Anda di halaman 1dari 25

TUGAS 3

TA 3211 PEMETAAN EKSPLORASI


PETA GEOLOGI DAN RUPA BUMI

KRISTIAN EDWIN SALAMBA


12113006
CIANJUR

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016

1.

Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah

/ wilayah / kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala peta yang
digunakan dan menggambarkan informasi sebaran, jenis dan sifat batuan, umur,
stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya mineral serta energi
yang disajikan dalam bentuk gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan
ketiganya.

Pada peta Geologi Kabupaten Cianjur yang kami punyai, terdapat beberapa dinformasi
diantaranya:
a.

Nama Peta, pembuat peta dan tahun pembuatan peta : untuk menunjukan daerah
yang dipetakan dalam peta tersebut, dan kecocokannya dengan tahun
penggunaan peta

b.

Skala Peta : skala peta menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dan jarak

dikeadaan nyata sebenarnya, bisa dilihat bahwa skala pada peta geologi tersebut adalah
1:100.000

c.

Nama instansi pembuat peta : Nama instansi tersebut dicantumkan sebagai

wujud pertanggungjawaban terhadap peta geologi tersebut dan bukti bahwa peta
tersebut dibuat oleh lembaga yang telah disahkan oleh pemerintah Indonesia.

d.

Penampang melintang: penampang dibuat sebagai patokan untuk kemenerusan

lapisan batuan dan memudahkan dalam melihat peta secara dua dimensi dengan
penampang melintang maka dapat diketahui atau dilihat secara jelas bentuk dan
ketinggian suatu tempat yang ada di muka bumi. untuk membuat sebuah penampang
melintang maka harus tersedia peta topografi sebab hanya peta topografi yang dapat
dibuat penampang melintangnya.

e.

Lambang geologi : suatu tanda yang dijadikan rujukan untuk membaca


struktur-struktu batuan yang ada di dalam peta

f.

Litologi batuan: menunjukan system perlapisan batuan yang ada didaerah tersebut
beserta dengan nama litologi. Untuk membatu proses penamaan dan agar peta
mudah dibaca, penggambaran litologi batuan dibantu dengan penggunaan warna
yang telah disepakati bersama dan penggunaan model arsiran tertentu.

g.

Gambar peta: isi peta yang berupa penggambaran batuan, struktur stratigrafi
batuan beserta kontur dari topografi daerah.

h.

Deklinasi : sudut sebagai faktor koreksi kutub utara magnet dan kutub utara
geografi, agar data pada peta mempunyai hasil yang presisi terhadap data
lapangan (data sebenarnya) serta menghindari kesalahan pembacaan peta
geologi.

i.

Data batuan terobosan : data batuan yang mengintrusi (menerobos) batuan lain
yang lebih

j.

Koordinat lembar peta pada keadaan sebenarnya, perbatasan dengan lembar peta
lainnya, lokasi pada pulau Jawa serta nama-nama dari tim penyusun peta tersebut

k.

Penjelasan jenis formasi batuan yang ada di Cianjur


Van Bemmelen (1949) secara umum mebagi fisiografi pulau Jawa dan Madura
menjadi empat bagian:
-

Jawa Barat bagian Tengah ( antara Jakarta sampai barat Cirebon)

Jawa Tengah ( antara Cirebon sampai Semarang)

Jawa Timur ( antara Semarang sampai Surabaya)

Serta bagian Timur Pulau Jawa dengan selat dan pulau Madura

Untuk daerah Jawa Barat sendiri Van Bemmelen membagi lagi menjadi enam bagian,
seperti pada gambar berikut:

Cianjur sendiri termasuk didalam Zona Bandung. Zona Bandung Letaknya di


bagian selatan Zona Bogor, memiliki lebar antara 20 km hingga 40km, membentang
mulai dari Pelabuhan Ratu, menerus ke timur melalui Cianjur, Bandung hingga
Kuningan. Sebagian besar Zona Bandung bermorfologi perbukitan curam yang
dipisahkan oleh beberapa lembah yang cukup luas. Van Bemmelen (1949) menamakan
lembah tersebut sebagai depresi diantara gunung yang prosesnya diakibatkan oleh
tektonik (intermontane depression). Batuan penyusun di dalam zona ini terdiri atas
batuan sedimen berumur Neogen yang ditindih secara tidak selaras oleh batuan
vulkanik berumur Kuarter. Akibat tektonik yang kuat, batuan tersebut membentuk
struktur lipatan besar yang disertai oleh pensesaran. Zona Bandung merupakan puncak

dari Geantiklin Jawa Barat yang kemudian runtuh setelah proses pengangkatan
berakhir (van Bemmelen,1949)

Zona Bandung sebagian terisi oleh endapan alluvial dan vulkanik muda
(kwarter), tetapi di beberapa tempat merupakan campuran endapan tertier dan kewater.
Pengunungan tertier itu adalah:
1. Pengunungan Bayah ( Eosen)
2. Bukit di lembah Ci Mandiri dekat Sukabumi
3. Bukit-bukit Rajamandala ( Oligosen)
4. Bukit-bukit Kabanaran yang terletak di Timur Banjar zone Bandung
Pegunungan itu telah tertoreh-toreh dan tererosi dengan kuat sehingga
merupakan permukaan yang agak data (peneplain). Peneplain ini terus melandai ke
Barat ke Selat Sunda menghasilkan suatu depresi, yang terdiri atas: depresi Cianjur
Sukabumi, depresi Bandung, depresi Garut, dan depresi Ci Tanduy
Berdasarkan peta geologi batuan dasar yang tertua berupa batuan terobosan.
Batuan terobosan tersebut adalah:
1. Batuan andesite hornblende dan porfiri diorite hornblende (ha)
2. Andesite biotite (ba)
3. Shoshonit (sh)
4. Vitrofir, porfir basalt dan dolterit (vi), mangerit (ma)
5. Eseksit dan gabbro eseksit (es)
6. Andesite (a)
7. Andesit Basat (ab)
Diatas batuan dasar tersebut terdapat formasi bantuan, yaitu:
1. Formasi Rajamandala, diendapkan secara selaras dengan lapisan batuan dasar
2. Formasi Jampang, diendapkan secara selaras diatas formasi rajamandala
3. Formasi citarum, diendapkan secara selaras diatas formasi Jampang
4. Formasi jatiluhur, diendapkan secara selaras diatas formasi citarum
5. Formasi Klapanunggal, diendapkan secara menjemari dan bersisipan

6. Formasi cantayan, diendapan secara selaras diatas formasi klapanunggal


7. Formasi Subang, diendapan secara bersisipan
8. Formasi nyalindung, diendapan secara selaras
9. Formasi cilanang, diendapkan secara tidak selaras dengan formasi nyalindung

Penjelasan mengenai formasi batuan terdapat didalam peta geologi:


1. Qi

ALUVIUM (0-3 m) lempung, lanau, pasir kerikil. Terutama

endapan sungai sekarang. Termasuk rombakan lereng di utara dan di selatan


cianjur.
2. Ql

ENDAPAN-ENDAPAN DANAU BERSIFAT TUFAAN (0-125m)

lempung tufaan, batupasir tufaan, kerikil tufaan dan konglomerat tufaan.


Membentuk bidang-bidang perlapisan mendatar di dataran batujajar.
Mengandung kongresi-kongresi gamping, sisa-sisa tanaman, molusca air tawar
dan tulang-tulang binatang bertulang belakang. Setempat mengandung sisipan
breksi.
3. Qyg

BREKSI DAN LAHAR DARI G. GEDE (0-100 m) batu tufaan,

serpih tufaan, breksi tufaan dan aglomerat tufaan. Membentuk dataran cianjur.
4. Qyl

LAVA (0-150 m) Aliran dari lava muda G. Gede, tersingkap di sisi

barat lembar peta


5. Qyd

TUFA DARI G. GANO DAN G. TANGKUBAN PERAHU (0-100m)

tufa sarang berwarna cokelat, lahar yang rapuh berwarna kemerah-merahan,


aglomerat
6. Qyt

TUFA DARI G. TANGKUBAN PERAHU pasir tufaan, lapili, bom-

bom lava berongga dan kepingan andesit padat yang bersudut


7. Qye

BUKIT-BUKIT

KECIL,

TERUTAMA

BONGKA-BONGKAH

BASAL bongkah-bongkah basalt membentuk gugusan bukit-bukit kecil


diatas cianjur
8. Qyb

ALIRAN BASALT DARI G. GEGERBENTENG aliran basalt,

tersingkap di sisi barat lembar peta

9. Qyk

BREKSI DAN LACA DI DAERAH G. LIMO bongkah-bongkah tufa

andesit, breksi andesit dan lava andesit sepanjang sungai Cibeet dan S. cikundul
10. Qob

HASIL GUNUNG API TUA (0-15m) ; BREKSI-LAHAR-LAVA

breksi gunung api, breksi aliran, endapan lahar dan lava menunjukkan kekar
lempeng dan tiang. Susunannya antara andesit dan basal
11. Qol

ENDAPAN DANAU DI Qob (0-50 m) lempeng tufaan berlapis baik,

batu pasit, konglomerat dan breksi di daerah sekitar jembatan rajamandala.


Memperlihatkan pengisian alur dan perlapisan silang siur.
12. Qos

BATUPASIR TUFAAN DAN KONGLOMERAT (0-60 m) batupasir

dan konglomerat berasal dari endapan lahar Qob. Satuan ini menempati
sebagian besar dataran pleered dan tanah di tumurlaut Purwakarta
13. Qot

HASIL GUNUNG API TERTUA ( 0-550 m) BREKSI DAN LAVA

breksi andesit poroksen bersisipan dengan lava andesit. Umumnya


terpropilitasi. Membentuk daerah perbukitan luas yang terpisah dikelilingi oleh
Qyg dekat Ciajur.
14. Qoh

TUFA HORNBLENDA tufa putih keabuan, pasiran, mengandung

kristal-kristal horblenda, felspar dan serpihan batuan mengaca. Terdapat di


sekitar Pr. Batu dan G. Sembung di pegunungan parang.
15. Qoa

AlLUVIUM TUA konglomerat dan pasir sungai yang bersusuhan

antara andesit dan basal. Batuguling-batuguling dari batugamping terkersikkan,


batupasir, kongresi-kongresi silika dan andesit. Satuan ini membentuk undak
pada ketinggian antara 35 m sampai 320 m di atas dasar sungai tertentu.
16. Pb

BREKSI TUFAAN, LAVA, BATUPASIR, KONGLOMERAT (0-350

m) breksi bersifat andesit dan basal, lava, batupasir tufaan dan konglomerat.
Membentuk punggung tak teratur, puncak-puncaknya tak teratur, puncakpuncaknya tersendiri, kadang sangat curam. Di Utara rajamandala terdiri dari
aliran berstruktur amigdaloidal, breksi aliran, breksi gunung api dan batupasir
tufaan keras, berlapis dengan sisa-sisa tanaman dan moluska. Di beberapa
tempat, breksi gunungapi dengan hornblenda yang melimpah

17. Pl

Lava Andesit sebagian dari Pb tetapi dapat dipetakan terpisah.

Terdapat di tenggara Cibeber.


18. Pt

FORMASI CILANANG lapisan-lapisan napal tufaan dengan

batupasir tufaan dan breksi tufaan. Mengandung lapisan-lapisan konglomerat


19. Mt

TUFA BATUAPUNG, BATUPASIR TUFAAN (0-400 m)- breksi

tufaan batuapung, batupasir, tufaan, napal tufaan. Mengandung foraminifera


kecil. Berlapis baik. bilalapukm formasi ini bercorak khusus, lunak putih dan
abu-abu muda dan dapat dikenal mudah dari kejauhan. Di beberapa tempat
terdapat tufa-tufa akik dan kayu terkersikkan.
20. Mn

FORMASI NYALINDUNG (250 m) batupasir glaukonit bersifat

gampingan, lempung, batugamping, napal dan breksi laut. Mengandung


foraminifera kecil, koral dan molusca. 18% diantaranya kini masih hidup.
21. Mtjs

FORMASI CILANANG, ANGGOTA BATUPASIR (300 m)-

batupasir glaukonit bersifat gampingan, lempung napalan dengan kongresikongresi. Sangat berfosil, mengandung fauna moluska sebanyak 189 spesies,
33 % diantaranya kini masih hidup.
22. Mtjl

FORMASI CILANANG, ANGGOTA BATUGAMPING (0-125 M )

batugamping koral, peal dan keping di sisi selatan lembar peta.


23. Msb

FORMASI SUBANG, ANGGOTA BREKSI (150-375 m) formasi

subang adalah penamaan kembali satuan yang akan dibahas lebih detail lagi.
Breksi tufaan, batupasir dan andesit padat
24. Mss

FORMASI SUBANG, ANGGOTA BATUPASIR (900 m) batupasir

andesit menyisip diantara batulempung


25. Msc

FORMASI SUBANG, ANGGOTA BATULEMPUNG (2900 m)

umumnya batulempung yang mengandung lapisan-lapisan dan nodula


batugamping napalan keras, napal dan lapisan-lapisan batugamping abu-abu tua
setebal 2 atau 3 meter. Kadang-kadang mengandung sisipan batupasit glaukonit
hijau

26. Mttl

FORMASI CANTANYAN, ANGGOTA BATUGAMPING (0-60 m)

batugamping koral di selatan waduk Jatiluhur. Penyebarannya berua lensa


dalam Mttc.
27. Mttc

FORMASI CANTANYAN, ANGGOTA BATULEMPUNG (0-2200

m) batulempung, serpih tufaan mengandung belerang, lignit dan kongresikongresi batulempung, sisipan batugamping.
28. Mtts

FORMASI CANTANYAN, ANGGOTA BATUPASIR (0-2700 m) -

betupasir kotor berlapis baik, serpih pasiran, lempung serpihanm breksi laut dan
tufaan.
29. Mttb

FORMASI CANTANYAN, ANGGOTA BREKSI (0-1700 m) breksi

polimik mengandung komponen-komponen bersifat basal, andesit dan


batuamping koral. Sisipan batupasir andesit pada bagian atas. Di beberapa
tempat mengandung juga batuan-batuan intrusif andesit.
30. Mk

BATUGAMPING, KLAPANUNGGAL batugamping terumbu tebal

dan pejal, mengandung foraminifera besar, moluska dan echinodermata dll.


Tersingkap di sisi barat lembar peta
31. Mdl

FORMASI JATILUHUR, ANGGOTA BATUGAMPING formasi

Jatiluhur adalah penamaan kembali satuan yang akan dibahas kembali.


Batugamping sama dengan Mk, tetapi terdapat dalam formasi Jatiluhur dengan
sisipan-sisipan tipis
32. Mdm FORMASI JATILUHUR, ANGGOTA NAPAL DAN BATUPASIR
KWARSA napal abu-abu tua, bautlempung napalan dan serpih lempungan
dengan sisipan-sisipan batupasir kwarsa, kwarsit dan batugamping napalan.
33. Mdq

FORMASI JATILUHUR, ANGGOTA BATUPASIR KWARSA batu

pasir kwarsa merupakan lapisan-lapisan tipis dan tebal. Jalur-jalur tipis


batubara dan lembar-lembar kecil muskovit dengan kandungan batuamping
yang tidak seberapa jumlahnya. Pada beberapa tempat, terdapat juga lapisan
kwarsit berwarna abuabu muda.

34. Mdb

FORMASI JATILUHUR, ANGGOTA BASAL DAN BREKSI

TUFAAN aliran lava bersifat basal tertutup breksi tufaan. Bahan-bahan


tufaan yang lebih halus dan batu lempung. Terdapat di sekitar sodong, sisi barat
waduk Jatiluhur
35. Mtb

FORMASI CITARUM, ANGGOTA BREKSI DAN BATUPASIR

(800 m) breksi polimik dengan komponen-komponen bersifat basal, andesit


dan batugamping. Konglomerat, batupasir, batulanau. Kristal-kristal horblenda
terdapat di banyak tempat.
36. Mts

FORMASI CITARUM, ANGGOTA BATUPASIR DAN BATU

LANAU (1200 m) batupasir berlapis sempurna berselingan dengan


batulanau, batulempung, graywacke dan breksi. Menunjukkan sifat khas
turbidit. Sturktur sedimen seperti perlapisan bersusun concolute lamination
current ripple lamination, tapak-tapak cacing dll terlihat berlimpah-limpah.
37. Md

FORMASI JAMPANG (800 m) lapisan-lapisan tipis batupasir tufaan

dan batu lempung yang umumnya berwarna hijau karena klorit. Breksi tufaan
bersifat gampingan bersusunan andesit dan dasit. Batupasir gampingan, napal,
serpih dan tufa-tufa pasiran berwarna putih. Tersingkap di sisi baratdaya lembar
peta
38. Omc

FORMASI RAJAMANDALA, ANGGOTA LEMPUNG, NAPAL,

BATUPASIR KWARSA (1150 m) lempung abu-abu tua sampai hitam,


lempung napalan, napal globigerina, batupasir kwarsa dan konglomerat kerakal
kwarsa. Mengandung lembar-lembar mika, jalur-lajur batubara dan ambar.
39. Oml

FORMASI RAJAMANDALA, ANGGOTA BATUGAMPING (0-650

m) batugamping pejal dan batugamping berlapis,bekanyakan berwarna muda


dengan foraminifera besar dan berlimpah
40. ha

ANDESIT HORNBLENDA DAN PORFIR DIORIT HORNBLENDA

intrusi-intrusi yang umumnya tersusun dari plagioklas menengah dan


hornblenda di sekitar G. Sanggabuana dan G. Parang

41. b

ANDESIT BIOTIT bongkah-bongkah besar diantara massa andesit

yang terubah hebat. Tak dapat dipetakan terpisah dari ha, dan karenanya
disatukan dalam peta. Terdapat di bagian G. Parang
42. sh

SHOSHONIT fenokris plagioklas dan augit dengan massa dasar,

dalam mana ortokla dan kwarsa dapat dikenal.


43. vi

VITROFIR, PORFIR BASAL DAN DOLERIT Vitrofir, putih atau

abu-abu muda, kemungkinan bersusun andesit, di daerah sekitar G, Congkrang.


Breksi magma dan tufa breksi berwarna muda yang bersusunan sama dengan
vitrovirnya, dekat G. Karung. Porfir basal di daerah sekitar Pr. Buluh dan
sedikir di sebelah baratnya, diorit mikro dan dolerit yang hanya membentuk
tubuh-tubuh kecil yang rombakannya tersebar di lereng-lereng.
44.

ma

MANGERIT gabro berbutir halus, mengandung olivin yang

jumlahnya agak banyak, biotit dan ortoklas. Membentuk G. balukbuk dan G.


Solasih
45. cs

ESSEKSIT DAN GABRO ESSEKSIT berwarna tua dan muda,

tercirikan oleh terjadinya biotit. Terdapat di Pr. Kancana


46. a

ANDESIT andesit-andesit : augit, hipersten dan hornblenda dengan

matriks mengaca.
47. ab

ANDESIT DAN BASAL andesit mengandung augit, hipersten dan

hornblenda. Basal amigdaloit yang tidak dapat dipetakan terpisah.

2. Peta rupa bumi adalah peta topografi yang menampilkan sebagian unsur-unsur
alam dan buatan manusia di wilayah NKRI. Unsur-unsur kenampakan rupabumi
dapat dikelompokan menjadi 7 tema, yaitu:
a. Penutup lahan : area tutupan lahan seperti hutan, sawah, pemukiman dan
sebagainya
b. Hidrografi : unsur perariran seperti sungai, danau, garis pantai dan sebagainya
c. Hipsografi : data ketinggian seperti titik tertinggi dan kontur
d. Bangunan: gedung, rumah, bangunan perkantoran dan budaya lainnya
e. Transportasi : jaringan jalan, kereta api, kabel transmisi dan jembatan
f. Batas adminitrasi: batas negara, batas provinsi, dll.
g. Toponim : nama-nama geografi seperti nama pulau, selat, gunung, dll.
Peta Rupa Bumi Cianjur:

Tidak jauh berbeda dengan peta geologi, pada peta rupa bumi terdapat nama,
legenda, skala, tetapi ada perubahan dalam isi peta. Peta rupa bumi Cianjur berisi
lengkap tentang tujuh tema kenampakan rupa bumi.
Secara geografis Cianjur terletak pada titik koordinat 106o42BT-107o25 BT
dan 6o21LS-7o32LS. Secara administrative Pemerintah Kabupaten Cianjur terbagi
dalam 32 kecamatan, dengan batas-batas administrative:
1. Sebelah utara: Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta
2. Sebelah Barat : Kabupaten Sukabumi
3. Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
4. Sebelah Timur : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut
Secara Geografis, Kabupaten Cianjur dapat dibedakn dalam tiga wilayah
pembagunan yakni wilayah utara, tengah, dan wilayah selatan.
1. Wilayah Utara : 16 kecamatan
a. Cianjur
b. Cilaku
c. Warungkondang
d. Gekbrong
e. Cibeber
f. Karangtengah
g. Sukaluyu
h. Ciranjang
i. Bojongpicung
j. Mande
k. Cikalongkulon
l. Cugenang
m. Sukaremi
n. Cipanas
o. Pacet
p. Haurwangi

2. Wilayah tengah : 9 kecamatan


a. Sukanagara
b. Takokak
c. Campaka
d. Campaka Mulya
e. Tanggeung
f. Pagelaran
g. Leles
h. Cijati
i. Kadupandak
3. Wilayah Selatan : 7 kecamatan
a. Cibinong
b. Agrabinta
c. Sindangbarang
d. Cidaun
e. Naringgul
f. Cikadu
g. Pasirkuda

Sebagian besar wilayah Cianjur adalah pengunungan. Lahan-lahan pertanian


tanaman pangan dan hortikultura, pertenakan, perikanan, perkebunan dan kehutan
merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat. Keadaan ini ditunjang dengan
banyaknya sungai besar dan kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya
pengairan tanaman pertanian.

Dapat dilihat pada peta diatas bahwa sebagian besar lahan yang ada digunakan sebagai
sawah pertanian. Sawah pertanian ini ditunjukan dengan warna biru dengan symbol
kotak-kotak kecil.

Keadaan ini ditunjang dengan keberadaan sungai-sungai besar maupun kecil yang
dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia termasuk persawahan.

Dilihat diatas adanya sungai-sungai yang berada didekat area persawahan.

Dataran tinggi Kabupaten Cianjur digunakan sebagai hutan, kebun dan ada yang masih
semak belukar.

Pemukiman di Kabupaten Cianjur sebagian besar berada di Kecamatan Cianjur, hal ini
dimungkinkan karena berada di dataran rendah dan dimudahkannya akses transportasi
di Kecamatan ini, dan sebagian besar pusat pemerintahan Kabupaten Cianjur ada di
Kecamatan Cianjur

Dapat dilihat pada peta diatas yang berwarna jingga adalah daerah yang digunakan
sebagai pemukiman dan jalur transportasi ditunjukan dengan warna hitam

Patut diperhatikan bahwa pembacaan peta rupa bumi juga diperlukan petunjuk
deklinasi karena hal ini berkaitan dengan perbedaan antara kutub magnet bumi dan
kutub geografi bumi. Untuk daerah Cianjur sendiri, deklinasi dapat dilihat sebagai
berikut:

Perbedaan antara peta rupa bumi dengan peta geologi juga terletak pada skalanya. Peta
rupa bumi menggunakan skala 1:25.000 sedangkan peta geologi menggunakan skala
1:100.000. Terlihat dari penggunaan skala ini bahwa peta rupa bumi memiliki tingkat
keakuratan lebih tinggi.

3.Kaldera Danau Banten

Dari intepretasi kelurusan terhadap kaldera danau banten, disinyalir bahwa ada sesar
yang berada di sana. Alasannya kebanyakan kelurusannya berarah tenggara-barat laut
yang sangat jelas terlihat, dan kelurusan biasanya mengikuti arah pergerakan sesar.
Namun untuk mengetahui penyebab dan bentuk sesarnya perlu kajian lebih dalam lagi.

Anda mungkin juga menyukai