1.
Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah
/ wilayah / kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala peta yang
digunakan dan menggambarkan informasi sebaran, jenis dan sifat batuan, umur,
stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya mineral serta energi
yang disajikan dalam bentuk gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan
ketiganya.
Pada peta Geologi Kabupaten Cianjur yang kami punyai, terdapat beberapa dinformasi
diantaranya:
a.
Nama Peta, pembuat peta dan tahun pembuatan peta : untuk menunjukan daerah
yang dipetakan dalam peta tersebut, dan kecocokannya dengan tahun
penggunaan peta
b.
Skala Peta : skala peta menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dan jarak
dikeadaan nyata sebenarnya, bisa dilihat bahwa skala pada peta geologi tersebut adalah
1:100.000
c.
wujud pertanggungjawaban terhadap peta geologi tersebut dan bukti bahwa peta
tersebut dibuat oleh lembaga yang telah disahkan oleh pemerintah Indonesia.
d.
lapisan batuan dan memudahkan dalam melihat peta secara dua dimensi dengan
penampang melintang maka dapat diketahui atau dilihat secara jelas bentuk dan
ketinggian suatu tempat yang ada di muka bumi. untuk membuat sebuah penampang
melintang maka harus tersedia peta topografi sebab hanya peta topografi yang dapat
dibuat penampang melintangnya.
e.
f.
Litologi batuan: menunjukan system perlapisan batuan yang ada didaerah tersebut
beserta dengan nama litologi. Untuk membatu proses penamaan dan agar peta
mudah dibaca, penggambaran litologi batuan dibantu dengan penggunaan warna
yang telah disepakati bersama dan penggunaan model arsiran tertentu.
g.
Gambar peta: isi peta yang berupa penggambaran batuan, struktur stratigrafi
batuan beserta kontur dari topografi daerah.
h.
Deklinasi : sudut sebagai faktor koreksi kutub utara magnet dan kutub utara
geografi, agar data pada peta mempunyai hasil yang presisi terhadap data
lapangan (data sebenarnya) serta menghindari kesalahan pembacaan peta
geologi.
i.
Data batuan terobosan : data batuan yang mengintrusi (menerobos) batuan lain
yang lebih
j.
Koordinat lembar peta pada keadaan sebenarnya, perbatasan dengan lembar peta
lainnya, lokasi pada pulau Jawa serta nama-nama dari tim penyusun peta tersebut
k.
Serta bagian Timur Pulau Jawa dengan selat dan pulau Madura
Untuk daerah Jawa Barat sendiri Van Bemmelen membagi lagi menjadi enam bagian,
seperti pada gambar berikut:
dari Geantiklin Jawa Barat yang kemudian runtuh setelah proses pengangkatan
berakhir (van Bemmelen,1949)
Zona Bandung sebagian terisi oleh endapan alluvial dan vulkanik muda
(kwarter), tetapi di beberapa tempat merupakan campuran endapan tertier dan kewater.
Pengunungan tertier itu adalah:
1. Pengunungan Bayah ( Eosen)
2. Bukit di lembah Ci Mandiri dekat Sukabumi
3. Bukit-bukit Rajamandala ( Oligosen)
4. Bukit-bukit Kabanaran yang terletak di Timur Banjar zone Bandung
Pegunungan itu telah tertoreh-toreh dan tererosi dengan kuat sehingga
merupakan permukaan yang agak data (peneplain). Peneplain ini terus melandai ke
Barat ke Selat Sunda menghasilkan suatu depresi, yang terdiri atas: depresi Cianjur
Sukabumi, depresi Bandung, depresi Garut, dan depresi Ci Tanduy
Berdasarkan peta geologi batuan dasar yang tertua berupa batuan terobosan.
Batuan terobosan tersebut adalah:
1. Batuan andesite hornblende dan porfiri diorite hornblende (ha)
2. Andesite biotite (ba)
3. Shoshonit (sh)
4. Vitrofir, porfir basalt dan dolterit (vi), mangerit (ma)
5. Eseksit dan gabbro eseksit (es)
6. Andesite (a)
7. Andesit Basat (ab)
Diatas batuan dasar tersebut terdapat formasi bantuan, yaitu:
1. Formasi Rajamandala, diendapkan secara selaras dengan lapisan batuan dasar
2. Formasi Jampang, diendapkan secara selaras diatas formasi rajamandala
3. Formasi citarum, diendapkan secara selaras diatas formasi Jampang
4. Formasi jatiluhur, diendapkan secara selaras diatas formasi citarum
5. Formasi Klapanunggal, diendapkan secara menjemari dan bersisipan
serpih tufaan, breksi tufaan dan aglomerat tufaan. Membentuk dataran cianjur.
4. Qyl
BUKIT-BUKIT
KECIL,
TERUTAMA
BONGKA-BONGKAH
9. Qyk
andesit, breksi andesit dan lava andesit sepanjang sungai Cibeet dan S. cikundul
10. Qob
breksi gunung api, breksi aliran, endapan lahar dan lava menunjukkan kekar
lempeng dan tiang. Susunannya antara andesit dan basal
11. Qol
dan konglomerat berasal dari endapan lahar Qob. Satuan ini menempati
sebagian besar dataran pleered dan tanah di tumurlaut Purwakarta
13. Qot
m) breksi bersifat andesit dan basal, lava, batupasir tufaan dan konglomerat.
Membentuk punggung tak teratur, puncak-puncaknya tak teratur, puncakpuncaknya tersendiri, kadang sangat curam. Di Utara rajamandala terdiri dari
aliran berstruktur amigdaloidal, breksi aliran, breksi gunung api dan batupasir
tufaan keras, berlapis dengan sisa-sisa tanaman dan moluska. Di beberapa
tempat, breksi gunungapi dengan hornblenda yang melimpah
17. Pl
batupasir glaukonit bersifat gampingan, lempung napalan dengan kongresikongresi. Sangat berfosil, mengandung fauna moluska sebanyak 189 spesies,
33 % diantaranya kini masih hidup.
22. Mtjl
subang adalah penamaan kembali satuan yang akan dibahas lebih detail lagi.
Breksi tufaan, batupasir dan andesit padat
24. Mss
26. Mttl
m) batulempung, serpih tufaan mengandung belerang, lignit dan kongresikongresi batulempung, sisipan batugamping.
28. Mtts
betupasir kotor berlapis baik, serpih pasiran, lempung serpihanm breksi laut dan
tufaan.
29. Mttb
34. Mdb
dan batu lempung yang umumnya berwarna hijau karena klorit. Breksi tufaan
bersifat gampingan bersusunan andesit dan dasit. Batupasir gampingan, napal,
serpih dan tufa-tufa pasiran berwarna putih. Tersingkap di sisi baratdaya lembar
peta
38. Omc
41. b
yang terubah hebat. Tak dapat dipetakan terpisah dari ha, dan karenanya
disatukan dalam peta. Terdapat di bagian G. Parang
42. sh
ma
matriks mengaca.
47. ab
2. Peta rupa bumi adalah peta topografi yang menampilkan sebagian unsur-unsur
alam dan buatan manusia di wilayah NKRI. Unsur-unsur kenampakan rupabumi
dapat dikelompokan menjadi 7 tema, yaitu:
a. Penutup lahan : area tutupan lahan seperti hutan, sawah, pemukiman dan
sebagainya
b. Hidrografi : unsur perariran seperti sungai, danau, garis pantai dan sebagainya
c. Hipsografi : data ketinggian seperti titik tertinggi dan kontur
d. Bangunan: gedung, rumah, bangunan perkantoran dan budaya lainnya
e. Transportasi : jaringan jalan, kereta api, kabel transmisi dan jembatan
f. Batas adminitrasi: batas negara, batas provinsi, dll.
g. Toponim : nama-nama geografi seperti nama pulau, selat, gunung, dll.
Peta Rupa Bumi Cianjur:
Tidak jauh berbeda dengan peta geologi, pada peta rupa bumi terdapat nama,
legenda, skala, tetapi ada perubahan dalam isi peta. Peta rupa bumi Cianjur berisi
lengkap tentang tujuh tema kenampakan rupa bumi.
Secara geografis Cianjur terletak pada titik koordinat 106o42BT-107o25 BT
dan 6o21LS-7o32LS. Secara administrative Pemerintah Kabupaten Cianjur terbagi
dalam 32 kecamatan, dengan batas-batas administrative:
1. Sebelah utara: Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta
2. Sebelah Barat : Kabupaten Sukabumi
3. Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
4. Sebelah Timur : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut
Secara Geografis, Kabupaten Cianjur dapat dibedakn dalam tiga wilayah
pembagunan yakni wilayah utara, tengah, dan wilayah selatan.
1. Wilayah Utara : 16 kecamatan
a. Cianjur
b. Cilaku
c. Warungkondang
d. Gekbrong
e. Cibeber
f. Karangtengah
g. Sukaluyu
h. Ciranjang
i. Bojongpicung
j. Mande
k. Cikalongkulon
l. Cugenang
m. Sukaremi
n. Cipanas
o. Pacet
p. Haurwangi
Dapat dilihat pada peta diatas bahwa sebagian besar lahan yang ada digunakan sebagai
sawah pertanian. Sawah pertanian ini ditunjukan dengan warna biru dengan symbol
kotak-kotak kecil.
Keadaan ini ditunjang dengan keberadaan sungai-sungai besar maupun kecil yang
dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia termasuk persawahan.
Dataran tinggi Kabupaten Cianjur digunakan sebagai hutan, kebun dan ada yang masih
semak belukar.
Pemukiman di Kabupaten Cianjur sebagian besar berada di Kecamatan Cianjur, hal ini
dimungkinkan karena berada di dataran rendah dan dimudahkannya akses transportasi
di Kecamatan ini, dan sebagian besar pusat pemerintahan Kabupaten Cianjur ada di
Kecamatan Cianjur
Dapat dilihat pada peta diatas yang berwarna jingga adalah daerah yang digunakan
sebagai pemukiman dan jalur transportasi ditunjukan dengan warna hitam
Patut diperhatikan bahwa pembacaan peta rupa bumi juga diperlukan petunjuk
deklinasi karena hal ini berkaitan dengan perbedaan antara kutub magnet bumi dan
kutub geografi bumi. Untuk daerah Cianjur sendiri, deklinasi dapat dilihat sebagai
berikut:
Perbedaan antara peta rupa bumi dengan peta geologi juga terletak pada skalanya. Peta
rupa bumi menggunakan skala 1:25.000 sedangkan peta geologi menggunakan skala
1:100.000. Terlihat dari penggunaan skala ini bahwa peta rupa bumi memiliki tingkat
keakuratan lebih tinggi.
Dari intepretasi kelurusan terhadap kaldera danau banten, disinyalir bahwa ada sesar
yang berada di sana. Alasannya kebanyakan kelurusannya berarah tenggara-barat laut
yang sangat jelas terlihat, dan kelurusan biasanya mengikuti arah pergerakan sesar.
Namun untuk mengetahui penyebab dan bentuk sesarnya perlu kajian lebih dalam lagi.