada viabilitas spermatozoa yaitu:
1. Siapkan tiga buah object glass. Jika object glass masih baru tidak perlu
dibersihkan, tetapi jika object glass lama atau bekas harus diberihkan
menggunakan alkohol agar tidak bercampur lemak permukaannya.
2. Teteskan semen pada object glass. Semen yang diambil sapi supaya
lebih sedikit konsentrasinya.
3. Teteskan eosin nigrosin. Eosin nigrosin harus lebih banyak
perbandingannya dengan semen.
Selama semen dan pewarna bercampur tidak apa-apa, tetapi jika sudah
tercampur dalam waktu 10 detik harus sudah difiksasi dan sudah
dikeringkan.
4. Karena volume warna lebih banyak diambil eosin nigrosinnya kearah
semen, homogenkan dengan perlahan lalu diteteskan satu kali agar tidak
terlalu tebal
5. Kemudian gesek ke object glass lain lalu dikeringkan di meja pemanas.
Mulai sperma bercampur sampai disimpan di meja pemanas waktunya
sekitar 10-15 detik
Jika cairannya sudah terlihat terserap cairannya akan menjadi kering.
Setelah kering tidak akan berubah. Namun, dikerjakan dalam waktu cepat
karena jika dibiarkan lama, terutama pada daerah kelembaban tinggi cairan
akan menyerap kembali air, sehingga nanti jika diperiksa 2-3 jam kemudian
akan berubah hasilnya
6. Jika sudah kering dibawa dan dilihat ke mikroskop
7. Warna merah adalah spermatozoa yang mati sedangkan warna putih
adalah spermatozoa yang hidup. Dihitung dari 10 lapang pandang
menggunakan konter. Digeser sampai mencapai angka 200 atau 10
lapang pandang.
e. Abnormalitas
Ketidaknormalan bentuk sperma dalam satu contoh semen perlu
diketahui karena tingkat ketidaknormalan tersebut akan berkaitan dengan
kesuburan (fertilitas) dari pejantan yang ditampung semennya. Cara melihat
morfologi atau bentuk spermatozoa yaitu:
1. Siapkan tiga buah object glass dan siapkan pewarna eosin nigrosin
2. Ambil semen dan teteskan semen ke object glass
3. Teteskan eosin nigrosin kepada semen
4. Homogenkan dengan perlahan lalu diteteskan satu kali agar tidak terlalu
tebal
5. Kemudian gesek ke object glass lain lalu dikeringkan di meja pemanas.
6. Setelah dikeringkan, dibawa ke mikroskop. Yang dilihat adalah bentuk
sperma, normal dan abnormal.
Abnormalitas ada primer dan sekunder, ada di kelapa dan ekor.
KESIMPULAN
Bentuknya ada firshape, microhead, ekor melingkar, ekor melipat, abnormal
Evaluasi sperma adalah suatu tindakan yang perlu dilakukan guna untuk
mengetahui kualitas sperma. Semakin baik kualitas sperma maka besar
kemungkinan anakan yang dihasilkan akan baik pula. Cara mengevaluasi semen
terbagi dua yaitu makroskopis dan mikroskopis. Evaluasi makroskopis meliputi
volume semen, konsistensi, warna, pH dan bau. Evaluasi mikroskopis meliputi
gerakan massa, gerakan individu, konsentrasi, viabilitas dan abnormalitas.

DAFTAR PUSTAKA

Arifiantini, I. 2020. Diakses dari https://www.youtube.com/results?


search_query=cara+mengevaluasi+semen pada tanggal 12 November 2020
pukul 11:16.

Musrifahaliah. 2017. Diakses dari


http://musrifaaliah.blogspot.com/2017/05/laporan-penampungan-dan-
evaluasi-semen.html?m=1 pada tanggal 12 November 2020 pukul 13:24.
Susilawati, T. 2013. Pedoman Inseminasi Buatan Pada Ternak. Malang: Universitas
NAMA MAHASISWA PRANATA LABORATORIUM
PENDIDIKAN

Ishaq Putri Damayanti, S. ST.

Anda mungkin juga menyukai