PENDAHULUAN
1
secara visual dari gejala yang muncul pada tanaman. Untuk itu kebutuhan
unsur hara tanaman harus tercukupi. Penambahan unsur hara yang diperlukan
tanaman dapat dilakukan denngan pemupukan. Pemupukan yaitu
penambahan unsur hara dapat diberikan melalui tanah maupun bagian
tanaman untuk menambah atau mencukupi kebutuhan hara tanaman agar
tanaman dapat tumbuh dengan normal. Apabila tanaman menunjukkan gejala
pertumbuhan yang tidak normal pada bagian tanaman baik itu daun, akar, dan
batangnya perlu dilakukan pemupukan untuk memenuhi kebutuhan akan
baranya sehingga tanaman dapt tumbuh normal. Pertumbuhan tanaman akan
menimbulkan permasalahan ketika kekurangan dan kelebihan unsur hara
dalam tanaman.
Oleh karena itu kami melakukan penelitian defisiensi unsur hara pada
tanaman pepaya di Desa Mulyasari.
1.3. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Keadaan Umum
3
pada umumnya diserap tanaman dalam bentuk NH4+, atau NO3-, yang
dipengaruhi oleh sifat tanah, jenis tanaman dan tahapan dalam
pertumbuhan tanaman(Havlin et al.,2005). Unsur hara N berfungsi sebagai
penyusun protein, klorofil, asam amino, dan banyak senyawa organic
lainnya, sedangkan P adalah penyusun fosfolipid nucleoprotein, gula fosfat
dan khususnya pada transport dan penyimpanan energy yang mana fungsi
dan peranan sebagian besar dari bahan/senyawa tersebut saling
mendukung dan melngkapi( Pilbeam et al., 2007).
2. Fosfor (P)
Fosfor merupakan komponen penting penyusun senyawa untuk transfer
energy (ATP dan nukleoprotein lain), untuk sistem informasi genetic (DNA
dan RNA), untuk membrane sel (fosfolipid), dan fosfoprotein(Lambers et
al ., 2008).Tanaman menyerap P dalam bentuk ortofosfat primer (H 2PO4-)
dan sebagian kecil dalam bentuk ortofosfat sekunder (HPO 4-)( Pilbeam et al.,
2007). Bentuk P dalam tanah dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu organik
dan anorganik(Richardson et al.,2005;Hao et al.,2008).
Fungsi Fospor :
a. Pembelahan sel.
b. Pembentukan albumin.
c. Pembentukan bunga, buah dan biji.
4
d. Mempercepat pematangan.
e. Memperkuat batang tidak mudah roboh.
f. Perkembangan akar (Hardjowigeno,2010).
3. Kalium (K)
Unsur K dalam tanah berasal dari mineral – mineral primer tanah
(feldspar, mika, dll.) dan pupuk buatan (ZK).
Fungsi Kalium:
a.Kalium tidak merupakan unsur penyusun jaringan tanaman.
b.Pembentukan pati.
c.Mengaktifkan enzim.
d.Pembukaan stomata (mengatur pernapasan dan penguapan).
e.Proses fisiologis dalam tanaman.
f. Proses metabolik dalam sel.
g.Mempengaruhi penyerapan unsur – unsur lain.
h.Mempertinggi daya tahan terhadap kekeringan, penyakit
i. Perkembangan akar (Hardjowigeno,2010).
5
4. Kalsium (Ca)
Asal Ca dalam tanah adalah dari mineral – mineral primer (misalnya
mineral plagioklas), Karbonat : CaCO3 (kalsit) dan CaMg (CO3)2
(dolomit), garam – garam sederhana: CaSO4 (gipsum) dan Ca fosfat. Ca
diambil tanaman dalam bentuk Ca++. Kekurangan kalsium ditandai dengan
pertumbuhan kuncup yang terhenti dan mati, pertumbuhan tanaman lemah
dan merana, tepi daun muda mengalami klorosis, buah muda banyak yang
rontok dan masak sebelum waktunya, warna buah kurang
sempurna(Ramadani,2015) Fungsi Ca dalam tanaman:
a. Untuk penyusunan dinding – dinding sel tanaman.
b. Pembelahan sel.
c. Perpanjangan Akar (Hardjowigeno, 2010).
Gejala kekurangan Ca
a. Tunas dan akar tidak dapat tumbuh (tidak dapat berkembang) karena
pembelahan sel terhambat.
b. Ujung daun berwarna coklat dan melipat serta terkulai ke bawah saling
melekat dengan daun di bawahnya (Hardjowigeno, 2010).
5. Magnesium (Mg)
Asal Mg dalam tanah : mineral kelam (biotit, augit, horenblende, amfibol),
garam : MgSO4, Kapur : CaMg (CO3)2, (dolomit). Diserap sebagai Mg++.
Fungsi Mg :
a. Pembentukan klorofil.
b. Sistem enzim (activator).
c. Pembentukan minyak ( Hardjowigeno, 2010)
Gejala – gejala kekurangan Mg :
a. Mg mobil di dalam tanaman, defisiensi pada daun – daun tua.
b. Daun menguning karena pembentukan klorofil terganggu.
c. Terlihat garis – garis kuning pada daun.
d. Pada daun muda keluar lendir (gel) terutama bila sudah lanjut
( Hardjowigeno, 2010).
6
6. Belerang (S)
Belerang diserap tanaman dalam bentuk SO4- dan dalam bentuk gas SO2
dari udara melalui daun.Fungsi Belerang yaitu untuk pembentukan protein. Asal
dalam tanah diantaranya Mineral – mineral primer : FeS2 (pirit) dan CaSO4
(gipsum), Atmosfir : SO2 udara.
Gejala – gejala kekurangan Belerang:
a. S mobil (mudah bergerak) dalam tanaman, defisiensi pada daun tua.
b. Tanaman kerdil.
c. Pematangan lambat.
d. Daun – daun kuning (seperti kekurangan N) (Hardjowigeno, 2010).
7
kekurangan unsur Seng (Zn) ialah bakal buah menguning, terbuka, dan
akhirnya akan mengalami keguguran. Kekurangan unsur Seng juga dapat
menjadikan buah menjadi lebih lemas dari biasanya, sehingga buah yang
seharusnya lurus akan menjadi membengkok. Kekurangan unsur seng ini
biasanya terjadi pada media yang sudah lama digunakan sehingga perlu
adanya penggantian media tanam yang baru(Kofir, 2010).
3. Mangan (Mn)
Fungsi Mn yaitu penting dalam pembentukan klorofil, Membantu
proses fotosintesis, Merangsang perkecambahan biji dan pemasakan buah.
Kekurangan unsur Mn menyebabkan terjadi pertumbuhan kerdil pada tanaman,
sayuran seperti tomat, seledri, kentang dan tanaman tembakau, jeruk, kacang
kedelai (Sudarmi, 2013).
4. Tembaga (Cu)
Fungsi Cu yaitu Sebagai enzim dalam tanaman, meliputi asam askorbik
oksidase, fenolase, lokase dan lain-lain, meningkatkan pembentukan vitamin A
dalam tumbuh-tumbuhan, sangat diperlukan pada tahap awal perkembangan
tumbuh- tumbuhan. Kekurangan unsur tembaga biasanya terjadi pada tanah
organik dan tanah alkalis. Pada tanaman jeruk kekurangan unsur tembaga
menyebabakan die back (mati pucuk) dengan gejala daun muda menjadi pucat
dan kering ( Sudarmi, 2013).
5. Molibdenium (Mo)
Fungsi Mo yaitu sebagai enzim yang mereduksi nitrat (NO3)dan
penting dalam fiksasi nitrogen (N). Kekurangan unsur molibdenium
menyebabkan terjadi perubahan warna daun dri pucat menjdi menguning,
tanaman menjadi keriput dan akhirnya kering/mati. Tanaman yang kekurangan
unsur Mo berkadar gula asam askorbik dan asam amino rendah (Sudarmi,
2013).
6. Chlor (Cl)
Fungsi Cl yaitu merangsang aktivitas beberapa enzim untuk
mempengaruhi penyerapan air pada jaringan tumbuhan, mempertinggi hasil
dari mutu tanaman terutama tembakau, kapas, gandum, kentang, tomat, wortel,
kobis dan lain-lan. Kekurangan unsur Chlor dapat menyebabkan tanaman
8
cenderung menjadi layu karena terganggunya proses transpirasi. Pada tanaman
tomat kekurangan chlor menyebabkan timbulnya warna tembaga (coklat merah
seperti karat) (Sudarmi,2013).
7. Boron (B)
Fungsi Boron (B) yaitu berperanan penting dalam produksi biji-bijian,
meningkatkan transportasi karbohidrat dan menaikkan aktifitas enzim.
Tanaman yang kekurangan boron, berkadar asam fensol yang tinggi sehingga
tanaman tidak tumbuh, baik akar maupun pucuk berhenti, daun menjadi tebal,
keriting dan kaku, pembentukan bunga terganggu (Sudarmi, 2013).
8. Natrium(Na)
Fungsi Na yaitu sebagai keseimbangan ion pada regulasi energi untuk
membuka dan menutupnya stomata. Gejala kelebihan Na adalah terlibat dalam
osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion pada tumbuhan. Salah satu
kelebihan efek negatif Na adalah bahwa itu mengurangi ketersediaan K. Gejala
kekurangan Na Daun-daun tanaman bisa menjadi hijau tua dan tipis, Tanaman
cepat layu (Sudarmi, 2013).
9. S i l i c o n ( S i )
Tersimpan dalam dinding sel yang mengakibatkan sifat mekanis sel
yaitu kaku atau elastis. Gejala kelebihan Si: Tanaman dengan pasokan silikon
larut menghasilkan lebih kuat, meningkatkan panas dan kekeringan tanaman
toleransi silikon dapat disimpan oleh tanaman di tempat infeksi oleh jamur
untuk memerangi penetrasi dinding sel oleh jamur menyerang. Gejala
kekurangan Si Dapat mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit
(Sudarmi, 2013).
10.Nikel (Ni)
Pada tanaman Keras/tumbuhan tingkat tinggi sebagai aktivasi urease
(enzim yang berperan dalam metabolisme Nitrogen untuk proses perombakan
urea). Gejala kelebihan Ni diperlukan untuk enzim urease untuk menguraikan
urea untuk membebaskan nitrogen ke dalam bentuk yang dapat digunakan
untuk tanaman ( Sudarmi, 2013).
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
10
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Defisiens Tanama Gejala atau Foto literature Foto lapang Gangguan penanggulanga
i unsur n ciri ciri pertumbuhan n
hara
N Papaya daun Pertumbuhan Dapat
tanaman ditanggulangi
menjadi
lambat dan dengan
kuning pada kerdil, pemberian
perkembangan pupuk kimia
daun yang
buah tidak seperti urea,
tua lalu sempurna atau ZA, KNO3 dan
tidak baik. NPK.
coklat
kemudian
berguguran.
Gejala itu Sumber:Dokumentasi
Sumber :Sawyer (2004)
Pribadi
disebut
klorosis.
12
P Papaya Warna daun Terhambatnya Dapat
berubah pertumbuhan ditanggulangi
warna sistem dengan
menjadi perakaran, menambahkan
coklat mulai batang dan pupuk kimia
dari ujung daun. Buahnya SP36 (P=36%),
daun. kerdil-kerdil, NPK, MKP
Terlihat nampak jelek serta pupuk
jelas pada dan lekas daun kandungan
tanaman matang. P tinggi.
yang masih Sumber:Sawyer (2004)
Sumber: Dokumentasi
muda.
Pribadi
Zn Papaya Bakal buah Buah akan Dapat
menguning, lebih lemas ditanggulangi
terbuka dan sehingga buah dengan
akhirnya yang menggunakan
gugur. seharusnya nutrisi yang
lurus mengandung
membengkok. unsur hara
makro dan
mikro yang
seimbang.
Sumber:Sawyer (2004)
Sumber: Dokumentasi
Pribadi
13
Ca pepaya Buah muda Menghambat Dapat
mengalami pertumbuhan ditanggulangi
kerontokan dan produksi dengan
dan masak bunga. menambahkan
sebelum kapur dolomit
waktunya, (Ca=38%),
warna buah kalsium
kurang karbonat
sempurna. (Ca=90%), serta
pupuk kalsium
kandungan Ca
80-99%.
Sumber: Epstein dan bloom (2004)
Sumber:Dokumentasi
Pribadi
K pepaya Mengerutny Pertumbuhan Dapat
a daun Buah tidak ditanggulangi
terutama sempurna, dengan
pada daun kecil dan tidak menambahkan
tua meski tahan untuk pupuk kimia
tidak disimpan. KCl (K=52%),
merata, tepi NPK, MPK
dan ujung serta pupuk
daun daun kandungan
menguning K tinggi.
yang
kemudian
menjadi
bercak Sumber: Dokumentasi
Sumber:Sawyer (2004)
14
coklat, Pribadi
sehingga
daun
tampak
bergerigi
dan
akhirnya
mati.
15
4.2. Pembahasan
16
Pepaya untuk pertumbuhannya membutuhkan Fosfor, Nitrogen dan
Kalium. Fosfor diperlukan untuk pembentukan bunga dan mempercepat
pemasakan buah. Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah banyak karena
diperlukan pertumbuhan vegetatif yang cepat. Kalium diperlukan untuk
pembentukan gula buah dan memberi daya tahan akan kekeringan (Marsono
dan Sigit, 2001).
Pada tanaman pepaya kedua ditemukan defisiensi unsur hara Fosfor (P)
dengan gejala Warna daun berubah warna menjadi coklat mulai dari ujung
daun. Terlihat jelas pada tanaman yang masih muda.Hal ini sesuai dengan
literatur menurut Hardjowigeno (2010) bahwa gejala defisiensi unsur P yaitu
warna daun berubah menjadi ungu (coklat) yang dimulai dari ujung daun,
pertumbuhan terbatas (kerdil) dan terlihat jelas pada daun yang masih muda.
Pengendalian defisiensi unsur hara P dapat dilakukan dengan pemberian
pupuk P (SP-36) dosis 375 kg/ha pada umur 28 dan 35 HST menurut Hidayat
(2008).
17
Tanaman pepaya keempat ditemukan defisiensi unsur hara Kalsium
(Ca) dengan gejala Buah muda mengalami kerontokan dan masak sebelum
waktunya, warna buah kurang sempurna. Hal ini sesuai dengan literatur
menurut Ramadani (2015) kekurangan kalsium ditandai dengan pertumbuhan
kuncup yang terhenti dan mati, pertumbuhan tanaman lemah dan merana, tepi
daun muda mengalami klorosis, buah muda banyak yang rontok dan masak
sebelum waktunya, warna buah kurang sempurna. Pengendalian defisiensi
unsur hara Kalsium dapat dilakukan dengan penambahan kapur dolomit (Ca =
38%), kalsium karbonat (Ca = 90%), serta pupuk kalsium kandungan Ca 80-
99%.
Tanaman pepaya kelima ditemukan defisiensi unsur hara Kalium (K)
dengan gejala Mengerutnya daun terutama pada daun tua meski tidak merata,
tepi dan ujung daun menguning yang kemudian menjadi bercak coklat,
sehingga daun tampak bergerigi dan akhirnya mati.Hal ini sesuai dengan
literatur menurut Hardjowigeno (2010) gejala defisiensi unsur K ialah pada
daun tua, karena daun – daun muda yang masih tumbuh dengan aktif
menyedot K dari daun – daun tua tersebut, pinggir – pinggir daun berwarna
coklat, mulai dari daun tua dan tanaman tidak tinggi Pengendalian defisiensi
unsur hara K dapat dilakukan dengan pemberian pupuk kimia KCl (K =
52%), NPK serta pupuk daun kandungan K tinggi.
18
pepaya yang dibudidayakan dapat memberikan hasil yang memuaskan maka
yang harus dilakukan dalam pemeliharaan adalah menggunakan tanaman
yang sudah disemaikan, melakukan penyiangan dan pemupukan, mengatur
pengairan dan menentukan ketepatan waktu untuk proses pemanenan
(Agromedia, 2007).
19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Tanaman pepaya (Carica papaya L.) yang terdapat di perkebunan Desa
Mulyasari, Kecamatan Mande, Kabupaten cianjur Jawa Barat mengalami
defisiensi unsur hara N, P, Zn, Ca, dan K. Kekurangan unsur hara tersebut dapat
mengganggu pertumbuhan daun, buah, dan bunga pada tanaman pepaya (Carica
papaya L.). Gejala defisiensi dapat terjadi karena dipengaruhi oleh jenis tanah,
ketinggian tempat, pH tanah, suhu, kelembapan dan curah hujan. Penanggulangan
yang dilakukan yaitu dengan pemberian pupuk dan pengapuran.
5.2. Saran
Dalam melakukan pengamatan tentang defisiensi unsur hara pada tanaman
sebaiknya dilakukan dengan teliti dan dapat membedakan juga tanaman yang
kekurangan unsur hara dengan tanaman dan yang terserang penyakit, agar data
yang didapat lebih lengkap dan akurat.
20
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia, redaksi. 2007.Buku Pintar.Tanaman Hias. PT. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Barker AV and DJ Pilbeam, 2007. Hand Book of Plant Nutrition, CRC Press.
New York.
Brady NC and RR Weill. 2002. The Nature and Properties of soils. 13th
Edition.Upper Saddle River, New Jersey.USA .
Havlin JL, JD Beaton, SL Tisdale and WL Nelson. 2005. Soil Fertility and
Fertilizers. An introduction to nutrient management. Seventh Edition.
Pearson Education Inc. Upper Saddle River, New Jersey.
Hernita, D., Poerwanto, R., Susila, A. D., dan Anwar, S. 2012 Penentuan Status
Hara Nitrogen pada Bibit Duku. Jurnal hortikultura, (Online), Vol 22, No.
1, (http://www.ejurnal.litbang.pertanian.go.id, diakses 1 May 2017).
Hidayat, Nurul. 2008. Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis
hypogea L.) varietas local Madura Pada Berbagai Jarak Tanam dan Dosis
Pupuk Fosfor. Jurnal Agrovigor, (Online), Vol 1, No. 1,
(http://pertanian.trunojoyo.ac.id, diakses 1 Mei 2017)
Kofir, Abdul. 2010. Galery Eksotika Glonema. Yogyakarta : Penerbit Andi.
21
Marsono dan P. Sigit. 2001. Pupuk Akar, Jenis dan Aplikasi. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Prasetyo, B.H. dan Suriadikarta, D.A. 2006. Karakteristik, Potensi dan Teknologi
Pengelolaan Tanah Ultisol untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering
di Indonesia. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya
Lahan Pertanian, Balai Penelitian
Tanah.http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi.pdf (diakses tanggal 22
Mei 2017).
Sawyer, J., 2004. Nutrient Deficiencies and Application Injuries in Field Crops.
Iowa State University.
Sudarmi, 2013. Pentingnya Unsur Hara Mikro Bagi Pertumbuhan
Tanaman.Widyatama.Jakarta.
22