ASIA SELATAN
Oleh :
Sumiatie, S.Pd., M.Pd
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan
anugerah-Nya sehingga penulisan materi kuliah ini dapat diselesaikan. Maksud penyusunan diktat
ini yang diperoleh dari berbagai sumber adalah sebagai bahan belajar bagi mahasiswa, sekaligus juga
mengatasi kesulitan dalam mencari literatur-literatur wajib yang berhubungan dengan Mata Kuliah
Sejarah Asia Selatan.
Dalam wujudnya yang sederhana serta jauh dari kesempurnaan, maka penyusun membuka
hati atas segala kritik dan saran membangun dari berbagai pihak. Terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu hingga tulisan ini dapat diselesaikan. Kiranya bahan perkuliahan ini
dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi kita semua.
Penyusun,
NIDN. 1104098101
Pengantar i
Daftar Isi ii
185 SM – 225 M 20
DAFTAR PUSTAKA 49
kemerdekaan India
BAB VII Perkembangan situasi dan kondisi masa awal kemerdekaan India
A. India Merdeka
C. Terbentuknya Bangladesh
DAFTAR PUSTAKA
luasnya mencapai 3.287,590 km2, ditambah dengan Pakistan yang luasnya 803.940 km2 dan
Bangladesh yang luasnya 143.998 km2, maka luas kawasan Benua India adalah 4.235,520
km3.
Menurut Smith, ada lima sumber untuk mengetahui sejarah India kuno yaitu:
• Sruti (rahasia terbuka), yaitu kumpulan dari empat kitab: Rigweda, Yayurweda,
Samaweda, Atharwaweda. Rigweda, adalah kitab yang berisi puji-pujian kepada
para dewa. Yayurweda, berisi bait-bait yang terdapat di dalam Rigweda, berupa
prosa untuk doa yan diucapkan oleh Pendeta (Adharya). Samaweda, berisi
nyanyian-nyanyian untuk upacara agama yang dipimpim oleh seorang pendeta
• Agama lain
B. Peralatan (artifact)
D. Bangunan-bangunan ( monument)
E. Prasasti (inscription).
A. Zaman terdahulu sekali Peradaban Mohenjo Daro dan Zaman Weda sampai tahun
700 SM
Wabah penyakit juga bisa dijadikan salah satu alasan punahnya peradaban Mohenjodaro-
Harappa. Tetapi, satu hal yang amat memungkinkan menjadi penyebab runtuhnya peradaban
Mohenjodaro-Harappa ialah adanya serangan dari luar.
Diduga, serangan ini berasal dari bangsa Arya. Mereka menyerbu, lalu memusnahkan
seluruh kebudayaan bangsa yang berbicara bahasa Dravida ini. Hal ini sesuai dengan yang
disebutkan pada kitab Weda. Di dalam kitab itu, disebutkan bahwa bangsa yang dikalahkan
itu ialah Dasyu atau yang tidak berhidung.
Dugaan tersebut didasarkan atas anggapan bahwa orang-orang yang mereka taklukkan
adalah orang-orang yang tidak suka berperang. Hal ini bisa dilihat dari teknologi persenjataan
yang kurang baik, misalnya dari kualitas ujung tombak maupun pedang mereka.
Sejak 1500 SM, peradaban Mohenjodaro-Harappa runtuh, tidak lama setelah bangsa Arya
itu memasuki wilayah India lewat Iran. Sejak saat itu, dimulailah masa baru dalam
perkembangan kebudayaan India di bagian utara.
Periode di mulai sejak masuknya bangsa berbahasa Arya ke India sebelah barat laut
(Punjab) yang diperkirakan terjadi sekitar 1500 SM, sampai munculnya agama Buddha
sekitar 500 SM. Periode Weda dapa dibagi lagi dalam tiga zaman yaitu:
Pada zaman ini, bangsa berbahasa Arya masih berada di sekitar daerah Punjab dan belum
bertemu dengan peradaban India secara keseluruhan. Identifikasi tentang mereka hanya dapat
diikuti dari Rigweda, kumpulan nyanyian Weda yang paling tua, disusun sekitar 1500 SM.
Sistem kepercayaan yang dianut oleh orang-orang Arya, mereka umumnya percaya
dengan alam lain, di mana para dewa berada di samping roh jahat. Orang-orang Arya ketika
memasuki India diduga menganut Monoteisme (hanya menyembah satu Tuhan).
Kepercayaan Monoteisme ini kemudian berkembang menjadi Henoteisme (Tuhan disebut
dengan beberapa nama, tetapi belum dipribadikan). Di dalam Rigweda, disebutkan ada tiga
macam dewa, yaitu:
Para dewa ini belum diwujudkan dalam bentuk patung, atau masih bersifat abstrak.
Mereka merupakan personifikasi atau kekuatan-kekuatan alam. Sebagai contoh: Dewa Surya
melambangkan matahari; Dewa Indra melambangkan hujan; sedangkan roh jahat, oleh orang-
orang Arya disebut Raksa.
Dalam zaman ini, kekuasaan pendeta makin besar. Dimulai dominasi golongan pendeta
atas golongan-golongan yang lain dalam masyarakat. Sebab para pendeta punya waktu luang
untuk belajar ilmu pengetahuan, mengajar dan memimpin upacara keagamaan. Upacara
keagamaan yang berupa pemberian sesaji, oleh para pendeta, digunakan bukan hanya untuk
memohon keselamatan kepada dewa, tetapi juga sebagai alat untuk memaksa para dewa agar
memberi kekuasaan kepada yang memimpin sesaji (pendeta).
Untuk keperluan keagamaan, disusun kitab Sama Weda yang berisi 1225 nyanyian yang
berasal dari Rigweda, kecuali 75 nyanyian baru. Kitab Yayurweda yang merupakan buku
ketiga, disusun langsung oleh kelompok pendeta yang melakukan penyembelihan binatang
korban. Kitab ini berisi mantra-mantra yang diucapkan dengan suara pelan sambil melakukan
tahap- demi tahap upacara pengorbanan. Sedangkan Atharwaweda, kitab yang keempat dan
terdiri atas 6000 bait nyanyian, 1200 bait di antaranya berasal dari Rigweda, disusun pada
akhir zaman Brahmana. Kitab yang terakhir ini di beberapa tempat di India selatan kurang
diterima karena kebanyakan berisi mantra-mantra untuk kekuatan gaib.
Fenomena menarik yang timbul dalam zaman Brahmana ialah munculnya system kasta
dan dominasi golongan brahmana atau pendeta. Munculnya system kasta dilatarbelakangi
oleh adanya spesialisasi pekerjaan yang diwariskan secara turun temurun kepada
keluarganya. Sistem kasta juga didukung oleh adanya perkawinan endogami (perkawinan
hanya di dalam lingkungan kasta sendiri).
Selain dua hal di atas, kesadaran berkasta juga timbul karena suku bangsa Arya merasa
lebih superior, khususnya secara kualitas fisik, disbanding pribadi yang mereka kalahkan.
Bahkan timbul timbul keyakinan di antara orang-orang Arya bahwa manusia sejak lahir
ditentukan kastanya. Bagi orang-orang Arya, mereka tergolong dalam tiga kasta, yaitu:
Brahmana, Ksatriya dan Waisya. Sedangkan orang-orang pribumi dimasukkan dalam
golongan Sudra. Menurut orang-orang Arya, ketiga golongan di atas mengalami dwija (lahir
untuk kedua kali).
• Ksatriya, yakni the warriors and rulers (para prajurit dan penguasa).
• Waisya, yaitu the farmers and traders (para petani dan pedagang, termasuk perajin)
Selain caturwarna, dijumpa golongan lain yang berada di luar kasta (out of caste /
outcast), yaitu golongan Paria, Pancama atau Candala. Golongan ini sering pula disebut
untouchable atau unseenable (pantang disentuh atau tidak boleh dilihat). Mereka misalnya
adalah penyapu jalan, pembersih kakus dan lain-lain.
Zaman ini disebut Upanishad, hal ini karena munculnya kumpulan tulisan yang disebut
Upanishad. Arti harfiah Upanishad ialah duduk di bawah kaki guru untuk mendengarkan
wajangan ajarannya.
Dalam zaman Upanishad ini, muncul system filsafat yang disebut Vadenta. Filsafat
vadenta dapat dimasukkan dalam bentuk monoisme. Monoisme bertolak dari anggapan
bahwa hanya ada satu asas (hokum dasar) dalam alam semesta, atau hanya ada satu penyebab
pokok yang kemudian berkembang menjadi alam semesta. Keselamatan diperoleh dengan
jalan persatuan dengan yang absolut.
a. Brahman
b. Atman
Atman artinya pusat segala fungsi jasmani dan rohani. Pada diri manusia, yang dimaksud
atman, ialah nafas. Brahman pada alam semesta, ibarat Atman dalam diri manusia. Di
dalam Atman terdapat Brahman.
c. Karma
Karma artinya perbuatan. Arti ini kemudian berkembang menjadi balasan. Orang yang
berbuat baik, akan mendapat balasan yang baik. Sedang yang berbuat jahat mendapat
balasan yang jahat.
d. Samsara
Samsara artinya berulangnya kelahiran manusia. Manusia lahir, tumbuh dewasa dan
kemudian mati. Berikutnya ia lahir lagi, tumbuh menjadi dewasa lalu mati dan begitu
seterusnya.
e. Moksa
Moksa artinya kelepasan. Setiap manusia dikungkung oleh lingkaran samsara, karena
memiliki bermacam-macam keinginan. Ia perlu kelepasan. Dan jalan untuk kelepasan itu
adalah dengan menghilangkan keinginan-keinginan tersebut.
Menemukan Harappa
• Jejak-jejak peradaban Harappa ditemuka pertama pada tahun 1820 ketika seorang
pembelot dari Maskapai angkatan bersenjata India Timur menemukan beberapa
puing-puing peradaban disebuah tempat yang disebut Haripah. Penemuan tersebut
merupakan situs kuno kota Harappa, usia reruntuhanreruntuhan tersebut kaitkan
dengan usia berkuasanya Alexander The Great (abad ke 4 S.M).
• Sesudah itu kemudian ilmuwan menyadari, waktu yang paling tepat untuk
mengindikasikan peradaban Harappan bukan pada abad 4-3 S.M tetapi millennium ke
3 S.M.
Tata Kota
Arsitektur
• Pada tahun 1800 S.M pusat peradaban Harappan hanya tinggal sebagian kecil.
Pada sekitar tahun 1500 SM bangsa Arya memasuki India dibagian barat laut. Bangsa
Arya merupakan bagian dari ras Indo-Iran yang memiliki ciri-ciri fisik, badan tinggi berkulit
putih dan berhidung mancung. Sesampainya di Punjab (india) bangsa Arya berhasil
menaklukkan bangsa pendatang pertama yakni Bangsa Dravida yang mendiami India bagian
selatan. Bangsa Dravida memiliki ciri-ciri fisik badan pendek, kulit hitam dan berhidung
pesek. Untuk mempertahankan kedudukannya sebagai bangsa pendatang, bangsa Arya
mengenalkan dan mengembangkan sistem kepercayaan dan sistem kemasyarakatan yang
dimilikinya kepada bangsa Dravid. Disisi lain bangsa Arya menganggap rendah bangsa
Dravida karena mereka beranggapan fisiknya lebih baik dari pada bangsa Dravida. Bahkan
mereka tidak mau mencampurkan ras mereka dengan bangsa Dravida, namun pada ahirnya
ras mereka tercampur juga melalui hasil pernikahan diantara ke duanya. Kedatangan bangsa
Arya merupakan titik awal perubahan sosial masyarakat India.
Pada mulanya Agama Hindu tidak bernama melainkan hanya berupa sebuah kepercayaan
yang berpangkal dari alam pikiran yang bersumber dalam kitab Weda. Dan Agama ini mulai
bernama Hindu ketika muncul agama-agama baru agar dapat membedakan dengan agama
baru tersebut. Kata Hindu berasal dari kata ind yang artinya air suci (Marutha, 2004:10).
Agama Hindu adalah agama yang telah melahirkan kebudayaan yang sangat kompleks di
bidang Astronomi, ilmu pertanian, ilmu filsafat dan ilmu-ilmu lainnya.
Perkembangan agama Hindu di India berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Dengan
di bagi menjadi empat priode yaitu:
a. Zaman Weda
Weda berasal darikata Vid yang Artinya mengetahui. Weda merupakan sastra tertua
di dunia yang pengaruhnya sangat penting bagi perkembangan agama Hindu. Zaman
weda meliputi zaman Weda Kuno, zaman Brahmana dan zaman Upanisad.
Yaitu periode zaman weda kuno bisa dikatakan pula sebagai awal kedatangan
bangsa Arya di Lemba Sungai Indus sekitar 1500 SM. Dalam masa pertama priode ini
system kepercayaan beraliran politeisme yakni sistem kepercayaan terhadap banyak
dewa, di antaranya ialah :
Namun Dalam memuja Dewa di anggap sebagai satu dewa saja yakni monotheisme
(percaya akan satu Tuhan) seakan tidak adanya pemujaan terhadap dewa yang lain
oleh karena itu di sebut Henotheisme. Zaman Weda Kuno kemudian dilanjutkan
Zaman ini meliputi masa perkembangn kitab-kitab Upanisad disertai munculnya kitab
Wira Carita Ramayana dan Mahabarata sebagai unsur contoh sikap yang baik dan benar.
c. Zaman Sutra
Zaman ini ditandai dengan munculnya kitab-kitab Sutra yang memuat penjelasan
uraian dan komentar terhadap Weda dan Mantra, seperti Kalpasutra (kitab penuntun
sesaji).
Agama Hindu mengalami sebuah pasang surut dengan munculnya agama-agama baru di
India yakni Buddha, Jaina dan Sikh. Namun berkat peranan Dinasti Sunga dan Dinasti Gupta,
agama Hindu kembali mendapat tempat pada masyarakat India sampai saat ini. Di Zaman
Gupta yakni pada masa Pemerintahan Samudragupta dan Candragupta II. Ayah dan anak ini
merupakan dua di antara pemimpin-pemimpin hebat bangsa Gupta. Dinasti tersebut
menguasai hampir seluruh India Utara dari 320 sampai 497 M, meski pengaruh mereka
tersebar lebih luas dan bertahan lebih lama. Bahjan gua-gua utama utama di Ajanta dibuat
oleh dinasti bernama Vakatajka, yang mendominasi India sebelah selatan menjelang ahir
dinasti Gupta dan yang mewarisi banyak gaya budya Gupta.Bukti fisik menunjukkan bahwa
kemakmuran berjalan sejajar dengan keunggulan kesenian. Para Arsitek pada masa itu
membangun candi-candi yang Indah dan para pematung memahat wujud dewa-dewi Hindu.
Pusat kebudayaan Hindu adalah di Mohenjo Daro (Lakarna) dan Harapa (Punjat) yang
tumbuh sekitar 1.500 SM. Dan kitab yang di gunakan adalah Weda yang terbagi atas 4, yaitu
:
Kitab suci agama Hindu disebut Weda (Veda) artinya pengetahuan tentang agama.
Pemujaan terhadap para dewa-dewa dipimpin oleh golongan pendeta/Brahmana. Ajaran ritual
yang dijadikan pedoman untuk melaksanakan upacara keagamaan yang ditulis oleh para
Brahmana disebut kitab Veda/Weda.
Sekarang pengetahuan tentang sejarah bangsa Arya itu lebih lengkap dan lebih jelas
daripada sejarah bangsa-bangsa asli India di zaman purbakala. Bangsa dravida lama-
kelamaan dipengaruhi oleh bangsa Arya, sehingga terjadilah pertempuran kebudayaan dan
agama baru.
Perlu diketahui bahwa peradaban pada masa ini telah dapat disejajarkan dengan
peradaban-peradaban seperti Yunani, Mesir, dan Eropa yang telah maju. Pengetahuan tentang
Sejarah kerajaan ini dapat menambah pengetahuan kita tentang sejarah dunia, selain itu dapat
dikomparasikan dengan kerajaan-kerajaan nasional yang juga berpengaruh pada dunia kala
itu.
Kerajaan-kerajaan Arya yang terberita dimasa itu ialah Gandhara, Kosala, Kasi, dan
Magadha. Kerajaan-kerajaan itu sudah ada pada waktu hidupnya Budha dan Mahavira, yaitu
600 SM. Kerajaan Magadha didirikan oleh Sisunaga sekitar 642 SM. Ibukotanya berada di
Giripraja atau Rajgir (sekarang Rajagriha). Dalam sejarahnya, kerajaan Magadha telah
diperintah oleh 5 dinasti dengan kronologi sebagai berikut:
Diantara kelima raja tersebut, Bimbisara (anak Sisunaga) merupakan raja yang terkenal
karena berhasil memperluas wilayah hingga Kerajaan Kosala dan Vaisali (Suwarno, 2012:
37). Raja Bimbisara kemudian digantikan oleh anaknya Ajatasatru (490-459 SM). Dalam
Dalam masa Ajatasatru Ibu Kota Kerajaan Magadha dipindahkan ke Pataliputra tepi
Sungai Gangga yang semulanya beribukota di Giripraja. Kemudian dilanjutkan Darsaka yang
memerintah tahun 458- 435 SM. Setelah Darsaka berhenti memerintah, Pemerintahan
digantikan oleh puteranya Udaya, yang merupakan cucu dari Ajatasatru.
Pada masa pemerintahan Udaya,seorang Raja Imperium Persia yakni Darius Hustapes
yang sedang memperluaskan wilayah ke India. Darius Hutapes lewat gerakan militernya
berhasil menaklukan daerah Sind dan Punjab bagian barat (Umar, 2013). Pada 413 SM,
dinasti Sisunaga dikalahkan oleh seorang menterinya yang bernama Mahapadma Nanda.
Dimana menteri tersebut berhasil mendirikan Dinasti Nanda.
Dinasti Nanda memerintah kerajaan Magadha sekitar satu abad lamanya (413- 322 SM).
Pemerintahan Nanda dipimpin 9 orang raja. Dinasti ini kurang disukai oleh rakyat pada
waktu itu karena dianggap memberatkan rakyat, misalnya saja kewajiban membayar pajak
yang tinggi (Suwarno, 2012: 39). Pada tahun 326- 5 SM terjadi beberepa pemberontakan
sehingga memnunculkan seorang pemuda yang bernama Candragupta Maurya. Candragupta
Maurya berhasil merebut kekuasaan Dinasti Nanda dan berhasil menancapkan kekuasaan
Kerajaan Magadha di bawah Dinasti Maurya.
Salah satu kejadian menarik menjelang berakhirnya Dinasti Nanda ialah penyerbuan yang
dilakukan oleh Iskandar Zulkarnain (Alexander the Great) ke India sekitar 326 SM.
Pada masa dinasti Maurya merupakan dinasti yang mampu membawa India pada masa
kejayaannya. Pada 322 SM Chandrgupta naik tahta dari hasil kudeta yang di pimpin dari
kekuasaan dinasti Nanda. Hal penting yang patut dicatat pada masa Chandragupta adalah
persinggungan India dengan bangsa asing, tepatnya kekaisran Macedonia yang dipimpin oleh
pemimpin agung Alexander the great (Iskandar Zulkarnain). Peristiwa ini berlangsung dua
tahun sebelum Chandragupta naik tahta.
Kedatangan Macedonia tidak hanya mempunyai maksud politis saja tetapi juga misi
penyebaran budaya barat ke daerah timur. Beberapa sumber mengatakan bahwa ekspansi
Selain itu, hal menarik yang perlu dikaji pada masa Ashoka adalah berkembangnya agama
Budha. Pada tahun 261 SM Asoka bertekat untuk membulatkan kerajaan dengan jalan
menaklukkan Kalingga atau Orissa yang terletak di teluk Benggala dan merupakan negara
merdeka yang belum di kuasai oleh negara lain. Dan dalam pertempuran perebutan wialyah
itu, menurut yang tercatat pada pertilisan maupun batu karang yang di keluarkan oleh Asoka,
di katakana bahwa 125 orang di tawan, 100.000 orang mati terbunuh dan berlipat ganda dari
semua itu musnah.
Tindakan yang di lakukan Asoka tersebut telah membuat proses pemersatuan India itu
meruapkan ambisi dari sang raja yang ingin berkuasa dengan segala kekejaman. Hingga pada
suatu saat sang raja terpengaruh oleh kebijaksanaan seorang pendeta agama Budha yang
bernama Upagupta sehingga raja berubah menjadi orang bijak serta belas kasihan terhadap
sesama. Asoka memasuki salah satu aliran Budha dan menjadi seorang biksu serta bertekat
mengembangkan ajaran Budha ke seluruh penjuru daerah kekuasaannya. Padahal nenek
moyang Ashoka adalah penganut setia Hindu.
Gambar seni patung Asoka yang terkenal adalah kapitail-kapitail indah yang dihiasi
binatang lembu, kuda dan singa. Kapitail Singa menjadi lambang kebesaran India. Demikian
juga stupa banyak dibangun di Pataliputra.
Ia adalah satu-satunya raja yang sangat berperan atas berkembangnya Agama Budha. Dia
seakan-akan melawan nenek moyangnya yang selalu menjadikan Agama Hindu sebagai alat
untuk melegitimasi kekuasaannya. Namun pada akhirnya eksistensi Budha berhasil
disingkirkan karena banyaknya aliran yang menolak Budha, terutama dari kalangan
Brahmana Puncaknya adalah kematian raja terakhir dinasti Maurya, Buhadratha, di tangan
Sungha pada 185 SM.
Dinasti Sungha didirikan oleh Pushamitra. Dia seorang Hindu, penganut aliran Brahma,
yang tidak menyukai agama Buddha. Maka dalam pemerintahannya, adat kebiasaan agama
Hindu dihidupkan lagi. Yang terpenting diantaranya adalah upacara Asvamedha (Horse
Sacrifice, atau pengorbanan kuda).
Raja Dinasti Sungha yang terakhir, diduga berada di bawah perdana menterinya,
Vasudewa, hanya sekedar menjadi boneka. Belakangan Vasudewa membunuhnya dan
mengambil alih kekuasaan Dinasti Sungha. Dialah pendiri Dinasti Kanwa
Dinasti Kanwa yang didirikan oleh Vasudewa, hanya berkuasa sebentar, sekitar 40 tahun
lebih. Dia tidak mampu menahan serbuan dari kerajaan Andhra yang kemudian berkuasa di
Magadha selama hampir 250 tahun (sampai ±225 SM).
Selama Raja - raja Andhra memerintah, ajaran Brahmana dan Buddha kedua - duanya
mendapat penghargaan yang sama. Walaupun raja - raja memeluk agama Brahmana, ajaran
Bud¬dha juga mendapatkan perlindungan dan bantuan dari mereka. Untuk para Bhikkhu
disediakan Vihara, terutama dalam gua - gua di pegunungan Deccan.
Selain kasta Brahmana, dalam masyarakat negeri Andhra terdapat 4 golongan, yakni :
1. Raja dan kepala - kepala daerah terdiri dari kaum ningrat Maharathi, dan
Mahasenapathi.
Segala macam pekerjaan diatur oleh golongannya sendiri, jadi ada golongan tukang emas,
golongan tukang kayu, dan sebagainya. Untuk keperluan masing - masing golongan, mereka
mengadakan peraturan tentang syarat - syarat kecakapan, upah, harga bahan - bahan dan
sebagainya, dengan kata lain, sama dengan "gilda" yang terdapat di Eropah pada zaman
Pertengahan.
Kerajaan Andhra makmur dan terkenal karena juga mempunyai perhubungan laut dengan
luar negeri. Akan tetapi di abad ke-3 sejarah kerajaan itu makin kabur, keterangan -
keterangan mengenai bagaimana akhir dari kerajaan itu tidak ditemukan. Kerajaan itu lenyap
dan tidak pernah lagi terdengar dalam sejarah India.
Sisa kerajaan Iskandar Zulkarnain yang masih terdapat di Persia pada masa itu adalah
kerajaan Baktria. Penduduknya kebanyakan pengembara yang suka berpindah tempat untuk
menggembalakan ternaknya. Bangsa itu selalu hendak memasuki India. Terutama setelah
mereka didesak oleh bangsa lain yang datang dari sebelah utara. Kerajaan Baktria akhirnya
ditaklukan oleh bangsa Parthi yang kemudian terus merebut daerah sungai Indus di India
India Utara menderita kerusakkan disebabkan oleh masuknya bangsa Yue - Chi dari
Tiongkok Tengah. Bangsa ini amat perkasa, sehingga mereka menaklukkan daerah - daerah
Turkestan dan mengusir bangsa - bangsa Saka atau Scyth dari kediamannya disekitar laut
Kaspia. Mereka mendirikan suatu kerajaan yang kuat disebelah Utara India. Sesudah
mengetahui kelemahan raja - raja Andhra, bangsa Yue-Chi merencanakan untuk merebut
India. Mula - mula mereka menaklukkan daerah Gandhara dan Punjab. Kerajaan yang
didirikan mereka di sana adalah kerajaan Kushan, nama suatu suku dari bangsa Yue - Chi.
Raja pertamanya adalah Kadhpises I (tahun 40 masehi). Pada waktu itu kerajaan
Romawi sudah terkenal sampai ke India. Menurut berita, Raja Kushan mengirim utusan ke
Roma supaya kedua kerajaan itu berdamai dan jangan berperang. Uang - uang Romawi
dengan materai kaisar - kaisar yang digunakan dalam perdagangan antara Barat dan India
terdapat di beberapa tempat penggalian di India Utara.
Raja Kushan yang terkenal bernama Raja Kaniskha (tahun 120 masehi). Namanya
terdapat dalam kitab - kitab ajaran Buddha di India, Tibet, dan Mongolia karena beliau
terkenal sebagai pembela ajaran Buddha.
Pada masa itu kerajaan Kushan meliputi India Utara, lembah Gangga, dan Indus. Jadi,
belum seluruh kerajaan Raja Asoka, kerajaan Andhra, Pataliputta, jatuh ketangannya. Akan
tetapi Raja Kaniskha berdiam di Purusphura atau Pashawar yang sekarang. Di belakang hari
raja mengikuti ajaran Buddha. Hubungan dengan Tiongkok diperkuat dengan mengutus para
Bhikkhu ke sana.
Dalam sejarah perkembangan ajaran Buddha, terdapat berita bahwa sidang besar yang
diadakan di antara pemimpin - pemimpin ajaran Bud¬dha diadakan atas perintah Raja
Kaniskha untuk menyelesaikan berbagai macam perselisihan yang timbul dalam ajaran
tersebut dan menyelidiki kitab-kitab dan filsafat Buddha supaya dipersatukan. Sesudah
sidang yang dihadiri oleh 500 pemuka ajaran Buddha berakhir, semua keputusan ditulis pada
tembaga dalam bahasa Sansekerta dan disimpan dalam suatu thūpa (stupa) dekat kota
Srinagar. Sampai sekarang prasasti - prasasti yang amat berharga itu belum ditemukan.
Salah seorang raja keturunannya, Raja Vasudeva (182-220) adalah raja terakhir yang
masih dapat mempertahankan persatuan dalam kerajaannya. Tetapi di masa pemerintahannya,
tanda - tanda keruntuhan sudah mulai nampak. Mula-mula muncul penyakit pes yang
menular dari Babylon sebelah barat sampai di Eropa dan ke arah timur hingga di India yang
menyebabkan berjuta - juta orang meninggal, banyak di antaranya merupakan tentara
kerajaan. Kejadian yang kedua adalah kekuasaan kerajaan Persia yang dipimpin oleh raja
baru, yakni Raja Ardhasir dari keluarga Sassaniya, makin mengancam. Setelah Raja
Vasudeva wafat, kerajaan Kushan terpecah, seperti kerajaan Andhara di India Tengah,
kerajaan Kushan lenyap juga dari sejarah. Masa yang dimulai dengan keruntuhan kerajaan
Kushan dan Andhra sampai zaman Gupta, yang meliputi lebih kurang 100 tahun adalah suatu
zaman yang sangat sulit dalam sejarah India.
Yang tetap berdiri pada masa itu adalah kerajaan Saka (Scyth) di India Barat, di daerah
sungai Indus dan Rajputana. Bangsa Rajput yang menduduki daerah Rajputana sekarang di
sebelah utara, Bombay masuk keturunan bangsa Saka itu.
Setelah kerajaan Kushana runtuh, India utara seakan menjadi daerah yang mati, namun
sejak Candragupta I muncul mendirikan Dinasti Gupta di sana, India Utara kembali menjadi
daerah yang besar. Hal ini disebabkan Candragupta I melakukan hal kontoversial dengan
meniru Chandragupta Maurya yang ingin menandingi dan mengusir Iskandar Zulkarnain
diperbatasan barat negaranya, Magadha, sekitar abad IV SM. Kemudian Chandragupta
mendirikan Dinasti Gupta yang berkurasa di India sekitar 200 tahun.
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa untuk mendirikan dinasti yang baru ini,
Chandragupta yang pada saat itu dipercayai sebagai seorang ksatria Arya dan diduga sebagai
penguasa di dekat Pataliputra mengambil langkah politiknya dengan mempersunting seorang
putri raja dari Suku Licchavi yang terdapat di Vaisali yang bernama Kumala Devi.
Setidaknya suku Licchavi tersebut pernah berkuasa di India bagian utara, akan tetapi suku ini
tenggelam karena munculnya Dinasti Maurya yang pernah dibangun oleh Chandragupta
Maurya.
Chandragupta menetapkan Pataliputra sebagai ibu kota negara dan sekaligus sebagai
tempat pusat pemerintahan pada waktu itu. Kemudian tanggal 26 Februari 320 M ditetapkan
sebagai awal masa pemerintahannya sebagai raja dengan tandai dikeluarkannya mata uang
baru. Tahun itu pula yang kemudian di anggap sebagai awal tarikh gupta. Pada masa awal
kekuasaan Candragupta I ini meluputi sebagian besar wilayah India Utara yang membentang
dari Magadha sampai Allahabad.
Dalam sejarahnya, Dinasti Gupta pernah dipimpin oleh beberapa raja, mulai dari saat
didirikan oleh Candragupta sampai saat-saat keruntuhan pada pemerintahan dinasti Gupta.
Menurut Suwarno (2012: 55-56) raja-raja yang pernah memimpin tampo pemerintahan pada
Dinasti Gupta adalah sebagai berikut:
5. Skandagupta, 455-467 M.
9. Narasimhagupta.
11. Vishnugupta.
12. Vainyagupta.
Dari para raja Dinasti Gupta itu, yang paling menonjol adalah Samudragupta dan
Chandragupta II, sehingga kedua raja ini yang paling banyak dijelaskan.
Samudragupta merupakan salah satu raja dalam Dinasti Gupta. Dia menggantikan
ayahnya, Candragupta I yang telah meninggal pada tahun 330 M. Sebagai keturunan suku
Licchavi Dauhitra (putra dari putri suku Licchavi), maka dia berkeinginan untuk
melanjutkan ambisi ayahandanya untuk menaklukan kawasan-kawasan yang diinginkannya.
Bahkan dia melakukan serangkaian penaklukan tersebut dengan gemilang, dengan prestasi
dan keperkasaannya itulah Samudragupta digelari Sarvarajaccheta (pembasmi semua raja).
Keberhasilan penaklukan yang gemilang ini tidak terlepas dari ambisi dan semangat muda
raja demi melanjutkan ambisi ayahandanya. Untuk melaksanakan ambisi ayahnya
Samudragupta menitik beratkan rencana kegiatan kenegaraannya yang terkenal dengan
digvijaya atau penaklukkan atas Empat Penjuru Angin. Menurut Su’ud (1988: 200)
menyatakan “yang dimaksud Empat Penjuru Angin itu tidak saja empat kawasan di sekeliling
kerajaan Gupta, namun juga berarti empat kategori musuh yang harus dihadapi, dan harus
2. Raja-raja yang dikalahkan, namun daerahnya dikembalikan dan raja berstatus baru, yaitu
Raja yang harus membayar upeti. Mereka yang termasuk dalam kategori kedua adalah
mereka yang juga disebut raja-raja rimba, yang dijadikan pelayan. Di wilayah selatan yang
termasuk kategori ini adalah raja-raja di daerah Orissa, yang terletak di antara sungai-
sungai Mahnadi dan Godavari.
3. Raja-raja di daerah perbatasan yang melarikan diri ketika diserbu, diwajibkan membayar
semacam pajak perlindungan. Tetapi kemerdekaan mereka tidak diganggu.
4. Raja-raja yang letaknya jauh yang mengakui kekuasaan Raja dinasti Gupta, dengan
mengirimkan duta/utusan.
Mereka yang termasuk kategori ini adalah raja-raja dari Kamarupa, Samatata di pertemuan
antara sungai-sungai Gangga dan Brahmaputra, serta berbagai suku bangsa Saka, Kushana,
Malwa, Gujarat, dan Panjab. tidak dipungkiri pula, bahwa pengaruh kekuasaan dari Kerajaan
Gupta juga dirasakan sampai ke Sri Lanka.
Samudragupta merupakan salah seorang penganut agama Hindu yang taat, dengan setia
menjalankan aturan Brahmana ortodoks, misalnya melakukan upacara asvameda sebelum
aneksasi/ perluasan wilayah. Minatnya pada kesenian membuat Samudragupta memiliki
apresiasi yang tinggi. Bahkan dia dijuluki sebagai Kaviraja (raja penyair). Selain itu, di
Allahabad, sebatang pilar batu yang awalnya didirikan oleh Asoka pada abad keempat
sebelum masehi diubah untuk mengagungkan Samudragupta. Menurut (Dalal, 2007: 48)
menyatakan “pilar ini menceritakan bagaimana dia menaklukkan negeri-negeri lain dan
membanggakan bahwa ia mengasihi rakyat miskin dan merupakan penyair yang mahir”.
Selain itu menurut Schulberg (1983:93) dalam sebuah prasasti di daerah Allahabad yang
munkin sama dengan yang disebutkan oleh Dalal, setidaknya terdapat 12 penguasa yang
takluk pada Samudragupta, sebelah utara ada 9 raja yang takluk, sedangkan di daerah barat ia
bertempur dengan orang-orang sakha di Ujjain.
Dalam bidang sosial dan ekonomi mengenai Samudragupta ini tidak begitu banyak
diketahui, akan tetapi pada saat itu dijelaskan bahwa Raja Samudragupta ini mengeluarkan
mata uang emas yang antara lain bergambar sang raja sedang bermain alat musik semacam
kecapi. Dari pernyataan ini dapat sedikit disimpulkan bahwa perdagangan pada saat itu sudah
terbilang maju dan ramai. Hal ini dapat dibuktikan dengan dikeluarkannya mata uang emas
oleh Raja Samudragupta.
Sementara dalam bidang kebudayaan saat pemerintahan Samudragupta ini juga dapat
dibilang mengalami kemajuan yang cukup pesat. Terutama perkembangan dalam bidang
sastra dan musik. Hal ini dapat dibuktikan dengan raja selain sebagai penyair (ingat kaviraja),
dia juga sebagai pemusik (ingat mata uang emas yang telah dikeluarkan oleh Samudragupta).
Selain sastra dan musik, dalam pemerintahan Samudragupta ini juga telah berkembang
Drama, yang dapat dibuktikan dengan bangunan gedung-gedung drama yang indah. Selain itu
dalam gedung-gedung itu juga terdapat lukisan-lukisan yang indah pula.
• Chandragupta II (376—415 M)
Tindakan pertama yang dilakukannya sebagai raja ialah memindahkan ibukota dari
Pataliputra ke Ayodhya, sebuah kota terpenting didaerah Kosala atau Oudh sekarang.
Pemindahan ibukota ini dimaksudkan untuk memperoleh kembali semangat Hinduisme,
karena kita ketahui Ayodhya merupakan salah satu kota suci agama Hindu. Seperti nenek
moyangnya, Chandragupta ingin tampil menjadi penguasa dunia (world emperor). “Politik
perluasan wilayah yang dilakukan oleh Chandragupta II, ditempuh melalui dua cara:
Kerajaan Gupta pada masa pemerintahan Chandragupta II ini mencapai wilayah yang
paling luas, bahkan sampai melintasi seluruh India Utara, mulai dari Benggala hingga Laut
Arab. Hal ini tidak lepas dari ekspansi-ekspansi yang dilakukan oleh Chandragupta II.
Pada masa Chandragupta II, di bidang kesenian mengalami kemajuan yang pesat, terutama
festival keagamaan pada musim semi dan patut dicatat peranan Kalidasa. Selain festival-
festival keagamaan juga telah berkembang pesat dibidang literatur (kesusastraan) dan
pengembangan-pengembangan ilmu pengetahuan yang berbahasa sansekerta. Selain itu
seorang penulis drama yang sering mempergelarkan drama-dramanya di hadapan raja.
Karyanya yang paling terkemuka adalah ‘Sakuntala’.
Nampaknya masa Chandragupta II merupakan masa yang paling makmur bagi dinasti
Gupta dan sekaligus merupakan masa keemasan dari Kerajaan Gupta (the golden age).
Bahkan pada masa Chandragupta II ini setiap rakyat yang sakit diberikan bantuan untuk
berobat kepada tabib, sementara untuk pelaku pelanggaran tidak dikenakan sanksi berat,
melaikan hanya dikenakan denda. Untuk para tuan tanah hanya dikenakan pajak yang diambil
sebagian kecil hasil panennya saja, bahkan untuk para pemberontak dikasih hukuman potong
tangan kanan saja. Sehingga pada saat itu Chandragupta II mendapat julukan sebagai permata
utama bagi kerajaan Gupta.
Hingga pada suatu ketika pada saat Dinasti Gupta dipimpin oleh Purugupta, yang
memerintah tahun 467-473 M, kerajaan ini masih mendapat serangan besar dari Huna Putih.
Pada saat itu Huna Putih berhasil memporak porandakan Dinasti Gupta, mereka
menghancurkan istana, kuil-kuil, dan juga patung-patung. Awalnya pemimpin bangsa Huna
Putih pada waktu itu adalah Tarotama, dan berhasil menaklukkan Persia pada tahun 484 M,
disusul penaklukan kota Punjab pada tahun 510 M. Ternyata penaklukkan ini menjadi
tonggak kehancuran kedaulatan Dinasti Gupta. Kemudian pada saat Huna Putih dipimpin
oleh Mihiragula dapat melakukan ekspansi besar-besaran terhadap Gupta. “Kerajaan Gupta
pun berhasil mereka tklukkan dan diharuskan membayar upeti. Semenjak itu Dinasti Gupta
lenyap dari panggung sejarah India utara pada sekitar 600 M.Wilayah suku bangsa Huna
membentang luas antara persia, Khotan (Asia Tengah) hingga India utara.
Sekali lagi dalam sejarah India tercapai persatuan sebelum zaman Islam, akan tetapi
persatuan tidak berlangsung lama, yakni di bawah pemerintahan Harsha atau Suhasta
Mama Maharadja Diradja Sri Harsa Wardana, raja Hindu terakhir yang terkenal (606-647).
Berita mengenai Raja Harsha lebih sedikit lagi daripada berita mengenai raja-raja yang
lain, kecuali Raja Chandragupta dan Raja Asoka Maurya. Dua sumber berita yang ada, yakni
Menurut silsilah, Raja Harsha berasal dari keturunan raja-raja kecil, akan tetapi ibunya
termasuk keturunan Gupta. Di tahun 604 ayahnya mengirim saudaranya yang sulung,
Rajavardhana, dengan tentara yang kuat untuk memerangi bangsa Huna di sebelah Utara.
Raja Harsha yang pada masa itu berusia 15 tahun mengikuti tentara dari jauh dan mencari
penghiburan dalam pegunungan-pegunungan di tengah jalan. Kemudian beliau diminta
pulang kembali, karena raja jatuh sakit. Tidak lama kemudian, ayahnya wafat dan digantikan
oleh putra mahkota, meskipun sebagian besar dari pejabat-pejabat lebih suka kepada Harsha,
namun beliau menolak. Kemudian perang terjadi lagi, raja meningkatkan kekuatannya untuk
membalas perbuatan seorang raja yang membunuh iparnya dan menganiaya adik
perempuannya. Raja Malwa yang dicari dapat dikalahkan, namun tidak lama kemudian raja
sendiri dibunuh oleh beberapa penjahat, ketika raja tidak dilindungi oleh pengawalnya.
Putri itu ditemukan dalam keadaan yang menyedihkan ketika hendak melompat dengan
pengiringnya dalam api yang telah disediakan. Putri mempunyai kebijaksanaan dan watak
yang luar biasa sehingga diangkat sebagai penasihat raja. Setelah 6 tahun Harsha dipilih oleh
rakyat menjadi raja, beliau dinobatkan dengan nama Maharajadhiraja Sri Harsha.
Usaha lain yang dilakukan oleh Raja Harsha adalah memperkuat tentaranya. Setelah
cukup kuat untuk berperang, selama lima tahun beliau mulai memperluas kerajaannya dari
India Utara sampai ke Teluk Benggala, sehingga luasnya hampir menyamai kerajaan
Chandragupta II dan diberi nama Kerajaan Kanazy. Hanya satu kali beliau menghadapi
perlawanan yang hebat yaitu saat beliau hendak menaklukkan kerajaan Chaluknya di India
Tengah. Akhirnya beliau dikalahkan oleh Raja Pulakesin II yang terkenal di antara
keturunan Raja-raja Chalukya.
Huan Tsang menulis dalam kisah perjalanannya tentang sidang di ibukota Kanauj pada
tahun 643. Pada masa itu, segala harta dan pendapatan yang dikumpulkan oleh kerajaan
selama 5 tahun diberikan kepada rakyat. Selama empat hari empat malam rakyat bergembira,
dijamu dan menerima hadiah-hadiah dari raja. Candi-candi dibersihkan, perhiasan-perhiasan,
permata-permata, intan-intan dan sebagainya, yang berharga diletakkan di sekitar rupaṁ
Buddha.
Pada masa pemerintahan Raja Harsha, terakhir kali nampak kebesaran, kekayaan, dan
kemurahan hati Raja-raja India. Beliau adalah raja terakhir yang menunjukkan sifat-sifat dan
cita-cita bangsa Arya sejati, raja yang memelihara perdamaian antara ajaran Brahmana dan
Bud¬dha. Ajaran Buddha mendapat perlindungan resmi dari raja, suatu hal yang tidak pernah
terjadi lagi di kemudian hari. Pada abad¬-abad berikutnya, pengaruh ajaran tersebut makin
berkurang dan kemudian lenyap dari India, kecuali Sailan dan Nepal, dan berpindah ke Tibet,
Mongolia, Birma dan Thailand. Sejak abad ke-7 tidak pernah lagi terdengar perjalanan
pemuka–pemuka ajaran Buddha dari Tiongkok ke India.
Pada tahun 647 Raja Harsha wafat, setelah memerintah selama 46 tahun. Namanya tetap
terkenang di India, karena beliau adalah raja yang membawa keamanan dan kemakmuran
serta membangkitkan kembali India yang tertinggal dan jatuh dalam penderitaan karena
penindasan oleh bangsa Huna.
Berkat jasa Raja Harsha, India makmur kembali dan bebas dari ancaman musuh dari luar,
namun tidak lama setelah beliau wafat, timbullah permusuhan-permusuhan di antara raja-raja
yang berada dibawah kekuasaan Raja Harsha. Persatuan India berakhir sampai zaman Islam.
Pada lima abad berikutnya, India mengalami perpecahan dan kekacauan yang luar biasa.
Sejarah India dalam lima abad itu adalah kisah perlawanan-perlawaan raja–raja, baik di
India Utara maupun di India Selatan. Di India Tengah dan Selatan kebudayaan Hindu terus
berkembang. Setelah India Utara dan Hindustan dikuasai oleh raja-raja Islam yang datang
dari Persia dan Asia Tengah, sampai penjajahan Inggris pada abad ke-18, di Deccan dan India
Selatan masih terdapat kerajaan-kerajaan Hindu yang merdeka dan terus melawan penjajahan
itu sampai permulaan abad ke-19, seperti kerajaan Maratha.
Salah satu kerajaan di India Tengah yang sangat kuat adalah kerajaan Chalukya (sampai
tahun 1190) yang telah mengalahkan Raja Harsha. Kebudayaan di kerajaan itu pada zaman
Raja Harsha sudah cukup tinggi, hal ini terbukti dari lukisan-lukisan yang terdapat dalam
gua-gua di Ayanta. Sehubungan dengan tempat penemuan itu, kebudayaan itu dinamai
kebudayaan zaman Ayanta. Lukisan-lukisan itu menunjukkan pertalian dengan kebudayaan
Persia dan Yunani.
Kerajaan lain yang memiliki kekuasaan yang besar di abad ke-8 adalah Rashtrkuta.
Rajanya yang terkenal, Krishna I mendirikan candi Kailasa, dipahat di dalam gunung batu
dekat Ellora, di daerah Hydraad sekarang. Dari kebudayaan di zaman itu nampaklah
kemunduran agama Buddha, sedang agama Hindu bertambah maju. Dewa-dewa dari zaman
purba mendapat candi-candi sendiri, misalnya candi untuk memuja dewa Wishnu atau Siva.
Vihara-vihara yang dibuat di bawah tanah ditiru oleh kaum Hindu dan mereka juga
mendirikan candi-candi di bawah tanah.
Daerah India Selatan letaknya jauh dari India Utara yang dipandang sebagai pintu
penghubung dengan negeri lain, pintu pemasukan agama baru, dan juga merupakan pintu
musuh dari abad ke abad. Penduduk Deccan dan India Selatan yaitu bangsa Dravida,
sudah mempunyai kebudayaan dan agama sendiri, sebelum bangsa Arya datang dari utara.
Di kemudian hari, karena bangsa Arya lebih kuat dan mempunyai prajurit yang lebih unggul,
maka agama Brahma juga mereka sebarkan di India Selatan.
Kemudian agama Buddha juga ditanamkan oleh Raja Asoka di daerah itu. Dari
pencampuran agama Brahma, Buddha, dan kepercayaan asli, lambat laun muncullah
agama rakyat yang diberi nama agama Hindu. Di India Tengah dan Selatan agama Hindu
India Selatan adalah tanah yang subur, letaknya di daerah beriklim muson seperti
Indonesia. Hujan cukup karena pengaruh laut, berlawanan dengan iklim di India Utara. Sejak
zaman purba, India selatan menjadi impian raja-raja di sebelah Utara, yang hendak
menaklukkan daerah itu. Negeri itu namanya Tamilakam (dalam kitab-kitab orang Yunani
disebut Damirike) yang terdiri dari tiga, yakni kerajaan Pandva, Chola, dan Kerala atau
Chera.
Ketiga kerajaan itu subur dan makmur, menghasilkan kulit manis, lada, emas, logam-
logam dan mutiara yang sudah terkenal sejak zaman purba. Kitab-kitab bahasa Tamil sampai
sekarang banyak tersimpan, di dalamnya terdapat syair-syair dan lakon-lakon (drama).
Barang-barang kesenian dari logam yang diukir dan ditatah menyatakan tingginya
kebudayaan bangsa Tamil itu di zaman kerajaan-kerajaan yang mulai timbul pada permulaan
tarikh Masehi sampai abad ke-8.
Dari abad ke-4 sampai abad ke-8 terdengar juga ketenaran kebudayaan kerajaan
Chalukya di India Tengah. Tentang asal bangsa Pallaya hingga sekarang belum diperoleh
keterangan yang pasti.
Ada ahli-ahli yang menyangka bahwa nama Pallava itu berhubungan dengan nama
Pahlavi di Persia, jadi mungkin mereka berasal dari Persia. Ada lagi teori yang
mempertahankan bahwa mereka berasal dari Deccan. Prof. Ayangar berpendapat bahwa
bangsa Pallava itu termasuk bangsa Naga yang berasal dari Austronesia. Menurut
penyelidikan yang terakhir, Pallava tidak lain adalah nama suatu suku, terkenal karena gagah
berani, sebagai pemimpin suku-suku yang jauh dari pusat kerajaan yang menguasai mereka.
Suku Pallava itu mula-mula suka mengembara dan tidak mau mendiami tempat yang tetap.
Di abad ke-4 kerajaan Palava sudah terkenal namanya, pusat pemerintahannya terdapat
dekat kota Madras sekarang, yaitu kota Kanchi. Raja-raja yang masyhur ialah
Mahendravarman (600-625) dan Narashinhavarman (625¬645). Keduanya mendirikan
candi-candi yang indah tempat memuja Vishnu dan Siva. Itulah sebabnya maka Kanchi satu
kota yang terkenal di antara tujuh kota yang suci dalam agama Hindu. Seor¬ang musyafir
Tiongkok, Huan Tsang mengunjungi Kanchi pada tahun 640 dan memberitakan hal-hal yang
ajaib di kota itu. Beliau menaruh perhatian pada perkara-perkara yang berhubungan dengan
Dengan surutnya kerajaan Pallava, mulailah kerajaan Chola timbul sekali lagi. Waktu
pemerintahan Raja Rajaradeva (985) dan anaknya, Rajendra Choladeva I (1018), kerajaan
Chola itu mempunyai daerah yang melingkungi Sailan, Pegu, Martaban di Burma dan
Kepulauan Andaman. Candi yang amat masyhur dan masih ada sekarang di Tanjore didirikan
atas titah Raja Rarajadeva. Candi itu boleh dipandang sebagai tandingan Candi Borobudur,
lagi pula waktu pembangunan kedua candi itu tidak begitu jauh berbeda. Kerajaan-kerajaan
Hindu di India Selatan di belakang hari menjadi satu di abad ke-14, merupakan Kerajaan
Vijayanagar (1336-1565).
Kerajaan-kerajaan Pandya, Chola, dan Kerela di India Selatan ketiganya amat penting
bagi kebudayaan Hindu-Jawa. Menurut penyelidikan, dari daerah-daerah itulah awalnya
orang Hindu pindah ke Indonesia dalam abad-abad permulaan tarikh Masehi. Sebagian
dari kerajaan Chola bernama Kalinga. Dalam nama tersimpan perkataan Keling. Sampai
sekarang orang dari India Selatan dinamai juga orang Keling di Indonesia. Pemindahan itu
mungkin didorong oleh kekayaan nusa-nusa Indonesia, ataupun oleh desakan kemelaratan
berhubung dengan perang dan kerusuhan yang terus-menerus berlaku di India Selatan.
Kebudayaan Hindu di Indonesia berasal dari kebudayaan India Selatan dari abad-
abad permulaan tarikh Masehi. Di belakang hari kebudayaan itu dibentuk oleh penduduk asli
sendiri dan mendapat isi dan corak baru, sehingga timbullah kebudayaan yang mempunyai
dasar-dasar Hindu dan Indonesia asli, yaitu kebudayaan Hindu-Jawa. Lama kelamaan dasar-
dasar Hindu itu semakin kabur, sedang corak asli bertambah terang. Umpamanya prasasti-
prasasti sebelum tahun 760 semuanya dalam aksara Pallava. Sesudah itu timbul aksara baru,
yaitu aksara Kawi. Lagi pula bahasa Sansekerta yang ditulis pada prasasti-prasasti itu makin
berkurang dan sejak abad ke-9 bahasa Jawa-Kuno sajalah yang dipakai.
A. Permulaan pengaruh Islam di India pada masa kerajaan Delhi 712 – 1526 M
Berkembang banyak ragam versi mengenai proses masuknya Islam ke India. Meski
begitu, datangnya ajaran Islam ke anak benua India itu bisa diklasifikasikan dalam tiga
gelombang. Gelombang pertama dibawa orang Arab pada abad ke-8 M. Gelombang kedua
disebarkan orang Turki pada abad ke-12 M dan gelombang ketiga dibawa orang Afghanistan
pada abad ke-16 M.
Menurut sebuah versi, Islam pertama kali bersemi di India pada abad ke-7 M. Diceritakan
bahwa Malik bin Dinar dan 20 sahabat Rasulullah SAW yang pertama kali menyebarkan
ajaran Islam di negeri itu. Saat itu, Malik dan sahabatnya menginjakkan kaki di Kodungallur,
Kerala. Kedatangan Islam pun di sambut penduduk wilayah itu dengan sukacita. Konon, dari
wilayah itulah Islam lalu menyebar ke seantero India. Malik bahkan membangun masjid
pertama di daratan India, yakni di wilayah Kerala. Masjid pertama yang dibangun umat Islam
itu bentuknya mirip dengan candi—tempat ibadah umat Hindu dan diperkirakan dibangun
pada 629 M.
India utara kemudian dapat ditembus oleh tentara muslim pada masa Dinasti Gaznawi di
bawah komando Mahmud Gaznawi. Mereka mampu menggulingkan dinasti-dinasti Hindu,
seperti Hindushah dari Wayhind pada tahun 1206 M, termasuk mengurangi kekuasaan Rajput
Berikutnya perluasan imperium Islam di India berlanjut pada masa Mu’izzuddin Ghuri di
akhir abad ke-12. Raja-raja lokal Rajput ditumbangkan: Prithvi Raj III, raja Chawhan dari
Ajmer dan Delhi, ditaklukan pada tahun 1192; dan Jayachandra, raja Gahadavala dari
Benares dan Kanawj, pada tahun 1194. Serangan selanjutnya dilancarkan terhadap Ganges-
Jumana Doab, Gujarat, Bihar, Bengali, Gawr, dan Assam.
Aybak berada di Delhi ketika Mu’izzuddin terbunuh, dan dia menjadi penggantinya
dalam memerintah India utara yang dipusatkan di Delhi. Mu’izzuddin tidak hanya
membebaskannya dari perbudakan tapi juga memberikan kuasa kesultanan padanya. Akan
tetapi selama empat tahun masa pemerintahannya ditandai dengan perjuangan melawan
Yildiz, penguasa Turki di Ghazna dan Qabacha, penguasa Sind dan Multan. Selain itu Aybak
juga melawan pemberontakan raja-raja Hindu yang menentang kekuasaan muslim di India.
Kematian Aybek yang tiba-tiba pada tahun 1210 M mengakhiri karirnya yang menjanjikan.
Meskipun begitu, perannya sebagai letnan di masa kepemerintahan Mu’izuddin Ghuri, juga
dalam mempertahankan kekuasaan Islam di India memposisikannya di tempat paling penting
dalam sejarah Kesultanan Delhi.
Iltutmish naik tahta Delhi, saat kesultanan berada dalam posisi sulit dan tidak stabil.
Sikap menentang dari para jenderal senior rekan Aybak seperti Qabacha dan Yildiz, juga
perlawanan dari para penguasa Hindu, dan yang paling mengancam diantara semuanya
adalah kekuatan besar yang tumbuh dari Chinggisid Mongol di Perbatasan Utara-Barat.
Bangsa Khalji di Bengal dan Bihar juga menarik dukungan mereka. Keberaniannya yang
besar, kecerdasannya dalam mengatur strategi dan pemanfaatan waktu membuatnya
menghadapi semua kesulitan dan menangani berbagai masalah. Dia mengecam balik sikap
permusuhan para jenderal Turki; membungkam perlawanan Hindu; membangun kembali
kekuasaannya di provinsi-provinsi timur, juga menyelamatkan kerajaannya dari serangan
pasukan Mongol.
Iltutmish adalah penguasa berdaulat pertama Delhi dan dianggap sebagai pendiri
Kesultanan Delhi. Dia dianugrahi penghargaan untuk jasanya menciptakan fondasi negara
yang tahan lama, mengorganisir administrasi dan mengembangkan kebijakan politik dasar
negarawan. Pada tahun 1229 M, Al-Mustanshir, khalifah Abbasiah di Baghdad, memberikan
mandat otoritas kepada Iltutmish. Hal ini membuat Kesultanan Delhi diakui secara legal pun
moral di mata penguasa Muslim ortodoks. Iltutmish juga menjaga hubungan baiknya dengan
ulama dan mashayikh sehingga ia diterima dan mendapat legitimasi bagi kesultanannya yang
baru.
Sebelum wafat, Iltumish menunjuk putrinya, Razia sebagai pengganti disebabkan semua
anak laki-lakinya tidak punya kemampuan untuk mengatur negara. Wasiat ini ditolak oleh
para pembesar istana yang keberatan dengan sultan perempuan. Sehingga, saudaranya
Rukunuddin Firuz diangkat sebagai sultan. Asumsi Iltumish terbukti, Rakunuddin tidak
mampu memimpin kesultanan. Razia diangkat kembali menjadi seorang penguasa di Delhi.
Dia adalah penguasa perempuan pertama dalam sejarah Islam. Pengangkatan ini memicu
pemberontakan di mana-mana yang menolak sultan perempuan pada tahun 1240 M,
Sama halnya seperti Rukunuddin, Bahram pun tidak mampu memimpin. Selama
kepemimpinan putra dan putri Iltumish yang tak meyakinkan ini, memberikan kesempatan
pasukan Mongol menekan perbatasan, sehingga Lahore dan Multan menjadi sasaran
penyerangan. Gubernur-gubernur di provinsi juga memiliki kesempatan memperluas otonomi
mereka sedangkan para penguasa Hindu, khususnya Rajput, menunjukkan tanda-tanda
ketidakpuasan.
Pada tahun 1246 M pemerintahan diambil alih oleh Nasiruddin Mahmud yang yang
terkenal dengan kesalehan, kesederhanaannya dan paling baik pribadinya diantara para
penguasa abad ke-12 M. Konon, Nasiruddin tidak pernah menerima satu sen pun uang negara
sebagai gajinya. Dikarenakan Nasirudin tidak dianugrahi seorang putra, maka ia digantikan
oleh Ghiasuddin Balban seorang mantan budak dari Sultan Iltumish.
Sosok terkuat dan paling mendominasi diantara kelompok ini adalah Ghiasuddin Balban.
Dia telah memperoleh kekuasaan yang cukup besar bahkan sebelum aksesi Sultan Nasiruddin
Mahmud, penguasa terakhir dari garis keluarga Iltutmish. Tak lama setelah aksesi Nasiruddin
Mahmud, Balban dianggap sebagai na’ib al-mamlakat (raja muda), yang mengakibatkan
pengaruh bayangan sebagai wali mengurangi kekuasaan sultan. Selama dua dekade Balban
mengemudikan negara sebagai na’ib al-mamlakat, Balban berusaha membendung kekacauan
dekade anarki (1236-1246).
Setelah menjabat posisi tertinggi kesultanan, Balban meyakini bahwa kelemahan mahkota
terletak pada akar semua penyakit negara. Gagasan tentang monarki, pemerintahan dan
agama, terungkap dalam pidato-pidatonya kepada putra-putranya dan para bangsawan, yang
seringkali disebut sebagai ‘teori politik’ nya. Berbagai elemen pemikirannya, meskipun tidak
Balban terkenal akan kediktatorannya, baginya the blood iron policy untuk keamanan dan
penegakan hukum Allah di negerinya. Sepeninggal sultan Balban, beliau digantikan cucunya
Kaikobad (1287-1289 M) yang bergelar Mu’izzuddin. Sultan muda ini lebih suka berfoya-
foya dan tidak berpengalaman dalam hal administrasi negara sehingga segera kehilangan
semua kendali urusan negara. Melihat itu, para pembesar istana pun bersekongkol
mengkudetanya lalu menggantikannya dengan putranya, Kaimus (1289 M) yang baru berusia
tiga tahun, agar pemerintahan tidak keluar dari garis keturunan Balban. Kepemimpinan
Sultan Kaimus tidak menjanjikan harapan bagi keberlangsungan Dinasti Mamluk, hingga
berakhir di tangan klan Khalji dengan tampuk kepemimpinan dipegang oleh Jalaluddin Firuz
yang berhasil melepaskan Kesultanan Delhi dari pengaruh bangsawan Turki.
Jalaluddin telah berusia 70 tahun ketika mengambil alih kekuasaan Kesultanan Delhi. Dia
sebenarnya masih memliki hubungan kekerabatan dengan sultan Balban dan Sultan Kaikobad
memberikan kepercayaan kepadanya untuk menjadi wakilnya. Sampai akhirnya dia berhasil
menjadi sultan pada tahun 1290 M. Transisi kekuasaan ini dikenal dengan Revolusi Khalji.
Di bidang militer, Alauddin memiliki prestasi dalam dua kategori: perang melawan invasi
Mongol dan penaklukan wilayah-wilayah India yang belum tertundukkan. Sepanjang abad
ketiga belas, bangsa Mongol sangat kuat sehingga bahkan seorang penguasa yang kuat seperti
Balban harus membuat kebijakan defensif dan menerima garis perbatasan yang tidak terlalu
menguntungkan. Alauddin menghadapi dua serangan Mongol di Delhi, termasuk
pengepungan kota; tetapi pada dua kesempatan ini, Mongol mundur. Invasi Mongol
kemudian diarahkan ke Punjab dan lembah Gangga yang juga dikalahkan. Oleh karena itu
pada akhir dekade pertama pemerintahannya, dia memberikan kepastian perlindungan dari
agresi eksternal ke arah kekuasaannya. Kematian Duwa Khan penguasa Chaghatayid dari
Transoxania pada tahun 1306 berpengaruh terhadap penurunan tekanan Mongol di India.
Selama dua puluh tahun pemerintahannya, dipenuhi dengan aktivitas militer dan
penundukan-penundukan wilayah sekitar. Akuisisi wilayah ini digolongkan menjadi tiga
bentuk yaitu pemulihan wilayah, penyerangan dan penaklukan daerah baru dan terakhir
Pada masa Alauddin tradisi Iqta’ yaitu pemberian tanah kepada pejabat negara sebagai
pengganti gaji diminimalisir hanya untuk posisi-posisi tertentu seperti pejabat negara yang
banyak berjasa bagi kesultanan Delhi.
Alauddin adalah sultan pertama yang benar-benar serius merencanakan reorganisasi sistem
pendapatan diantaranya untuk memaksimalkan pendapatan pemerintah, untuk menyamakan
beban pajak di setiap sektor penduduk pedesaan, dan untuk meminimalkan bahaya
pemberontakan oleh para bangsawan dan ketidakpuasan masyarakat. Dia juga yang
memperkenalkan aturan pengukuran tanah.
Sepeninggalan Alauddin, berturut-turut dua sultan bernama Mubarak Khalji dan Khusru
menggantikannya. Akan tetapi kesultanan mengalami krisis akibat ketidakmampuan mereka
memimpin negara dengan benar.
c. Dinasti Tughlaq
Quthbuddin Mubarak Shah di 1320, garis kesultanan Khalji berakhir, dan pembunuhnya
yaitu budaknya Khusru naik menjadi sultan. Tapi pemerintahannya tidak bertahan lama
disebabkan pemberontakan dari Ghazi Malik at-Tughluq, gubernur Dipalpur di Punjab, yang
cukup menonjol ketika kesultanan Delhi masih dipimpin bangsa Khalji. Dia memanfaatkan
kebencian Hindu di negara bagian Kisra Khan. Khusru atau Sultan Nasiruddin dikalahkan
dan dibunuh oleh Ghazi Malik, yang naik tahta dengan nama Ghiyatsuddin (1320-1325).
Garis sultan yang diresmikan menjadi milik Tughluqids, meskipun Tughluq sebenarnya nama
pribadi Ghazi Malik.
Ghiyatsuddin terbilang sultan yang adil dan tegas dalam menjalankan kekuasaannya. Dia
pernah menghukum dua gubernur di provinsi Badaun dan Qudh yang menyalahgunakan
kekuasaannya untuk menindas rakyat. Dia dianggap sebagai penyelamat Islam dari ancaman
Hindu yang ingin menumbangkan Islam.Di awal pemerintahannya dia memulihkan ketertiban
internal dan kekacauan administrasi keuangan. Dia memulihkan hibah tanah yang
didistribusikan dengan boros oleh pendahulunya. Sepeninggal Ghiyatsuddin tahun 1325,
batas kesultanan ini melampaui yang pernah dikuasai bangsa Khalji.
Sultan baru ini tetap menjalankan aksi militer dengan tujuan untuk memulihkan
kehilangan kendali provinsi-provinsi di bawah keseultanan Delhi. Sayangnya, Fairuz kurang
terampil dalam bidang militer dan tidak tegas sebagai seorang komandan besar. Dua kali
invasinya ke Bengal hampir tidak mendapatkan apapun. Selanjutnya Fairuz Shah abstain dari
perjalanan militer.
d. Dinasti Sayyid
Khizr Khan berhasil menguasai Delhi dan mengangkat dirinya sebagai Sultan. Dia
mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad Saw. Menurut Firistha, rakyat sangat bahagia
di bawah pimpinannya. Khizr khan digantikan oleh anaknya Mubarak Shah yang juga
terkenal baik. Namun dia terbunuh pada tahun 1434 M oleh seorang bangsawan bernama
Sadrul Mulk. Lalu keponakannya, Muhammad Shah naik tahta dan membalaskan dendam
kematian pamannya. Ia memimpin selama 12 tahun lalu digantikan oleh anaknya Alauddin
Alam Shah yang merupakan raja terakhir dan terlemah dalam dinastinya. Dia secara sukarela
menyerahkan tahtanya pada Bahlul Lodi seorang bangsawan Afghan yang dengan
kesepakatan bersahabat membolehkan raja terakhir dari Dinasti Sayyid hidup dengan damai
di Badaun sampai akhir hayatnya.
e. Dinasti Lodi.
Sultan Lodi adalah satu-satu nya sultan Delhi yang berasal dari suku bangsa Pathan.
Bahlul Lodi naik tahta pada tahun 1451, aksinya yang menonjol adalah penaklukan Jaunpur.
a. Sistem Pemerintahan
Bentuk pemerintahan kesultanan Delhi adalah monarki. Sultan dibantu oleh badan-badan
menteri yang membawahi masing-masing departemen yaitu departemen keagamaan,
departemen hukum, departemen ketentaraan, departemen intelejen, departemen keuangan dan
pendapatan.
Hukum dibawah pemerintahan kesultanan Delhi tidak benar-benar memakai hukum Islam.
Secara etika keagamaan, para penguasa kesultanan ini tidak berpegangan pada tuntunan
keislaman. Sangat jarang ditemukan sultan yang shaleh. Keuangan penguasa dan bangsawan
dikontrol dengan ketat.
c. Sistem Perdagangan
Sejak Ibn Qasim berada di India (Sind dan Multan) menyebabkan semakin banyak orang
Arab yang menetap di sana dan melakukan perdagangan dengan orang-orang pribumi. Pusat-
Ada banyak bangunan-bangunan yang didirikan oleh para Sultan Delhi antara lain istana
kerajaan, benteng, masjid dan tugu. Andaikata, dinasti ini tidak hancur akibat penyerangan
Timur Lang, niscaya akan banyak bangunan-bangunan indah yang tersisa. Sebab setiap
penguasa yang menguasa masing-masing dinasti di Kesultanan Delhi berlomba-lomba
membangun bangunan-bangun mewah.
Peninggalan kebudayaan non-fisik yang paling terasa sampai saat ini adalah Bahasa Urdu.
Lahirnya bahasa ini disebabkan pada zaman Dinasti Ghazni dan Ghuri mengalami kesulitan
berbahasa, mereka adalah orang turki berbahasa Persia dan Arab sedangkan pribumi
berbahasa Pakrit dan Sansekerta. Kebutuhan komunikasi ini melahirkan bahasa baru yaitu
Urdu.
Nashiruddin Humayan, Putra Babur, adalah seorang alim. Dia berselera bagus, paham
ilmu pasti dan astronomi (ilmu bintang), dan dikenal sebagai pendiri sekolah-sekolah dan
perguruan tinggi pertama di India zaman kerajaan Mughal.
Pemerintahan Humayun diselingi oleh Dinasti Suri (antara 1540-1555) karena pada
1540 kerajaannya diserbu oleh Syir Syah. Humayun melarikan diri dan selamat di bawah
perlindungan penguasa Persia, Syah Tamas. Di tempat ini putranya yang diberi nama Akbar
dilahirkan.
Pada akhir 1554, Humayun memiliki peluang untuk merebut kembali kerajaannya karena
penguasa Dinasti Suri lemah. Dengan bantuan Iran, Humayun mampu mengalahkan kekuatan
Dinasti Suri dan kembali berkuasa di India Utara. Tetapi hanya memerintah lagi kurang dari
dua tahun, dia meninggal dalam sebuah kecelakaan.
Peletak dasar Kerajaan Mughal yang sesungguhnya ialah Jalaluddin Akbar, putra
Humayun. Akbar baru berusia 14 tahun ketika ayahnya wafat. Hingga 1560, Akbar
memerintah dengan dibantu oleh seorang wali yang mendidiknya sejak kecil, Bairam Khan.
Dimotivasi oleh gairah mudanya, Akbar ingin mempersatukan seluruh India di bawah
kekuasaannya. Untuk keperluan ini, jalan yang ditempuh Akbar adalah melalui peperangan
dan perkawinan politik (political marriage), yang kemudian ditambah dengan pendekatan
eclectic (bersikap toleran) terhadap klomunitas Hindu.
Yang pertama kali ditaklukkan ialah bangsa-bangsa Rajput, kelompok bangsa yang gagah
dan tidak pernah mau tunduk kepada kekuasaan Mughal.Perlawanan bangsa Rajput berpusat
di Benteng Chitor, di Udaipar, yang digempur habis-habisan oleh pasukan Akbar selama
tujuh bulan. Sekitar 30.000 ribu orang bangsa Rajput terbunuh. Kemudian putri rajanya
diperistri oleh Akbar dalam rangka perkawinan politik untuk menjalin hubungan baik dengan
bangsa Rajput yang mayoritas Hindu.
Benggala takluk pada 1576. Setelah itu Akbar memasuki Deccan (pegunungan Vindhya),
menguasai Ahmadnagar, Khadesh dan Berar. Setelah berperang selama kira-kira 30 tahun,
kekuasaan Akbar sudah mantap dan mengusai seluruh India Utara dan sebagian besar India
Tengah.
Sistem politik kerajaan Mughal disusun menurut pola kekhalifahan Dinasti Abbasiyah
yang sebenarnya menganut pola Greco-Roman, yaitu Cae Ropapisme (raja sebagai
kepala Negara sekaligus pemimpin agama). Akbar menjadi Maharaja yang berfungsi
sebagai kepala Negara/pemerintahan dan sekaligus pemimpin agama/spiritual. Dia
menempatkan seorang Wazir (perdana menteri) yang dibantu oleh beberapa orang sekretaris.
Untuk mengurusi soal keagamaan, Akbar mengangkat seorang kepala departemen agama
yang berkedudukan sebagai penjaga hukum Islam. Sesungguhnya system politik Mughal di
bawah adalah sistem kekaisaran.
Sistem administrasi kenegaraan disusun menurut system yang berlaku di kerajaan Persia.
Wilayah Kerajaan Mughal dibagi dalam 15 provinsi (subha) yang diperintah oleh gubernur.
Gelar bagi gubernur adalah Nawab, Nizam atau Sughadar. Gubernur dibantu oleh pejabat
pengumpul pajak yang di sebut Diwan.
Dalam persoalan agama, Sultan Akbar tadinya seorang Muslim yang ortodoks yang
sangat taat. Tetapi minatnya pada bidang ini telah membuat Akbar menjadi sangat toleran dan
eklektik (berwawasan luas). Di istananya, banyak berkumpul para ahli dari berbagai agama
antara lain: Hindu, Nasrani, Yahudi, Zoroaster, Budha dan Islam. Mereka saling berdialog
untuk bertukar pikiran mengenai ,masing-masing agama. Untuk perluan dialog agama, pada
1576 M, Akbar membangun sebuah gedung yang disebut Ibadat Khana di Kota Fatehpur
Sikri.
Salim, putra Akbar dinobatkan sebagai raja Moghul dengan gelar Sultan Nuruddin
Jahangir. Jahangir kontras dengan bapaknya dalam menegakkan pemerintahan Moghul
terutama dalam menghadapi kelompok Hindu. Dia menghadapi konflik luar biasa dengan
anaknya sendiri, sampai kemudian meninggal tahun 1627 menyisakan konflik kerajaan.
Kedua putranya bernama Syah Jehan dan Azaf Khan sama-sama berhasrat menggantikan
ayahnya.
Syah Jehan memiliki putra bernama Aurangzeb yang diberi kekuasaan di Decaan.
Aurangzeb berhasil membuat stabilitas di Decaan terutama dalam menghadapi kekuatan
kerajaan Hindu yang masih berusaha menolak kekuasaan Islam.. Persaingan paling kuat
adalah antara Aurangzib dengan Dara Sikhoh. Dalam persaingan tersebut Aurangzib berhasil
mengalahkan Dara Shikoh, dan mengambil alih kekuasaan Sultan Moghul tahun 1658.
Sultan Aurangzib Alamgir (penakluk dunia) dinobatkan di Delhi tahun 1659 segera
melakukan kontrol keamanan dalam negeri dengan mamantapkan kembali kekuasaan di
Decaan. Usahanya tidak sia-sia dengan semakin banyaknya wilayah yang dikuasai. Tahun
1685 kerajaan Bijabur tunduk, disusul Golkonda tahun 1687, Tanjore dan Trichinopoly tahun
1689. Aurangzib berhasil memperluas kekuasaan di India secara utuh melebihi daerah yang
berhasil ditaklukan Sultan Akbar. Tinggal bangsa Maratha yang belum benar-benar bisa
ditaklukan Aurangzib.
Sepeninggal Sultan Bahadur Shah (1712) terjadi perebutan kekuasaan oleh empat
putranya. Jahamdar Shah berhasil naik tahta kerajaan selama 11 bulan, karena pada tahun
1713 ia dibunuh keponakannya bernama Farukhsiyar yang kemudian berhasil naik tahta
hingga tahun 1719. Para sultan yang memerintah sampai dengan tahun 1761 adalah Sultan
Muhammad Shah, Ahmad Shah, dan Alamgir II. Sementara kerajaan-kerajaan merdeka terus
berdiri sendiri seperti Hydrabad, Quth, dan Bengala. Dengan begitu kekuataan kesultanan
Moghul semakin lemah.
Bangsa Maratha adalah kelompok yang paling diuntungkan dengan situasi demikian.
Mereka juga telah berhasil membangun kekuatan dan sistem pemerintahan yang lebih rapi.
Sedikit-demi sedikit daerah yang dahulu dikuasai kesultanan Moghul direbutnya, seperti
Gujarat dan Malwa. Pada tahun 1758 Punjab telah berhasil dikuasai Maratha, yang artinya
Delhi sebagai pusat kekuasaan Moghul tinggal menunggu waktu saja.
Dalam keadaan yang semakin kacau, para raja Islam mulai sadar untuk melakukan
persatuan melawan Maratha. Para raja Islam bersekutu dan meminta bantuan Sultan Ahmad
Shah Durrani dari Afghanistan. Pada tahun 1760 Maratha telah menyerang Delhi dan terus
bergerak ke utara. Pada tahun 1761 pecah pertempuran di dekat kota Panipat antara pasukan
Maratha dengan pasukan gabungan kerajaan Islam India dan tentara Sultan Ahmad Shah
Durrani.
Tentara Maratha tidak kuasa menghadapi gabungan tentara Islam yang sangat tangguh.
Sebanyak 200.000 tentara Maratha tewas dari seluruhnya yang berjumlah 300.000. Perang
tersebut merupakan klimaks perlawanan Maratha terhadap kerajaan Islam di India, karena
mereka tidak lagi berani mengusik kekuasaan Moghul di India.
Sebab-sebab Disentegrasi:
• Kebijakan politik Aurangzeb, dalam beberapa hal, dipandang represif bagi komunitas
Hindu dan Sikh
• Timbulnya perang saudara yang berkelanjutan dalam setiap pergantian takhta (perang
suksesi).
• Sejak masa Aurangzeb diterapkan politik Islamisasi. Dengan adanya politik ini, sikap
toleransi dan eklektik berkurang, khususnya terhadap komunitas Hindu dan Sikh.
Sehingga kedua komunitas tersebut merasa terancam dan tidak tenang.
Masuknya bangsa-bangsa Barat ke India telah menambah konflik semakin rumit untuk
diselesaikan Dinasti Moghul. Inggris berhasil membuka pintu timur, yakni di Selat Benggala,
ditandai pada tahun 1764 Gubernur Benggala sebagai pintu masuk India ditundukkan Inggris
yang. Sejak saat itulah penetrasi bangsa Barat semakin merangsek ke berbagai pelosok India.
Walaupun demikian, secara formal keberadaan Dinasti Moghul masih ada hingga tahun 1857,
ketika Sultan Bahadur Shah yang berkuasa masa tersebut dijadikan simbol
perlawanan/pemberontakan terhadap Inggris yang terkenal dengan nama “Pemberontakan
Sepoy, Sepoy Mutiny, atau The First war of India Independence”.
Kebesaran dinasti Moghul tidak hanya ditunjukkan luasnya daerah yang disatukan dalam
satu imperium, tetapi juga berbagai pembaharuan sistem politik. Apabila dicermati, penetrasi
politik Islam pada masa sebelum dinasti Moghul masih memiliki ikatan kuat dengan dinasti
Islam di Asia Barat. Dinasti Moghul dengan raja pertamanya Kutbu’ddin Aibak telah
mendirikan dasar pemerintahan Islam secara merdeka di India, lepas dari kesultanan di Asia
Barat. Hal ini sebagai hal yang unik mengingat wilayah Asia Selatan (India) bergandengan
langsung dengan wilayah Asia Barat, walaupun secara geografis dipisahkan oleh pegunungan
yang sulit dilalui. Sebagai sebuah negara, wilayah kesultanan Moghul mencapai wilayah
terluas di India sepanjang sejarah sejajar dengan masa pemerintahan Ashoka.
Pajak merupakan salah satu sumber utama keuangan kerajaan. Pada masa pemerintahan
Islam di India jizya diterapkan sejak pemerintahan Dinasti Taghluk (1321 – 1388). Jizya
adalah pajak kepala untuk orang-orang non muslim. Sementara untuk orang Islam zakat
merupakan bentuk pajak menurut syariat Islam. Dengan demikian pada dasarnya baik muslim
maupun non muslim memiliki tanggungjawab sama dalam masalah pajak. Kaum non muslim
tetap mendapat perlindungan dari kerajaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari maupun
dalam menjalankan ibadahnya. Pada masa Sultan Akbar, jizya ini dihapuskan dan digantikan
dengan pajak tanah. Dengan dibantu seorang Hindu bernama Raja Todar Mall Sultan Akbar
menerapkan pajak tanah yang nilainya disesuaikan dengan tingkat kesuburan dan luas tanah.
Pada masa Aurangzib jizya kembali diberlakukan.
b. Perubahan Sosial
Semenjak Islam masuk ke India, pengaruh mendasar yang utama adalah masalah
penghapusan kasta yang telah mendarah daging ratusan tahun lamanya. Islam tidak mengenal
kasta, sehingga oleh sebagian masyarakat Islam di India terutama pada kasta rendah,
kedatangan Islam disambut dengan senang hati. Dampaknya adalah terjadinya transformasi
sosial karena kesetaraan penduduk dalam memperoleh akses ekonomi dan untuk bagian
tertentu adalah menjadi pegawai pemerintah dan tentara.
Perubahan menonjol lainnya adalah masalah kesetaraan gender. Keberadaan kaum wanita
yang selama ratusan tahun menjadi kelompok kelas dua terangkat oleh masuknya Islam di
India. Upacara Sati (menceburkan diri ke api seorang perempuan dalam pembakaran mayat
suaminya) terus terkikis oleh pengaruh Islam di India. Namun demikian bukan berarti
upacara Sati ini terhapus begitu saja di India. Sampai dengan abad XX upacara Sati masih
dilakukan oleh sebagian masyarakat India.
• Karya Sastra
Berbagai karya sastra banyak muncul di India pada masa Dinasti Moghul. Dalam syariat
Islam tidak ada pemisahan antara politik dan ibadah, antara imam dan pemimpin
pemerintahan. Tiap sendi kehidupan manusia terintegrasi dalam nilai-nilai agama. Pemimpin
kerajaan bukan sekedar melaksanakan roda pemerintahan, tetapi sekaligus sebagai imam
yang berpengetahuan keagamaan tinggi dan pantas diteladani. Tidak heran bila karya seni
dan sastra yang muncul tidak sebatas ditulis para ulama, tetapi juga para raja. Pada masa raja
Akbar riwayat dan pemikiran Sultan Akbar ditulis oleh filosof Abul Fazl dengan judul A’ini
Akbari dan Akbar-nama. Dua kitab tersebut ditulis dalam bahasa Persi dan kini juga telah
diterjemahkan dalam Bahasa Inggris.
Akbar adalah sosok pemimpin yang berusaha menyatukan dua kekuatan penting di India
yakni Islam dan Hindu. Maka beliau terkenal dengan ajarannya Din-Illahi yang hendak
dijadikan agama kerajaan. Beliau juga mengambil permaisuri seorang Hindu sehingga
sebagian ada yang menyangsikan kehidupan Islam Sultan Akbar. Toleransinya sangat dikenal
bahkan memberi kebebasan para misionaris Barat untuk menyebarkan agama Kristen di
India.
Raja Jahangir juga meninggalkan karysa satra dengan menulis riwayat hidupnya dalam
kitab Tzuk-i-Jahangiri. Abdul Hamid Lahori, seorang sejarawan pada masa Shah Jahan
menulis riwayat hidup Shah Jahan dalam kitab Padchah Nama.
• Bangunan
Pada tahun 1636 Sultan Syah Jehan berhasil menguasai dua kerajaan penting berhasil
dikuasai yakni Ahmadnagar dan Bijabur. Pada saat perluasan kekuasaan tersebut
permaisurinya Mumtaz-i-Mahal meninggal tahun 1631. Begitu cintanya pada istrinya, Syah
Jehan mengenangnya dengan membuat mega proyek makam Mumtaz Mahal yang artinya
mutiara istana yang dibangun tahun 1631-1648 dengan melibatkan 20.000 pekerja. Bangunan
makam tersebut dilengkapi dengan masjid dan taman dengan arsitek tinggi. Kemashurannya
sampai di penjuru benua, dan saat ini merupakan salah satu keajaiban dunia.
Syah Jehan juga telah membuat rencana bangunan makam untuk dirinya yang rencananya
tidak kalah indahnya dengan Mumtaz Mahal. Tetapi wasiat itu tidak dilaksanakan
penggantinya Aurangzib yang tidak menyukai kemegahan bangunan. Jenazah Syah Jehan
dimakamkan berdampingan dengan istri tercintanya Mumtaz Mahal.
Syah Jehan juga meninggalkan berbagai bangunan indah dan megah lainnya seperti
Masjid Ja’mi, Istana Shah Jahanabad, Masjid Mutiara di Agra, Dewan di Delhi, Agra, dan
Lahore merupakan kekhasan bangunan dengan kreasi tinggi perpaduan arsitek Persia dan
India. Aurangzib, walaupun tidak meninggalkan bangunan sebesar masa Syah Jehan, tetapi
juga membangun masjid Badshahi di Lahor dan Pearl Mosque di Delhi, walaupun kecil tetapi
berninai arsitek tinggi dan kemewahan bangunan.
Masuknya Islam di India bukan tidak menimbulkan masalah konflik kepercayaan. Hal ini
sangat wajar mengingat di wilayah tersebut berkembang dua agama besar terutama Hindu
dan Islam. Sikap para penguasa Islam yang berusaha membuat keadilan dalam menjalankan
ibadah kadang sulit dilakukan oleh munculnya berbagai kecurigaan dan kesalahpahaman
politik. Upaya melakukan akomodasi kedua agama ini pernah dilakukan oleh Sultan Akbar
dengan melahirkan ajaran baru Din Illahi tahun 1582, namun tidak mendapat respon positif
dari para ulama Islam. Akbar juga memperistri seorang Hindu dengan maksud
menghilangkan pertentangan dua pemeluk agama terbesar di India tersebut.
Islam dan Hindu yang kadang memunculkan pertentangan tersebut kemudian mendorong
munculnya aliran kepercayaan baru yang kemudian berkembang menjadi salah satu agama
Penjajahan Inggris di awali dengan pembentukan EIC pada abad ke XVII (1605) di India
yang berdampak pada kolonialisme dan penderitaan. Hal ini yang menyebabkan terjadinya
perlawanan dan gerakan-gerakan anti kolonialisme atau penjajahan. Rakyat hidup diliputi
kebodohan akibat tidak mengenal pendidikan selama masa penjajahan Inggris. Banyak
industri Bangladesh tetap primitif menurut standar modern. Meskipun Bangladesh telah
berusaha meningkatkan prospek ekonomi baik di dalam negeri maupun luar negeri beserta
usaha meningkatkan prospek demografi, Bangladesh masih tetap menjadi negara terbelakang
dan kelebihan penduduk. Negara India merupakan salah satu negara yang mempunyai
peranan penting di Asia Selatan. Sebelum kemerdekaan India tercapai, India dibawah Inggris
sudah mulai ikut serta dalam pekerjaan organisasi-organisasi internasional. Diantara
organisasi-organisasi Internasional lainnya India ikut serta secara aktif ialah dalam UNICEF
(Children’s Emergency Fund), FATT (General Agreement On Tariff and Trade), IBRD
(International Bank of Reconstruction Development) dan IMF (International Monetary Fund).
Namun, setelah India merdeka terjadi konflik intern yang menyebabkan wilayah India terbagi
menjadi tiga negara.
Vassco da Gamma adalah orang kulit putih pertama yang mendarat di India pada tahun
1498, tepatnya di Calicut. Selanjutnya orang-orang kulit putih yang lain seperti Belanda,
Inggris, Spanyol, dan Perancis datang berlomba-lomba untuk berdagang di India.
Ratu Elizabeth dari Inggris sudah berusaha menjalin hubungan baik dengan India sejak
pemerintahan Akbar. Ratu tersebut pernah meminta kepada Sutlan Akbar agar Inggris
mendapat kesempatan yang sebanyak-banyaknya untuk berdagang di India. Akhirnya pada
tahun 1600 Inggris berhasil mendirikan “English East India Company” (EIC) kemudian
menyusul Prancis mendirikan “Compaignie des Indes” dan juga Belanda mendirikan
“Verinigde Oost Indische” (VOC). Mereka makin bersaing dengan ketat, tidak hanya
berdagang tetapi mereka juga meperluas daerah kekuasaannya. Namun Belanda
mengundurakan dirinya dari India karena kedudukanya di indonesia semakin stabil dan kuat,
sehingga situasi tersebut memperkokoh kekuatan Inggris di India.
Dilain pihak timbul peperangan antara raja Persia dan kaum Maratha. Situasi kacau ini
memperkokoh kekuatan Inggris di India. Sementara karena Dupleix dipanggil kembali ke
Perancis, akhirnya kedudukan inggris di India semakin kuat.
Beberapa faktor yang mempermudah Inggris untuk segera menguasai India dengan pasti
yaitu satu peristiwa penting yang paling menentukan adalah perang tujuh tahun (1756-1763)
antara Inggris dan Perancis yang menjalar sampai ke Amerika dan India akhirnya
dimenangkan oleh Inggris. Dengan kemenangan ini Inggris memperkuat daerah jajahannya
yang dipimpin oleh Robert Clive, sejak saat itu mulailah kekuasaan tunggal Inggris di India
karena Perancis menyerahkan semua daerah kekuasaannya kepada Inggris. Robert Clive
terkenal sebagai peletak dasar imperialism Inggris di India. Nama Robert Clive makin harum
ketika ia berhasil mengatasi “The Tragedy of The Black Hole” di India. Peristiwa itu terjadi
karena Raja Benggala yang menyerang tentara Inggris di daerahnya. dalam waktu 6 hari
Inggris berhasil dikalahkan dan 140 orang tawanan disekap dalam satu kamar penjara yang
kecil.
Akhirnya 120 orang meninggal di dalam penjara yang pengap itu, 20 orang Inggris
sisanya dapat diselamatkan Clive dengan tipu muslihat kepada raja Benggala itu. Setelah
kembali ke Iggris pada tahun 1760 dia diberi gelar Lord Clive. Dia dikembalikan di India
pada tahun 1764-1767. Kedatangannya ini justru menghancurkan nama harumnya karena dia
dituduh memperkaya diri sendiri. akhir hidupnya dia bunuh diri karena malu. Dia digantikan
oleh Warrent Hastings (1767-1784).
Dilain pihak karena keadaan keuangan yang makin buruk mengakibatkan pemerintahan
Inggris untuk campur tangan di dalam perkembangan-perkembangan di India. Pada tahun
1773 pemerintah mengeluarkan suatu peraturan dengan nama Regulating Act. Untuk
selanjutnya pekerjaan kompeni Inggris di India di dalam beberapa hal harus dahulu mendapat
pengesahan dari pemerintah Inggris. Hasting yang tadinya bertindak dengan pendapat sendiri
sekarang terkekang oleh peraturan-peraturan tersebut. Pemerintahannya harus melaksanakan
bersama dengan suatu dewan.
Keadaan keuangan yang kurang baik sangat melemahkan kekuasaan Inggris di India.
Sehingga kadang-kadang jalan yang tidak luruspun dapat ia tempuh untuk mendapatkan
uang. Para pejabat di Inggris banyak yang tidak setuju, diantara yang tidak setuju dengan
politik Hastings adalah Perdana menteri Wiliam Pit. Hastings yang merasa politiknya selalu
dihalang-halangi oleh pembesar Inggris meminta untuk mundur dari jabatannya dalam tahun
1784.
Usaha Warrent Hastings di India mendapat banyak rintangan, akan tetapi di kalangan
ilmu pengetahuan banyaklah jasanya, salah suatu usahanya yang penting dan paling berhasi
adalah mempersiapkan sebuah peta baru di India, meskipun belum sempurna tetapi itu
merupakan sesuatu yang baru dalam Ilmu pengetahuan, yang kemudian disempurnakan oleh
Lord Wellesley yang memerintah tahun 1769-1805.
Pada masa Lord Wellesley bertugas di India keadaan makin bertambah buruk apalagi
terjadinya perang antara Inggris dan Napoleon memperburuk keadaan. Dengan tangan besi Ia
mulai menjalankan suatu politik yang agresif terhadap raja-raja India. Ia mulai penghapusan
kerajaan-kerajaan India yang masih merdeka. Pada tahun 1805 ia dipanggil kembali ke
Inggris dan digantikan oleh Lord Minto.
Kemudian pada tahun 1827 dilanjutkan dengan pemerintahan liberal di bawah Lord
Bentinck. Tindakan yang pertama ia lakukan adalah penghematan. Peraturan-peraturan
mengenai pegawai-pegawai dirubahnya dengan suatu peraturan baru yang tidak membeda-
Keadaan India sesudah Gubernur Jenderal Lord Bentinck mulai menjadi keruh. Maka
timbulah pemberontakan dari raja India serta dari kaum India.
Seperti halnya Belanda, Inggris pada awalnya hanya sekedar berdagang di negeri timur.
Pada tahun 1600 mereka mendirikan sebuah kongsi dagang yang bernama EIC (East Indian
Company). Pada tahun 1612 kongsi itu mendapat izin untuk berdagang di Surat (Gujarat).
Inilah yang merupakan titik awal penguasaan Inggris di India. Kemudian mereka
memindahkan pusat perdagangan mereka ke Benggala, akan tetapi perniagaan itu tidak
mengalami perkembangan yang berarti hingga tahun 1690. pada tahun ini Kongsi itu
mendirikan sebuah benteng yang menjadi pusat kota Calcutta sekarang dan dari sinilah
mereka mulai mencampuri urusan dalam negeri India. Pada tahun 1700 orang-orang Inggris
sudah mempunyai kedudukan yang tetap pada empat tempat di Benggala.
Pada pertengahan abad ke-17 orang-orang Perancis juga mendapatkan ijin dari para
penguasa pribumi India untuk membuga kantor dagang, misalnya di Surat (1664),
Pondicherry (1673) dan Chandranagar (1688). Mereka juga mempunyai kongsi perdagangan
di India yang didirikan pada tahun 1604.
Sebab-sebab yang membawa persaingan antara Prancis dan Inggris di India, yakni
adanya rivalitas/ persaingan dalam usaha membangun kekuasaan koloni di India, meski di
wilayah itu secara umum tidak banyak dikuasai. Bagi para pelayar kedua negara yang
melintasi laut
Pada permulaan tahun 1698 Inggis telah mengambil kebijakan yang memberikan
kemudahan bagi “kelangsungan” kekuasaan-nya di India, dan tujuan itu harus dicapai.
Dengan kebijakan ini perusahaan Inggris yang di bawahi piagam/perjanjian Ratu Anne tahun
1702 untuk mengirim pasukan dalam menjaga pertahanan ‘pendudukan’ itu. Dengan
sejumlah perlengkapan perang demi tujuan pertahanan Perusahaan secara aktif terlibat
melalui kebijakannya mengontrol wilayah dan menjadikannya suatu konsentrasi Inggris yang
independen. Jika pada suatu saat terjadi maslah atau pada saat masalah muncul, praktis dapat
ditangani.
kebijakan yang dikeluarkan orang-orang Prancis berbeda dengan apa yang dilakukan
orang-orang Inggris. Dupleix membuat usaha yang lebih jantan untuk membangun dan
mendirikan sebuah kekuasaan koloni di India. Ia dipilih menjadi Gubernur jendral di wilayah
kekuasaan Pranci itu pada 1741; dan segera setelah menerima jabatan itu berniat untuk
mengusir orang-orang Inggris dari india, kemudian mempertahankan supremasi Prancis
dengan mengambil beberapa kemudahan lewat dukungan di antara penguasa-penguasa lokal
(India).
Bagimanapun dalam mengimbangi kekuatan diantara Prancis Inggris dan para penguasa
lokal, tentu saja amat membutuhkan sebuah pasukan; dan sebagai atasan tertinggi yang
menguasai secara total tidak cukup untuk mencapai tujuan yang diharapkannya, Dupleix,
mulai melatih orang-orang India, yang telah dipaksa menjadi Sepoy (tentara), dilatih dengan
sistem Eropa dan dipimpin oleh orang Eropa guna mengefisienkan pasukan Eropa. Kebijakan
Perancis mengakuisisi India, bagaimanapun masih sebatas ucapan dan provokatif dari pada
sebagai lawan dan persaingan.
Pada saat terjadi perang antara Inggris dan Perancis di India, pada awalnya Perancis
merebut Madras (1745), dikembalikan 3 tahun kemudian lewat perjanjian damai di Aken,
setelah perang di Eropa selesai. Akan tetapi meskipun sudah berdamai, perang di India
berjalan terus hingga pada tahun 1763 Inggris di bawah pimpinan Clive berhasil mematahkan
Setelah perang Inggris-Perancis di India usai, Inggris semakin mudah untuk menancapkan
pengaruhnya di India. Pemerintahan yang dipegang oleh Robert Clive kemudian mempunyai
kedudukan kuat, dan digunakan olehnya untuk memperluas pengaruh Inggris di Benggala.
Menurutnya negeri itulah yang harus diduduki terlebih dahulu, sebelum menuju ke hulu
sungai Gangga. Akhirnya terjadi usaha untuk merebut Benggala. Namun Nawab (Raja)
Seraju-d’daula yang ketika itu menguasai Benggala melakukan perlawanan yang sangat keras
hingga membuat pasukan Inggris kewalahan menghadapi serangan pasukan Nawab.
Akhirnya Inggris melakukan cara licik dengan melakukan perjanjian rahasia dengan salah
seorang menteri yang menaruh dendam kepada nawab untuk memperlemah kekuatan
Benggala dengan cara memberi keterangan palsu kepada Nawab tentang kekuatan serdadu
Inggris yang akan menyerang. Pada tahun 1757 Benggala berhasil dikuasai Inggris berkat
kerjasama itu.
Pada hari Minggu bulan Mei 1857 perlawanan mulai terjadi di tangsi Meerut. Pada hari
itu tentara-tentara (sepoy) membunuh setiap orang Eropa (laki-laki dan perempuan, kanak-
kanak), hai itu merupakan tantangan terhadap bangsa Inggris untuk menumpas kaum
pejuang. Kaum pejuang itu kemudian menuju Delhi, menyatakan bahwa kaisar Bahadur Shah
III (kesultanan Mughal) dijadikan sebagai pemimpin mereka.
Pada 1858, Ratu Victoria mengumumkan pengambilalihan kekuasaan EIC dan berjanji
tidak akan mengadakan aneksasi terhadap wilayah kerajaan-kerajaan. Berlangsunglah
pemerintahan Inggris India hingga tahun 1947 yang wilayahnya meliputi 3/5 dari seluruh
India (Asia selatan). 2/5 sisanya merupakan wilayah 562 Princely States, wilayah sempit.
Lambat laun pemerintah Inggris di India menuntut hak lebih besar terhadap Princely States,
politik dalam negeri Princely states, memecat dan menggantikan penguasa lokal. Tuntutan
Inggris sebagai Overlord ini terlihat jelas dengan munculnya The Act of Parliement tahun
1876 yang menyatakan Ratu Victoria sebagai Empor of Indies dan menjadi yang dipertuan
oleh raja-raja lokal (Princely States) serta British India. Pada awal abad ke-20 Lord Curzon
(Vice. Roy/wakil raja/ratu 1898-1905) melarang penguasa-penguasa lokal mengadakan
perjalanan keluar daerahnya tanpa ijin gubernur loyal (Vice Roy). Ternyata penguasa-
penguasa lokal ini tetap loyal kepada pemerintah kerajaan Inggris/British Indies demi
mempertahankan tahta mereka. Ini terbukti pada waktu muncul gerakan nasional pada abad
ke-19 (1885) dukungan dan bantuan bukan saja dari penguasa-penguasa lokal, tetapi dari
golongan intelektual (kelas menengah yang telah mendapatkan pendidikan Inggris).
Seperti kebanyakan bangsa-bangsa lain, bangsa India dan Pakistan juga tidak senang
dijajah oleh Inggris. Mereka berusaha keras untuk mematahkan tali penjajahan yang melilit
diri mereka. Dalam penderitaannya, mereka banyak melakukan kegiatan-kegiatan politik dan
gerakan-gerakan kebangsaan guna merebut kemerdekaan dari tangan penjajahan Inggris.
Pada dasarnya kedua Negara ini merupakan satu bangsa. Namun diantara kedua golongan
yaitu golongan Hindu dan golongan Muslim terjadi perselisihan paham yang mengakibatkan
1. REVOLUSI SEPOY
Antara 1857 – 1859 rakyat India mengadakan revolusi bersenjata untuk mengganyang
Inggris. Revolusi itu sering disebut dengan pemberontakan Sepoy atau juga Indian Mutiny.
Sebab utama perlawanan yaitu pemerintah Inggris memaksa melumuri senjata tentara Sepoy
dengan minyak yang kemudian menyuruhnya untuk menjilati sehingga menjadi perdebatan
mengenai hal itu. Para tentara Sepoy membunuh orang-orang Eropa dan menobatkan Sultan
Bahadhursyah sebagai pemimpinnya. Meskipun bersifat anti penjajahan, revolusi tadi
merupakan gerakan yang kolot. Karena bertujuan memulihkan kekuasaan dan kebesaran
Negara feodal Moghol. Maka dari itu tidak disokong oleh seluruh lapisan rakyat. Orang-
orang Hindhu dan Sikh menganggap pemulihan kerajaan Moghol berarti kembalinya
penindasan penguasa Islam terhadap diri mereka. Akhirnya revolusi bersenjata itu mengalami
kegagalan. Sepoy banyak yang ditahan, Sultan Bahadhursyah dibuang ke Birma. Kesultanan
Moghul dihapuskan dan pemerintah Inggris mengambil alih EIC di India.
a. Brahma Samaj
Didirikan oleh Ramahon Roy, tokoh Hindhu yang diberi gelar Bapak India Modern.
Gerakan dapat dipandang sebagai perpaduan antara semangat Hindhu dan budaya barat.
Tujuan :
b. Arya Samaj
• Menyebarkan faham keesaan Tuhan dengan berlandaskan kitab suci Hindu yaitu
Veda. Mereka berpendapat bahwa masyarakat modern dapat diatur dan
diselenggarakan dengan Veda. Veda dianggap sebagai sumber kebenaran.
Tujuan :
• Menyebarkan ajaran gurunya yang antara lain mengatakan bahwa Tuhan itu hanya
satu, meskipun bermacam-macam namanya.
• jadi gerakan-gerakan tersebut brtujuan untuk memperkuat ketahanan lahir dan batin,
ketahanan materiil dan spiritual rakyat India, agar lama-kelamaan mampu mengusir
Inggris dari India. Dengan kata lain usaha melawan penjajahan secara damai dan tidak
langsung.
3. PARTAI KONGGRES
Berbeda dengan gerakan-gerakan tersebut tadi, pada tahun 1885 berdiri organisasi politik
yang pertama di India yaitu : All India National Congress. Kongres didirikan oleh oarng
Inggris bernama Octavian Hume (mengapa justru orang Inggris). Sedangkan motor
penggeraknya yang mula-mula yaitu kaum Borjuis India. Tujuan Kongres pada mulanya
hanya sekedar menghendaki perubahan-perubahan dibidang tatakenegaraan, dengan
mengikutsertakan bangsa India dalam dewan-dewan pemerintahan Inggris di India. Jadi ,
tidak menuntut kemerdekaan hanya perbaikan saja.(Indianisasi).
Pada tahun 1905 raja muda Lord Curzon membagi propinsi Benggala menjadi 2. alasan
resmi pembagian ini untuk memudahkan administrasi Pemerintahan mengingat propinsi
Benggala sangat luas. Tetapi sebenarnya merupakan pelaksanaan dari politik devide et
impera.
Atas anjuran Tilak, kongres mengadakan sabotase dan boikot terhadap barang-barang
buatan Inggris. Ada anggota-anggota Konggres yang tidak menyetujui perbuatan-perbuatan
itu. Mereka termasuk golongan moderate. Sedang anggota-anggota Konggres yang
mendukung sikap keras terhadap Inggris, termasuk golongan extrimis. Dengan demikian
partai Konggres terpecah menjadi 2 golongan yaitu moderate dan extrimis.
Sebab :
4. LIGA MUSLIM
Berhubung dengan runcingnya keadaan maka pada 1906 orang-orang Islam di India
membentuk Organisasi bernama Liga Muslimin atas anjuran Aga Khan. Bila partai Konggres
dimaksudkan untuk menghimpun seluruh rakyat India tanpa memandang Agama maka Liga
Muslimin hanya menghimpun orang-orang Islam saja. Tokoh-tokoh Liga Muslim yang
terkenal meliputi : Moh. Ali Jinnah dan Liaqual Ali Khan.
Hubungan antara Konggres dan Liga Muslim kadang-kadang baik kadang-kadang juga
buruk, tergantung pada keadaan politik. Dalam PD. I hubungannya baik. Keduanya
menghadapi persoalan yang sama yaitu : Inggris meminta bantuan kepada seluruh bangsa
India, dengan janji setelah perang selesai India akan diberi status Dominion. Kedua
organisasi itu mengadakan pertemuan di Lucknow dan menghasilkan Lucknow Pact.
Pemerintah Inggris diterima dan seluruh rakyat India Membantu Inggris. Banyak tentara
Inggris yang dikirim ke Timur Tengah.
a. Rowlatt-act
b. Amritsar-massacre
Pada 13 April 1919 sejumlah rakyat berkumpul di kota Amritsar, dengan maksud
mengadakan rapat untuk memprotes Rowlatt-act dan untuk mendengarkan wejangan
Gandhi. Rakyat yang tidak berdosa itu dianggap melanggar Rowlatt-act. Atas perintah
panglima tentara Inggris di Amritsar, Jendral Dyer, rakyat yang sedang berkumpul tadi
ditembaki. Banyak rakyat yang mati atau luka-luka. Peristiwa Amritsar sangat menusuk
perasaan bangsa India.
Setelah terjadi Amritsar Massacre pada tahun 1919 gerak perjuangan Mahatma Gandhi
yang mula-muala bersifat sosial lalu berubah menjadi politik. Sepeninggal Lokamaya Tiak,
Gandhi memegang kepemimpinan partai konggres. Beliau berhasil menjiwai perjuangan
konggres dengan ajaran-ajarannya, dengan cara perjuangan yang belum pernah dilakukan
partai itu.
a. Ahimsa
Tanpa berbuat apa-apa, tanpa menggunakan kekerasan, musuh akhirnya akan kalah.
b. Hartal
Meletakkan pekerjaan sebagai tanda protes terhadap peraturan yang dianggap kurang
adil atau sebagai tanda berkabung untuk memperingati kejadian yang menyedihkan.
Hal tersebut dilakukan berdasarkan ajaran agama, tanpa kekerasan dan tanpa senjata.
Hartal semacam pemogokan.
c. Satyagraha
d. Swadeshi
Bangsa India harus mampu mencukupi kebutuhannya sendiri dengan hasil dan usaha
sendiri. Pelaksanaan gerakan swadeshi antara lain dengan gerakan khaddar, yaitu
memintal dan menenun sendiri.
Majumdar, RC. 1976. Sejarah Kebudayaan India Lama. Terjemahan Mujadi. Malang : Usaha
Tri Daya
Mulya, T.S.G. tanpa tahun. India Sejarah Politik dan Pergerakan Kebangsaan. Jakarta: Balai
Pustaka
Tangkuman, J.H. 1983. India di Jaman Kekuasaan Inggris. Malang: FPIPS IKIP Malang.
Sihombing, O.D.P. tanpa tahun. India, Sejarah dan Kebudayaannya. Bandung : Sumur
Bandung.