Anda di halaman 1dari 5

Mengenal Belangkas Si Pari Kepiting dan Manfaatnya

Belangkas, Si Pari Kepiting


Belangkas / mimi adalah salah satu hewan laut paling aneh yang pernah dikenal oleh manusia.
Keanehan pertama jelas bisa dilihat pada bentuknya yang lain daripada makhluk-makhluk laut
lain. Sekilas, tubuhnya berbentuk seperti ikan pari dengan kulit yang kaku & keras. Bentuk dari
tubuh bagian depannya juga dianggap mirip dengan bentuk tapal kuda sehingga di luar negeri,
belangkas kerap dipanggil dengan nama "kepiting tapal kuda" (horseshoe crab).

Belangkas di dalam tangga klasifikasi ilmiah termasuk ke dalam filum Arthropoda (hewan
beruas-ruas) di mana hewan-hewan seperti kepiting, serangga, & kelabang juga termasuk ke
dalam filum ini. Dasar dari penggolongan tersebut adalah karena belangkas memiliki 6 pasang
kaki & tubuh yang beruas-ruas. Ada 4 spesies belangkas yang diketahui oleh manusia & masih
hidup di masa kini di mana keempat spesies tersebut digolongkan ke dalam famili Limulidae.
Adapun tempat-tempat yang menjadi habitat asli belangkas adalah pesisir Asia Pasifik (termasuk
Indonesia), Asia Selatan, & Amerika Utara bagian tenggara.

ANATOMI & MORFOLOGI

Sudah disinggung di bagian awal kalau belangkas memiliki bentuk yang mirip dengan ikan pari.
Tubuh dari belangkas seluruhnya diselubungi oleh cangkang yang keras & berwarna kecoklatan.
Ditinjau dari segi anatomis, tubuh dari belangkas terbagi menjadi 3 bagian utama yang masing-
masingnya dipisahkan oleh sambungan tipis atau segmen : kepala (prosoma), perut
(opisthosoma), & ekor (telson). Di bagian kepala belangkas terdapat 9 mata yang letaknya
terpecar-pencar : 1 di masing-masing sisi kepala, 5 di bagian depan, & 2 di bagian bawah
kepala.

Bagian bawah tubuh belangkas. (Sumber)


Bagian ekor dari belangkas bersifat kaku & mengerucut di bagian ujungnya, namun bagian
pangkalnya bisa digerakkan & sanggup memberi dorongan kepada belangkas untuk bergerak
lebih cepat. Kemampuan dari ekor belangkas tersebut lantas memunculkan teori yang
menyatakan bahwa bila ekor dari belangkas rusak atau hilang, maka belangkas yang
bersangkutan akan lebih mudah ditangkap oleh pemangsanya. Karena ekornya pula, di dalam
tangga klasifikasi ilmiah, ordo dari belangkas diberi nama Xiphosura yang merupakan bahasa
Yunani dari "ekor pedang".

Jika tubuh belangkas dibalik, akan terlihat kaki-kaki dari belangkas yang bentuknya mirip kaki
kepiting atau laba-laba. Total, belangkas memiliki 6 pasang kaki yang memiliki fungsinya
masing-masing. Pasangan kaki pertama berguna untuk memegang makanan & memasukannya
ke mulut. Pasangan kaki kedua digunakan untuk berjalan di dasar laut, sementara 4 pasang
sisanya digunakan untuk memberikan daya dorong tambahan saat belangkas bergerak.
Walaupun belangkas bisa berenang & melayang di air dengan memakai ekor & kaki-kakinya,
belangkas lebih banyak bergerak dengan cara berjalan & merayap di dasar laut.
BIOLOGI & SIKLUS HIDUP

Belangkas adalah hewan nokturnal yang berarti mereka aktif beraktivitas pada malam hari,
khususnya pada saat bulan purnama. Selama beraktivitas, belangkas aktif mencari makanannya
yang mencakup hewan-hewan dasar laut seperti cacing laut, kerang, Crustacea, & bahkan ikan
kecil. Untuk menemukan makanannya, belangkas mengandalkan rambut-rambut kecil di sekitar
mulutnya untuk mencium bau dari calon mangsanya. Karena makanan dari belangkas memiliki
perilaku untuk mengubur diri atau bersembunyi di dalam pasir, belangkas kerap mengais-ngais
dasar laut untuk mendapatkan calon makanannya tersebut.
Larva belangkas.

Saat musim kimpoi tiba, sejumlah besar belangkas akan bermigrasi ke pantai berpasir &
perairan dangkal. Pejantan yang tiba lebih dulu di pantai selanjutnya akan berpatroli & kemudian
mencegat betina yang kebetulan melintas di dekatnya. Tidak jarang seekor betina bisa dicegat &
melakukan perkimpoian dengan belasan pejantan sekaligus. Saat melakukan perkimpoian,
betina akan menggali lubang pada dasar pantai & memasukkan telur-telurnya ke dalam lubang
tersebut, lalu pejantan mengeluarkan spermanya untuk membuahi telur-telur yang dikeluarkan
oleh betina. Jumlah telur yang dikeluarkan oleh betina bisa mencapai 120.000 butir, namun
hanya sedikit yang bisa bertahan hidup hingga dewasa.

Telur-telur belangkas akan menetas setelah 2 - 5 minggu di mana semakin hangat suhunya,
semakin cepat pula telur-telurnya menetas. Larva belangkas yang baru menetas bisa tetap
berada di dalam pasir selama beberapa minggu berikutnya. Saat pasang naik tiba, larva akan
memasuki fase planktonik di mana larva yang terseret oleh arus pasang selanjutnya hidup
melayang-layang di laut & mengandalkan cadangan kuning telur sebagai makanannya. Sekitar
seminggu kemudian, larva jatuh ke dasar laut & memasuki fase pertumbuhan berikutnya : fase
juvenil.

Belangkas fase juvenil memiliki bentuk & perilaku yang sangat mirip dengan belangkas dewasa.
Selama fase juvenil, belangkas berkali-kali melakukan pergantian kulit seiring dengan
pertumbuhannya. Setiap kali berganti kulit, ukuran tubuh dari belangkas bertambah 25 - 30 %.
Belangkas termasuk hewan yang lambat bertumbuh & baru mencapai kematangan seksual pada
usia 9 tahun. Usia maksimal dari belangkas adalah 40 tahun, namun rata-rata belangkas hanya
hidup hingga usia 12 tahun. Panjang maksimal dari belangkas - termasuk ekornya - adalah 60
cm di mana betina berukuran sedikit lebih besar ketimbang pejantan.
HUBUNGAN DENGAN MANUSIA

Beberapa ekor belangkas yang sedang


berkumpul di pantai. (Sumber)
Belangkas memiliki sejumlah manfaat penting bagi manusia. Sejak permulaan abad ke-20,
belangkas ditangkap dalam jumlah besar untuk dijadikan umpan sidat & siput laut besar. Di luar
industri perikanan, darah dari belangkas yang mengandung tembaga digunakan oleh industri
farmasi untuk membuat Limulus Amebocyte Lysate (LAL), senyawa yang berguna untuk
mendeteksi toksin yang dihasilkan oleh bakteri. Cangkang dari belangkas bisa diolah menjadi
aneka produk seperti lensa kontak, krim kulit, penambal luka jahitan kepala, & kitosan (chitosan),
sejenis pengawet makanan. Di beberapa daerah di Indonesia, belangkas juga dimakan oleh
manusia.

Manfaat besar yang didapat manusia dari belangkas di sisi lain juga berkontribusi besar
terhadap keberadaannya di alam liar. Penangkapan belangkas yang kelewat batas membuat
populasi hewan tersebut merosot tajam & mulai terancam punah. Selain untuk dikonsumsi &
dijadikan bahan baku industri, belangkas juga kerap dibunuh oleh para peternak kerang karena
belangkas dianggap sebagai hama yang memakan kerang. Faktor-faktor lain seperti perusakan
habitat & pencemaran juga ikut berkontribusi terhadap menurunnya populasi belangkas.

Tantangan terbesar dari upaya pelestarian belangkas adalah belangkas termasuk hewan yang
sulit berkembang biak dengan cepat & ada begitu banyak industri yang menggantungkan
nasibnya pada belangkas. Sebagai langkah awal untuk mencegah kepunahan belangkas, para
ilmuwan mengamati siklus hidup belangkas di habitat liarnya secara seksama dengan harapan
bisa mendapatkan cara paling efektif untuk menjaga kelestarian belangkas. Beberapa negara
bagian di AS semisal New Jersey & South Carolina bahkan bertindak lebih ekstrim dengan
melarang penangkapan belangkas sama sekali.

https://www.youtube.com/watch?v=TcIJAcInCIY
https://www.youtube.com/watch?v=fOrkqeIx2J8

https://www.youtube.com/watch?v=o13A4upsF4Q

Anda mungkin juga menyukai