Anda di halaman 1dari 2

skarifikasi yaitu proses perusakan kulit biji agar menjadi lebih mudah ditembus oleh tunas.

Skarifikasi
adalah perlakuan terhadap kulit benih yang keras, biasanya dengan perlakuan mekanis, air panas atau
perlakuan kimia menggunakan larutan asam yang kuat, guna meningkatkan permeabilitasnya terhadap
air dan gas (Departemen Kehutanan, 2004).

Hal ini sesuai dengan pendapat Sumanto dan Sriwahyuni (1993) bahwa perlakuan perendaman dalam
air pada biji lamtoro memberikan kecepatan tumbuh yang paling baik karena air dan oksigen yang
dibutuhkan untuk perkecambahan dapat masuk ke biji lamtoro tanpa terhalang sehingga benih dapat
berkecambah

Hal ini sesuai dengan pendapat Ani (2006) menyatakan bahwa salah satu penyebab terhambatnya
proses perkecambahan dengan baik yaitu adanya benih yang mengalami dormansi seperti kulit biji yang
keras dan kedap sehingga menjadi penghalang mekanisme terhadap masuknya air dan gas atau dapat
juga disebabkan oleh beberapa mekanisme, umumnya dapat disebabkan oleh pengatur tumbuh baik
penghambat atau perangsang tumbuh, dapat juga oleh faktor-faktor dalam seperti immaturity atau
ketidaksamaan embrio dan sebab-sebab fisiologis lainnya.

Departemen Kehutanan. 2004. Kamus Biologi dan Teknologi Benih Tanaman Hutan. Sarina Agung Abadi,
Jakarta.

Ani. N, 2006. Pengaruh Perendaman Benih Dalam Air Panas Terhadap Dayasss Kecambah Dan
Pertumbuhan Bibit Lamtoro (Leucaena Leucocephala). Staf Pengajar Kopertis Wil. I dpk Universitas
AlAzhar.

Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji ataupun keadaan fisiologis dari
embrio atau kombinasi dari kedua kedaan tersebut. Sebagai contoh kulit biji yang impermeabel
terhadap air dan gas sering dijumpai pada benih-benih dari famili Leguminosae (Sutopo, 1984).

Sutopo, L. 1984. Teknologi Benih. Buku. Rajawali Press. Jakarta

Perlakuan skarifikasi dapat mematahkan dormansi mekanik, sehingga dapat mempermudah air dan gas
masuk ke dalam biji, dan biji terpacu untuk melakukan perkecambahan dengan cepat dan maksimal.
Proses awal dalam perkecambahan benih adalah imbibisi air ke dalam benih. Proses imbibisi bisa
terhambat karena adanya hambatan fisik kulit biji, sehingga mengakibatkan perkecambahan akan
terhambat juga. Imbibisi terjadi karena potensial air dalam benih lebih rendah dari sekitarnya, sehingga
air akan bergerak masuk ke dalam biji (Beneach dan Sanchez 2004).

Daya kecambah benih dihitung dengan membandingkan jumlah total seluruh benih yang optimum akan
berkecambah dibandingkan dengan total benih yang dikecambahkan.

Pola penyerapan air ini didukung oleh pendapat Bewley dan Black (2006) yaitu penyerapan air dimulai
dari proses imbibisi sampai dengan penyerapan air yang cenderung konstan pada waktu 24 jam. Laju
imbibisi yang baik menyebabkan kebutuhan air untuk benih terpenuhi sehingga proses metabolisme
benih dapat berjalan dengan baik.

Beneach, A.R., and Sanchez. 2004. Handbook of Seed Physiology. Haworth Press. Inc. New York, London,
Oxford. 516 p.

Bewley, J.D. and M. Black. 2006. Seeds, Physiology of Development And Germination. Plenum Press.
New York. 367 p.

Anda mungkin juga menyukai