Anda di halaman 1dari 5

Konservasi Paus Sperma dan Keuntungannya Bagi Masyarakat

Malvin Yulius C. P 11218001


Dinda Dwi S 11218023
Dinda Veronica 11218028
Maryam Azizah 11218033

Gambar Paus Sperma

A. Morfologi Paus Sperma (Physeter macrocephalus)

Paus sperma berwarna abu-abu kecokelatan gelap, dengan kulit yang terlihat berkerut.
Paus sperma jantan dan paus sperma betina memiliki ukuran yang sama saat dilahirkan. Saat
dewasa, paus sperma mengalami dimorfisme dimana paus sperma jantan dewasa berukuran 20,5
meter dan beratnya mencapai 57.000 kilogram atau 30% hingga 50% lebih panjang dan tiga kali
lebih besar dari paus sperma betina. Paus sperma memiliki kepala yang besar, biasanya mencapai
sepertiga dari panjang badannya. Lubang pernapasan (blowhole) terletak berdekatan dengan
bagian depan kepala dan condong ke kiri (jika dilihat dari arah yang sama dengan paus). Paus
sperma mempunyai 20-26 pasang gigi kerucut pada rahang bawah mereka. Setiap gigi memiliki
panjang 10 hingga 20 cm dan berat sampai satu kilogram.

B. Pakan Paus Sperma

Paus sperma dapat mengonsumsi lebih dari 900 kg (hampir 2.000 pon) makanan per hari.
Dalam mencari mangsa (lebih disukai cumi-cumi raksasa), mereka biasanya menyelam di suatu
tempat sampai kedalaman 300 dan 1.200 meter (990 dan 4.000 kaki) yang berlangsung selama
satu jam. Paus sperma menggunakan kemampuan ekolokasi untuk membantu perburuan mereka.
Paus sperma diketahui dapat mengonsumsi cumi-cumi raksasa, gurita, udang, kepiting, ikan
peluk, bahkan ikan hiu kecil yang tinggal di dasar laut.

C. Taksonomi Paus Sperma

Paus sperma (Physeter macrocephalus) diklasifikasikan ke dalam kerajaan Animalia,


filum Chordata, kelas Mammalia, ordo Cetartiodactyla, famili Physeteridae, genus Physeter,
spesies Physeter macrocephalus. Paus sperma (Physeter macrocephalus) adalah hewan terbesar
dalam kelompok paus bergigi sekaligus merupakan hewan bergigi terbesar di dunia. Paus sperma
dinamakan demikian karena bahan putih susu spermaceti yang terdapat pada bagian kepala paus
sperma. Nama spesies macrocephalus diambil dari bahasa Yunani yang berarti kepala besar.
Kulit punggung paus sperma berkerut dan berbeda dengan kulit halus pada kebanyakan paus
besar lain.

D. Ancaman Saat Ini

 Serangan Kapal

Kapal yang melintasi samudera dapat melukai paus yang sedang berenang diatas
permukaan. Kecepatan renang paus yang berkisar 23 mph (20 knots) tidak dapat membuat paus
sperma menghindari serangan kapal. Bagian pesawat seperti baling baling dapat melukai paus
sperma yang sedang bernapas diatas permukaan. Paus sperma mampu menahan napas di dalam
air sekitar 90 menit, setelah itu ia akan menuju permukaan laut sekitar 10 menit. Meningkatnya
lalu lintas jalur laut dapat menjadi salah satu ancaman untuk paus sperma.

 Terjerat peralatan pancing

Aktivitas manusia untuk mendapatkan ikan laut menggunakan beberapa peralatan


pancing seperti: jaring, bom ikan yang ilegal, gillnets dan beberapa metode penangkapan dapat
menjadi ancaman untuk ekosistem laut. Contohnya adalah jaring atau gillnets. Paus yang
terperangkap di dalam gillnets akan menarik jaring tersebut seiring mereka berenang jauh dalam
permukaan laut. Hal ini menyebabkan paus akan kelelahan dan menurunkan kemampuan
reproduksi mereka. Paus sperma juga akan merusak longline gillnets dengan rahang mereka yang
menyebabkan adanya tekanan pada jaring , fenomena ini disebut juga ‘depletion’ atau
penyusutan sebab ikan-ikan yang terjaring akan keluar dari jaring. Peristiwa penyusutan ini
terjadi karena paus merasa terancam sehingga berusaha untuk mengeluarkan dirinya dari gillnets
dengan resiko dapat melukai dirinya sehingga mengurangi metabolisme dan mencederai mereka.

 Polusi suara dalam air

Polusi suara dalam air akibat aktivitas manusia seperti suara baling baling kapal dapat
menurunkan kemampuan komunikasi paus yang menggunakan sonar sebagai basis komunikasi
antar individu. Polusi suara dapat menurunkan frekuensi maupun amplitudo dari sonar yang
mereka hasilkan. Hal ini dapat mengganggu proses mencari makan, proses migrasi dan proses
sosialisasi antar paus. Jika hal ini terjadi, akan menyebabkan paus kehilangan kemampuan
pendengarannya, kehilangan arah dalam habitat yang seharusnya dan dapat meningkatkan
hormon stress pada paus.

 Sampah lautan

World economic forum menyatakan bahwa pada tahun 2016 dari 160 juta ton sampah
yang dihasilkan, 8 juta ton diantaranya akan mengalir ke lautan. Sampah lautan ini dapat
membuat paus sperma mati akibat mengira sampah adalah makanan mereka yang dapat
dikonsumsi. Tidak hanya paus, banyak hewan lain yang mati akibat mengira sampah tersebut
adalah sumber makanan. Sebagaimana yang terjadi di wakatobi pada tahun 2018, ditemukan
paus sperma yang terdampar sekitar 2 Km dari pemukiman warga dengan 6 kg sampah di
perutnya.

 Perubahan iklim dan tumpahan minyak di laut.

Perubahan iklim dapat mengubah temperatur dan arah arus air laut. Tumpahan minyak
akibat bocornya kilang minyak di laut dapat menyebabkan beberapa sumber makanan untuk paus
sperma berkurang akibat rusaknya ekosistem laut.

E. Siklus Hidup dan Reproduksi

Paus sperma dapat hidup 70 tahun atau lebih. Paus sperma adalah salah satu contoh
utama dari spesies dengan tipe seleksi K, yang berarti strategi reproduksi mereka terkait dengan
kondisi lingkungan yang stabil dan terdiri dari tingkat kelahiran yang rendah, bantuan induk
yang signifikan terhadap keturunan, kematangan lambat, dan berumur panjang.
Betina menjadi subur pada usia sekitar 9 tahun. Gestasi membutuhkan 14 hingga 16
bulan dan menghasilkan satu anak. Betina yang matang secara seksual melahirkan setiap 4
hingga 20 tahun sekali. Laktasi berlangsung selama 19 hingga 42 bulan. Seperti halnya paus lain,
susu paus sperma memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi dibandingkan dengan mamalia
terestrial: sekitar 36%, dibandingkan dengan 4% dalam susu sapi. Susu paus sperma memiliki
kandungan energi sekitar 3.840 kkal/kg, dibandingkan dengan hanya 640 kkal/kg dalam susu
sapi. Anak paus sperma dapat diizinkan untuk menyusu dari betina selain ibu mereka.
Jantan menjadi dewasa secara seksual pada 18 tahun. Setelah mencapai kematangan
seksual, jantan pindah ke garis lintang yang lebih tinggi, di mana air lebih dingin dan makan
lebih produktif. Betina tetap berada di garis lintang bawah. Jantan mencapai ukuran penuh
mereka pada sekitar usia 50 tahun.

F. Habitat dan Ekologi

Paus sperma termasuk spesies yang paling kosmopolitan di laut terbuka. Paus sperma
dapat ditemukan di hampir semua perairan laut dengan kedalaman lebih dari 1.000 m yang tidak
tertutup es, kecuali di Laut Hitam dan mungkin Laut Merah. Jalan masuk yang dangkal ke Laut
Hitam dan Laut Merah mungkin menjelaskan ketidakhadiran spesies ini. Lapisan bawah Laut
Hitam juga bersifat anoxic dan mengandung konsentrasi tinggi senyawa belerang seperti
hidrogen sulfida. Di beberapa daerah, khususnya di bagian barat Atlantik Utara, paus sperma,
terutama jantan, dapat ditemukan di perairan dangkal. Paus betina dan paus muda terbatas pada
perairan di garis lintang lebih rendah dari 40-50 derajat dan ke daerah di mana suhu permukaan
laut lebih besar dari 15 derajat Celcius. Paus sperma umumnya lebih banyak ditemukan di
daerah-daerah dengan produktivitas primer yang relatif tinggi, meskipun ada beberapa
pengecualian, seperti Laut Sargasso dan pusat pilin Pasifik Utara. Paus sperma juga dapat
ditemukan di perairan Indonesia karena kondisi perairan Indonesia juga sesuai untuk habitat paus
sperma baik dari segi kondisi lingkungan maupun dari segi ketersediaan sumber pakan. Namun,
di beberapa daerah seperti di sepanjang perairan pantai Australia selatan, paus sperma telah
dianggap punah secara lokal.

G. Konservasi

NOAA Fisheries berkomitmen untuk melindungi dan memulihkan paus sperma.


Tindakan manajemen yang ditargetkan diambil untuk melindungi paus ini termasuk:

1. Berkonsultasi dengan agen federal untuk memastikan tindakan yang diusulkan tidak akan
membahayakan paus sperma melalui gangguan kebisingan, pemogokan kapal, atau
kegiatan manusia lainnya.
2. Menanggapi paus sperma yang terjerat atau terlantar.
3. Memastikan pengembangan rencana respons tumpahan minyak untuk mempersiapkan
tumpahan yang tidak disengaja.
4. Mendidik masyarakat tentang paus sperma dan ancaman yang mereka hadapi.
5. Pemantauan kelimpahan populasi paus sperma, distribusi, dan penggunaan habitat.

H. Fakta Menarik

Paus sperma mampu menghasilkan suara klik yang kira-kira setara dalam volume dengan
tembakan senapan dan peringkat di antara suara binatang paling keras. Bunyi seperti itu dapat
digunakan sebagai bentuk sonar untuk menemukan mangsa. Kepala besar dan isi berminyaknya
tampaknya membantu hewan mengarahkan atau mengarahkan kliknya. Beberapa penyelam telah
melaporkan perasaan berdenyut, mungkin dari suara, yang berasal dari paus sperma di dekatnya.

I. Peran Ekologis dan Ekonomis serta Keterkaitannya dengan Manusia

 Peran muntahan paus

Ikan Paus, khususnya Paus Sperma, termasuk mamalia yang memiliki muntahan bernilai
miliaran. Belum banyak yang tahu tentang hal ini, termasuk wujud muntahan tersebut. Bentuk
dan tekstur muntahan paus atau ambergris seperti bongkahan lilin, yang keluar dari saluran
pembuangan kotoran paus. Saat muntahan ini keluar, akan muncul bau busuk dan berwarna
hitam. Tapi setelah didiamkan lama, bau busuk itu akan berubah menjadi harum seperti kasturi.

 Bahan pembuat parfum

Ambergris sangat mahal dan biasanya digunakan oleh industri parfum. Ambergris juga
pernah digunakan oleh bangsa Arab dan China sebagai parfum atau dibakar sebagai dupa.

 Bahan untuk pengobatan

Ambergris juga digunakan untuk pengobatan, sebagai obat herbal dan sebagai afrodisiak.
Termasuk obat untuk menyembuhkan banyak penyakit termasuk otak, jantung, dan indra.
 Penambah rasa pada makanan

Ambergris juga bisa menjadi bahan untuk penambah rasa makanan maupun minuman,
seperti anggur. Bahkan beberapa restoran menggunakan ambergris sebagai penambah rasa untuk
koktail, kue khusus maupun coklat.

 Sebagai sanitasi udara

Selain sebagai parfum, ambergris juga bisa menjadi sanitasi udara. Manfaat ini
digunakan pertama kali oleh bangsa Eropa pada abad ke-14. Saat itu di Eropa mengalami wabah
yang bisa mencemari udara. Ambergris yang digunakan untuk mensanitasi udara di Eropa
tersebut.

 Peran kotoran paus

Banyak peneliti yang berusaha menunjukan bahwa kotoran paus memang memiliki peran
yang penting dalam keberlangsungan ekosistem laut. Kotoran paus dapat menjadi bahan bakar
rantai makanan laut dan ikut berkontribusi pada siklus karbon laut. Dalam sebuah penelitian
yang dipimpin oleh Joe Roman (2010), mereka menemukan bahwa kotoran paus membawa
23.000 metrik ton nitrogen ke permukaan Nitrogen sendiri merupakan zat yang dapat
mempertahankan tanaman mikroskopis yang merupakan makanan plankton. Pada tahap
selanjutnya, plankton akan menjadi sumber makanan berbagai biota laut, termasuk ikan paus itu
sendiri. Berbagai penelitian pun dilakukan untuk menunjukan bahwa peran kotoran ikan paus
memang penting dalam keberlangsungan ekosistem laut. Dalam hal ini, hewan mamalia terbesar
di dunia ini memang membantu dalam menyeimbangkan lingkungan dengan mengunci karbon.
Kotoran ikan paus yang memiliki jumlah atau ukuran yang besar sangat membantu ekosistem
laut dalam menjaga keberlangsungan plankton sebagai sumber utama makanan biota laut.Ikan
paus yang sering melakukan migrasi juga dapat membantu penyebaran kotoran paus, sehingga
pemerataan kotoran paus di berbagai tempat akan membantu menjaga keseimbangan ekosistem
laut. Namun, sayangnya jumlah ikan paus terus mengalami penurunan akibat perburuan oleh
manusia secara besar-besaran.

 Peran bangkai paus

Karbon yang tersimpan dalam organisme hidup, disebut karbon biomassa, dapat
ditemukan pada semua vertebrata laut. Hewan besar seperti paus, yang memiliki berat hingga 50
ton dan hidup selama lebih dari 200 tahun, dapat menyimpan karbon dalam jumlah besar untuk
jangka waktu yang lama. Ketika mereka mati, bangkai mereka pun tenggelam ke dasar laut, dan
membawa karbon biomassa yang terperangkap seumur hidup bersama mereka. Proses ini disebut
deadfall carbon (karbon mati). Karbon tersebut akan terkubur dalam sedimen dan terkunci
selama jutaan tahun.

J. Daftar Pustaka
https://www.adfg.alaska.gov/index.cfm?adfg=specialstatus.fedsummary&species=spermwhale
https://www.fisheries.noaa.gov/species/sperm-whale

Anda mungkin juga menyukai