MODUL A
PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA LINTASAN
MAGNETIK SEDERHANA
Oleh:
KRISTIAN EDWIN SALAMBA
12113006
Tujuan Praktikum
1. Mengoreksi data hasil pengukuran lapangan dari suatu lintasan survey
magnetik
2. Menggambarkan profil lintasan hasil pengukuran magnetic
Dasar Teori
Tujuan dari survey magnetik adalah untuk menginvestigasi struktur
dibawah permukaan bumi yang berdasarkan anomali dari medan magnet bumi,
anomali ini terjadi karena perbedaan sifat magnetic dari batuan induk. Umumnya,
tingkat magnetic (susceptibility) dari bebatuan sangat bervariasi, tergantung
dengan tipe dari batuan dan lingkungan daerah tersebut. Penyebab umum dari
anomali magnetik antara lain: dyke, patahan, dan aliran lava. Untuk lingkungan
geothermal, akibat dari temperatur yang tinggi mengakibatkan susceptibility
menurun. Sehingga sangat sulit untuk menentukan keadaan litologi dibawah
permukaan bumi jika hanya berdasarkan informasi magnetik sendiri.
Metode Magnetik melibatkan perhitungan intensitas dari medan magnet
bumi. Anomali dari medan magnet bumi dapat disebabkan oleh induced
magnetism atau remanent magnetism. Induced magnetism adalah akibat dari
magnetisasi sekunder yang terinduksi ke dalam bijih besi oleh medan magnetik
bumi. Bentuk, dimensi, dari anomaly induced magnetic pasti bersesuaian dengan
orientasi, geometrim ukuran, kedalaman, dan magnetic susceptibility dari bijih.
Metode magnetic umumnya dipakai untuk:
1. Melokalisir pipa besi, tank yang terkubur, ataupun benda-benda berbesi
lainnya
2. Memetakan batas dari landfill ataupun bekas dari kolam penampung
limbah
3. Memetakan daerah patahan dan intrusi dari batuan beku
4. Menginvestigasi situs-situs bersejarah yang telah terkubur
Umumnya batuan sedimen memiliki magnetic susceptibility yang lebih
rendah dibandingkan dengan batuan beku ataupun dengan batuan metamorf, hal
ini terjadi karena batuan beku ataupun batuan metamorf cenderung memiliki
kadar magnetite (mineral magnetic) yang lebih tinggi. Sehingga kebanyakan,
survey magnetic didesain untuk memetakan struktur geologi pada batuan dasar
(batuan crystalline yang berada jauh dibawah lapisan batuan sedimen) atau juga
untuk mendeteksi mineral magnetic secara langsung
TAawal = nilai intensitas magnetic dilokasi base yang dibaca pada alat saat
pengukuran lapangan akan dimulai
Selang waktu total = selang waktu dari pengukuran lapangan dimulai
hingga selesai
waktu = selisih waktu antara suatu titik pengamtan dengan waktu
pengukuran di base saat awal
Prinsip dasar yang dipakai oleh alat pembaca intensitas magnetic antara lain:
Prosedur Percobaan
1. Melakukan koreksi data lapangan untuk mendapatkan intensitas magnetik
terkoreksi.
2. Menghitung intensitas magnetik anomali berdasarkan intensitas magnetik
terkoreksi
3. Memplot intesitas magnetik anomali terhadap jarak mendatar
Pengolahan Data
Data yang ada dalam percobaan ini merupakan data yang telah diberikan
oleh asisten praktikum dan ada dimodul praktikum GCM-2 tentang pengukuran
dan pengolahan data lintasan magnetic sederhata. Data tersebut antara lain:
Stasiun
Waktu
Koordinat
X
Intensitas
y
Magnet
Pengukuran (nT)
Lapanga Base
n
TA
1
2
3
6:53
7:31
7:39
7:48
0
25
50
75
0
0
0
0
24460
24584
24717
24655
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
TA
7:56
8:04
8:10
8:16
8:23
8:26
8:35
8:42
8:48
8:53
9:02
9:06
9:13
9:19
9:26
9:50
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
425
450
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
24601
24525
24601
24438
24170
24408
24437
24423
24493
24238
24550
24675
24841
24836
24625
24485
Waktu
Waktu
TA awal
TA
1
2
3
4
6:53
7:31
7:39
7:48
7:56
0:00
0:38
0:46
0:55
1:03
dengan
Koordinat
X
0
25
50
75
100
Lapangan
24584
24717
24655
24601
Base
24460
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
TA
8:04
8:10
8:16
8:23
8:26
8:35
8:42
8:48
8:53
9:02
9:06
9:13
9:19
9:26
9:50
1:11
1:17
1:23
1:30
1:33
1:42
1:49
1:55
2:00
2:09
2:13
2:20
2:26
2:33
2:57
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
425
450
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
24525
24601
24438
24170
24408
24437
24423
24493
24238
24550
24675
24841
24836
24625
T Anomali (nT)
y
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
118.6327684
250.5028249
187.2316384
132.1016949
54.97175141
130.1242938
-33.72316384
-302.7118644
-65.13559322
-37.40677966
-52.39548023
16.75706215
-238.9491525
71.77966102
196.2146893
24485
400
425
450
0
0
0
361.2259887
355.3785311
143.3898305
Dari Koordinat dan T anomaly yang ada didapati grafik anomaly medan magnet
seperti berikut:
0
-100
-200
-300
-400
Analisis Data
Dari hasil plot yang telah dilakukan didapati bahwa pada lintasan itu
terdapat suatu anomaly pada koordinat 175 hingga koordinat 350, yang
mengakibatkan nilai dari intensitas magnet menjadi negative (daerah yang
ditandai dengan elips biru).
0
-100
-200
-300
-400
Anomali yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
1. Adanya jalur gunung api.
Seperti yang telah dijelaskan didasar teori, bahwa semakin tinggi aktivitas
geothermal, maka nilai dari intensitas magnetic akan semakin berkurang,
hal ini dikarenakan atom-atom pada batuan tidak stabil
2. Zona sesar
Profil magnet menggambarkan lengkung ke bawah artinya bahwa
intensitas magnet mencatat perubahan medan magnet atau adanya anomali
nilai inetsnitas magnet yang negatif. Kedapatan anomali rendah (anomali
negatif) diduga sebagai adanya zone lemah atau batuan sedimen yang
hanya mengandalkan kemagnetan purba pada saat terbentuk batuan.
3. Batuan diamagnetic
Mayoritas batuan diamagnetic memiliki nilai susceptibility magnetic yang
bernilai negative. Suatau benda / material diletakkan pada medan magnet
luar (H), maka intensitas magnetik (I) akan berbanding lurus dengan kuat
medan luar yang menginduksinya. Jadi suseptibilitas dapat diasumsikan
sebagai kemampuat suatu benda / material untuk terinduksi oleh magnet
luar,
Kesimpulan
1. Hasil data pembacaan nilai intensitas magnetic terkoreksi dengan
koreksi diurnal
2. Hasil plot dari anomaly intensitas magnet pada lintasan tersebut adalah
0
-100
-200
-300
-400
Eksplorium
Volume
33
No.2.
Jakarta:
Pusat