Anda di halaman 1dari 9

STUDI KELAYAKAN PENAMBANGAN PASIR SUNGAI

BAB III
GEOLOGI

3.1. Geologi Regional


Geologi regional daerah kajian disajikan berdasarkan Peta Geologi Lembar Sambas
dan Siluas, Kalimantan skala 1 : 250.000 (Rusmana dan Pieters, 1993). Secara umum,
daerah tinjauan ditempati oleh dataran aluvium berawa sistem Sungai Paloh dan Sambas
yang bersatu di dataran pantai bagian barat. Di sebelah timur daerah tinjauan, batuan
sedimen dan batuan malihan Mesozoik umumnya membentuk perbukitan rendah,
bergelombang, dan perbukitan terisolir yang dibentuk oleh intrusi batuan beku yang
berumur Trias sampai Tersier.
Berdasarkan Rusmana dan Pieters (1993), tatanan stratigrafi daerah tinjauan dibagi
menjadi tujuh satuan dari tua ke muda. Batuan tertua di daerah tinjauan adalah Formasi
Seminis (PzTRs) berumur Perem Akhir - Trias Awal, terdiri atas batusabak, filit, dan
batupasir malihan. Formasi Seminis diterobos oleh Batuan Gunung api Sekadau (PzTRs)
dan Batuan Terobosan Sintang (Toms). Batuan Gunung Api Sekadau (PzTRs) berumur
Trias, terdiri atas basal, dolerit, Granit, tuf, breksi, dan aglomerat; sedangkan Batuan
Terobosan Sintang (Toms) yang berumur Oligosen Akhir - Miosen Awal berupa diorit,
dasit, Granit, dan granodiorit. Formasi Seminis ditindih oleh Kelompok Bengkayang
(TRJb) berumur Trias Akhir - Jura Awal, yang tersusun oleh batupasir, batulumpur,
batulanau, konglomerat, serpih, batupasir tufan, dan tuf biasanya karbonan. Di atas
Kelompok Bengkayang terdapat Kelompok Serabang (JKls) yang berumur Jura Tengah –
Kapur Tengah, dan terdiri atas batuan ultramafik, gabro, basal malihan, rijang, dan spilt
yang berassosiasi seperti batuan bancuh dengan batusabak, filit, sekis, batupasir malihan,
dan batutanduk. Kelompok Serabang ditindih oleh Formasi Pedawan (Kp) dan Batupasir
Kayan (TKk). Formasi Pedawan berumur Kapur Tengah - Atas, terdiri atas serpih,
batupasir, batulumpur karbonan, dan sedikit sisipan batugamping. Sementara itu Batupasir
Kayan yang berumur Paleosen - Oligosen, merupakan batupasir kuarsa, serpih, batulanau,
dan sisipan konglomerat, setempat terdapat kayu terkersikan dan batubara. Selanjutnya
secara setempat terdapat intrusi Granit Pueh (Kup) berumur Kapur Akhir, tersusun oleh
granit dan adamelit. Batuan terobosan lainnya adalah Batuan Terobosan Sintang (Toms)
berumur Oligosen - Miosen, yang berupa diorit, dasit, Granit, dan granodiorit. Batuan

CV. MANDIRI BANGUN PERSADA Bab III-1


STUDI KELAYAKAN PENAMBANGAN PASIR SUNGAI

gunung api adalah batuan Gunung Api Niut berumur Pliosen, terdiri atas basal, Granit, dan
piroksen. Secara umum, daerah tinjauan tertutup oleh endapan aluvium (Qa) yang tersusun
oleh lumpur, pasir, kerikil dan sisa tumbuhan, kecuali di daerah pantai terdapat Endapan
Litoral (Qc). Endapan litoral tersebar sepanjang pantai daerah tinjauan dengan lebar
bentangan berkisar antara 1,5 km - 9 km, terdiri atas lumpur, pasir, kerakal, setempat
gampingan, dan bahan tumbuhan.

Gambar 3.1. Peta Geologi Daerah Sambas dan Sekitarnya (Rusmana dan Pieters,
1993)

3.1.1 Stratigrafi Regional


Geologi regional daerah kajian disajikan berdasarkan Peta Geologi Lembar Sambas
dan Siluas, Kalimantan skala 1 : 250.000 (Rusmana dan Pieters, 1993). Penyebaran batuan
secara regional diperlukan untuk mendapatkan gambaran mengenai batuan sumber
(source) dan batuan sekunder yang mengandung emas dan perak. Batuan sumber adalah
Formasi Seminis (PzTRs) yang diterobos oleh Batuan Terobosan Sintang (Toms) dan
Batuan Gunung Api Sekadau (TRusk) sebagai pembawa larutan sulfida yang membentuk

CV. MANDIRI BANGUN PERSADA Bab III-2


STUDI KELAYAKAN PENAMBANGAN PASIR SUNGAI

sistem hidrotermal. Sementara itu satuan sekunder yang mengandung emas dan perak
adalah endapan aluvium rawa (Qa).
Pada Formasi Seminis dan aluvium rawa saat ini terdapat kegiatan penambangan
emas dan perak (Rusmana dan Pieters, 1993). Secara umum, daerah tinjauan ditempati oleh
dataran aluvium berawa sistem Sungai Paloh dan Sambas yang bersatu di dataran pantai
bagian barat. Di sebelah timur daerah tinjauan, batuan sedimen dan batuan malihan
Mesozoik umumnya membentuk perbukitan rendah, bergelombang, dan perbukitan
terisolir yang dibentuk oleh intrusi batuan beku yang berumur Trias sampai Tersier.
Penyebaran aluvium dan batupasir membentuk topografi kasar dengan gawir dan
kemiringan lereng yang terjal, sehingga sulit dibedakan dengan konstruksi bentang alam
batuan Gunung Api Niut di Kalimantan Barat yang terdapat di bagian selatan daerah
tinjauan. Berdasarkan Rusmana dan Pieters (1993), tataan stratigrafi daerah tinjauan dibagi
menjadi tujuh satuan dari tua ke muda. Batuan tertua di daerah tinjauan adalah Formasi
Seminis (PzRs) berumur Perem Akhir - Trias Awal, terdiri atas batusabak, filit, dan
batupasir malihan. Formasi Seminis diterobos oleh Batuan Gunung api Sekadau (PzRs)
dan Batuan Terobosan Sintang (Toms). Batuan Gunung Api Sekadau (PzRs) berumur Trias,
terdiri atas basal, dolerit, andesit, tuf, breksi, dan aglomerat; sedangkan Batuan Terobosan
Sintang (Toms) yang berumur Oligosen Akhir - Miosen Awal berupa diorit, dasit, andesit,
dan granodiorit. Formasi Seminis ditindih oleh Kelompok Bengkayang (TRJb) berumur
Trias Akhir - Jura Awal, yang tersusun oleh batupasir, batulumpur, batulanau, konglomerat,
serpih, batupasir tufan, dan tuf biasanya karbonan. Di atas Kelompok Bengkayang terdapat
Kelompok Serabang (JKls) yang berumur Jura Tengah – Kapur Tengah, dan terdiri atas
batuan ultramafik, gabro, basal malihan, rijang, dan sepilit yang berassosiasi seperti batuan
bancuh dengan batusabak, filit, sekis, batupasir malihan, dan batutanduk. Kelompok
Serabang ditindih oleh Formasi Pedawan (Kp) dan Batupasir Kayan (TKk). Formasi
Pedawan berumur Kapur Tengah - Atas, terdiri atas serpih, batupasir, batulumpur
karbonan, dan sedikit sisipan batugamping. Sementara itu Batupasir Kayan yang berumur
Paleosen - Oligosen, merupakan batupasir kuarsa, serpih, batulanau, dan sisipan
konglomerat, setempat terdapat kayu terkersikan dan batubara. Selanjutnya secara setempat
terdapat intrusi Granit Pueh (Kup) berumur Kapur Akhir, tersusun oleh granit dan adamelit.
Batuan terobosan lainnya adalah Batuan Terobosan Sintang (Toms) berumur Oligosen -
Miosen, yang berupa diorit, dasit, andesit, dan granodiorit. Batuan gunung api adalah
batuan Gunung Api Niut berumur Pliosen, terdiri atas basal, andesit, dan piroksen. Secara

CV. MANDIRI BANGUN PERSADA Bab III-3


STUDI KELAYAKAN PENAMBANGAN PASIR SUNGAI

umum, daerah tinjauan tertutup oleh endapan aluvium (Qa) yang tersusun oleh lumpur,
pasir, kerikil dan sisa tumbuhan, kecuali di daerah pantai terdapat Endapan Litoral (Qc).
Endapan litoral tersebar sepanjang pantai daerah tinjauan dengan lebar bentangan berkisar
antara 1,5 km - 9 km, terdiri atas lumpur, pasir, kerakal, setempat gampingan, dan bahan
tumbuhan. Struktur kelurusan yang berkembang di daerah tinjauan adalah struktur rekahan
dan retakan yang pada beberapa tempat berkembang menjadi struktur liniasi dan sesar.
Struktur kelurusan tersebut berarah barat laut - tenggara. Secara umum, struktur tersebut
muncul akibat adanya penerobosan oleh batuan terobosan dan gunung api. Akibat
penerobosan tersebut terjadi deformasi terutama pada batuan Formasi Seminis yang
kemudian dikenal sebagai batuan sumber emas dan perak (Rusmana dan Pieters, 1993).
Deformasi tersebut diikuti oleh pengisian larutan hidrotermal yang kaya akan sulfida,
sehingga batuan Formasi Seminis saat ini menjadi lokasi penambangan emas. Daerah
kegiatan penambangan emas terdapat di sekitar aliran Sungai Sambas Kecil pada batuan
aluvium. Keterdapatan emas letakan berasal dari batuan sumber (primer) Formasi Seminis,
yang kemudian mengalami transportasi melalui aliran sungai (DAS Sambas Besar).

CV. MANDIRI BANGUN PERSADA Bab III-4


STUDI KELAYAKAN PENAMBANGAN PASIR SUNGAI

Gambar 3.2. Peta Geologi IUP CV. Mandiri Bangun Persada

CV. MANDIRI BANGUN PERSADA Bab III-5


STUDI KELAYAKAN PENAMBANGAN PASIR SUNGAI

3.2. Genesa Pasir Sungai


Pasir Sungai adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan
mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pasir Sungai
juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang
mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci
dan terbawa oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut. Pasir
Sungai di Indonesia lebih dikenal dengan nama pasir putih karena terdiri dari yang
berwarna putih. Pasir Sungai adalah endapan letakan (placer/aluvial) terjadi dari hasil
pelapukan batuan yang banyak mengandung mineral-mineral kuarsa (SiO) selanjutnya
mengalami transportasi alam, terbawa oleh media trasportasi (air/es) yang kemudian
terendapkan dan terakumulasi di cekungan-cekungan (danau, pantai dan lain-lain). Kristal
kuarsa yang asli di alam karena kekerasannya, tahan terhadap asam maupun basa. Sebagai
endapan letakan (placer) Pasir Sungai dapat berupa material-material yang lepas-lepas
sebagai pasir, dan dapat pula terus mengalami suatu proses selanjutnya ialah terkonsolidasi
menjadi batupasir dengan kandungan silika yang tinggi, misalnya protokuarsit (75- 195.4
% kuarsa) dan orthokuarsit (>195.4 % kuarsa) tanpa semen dipergunakan sebagai dasar
atau bahan tambahan pada pembuatan jalan tol dan airport, juga untuk pembuatan jalan
raya, bahan bangunan dan aspal.

3.3. Cadangan
3.3.1. Kegiatan Pengeboran
Kegiatan Eksplorasi yang telah dilakukan adalah Kegiatan pemboran, Kegiatan yang
dilakukan dengan pemboran dilakukan untuk mengetahui ketebalan Cadangan dengan,
Lokasi pemboran sebagai berikut:

CV. MANDIRI BANGUN PERSADA Bab III-6


STUDI KELAYAKAN PENAMBANGAN PASIR SUNGAI

CV. MANDIRI BANGUN PERSADA Bab III-7


STUDI KELAYAKAN PENAMBANGAN PASIR SUNGAI

Gambar 3.3. Peta Area Influence (Blok Eksplorasi)

CV. MANDIRI BANGUN PERSADA Bab III-8


STUDI KELAYAKAN PENAMBANGAN PASIR SUNGAI

3.3.2 Hasil Kegiatan Eksplorasi


Perhitungan cadangan pasir yang terkandung di dalam area prospek adalah :
1. Perhitungan cadangan pada daerah penelitian menggunakan metode
Geometrik dimana extended area atau area of influence menjadi batas jarak grid sesuai
dengan peningkatan pekerjaan dari cadangan tereka sampai dengan cadangan terukur.
Dasar ini dipakai karena energi pengendapan endapan placer diasumsikan cenderung
merata, dan energi pengendapan mineral sangat dipengaruhi oleh berat jenis (SG)
mineral yang bersangkutan.
2. Area pengaruh yang digunakan pada perhitungan ini sesuai dengan bentuk
dari jarak titik bor satu dengan titik bor yang di sekeliling yang diambil setengah nya.
Parameter yang digunakan untuk perhitungan cadangan adalah dengan menggunakan data
penyebaran Pasir Sungai, ketebalan, dan jarak antar titik bor, kemudian dihitung dengan
menggunakan rumus :
A. Perhitungan cadangan dengan Memakai Satuan Kg/m3
Volume = luas area ( m2) x tebal lapisan ( m ) x Core Recovery (CR)……(1)
Cadangan = Volume x SG )……………..……................................................(2)
Dalam perhitungan cadanyan potensi pasir yang penting untuk pertama kali dilakukan
dengan menentukan daerah pengaruh / area influence yang di buat berdasarkan jarak antar
titik pemboran. Hasil Kegiatan Eksplorasi dengan pemboran telah di dapatkan potensi /
cadangan pasir sebagai berikut :

Tabel 3.1. Total Cadangan Pasir Hasil Eksplorasi

Tebal Luas Area Tonase


Koordinat Recovery Volume
Code Ore Influence BJ Material
No pasir
Titik Bor Pasir
(m³) Pasir
X Y (M) (CR) % (m²)
(Ton)
1 MBP-01 325636 158642 3.00 95 14,340 40,869 1.40 57,217
2 MBP-02 325836 158466 3.70 90 15,949 53,110 1.40 74,354
3 MBP-03 326136 158260 3.80 95 12,393 44,739 1.40 62,634
4 MBP-04 326436 158109 2.99 95 15,851 45,044 1.40 63,062
5 MBP-05 326736 158038 2.50 78 12,802 24,988 1.40 34,983
TOTAL 3.20 90.61 71,335 208,750 292,250

CV. MANDIRI BANGUN PERSADA Bab III-9

Anda mungkin juga menyukai