Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman memerlukan air dan hara untuk bermetabolisme, tanaman


dapat tumbuh dengan baik atau normal apabila kebutuhan akan unsur haranya
terpenuhi. Pertumhuan merupakan proses bertambahnya ukuran tanaman
meliputi tinggi tananman, sedangkan perkembangan tanaman merupakan
proses bertambahnya berat dan lebar tanaman. Kedua proses ini baik
pertumbuhan maupun perkembangan tanamn dipengaruhi oleh ketersedian
unsur hara.apabila ketersedian unsur hara tercukupi, proses pertumbuhan
maupun pekembangan tanaman akan dapat berjalan normal.hara merupakan
material yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses demi
kelangsungan hidupnya.
Hara merupakan kebutuhan utuma tanaman, masing-masing hara
memiliki perananya masing-masing. Hara bedasarkan kapasitas yang
dibutuhkan tanaman dibedakan menjadi hara makro dan hara mikro. Hara
makro merupakan  unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang
besar. Sedangkan unsur hara mikro merupakan unsur hara yang dibutuhkan
dalam jumlah sedikit, namum harus ada bagi tanaman.Unsur hara makro
yaitu N, P, K, Ca, Mg dan S. Unsur hara mikro yaitu Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn,
Cl dan Co (Sari,P, D, et al., 2012).
Semua organisme termasuk tumbuhan sangat membutuhkan akan
adanya air. Tumbuhan tersebut akan tumbuh dan berkembang dengan baik
apabila kebutuhan air pada sel-selnya terpenuhi. Apabila pada saat
perkembangannya, tumbuhan kekurangan air maka kandungan air dalam
tumbuhan tersebut juga akan menurun. Hal ini tentu saja akan berpengaruh
negatif terhadap laju perkembangan tanaman. Jika kondisi berlangsung
dalam jangka waktu yang relatif lama maka bisa saja akan menyebabkan
kematian pada tanaman tersebut.

Defisiensi adalah kondisi dimana tanaman kekurangan unsur hara


sehingga proses fisiologisnya terganggu. Defisiensi unsur hara dapat dilihat

1
secara visual dari gejala yang muncul pada tanaman. Untuk itu kebutuhan
unsur hara tanaman harus tercukupi. Penambahan unsur hara yang diperlukan
tanaman dapat dilakukan denngan pemupukan. Pemupukan yaitu
penambahan unsur hara dapat diberikan melalui tanah maupun bagian
tanaman  untuk menambah atau mencukupi kebutuhan hara tanaman agar
tanaman dapat tumbuh dengan normal. Apabila tanaman menunjukkan gejala
pertumbuhan yang tidak normal pada bagian tanaman baik itu daun, akar, dan
batangnya perlu dilakukan pemupukan untuk memenuhi kebutuhan akan
baranya sehingga tanaman dapt tumbuh normal. Pertumbuhan tanaman akan
menimbulkan permasalahan ketika kekurangan dan kelebihan unsur hara
dalam tanaman.
Oleh karena itu kami melakukan penelitian defisiensi unsur hara pada
tanaman pepaya di Desa Mulyasari.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana cara mengidentifikasi defisiensi unsur hara pada tanaman


papaya (Carica papaya L.)?

1.2.2. Bagaimana pengendalian defisiensi unsur hara pada tanaman pepaya

(Carica papaya L.)?

1.3. Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui identifikasi defisiensi unsur hara pada tanaman


pepaya (Carica papaya L.).

1.3.2. Untuk mengetahui pengendalian defisiensi unsur hara pada tanaman


pepaya (Carica papaya L.).

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Keadaan Umum

Desa Mulyasari terletak di Cianjur, Jawa Barat, Indonesia. Cianjur


adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Ibu kotanya adalah Cianjur
dengan luas 3.432,96 km2. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten
Bogor dan Kabupaten Purwakarta di utara, Kabupaten Bandung dan
Kabupaten Garut di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten
Sukabumi di barat. Desa Mulyasari memiliki luas daerah 523.930 ha.
Koordinat Geografi Lat : 6°45,718’S LS/LU, Long : 107°12,585 BT. Jenis
tanah di Desa Mulyasari adalah ultisol. Ketinggian tempat Desa Mulyasari
adalah 392 mdpl. Iklim di Desa Mulyasari memiliki suhu 32°C, curah hujan
sebesar 3200 Mm/tahun.

2.2. Unsur – Unsur Hara Esensial


Unsur – unsur hara esensial adalah unsur hara yang sangat
diperlukan oleh tanaman, dan fungsinya dalam tanaman tidak dapat
digantikan oleh unsur lain, sehingga bila tidak terdapat dalam jumlah yang
cukup di dalam tanah, tanaman tidak dapat tumbuh dengan normal.Unsur
unsu hara esensial ini dapat berasal dari udara, air, atau
tanah(Hardjowigeno,2010).
2.2.1. Unsur Hara Makro
Unsur Hara Makro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah
banyak Hardjowigeno (2010).
Jenis – Jenis unsur hara makro yaitu :
Nitrogen (N)

Nitrogen (N) merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh


tanaman dalam jumlah yang besar. Nitrogen penting dalam pembentukan
klorofil, protoplasma,protein, dan asam – asam nukleat. Unsur ini
mempunyai perananan yang penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan semua jaringan hidup (Brady and weil, 2002).Nitrogen

3
pada umumnya diserap tanaman dalam bentuk NH4+, atau NO3-, yang
dipengaruhi oleh sifat tanah, jenis tanaman dan tahapan dalam
pertumbuhan tanaman(Havlin et al.,2005). Unsur hara N berfungsi sebagai
penyusun protein, klorofil, asam amino, dan banyak senyawa organic
lainnya, sedangkan P adalah penyusun fosfolipid nucleoprotein, gula fosfat
dan khususnya pada transport dan penyimpanan energy yang mana fungsi
dan peranan sebagian besar dari bahan/senyawa tersebut saling
mendukung dan melngkapi( Pilbeam et al., 2007).

 Gejala – gejala kekurangan Nitrogen:


a. Tanaman kerdil.
b. Pertumbuhan akar terbatas.
c. Daun – daun kuning dan gugur(Hardjowigeno,2010).

 Gejala – gejala kelebihan Nitrogen:


a. Memperlambat kematangan tanaman (terlalu banyak pertumbuhan
vegetatif).
b. Batang – batang lemah mudah roboh.
c. Mengurangi daya tahan tanaman terhadap
penyakit(Hardjowigeno,2010).

2. Fosfor (P)
Fosfor merupakan komponen penting penyusun senyawa untuk transfer
energy (ATP dan nukleoprotein lain), untuk sistem informasi genetic (DNA
dan RNA), untuk membrane sel (fosfolipid), dan fosfoprotein(Lambers et
al ., 2008).Tanaman menyerap P dalam bentuk ortofosfat primer (H 2PO4-)
dan sebagian kecil dalam bentuk ortofosfat sekunder (HPO 4-)( Pilbeam et al.,
2007). Bentuk P dalam tanah dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu organik
dan anorganik(Richardson et al.,2005;Hao et al.,2008).

Fungsi Fospor :
a. Pembelahan sel.
b. Pembentukan albumin.
c. Pembentukan bunga, buah dan biji.

4
d. Mempercepat pematangan.
e. Memperkuat batang tidak mudah roboh.
f. Perkembangan akar (Hardjowigeno,2010).

 Gejala kekurangan Fospor :


a. Pertumbuhan terhambat (kerdil).
b. Daun – daun menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung daun.
c. Terlihat jelas pada tanaman yang masih muda (Hardjowigeno,2010).

3. Kalium (K)
 Unsur K dalam tanah berasal dari mineral – mineral primer tanah
(feldspar, mika, dll.) dan pupuk buatan (ZK).
 Fungsi Kalium:
a.Kalium tidak merupakan unsur penyusun jaringan tanaman.
b.Pembentukan pati.
c.Mengaktifkan enzim.
d.Pembukaan stomata (mengatur pernapasan dan penguapan).
e.Proses fisiologis dalam tanaman.
f. Proses metabolik dalam sel.
g.Mempengaruhi penyerapan unsur – unsur lain.
h.Mempertinggi daya tahan terhadap kekeringan, penyakit
i. Perkembangan akar (Hardjowigeno,2010).

 Gejala – gejala kekurangan Kalium:


a. Unsur K mudah bergerak (mobile) di dalam tanaman sehingga gejala
– gejala kekurangan K pada daun terutama terlihat pada daun tua,
karena daun – daun muda yang masih tumbuh dengan aktif menyedot
K dari daun – daun tua tersebut.
b. Pinggir – pinggir daun berwarna coklat, mulai dari daun tua.
c. Tanaman tidak tinggi (Hardjowigeno, 2010).

5
4. Kalsium (Ca)
 Asal Ca dalam tanah adalah dari mineral – mineral primer (misalnya
mineral plagioklas), Karbonat : CaCO3 (kalsit) dan CaMg (CO3)2
(dolomit), garam – garam sederhana: CaSO4 (gipsum) dan Ca fosfat. Ca
diambil tanaman dalam bentuk Ca++. Kekurangan kalsium ditandai dengan
pertumbuhan kuncup yang terhenti dan mati, pertumbuhan tanaman lemah
dan merana, tepi daun muda mengalami klorosis, buah muda banyak yang
rontok dan masak sebelum waktunya, warna buah kurang
sempurna(Ramadani,2015) Fungsi Ca dalam tanaman:
a. Untuk penyusunan dinding – dinding sel tanaman.
b. Pembelahan sel.
c. Perpanjangan Akar (Hardjowigeno, 2010).

 Gejala kekurangan Ca
a. Tunas dan akar tidak dapat tumbuh (tidak dapat berkembang) karena
pembelahan sel terhambat.
b. Ujung daun berwarna coklat dan melipat serta terkulai ke bawah saling
melekat dengan daun di bawahnya (Hardjowigeno, 2010).

5. Magnesium (Mg)
 Asal Mg dalam tanah : mineral kelam (biotit, augit, horenblende, amfibol),
garam : MgSO4, Kapur : CaMg (CO3)2, (dolomit). Diserap sebagai Mg++.
Fungsi Mg :
a. Pembentukan klorofil.
b. Sistem enzim (activator).
c. Pembentukan minyak ( Hardjowigeno, 2010)
 Gejala – gejala kekurangan Mg :
a. Mg mobil di dalam tanaman, defisiensi pada daun – daun tua.
b. Daun menguning karena pembentukan klorofil terganggu.
c. Terlihat garis – garis kuning pada daun.
d. Pada daun muda keluar lendir (gel) terutama bila sudah lanjut
( Hardjowigeno, 2010).

6
6. Belerang (S)
Belerang diserap tanaman dalam bentuk SO4- dan dalam bentuk gas SO2
dari udara melalui daun.Fungsi Belerang yaitu untuk pembentukan protein. Asal
dalam tanah diantaranya Mineral – mineral primer : FeS2 (pirit) dan CaSO4
(gipsum), Atmosfir : SO2 udara.
 Gejala – gejala kekurangan Belerang:
a. S mobil (mudah bergerak) dalam tanaman, defisiensi pada daun tua.
b. Tanaman kerdil.
c. Pematangan lambat.
d. Daun – daun kuning (seperti kekurangan N) (Hardjowigeno, 2010).

2.1.2. Unsur Hara Mikro


Unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah
yang sedikit (Hardjowigeno,2010). Menurut Sudarmi (2013) Jenis – jenis
unsur hara mikro yaitu :
1. Besi (Fe)
 Fungsi Fe
a. Untuk sintetis chlorofil
b. Penyusun penting dari enzim
c. Sebagai akseptar oksigen dalam perubahan Fe2+ menjadi F3+
d. Berperanan dalam sistem redox metabolisme N dan S (Sudarmi,2013).
 Kekurangan unsur besi bagi tanaman menyebabkan :
a. Timbulnya warna bintik-bintik kuning pada daun muda (chlorosis)
b. Pertumbuhan tanaman terhenti dan daun berguguran dan dapat
mengakibatkan kematian (Sudarmi, 2013).
2. Seng (Zn)
Fungsi Zn yaitu untuk membantu pembentukan klorofil dan penting
dalam perbaikan tanah alkali, sebagai kofaktor berbagai enzim. Kekurangan
unsur seng menyebabkan pertumbuhan secara drastis terganggu, daun
mengecil dan pucuk membentuk roset serta timbul warna-warna tidak normal
pada tanaman ( Sudarmi, 2013). Selain itu, gejala lain yang ditimbulakan dari

7
kekurangan unsur Seng (Zn) ialah bakal buah menguning, terbuka, dan
akhirnya akan mengalami keguguran. Kekurangan unsur Seng juga dapat
menjadikan buah menjadi lebih lemas dari biasanya, sehingga buah yang
seharusnya lurus akan menjadi membengkok. Kekurangan unsur seng ini
biasanya terjadi pada media yang sudah lama digunakan sehingga perlu
adanya penggantian media tanam yang baru(Kofir, 2010).
3. Mangan (Mn)
Fungsi Mn yaitu penting dalam pembentukan klorofil, Membantu
proses fotosintesis, Merangsang perkecambahan biji dan pemasakan buah.
Kekurangan unsur Mn menyebabkan terjadi pertumbuhan kerdil pada tanaman,
sayuran seperti tomat, seledri, kentang dan tanaman tembakau, jeruk, kacang
kedelai (Sudarmi, 2013).
4. Tembaga (Cu)
Fungsi Cu yaitu Sebagai enzim dalam tanaman, meliputi asam askorbik
oksidase, fenolase, lokase dan lain-lain, meningkatkan pembentukan vitamin A
dalam tumbuh-tumbuhan, sangat diperlukan pada tahap awal perkembangan
tumbuh- tumbuhan. Kekurangan unsur tembaga biasanya terjadi pada tanah
organik dan tanah alkalis. Pada tanaman jeruk kekurangan unsur tembaga
menyebabakan die back (mati pucuk) dengan gejala daun muda menjadi pucat
dan kering ( Sudarmi, 2013).
5. Molibdenium (Mo)
Fungsi Mo yaitu sebagai enzim yang mereduksi nitrat (NO3)dan
penting dalam fiksasi nitrogen (N). Kekurangan unsur molibdenium
menyebabkan terjadi perubahan warna daun dri pucat menjdi menguning,
tanaman menjadi keriput dan akhirnya kering/mati. Tanaman yang kekurangan
unsur Mo berkadar gula asam askorbik dan asam amino rendah (Sudarmi,
2013).
6. Chlor (Cl)
Fungsi Cl yaitu merangsang aktivitas beberapa enzim untuk
mempengaruhi penyerapan air pada jaringan tumbuhan, mempertinggi hasil
dari mutu tanaman terutama tembakau, kapas, gandum, kentang, tomat, wortel,
kobis dan lain-lan. Kekurangan unsur Chlor dapat menyebabkan tanaman

8
cenderung menjadi layu karena terganggunya proses transpirasi. Pada tanaman
tomat kekurangan chlor menyebabkan timbulnya warna tembaga (coklat merah
seperti karat) (Sudarmi,2013).
7. Boron (B)
Fungsi Boron (B) yaitu berperanan penting dalam produksi biji-bijian,
meningkatkan transportasi karbohidrat dan menaikkan aktifitas enzim.
Tanaman yang kekurangan boron, berkadar asam fensol yang tinggi sehingga
tanaman tidak tumbuh, baik akar maupun pucuk berhenti, daun menjadi tebal,
keriting dan kaku, pembentukan bunga terganggu (Sudarmi, 2013).
8. Natrium(Na)
 Fungsi Na yaitu sebagai keseimbangan ion pada regulasi energi untuk
membuka dan menutupnya stomata. Gejala kelebihan Na adalah terlibat dalam
osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion pada tumbuhan. Salah satu
kelebihan efek negatif Na adalah bahwa itu mengurangi ketersediaan K. Gejala
kekurangan Na Daun-daun tanaman bisa menjadi hijau tua dan tipis, Tanaman
cepat layu (Sudarmi, 2013).
9. S i l i c o n ( S i )  
 Tersimpan dalam dinding sel yang mengakibatkan sifat mekanis sel
yaitu kaku atau elastis.  Gejala kelebihan Si: Tanaman dengan pasokan silikon
larut menghasilkan lebih kuat, meningkatkan panas dan kekeringan tanaman
toleransi silikon dapat disimpan oleh tanaman di tempat infeksi oleh  jamur
untuk memerangi penetrasi dinding sel oleh jamur menyerang. Gejala
kekurangan Si Dapat mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit
(Sudarmi, 2013).
10.Nikel (Ni) 
Pada tanaman Keras/tumbuhan tingkat tinggi sebagai aktivasi urease
(enzim yang berperan dalam metabolisme Nitrogen untuk proses perombakan
urea). Gejala kelebihan Ni diperlukan untuk enzim urease untuk menguraikan
urea untuk  membebaskan nitrogen ke dalam bentuk yang dapat digunakan
untuk tanaman ( Sudarmi, 2013).

9
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan PBL (Project Based Learning) Analisis Defisiensi Unsur Hara
matakuliah Fisologi Tumbuhan dilaksanakan pada hari Rabu, 26 April 2017
Pukul 08:00 – 12:00 WIB di Desa Mulyasari, Kec. Mande, Kab. Cianjur.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
1. Alat tulis
2. Kamera
3. Plastik
4. Lembar Kerja Penelitian Fisiologi Tumbuhan
3.2.1. Bahan
Tanaman Pepaya

3.3. Prosedur kerja

1. Carilah 10 defisiensi unsur hara pada tanaman papaya.

2. Amati gejala defisiensi unsur hara sesuai dengan literature.

3. Tentukan jenis unsur haranya.

4. Dokumentasikan tanaman yang terkena defisiensi unsur hara.

5. Catat hasil pengamatan.

10
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil

Defisiens Tanama Gejala atau Foto literature Foto lapang Gangguan penanggulanga
i unsur n ciri ciri pertumbuhan n
hara
N Papaya daun Pertumbuhan Dapat
tanaman ditanggulangi
menjadi
lambat dan dengan
kuning pada kerdil, pemberian
perkembangan pupuk kimia
daun yang
buah tidak seperti urea,
tua lalu sempurna atau ZA, KNO3 dan
tidak baik. NPK.
coklat
kemudian
berguguran.
Gejala itu Sumber:Dokumentasi
Sumber :Sawyer (2004)
Pribadi
disebut
klorosis.

12
P Papaya Warna daun Terhambatnya Dapat
berubah pertumbuhan ditanggulangi
warna sistem dengan
menjadi perakaran, menambahkan
coklat mulai batang dan pupuk kimia
dari ujung daun. Buahnya SP36 (P=36%),
daun. kerdil-kerdil, NPK, MKP
Terlihat nampak jelek serta pupuk
jelas pada dan lekas daun kandungan
tanaman matang. P tinggi.
yang masih Sumber:Sawyer (2004)
Sumber: Dokumentasi
muda.
Pribadi
Zn Papaya Bakal buah Buah akan Dapat
menguning, lebih lemas ditanggulangi
terbuka dan sehingga buah dengan
akhirnya yang menggunakan
gugur. seharusnya nutrisi yang
lurus mengandung
membengkok. unsur hara
makro dan
mikro yang
seimbang.

Sumber:Sawyer (2004)

Sumber: Dokumentasi
Pribadi

13
Ca pepaya Buah muda Menghambat Dapat
mengalami pertumbuhan ditanggulangi
kerontokan dan produksi dengan
dan masak bunga. menambahkan
sebelum kapur dolomit
waktunya, (Ca=38%),
warna buah kalsium
kurang karbonat
sempurna. (Ca=90%), serta
pupuk kalsium
kandungan Ca
80-99%.
Sumber: Epstein dan bloom (2004)
Sumber:Dokumentasi
Pribadi
K pepaya Mengerutny Pertumbuhan Dapat
a daun Buah tidak ditanggulangi
terutama sempurna, dengan
pada daun kecil dan tidak menambahkan
tua meski tahan untuk pupuk kimia
tidak disimpan. KCl (K=52%),
merata, tepi NPK, MPK
dan ujung serta pupuk
daun daun kandungan
menguning K tinggi.
yang
kemudian
menjadi
bercak Sumber: Dokumentasi
Sumber:Sawyer (2004)

14
coklat, Pribadi
sehingga
daun
tampak
bergerigi
dan
akhirnya
mati.

15
4.2. Pembahasan

Dari hasil pengamatan, dikebun pepaya terdapat kekurangan unsur


hara N, P, Zn, Ca, dan K. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh jenis
tanahnya, yaitu tanah ultisol yang tidak banyak mengandung unsu hara N, P,
K, Mg dan Mo. Hal ini sesuai dengan literatur Hardjowigeno (2003) bahwa
tanah ultisol mempunyai sifat kimia yang kurang baik yang dicirikan oleh
kemasaman tanah yang tinggi dengan pH < 5, kandungan bahan organik
tanah rendah sampai sedang, kandungan hara N, P, K, Mg dan Mo rendah.
Kapasitas Tukar Kation (KTK) < 24 me/100 g. Sebaliknya kelarutan Al, Mn,
dan Fe sering tinggi, sehingga sering meracun bagi tanaman. Hal ini
disebabkan oleh tingkat pelapukan yang sudah lanjut serta curah hujan yang
tinggi, sehingga unsur hara tercuci kelapisan bawah. Di samping itu juga
disebabkan oleh bahan induk mineral tanah yang miskin mineral primer yang
mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Oleh karena itu, tanah
ultisol memerlukan pupuk yang banyak. Dengan pengapuran dan pemupukan
yang banyak, tanah ultisol dapat lebih produktif(Prasetyo dan Suriadikarta,
2006).Umur tanaman pepaya yang diteliti 90 hari setelah tanam
(HST).Pemupukan dilakukan oleh petani tersebut 90 hari setelah tanam
dengan menggunakan NPK sedangkan pupuk dasarnya yaitu pupuk kandang
kambing. Pemilik perkebunan tanaman pepaya bergantung pada air hujan.

Menurut (Gunawan et al., 2007) Pepaya dapat tumbuh pada dataran


rendah hingga dataran tinggi pada ketinggian 700 m dpl dengan pertumbuhan
optimal pada ketinggian 200 – 500 m dpl, curah hujan 1000 - 2000
mm/tahun, kisaran suhu udara 21 - 33°C, kelembaban udara sekitar 40% dan
angin yang tidak terlalu kencang sangat baik untuk penyerbukan. Tanah
subur, gembur, mengandung humus dan harus banyak menahan air, pH tanah
yang ideal adalah netral dengan pH 6,0 -6,5. Kebutuhan air ideal pada
tanaman pepaya adalah sekitar 70 liter/minggu. Pepaya tidak dapat tumbuh
dengan sempurna pada kondisi kekurangan air dan jika berlangsung dalam
waktu lama dapat mengakibatkan tanaman layu dan akhirnya mati.

16
Pepaya untuk pertumbuhannya membutuhkan Fosfor, Nitrogen dan
Kalium. Fosfor diperlukan untuk pembentukan bunga dan mempercepat
pemasakan buah. Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah banyak karena
diperlukan pertumbuhan vegetatif yang cepat. Kalium diperlukan untuk
pembentukan gula buah dan memberi daya tahan akan kekeringan (Marsono
dan Sigit, 2001).

Pada tanaman pepaya pertama ditemukan defisiensi unsur hara Nitrogen


(N) dengan gejala daun menjadi kuning pada daun yang tua lalu coklat
kemudian berguguran. Gejala itu disebut klorosis. Hal ini sesuai dengan
literatur menurut Hardjowigeno (2010) bahwa gejala defisiensi unsur N yaitu
perubahan warna pada daun menjadi kuning kemudian gugur, tanaman kerdil
serta pertumbuhan akar terbatas. Pengendalian defisiensi unsur hara N dapat
dilakukan dengan pemberian pupuk N 200 ppm menurut Hernita, et al.,
(2012).

Pada tanaman pepaya kedua ditemukan defisiensi unsur hara Fosfor (P)
dengan gejala Warna daun berubah warna menjadi coklat mulai dari ujung
daun. Terlihat jelas pada tanaman yang masih muda.Hal ini sesuai dengan
literatur menurut Hardjowigeno (2010) bahwa gejala defisiensi unsur P yaitu
warna daun berubah menjadi ungu (coklat) yang dimulai dari ujung daun,
pertumbuhan terbatas (kerdil) dan terlihat jelas pada daun yang masih muda.
Pengendalian defisiensi unsur hara P dapat dilakukan dengan pemberian
pupuk P (SP-36) dosis 375 kg/ha pada umur 28 dan 35 HST menurut Hidayat
(2008).

Tanaman pepaya ketiga mengalami defisiensi unsur hara seng (Zn)


yang ditandai dengan gejala bakal buah menguning, terbuka dan akhirnya
gugur. Hal ini sesuai dengan literatur menurut Kofir (2010) gejala defisiensi
unsur Zn ialah bakal buah menguning, terbuka, dan akhirnya akan mengalami
keguguran. Kekurangan unsur Seng juga dapat menjadikan buah menjadi lebih
lemas dari biasanya, sehingga buah yang seharusnya lurus akan menjadi
membengkok, penanggulangannya dapat dilalukan menggunakan nutrisi yang
mengandung unsur hara makro dan mikro yang seimbang.

17
Tanaman pepaya keempat ditemukan defisiensi unsur hara Kalsium
(Ca) dengan gejala Buah muda mengalami kerontokan dan masak sebelum
waktunya, warna buah kurang sempurna. Hal ini sesuai dengan literatur
menurut Ramadani (2015) kekurangan kalsium ditandai dengan pertumbuhan
kuncup yang terhenti dan mati, pertumbuhan tanaman lemah dan merana, tepi
daun muda mengalami klorosis, buah muda banyak yang rontok dan masak
sebelum waktunya, warna buah kurang sempurna. Pengendalian defisiensi
unsur hara Kalsium dapat dilakukan dengan penambahan kapur dolomit (Ca =
38%), kalsium karbonat (Ca = 90%), serta pupuk kalsium kandungan Ca 80-
99%.
Tanaman pepaya kelima ditemukan defisiensi unsur hara Kalium (K)
dengan gejala Mengerutnya daun terutama pada daun tua meski tidak merata,
tepi dan ujung daun menguning yang kemudian menjadi bercak coklat,
sehingga daun tampak bergerigi dan akhirnya mati.Hal ini sesuai dengan
literatur menurut Hardjowigeno (2010) gejala defisiensi unsur K ialah pada
daun tua, karena daun – daun muda yang masih tumbuh dengan aktif
menyedot K dari daun – daun tua tersebut, pinggir – pinggir daun berwarna
coklat, mulai dari daun tua dan tanaman tidak tinggi Pengendalian defisiensi
unsur hara K dapat dilakukan dengan pemberian pupuk kimia KCl (K =
52%), NPK serta pupuk daun kandungan K tinggi.

Petani tanaman pepaya tersebut telah menggunakan pupuk NPK.


Namun tanaman pepaya tetap mengalami defisiensi unsur hara yang
mengakibatkan buruknya kualitas tanaman. Pada saat penelitian defisiensi
hara yang terbanyak adalah unsur N. Hal ini disebabkan karena Defisiensi
unsur hara terjadi paling banyak di wilayah yang lebih tinggi dibanding
wilayah yang rendah serta faktor iklim yaitu kemiringan tanah sehingga unsur
hara pada tanaman terbawa oleh arus air hujan.

Agar tanaman pepaya dapat berproduksi optimal ada beberapa faktor


yang harus dipenuhi antara lain kebun terbebas dari rumput, tidak kekurangan
sinar matahari, penanaman bersifat monokultur dan lubang tanam cukup
besar hingga mampu menampung pupuk organik yang cukup banyak. Agar

18
pepaya yang dibudidayakan dapat memberikan hasil yang memuaskan maka
yang harus dilakukan dalam pemeliharaan adalah menggunakan tanaman
yang sudah disemaikan, melakukan penyiangan dan pemupukan, mengatur
pengairan dan menentukan ketepatan waktu untuk proses pemanenan
(Agromedia, 2007).

19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Tanaman pepaya (Carica papaya L.) yang terdapat di perkebunan Desa
Mulyasari, Kecamatan Mande, Kabupaten cianjur Jawa Barat mengalami
defisiensi unsur hara N, P, Zn, Ca, dan K. Kekurangan unsur hara tersebut dapat
mengganggu pertumbuhan daun, buah, dan bunga pada tanaman pepaya (Carica
papaya L.). Gejala defisiensi dapat terjadi karena dipengaruhi oleh jenis tanah,
ketinggian tempat, pH tanah, suhu, kelembapan dan curah hujan. Penanggulangan
yang dilakukan yaitu dengan pemberian pupuk dan pengapuran.

5.2. Saran
Dalam melakukan pengamatan tentang defisiensi unsur hara pada tanaman
sebaiknya dilakukan dengan teliti dan dapat membedakan juga tanaman yang
kekurangan unsur hara dengan tanaman dan yang terserang penyakit, agar data
yang didapat lebih lengkap dan akurat.

20
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia, redaksi. 2007.Buku Pintar.Tanaman Hias. PT. Agromedia Pustaka.
Jakarta. 

Barker AV and DJ Pilbeam, 2007. Hand Book of Plant Nutrition, CRC Press.
New York.

Brady NC and RR Weill. 2002. The Nature and Properties of soils. 13th
Edition.Upper Saddle River, New Jersey.USA .

Gunawan, Sulistia Gan. Setiabudy, Rianto. Nafrialdi. Elysabeth. 2007.


Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: FKUI.

Hao X, F Godlinski and C chang, 2008. Distribution of phosphorus forms in soil


following long-term continuous and discontinuous cattle manure
applications. Soil Science Society of America Journal 72, 90-97.

Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.

Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Ilmu Tanah Ultisol. Edisi Baru. Akademika


Pressindo, Jakarta.

Havlin JL, JD Beaton, SL Tisdale and WL Nelson. 2005. Soil Fertility and
Fertilizers. An introduction to nutrient management. Seventh Edition.
Pearson Education Inc. Upper Saddle River, New Jersey.

Hernita, D., Poerwanto, R., Susila, A. D., dan Anwar, S. 2012 Penentuan Status
Hara Nitrogen pada Bibit Duku. Jurnal hortikultura, (Online), Vol 22, No.
1, (http://www.ejurnal.litbang.pertanian.go.id, diakses 1 May 2017).
Hidayat, Nurul. 2008. Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis
hypogea L.) varietas local Madura Pada Berbagai Jarak Tanam dan Dosis
Pupuk Fosfor. Jurnal Agrovigor, (Online), Vol 1, No. 1,
(http://pertanian.trunojoyo.ac.id, diakses 1 Mei 2017)
Kofir, Abdul. 2010. Galery Eksotika Glonema. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Lambers H, FS Chapin, and TL Pon, 2008. Plant Physiological Ecology,


Springer.

21
Marsono dan P. Sigit. 2001. Pupuk Akar, Jenis dan Aplikasi. Jakarta : Penebar
Swadaya.

Puspitasari, D., Purwani, K.I. dan Muhibuddin, A. 2012. Eksplorasi Vesicular


Arbuscular Mycorrhiza (VAM) Indigenous pada Lahan Jagung di Torjun,
Sampang Madura. Sains dan Seni ITS, 1(2): 19-22.

Prasetyo, B.H. dan Suriadikarta, D.A. 2006. Karakteristik, Potensi dan Teknologi
Pengelolaan Tanah Ultisol untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering
di Indonesia. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya
Lahan Pertanian, Balai Penelitian
Tanah.http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi.pdf (diakses tanggal 22
Mei 2017).

Ramadani, E.H. 2015. Pertumbuhan tanaman.Bengkulu.Universitas Bengkulu.

Richardson AE, TS George, M Hens and RJ Simpson, 2005. Utilization of soil


organic phosphorus by higher plants. In: BL Turner, E Frossard and DS
Baldwin (EDS). Organic Phosphorus in the Environment. CABI
Publishing. Wallingford.UK.

Sawyer, J., 2004. Nutrient Deficiencies and Application Injuries in Field Crops.
Iowa State University.
Sudarmi, 2013. Pentingnya Unsur Hara Mikro Bagi Pertumbuhan
Tanaman.Widyatama.Jakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai