Anda di halaman 1dari 9

Selama di Furusato Indonesia Farm kita diajarkan mengenai budidaya

tanaman melon dan strawberry. Budidaya tanaman melon meliputi : Pembibitan,


Pengolahan Tanah, Penanaman, Pemeliharaan, Panen dan Pasca Panen. Berikut
ini adalah uraian budidaya tanaman melon yang dilakukan selama kegiatan di
Furusato Indonesia Farm.
I.1 Pembibitan
I.1.1 Pembuatan Media Semai
Benih melon yang akan dijadikan sebagai bahan penyemaian harus
disemaikan terlebih dahulu. Penyemaian benih dapat dilakukan di plastik kecil
atau didalam bak persemaian (tray). Melon termasuk tanaman yang tidak
terlalu membutuhkan media semai yang khusus untuk pembibitannya. Media
semainya dapat dibuat dengan media tanah atau dengan cocopeat. Media semai
harus dijemur dibawah sinar matahari selama 3-4 hari. Tanah yang telah kering
dilakukan pengayakan menggunakan saringan, kemudian tanah dimasukkan
kedalam plastic kecil atau didalam bak persemaian (tray). Saat melakukan
penyemaian dapat dilakukan pemupukan maupun tidak. Pemberian pupuk pada
media semai tanaman melon bertujuan agar bibit yang didapatkan yaitu bibit
yang baik dan kuat saat dipindahkan ke bedengan.
I.1.2 Penyemaian dan Pemeliharaan Bibit
Benih melon direndam terlebih dahulu dengan menggunakan air yang
dicampur dengan ZPT (Bio Boost) selama 30 menit. Selanjutnya disemai
dengan kedalaman 1-2 cm. Benih disemaikan dalam posisi tegak dan ujung
calon akarnya (radikula) menghadap ke bawah. Perawatan bibit tanaman melon
yang dapat dilakukan saat penyemaian yaitu dengan pemberian air setiap
harinya. Penyiraman dilakukan dengan cara disemprot menggunakan hand
sprayer secara hati-hati dan rutin setiap pagi hari agar kondisi benih tetap
lembap. Sirami secara teratur akan tetapi jangan terlalu basah. Benih-benih
yang disemai membutuhkan naungan atau penutup. Persemaian diletakkan
ditempat yang terhindar dari sinar matahari dan ditutup dengan plastic selama
semalam. Hal ini diperlukan agar bibit yang tumbuh terlindungi dari terik
matahari yang berlebihan dan kucuran air hujan langsung. Setelah itu
persemaian diletakkan di bawah sinar matahari secara penuh. Media
persemaian harus terus dikontrol dan diperhatikan agar kelembabannya terjaga.
Bibit melon yang sudah berdaun 1 helai atau tanaman melon yang telah berusia
11-14 hari dapat dipindah tanam ke lahan. Penyemaian ini dilakukan untuk
meminilisir terjadinya benih yang kurang baik atau tidak tumbuh. Bibit yang
disemai ini juga nantinya akan dijadikan sebagai bahan untuk penyulaman
tanaman melon.
I.2 Persiapan Lahan Tanaman Melon
I.2.1 Pencangkulan Tanah
Penyiapan lahan penanaman melon terlebih dahulu dibersihkan dari
gulma dan sisa-sisa tanaman bekas pertanaman sebelumnya. Pembersihan dari
gulma dan sisa-sisa tanaman tersebut dilakukan dengan membongkar atau
membalik tanah pada lahan tersebut. Pengolahan lahan dilakukan secara
manual dengan bantuan cangkul. Hal ini agar akar gulma yang tumbuh putus
dan tidak dapat tumbuh. Penanaman melon di lahan miring tidak dapat
dilakukan pembajakan, sehingga perlu dibuat terasering. Pengolahan tanah
pada lahan miring ini dilakukan dengan cara dicangkul. Proses pencangkulan
ini akan membuat tanah menjadi berbongkah sehabis dicangkul menjadi agak
hancur karena mengalami proses pengeringan matahari dan penganginan.
Selama proses tersebut beberapa senyawa kimia yang beracun dan merugikan
tanaman akan hilang perlahan-lahan.
I.2.2 Pemupukkan Dasar
Lahan tanaman melon yang telah diolah selanjutnya diberikan pupuk
dasar yakni berupa pupuk organik. Pupuk organik yang diberikan harus pupuk
kandang yang sudah difermentasi (Bokashi). Pupuk yang biasanya digunakan
adalah pupuk petroganik. Jumlah takaran pupuk yang diberikan adalah
sebanyak 125 kg dalam luasan lahan 100 m².
I.2.3 Pengapuran
Setelah lahan dicangkul dan diberi pupuk dasar, kemudian diberi kapur.
Pengapuran dapat menggunakan dolomit (CaCO3 MgCO3) sebanyak 50kg/40
m². Pemberian dolomit ini bertujuan untuk menyuburkan tanah, menetralkan
keasaman tanah atau menaikkan pH tanah dan meningkatkan daya tahan
tanaman terhadap hama dan penyakit. Tanah kemudian di diamkan selama
kurang lebih satu minggu. Setelah tanah dibiarkan selama kurang lebih satu
minggu maka tanah yang telah diolah siap untuk dibuat bedengan.
I.2.4 Pembentukan Bedengan
Bongkahan tanah yang sudah dikeringkan kemudian dibuat untuk
menjadi bedengan. Bedengan dibentuk dengan cara mencangkuli bongkahan
tanah yang sudah diberikan pupuk dan kapur dolomit agar tercampur secara
merata dan struktur tanah menjadi remah atau gembur. Panjang bedengan 10-
15 m agar memudahkan perawatan tanaman dan mempercepat pembuangan air
terutamaa disaat musim penghujan. Tinggi bedengan dibuat sesuai dengan
musim dan kondisi tanah pada saat penanaman. Pada musim hujan bedengan
dibuat 50 cm agar perakaran tanaman tidak terendam air jika hujan deras.
Musim kemarau tinggi bedengan 30 cm, untuk memudahkan perawatan pada
saat bedengan digenangi. Lebar bedengan 100 cm dan lebar parit 30-60 cm.
Parit dibuat dengan lebar 30-60 cm agar dapat memudahkan perawatan pada
saat penyemprotan, pemasangan ajir, penalian maupun panen. Pembuatan
bedengan tentunya harus diperhatikan arah angina dan arah datangnya sinar
matahari. Pembuatan bedengan pada musim hujan bedengan dibuat dengan
mengikuti arah matahari terbit, sedangkan pada musim kemarau disesuaikan
pada arah angina yang dating. Hal ini dapat berpengaruh terhadap keseragaman
pertumbuhan tanaman melon.
I.2.5 Pemasangan Mulsa
Mulsa yang digunakan adalah mulsa plastic perak. Pemasangan mulsa ini
dilakukan 3-5 hari sebelum dibuat lubang tanam. Pemasangan mulsa ini
dilakukan pada pagi hari atau siang hari agar mulsa dapat memuai sehingga
memudahkan pada saat pemasangan. Pemasangan dapat dilakukan dengan cara
menarik kedua ujung mulsa pada bedengan, lalu mengkaitkan salah satu
ujungnya pada bedengan menggunakan pasak dari bamboo berbentuk U yang
ditancapkan di setiap sisi bedengan. Hal ini bertujuan agar mulsa plastik yang
di pasang pada setiap bedengan menjadi kuat tidak mudah lepas. Jarak antar
pasak bamboo pada samping bedengan adalah 30-40 cm sedangkan jarak antar
pasak bamboo pada atas bedengan adalah 1 m.
I.2.6 Pembuatan Lubang Tanam
Apabila olah lahan, pemupukkan dasar, pengapuran dan pemasangan
mulsa telah dilakukan kegiatan persiapan lahan selanjutnya adalah dibuatnya
jarak tanam dan lubang tanam untuk penanaman tanaman melon. Jarak tanam
yang digunakan yaitu 50-60 cm. Setelah menentukan jarak tanam, selanjutnya
dibuat lubang tanam dengan cara ditugal. Pembuatan lubang tanam dapat
dilakukan dengan menggunakan pipa yang terbuat dari besi berbentuk
lingkaran atau juga dapat menggunakan kaleng susu yang didalamnya diberi
arang. Pipa besi yang digunakan memiliki diameter 8-10 cm. Setiap bedengan
terdiri dari 26-28 lubang tanam. Baris lubang tanam pada setiap bedengan
dapat disesuaikan, pada musim kemarau dalam satu bedengan dapat diisi
dengan 2 baris lubang tanam sisi kiri dan sisi kanan, sedangkan pada musim
hujan dapat diisi dengan 1 baris. Hal ini dikarenakan pada musim penghujan
tingkat kelembaban yang tinggi dapat mendukung perkembangan penyakit
pada tanaman melon.
I.3 Penanaman
Penanaman tanaman melon ditanam langsung dari benih pada bedengan
dengan kedalaman lubang tanam 1-2 cm. Penanaman sebaiknya dilakukan pada
pagi hari atau sore hari. Benih ditanam dalam posisi tegak dan ujung calon
akarnya (radikula) menghadap ke bawah. Posisi benih juga dapat diletakkan
dengan posisi mendatar atau miring, namun jangan sampai posisi benih terbalik
pada saat penanaman. Posisi benih yang terbalik yakni ujung calon akar berada
diatas dapat menyebabkan benih nantinya akan tumbuh melingkar atau tidak
lurus. Lubang tanam yang sudah ditanami benih melon diberi penutup. Penutup
yang digunakan dapat disesuaikan, pada musim kemarau penutup yang digunakan
adalah pelepah pohon pisang sedangkan pada musim hujan penutup yang
digunakan adalah gelas plastic. Gelas plastic yang digunakan sebagai penutup
lubang tanam pada pinggirannya ditimbun dengan tanah agar tidak mudah lepas.
Tujuan diberi penutup lubang tanam ini agar kelembaban benih ini tetap terjaga
sehingga beniih dapat tumbuh dengan optimal. Penanaman melon langsung dari
benih memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah menghemat biaya
dan tenaga, sedangkan kekurangannya adalah pertumbuhan tanaman melon tidak
seragam. Tanaman melon yang tumbuh dengan baik dapat dilihat secara fisik.
Kotiledon dan daun yang tumbuh berwarna hijau segar dan utuh. Kotiledon yang
tumbuh tidak sempurna seperti berwarna kuning, putus dan hilang dapat membuat
tanaman tidak dapat tumbuh kemudian mati.
I.4 Pemeliharaan Tanaman
I.4.1 Pemasangan Ajir/Lanjaran
Ajir (lanjaran) terbuat dari bambu atau kayu dengan panjang sekitar 170-
180 cm. Pemasangan ajir pada tanaman melon ini diusahaakn secapatnya
setelah tanam. Hal ini dikarenakan anaman masih kecil dan akar masih pendek
sehingga nantinya akar tidak akan putus karena tertusuk ajir. Ajir dipasang
sebenyak 1 yang bersebelahan dengan lubang tanam sehingga membentuk
secara berjajar. Pada bagian tengah bedengan ajir dipasang sebanyak 3, hal ini
bertujuan agar ajir yang dipasang tidak mudah roboh. Pemasangan ajir diberi
jarak 5-10 cm dari batang tanaman melon. Jarak ajir dibuat 5-10 cm ini
memudahkan pada saat proses penalian batang tanaman melon. Kemudian
jarak antar masing-masing ajir dipasang gawar. Gawar dipasang sampai 3
tingkatan. Gawar 1 ini diberi jarak 40-50 cm dari permukaan bedengan, pada
gawar 1 ini biasanya digunakan untuk menggantung buah. Gawar 3 dipasang
pada pucuk ajir, sedangkan pada gawar 2 dipasang tengah-tengah antar gawar 1
dan gawar 3. Ajir dibuat dari bahan yang kuat sehingga mampu menahan bobot
buah dengan berat kira-kira 1,5 - 2 kg. Ajir-ajir tersebut tidak dipasang secara
berhadapan yaitu menghadap samping dan menghadap kedepan, jika ajir
dipasang secara berhadapan maka akan membuat ajir roboh saat terkena
terpaan angin. Supaya ajir kokoh, dapat menambahkan bambu panjang yang
diletakkan pada bagian pucuk antara bambu yang menyilang dan bagian tengah
bedengan.
I.4.2 Penyulaman
Penyulaman merupakan upaya pemeliharaan yang dilakukan untuk
mengganti benih melon yang mati saat dilahan. Tanaman melon yang sudah
berumur 11-14 hari setelah tanam harus dipantau. Apabila ditemukan adanya
benih atau bibit tanaman melon yang tidak menunjukkan pertumbuhan normal,
maka harus segera diganti dengan bibit tanaman melon yang baru dan
pertumbuhannya bagus. Tanaman yang tidak tumbuh dengan baik harus
dicabut beserta akarnya. Penyulaman tanaman melon dapat diambil dari bibit
yang telah disemaikan sebelumnya. Penyulaman tanaman melon ditanam
dengan kedalaman 4-5 cm. Saat akan memindahkan bibit yang telah disemai ke
lubang tanam yang telah disiapkan, bibit dicabut dengan hati-hati dari bedegan
penyemaian. Pengambilan bibit melon dilakukan dengan cara menusuk bagian
bawah lubang persemaian dengan menggunakan tusuk bamboo yang tumpul
secara hati-hati. Saat melakukan penyulaman melon, bagian akar dari bibit
melon dipegang dengan hati-hati agar akar dari bibit tidak putus. Usahakan
tidak memegang bagian batang bibit melon karena batang pada bibit melon
masih lunak dan rentan luka. Jika batang tanamam melon luka dan akar
tanaman melon terputus dapat menyebabkan tanaman melon yang ditanam
tidak akan tumbuh atau mati. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari
agar tanaman dapat lebih beradaptasi dengan lingkungan baru. Penyulaman
biasa dilakukan selama 3–5 hari, karena dalam seminggu pertama
kemungkinan masih ada tanaman lain yang perlu disulam. Setelah selesai
melakukan penyulaman tanaman baru harus disiram dengan menggunakan Bio
Boost. Penyiraman menggunakan bio boost dapat merangsang pertumbuhan
tanaman melon.
I.4.3 Penyiangan
Penyiangan dapat dilakukan sewaktu-waktu tergantung pada kondisi
lahan. Penyiangan bertujuan untuk menghilangkan tumbuhan liar mengganggu
yang tumbuh disekitar tanaman melon. Budidaya melon dengan sistem mulsa,
penyiangannya dilakukan pada lubang tanam dan parit di antara dua bedengan.
Penyiangan pada melon dilakukan secara manual dengan cara dicabut langsung
menggunakan tangan atau dapat menggunakan sabit. Jika gulma yang tubuh
disekitar tanaman melon sudah tumbuh besar dan perakarannya sudah banyak
maka penyiangan dilakukan dengan menggunakan sabit. Gulma yang tidak
dibersihkan dapat menyebabkan lingkungan pertanaman lembab sehingga
merangsang penyakit. Gulma juga dapat menjadi inang hama dan penyakit
yang dapat merugikan tanaman melon. Penyiangan gulma ini dapat dilakukan
sesering mungkin, sehingga gulma yang tumbuh tidak terlalu banyak.
I.4.4 Pengikatan
Batang tanaman yang menjalar harus diarahkan pada ajir yang sudah ada
menggunakan tali rafia. Tanaman melon yang sudah mencapai tinggi 10-15 cm
harus diikat pada ajir. Pengikatan batang tanaman melon pada ajir ini dilakukan
setiap 2 – 5 hari sekali. Pengikatan tanaman melon hanya dilakukan sampai
pertumbuhan tanaman melon sudah mencapai pucuk ajir atau dengan tinggi 1,8
- 2 m dengan umur tanaman 45 hari. Pengikatan tanaman melon pada ajir
diusahakan tidak terlalu erat, agar batang tanaman melon dapat tumbuh dengan
baik dan tidak menimbulkan luka. Setiap bertambah tinggi sekitar 15-20 cm,
dapat dilakukan pengikatan lagi agar batang tanaman melon selalu tegak
berdiri. Kegiatan ini dilakukan agar tanaman lebih teratur, sirklus udara lancar,
dan sinar matahari dapat menyinari seluruh bagian tanaman melon.
I.4.5 Perempelan
Perempelan atau pewiwilan harus dilakukan dalam budidaya melon
karena sangat diperlukan guna meningkatkan hasil produktivitas tanaman.
Perempelan dilakukan untuk mempercepat pembuahan, peremajaan dan
mengurangi daun. Perempelan ini juga dilakukkan agar batang utama
mendapatkan nutrisi yang baik sehingga menghasikan buah lebih banyak
dengan kualitas yang baik. Perempelan dilakukan setiap 1 minggu sekali
selama masa tanam melon. Perempelan dilakukan terhadap tunas atau cabang
daun yang bukan merupakan cabang utama. Cabang daun biasanya terdapat
pada ketiak daun. Perempelan cabang daun dilakukan pada cabang yang dekat
dengan tanah atau kotiledon. Perempelan cabang daun dilakukan pada cabang
daun ke- 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 dapat dilakukan perempelan.
Cabang daun ke-8 dibiarkan tumbuh hanya sampai dengan 10 daun saja,
jika daun yang tumbuh melebihi 10 maka harus dilakukan pemangkasan.
Pemilihan calon buah harus diperlukan ketelitian, calon buah biasanya dipilih
mulai dari percabangan ke 8,9,dan 10. Lalu dipilih pertumbuhan dari calon
buah yang terbaik, jika sudah terlihat maka calon buah lainnya harus dipangkas
sehingga hanya tersisa satu calon buah setiap satu tanaman. Calon buah yang
yang dipilih dari percabangan daun ke- 8, 9, 10 harus memiliki kriteria.
Kriteria buah yang dipilih adalah buah yang memiliki bentuk yang baik seperti
telur, jika terdapat buah.
I.4.6 Pemupukkan
Pupuk yang diberikan pada tanaman melon adalah pupuk hayati.
Pemupukkan selanjutnya yang biasanya diberikan adalah Bio Boost atau Super
Nasa. Bio Boost adalah jenis pupuk hayati cair yang memiliki kandungan
mikroorganisme unggul yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan
tanah. Pemupukkan diberikan pada umur 14 HST selama 1 kali dalam satu
minggu. Pemupukkan ini hanya diberikan sampai tanaman berumur 35 HST.
Dosis pupuk yang diberikan selama pemupukkan sebanyak 10 cc/liter air.
Pemupukkan selanjutnya adalah menggunakan pupuk organic DI Grow. Pupuk
DI Grow yang digunakan ada 2 macam yaitu pupuk DI Grow hijau dan pupuk
DI Grow merah. Pupuk DI Grow hijau digunakan pada masa vegetative.
Pengaplikasikan pupuk DI Grow hijau pada fase ini dilakukan pada umur
tanaman sekitar 14 HST. Pupuk DI Grow hijau berfungsi untuk merangsang,
meningkatkan, menutrisi pertumbuhan daun, akar, batang dan tunas atau
anakan dengan cepat. Pupuk DI Grow hijau ini diaplikasikan pada bagian daun
dengan cara disemprotkan selama 1 minggu sekali. Dosis pupuk DI Grow hijau
yang diaplikasikan sebanyak 3 cc/liter air. Pupuk DI Grow merah diaplikasikan
pada saat tanaman melon sudah memasuki masa generatif. Pengaplikasikan
pupuk DI Grow merah pada fase ini dilakukan pada umur tanaman sekitar 35
HST. Pemberian pupuk DI Grow merah ini dapat merangsang pembungaan dan
pembuahan tanaman melon serta meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil
panen. Pupuk DI Grow merah ini diaplikasikan pada bagian bunga dengan cara
disemprotkan selama 1 minggu sekali. Dosis pupuk DI Grow merah yang
diaplikasikan sebanyak 4-5 cc/liter air. Aplikasi pada fase ini akan memberikan
hasil relative baik, dan pematangan buah dapat dipercepat.
I.4.7 Penyiraman
Penyiraman dilakukan sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai akan
dipetik buahnya. Penyiraman tanaman melon dapat disesuaikan, pada musim
kemarau penyiraman dapat dilakukan sebanyak 1 kali sehari sedangkan pada
musim hujan penyiraman dapat dilakukan sebanyak 1 kali dalam 2 hari.
Penyiraman dilakukan dengan cara menggenangi parit dengan selang air. Air
digenangi sampai ¼ bagian dari ketinggian bedengan. Saat menyiram jangan
sampai air siraman membasahi daun dan air dari tanah usahakan jangan terkena
daun dan buahnya. Penyiraman dilakukan pada pagi hari. Tanaman melon
menghendaki udara yang kering untuk pertumbuhannya, akan tetapi tanah tetap
harus lembab. Penyiraman tetap harus dilakukan jika tidak terjadi hujan. Air
yang digunakan untuk penyiraman tanaman melon harus langsung dari sumber
atau air hujan. Air sumber yang digunakan disimpan dalam tandon.
Penggunaan air sungai, air PDAM tidak diperbolehkan, hal ini dikarenakan
tanaman melon tidak dapat tumbuh dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai