Anda di halaman 1dari 51

Latar

Belakang India di masa 15.000 tahun yang lalu, masa yang dikenal sebagai masa Imperium
Rama adalah sebuah peradaban yang sejaman dengan Atlantis.

Perang besar (dalam naskah Hindu) disebut Ramayana


Mahabrata disebut sebagai puncak dari perang-perang mengenaskan dari Kali
Yuga (Siklus Kosmos).

Siklus besar yuga dinyatakan selama 6000 tahun


yuga yang lebih kecil berperiode hanya 360 tahun.

Rig weda tersusun 15000 tahun yang lalu, 9 abad sebelum masehi baru ditemukan
Alphabet Poenesia, sedangkan tulisan tangan Sarada, Narada, dan Kutila, dan
lainnya pada tahun 5000-7000 yang lalu.

Dengan demikian kehidupan manusia, kebudayaan dan peradaban tidaklah begitu


tua, jika kita bandingkan dengan jarak waktu kemunculan manusia.

(Anandamurti, 2006)
Peradaban Indus Peradaban Indus merupakan manifestasi awal dari
perkembangan kota di dataran lembah Indus dan perluasannya
(India Kuno) di sepanjang pantai laut Arab. Keempat permukiman utama
 India adalah India berasal dari kata yunani Indoi yang digali sejauh ini menyediakan material untuk
yang berarti bangsa yang mendiami daerah yang merekonstruksi konten budaya peradaban.
digenangi sungai indus, atau sindu dalam bangsa
sangsekerta yang sekarang berada didaerah Dua kebohongan di Pakistan: Harappa, biasanya
Pakistan. diidentifikasikan dengan Hariyupiya dari Rigveda, terletak di
Orang india sering menggunakan nama Hindustan atas ranjang tua (sukbrawa) sungai Ravi di Distrik Sahiwal
atau Sind yang berasal dari bahasa daerah yang Punjab, dan Mohenjo-daro (secara harfiah 'gundukan orang
berarti lembah sungai Sindhu.  mati') ada di tepi kanan sungai Indus di Distrik Larkana, Sind.
Dua situs lainnya berada di India barat; Lothal terletak di
Jumlah penduduk India tumbuh pesat sejak sungai Sabarmati di kepala teluk Cambay di pantai barat India,
pertengahan 1980-an. Ekonomi India adalah dan Kalibangan (secara harfiah 'gelang hitam') terletak sekitar
keempat terbesar di dunia dalam PDB, paritas daya 310 km barat laut Delhi di sepanjang tepi kiri Ghaggar yang
beli dan salah satu pertumbuhan ekonomi tercepat di sekarang kering. Sungai (Sarasvati tua) di Rajasthan utara.
dunia. Perdagangan melalui koneksi darat melintasi Afghanistan
dengan Iran bagian timur dan Turkmenistan tercatat dalam
Sistem demokrasi liberal terbesar di dunia, juga budaya-budaya sebelumnya. Peradaban Indus, untuk pertama
telah muncul sebagai kekuatan regional yang kalinya, juga mendirikan perdagangan luar negeri.
penting, memiliki kekuatan militer terbesar dan
mengumumkan kemampuan senjata nuklir.
Yang diuntungkan yang diperoleh melalui mekanisme perdagangan
baru mungkin telah memungkinkan komunitas petualang untuk
mengajukan tawaran penguasaan sumber daya mereka dan
meletakkan dasar sistem politik yang memberlakukan supremasi
mereka atas seluruh zona Indus. Seperti halnya dari bukti yang
tersedia di Harappa, di mana kompleks benteng baru telah dikenakan
pada pemukiman desa sebelumnya. Bukti Kalibangan sekali lagi
menunjukkan pola baru perencanaan kota pada permukiman yang
telah ditentukan sebelumnya. Perubahan mendadak seperti itu juga
terlihat di Amri, Balakot dan Kot Diji.

Mohenjo-daro yang masih menyimpan misterinya, tingkat yang lebih


tinggi belum digali karena naiknya muka air di abad ini. Level-level
ini cenderung mengungkapkan kompleks budaya Kot Dijian, atau
campuran dengan elemen budaya awal lainnya yang dikenal di Sind
dan Baluchistan. Namun perkembangan kota yang baru menunjukkan
perbedaan mendasar dalam fitur budayanya, yang, meskipun
berdasarkan geografi dan ekologi lokal, membutuhkan inspirasi
motivasi yang tidak dibuktikan dalam data arkeologi yang sejauh ini
pulih. Oleh karena itu asal usul Peradaban Indus masih belum
diketahui dan merupakan masalah beberapa spekulasi teoritis.
Peta Wilayah Peradaban Indus
Dikutip dari: Dani, A. H. , dan B. K. Thapar (1996), The
Indus Civilization, dalam UNESCO 1996 Vol I
Letak Geografis
Secara astronomis, India berada pada garis lintang
8oLU – 37oLU dan 68oBT – 97oBT

Luas wilayah India secara administratif, India berbatasan


dengan beberapa negara tetangga seperti:
• Bagian timur laut : China, Nepal, dan Bhutan.
• Bagian timur: Bangladesh dan Myanmar.
• Bagian tenggara: Teluk Benggala.
• Bagian selatan: Srilanka (dipisahkan oleh Selat Palk) dan
Samudra Hindia.
• Bagian utara: China.
• Bagian barat: Samudra Hindia.
• Bagian barat daya: samudra Hindia.
Gambar 1. Peta Wilayah Peradaban India • Bagian barat laut: Pakistan

Luas wilayah India sekitar 3,287 juta kilometer persegi.


Wilayah ini terdiri dari beberapa jenis topografi mulai dari Daerah pegunungan Himalaya di utara, Dataran rendah
di bagian tengahnya dan Wilayah pegunungan di bagian semenanjungnya.
Peradaban Sungai Indus

Letak Geografis Peradaban Sungai Indus atau Sindhu terletak di


wilayah Pakistan. Sungai Indus memiliki banyak anak sungai yang
berasal dari wilayah Punjab di Pakistan Utara.

Punjab artinya daerah aliran lima sungai. Sungai Indus mengalir


melalui Pakistan dan menyebabkan tanah di negeri itu menjadi
subur. Sungai tersebut bermuara di Laut Arab.

Peta Wilayah Sungai Indus

Peradaban Lembah Indus, terdiri dari permukiman perkotaan kuno termasuk kota metropolitan;
Mahenjo Daro dan Harappa dengan berbagai macam karakteristik rumah, tempat pemandian
yang dihubungkan dengan sistem drainase umum yang baik pada masa itu.
Mohenjo dan Harappa juga menjadi Pusat Peradaban Sungai Indus.
Keruntuhan Peradaban Sungai Indus

• Di daerah Punjab ditemukan air dengan kadar garam yang cukup tinggi yang diperkirakan penyebab runtuhnya
bangunan pemukiman
• Ahli geografi, N. Daldjoeni memperkirakan adanya penebangan liar di lereng Himalaya menyebabkan terjadinya
erosi yang pada perkembangannya menimbun berbagai kota di lembah Indus.
• Sungai Indus sering terjadi banjir yang lama kelamaan merendam dan menimbun dengan lumpur kota – kota di
sepanjang Sungai Indus
• Ditemukannya sejumlah kernagka jenazah yang berserakan mengindikasikan adanya pembantaian yang diduga
dilakukan oleh bangsa berbahasa Sansekerta.
• Kedua peradaban kota ini diperkirakan lenyap bersamaan dengan datangnya bangsa Arya yang berbahasa Sansekerta
sekitar 1500 SM. Menghabiskan semua keturunan bangsa Drawida. Sepeninggal hilangnya peradaban Lembah
Sungai Indus dan Sungai Gangga, kemudian muncul berbagai peradaban baru di wilayah India sebagai akibat dari
berbagai pengaruh luar seperti Persia (abad ke-6 SM), Alexander Agung (327 SM), Arab (abad ke-8 M), Turki (abad
ke-12 M), Afghan dan Mongol (abad ke-16), serta Inggris (abad ke-19 M).
Keruntuhan Peradaban Sungai Indus
Kesulitan untuk mengontrol Sungai Indus bila terjadi banjir. Adanya desakan dari Bangsa Arya
Harappa barangkali di tinggalkan penduduknya karena bencana
banjir.
Penggundulan hutan oleh penduduk lembah Sungai Indus untuk
diambil kayunya. Akibat dari penggundulan ini adalah bahaya
banjir dan erosi.
Serbuan asing yang diperkirakan oleh bangsa Arya. Bukti yang
mendukung hal ini misalnya adalah ditemukannya kumpulan
tulang belulang yang berserakan disuatu ruangan besar di
tangga menuju tempat pemandian. Bentuk dan sikap tulang Kekerasan antar penduduk dan penyakit menular yang
belulang itu ada yang menggeliat dalam posisi takut karena terjadi sekitar 4000 tahun yang lalu.
timbulnya serangan mendadak.

Sering mengalami bencana alam yaitu banjir dari


Perselisihan antara bangsa dravida sebagai pendukung sungai indus
kebudayaan dengan pendukung kebudayaan lembah sungai
Indus.
Mohenjo Daro
Mohenjo-daro adalah salah satu situs dari sisa-sisa permukiman terbesar
dari Kebudayaan Lembah Sungai Indus, yang terletak di propinsi Sind, Pakistan.
Dibangun pada sekitar tahun 2600 SM, kota ini adalah salah satu permukiman kota
pertama di dunia, bersamaan dengan peradaban Mesir
Kuno, Mesopotamia dan Yunani Kuno. Reruntuhan bersejarah ini dimasukkan
oleh UNESCO ke dalam Situs Warisan Dunia. Arti dari Mohenjo-daro adalah “Bukit
orang mati”. Seringakali kota tua ini disebut dengan “Metropolis Kuno di Lembah
Indus”.
Harappa

Harappa ialah sebuah kota di Punjab, timur laut Pakistan sekitar 35 km tenggara Sahiwal. Kota ini


terletak di bantaran bekas Sungai Ravi. Munculnya peradaban Harappa lebih awal dibanding kitab Veda,
saat itu bangsa Arya belum sampai India. Waktunya adalah tahun 2500 sebelum masehi, bangsa Troya
mendirikan kota Harappa dan Mohenjondaro serta kota megah lainnya didaerah aliran sungai India. Kota
modernnya terletak di sebelah kota kuno ini, yang dihuni antara tahun 3300 hingga 1600 SM. Di kota ini
banyak ditemukan relik dari masa Budaya Indus, yang juga terkenal sebagai budaya Harappa. Harappa
memiliki lay-out kota yang sangat canggih.
Mahenjo Daro 101 | National Geographic (2017), diakses di https://www.youtube.com/watch?
v=QUng-iHhSzU, 10 Februari 2020
Site Plan Mohenjo Daro - Harappa

Dikutip dari: Dani, A. H. , dan B. K. Thapar (1996), The Indus


Civilization, dalam UNESCO 1996 Vol I
Letak Geografis Mohenjo Daro - Harappa
Penelitian arkeologis oleh Marshal dan Wheeler (Schoenauer, 1981) mengungkapkan bahwa kota Mohenjo-daro
ada selama 500 tahun, dari 3.520 SM hingga 2.750 SM. Mohenjo-daro sekarang berlokasi di Pakistan, berada di
barat laut India.

Lokasi Harappa Lokasi Mohenjo Daro


Kota-kota ini menunjukkan pola pemukiman kembar -
‘citadel dan lower town’, seperti yang dapat dilihat pada
sisa-sisa situs yang digali di Pakistan di Mohenjo-daro,
Harappa dan Sutkagen Dor. Meskipun Thapar mencari
asal usul benteng atau gundukan tinggi dari model
'ziggurat' Mesopotamia, kedua formasi ini sepenuhnya
berbeda dalam konsep. Dalam kasus Kalibangan tanah
benteng yang lebih tinggi ini adalah karena pendudukan
sebelumnya di bawah ini. Tetapi dalam kasus Harappa
dan Sutkagen Dor kedua situs tersebut sengaja dibagi. Di
Mohenjo-daro mereka dipisahkan oleh celah lebar di
antara keduanya, celah pada satu waktu tentu saja banjir
dan karenanya R. E. M. Wheeler mengandung sebuah
kanal atau cabang Indus di antara mereka. Ada
kemungkinan bahwa kedua situs tersebut secara
bersamaan ditempati di kedua sisi saluran.
Dikutip dari: Dani, A. H. , dan B. K. Thapar (1996), The Indus
Civilization, dalam UNESCO 1996 Vol I
Sistem Kepercayaan Mohenjo Daro - Harappa
Sis tem Kep ercayaan

POLYTHEIS ME
(Keperca yaan Terhad ap
Bany ak Dew a)

Pemu jaa n terh ada p Pem ujaan t erhad ap Pe mujaan t erha dap
D ew a-Dew a Hew an- Hew an Po ho n -Poh on
Mata Pencaharian Mohenjo Daro - Harappa
MATA PENCAHARIAN

Pertanian Pe te rnakan
Ga ndu m Kam bing
Jawawut Ba bi
Kurm a Ikan
Ungg as
Sistem Pemerintahan Mohenjo Daro - Harappa
Berda sarkan pen elitian, d i kot a
Moh en jo Daro d an Ha ra pp a
ditem u kan b ent eng setin g gi
45 0 met er yan g me ng elilin gi
ke d ua ko ta terse bu t. THEOKRASI
D i s ekitar b en ten g d iban g un
b arak- barak un tu k t emp at
t in gg a l p ara p as uk an. D i d ekat
barak-b a rak ters eb ut d ib an g un Theo krasi
lu mb un g- lum bu ng temp at “p emerintah an oleh wakil tuh an ” (KBBI).
me nyimp a n has il p ert an ian .
Secara estimolog i, d ijalankan
oleh s ese oran g den gan
me ng atas n amakan tuh an.
Kebudayaan
Masyarakat
Arca-arca, patung dancing girl dan juga tulisan
piktogram, menjadi bukti kebudayaan Mohenjo
Daro- Harappa sudah begitu maju.

Patung Dancing Girl

Arca
Piktogram
Peninggalan Kebudayaan

Perhiasan, di kedua kota juga ditemukan


berbagai perhiasan dari logam dan gading

Mainan Anak, ditemukan juga mainan anak


berbentuk kereta binatang yg terbuat dari tanah liat Perhiasan Mainan Anak
yang disebut terracota

Cap/stempel, banyak juga ditemukan


cap/stempel yang berbentuk persegi 4,
terbuat dari tanah liat. Cap ini biasanya
berlambang manusia/binatang

Cap/stempel
Dikutip dari: Dani, A. H. , dan B. K. Thapar (1996), The Indus
Civilization, dalam UNESCO 1996 Vol I
Dikutip dari: Dani, A. H. ,
dan B. K. Thapar (1996),
The Indus Civilization,
dalam UNESCO 1996 Vol I
Teknologi

Kemampuan ini dapat diketahui dari peninggalan budaya


yang ditemukan:

• Membuat barang-barang terbuat dari emas dan perak.

• Alat-alat rumah tangga.

• Kain dari kapas. Alat-alat peperangan:

• Bangunan-bangunan. • Tombak
• Pedang
• Anak panah
Arsitektur Mohenjo Daro - Harappa
LOKASI DAN IKLIM

• Mohenjo-daro terletak di sekitar 27 ° 55'N Lintang dan 69 ° E


Bujur dan 1,7 m di atas permukaan laut.
• Musim yang mendominasi di daerah ini (diasumsikan) adalah
musim panas dan musim dingin.
• Selama musim panas suhu maksimum dan minimum bervariasi
antara 25 C dan 45 ° C.
• Di musim dingin, suhu bervariasi antara 5 ° C dan 25 ° C.
• Kisaran suhu diurnal adalah antara 15 ° C dan 20 ° C di kedua
musim.
• Langit sebagian besar cerah dan radiasi matahari langsung Dikutip dari : Architecture Time Space and People:
The Magazine of The Council of Architecture India
intens sepanjang tahun. (2016), Vol 16 Issue 1
Arsitektur Mohenjo Daro - Harappa

MASALAH LINGKUNGAN

Masalah lingkungan terpenting di hunian


Mohenjo-daro adalah pendinginan. Bangunan-
bangunan itu juga membutuhkan perlindungan
dari penetrasi langsung cahaya dan banjir
sesekali.
Arsitektur Mohenjo Daro - Harappa
POLA TATA KOTA

Penggalian arkeologis mengungkapkan bahwa


jalan-jalan Mohenjo-Daro direncanakan pada
pola grid. Jalan-jalan utama memiliki orientasi
Utara-Selatan, -diagonal dengan arah angin yang
dominan- dan lebarnya sekitar 10 m. Mereka
dipagari dengan toko-toko di kedua sisi. Jalanan
paralel lainnya jauh lebih sempit, meskipun
lebarnya jarang kurang dari tiga meter. Jalur
sempit bervariasi dari sekitar satu hingga dua
meter lebarnya menghubungkan jalan primer dan
sekunder. Lajur-lajur ini tidak harus berjalan
dalam garis lurus dari satu jalan ke jalan lain
karena digunakan untuk pejalan kaki.
Dikutip dari : Architecture Time Space and People: The Magazine of The
Council of Architecture India (2016), Vol 16 Issue 1
Arsitektur Mohenjo Daro - Harappa
POLA RUANG

Untuk memastikan pendinginan lingkungan dalam ruangan,


fitur-fitur berikut digabungkan dalam desain bangunan:
1. Pengelompokan padat bangunan
2. Kontrol matahari melalui orientasi
3. Konstruksi besar atap dan dinding
4. Halaman
5. Bukaan kecil
6. Penggunaan pekerjaan kisi untuk jendela

Dikutip dari : Architecture Time Space and People:


The Magazine of The Council of Architecture India
(2016), Vol 16 Issue 1
Arsitektur Mohenjo Daro - Harappa
POLA RUANG

Unit hunian khas dari Ukuran bangunan berkisar dari hunian


dua kamar yang sederhana hingga rumah yang lebih kecil
hanya memiliki satu rumah multi-kamar besar yang dapat
digolongkan sebagai halaman istana, sedangkan yang lebih
besar memiliki beberapa untuk keperluan cahaya dan
ventilasi.

Unit hunian tidak memiliki jendela menuju trotoar anak


karena alasan privasi.

Dikutip dari : Architecture Time Space and People: The Magazine of The
Council of Architecture India (2016), Vol 16 Issue 1
Arsitektur Mohenjo Daro - Harappa
POLA RUANG

Hampir semua rumah di Mohenjo


Rumah-rumah didirikan di tepi jalan
Daro dan Harappa memiliki kamar
raya yang sudah sesuai dengan arah
mandi, toilet, dan gudang.
tiupan angin.
Arsitektur Mohenjo Daro - Harappa
POLA RUANG

1. Pengelompokan padat bangunan / kontrol matahari melalui orientasi


a) Di Mohenjo-daro, tata letak kota adalah tingkat pertama dari modifikasi iklim musim panas yang keras.
Semua rumah dibangun dari tembok ke tembok dengan halaman tengah.
b) Fasad yang menghadap ke jalan sekunder terkena sinar matahari tidak lebih dari dua-tiga jam O Fasade pintu
masuk tidak memiliki jendela yang terbuka ke arah jalan.
c) Satu-satunya pintu yang terbuka ke jalan memiliki pintu masuk dengan ruang depan yang memberi
perlindungan penuh depan dari penetrasi langsung sinar matahari.
d) Matahari musim panas akan menyinari fasad timur sampai pukul 11:30 pagi. Fasad timur yang menghadap ke
jalan sempit tetap teduh sebelum pukul 10.30 dan setelah pukul 13.30, karena ketinggian matahari yang lebih
rendah. Oleh karena itu, radiasi matahari pada façade ini efektif untuk tidak lebih dari satu jam. Ini adalah
fasad yang dilindungi oleh konstruksi dinding bata besar, yang memastikan kapasitas penyimpanan panas
tinggi dan jeda waktu 10-15 jam. Dinding yang menghadap halaman, dalam orientasi yang sama, tetap
berada di tempat teduh hampir sepanjang hari karena lebar halaman kurang dari tingginya.
Arsitektur Mohenjo Daro - Harappa
POLA RUANG

2. Halaman
Halaman yang teduh siang hari dan mempertahankan genangan udara malam yang sejuk, di bawah 35 "C bi Udara
dingin tetap lebih berat daripada udara hangat di sekitarnya, yang di atas 40'C di siang hari. menuju jalan menerima
radiasi matahari yang intens dan suhu internal akan mulai naik, udara sejuk akan mengalir masuk dari halaman dan
menggantikan udara hangat yang naik melalui interior.b atap biasanya 45cm tebal dan terbuat dari bahan kayu dan
batu bata. memastikan jeda waktu 12-15 jam dan efektif dalam mengurangi panas yang didapat.Pada saat permukaan
atap internal mencapai suhu tertinggi, itu akan menjadi malam dan efek suhu rata-rata radiasi akan diimbangi oleh
suhu ventilasi yang lebih rendah Meskipun peradaban ini kuno, mereka jelas dirancang dengan sangat baik.Bahkan,
perencana modern kita memiliki banyak hal untuk dipelajari.

3. Konstruksi besar dan dinding dari teknik mereka. dinding dilindungi dari radiasi matahari untuk sebagian besar,
area utama dari panas matahari.
Arsitektur Mohenjo Daro - Harappa
DRAINASE

Seluruh desa sudah memiliki sistem drainase untuk pembuangan mereka dan
inilah yang membuat kota Mohenjo Daro dan Harappa lebih bersih.
Dikutip dari : Architecture Time Space and People: The
Magazine of The Council of Architecture India (2016), Vol 16
Issue 1
Dikutip dari : Architecture Time Space and People: The
Magazine of The Council of Architecture India (2016), Vol 16
Issue 1
Sistem yang digunakan pada bangunan untuk mengurangi panas

Dikutip dari : Architecture Time Space and People: The Magazine of The
Council of Architecture India (2016), Vol 16 Issue 1
Dikutip dari : Architecture Time Space and People: The Magazine of The
Council of Architecture India (2016), Vol 16 Issue 1
Dikutip dari : Architecture Time Space and People: The Magazine of The
Council of Architecture India (2016), Vol 16 Issue 1
Dikutip dari : Architecture Time Space and People: The Magazine of The
Council of Architecture India (2016), Vol 16 Issue 1
Pengaruh Budaya
Bangsa Arya

Diperkirakan sekitar 2000 dan 1000 tahun yang


lalu, Bangsa Arya datang dari wilayah utara India
yang memisahkan diri dari kaum sebangsanya di
Iran. Bangsa Arya datang ke India melalui jurang
– jurang di pegunungan “Hindu Kush“.
Bangsa Arya serumpun dengan bangsa – bangsa yang ada
di Eropa seperti bangsa Jerman, Romawi dan Yunani serta
Kedatangan bangsa Arya di India sangat dimungkinkan bangsa – bangsa lain di Asia.
terjadi peperangan. Bangsa Arya adalah bangsa nomaden
Mereka hidup dengan beternak sehingga pada
(pengembara).
perkembangannya mereka sangat menjunjung lembu dan
kuda dalam agama Hindu, berbeda dengan Dravida yang
Bangsa Arya unggul dalam hal peperangan, hal ini mengandalkan hidupnya dengan bercocok tanam di sekitar
menjadikan Arya mampu menaklukkan Dravida di Sungai Shindu.
India.
Bangsa Arya bisa dikatakan lebih primitif daripada Dravida
karena bangsa Arya belum mengenal patung – patung dewa
sedangkan Dravida sudah mengenalnya.
Orang Arya mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak Dewa (Polytheisme), dan kepercayaan bangsa Arya tersebut
berbaur dengan kepercayaan asli bangsa Dravida yang masih memuja roh nenek moyang. Berkembanglah Agama Hindu yang
merupakan sinkretisme (percampuran) antara kebudayaan dan kepercayaan bangsa Arya dan bangsa Dravida. Terjadi
perpaduan antara budaya Arya dan Dravida yang disebut Kebudayaan Hindu (Hinduisme). Istilah Hindu diperoleh dari nama
daerah asal penyebaran agama Hindu yaitu di Lembah Sungai Indus/ Sungai Shindu/ Hindustan sehingga disebut kebudayaan
Hindu yang selanjutnya menjadi agama Hindu.

Dalam hubungan ajaran susila beberapa aspek ajaran sebagai upaya penerapannya sehari-hari, dan diuraikan secara terperinci
sebagai berikut:

1. Tria Kaya Parisudha, merupakan tiga jenis perbuatan yang merupakan landasan ajaran etika agama Hindu yang dipedomani
oleh setiap individu guna mencapai kesempurnaan dan kesucian hidup.
2. Panca Yama dan Niyama Brata, yang merupakan lima kebaikan yang harus di lakukan dan lima hal yang harus dihindari.
3. Tri Mala. Tiga keburukan yang meracuni budi pekerti manusia yang harus diwaspadai dan diredam sampai sekecil-kecilnya.
4. Sad Ripu adalah enam musuh di dalam diri manusia yang selalu menggoda, yang pada akhirnya dapat mengganggu emosi
manusia.
5. Catur Asrama. Empat tingkat kehidupan manusia dalam agama hindu, disesuaikan dengan tahapan-tahapan jenjang
kehidupan yang mempengaruhi prioritas kewajiban menunaikan dharmanya.
6. Catur Purusa Artha. Yaitu empat dasar tujuan manusia.
7. Catur Warna. Yaitu empat pilihan hidup manusia yang berlandaskan tujuan, bakat dan ketrampilan.
8. Catur Guru. Empat kepribadian yang harus dihormati oleh pemeluk agama Hindu.
Bahasa Vaedik memasuki India bersama orang Arya
tetapi bahasa Samskrta adalah bahasa anak negeri
India (bahasa ini tidak didatangkan dari luar).
Rig Veda adalah hymne-hymne yang dibawa oleh orang
Arya yang datang ke India melalui Asia Tengah (Suamba
Nampak bahasa Samskrta bahasa umum anak dalam Cintamani, 2002).
negeri India dalam pengaruh bahasa Vaedik,
akan tetapi pengaruhnya bukan searah namun
timbal balik (Anandamurti, 2006 : 2).

Sejak 1500 SM, peradaban Mohenjodaro-Harappa


runtuh, selanjutnya tidak lama berselang Bangsa
Arya masuk ke India lewat Iran. Pada
perkembangannya terjadi percampuran kebudayaan
antara Arya dan Dravida yang membentuk
kebudayaan India yang kita ketahui sekarang ini.

Peta Perjalanan Bangsa Arya


Bangsa Dravida
Mata pencahariaan Bangsa Dravida adalah
pedagang (diatur dengan baik).
Mereka mengadakan hubungan dengan daerah lain.
Bangsa Dravida adalah nama dari sebuah
kelompok masyarakat manusia dalam konteks
kajian peradaban Hindu-Buddha. Bangsa Dravida menyembah banyak dewa (politheisme)

Diduga, Bangsa Dravida telah lama disana setelah Hasil kebudayaan bangsa Dravida.
bermigrasi dari suatu tempat di Asia Barat atau Meliputi :
wilayah Iran dan lebih ke barat lagi. Identifikasi a. Ilmu ukur, terbukti adanya (perencanaan kota,
yang paling mencolok untuk mencari orang-orang bangunan rumah tertib, jalan lurus lebar)
dari Bangsa Dravida ini adalah warna kulitnya b. Arsitektur, adanya rumah terbuat dari batu bata
yang gelap. dengan atap datar, ada yang bertingkat/modern.
c. Seni tari, terbukti adanya patung perunggu
berbentuk anak perempuan yang sedang menari.
d. Tulis, berupa gambar-gambar (piktografik)
Hinduisme Tema dasar yang kerap dijumpai dalam mitologi Hindu adalah tentang
penciptaan alam semesta melalui pengorbanan diri Tuhan, pengorbanan
dalam maknanya berarti 'menyatakan sakral' ketika Tuhan menjadi
dunia dan akhirnya menjadi Tuhan kembali.

Aktivitas penciptaan ilahiah ini disebut lila, pertunjukan ilahiah,


dan dunia dipandang sebagai panggung pertunjukan Ilahiah ini. Selama kita menganggap kemajemukan bentuk lila
sebagai realitas, tanpa memahami kesatuan Brahman
yang melandasi semua bentuk itu, kita ada dalam
Dari 'kekuatan', atau 'kekuasaan', sang penyihir agung, menjadi pengaruh mantra sihir maya.
istilah untuk menandai kondisi psikologis setiap orang yang
berada dalam pengaruh keterpesonaan akibat pertunjukan sihir
itu.
Ilusi hanyalah terletak dalam sudut pandang kita, jika kita berpikiran bahwa bentuk dan
struktur, benda dan peristiwa di sekeliling kita adalah realitas alam, ketimbang
menyadari bahwa semua itu adalah konsep dari pikiran kita yang gemar mengukurdan
membeda-bedakan.
(Bhagawad Gita, 1986).
Maya adalah ilusi jika konsep-konsep ini diyakini sebagai
realitas, seperti mengacaukan antara peta dan wilayah.
Teori Arsitektur India Purba
a. Belenggu Maya
Bagi manusia India kuno, seluruh semesta raya yang serba banyak ragam, banyak rupa, sering saling bertentangan dan
simpang siur ini, dan yang kita lihat, kita raba, dan kita tangkap melalui pancaindera, pada hakikatnya hanyalah semu belaka,
tipuan atau maya.
Manusia bijaksana ialah manusia yang sadar akan tipuan itu. Oleh karena itu ia sadar bahwa ia harus membebaskan
diri dari maya. Pembebasan dari maya artinya: sadar bahwa diri kita dan diri segala yang konkret ada (disebut dengan istilah:
atman) sebenarnyalah manunggal dan identik dengan yangesa-mutlak tadi (yang disebut dengan istilah: Brahman. Dengan
kata lain: manusia, menurut pandangan orang-orang India, harus melakukan perjalanan penuh perjuangan dan pengekangan
diri, untuk pergi dari keadaan maya yang semu ini; dan semakin membersihkan diri, semakin menghening, sehingga bersih
bebas tanpa rupa tanpa napsu, tanpa hasrat, meniadakan diri. Jalan peniadaan diri (dari yang maya itu) ke dalam keheningan
murni mutlak (nirvana) itulah hakikat pandangan India beserta ungkapan-ungkapan kebudayaannya
(Mangunwijaya , 1988 : 122).
Teori Arsitektur India Purba
b. Dwi Tunggal Prinsip lelaki (Syiwa) dan perempuan (saktinya Syiwa), Lingga dan Yoni atau sering disebut kutub negatif
dan positif, jika dua kutub ditemukan maka terjadi aliran energi, yang merupakan kekuatan penciptaan. Dalam mikro
kosmos energi sakti akan berada didasar tubuh, sedangkan energi syiwa berada di atas (ubun-ubun), pada saat energi sakti
bergerak aktif menuju syiwa dan terjadi panunggalan, itulah konsep dwi tunggal, manusia masuk ke alam
pencerahan/panunggalan dengan keesaan/brahman. Penghayatan dwi tunggal prinsip lelaki dan prinsip perempuan yang
mengejawantah keseluruh alam raya,termasuk alam manusia, dirasakan sebagai prinsip mendasar menjadi sumber
keberlanjutan kehidupan, dan kesuburan. Dalam arsitektur India secara expresif mencitrakan penghayatan kosmik manusia
tentang misteri dwitunggal semesta, gua dibentuk serupa gua garbha atau lubang rahim, di ujung bagunan diletakkan
bangunan bernama lingga, simbolik lelaki/energy syiwa.
Teori Arsitektur India Purba

c. Menurut Swami G. Narasingha Vastu Sastra adalah pengetahuan suci arsitektur di India telah ada dalam tradisi
lisan sejak sebelum Vedic Umurnya adalah 5000 tahun yang lalu ( 3000 SM), seperti yang telah diulas di depan.
Beberapa hal yang ideal bentuk suci Vastu, arsitektur sebagai metafor sedangkan yang lain lebih suka melihatnya
sebagai kebenaran, tetap, kekal.

Dalam kasus ini adalah kenyataan bahwa bentukbentuk arsitektur sakral (sebagaimana dikemukakan di Vastu Shastra)
memiliki kemampuan untuk peningkatan kesadaran manusia dari realitas duniawi ke gaib.
Vastu Purusha Mandala juga adalah bagian dari Vastu Sastra dan merupakan dasar matematika dan geometri untuk
menghasilkan disain bangunan yang mampu memanfaatkan energi kosmos. Kata Vastu akan bermakna jelas/nyata,
kekal, semua tempat kediaman dapat diistilahkan sebagai vastu/wujud fisik, Purusha akan merujuk pada energi,
kuasa, atau kosmos jiwa manusia, sedangkan Mandala adalah nama generik untuk setiap rencana/grafik yang
mewakili kosmos metafisik/simbolis dari alam semesta
Teori Arsitektur India Purba
c. Vedic Planetarium, Mayapur, India adalah contoh desain yang diciptakan untuk menimbulkan Vedic arsitektur
bertingkat, miniatur dari alam semesta. Pertama desain Kuil ini adalah untuk meniru arsitektur dari Ayodhya, yang
merupakan ibukota Rama. Arsitektur dari Ayodhya telah digambarkan sebagai yang mencerminkan gunung Himalaya.
Dalam filosofi Hindu, geometri terlihat ada di mana-mana dalam penciptaan: dari struktur maupun segala sesuatu dari
molekul ke galaksi. Karena itu, Geometry dilambangkan sebagai bahasa suci, biasanya tersembunyi di dalam Tuhan sendiri
sebagai pendisain kerja alam dunia. Vedic kuno ilmu Vastu Shastra, yang konon kuno dari kode perencanaan kota dan
arsitektur yang telah berpengaruh sampai ke Cina melalui Buddhisme sebagai "Feng shui," dengan hukum-hukum alam
geometris yang Universe.
Teori Arsitektur India Purba
Teori Arsitektur India Purba

Arsitektur di India dibagi atas tiga langgam:

Langgam Hindu Selatan, dipraktekkan oleh bangsa ras Tamil dan seluruh
wilayah yang terletak antara Cape Comorin dan Nerbuddha atau wilayah Vidya.

Langgam Utara atau Hindu Arya, ditemukan hanya di wilayah Himalaya yang
berbatasan dengan ras Arya yang berbahasa Sancrit atau dikenal dengan The
Bengal Presidency.

Langgam Kasmir atau Punjab, berbeda dari kedua diatas, akan tetapi lebih mirip
kepada langgam yang di selatan.
Kesimpulan
• Peradaban Lembah Indus (sekitar 2500 SM), adalah peradaban sebelum Era Vedic. Teori arsitektur pada
peradaban ini belum bisa dirumuskan, yang tersisa adalah sisa-sisa reruntuhan masa lalu yang
menunjukkan tata kota yang sangat terencana dan maju, rancang bangun serta geometri arsitektur jelas
dapat diamati pada sisa reruntuhan Harappa, namun sebagian besar masih merupakan teka-teki bagi para
ilmuwan dimana kemajuan ilmu dan teknologi sangat tinggi (sulit dibayangkan) dibandingkan jamannya.

• Peradaban mohenjo daro dan harappa sebagai bagian dari peradaban lembah sungai indus. Teori arsitektur pada masa
ini belum bisa di rumuskan, yang tersisa dari peradaban ini hanyalah sisa- sisa bangunan masa lalu yang menunjukkan
tata kota yang sangat terencana dan maju.

• Namun, sebagian masih menjadi teka-teki bagi para ilmuwan dimana kemajuan ilmu dan teknologi yang sangat tinggi
pada jamannya. Bahkan hingga sampai saat ini penyebab dari hancurnya peradaban mohenjo daro harappa masih
dipertanyakan, dikarenakan tidak ada bukti yang valid. Maka ada teori yang menyebutkan peradaban tersebut hancur
disebabkan oleh banjir, namun di teori lain penyebab kehancuran mohenjo daro harappa disebabkan oleh serbuan
bangsa Arya yang membunuh masyarakat mohenjo daro harappa. Namun kebenaran kedua teori tersebut belum dapat
ditelusuri hingga saat ini.
Daftar Pustaka
• Marcovits, Claude (1990), India: from epic to scientific history, UNESCO, diakses di
https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000085577, 9 Februari 2020
• Bagus, Ida. I, dan Bagus Suryada (2009), Serpihan Teori Arsitektur India Purba, dalam jurnal Dinamika
Kebudayaan, Vol XI No. 2
• Supardi (2008), Perkembangan dan Peninggalan Dinasti Moghul di India 1525-1857, dalam jurnal Istoria, Vol 5
No. 2
• Department of Archaeology and Museums (2004), Archaeological Site of Harappa, UNESCO, diakses di
https://whc.unesco.org/en/tentativelists/1878/, 10 Februari 2020
• Dani, A. H. , dan B. K. Thapar (1996), The Indus Civilization, dalam UNESCO 1996 Vol I
• Mahenjo Daro 101 | National Geographic (2017), diakses di https://www.youtube.com/watch?v=QUng-iHhSzU,
10 Februari 2020
• Ashadi (2016), Peradaban dan Arsitektur Dunia Kuno: Sumeria, Mesir, India, Arsitektur UMJ Press, Jakarta
• Architecture Time Space and People: The Magazine of The Council of Architecture India (2016), Vol 16 Issue 1
• A. H. Dani (1993) History of Civilizations of Central Asia: The Dawn of Civilization: Earliest Times to 700 B.C.:
001

Anda mungkin juga menyukai