Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang.

Kabupaten Aceh Tengah menjadi salah satu daerah penghasil kopi di


provinsi Aceh. Kopi jenis Arabika hampir seluruhnya dikembangkan oleh petani
dengan total keterlibatan petani sebanyak 33.474 KK petani pada areal seluas
20.578 Ha. Selain kopi jenis Arabika, jenis kopi robusta juga dikembangkan pada
areal seluas 2.170 Ha. Daerah penanaman kopi tersebar hampir di seluruh desa di
kabupaten Aceh Tengah dengan produksi total mencapai 22.757 ton (BPPS Kab.
Aceh Tengah, 2011). Desa Arul Item Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah
menjadi salah satu daerah pengembangan kopi dengan luas lahan sekitar 340 Ha
dengan rata-rata produksi per hektare sebanyak 720 kilogram (Data Desa Arul
Item, 2014). Lebih dari 85 persen masyarakat di desa Arul Item menggantungkan
hidup dari perkebunan kopi.
Kulit kopi merupakan bagian dari kopi yang belum termanfaatkan secara
optimal. Proses pengolahan kopi menghasilkan 65% biji kopi dan 35% kulit kopi.
Kulit kopi yang dipisahkan dari biji-biji kopi akan dibuang atau dikumpulkan
pada suatu tempat sebagai limbah dan dibiarkan hingga busuk. Hal ini
menyebabkan kondisi pekarangan rumah terlihat kumuh dan menimbulkan bau
yang tidak sedap.
Limbah padat kulit buah kopi di desa Arul Item kecamatan Lin
ge
kabupaten Aceh Tengah belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal, secara
kimiawi kulit kopi mengandung kadar C-organik sebesar 45,3 %, kadar nitrogen
2,98 %, fosfor 0,18 % dan kalium 2,26 %. Selain itu kulit buah kopi juga
mengandung unsur Ca, Mg, Mn, Fe, Cu dan Zn (Pusat Penelitian Kopi Kakao,
2004). Zat-zat tesebut sangat dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melangsungkan
hidupnya. Kurang optimalnya pemanfaatan limbah kulit kopi oleh masyarakat
karena kurangnya pengetahuan masyarakat dan keterbatasan teknologi untuk
pengolahan limbah tersebut.
Berdasarkan kondisi di atas, maka dianggap perlu untuk memberikan
pelatihan pengolahan limbah kulit kopi menjadi pupuk organik. Pupuk organik
tesebut dapat diaplikasikan pada tumbuhan kopi yang di tanam oleh masyarakat
desa Arul Item. Kegiatan ini akan akan berlangsung secara berkelanjutan karena
didukung oleh sumber bahan baku yang melimpah dan adanya manfaat langsung
bagi petani kopi.
2

1.2.

Permasalahan
Meningkatnya para petani yang membutuhkan pupuk kimia untuk

menyuburkan

lahan

pertanian

secara

terus-

menerus

akan

merusa

k
kesuburan tanah dan menurunkan produktifitas panen, dan Perluny
a
dilakukan penataan lingkungan khususnya terkait cara pengolahan limbah
kulit kopi sehingga tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan dan
merugikan masyarakat.
1.3.

Target dan Luaran


a. Target Kegiatan
Target pengabdian pada masyarakat adalah para masyarakat petani
kopi di Desa Arul Item Kabupaten Aceh Tengah.
b.

Luaran
Luaran dari kegiatan ini berupa unit usaha baru di Desa Arul Ite

m
Kabupaten Aceh Tengah, diharapkan agar masyarakat Desa Arul item
dapat berinisiatif untuk membuka suatu lapangan pekerjaan atau
berwirausaha mandiri, terutama dalam bidang pengolahan limbah kulit
kopi. Sehingga terjadinya saling menguntungkan (mutualisme) anatra
petani kopi dan pengolah limbah kulit kopi.
1.4.

Manfaat
a. Meningkatkan kreatifitas masyarakat di Desa Arul Item yang mampu
mengolah limbah kulit kopi menjadi pupuk kompos.
b. Meningkatan pendapatan masyarakat yang mampu menjual pupuk
kompos dengan nilai yang tinggi, dengan menggunakan bahan yang
sudah tak terpakai lagi.
c. Memberikan keutungan bagi petani kopi dan pengolah klimbah kulit
kopi.
d. Mengurangi limbah kulit kopi yang efektif dan efesien.
3

BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
2.1 Analisis Kondisi.
Kota Takengon merupakan Ibukota Aceh Tengah, terletak di tengahtengah wilayah provinsi Aceh. Kota Takengon adalah salah satu daerah yang
produksi hasil pertanian kopi tertinggi setelah Bener Meriah, Sebagian besar
masyarakat Kota Takengon berprofesi sebagai petani kopi dan sayur mayur.
Kabupaten Aceh Tengah menghasilkan salah satu jenis kopi arabika terbaik di
dunia dengan luas lahan mencapai 48.300 Hektar, dengan rata-rata produksi per
hektare sebanyak 720 kilogram. Desa penghasil produksi kopi salah satunya
adalah Desa Arul Item dengan luas lahan mencapai 340 Ha.
Luasnya perkebunan kopi menjadi suatu factor bagi petani dala
m

pengolahan tanah yang tidak subur seperti semula, sehinga membuat kami berfikir
lagi bagaimana cara mengatasi permasalahanan ini dengan menggunakan bahan
yang tidak berguna namun memiliki kandungan tinggi dalam penyuburan tanah
dan tanpa merusak lingkungan ( ekosistem), yang ada pada masyarat Desa Arul
Item Aceh Tengah. Melimpahnya limbah kulit kopi menjadi suatu ide buat kami
untuk mengolah kulit kopi menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan.
Langkah strategis yang akan dilakukan untuk mengimplementasikan
gagasan yaitu dengan mendirikan kelompok atau paguyuban pelestarian
lingkungan sehingga harapannya masyarakat mengerti akan pentingnya menjaga
lingkungan di sekitar mereka, memberikan bantuan penyuluhan dan magang
dalam rangka mengajarkan kepada masyarakat mengenai metode-metode dan
teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk mengatasi berbagai macam masalah
dengan limbah dan pelestarian lingkungan dan akan diadakan usaha
pendampingan hingga masyarakat dapat mandiri dan mampu menjalin integrasi
secara positif antar elemen-elemen pemilik usaha di berbagai bidang yang
harapannya mampu menimbulkan kerja sama yang positif dan saling
membangung usaha satu sama lainnya.
4

2.2. Permasalahan Mitra


Berikut ini adalah hasil identifikasi kami terhadap permasalahan yang
dihadapi masyarakat desa Arul Item kabupaten Aceh Tengah dan harus
dipecahkan, antara lain:
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat Desa Arul Item tentang pengolahan
limbah kulit kopi
b. Masih rendahnya spirit berwirausaha dikalangan masyarakat desa Arul
Item kabupaten Aceh Tengah
c. Masih rendahnya motivasi Berwirausaha di kalangan masyarakat desa
Arul Item kabupaten Aceh Tengah
d. Masih kurangnya kreativitas untuk menggali ide potensi usaha baru di
kalangan masyarakat desa Arul Item kabupaten Aceh Tengah
5

BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1. Khalayak Sasaran Kegiatan
Kahalayak sasaran yang dipilih adalah warga desa Arul Item Aceh
Tengah. Penetapan sasaran ini merupakan suatu upaya peningkata
n
produktivitas kopi dan kesuburan tanah serta menumbuhkan jiwa kreatifitas
Masyarakat Desa Arul Item.
3.2. Bentuk Kegiatan
Bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupa pelatihan
kewirausahaan bagi masyarakat Desa Arul Item, Aceh Tengah Kegiatan ini
terdiri dari (3) tiga tahapan yaitu:

a)

Sosialisasi dan Penjaringan Anggota Kelompok Mitra


Sosialisasi dilakukan di daerah tujuan pelaksanaan program
pengabdian pada masyarakat dengan melibatkan aparat desa setempat.
Target masyarakat yang akan dijadikan sebagai mitra adalah masyarakat
usia produktif yang memiliki keinginan untuk melakukan usaha, namun
belum memiliki keterampilan khusus dalam pembuatan pupuk organik.
Pada kegiatan sosialisasi program akan dipilih 20 orang warga Desa Arul
Item yang memenuhi kriteria dan bersedia untuk mengikuti pelatihan dan
mengembangkan usaha pembuatan pupuk organik. Peserta akan dibentuk
menjadi 4 kelompok kecil, masing-masing berjumlah 5 orang.

b) Pelatihan kewirausahaan
Tahap kedua dari kegiatan pengabdian pada masyarakat yang
direncanakan adalah kegiatan pelatihan. Pelatihan yang diberikan kepada
mitra mempunyai tujuan untuk memberikan tambahan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka meningkatkan produktivitas mitra yait
u
kewirausahaan. Langkah-langkah dalam pelaksanaan pelatihan ini
adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan materi pelatihan yang relevan
b. Membuat jadwal pelatihan
c. Menyiapkan alat dan bahan pelatihan
d. Pembagian tugas instruktur
e. Pelaksanaan pelatihan
f. Melaksanakan evaluasi
6

Kegiatan pelatihan terdiri dari 2 (dua) bentuk, yaitu pemberian materi


(teori) dan praktek. Kegiatan ini direncanakan berlangsung selama 2 hari.
1). Pemberian materi
Pemberian materi dilakukan di balai desa Arul Item Aceh Tengah.
Materi pelatihan yang direncanakan antara lain:
a) Pengantar kewirausahaan
b) Karakteristik kepribadian wirausaha
c) Strategi memulai usaha
d) Teknik pembuatan pupuk organik padat dan pupuk organik cair
e) Penggunaan sumber daya
f) Perencanaan dan pengendalian keuangan
g) Pemasaran
2). Praktek
Kegiatan praktek dilakukan untuk mengaplikasikan materi pelatihan
yang telah diberikan. Setiap kelompok mempraktekkan cara membuat
pupuk organik padat dan pupuk organik cair.
c)

Pendampingan
Kegiatan pendampingan dilakukan setelah pelatihan selesai
dilaksanakan hingga program pengabdian pada masyarakat ini berakhir

(sekitar 3 bulan). Kegiatan pendampingan dilakukan setiap bulan sekali


dengan cara mengunjungi lokasi usaha pengolahan limbah kulit kopi
menjadi pupuk kompos di Desa Arul Item Aceh Tengah. Pada setia
p
kunjungan, tim PPM UNSAM akan berdiskusi dengan mitra terkai
No
1
2
3
4

Jenis Pengel
Peralatan penunjang
Bahan habis pakai
Perjalanan
Lain-lain (administrasi, publikasi,
laporan)
Jumlah
No
Jenis kegiatan

Biaya(Rp)
3.125.000
5.000.000
3.125.000
seminar,
1.250.000

Rp. 12.500.000
Bulan
t
1
2
3
4
5
1 perkembangan
Persiapan kegiatan
x
usaha ternak, permasalahan yang dihadapi dan rencana
2 tindak
Pelatihan
lanjut pengembangan usahaternak. Timx PPM UNSAM aka
x
x
x
n 3 Pendampingan
4 memberikan
Penyususnan
laporan
x
motivasi dan tambahan informasi terkait pengembangan
5 Penggandaan dan pengiriman laporan
x
usaha.
TabelIndikator
4.2. Jadwal
kegiatan PKM-M
3.3.
Keberhasilan
Program
Indikator keberhasilan dari kegiatan PKMM ini antara lain:
a. Terbentuk 5 kelompok pembuat pupuk organik di desa Arul Item
b. Terdapat penambahan jumlah anggota kelompok minimal 10% setiap
bulan
c. Pupuk organik dapat menjadi substitusi minimal 20% dari pupu
k
kimia yang digunakan petani di desa Arul Item
7

3.4. Keberlanjutan Program


Usaha pembuatan pupuk organik diyakini akan dapat berkembang
dengan baik. Bahan baku dalam hal ini limbah kulit kopi tersedia dalam
jumlah banyak. Kebutuhan pupuk akan terus meningkat setiap waktu dan
harga pupuk juga akan semakin tinggi. Usaha pembuatan pupuk organik
ini akan memberikan keuntungan dari segi ekonomi bagi petani. Kondisi
ini memungkinkan banyak anggota masyarakat lainnya yang akan tertarik
untuk ikut membuat pupuk organik. Dengan demikian, program ini akan
mampu berlanjut meskipun program PKMM ini telah berakhir.
8

BAB IV
ANGGARAN BIAYA
4.1. Anggaran Biaya
Ringkasan rencana anggaran biaya PKM-M di tunjukkan pada Tabel
4.1 berikut.

4.2. Jadwal Penelitian


Adapun jadwal pelaksaan kegiatan PKM-M adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-M

DAFTAR PUSTAKA
BPPS Kabupaten Aceh Tengah. 2011. Aceh tengah dalam angka. Badan Pusat
Statistik
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2008. Budidaya Kakao. Agromedia
Pustaka, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai