Anda di halaman 1dari 16

REPRODUKSI

(Laporan Praktikum Botani Ekonomi dan Etnobotani)

Oleh
Novia Amorita
1857021004

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan : Reproduksi


Tangal Percobaan : 12 September 2019
Tempat Percobaan : Laboratorium Botani 2
Nama : Novia Amorita
NPM : 1857021004
Jurusan : Biologi
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Kelompok : II (Dua)

Bandar Lampung, 03 Oktober 2019


Mengetahui,
Asisten

Risa Suryani Ws
1617021095
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Mahluk hidup dibekali kemampuan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk dapat
mempertahankan jenisnya yaitu dengan melakukan reproduksi. Tumbuhan
merupakan mahkluk hidup yang tidak mempunyai alat gerak aktif. Perlu adanya
alat bantu dalam proses reproduksi untuk menghasilkan keturunan. Bunga (flos)
atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuahan berbunga organ
reproduksi (benang sari dan putik) terdapat pada bunga

Bunga berfungsi utama menghasilkan biji penyerbukan dan pembuahan


berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi
buah. Buah adalah struktur yang membawa biji. Morfologi suatu bunga dapat
menjadi dasar bagi klasifikasi tanaman. Tanaman yang memiliki system
kekerabatan dekat umumnya memiliki ciri atau morfologi bunga yang hampir
sama.

Pengetahuan tentang morfologi bunga dapat mempermudah kita dalam


menentukan metode pemuliaan yang dapat diterapkan serta dapat menentukan
jenis penyerbukannya. Proses penting dalam daur hidup suatu tanaman adalah
penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan (pollination) merupakan peristiwa
melekatnya serbuk sari ke kepala putik. Penyerbukan merupakan tahap awal dari
terbentuknya individu atau tanaman baru. Penyerbukan dapat terjadi secara alami
dengan bantuan angin, air, manusia, serangga atau hewan lainnya dan lain-lain.

Setiap hari kita sering melihat bunga di hamparan alam, entah itu bunga yang di
rawat ataupun bunga yang tumbung sendirinya di jalanan, terkadang kita
mengagumi keindahan bunga tersebut tanpa memikirkan bagaimana bunga itu
tumbuh dan berkembang setiap harinya. Pada praktikum kali ini kami membahas
tentang bagaimana mempelajari dan mengenal reproduksi pada tumbuhan.

Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pada hari ini adalah mengamati perkembangbiakan
secara generatif dan vegetatif alami maupun buatan.
TINJAUAN PUSTAKA

Organisme yang mempunyai tingkat reproduksi tinggi memiliki


kemungkinan lebih besar untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya apabila
dibandingkan dengan organisme yang mempunyai tingkat reproduksi rendah.
Reproduksi merupakan ciri mahluk hidup yang bertujuan melestarikan jenisnya
agar tidaak punah. Terdapat dua macam reproduksi, yaitu: reproduksi vegetatif
(aseksual atau tak kawin) dan reproduksi generatif (seksual atau kawin).
Tumbuhan pun mengalami kedua proses reproduksi tersebut. Reproduksi
generatif atau seksual terjadi persatuan dua macam gamet dari dua individu yang
berbeada jenis kelaminnya, sehingga terjadi percampuran materi genetik yang
memungkinkan terbentuknya individu baru. Individu baru inilah yang akan
melannjutkan jenisnya masing-masing (Kimbal, 1983).

Kedua macam gamet pada organisme tingkat tinggi dapat dibedakan berdasarkan
bentuk, ukuran, kondisi gamet yang demikian disebut heterogamet. Peleburan dua
macam gamet disebut sinogami. Sinogami adalah peristiwa suatu peristiwa yang
didahului dengan peristiwa fertilisasi yaitu pertemuan sperma dan sel telur. Pada
organisme sederhana tidak dapat dibedakan gamet jantan dan gamet betina karena
keduanya sama, dan disebut isogamet. Apabila salah satu lebih besar dari lainnya
disebut anisogamet. Proses vegetatif pada alga antara lain dengan membentuk
zoospora atau spora kembar, fragmentasi, dan membelah diri. Dengan membentuk
spoora kembar berupa sel reproduksi aseksual yang memiliki flagel (Nugroho,
2006).

Proses reproduksi pada tumbuahn bermbuluh atau Kormofita. Misalkan pada


tumbuahn paku. Pada tumbuhan paku terjadi metagenesisi (pergiliran keturunan
atau generative dan vegetatif) Tumbuhan paku merupakan generasi sporofit yang
menghasilkan spora. Daun paku dibedakan menjadi dua macam, yaitu sporofil dan
tropofil. Sporofil adalah daun yang bersifat fertil atau subur mampu menghasilkan
spora, xsedangkan tropofil adalah daun yang bersifat infertil atau mandul
sehingga tidak dapat menhasilkan spora. Pada tumbuhan berbiji mengalami
proses reproduksi secara vegetatif. Reproduksi secara vegetatif pada tumbuhan
berbiji dibedakan menjadi dua macam, yaitu reproduksi vegetatif alami dan
reproduksi vegetatif buatan (Ashari, 2002).

Reproduksi vegetatif alami adalah reproduksi yang terjadi secara alami tanpa
bantuan manusia Cotoh dari repreoduksi vegetatif secara alami antara lain
Rhizoma (akar rimpang) adalah akar yang tumbuh mendatar dan terletak
dibawah permukaan tanah. Bentuk rhizoma mirip seperti akar, tetapi berbuku-
buku (beruas-ruas) seperti batang dan pada ujungnya terdapat kuncup. Setiap
buku terdapat daun yang berubah bentuk menjadi sisik dan sitiap ketiak sisik
terdapat tunas. Jika tunas diujung rhizoma dan ketiak tumbuh menjadi tanaman
baru, tanaman itu akan tetap dengan induknya sehingga membentuk rumpun.
Rhizoma terdapat pada tanaman kunyit, temu lawak, lengkuas, dan sansiviera.
Geragih atau stalon adalah batang yang tumbuh menjalar diatas atau dibawah
permukaan tanah (Nugroho, 2006).

Pada geragih terdapat buku-buku dan tunas-tunas yang dapat tumbuh menjadi
organisme baru. Dibagian bawah tunas dapat tumbuh akar-akar serabut baru.
Kuncup bagian ujung umumnya menyentuh tanah. Setelah jauh dari induknya,
ujung geragih akan membelok keatas dan tumbuh menjadi tanaman baru. Tunas
adventif adalah tunas yang tumbuh bukan pada ujung batang maupun ketiak daun.
Tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas adventif adalah cocor bebek,
kesemek, dan sukun. Umbi lapis merupakan tunas yang mengalami modifikasi,
terdiri atas batang yang sangat pendek dan dibungkus oleh daun-daun yang
berdaging, serta menyerupai sisik (Ashari, 2002).
Proses vegetative buatan biasanya sering dilakukan untuk pembudidayaan
tanaman . Misalnya mencangkok, merunduk, dan menyambung. Reproduksi
secara generatif adalah proses reproduksi yang melibatkan peleburan atau
fertilisasi sel kelamin dua sel kelamin (jantan dan betina). Pada pertumbuahan
berbiji tertutup (Angiospermae), penyerbukan adalah melekatnya serbuk sari
langsung pada bakal biji . proses pembuahan atau fertilisasi adalah proses
meleburnya inti sperma dan sel telur. Fertilisasi terdiri dari dua macam
pembuahan. (Kimball, 1993).

Kedua macam pembuahan tersebut adalah pembuahan tunggal yang terjadi pada
Gymnospermae yaitu sel telur dan sel sperma akan menjadi 2n dan juga
pembuahan ganda sel telur dan sel sperma menjadi 2n dan inti kandung lembaga
sekunder (2n) dan inti sperma menjadi endosperm (3n). Pembuahan ganda
merupakan pembuahan yang melibatkan dua pembvuahan yaitu endisperm yang
berfungsi sebagai cadangan makanan. Karena dalam satu ruang arkegonium
terjadi pembuahan dua kali, maka dinamankan pembuahan ganda, berdadasarkan
letak kelaminnya tumbuhan dibedakan menjadi dua jenis yaitu .tumbuhan
berumah yaitu tumbuhan yang memiliki alat kelamin jantan dan betian dalam satu
tumbuhan. Baik pada satu bunga maupun pada bunga yang lain (Nugroho, 2006).

Tumbuhan berumah dua adalah tumbuhan yang memiliki alat kelamin jantan dan
betina dalam tumbuhan yang berbeda. Berdasarkan faktor penyebab sampainya
serbuk sari di kapal putik, penyerbukan dapat dibadakan
menjadi Anemogami yaitu penyerbukan dengan batuan angin. Ciri-ciri tumbuhan
yang penyerbukannya dibantu oleh angin adakah bunga berukuran kecil, mahkota
bunga berukuran kecil atau tidak mempunyai mahkota, warna mahkota bunga
tidak berwarna, tidak mempunya kelenjar madu, tangkai bunga panjang, letak
bunga jauh diatas daun serta serbuk sari kecil, sangat banyak dan ringan serbuk
sari bergantungan, jika di goyang serbuk sari akan berhamburan, kepala putik
besar dan berbulu menangkap (Ashari, 2002).

Hidrigami adalah penyerbukan dengan batuan air. Hidrigami terjadi


pada Hydrilla sp, enceng gondok , dan teratai. Penyerbukan dengan batuan air
akan terjadi jika tumbuhan terendam didalam air. Zoidiogami penyerbukan
dengan bantuan hewan. Tumbuhan yang penyerbuakannya dibantu oleh hewan
memiliki ciri-ciri bunga besar. Warna mahkota bunga mencolok dengan aroma
khas, memiliki kelenjar madu, serbuk sari bersifat lengket (madu
melekat). Zoidiogami dapat dibedakan berdasarkan hewan yang membantu
penyerbukan Entomogami adalah penyerbukan dengan bantuan
serangga (Nugroho,2006).

Bunga disebut sebagai organ tumbuhan yang mereproduksi, karena pada bunga
terdapat putik-putik dan benang sari sebagai alat kelamin pada tumbuhan yang
selanjutnya karena sifat alami atau persilangan akan mewujudkan buah. Bunga
pada hakikatnya merupakan cabang atau ranting tumbuhan dengan daun-daun
yang biasanya berdesakan, kesemuanya ini mempunyai bentuk dan fungsi masing-
masing secara garis besar bunga terdiri dari kelopak, mahkota, benangsari, putik
dan daun buah. Susunan dari bagian-bagian bunga tersebut berbeda-beda. Ada
yang terpencar, tersebar, atau menurut suatu spiritual seperti pada bunga pada
bunga cempaka. Ada yang berkarang, melingkar seperti pada bunnga terung da
nada pula yang tersusun secara campuran, yaitu jika bagian-bagian tercampur
seperti pada bunga sirsak (Sukmawani, 2007).
METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari kamis tanggal 12 september 2019.


Dilaksanakan di laboratorium botani II Jurusan Biologi FMIPA Unila.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu 2 buah cawan
petri.

Sedangkan bahan-bahan yang diperlukan yaitu air, benih cabai, dan kapas.

C. Prosedur percobaan

1. Siapkan media tanam untuk cabai


2. Ambil kapas dan taruh diatas cawan petri hingga cawan petri ketutup
(kapas secukupnya)
3. Basahi kapas dengan air secukupnya
4. Taruh benih cabai diatas kapas
5. Tutupi benih cabai dengan sedikit kapas
6. Beri air tiap hari pada tanaman cabai (jangan sampai tanaman kering)
7. Amati dan catat perubahan yang terjadi pada setiap harinya
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

Adapun data yang diperoleh dari praktikum ini yaitu:


No Benih tanaman Hari tanam keterangan
1 Cabai Hari ke 1 Belum tumbuh
2 Cabai Hari ke 2 Belum tumbuh
3 Cabai Hari ke 3 Belum tumbuh
4 Cabai Hari ke 4 Belum tumbuh
5 Cabai Hari ke 5 Belum tumbuh
6 Cabai Hari ke 6 Belum tumbuh
7 Cabai Hari ke 7 Sudah tumbuh

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh data bahwa


tanaman cabai tumbuh pada hari ke-7 dikarenakan pada hari sebelumnya
benih cabai tidak ditutupi oleh kapas. Setelah ditutupi oleh kapas tanaman
cabai baru tumbuh.

Cabai mulai masuk ke India, China, Korea, Jepang, Filipina, Malaka, dan
Indonesia dibawa oleh bangsa Spanyol dan Portugis. Bangsa tersebut
mengenalkan cabai pada wilayah- wilayah yang mereka kunjungi melalui
kontak perdagangan rempah- rempah.
Masuknya cabai di Indonesia dibawa oleh pelaut Portugis yang bernama
Ferdinand Magelhaens yang sedang melakukan perjalanan pelayaran pada
tahun (1480-1521). Dan pada tahun 1519 Ferdinand Magelhaens mendarat
di pulau Maluku.

Capsicum annuum L. adalah jenis cabe yang paling banyak


dibudidayakan. Jenis ini memiliki rasa pedas dan ada juga yang tidak
pedas, semua tergantung dari kultivarnya.
Sedangkan untuk spesies lain, seperti halnya C. baccatum, C. chinense,
dan C. pubescens. Untuk jenis ini tersebar banyak di wilayah Amerika
Selatan.Di Indonesia cabai banyak di produksi baik di dataran rendah
maupun dataran tinggi. Berikut ini adalah daerah- daerah yang dijadikan
produksi cabai besar di Indonesia.

Berikut ini adalah Klasifikasi dan Morfologi Lengkap Tanaman


Cabai (Capsicum annum L.)
Klasifikasi tanaman cabai :
Kingdom : plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dikotiledon
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : capsicum sp.

Morfologi tanaman cabai terdiri dari, morfologi daun, batang, akar, bunga,
biji dan buah. Berikut ini adalah morfologi tanaman cabai :
1. Morfologi daun

Cabai memiliki bentuk daun yang bermacam- macam sesuai dengan spesies dan
varietasnya. Bentuk daun cabai ada yang lonjong, bulat, maupun lanset. Pada
permukaan bagian atas daun, ada yang berwarna hijau muda, hijau tua, hijau kebiru-
biruan, bahkan hijau hampir kehitam-hitaman.

klasifikasi dan morfologi lengkap


tanaman cabai (Capsicum annum L.).
Sedangkan pada permukaan bagian bawah daun memiliki warna hijau, hijau pucat,
dan hijau muda. Permukaan daun cabai ada yang halus dan ada juga yang berkerut-
kerut. Daun cabai memiliki ukuran panjang antara 3-11 cm dan lebar sekitar 1-5
cm.

2. Morfologi batang

Batang adalah bagian utama tumbuhan yang ada di atas tanah dan mendukung
bagian-bagian lain dari tumbuhan, yakni daun, bunga dan buah. Fungsi batang
adalah sebagai lintasan air dan mineral dari akar menuju daun, dan lintasan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh tumbuhan. Selain itu batang adalah bagian
pembentuk dan penyangga daun.
Cabai merupakan tanaman perdu dengan batang tidak berkayu. Batang cabai akan
tumbuh samapai ketinggian tertentu kemudian akan menghasilkan banyak cabang.
Untuk cabai rawit dapat tumbuh dengan ketinggian maksimal 1 meter, sedangkan
cabai merah besar dapat tumbuh mencapai 2 meter lebih. Batang cabai memililki
warna bervariasi, mulai dari hijau, hijau muda, sampai hijau tua.

Sedangkan batang yang sudah tua memiliki warna coklat dan keras seperti kayu,
karena pengerasan jaringan parekin.

3. Morfologi akar

Akar adalah salah satu bagian tumbuhan dan tumbuhnya di dalam tanah . Fungsi
utama akar, yaitu untuk menghisap air dan garam mineral dari dalam tanah. Selain
itu akar juga berfungsi sebagai penyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan
di tempat hidupnya.

Tanaman cabai memiliki perakaraan serabut dengan cabang akar yang banyak dan
serabut pada permukaan. Biasanya pada akar terdapat bintil-bintil yang merupakan
hasil simbiosis dengan beberapa mikroorganisme.

Akar tanaman cabai hanya mampu menembus tanah secara dangkal dengan
kedalaman 20-40 cm. Meski tanaman cabai tidak memiliki akar tunggang, akan
tetapi ada beberapa akar yang tumbuh ke arah bawah berfungsi sebagai akar
tunggang semu.
4. Morfologi bunga

Bunga pada tanaman cabai bervariasi dan memiliki bentuk yang sama, yaitu
berbentuk bintang. Bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun, dalam keadaan
tunggal ataupun bergerombol dalam satu tandan. Dalam satu tandan biasanya hanya
2 atau 3 bunga. Panjang bunga kurang lebih 1-15 cm dan lebarnya 0,5 cm, serta
panjang tangkainya sekitar 0,5 cm.

Bunga cabai merupakan bunga sempurna yang dapat menyerbuk sendiri. Pada
umumnya bunga cabai terdiri dari 5-6 helai daun mahkota (petal) berwarna putih
atau unggu. Pada satu bunga terdapat satu kepala putik atau (stigma) berbentuk
bulat. Selain itu juga terdapat benang sari (filamen), dan masing-masing pada
ujungnya terdapat satu antera berisi serbuk sari.

5. Morfologi buah

Buah cabai memiliki bentuk yang bervariasi, ada yang bulat, dan bulat memanjang
dengan ujung runcing. Selain itu, bentuk dalamnya berpolong dengan rongga
diantara plasenta dan dinding buah. Pada buah yang masih muda memiliki warna
putih kekuningan. Sedangkan buah yang sudah tua memiliki warna yang mencolok
yaitu kuning atau merah yang licin dan mengkilap.

Warna buah tersebut juga tergantung dari varietasnya. Bagi buah yang masih muda
tidak berasa pedas, dan ketika buah sudah tua memiliki rasa yang pedas dan
menyengat. Panjang buah cabai berkisar 9-15cm dengan diameter 1-1,75 cm,
dengan berat 7,5- 15 gram per buah. Buah mengantung pada tangkai buah yang
berwarna hijau dengan panjang tangaki berkisar antara 3,5-4,5 cm yang keluar dari
ketiak daun.

6. Morfologi biji

Biji cabai memiliki ukuran kecil, berbentuk bulat dan pipih serta berwarna putih
atau krem. Biji ini berjumlah banyak dan melekat pada plasenta berwarna putih.
Biji cabai memiliki rasa yang pedas, dan biasanya rasa yang lebih pedas terdapat
pada biji-biji cabai tipe liar.
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.


1. Tanaman cabai akan tumbuh apabila benih nya tertutupi oleh sedikit kapas.
2. Tanaman cabai tidak akan tumbuh apabila benihnya tidak tertutupi kapas
3. Tumbuhan cabai harus dalam keadaan basah, jika kering tumbuhan cabai
akan layu.
DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 2002. Pengantar Reproduksi Biologi Tanaman. Jakarta: Erlangga


Campbell, N.A,Mitchell,L.G and Reece J.B.2003. Biologi Umum Jilid 1.
Jakarta.Erlangga
Kimball. J.W. 1993. Biologi Edisi Ke Lima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Nugroho. 2006. Struktur Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sukmawani Reni. 2007. Mengenal Tumbuhan. Sukabumi.PT. Panca Anugerah
Sakti
LAMPIRAN

Hari pertama Hari kedua

Hari ketiga Hari keempat

Hari kelima Hari keenam


Hari ketujuh

Anda mungkin juga menyukai