Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGERTIAN FILSAFAT SEJARAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Sejarah
Dosen Pengampu : Putut Wisnu Kurniawan, M.Pd

Disusun Oleh :

Muhammad Ibrahim 21140003


Okta Rahma 21140005

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP-PGRI BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2024 - 2025

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga makalah ini
dapat tersusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Sejarah khusus
nya kepada Bapak Putut Wisnu Kurniawan, S.Pd., M.Pd. yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dalam memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat menjadi referensi


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca yang ingin mempelajari lebih
dalam tentang Filsafat Sejarah.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak demi perbaikan makalah ini.

Bandar Lampung, 5 Maret 2024

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

2.1 Pengertian Filsafat..........................................................................................2

2.2 Pengertian Sejarah..........................................................................................2

2.3 Pengertian Filsafat Sejarah Menurut Para Ahli..............................................4

2.4 Ruang Lingkup Filsafat Sejarah.....................................................................6

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................11

3.1 Kesimpulan..................................................................................................11

3.2 Kritik & Saran..............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Filsafat, Ratuya ilmu-ilmu, begitu biasanya ia disebut. Sebuah disiplin
yang telah berusia ribuan tahun. Sejak dari perkembangan yang paling awal,
filsafat tidak pernah lepas dari konteks kultural masyarakat tempat ia
tumbuh dan berkembang. Kehadiran filsafat di zaman Yunani kuno dapat
dikatakan sebagai langkah awal pembebasan akal manusia dari kultur
mitologis yang membelenggu potensi-potensi rasional manusia. Kesangsian,
keheranan yang bercampur kekaguman, merupakan titik awal munculnya
filsafat.
Untuk memahami apa sebenarnya filsafat itu, tentu saja tidak cukup
hanya mengetahui asal usul dan arti istilah yang digunakan, melainkan juga
harus memperhatikan konsep dan definisi yang diberikan oleh para filsuf
menurut pemahaman mereka masing masing. Akan tetapi, perlu pula
dikatakan bahwa konsep dan definisi yang diberikan oleh para filsuf itu
tidak sama. Bahkan, dapat dikatakan bahwa setiap filsuf memiliki konsep
dan membuat definisi yang berbeda dengan filsuf lainnya. Karena itu, ada
yang mengatakan bahwa jumlah konsep dan definisi filsafat adalah
sebanyak jumlah filsuf itu sendiri. Oleh karna itu Makalah ini bermaksud
memandu pembaca untuk memperoleh gambaran apakah filsafat sejarah itu.

2.2 Rumusan Masalah


1.

2.

3.

2.3 Tujuan Penelitian


1.

2.

1
3.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat


Filsafat secara harfiah berasal dari kata philo dan sophos, philo berarti
cinta dan sophos berarti ilmu atau hikmah, jadi filsafat secara istilah berarti cinta
terhadap ilmu atau hikmah. Pengertian dari teori lain menyatakan kata Arab
falsafah dari bahasa Yunani, philosophia: philos berarti cinta (loving), Sophia
berarti pengetahuan atau kebijaksanaan (wisdom), jadi Philosophia berarti cinta
kepada kebijaksanaan atau cinta pada kebenaran.

Orang berfilsafat dapat dikatakan sebagai pelaku aktifitas yang menempatkan


pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai sasaran utamanya. Ariestoteles
mengatakan filsafat memperhatikan seluruh pengetahuan, kadang-kadang
disamakan dengan pengetahuan tentang wujud (ontologi).

Filsafat adalah induk ilmu pengetahuan, istilah filsafat telah dikenal manusia
sejak 2.000 tahun yang lalu, pada masa Yunani kuno, di Miletos, Asia kecil,
tempat perantauan orang Yunani, sejarah awal filsafat ditandai dengan munculnya
para tokoh-tokoh pemikir besar pada zaman itu, seperti Thales, Anaximandros,
dan Anaximenes, Thales adalah orang yang pertama mempersoalkan subtansi
terdalam terhadap segala sesuatu, yang melahirkan pengertian-pengertian
kebenaran yang hakiki.

2.2 Pengertian Sejarah


Sejarah berasal dari bahasa Arab “syajaratun” yang berarti pohon. Kata ini
memberikan gambaran pendekatan ilmu sejarah yang lebih analogis karena
memberikan gambaran pertumbuhan peradaban manusia dengan “pohon” yang
tumbuh dari biji yang kecil menjadi pohon yang rindang dan berkesinambungan.

2
Oleh karena itu, untuk dapat menangkap pelajaran atau pesan-pesan sejarah di
dalamnya memerlukan kemampuan pesan-pesan yang tersirat sebagai ibarat atau
ibroh di dalamnya.

Menurut Muthahhari, ada tiga cara mendefinisikan sejarah dan ada tiga
disiplin kesejarahan yang saling berkaitan, yaitu;
Pertama, sejarah tradisional, sejarah tradisional adalah pengetahuan tentang
kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa
lampau dalam kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini.
Contoh : biografi-biografi, catatan catatan tentang peperangan dan penaklukan
dan semua babad semacamnya.
Kedua, sejarah ilmiah, yaitu pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak
menguasai kehidupan masa lampau yang diperoleh melalui pendekatan dan
analisis atas peristiwa-peristiwa masa lampau. Sejarawan dalam analisis ini
berusaha untukmengunggkapkan sifat sejati peristiwa peristiwa sejarah tersebut
serta hubungan sebab-akibatnya, dan akhirnya dapat menemukan hokum hokum
yang bersifat umum dan berlaku pada semua peristiwa yang serupa.
Ketiga, filsafat sejarah, yaitu pengetahuan tentang perubahan-perubahan bertahap
yang membawa masyarakat dari satu tahap ke tahap lain, ia membahas hukum-
hukum yang menguasai perubahan-perubahan ini. Dengan kata lain, filsafat
sejarah adalah ilmu tentang proses menjadinya (becoming) masyarakat, bukan
hanya tentang mewujudkan (being) masyarakat saja.

Ungkapan filsafat sejarah menunjuk pada dua jenis penyelidikan secara


berbeda, secara tradisional, ungkapan tersebut telah digunakan untuk menunjuk
pada usaha memberikan keterangan atau tafsiran yang luas mengenai seluruh
peroses sejarah filsafat sejarah dalam arti ini secara khas berurusan dengan
pertanyaan-pertanyaan seperti: apa arti, makna dan tujuan sejarah, atau hukum-
hukum pokok mana yang mengatur perkembangan dalam perubahan sejarah.
Sedangkan secara umum pengertian filsafat sejarah ialah suatu pemikiran filosofis
tentang peristiwa yang sudah terjadi.

3
2.3 Pengertian Filsafat Sejarah Menurut Para Ahli

Ada beberapa pengertian dari filsafat sejarah menurut para ahli.


1. Harry Ritter
Didalam Dictionary of Concepts in History (1986) pengertian dari filsafat
sejarah ialah “Filsafat sejarah merupakan cerminan hakikat sejarah-sejarah yang
dipahami sebagai jalannya peristiwa-peristiwa manusia atau lebih sempit lagi
sebagai aktivitas khusus para sejarawan.
2. Prof.Sartonokartodirdjo
Filsafat sejarah adalah salah satu bagian filsafat yang berusaha memberikan
jawab terhadap pertanyaan mengenai makna dari suatu proses peristiwa sejarah.
Manusia budaya tidak puas dengan pengetahuan sejarah, dicarinya makna yang
mengusai kejadian-kejadian sejarah. Dicarinya hubungan antara fakta-fakta dan
sampai kepada asal dan tujuannya. Kekuatan apakah yang mengerakaan sejarah ke
arah tujuannya? Bagaimana berakhirnya suatu proses sejarah? (Sartono
Kartodirdjo 1990:78-79).
3. Ibn Khaldun
Filsafat sejarah merupakan pengkajian aspek internal dari suatu peristiwa
eksternal sejarah (Zainab al-Khudairi, 1979:58). Jadi filsafat sejarah adalah ilmu
filsafat yang ingin memberi jawaban atas sebab dan alasan segala peristiwa
sejarah.
4. Patrick Gardiner
sejarah yang menjawab pertanyaan mengenai arti ataupun tujuan dari proses
sejarah, takdir alami manusia (the nature of human destiny), the course of human
history dan juga masa depan dari umat manusia (the future of mankid).
5. Karl R. Popper
Di dalam A pluralist Approach to the philosophy of History (1969), bahwa
filsafat sejarah mempunyai hubungan dengan 3 pertanyaan besar ialah.
What is the plot of History (Apa plot sejarah)
How to write the history (Bagaimana dari cara menulisakan sejarah)
What is the use of history (Apa kegunaan dari sejarah)

4
6. R.G. Collingwood
Didalam bukunya yaitu The Idea of History (1956) bahwa pengertian dari
filsafat sejarah ialah “The philosophy of history means the philosophical study of
that phenomenon which we call historical knowledge or thought.
Analisis mengenai pengertian Filsafat Sejarah Di atas telah disampaikan berbagai
pengertian filsafat sejarah dari para ahli, maka menurut analisis kami adalah
sebagai berikut:
Filsafat sejarah merupakan ilmu filsafat yang ingin memberi jawaban atas
sebab dan alasan segala peristiwa sejarah. Filsafat sejarah menggali lebih dalam
atas peristiwa atau kejadian yang telah terjadi, sehingga dapat diketahui makna
yang tekandung dalam peristiwa tersebut. Filsafat sejarah mencari penjelasan serta
berusaha masuk ke dalam pikiran dan cita-cita manusia dan memberikan
keterangan tentang bagaimana munculnya suatu negara, bagaimana proses
perkembangan kebudayaannya sampai mencapai puncak kejayaannya dan
akhirnya mengalami kemunduran seperti pernah dialami oleh negara-negara atas
pada zaman yang lalu disertai peran pemimpin-pemimpin terkenal sebagai subjek
pembuat sejarah pada zamannya.

Selain itu dengan filsafat sejarah dapat diketahui apa penyebab peristiwa
terdahulu terjadi, dimana peristiwa tersebut terjadi, dan siapa yang ada didalam
peristiwa tersebut serta yang lebih mendalam lagi. Sehingga kita dapat mengerti
maknanya dan dapat mengamalkan hal-hal baik yang terdapat pada peristiwa
sejarah tersebut.
Filsafat sejarah menguraikan secara mendetail mengenai peristiwa yang telah
terjadi dari berbagai aspek. Filsafat sejarah mempelajari suatu kejadian lampau
yang menyangkut beberapa aspek tersebut, dengan begitu dalam penerapannya
sangat rinci dan mendetail. Sebagai manusia selalu ingin memiliki pengetahuan
yang luas, kemudian mereka berusaha mencari fakta-fakta tentang suatu peristiwa
guna menambah pengetahuan yang mereka miliki serta dapat menjadikan teladan
yang baik.

5
Filsafat sejarah memberikan penjelasan yang sangat mendalam mengenai
berbagai hal dalam peristiwa sejarah. Sehingga kita dapat mengetahui hal atau
makna terbesar yang terkandung di balik peristiwa sejarah tersebut. Selain itu
dapat menjelaskan seberapa pentingkan bagi kehidupan kita mempelajari
peristiwa sejarah tersebut. Dalam filsafat sejarah juga mengupas seberapa besar
perjuangan para pahlawan atau tokoh-tokoh yang berperan peristiwa sejarah untuk
memperjuangkan negara atau peristiwa lainnya. Maka dengan itu kita dapat
mengetahui makna yang terbesar dalam suatu peristiwa sejarah.
Spengler Toynbee mengemukakan sejarah sebagai perkembangan yang
sesuai dengan putaran-putaran perubahan yang tetap dan selalu kembali,
sementara sejarawan lain mengatakan sejarah sebagai suatu keseluruhan laporan
mengenai masa lalu manusia yang memperlihatkan bahwa masa lalu tersebut
membentuk diri sesuai dengan prinsip-prinsip tertentu yang sah secara universal.
Keingintahuan seseorang mengenai suatu kebenaran menimbulkan adanya
gagasan. Ketika gagasan diolah untuk menjelajah pemahaman yang lebih luas
tetapi mendasar maka akan menghasilkan suatu ilmu yang disebut dengan filsafat.

2.4 Ruang Lingkup Filsafat Sejarah


Pada hakikatnya filsafat sejarah berusaha mencari penjelasan tentang
perbuatan manusia yang sudah terjadi. Filsafat sejarah juga mencoba memberikan
jawaban atas sebab-sebab dan alasan segala peristiwa sejarah yang sudah terjadi.
Filsafat sejarah berusaha masuk ke dalam pikiran dan cita-cita manusia dan
memberikan tentang maju dan mundurnya bangsa-bangsa, tentang maju dan
mundurnya perkembangan kebudayaan. Oleh karena peristiwa dan kejadian-
kejadian itu tidak terletak di depan muka manusia seperti halnya dengan bahan–
bahan untuk menguji formula-formula kimia. Kejadian dan peristiwa sejarah
terdiri atas beberapa fenomena dan fenomena-fenomena tersebut di anggap dan
diartikan oleh manusia secara berbeda-beda; walaupun pada akhirnya manusia
dengan menggunakan akal pikiranya akan senantiasa berusaha untuk memperoleh
hasil yang maksimal secara objektif terhadap fenomena-fenomena sejarah yang
akan menghasilkan suatu rangkaian peristiwa sejarah.

6
Filsafat sejarah sebagai salah satu cabang filsafat mengandung 2 aspek kajian
ruang lingkup yaitu :
1. Pertama; filsafat sejarah berusaha untuk mengetahui dengan pasti faktor-
faktor apa yang menyebabkan sebuah peristiwa serta menguasai semua
kejadian peristiwa jalannya sejarah. Usaha ini telah di kembangkan dan
berlangsung sejak beberapa abad yang lampau.

2. Kedua; filsafat sejarah berusaha untuk menguji kemampuan beberapa


metode ilmu sejarah serta memberi penilaian tentang hasil analisis dan
kesimpulan-kesimpulan terhadap suatu karya sejarah. Usaha ini belum
terlalu lama di kembangkan oleh para ahli filsafat.

A. Objek dan Manfaat Filsafat Sejarah


1). Objek Filsafat Sejarah
Isi filsafat ditentukan oleh objek apa yang dipikirkan. Objek yang
dipikirkan oleh filsafat ialah segala yang ada dan mungkin ada. ”Objek filsafat
itu bukan main luasnya”, ditulis Louis Katt Soff, yaitu meliputi segala
pengetahuan manusia serta segala sesuatu yang ingin diketahui manusia. Oleh
karena itu manusia memiliki pikiran atau akal yang aktif, maka manusia sesuai
dengan tabiatnya, cenderung untuk mengetahui segala sesuatu yang
ada menurut akal pikirannya. Jadi objek filsafat ialah mencari keterangan
sedalam-dalamnya.
Para ahli menerangkan bahwa objek filsafat itu dibedakan menjadi dua,
yaitu objek material dan objek formal. Objek material ini banyak yang sama
dengan objek material sains. Sains memiliki objek material yang empiris.
Filsafat menyelidiki objek filsafat itu juga tetapi bukan bagian yang empiris
melainkan bagian yang abstrak. Sedangkan objek formal filsafat tiada lain
ialah mencari keterangan yang sedalam-dalamnya tentang objek materi filsafat
(yakni segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada).

7
1) Objek Material
Objek Material adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian
atau pembentukan pengetahuan, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara
sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum.
2) Objek Formal
Objek Formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah
objek materialnya. Objek formal adalah hakikat ilmu pengetahuan artinya
filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu
pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara
memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia. Problem
inilah yang di bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan
yakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis. Objek formal
merupakan sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau
pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu di
sorot.
Contoh : Objek Materialnya adalah manusia, dan manusia ini di tinjau dari
sudut pandangan yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang
mempelajari manusia di antaranya psikologi, antropologi, sosiologi dan lain
sebagainya.

Ilmu Obyek material Obyek formal


Kesehatan Manusia Kondisi kehidupan
Ekonomi Manusia Kebutuhan dan cara
memenuhinya
Sosiologi Manusia Antar hubungan sosial
Pendidikan Manusia Pembinaan kepribadian
Psikologi Manusia Tingkah laku

8
 Perbedaan Objek Material dan Objek Formal
Objek material filsafat merupakan suatu bahan yang menjadi tinjauan
penelitian atau pembentukan pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di
pandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik
hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak. Sedangkan objek formal filsafat
ilmu tidak terbatas pada apa yang mampu diindrawi saja, melainkan seluruh
hakikat sesuatu baik yang nyata maupun yang abstrak.

B. Manfaat Filsafat Sejarah


1. Dapat menyelidiki sebab-sebab terakhir peristiwa sejarah agar dapat di
ungkapkan hakikat dan makna yang terdalam tentang peristiwa sejarah.
2. Memberikan pertanyaan atas jawaban “kemanakah arah sejarah’’ serta
menyelidiki semua sebab timbulnya semuaa perkembangan segala sesuatu
yang ada
3. Lebih kritis dalam menilai dan menimbang setiap sejarah dari abad-abad
sebelumnya, mampu merinci setiap kejadian dalam sejarah itu sendiri
4. Melalui studi mendalam tentang filsafat sejarah, dapat membentuk
seseorang memiliki vision atau wawasan dan pandangan yang luas
5. Studi filsafat sejarah dapat menjadikan seseorang berfikir analitis
kronologis serta arif bijaksana atau wisdom
6. Filsafat sejarah bertujuan membentuk dan menyusun isi, hakikat serta
memberi makna dari pada sejarah menyusun suatu pandangan dunia untuk
filsafat sejarah serta pandangan berwawasan nasional untuk Filsafat
Sejarah Nasional Indonesia
7. Manfaat utama mempelajari filsafat sejarah adalah akan mempertajam
kepekaan kritis seorang peneliti sejarah. Artinya, bahwa bagi seorang
peneliti atau pengkaji sejarah (sejarawan) yang dibekali dengan
pengetahuan filsafat sejarah akan menjadikan dirinya sebagai seorang
“kritikus” yang handal.

9
C. Tujuan Filsafat Sejarah
Menurut penulis, filsafat sejarah bertujuan sebagai berikut:
• Untuk menyelidiki sebab-sebab terakhir peristiwa sejarah agar dapat
diungkapkan hakikat dan makna yang terdalam tentang peristiwa sejara.
• Memberikan jawaban atas pertanyaan “kemanakah arah sejarah” serta
menyelidiki semua sebab timbulnya perkembangan segala sesuatu yang
ada.
• Melalui studi mendalam tentang filsafat sejarah, dapat membentuk
seseorang memiliki vision atau wawasan dan pandangan yang luas.
• Studi filsafat sejarah dapat menjadikan seseorang berfikir analitis-
kronologis serta arif-bijaksana atau wisdom.
• Filsafat sejarah bertujuan membentuk dan menyusun isi, hakikat serta
memberi makna daripada sejarah menyusun suatu pandangan dunia untuk
filsafat sejarah serta pandangan berwawasan nasional untuk Filsafat
Sejarah Nasional Indonesia.

10
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya manusia adalah makhluk berfikir, dan berpengetahuan, dengan
pikiranya manusia mendapatkan ilmu, dan dengan kehendaknya manusia
memperoleh pengetahuan. Berfikir merupakan cara manusia mendapatkan ilmu
dan pengetahuan. Filsafat adalah hasil dari berfikir. Namun tidak semua berfikir
bisa disebut filsafat. Karena filsafat adalah berfikir dengan mengunakan nalar.
Untuk mengkaji ilmu diperlukan filsafat ilmu. Dengan demikian menurut analisis
kami adalah sebagai berikut:
Filsafat sejarah merupakan ilmu filsafat yang ingin memberi jawaban atas
sebab dan alasan segala peristiwa sejarah. Filsafat sejarah menggali lebih dalam
atas peristiwa atau kejadian yang telah terjadi, sehingga dapat diketahui makna
yang tekandung dalam peristiwa tersebut. Filsafat sejarah mencari penjelasan serta
berusaha masuk ke dalam pikiran dan cita-cita manusia dan memberikan
keterangan tentang bagaimana munculnya suatu negara, bagaimana proses
perkembangan kebudayaannya sampai mencapai puncak kejayaannya dan
akhirnya mengalami kemunduran seperti pernah dialami oleh negara-negara atas
pada zaman yang lalu disertai peran pemimpin-pemimpin terkenal sebagai subjek
pembuat sejarah pada zamannya.

3.2 Kritik & Saran


Filsafat membuat diri kita berfikir kritis dan empiris, jadi setiap hasil
pemikiran dikaji lebih dalam agar dapat memahami apa itu filsafat, filsafat
memiliki kajian secara luas, bukan hanya penalaran namun wawasan lebih
berkembang. Kita tidak bisa begitu saja dapat mengkategorikan suatu hasil
pemikiran sebagai filsafat namun hasil pemikiran itu harus dikaji lebih dalam.
Karena filsafat mencakup segala aspek kehidupan dan luas jangkauannya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad fuad Al-Ahwani, filsafat islam, [Jakarta: Pustaka Firdaus, juni 2004], hlm.
19.
Cet. I; Yogyakarta: Jala Sutra Anggota IKAPI, 2000.
E. Tamburaka, Rustam. Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah
Filsafat dan Iptek. Cet I; Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999.
G.W.F. Hegel, Filsafat Sejarah, terj. Cuk Ananta Wijaya [Yogyakarta: Pustaka
G.W.F. Hegel, Nalar dalam Sejarah, terjemahan dari: Reason in History,
diterjemahkan oleh: Salahuddien Gz. [Jakarta: Mizan Publika, Maret 2005]
Kuntowijoyo, pengantar ilmu sejarah, [yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya,
Oktober 1995], cetakan pertama, hlm. 1
Pelajar, 2001]Suryanegara, Ahmad Mansur. Menemukan Sejarah. Cet II;
Bandung: Mizan, 1995.
Rapar, Jan Hendrik. 1996. Pengantar Filsafat.Yogyakarta:Kanisius.
Riantini, Ida. Diktat Pengantar Ilmu Sejarah, Lubuklinggau : 2005.
Salam, Burhanuddin.1993. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Surajiyo.2007.Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Takwin, Bagus. Filsafat Timur Sebuah Pengantar ke Pemikiran-Pemikiran Timur.
http://man-sejarah.blogspot.com/2012/05/objek-material-dan-formal-filsafat-
ilmu.html

12

Anda mungkin juga menyukai