Anda di halaman 1dari 12

Laporan Eksplorasi Pasir Sungai

Kabupaten Sambas

BAB II
GEOLOGI

2.1. Geologi Umum


Geologi regional daerah kajian disajikan berdasarkan Peta Geologi
Lembar Sambas dan Siluas, Kalimantan skala 1 : 250.000 (Rusmana dan
Pieters, 1993). Penyebaran batuan secara regional diperlukan untuk
mendapatkan gambaran mengenai batuan sumber (source) dan batuan
sekunder yang mengandung emas dan perak. Batuan sumber adalah Formasi
Seminis (PzTRs) yang diterobos oleh Batuan Terobosan Sintang (Toms) dan
Batuan Gunung Api Sekadau (TRusk) sebagai pembawa larutan sulfida yang
membentuk sistem hidrotermal. Sementara itu satuan sekunder yang
mengandung emas dan perak adalah endapan aluvium rawa (Qa).
Pada Formasi Seminis dan aluvium rawa saat ini terdapat kegiatan
penambangan emas dan perak (Rusmana dan Pieters, 1993). Secara umum,
daerah tinjauan ditempati oleh dataran aluvium berawa sistem Sungai Paloh
dan Sambas yang bersatu di dataran pantai bagian barat. Di sebelah timur
daerah tinjauan, batuan sedimen dan batuan malihan Mesozoik umumnya
membentuk perbukitan rendah, bergelombang, dan perbukitan terisolir yang
dibentuk oleh intrusi batuan beku yang berumur Trias sampai Tersier.
Penyebaran aluvium dan batupasir membentuk topografi kasar dengan
gawir dan kemiringan lereng yang terjal, sehingga sulit dibedakan dengan
konstruksi bentang alam batuan Gunung Api Niut di Kalimantan Barat yang
terdapat di bagian selatan daerah tinjauan. Berdasarkan Rusmana dan Pieters
(1993), tataan stratigrafi daerah tinjauan dibagi menjadi tujuh satuan dari tua
ke muda. Batuan tertua di daerah tinjauan adalah Formasi Seminis (PzRs)
berumur Perem Akhir - Trias Awal, terdiri atas batusabak, filit, dan batupasir
malihan. Formasi Seminis diterobos oleh Batuan Gunung api Sekadau (PzRs)
dan Batuan Terobosan Sintang (Toms). Batuan Gunung Api Sekadau (PzRs)

CV. Mandiri Bangun Persada

13
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas

berumur Trias, terdiri atas basal, dolerit, andesit, tuf, breksi, dan aglomerat;
sedangkan Batuan Terobosan Sintang (Toms) yang berumur Oligosen Akhir -
Miosen Awal berupa diorit, dasit, andesit, dan granodiorit. Formasi Seminis
ditindih oleh Kelompok Bengkayang (TRJb) berumur Trias Akhir - Jura
Awal, yang tersusun oleh batupasir, batulumpur, batulanau, konglomerat,
serpih, batupasir tufan, dan tuf biasanya karbonan. Di atas Kelompok
Bengkayang terdapat Kelompok Serabang (JKls) yang berumur Jura Tengah
– Kapur Tengah, dan terdiri atas batuan ultramafik, gabro, basal malihan,
rijang, dan sepilit yang berassosiasi seperti batuan bancuh dengan batusabak,
filit, sekis, batupasir malihan, dan batutanduk. Kelompok Serabang ditindih
oleh Formasi Pedawan (Kp) dan Batupasir Kayan (TKk). Formasi Pedawan
berumur Kapur Tengah - Atas, terdiri atas serpih, batupasir, batulumpur
karbonan, dan sedikit sisipan batugamping. Sementara itu Batupasir Kayan
yang berumur Paleosen - Oligosen, merupakan batupasir kuarsa, serpih,
batulanau, dan sisipan konglomerat, setempat terdapat kayu terkersikan dan
batubara. Selanjutnya secara setempat terdapat intrusi Granit Pueh (Kup)
berumur Kapur Akhir, tersusun oleh granit dan adamelit. Batuan terobosan
lainnya adalah Batuan Terobosan Sintang (Toms) berumur Oligosen -
Miosen, yang berupa diorit, dasit, andesit, dan granodiorit. Batuan gunung
api adalah batuan Gunung Api Niut berumur Pliosen, terdiri atas basal,
andesit, dan piroksen. Secara umum, daerah tinjauan tertutup oleh endapan
aluvium (Qa) yang tersusun oleh lumpur, pasir, kerikil dan sisa tumbuhan,
kecuali di daerah pantai terdapat Endapan Litoral (Qc). Endapan litoral
tersebar sepanjang pantai daerah tinjauan dengan lebar bentangan berkisar
antara 1,5 km - 9 km, terdiri atas lumpur, pasir, kerakal, setempat
gampingan, dan bahan tumbuhan. Struktur kelurusan yang berkembang di
daerah tinjauan adalah struktur rekahan dan retakan yang pada beberapa
tempat berkembang menjadi struktur liniasi dan sesar. Struktur kelurusan
tersebut berarah barat laut - tenggara. Secara umum, struktur tersebut
muncul akibat adanya penerobosan oleh batuan terobosan dan gunung api.
Akibat penerobosan tersebut terjadi deformasi terutama pada batuan

CV. Mandiri Bangun Persada

14
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas

Formasi Seminis yang kemudian dikenal sebagai batuan sumber emas dan
perak (Rusmana dan Pieters, 1993). Deformasi tersebut diikuti oleh pengisian
larutan hidrotermal yang kaya akan sulfida, sehingga batuan Formasi
Seminis saat ini menjadi lokasi penambangan emas. Daerah kegiatan
penambangan emas terdapat di sekitar aliran Sungai Sambas Kecil pada
batuan aluvium. Keterdapatan emas letakan berasal dari batuan sumber
(primer) Formasi Seminis, yang kemudian mengalami transportasi melalui
aliran sungai (DAS Sambas Besar)

2.2. Geologi Lokal dan Sumber Daya Mineral


2.2.1. Geologi Lokal
Secara Geologi areal eksplorasi dan sekitarnya ditempati sebagian besar oleh
dataran aluvial yang merupakan rawa terbentuk dari pertemuan antara S.
Paloh dan S. Sambas. Ke arah hulu sungai terdapat batuan sedimen
(Batupasir Kayan) dan malihan berumur Mesozoik membentuk perbukitan
rendah dan bergelombang lemah dan juga terdapat Batuan gunungapi Niut
yang mana diperkirakan bahan galian batupasir sungai ini terjadi dari proses
erosi dan pelapukan kemudian tertransportasi dari batuan yang berada di
daerah hulu sungai Sambas ini seperti Batuan Gunugapi Niut dan Batupasir
Kayan. Bentang alam yang paling menonjol di lajur pantai adalah
punggungan pantai yang berasosiasi dengan 'swale' atau depresi berawa
yang memisahkan dataran pantai dari laut dihampir seluruh garis pantai.
Bentang alam tersebut mungkin terbentuk ketika permukaan laut meninggi
(3 sampai 6 m diatas permukaan sekarang) jaman Holosen atau sekitar 5500
tahun yang lalu (Thorp dkk., 1990). Berdasarkan hasil penelitian geologi
skala 1 : 250.000 pada lembar Sambas/Siluas (E. Rusmana, Langford.R.P.,
dkk, 1993) urutan stratigrafi daerah penelitian dari batuan berumur paling
muda sampai paling tua yaitu sebagai berikut (Tabel 2.1.) :

2.2.1.1. Endapan Aluvial dan Rawa (Qa):

CV. Mandiri Bangun Persada

15
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas

Endapan aluvial ini tersebar luas di wilayah penyelidikan, mulai dari wilayah
pantai barat hingga ke lokasi daerah penyelidikan. Endapan ini tediri dari lumpur,
pasir, keriki-kerakal dan sisa-sisa tumbuhan. Material tersebut merupakan hasil
rombakan dari batuan yang lebih tua yang berasal dari perbukitan/pegunungan di
daerah lebih hulu. Endapan ini tidak selaras di atas batuan dasar yang berumur
lebih tua. Tebal diperkirakan < 35 m dan berumur Kuarter, dan masih terendapkan
hingga saat ini. Penyebaran batuan ini terdapat di daerah lembah sungai dan
pedataran.

Foto 2.1. Singkapan lempung pasiran

2.2.1.2. Batuan Gunungapi Niut (Tpn)

Terdiri dari basalt, piroksen andesit, trakhibasalt, porfiritik, plagioklas, ortoklas dan
klinopiroksen dan fenokris olivin dalam masa dasar felspar dan gelas dengan
magnetik, spinel dan analsit merupakan batuan seri alkalin dan subalkalin. Umur
Pliosen, berdasarkan analisa K-Ar berumur 1 6 - 3 0 juta tahun. Penyebaran
terdapat di Gunung Senujuh, yang berada tidak jauh dari lokasi kegiatan
eksplorasi.

CV. Mandiri Bangun Persada

16
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas

Foto 2.2. Kenampakan Batuan Andesit Formasi Gunung Niut

2.2.1.3. Batuan Terobosan Sintang (Toms)


Terdiri dari diorit, dasit, andesit, dan granodiorite yang berumur Oligosen –
Miosen dimana hubungan batuan ini selaras dengan batuan Gunungapi
Niut, yang terjadi akibat adanya suatu penerobosan magma ke permukaan
seiring berjalannya waktu batuan tersebut mengalami suatu proses erosi,
pelapukan sehingga singkapan batuan yang di jumpai sudah mengalami
perubahan bentuk fisik sehingga mudah juga untuk tertransportasi
ketempat cebakan sungai.

Foto 2.3. Kenampakan Batuan Andesit pada Batuan Terobosan Sintang

2.2.1.4. Batupasir Kayan (TKk)

Terdiri dari batupasir kuarsa litik dan kuarsa felspar, setempat kerakalan sisipan

CV. Mandiri Bangun Persada

17
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas

batulanau kelabu merah dan konglomerat, sedikit batubara, kayu terkersikkan dan
terpiritkan. Masif sampai berlapis baik, berlapis silang siur, lapisan bersusun,
gelembur gelombang. Hubungan tidak selaras diatas Komplek Serabang.
Lingkungan pengendapan fluviátil dan mungkin deltaik. Umur Kapur Akhir -
Tersier Awal. Adanya penutupan dari formasi alluvial dibeberapa bagian formasi
ini mengindikasikan adanya proses erosi dan perubahan yang menyebabkan
materi pasir terkumpul dan bercampur pada formasi endapan alluvial. Perlapisan
batupasir pada Batupasir Kayan ini biasanya menjadi sumber keterdapatan
endapan pasir kuarsa. Demikian pula lapisan konglomerat umumnya memiliki
komponen kuarsa yang menjadi sumber kerikil - kerakal dan sirtu. Diperkirakan
sebagian besar endapan pasir di Sungai Sambas Besar berasal dari formasi
Batupasir Kayan ini, selain lapukan dari Granit Pueh (Kup).

Foto 2.4. Singkapan Batupasir kuarsa dari Formasi Kayan (TKk)

2.2.1.5. Granit Pueh (Kup)

Granit Pueh (Kup) tersebar di daerah Gunung Pueh / Gunung Puai dan
rangkaiannya, G. Beruang dan G. Permai. Litologi terdiri dari granit-biotit,
monzogranit, berbutir sedang sampai kasar, hipodiomorfik, berbutir seragam,
terdapat xenolit, pegmatit dan aplit. Keberadaan granit Pueh ini menerobos
Komplek Serabang dan ditutupi oleh Batupasir Kayan (TKk). Berdasarkan
penanggalan radiometri K-Ar berusia Kapur Akhir. Keterdapatan batuan pasir
didaerah ini merupakan areal yang diperkirakan sebagai salah satu sumber hasil
dari lapukan yang tererosi dan tertransport yang kemudian terendapkan dan
terbawa pada aliran sungai sambas besar dilokasi eksplorasi.

CV. Mandiri Bangun Persada

18
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas

Foto 2.5. Singkapan Batuan Granit Pueh (Kup)

2.2.1.6. Kelompok Bengkayang (TRjb)


Jenis batuan kelompok bengkayang ini terdiri dari batupasir, batulumpur,
batulanau, konglomerat, serpih, batupasir tufaan, tuf; biasanya karbonat.
Hubungan satuan ini tidak selaras dengan formasi yang ada di atasnya
yaitu formasi Granit Pueh.

Foto 2.6. Singkapan Batupasir Tufaan (TRjb)

2.2.1.7. Komplek Serabang (JKls)

Komplek Serabang (JKls) tersebar luas di daerah penyelidikan, terutama di


sekeliling kaki G. Puai, G. Asuansang, G. Batu, dan G. Permai. Litologi terdiri dari
gabro, spilit, basal termalihkan, batuan ultramafik, aglomerat, tufa, batusabak,
batulumpur kerakalan, sekis, filit, batutanduk, batupasir malih, rijang, kemiringan
curam, terdeformasi dan tergerus kuat. Hubungan stratigrafi tidak selaras di bawah
Formasi Kayan dan diterobos oleh Granit Pueh (Kup). Umur diperkirakan Jura -
Kapur.

CV. Mandiri Bangun Persada

19
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas

Tabel 2.1.
Stratigrafi Daerah Penyelidikan dan sekitarnya

CV. Mandiri Bangun Persada

20
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas

Gambar 2.1.Peta Geologi CV. Mandiri Bangun Persada

CV. Mandiri Bangun Persada

21
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas

2.2.1.8. Struktur Geologi


Secara umum struktur geologi pada daerah penelitian / Wilayah IUP yang
terdiri dari endapan aluvial tidak singkap/terlihat, dikarenakan struktur
tersebut dimungkinkan sudah tertutup/tertimbun oleh endapan sedimen
lanjutan dari batuan yang sudah ada. Namun demikian pada bagian lereng
utara dari Gunung Senujuh memiliki kenampakan pola kelurusan yang
diperkirakan mengarah baratlaut – tenggara.

2.2.2. Sumber Daya Mineral


Berdasarkan penyebaran batuan dan satuan-satuan litologi sebagai sumber
mineral, daerah eksplorasi, secara regional termasuk dalam jalur mineralisasi
busur magmatik Kapur (Cretaceous magmatic arc), bagian utara
Semenanjung Malaya yang melewati Natuna ke bagian utara Kalimantan
Barat (Katili, 1980). Secara geologis, daerah tinjauan merupakan jalur
mineralisasi magmatik dan gunung-gunung api sejak pra dan pasca Kapur.
Perkembangan tersebut ditandai oleh pembentukan Gunung Api Sekadau
pada Trias; Granit Pueh pada Kapur Akir, dan Batuan Terobosan Sintang
pada Oligosen Akhir – Miosen Awal. Dimana berdasarkan Penyebaran
melalui Aliran Sungai Sambas Besar dan cabang-cabangnya. Peranan aliran
sungai dan gelombang laut merupakan faktor dominan dalam mengontrol
sistem pengendapan sedimen di daerah muara dan sekitar garis pantai
(Woodroffe, 1996). Aliran terbesar Sungai Sambas Besar terdapat di daerah
Pemangkat sebagai muara hingga ke arah utara kota Sambas. Sementara itu
cabang-cabangnya mengalir dari daratan Kalimantan; di bagian utara dari
daerah Serawak (Malaysia) dan sekitar daerah Bengkayang yang mengalir
hampir 100 km dari daerah hulu hingga ke muara.
aliran Sungai Sambas Besar bergerak dari daratan Kalimantan dengan arah
timur laut - barat daya, dan di daerah muara membelok ke arah utara dan
selatan. Pengaruh arus laut regional di Laut Cina Selatan mempengaruhi
arus sejajar pantai di pantai barat Kalimantan Barat (Wyrtki, 1961). Di daerah
tinjauan berkembang arus sejajar pantai dengan arah selatan dan utara.

CV. Mandiri Bangun Persada

22
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas

Kondisi ini ikut mempengaruhi pergerakan aliran sungai dan sedimen di


daerah muara. Kondisi ini juga mempengaruhi proses pengangkutan dan
pengendapan sedimen mengandung mineral yang cukup berharga seperti
emas dan perak di sepanjang garis pantai daerah eksplorasi. Hubungan
antara penyebaran sedimen berbutir lebih kasar (lanau dan pasir) dan
kandungan emas dan perak tersebut dikontrol oleh pola arus sejajar dimana
garis pantai yang bergerak dari arah selatan ke utara, serta dorongan arus
dari Sungai Sambas Besar di daerah muara yang berasal dari arah daratan,
membelok ke arah utara dengan kekuatan yang tergolong besar terutama
dalam musim hujan, sehingga mampu mengangkut sedimen berukuran
lanau dan pasir. Kontrol arus tampak nyata pada pola sebaran sedimen
(lanau pasiran sampai pasir) dan pola sebaran kandungan perak, tetapi
kurang nyata pada pola sebaran kandungan emas. Adanya hubungan ini
dapat membantu bagi kegiatan eksplorasi mineral lebih lanjut di daerah
sekitar eksplorasi.

Gambar 2.2. Peta Aliran Sungai Sambas Besar

CV. Mandiri Bangun Persada

23
Laporan Eksplorasi Pasir Sungai
Kabupaten Sambas

CV. Mandiri Bangun Persada

24

Anda mungkin juga menyukai