1611060367
Biologi 3e
klorofil a dan klorofil B. Conjugate disebut juga Acontae, karena gametnya tidak
1. Bangsa Desmidiales
2. Bangsa Zygnematales
1. Bangsa Desminidiales
Taksonomi Position :
Divisi : Thallophyta
Ordo : Desmidiales
Kelompok ini disebut juga Ganggang Hias, karena bentuknya yang beraneka rupa.
Ciri-cirinya :
Tiap bagian sel mempunyai chloroplas yang besar, serta satu atau beberapa
pirenoid.
Beberapa jenis dapat merayap dengan perantaraan benang-benang lendir yang dikeluarkan
menyempurnakan diri. Pada marga-marga tertentu sel-sel anakan itu tetap berlekatan
Seksual dengan Kopulasi, dua sel berdekatan lalu menyelubungi diri dengan lendir.
Dinding di bagian tengah lalu membuka dan protoplas kedua sel itu bersatu di saluran
kopulasi yang membesar dan terjadilah sebuah zigot, yang dindingnya berduri.
Disamping zigot itu terdapat 4 belahan dinding sel dari kedua sel yang berkopulasi
haploid yang bebas, dua kemudian mengalami degenerasi. Dengan demikian dari satu
1. Closterium
Subgenus: Holopenium
Closterium libellula Closterium rectimarginatum Closterium Navicula
Subgenus: Euclosterium
Closterium moniliferum
Zigot
2. Bangsa Zygnematales
Taksonomi position
Divisi : Thallophyta
Ordo : Zygnematales
Koloni selalu bertambah panjang karena pembelahan sel secara vegetatif dan
Dinding selnya lunak, tidak berlubang-lubang, terdiri atas selulosa dengan selaput
Tiap koloni dapat terputus-putus menjadi beberapa bagian, yang dapat tumbuh
Sel mengandung satu inti dan satu kloroplas bentuk pita yang melingkar seperti
Dari golongan ini yang terkenal ialah jenis-jenis yang tergolong dalam marga Spirogyra (suku
Zygnemataceae).
Konjugasi, dua koloni yang berlainan jenis kelaminnya berdekatan dan sejajar satu
sama lain. Pada tempat persentuhan antara dua sel terbentuk penonjolan-penonjolan.
Melalui saluran itu protoplas sel-sel pada benang yang jantan sebagai gamet jantan
masuk ke dalam sel-sel koloni betina. Peleburan kedua protoplas membentuk zigot,
dengan beberapa lapis dinding yang tebal berwarna coklat (pirang), penuh dengan
tepung dan minyak. Dalam zigot ini kloroplas yang bersal dari gamet jantan
dan terbentuklah 4 inti haploid yang bebas. Satu di antaranya agak besar dan 3
individu baru. Kopulasi kedua gamet itu ada yang terjadi di tengah-tengah saluran
1. Spirogyra
Gambar. Spiropyra sp
2. Mougeotia
pulhella
Mougeotia sp
3. Netrium
Netrium sp
Netrium digitus Netrium Oblongum
4. Spirotaenia
5. Zygnema
Gambar. Zygnema sp
6. Zygnemopsis
7. Mesotaenium
8. Cylindrocystis
Ganggang Karang hanya terdiri atas beberapa marga saja. Sel-selnya mempunyai
dinding selulosa, klorofil a dan b, dan zat tepung sebagai hasil asimilasi, dan merupakan zat
makanan cadangan. Hidupnya di kolam-kolam atau selokan sebagai bentos. Habitusnya
seperti tumbuhan yang seluruhnya hidup di dalam air. Talus berbuku-buku dengan ruas-ruas
yang panjang dengan cabang-cabang yang tersusun dalam suatu karangan. Pembiakan
seksual dengan oogami. Oogonium diselubungi benang-benang yang melingkar-lingkar
seperti spiral. Anteridium bergandeng-gandengan mrupakan benang-benang dan tersusun
dalam sebuah badan berbentuk peluru yang kosong.
Pada buku-bukunya tumbuh cabang-cabang pendek yang beruas-ruas, kadang-kadang
juga cabang-cabang yang lebih pendek lagi pada buku-bukunya
Dari ketiak cabang-cabang pendek itu seringkali tumbuh cabang-cabang yang panjang yang
susunannya sama dengan sumbu pokoknya. Sumbu itu pada pangkalnya melekat pada
substrat yang keras (bata atau kayu) melainkan melekat pada Lumpur atau pasir. Beberapa
jenis Characeae pada bagian bawah sumbunya membentuk semacam umbi yang penuh terisi
dengan tepung dan merupakan alat untuk mengatasi kala yang buruk.
Sumbu pokok dan cabang-cabangnya bertambah panjang karena sel ujung selalu
memisahkan segmen dengan membentuk dinding-dinding pemisah melintang. Segmen itu
membentang menjadi suatu sel ruas yang memanjang dan tidak membelah diri lagi, dan sel
buku-buku yang berbentuk cakram.
Sel buku-buku itu tetap pendek, tetapi membelah lagi dengan dinding pemisah
membujur, dan dari sel-sel ini akhirnya terbentuk cabang-cabang danjuga rizoid-rizoid. Pada
Nitella tiap-tiap ruas sumbu hanya terdiri atas satu sel ruas saja, tetapi pada Characeae
umumnya, sel ruas itu dikelilingi oleh selapis sel-sel yang tersusun sejajar menurut poros
bujur, yang keluar pada buku-buku dari sel-sel bagian bawah cabang-cabang.
Sel-selnya mengandung sebuah inti dan kloroplas berbentuk bulat. Dalam sel-sel ruas inti
mengadakan pembelahan amitosis, sehingga dalam sel-sel ruas terdapat beberapa inti.
Pembiakan aseksual dengan spora tidak ada. Alat-alat pembiakan seksual berupa
anteridium bulat berwarna kekuning-kuningan, dan oogonium berbentuk seperti telur
berwarna hijau dan terdapa tdalam ketiak cabang.
Anteridium berasal dari satu sel induk yangkemudian membelah-belah menjadi 8 sel,
yang dinamakan oktan. Tiap-tiap oktan lalu membentuk 2 dinding tangensial menjadi 3 sel,
sehingga dengan initerbentuklah 24 sel. Delapn sel yang paling luar pipih, dinamakan sel-sel
dinding (pelindung), 8 sel di tengah-tengah dinamakan sel-sel pemegang (manubrium), 8 lagi
yang paling dalam dinamakan sel-sel pokok. Sel-sel dinding lalu membentuk tonjolan-
tonjolan radial yang tidak sempurna, sehingga sel-sel itu terbagi-bagi dalm ruang-ruang yang
terpisah-pisah tidak sempurna pula. Sel-sel yang di tengah kemudian membentang kea rah
radial. Karena sel-sel dinding tumbuh meluas, dalam alat itu akan terjadi suatui ruangan
dengan sel-sel pemegang dan sel-sel pokok di dalamnya. Sel-sel yang paling dalam lalu
membuat 3-6 sel sekunder, dan dari sel-sel ini ditonjolkan 3-5 sel-sel benang spermatogen
terdiri atas sel-sel berbentuk cakram.
Dari setiap sel akhirnya keluar spermatozoid berbentuk spiral yang mempunyai satu
bintik mata, kadang-kadang tanpa plastida dan mempunyai dua bulu cambuk. Oogonium
mula-mula hanya satu sel telur saja yang penuh terisi dengan tetes-tetes minyak dan butir-
butir tepung, kemudian oogonium itu diselubungi oleh 5 buluh yang terpilin seperti spiral.
Ujung benang-benang selubung oogonium ini merupakan bentuk seperti mahkota, di
antaranya terdapat celah-celah jalan masuknya spermatozoid. Setelah selesai pembuahan, sel
telur membentuk dinding yang tidak berwarna. Dinding benang-benang pembungkus yang
sebelah dalm menebal, warna menjadi pirang, kadang-kadang diperkuat dengan kapur,
sedang dinding luarnya lenyap setelah buah itu jatuh. Pada perkecambahan zigot terjadi
pembelahan reduksi dan terjadilah 4 inti haploid. Dari 4 inti ini yang 3 mengalami
degenerasi, sehingga akhirnya dari satu zigot hanya tumbuh satu tumbuhan baru saja.
Karena sifat-sifatnya sebagai pembentuk kapur, maka Characeae penting peranannya
dalam pembentukan tanah-tanah kapur. Dalam keadaan fosil, Characeae ditemukan pada
lapisan-lapisan tanah dari zamn Jura.
Charophyceae atau Ganggang Karang merupakan golongan yang terasing, baik ke
bawah maupunke atas. Menurut susunan talusnya kelompok ganggang ini tergolong
organisme yang lebih tinggi tingkat perkembangannya (pembiakan generatif dengan oogami,
tak ada pembiakan aseksual). Dari bentuk talus dan alat-alat perkembangbiakan seksual,
sukar ditemukan hubungannya dengan salah satu golongan Chlorophyceae, tetapi umumnya
masih dianggap berdekatan dengan ganggang hijau itu. Semua warga kelas ini hanya
dimasukkan dalam satu bangsa saja, yaitu Charales yang terbagi dalm beberapa suku
Characeae yang meliputi antara lain Chara fragilis, Chara intermedia, Nitella gracilis,
Tolypella prolifera.
Dinding selnya terdiri dari pektin, selulosa, algin. Pada Phaeophyceae tingkat
perkembangan yang dapat bergerak berupa zoospora dan gamet, mempunyai 2 buluh cambuk
yang heterokon dan terdapat di bagian samping badannya yang berbentuk buah per atau
sekoci.
Kebanyakan Phaeophyceae hidup dalam air laut, hanya beberapa jenis saja yang
hidup dalam air tawar. Gangganng ini termasuk bentos, melekat pada batu-batuan, kayu,
epifit pada talus lain ganggang, bahkan ada yang hidup sebagai endofit.
1. Bangsa Phaeosporales
Bangsa ini merupakan sebagian besar ganggang pirang. Kebanyakan mempunyai
perawakan seperti Cladophora, tetapi ada pula yang mempunyai talus yang lebih tinggi
tingkatannya. Pembiakan terjadi secara :
a. Aseksual dengan zoospora, yang terjadi karena adanya reeduksi. Dari zoospora itu
tumbuh gametofit haploid dengan gamatangium yang berwarna berkotak-kotak.
b. Seksual dengan isogami. Gametangium bersel banyak.
Gambar gametagium berkotak-kotak dan sporangium yang unilokulur pada plyceta ramulosa
Zoospora ganggang pirang
Pada golongan ini terdapat satu pergiliran keturunan. Pada Ectocarpus siliculosus, gametofit
dan sporofit mempunyai habitus yang sama. Perkecualian terdapat pada Cutleria yang
gametofitnya lebih besar dari sporofit. Gametofit mempunyai talus yang tegak, bercabang-
cabang menggarpu, berbentuk pita, sedang sporofit mempunyai talus yang pipih, kecil seperti
cakram, tipis, tepinya berlekuk-lekuk, dan dinamakan Aglaozonia. Pada Ectocarpus dan
Pleurocladia terdapat jenis-jenis yang hidup sebagai epifit pada lain ganggang.
Pada beberapa jenis suku Cutleriaceae gametangium dan gamet betina lebih besar daripada
yang jantan, jadi di sini terdapat anisogami. Pada Phaeosporales tidak ada oogami.
Phaeosporales antara lain mencakup :
2. Bangsa Laminariles
Dalam bangsa ini termasuk suku Laminariaceae, yang antara lain meliputi
Zigot hasil perkawinan tumbuh menjadi sporofit. Pada permukaan sporofit terdapat
sel-sel mandul berbentuk buluh (parafisis). Masing sporangium menghasilkan banyak
zoospora dengan dua bulu cambuk. Nerecystis leutkeana, talus mempunyai bagian seperti
batang yang panjangnya 70 m dan pada ujungnya trdapat gelembung pengapung berbentuk
lembaran.
3.Bangsa Dictyotales
Pada ganggang ini spora tidak mempunyai bulu cambuk. Sporangium beruang satu
dan mengeluarkan 4 tetraspora. Pembiakan seksual dengan oogami. Gamet jantan
mempunyai satu bulu cambuk yang terdapat pada sisinya. Sporofit dan gametofit bergiliran
dan beraturan, dan keduanya mempuynyai talus berbentuk pita yang bercabang-cabang
menggarpu, misalnya Dictyota dichotoma. Bangsa Dictyotales terdiri atas satu suku saja,
yaitu Dictyotaceae, yang meliputi beberapa jenis, antara lain :
- Dictyotaceae dichotoma
- Dictyopteris polypoides
- Padina pavonia
4.Bangsa Fucales
Bersama-sama dengan Laminariales ganggang ini merupakan penyusun utama
vegetasi lautan di daerah dingin. Pembiakan generatif dengan oogami. Fucales hanya terdiri
atas satu suku yaitu Fucaceae, meliputi antara lain Fucus srratus. Fucus yang sudah berumur
beberapa tahun mempunyai talus yang berbentuk pita yang ditengah-tengahnya diperkuat
oleh rusuk tengah, kaku seperti kulit, bercabang-cabang menggarpu dan melekat pada batu
dengan suatu alat perekat berbentuk cakram. Ujung cabang-cabang talus ini agak membesar
dan mempunyai lekukan-lekukan yang disebit konseptakel. Didalamnya terdapat benang-
benang mandul (parafisis), oogonium, anteridium. Tiap anteridium menghasilkan 64
spermatozoid. Oogonium berupa suatu badan yang duduk di atas tangkai terdiri atas satu sel
saja, dan mengandung 8 sel telur.
Selain Fucus serratus dalam suku ini termasuk pula Fucus vsiculosus, Sargassum
vulgare, Turbinaria decurrens. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Phaeopyceae
bersifat heterotrik. Phaeopyceae mempunyai perkembangan yang setingkat dengan
Chlorophyceae. Melihat adanya rambut-rambut mengkilat pada salah satu bulu cambuknya
yang heterokon itu, rupanya ada hubungan kekerabatan dengan Chrysomonadales dan
Heterochloridales. Pembelahan reduksi pada umumnya terjadi pada pembentukan spora.
Gametofit dan sporofit dapat bersifat isomorf, dapat juga heteromorf. Beberapa jenis
Phaeophyceae menghasilkan yodium. Ada yang mempunyai khasiat obat, misalnya
Laminaria cloustoni dan Fucus vesiculosus.
A. Habitat Rhodophyta
Sebagian besar alga merah hidup di laut, banyak terdapat di laut tropika. Sebagian kecil
hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen. Selain itu ada pula
yang hidup di air payau. Alga merah yang banyak ditemukan di laut dalam adalah Gelidium
dan Gracilaria, sedang Euchema spinosum menyukai laut dangkal.