Kabupaten Sambas
BAB II
GEOLOGI
13
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas
berumur Trias, terdiri atas basal, dolerit, andesit, tuf, breksi, dan aglomerat;
sedangkan Batuan Terobosan Sintang (Toms) yang berumur Oligosen Akhir -
Miosen Awal berupa diorit, dasit, andesit, dan granodiorit. Formasi Seminis
ditindih oleh Kelompok Bengkayang (TRJb) berumur Trias Akhir - Jura
Awal, yang tersusun oleh batupasir, batulumpur, batulanau, konglomerat,
serpih, batupasir tufan, dan tuf biasanya karbonan. Di atas Kelompok
Bengkayang terdapat Kelompok Serabang (JKls) yang berumur Jura Tengah
– Kapur Tengah, dan terdiri atas batuan ultramafik, gabro, basal malihan,
rijang, dan sepilit yang berassosiasi seperti batuan bancuh dengan batusabak,
filit, sekis, batupasir malihan, dan batutanduk. Kelompok Serabang ditindih
oleh Formasi Pedawan (Kp) dan Batupasir Kayan (TKk). Formasi Pedawan
berumur Kapur Tengah - Atas, terdiri atas serpih, batupasir, batulumpur
karbonan, dan sedikit sisipan batugamping. Sementara itu Batupasir Kayan
yang berumur Paleosen - Oligosen, merupakan batupasir kuarsa, serpih,
batulanau, dan sisipan konglomerat, setempat terdapat kayu terkersikan dan
batubara. Selanjutnya secara setempat terdapat intrusi Granit Pueh (Kup)
berumur Kapur Akhir, tersusun oleh granit dan adamelit. Batuan terobosan
lainnya adalah Batuan Terobosan Sintang (Toms) berumur Oligosen -
Miosen, yang berupa diorit, dasit, andesit, dan granodiorit. Batuan gunung
api adalah batuan Gunung Api Niut berumur Pliosen, terdiri atas basal,
andesit, dan piroksen. Secara umum, daerah tinjauan tertutup oleh endapan
aluvium (Qa) yang tersusun oleh lumpur, pasir, kerikil dan sisa tumbuhan,
kecuali di daerah pantai terdapat Endapan Litoral (Qc). Endapan litoral
tersebar sepanjang pantai daerah tinjauan dengan lebar bentangan berkisar
antara 1,5 km - 9 km, terdiri atas lumpur, pasir, kerakal, setempat
gampingan, dan bahan tumbuhan. Struktur kelurusan yang berkembang di
daerah tinjauan adalah struktur rekahan dan retakan yang pada beberapa
tempat berkembang menjadi struktur liniasi dan sesar. Struktur kelurusan
tersebut berarah barat laut - tenggara. Secara umum, struktur tersebut
muncul akibat adanya penerobosan oleh batuan terobosan dan gunung api.
Akibat penerobosan tersebut terjadi deformasi terutama pada batuan
14
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas
Formasi Seminis yang kemudian dikenal sebagai batuan sumber emas dan
perak (Rusmana dan Pieters, 1993). Deformasi tersebut diikuti oleh pengisian
larutan hidrotermal yang kaya akan sulfida, sehingga batuan Formasi
Seminis saat ini menjadi lokasi penambangan emas. Daerah kegiatan
penambangan emas terdapat di sekitar aliran Sungai Sambas Kecil pada
batuan aluvium. Keterdapatan emas letakan berasal dari batuan sumber
(primer) Formasi Seminis, yang kemudian mengalami transportasi melalui
aliran sungai (DAS Sambas Besar)
15
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas
Endapan aluvial ini tersebar luas di wilayah penyelidikan, mulai dari wilayah
pantai barat hingga ke lokasi daerah penyelidikan. Endapan ini tediri dari lumpur,
pasir, keriki-kerakal dan sisa-sisa tumbuhan. Material tersebut merupakan hasil
rombakan dari batuan yang lebih tua yang berasal dari perbukitan/pegunungan di
daerah lebih hulu. Endapan ini tidak selaras di atas batuan dasar yang berumur
lebih tua. Tebal diperkirakan < 35 m dan berumur Kuarter, dan masih terendapkan
hingga saat ini. Penyebaran batuan ini terdapat di daerah lembah sungai dan
pedataran.
Terdiri dari basalt, piroksen andesit, trakhibasalt, porfiritik, plagioklas, ortoklas dan
klinopiroksen dan fenokris olivin dalam masa dasar felspar dan gelas dengan
magnetik, spinel dan analsit merupakan batuan seri alkalin dan subalkalin. Umur
Pliosen, berdasarkan analisa K-Ar berumur 1 6 - 3 0 juta tahun. Penyebaran
terdapat di Gunung Senujuh, yang berada tidak jauh dari lokasi kegiatan
eksplorasi.
16
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas
Terdiri dari batupasir kuarsa litik dan kuarsa felspar, setempat kerakalan sisipan
17
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas
batulanau kelabu merah dan konglomerat, sedikit batubara, kayu terkersikkan dan
terpiritkan. Masif sampai berlapis baik, berlapis silang siur, lapisan bersusun,
gelembur gelombang. Hubungan tidak selaras diatas Komplek Serabang.
Lingkungan pengendapan fluviátil dan mungkin deltaik. Umur Kapur Akhir -
Tersier Awal. Adanya penutupan dari formasi alluvial dibeberapa bagian formasi
ini mengindikasikan adanya proses erosi dan perubahan yang menyebabkan
materi pasir terkumpul dan bercampur pada formasi endapan alluvial. Perlapisan
batupasir pada Batupasir Kayan ini biasanya menjadi sumber keterdapatan
endapan pasir kuarsa. Demikian pula lapisan konglomerat umumnya memiliki
komponen kuarsa yang menjadi sumber kerikil - kerakal dan sirtu. Diperkirakan
sebagian besar endapan pasir di Sungai Sambas Besar berasal dari formasi
Batupasir Kayan ini, selain lapukan dari Granit Pueh (Kup).
Granit Pueh (Kup) tersebar di daerah Gunung Pueh / Gunung Puai dan
rangkaiannya, G. Beruang dan G. Permai. Litologi terdiri dari granit-biotit,
monzogranit, berbutir sedang sampai kasar, hipodiomorfik, berbutir seragam,
terdapat xenolit, pegmatit dan aplit. Keberadaan granit Pueh ini menerobos
Komplek Serabang dan ditutupi oleh Batupasir Kayan (TKk). Berdasarkan
penanggalan radiometri K-Ar berusia Kapur Akhir. Keterdapatan batuan pasir
didaerah ini merupakan areal yang diperkirakan sebagai salah satu sumber hasil
dari lapukan yang tererosi dan tertransport yang kemudian terendapkan dan
terbawa pada aliran sungai sambas besar dilokasi eksplorasi.
18
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas
19
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas
Tabel 2.1.
Stratigrafi Daerah Penyelidikan dan sekitarnya
20
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas
21
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas
22
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas
23
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas
24