Anda di halaman 1dari 25

Makalah Sejarah Kebudayaan

Kebudayaan Lembah Indus

Sesi 097

Dosen :

Abdul Salam, S.Ag, M.Hum

Oleh :

KELOMPOK 4 :

1. Maya Desvina Putri (22046117)


2. Dwika Ridha Putri (22046092)
3. Diana Latifa (22046091)
4. Moses Sihombing (22046120)

Pendidikan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Padang


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT.Karena berkat-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan
ALLAH SWT kepada nabi Muhammad saw.

Makalah yang berjudul Kebudayaan Lembah Indus diharapkan agar pembaca dapat
memahaminya. Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas terstruktur mata kuliah Sejarah Kebudayaan.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Abdul Salam, S.Ag, M.Hum selaku Dosen
Sejarah Kebudayan yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini tidak luput dari kesempurnaan, untuk itu pemakalah mengharapkan saran
maupun kritik dari pembaca yang bersifat membangun.
Dan kami mohon maaf jika dalam penulisan makalah ini ada kekhilafan atau kekurangan.
Penulis ucapkan terima kasih

Padang, 06 Februri 2024

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2

A. Letak Geografis ....................................................................................................... 2


B. Kondisi alam ........................................................................................................... 3
C. Perkembangan kebudayaan ..................................................................................... 4
D. Karakteristik berdasarkan 7 unsur kebudayaan ...................................................... 6
E. Pengaruh terhadap budaya lain ............................................................................... 12

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 21

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 21
B. Saran ....................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah India kuno diawali dari lembah sungai Indus atau Hindus sekitar tahun 3000 SM.
Sekitar thn 1500 SM setelah masuknya bangsa Arya sebagai pendatang baru dari Asia tengah,
baru mulai ditemukan bukti-bukti berupa tulisan. Bagi penduduk di zaman India kuno sungai
Indus dikenal sebagai raja sungai. Adapun sebutan dalam Bahasa sansekertanya adalah Shindu
artinya “samudera atau perairan besar”. Sungai Indus atau Hindus merupakan pusat
kebudayaan tertua di India. Ini didapatkan dari hasil penggalian arkeologi (purbakala) dari
Inggris pada tahun 1924, bahwa di kota Mahenjo daro (bukit kematian) dan Harappa sekitar
tahun 3000 SM telah berkembang suatu kehidupan yang teratur dengan tata kota yang megah..
Muhenjo daro dan Harappa adalah dua kota kuno yang terletak di lembah sungai Indus atau
Hindus. Bangsa yang pertamakali membangun peradaban Muhenjo daro dan Harappa
diperkirakan adalah bangsa Dravida dengan ciri-ciri bibir tebal, kulit hitam, hidung pesek,
berbadan tegap, dan berambut ikal. Mata pencaharian mereka adalah bercocok tanam sesuai
dengan keadaan alam sekitar lembah Indus atau Hindus yang subur.1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan letak geografis lembah indus?
2. Jelaskan kondisi alam lembah indus?
3. Jelaskan Perkembangan kebudayaan lembah indus?
4. Jelaskan karakteristik berdasarkan 7 unsur kebudayaan lembah indus?
5. Jelaskan pengaruhnya terhadap budaya lain?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui geografis lembah indus
2. Untuk mengetahui kondisi alam lembah indus
3. Untuk mengatahui Perkembangan kebudayaan lembah indus
4. Untuk mengetahui karakteristik berdasarkan 7 unsur kebudayaan lembah indus
5. Untuk mengetahui pengaruhnya terhadap budaya lain

1Nurlidiawati, Nurlidiawati. "Sungai Sebagai Wadah Awal Munculnya Peradaban Umat Manusia." Rihlah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan 2.01
(2014): 96-106.https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/rihlah/article/view/1349 diakses pada Jumat, 09 Februari 2024.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Letak Geografis Lembah Indus

Lembah Sungai Indus terletak di sebalah utara yang berbatasan dengan China yang
dibataso dengan Gunung Himalaya. Dibagian selatan berbatasan dengan Srilanka yang
dibatasi denga Samudra Indonesia, di sebelah barat berbatasan dengan Pakistan, dan di
sebelah timur berbatsan dengan Myanmar dan Bangladesh. 2
Sumber sungai berasal dari dataran tinggi Tibet di sekitar Danau Mansarovar
(30°40′25.68″LU,81°28′07.90″BT) di Daerah Otonomi Tibet kemudian sungai mengalir
melalui wilayah Ladakh Jammu dan Kashmir dan memasuki wilayah utara (Gilgit-Baltistan),
mengalir kembali melalui Utara ke arah selatan sepanjang seluruh negeri dan bergabung ke
Laut Arab di dekat kota pelabuhan Karachi di Sindh. Panjang total sungai adalah 3.180
kilometer (1.976 mil) dan merupakan sungai terpanjang di Pakistan. Sungai ini memiliki total
luas pengeluaran melebihi 1.165.000 kilometer persegi (450.000 mil persegi). Diperkirakan
sungai mengaliri secara tahunan terdiri dari sekitar 207 km2 , sehingga termasuk sebagai dua
puluh satu sungai terbesar di dunia dalam hal pengairan tahunan. Dimulai pada ketinggian
dunia dengan gletser, sungai yang mengairi hutan, dataran dan pedesaan yang kering dan
gersang bersama dengan sungai-sungai Chenab, Ravi, Sutlej, Jhelum, Beas dan dua anak

2
Susmihara. (2017). SEJARAH PERADABAN DUNIA I. Makassar: Alauddin University Press.

2
sungai dari perbatasan barat daya dan Afghanistan kemudian membentuk aliran Sapta Sindhu
(Tujuh Sungai) pada delta di Pakistan.
B. Kondisi alam lembah indus
Lembah sungai Indus merupakan salah satu sungai yang terbesar di Asia. Mata airnya
ada di lerang-lereng pegunungan Tibet, bagian dari Himalaya, dan setelah mengalir
menerobos negeri Kashmir yang membasahi wilayah Pakistan yang akhirnya bermuara di
Laut Arab. Bagian hulu sungai Indus yang mengalir di seberang Himalaya panjangnya ± 3000
km. Dari barat daya Tibet tersebut sungai terus mengalir ke pegunungna yang keras untuk
terjun di daratan Punjab yang terletak di jazirah India, tempatnya di dekat kota Kalabagh.
Daerah-daerah yang berada disepanjang lembah sungai indus merupakan daerah yang
subur, terbukti bahwa penduduk disekitarnya menjadi petani, sehingga petani menjadi mata
pencaharian mereka. Hasil-hasil pertaniannya adalah padi, gandum, gula, jelai, kapas, dan teh.
Lembah Indus merupakan Sungai atau Lembah yang berada di India bagian utara,yang
mana Wilayah bagiannya merupakan daerah dengan tanah yang subur dan asri,sehingga
penduduknya sangatlah padat. Penduduk asli lembah sungai indus ini merupakan bangsa
Dravida,yang mana telah menetap dan mendiami kawasan tersebut sejak 3000 SM. Bangsa
ini juga merupakan bangsayang meninggalkan bentuk dari sisa sisa peradabannya di
Mohenjodaro dan kota Harappa. Kota Mohenjo Daro merupakan ibukota daerah lembah
sungai Indus bagian Utara,selain Mohenjo Daro kota Harappa juga merupakan Pusat dari
peradaban bangsanya kala masa lampau. Bangsa Dravida ini merupakan ras Australoid
dengan ciri yang dimilki seperti bibir yang tebal,kulit yang hitam,hidung yang pesek dan
berbada yang tegap serta mempunyai rambut yang ikal.Adapun Aspek segi geografi sejarah
di peradaban kuno nya meliputi letak peninggalan dari peradaban Mohenjodaro yang mana
terletak di tepi lembah sungai Indus.
Keberadaan Lembah sungai Indus ini didukung dengan kesuburan daerah dan tanahnya
yang merupakan akibat dari endapan banjir yang kemudian menggenangi wilayah tersebut.
Kondisi alam lembah sungai Indus ini yang terletak secara khususnya di Punjab yang mana
memberikan adaptasi pada penduduk kuno untuk menyusun letak tata kota yang teratur pada
zamannya.Mereka yang menetap dan mendiami daerah sekitaran lembah indus ini mulai
hidup dengan sistem cocok tanamnya dengan padi dan gandum yang menjad tanaman utama
yang dibudidayakan serta mereka juga mengembalakan sapi,kerbau dan babi dengan keadaan

3
alamnya yang mendukung berupa lembah tanah yang subur dan dialiri air lembah sungai indus
ini.
C. Perkembangan kebudayaan lemah indus
Sejarah dari india kuno sendiri sudah dimulai sejak sekitar 3000 SM di Lembah Sungai
Indus. Budaya Lembah Indus ini merupakan sebuah zaman prasejarah india,karena pada saat
itu masih belum di temukannya tulisan yang dikenal di daerah tesebut. Sekitar tahun 1500
SM, Yakni ketka bangsa Arya datang sebagai pendatang baru dari kawasan Asia
Tengah,kemudian bukti kitab suci mulai ditemukan, Di india kuno sendiri Indus ini dianggap
sebagai raja nya sungai. Dalam bahasa Sanskerta “shindu” yang berarti lautan atau air yang
besar.Indus merupakan pusat Kebudayaan tertua di India
Ada dua situs kebudayaan peradaban yang di temukan sekitar tahun 1924 oleh seorang
ahli arkeolog yang bernama Rakhal Das Benerji saat ia sedang melakukan survei di daerah
tersebut. Dua situs kebudayaan tadi yakni Mohenjo Daro (Bukit Mati) dan Harappa yang telah
ada sekitar 3000 SM dimana,saat itu sudah terlihat juga kehidupan menetap dengan basis kota
yang megah.Peradaban kuno di Mohenjo daro dan Harappa ini ditemukan berbagai macam
bentuk peninggalan baik budaya maupun tata kota nya yang sudah lebih baik dan sudah
tersusun dengan rapi.
Bentuk-bentuk peninggalan kebudayaan dua situs peradaban ini antara lain sebagai
berikut :
(1) Patung Dewi Ibu dari bahan dasarnya tanah liat. sebagai bentuk Manifestasi
pemujaannya terhadap dewi-dewi kesuburan pada masa itu.
(2) Bentuk tulisannya ( Pictograph) berupa goresan yang di goreskan pada tanah liat
yang kemudian disertai dengan berbagai hiasan lain yang bergambarkan gajah,sapi dan
binatang lainnya.
(3) Arca-arca yang menggambarkan gambaran seorang putri yang sedang mandi di
lembah.
(4) Materai Tanah Liat menunjukan bahwasannya ada bentuk hubungan dengan sumeria
dan ada juga hubungan dengan nusantara. Di materai ini ada bernetuk gambar seorang yang
berdiri dengan rambut yang disanggul dengan tangannyya yang memegang dua ekor harimau
yang sedang menggaum.

4
(5) Adanya kolam yang terdapat di dalam benteng Mohenjodaro berbentuk seperti
kolam renang yang ukurannya besar,kemudian adanya sekolah,gudang gandum,balai
permusyawaratan danlainlain.
(6) Arca yang menggambarkan seorang pendeta yang memilki janggut yang
tebal,bermata sipit dan bibir yang tebal.
(7) Ditemukannya perhiasan berupa kalung emas dan perak yang dihiasi dengan liontin
permata.
(8) Adanay senjata yang terbuat dari batu dan tembaga.

Selain itu,peraban sungai indus ini juga menghasilkan Perkembangan kebudayaan yang
sudah maju dengan berbagai macam aspek kebudayaannya seperti :

1. Tata Kota Peradaban Lembah Sungai Indus


Komunitas awal pembentuk peradaban sungai indus ini mulai menegmbangkan
pusat-pusat kota besarnya sekitar tahun 2600 SM. Adapun kota-koa itu yakni Mohenjo-
daro,Harappa,Generiwala,Dholvira,Kalibangan,Rakhigarkhi,Rupar dan Loothal ( sekarang
dikenal dengan india). Hasil dari penggalian bekas kota kuno tadi melahirkan perencaan tata
letak kota yang rapi,pemrintahannya yang mengutamakan aspek kesehatan dan adanya
fasilitas-fasiitas keagamaan.Perkembangan kebudayaannya dilihat dari perencaan kota yang
rapi seperti adangan pusat gelanggan kapal,waduk dan didnding-dinding pagar kota. Selain
itu sarana sanitasinya juga sudah menggnakan teknik model toilet siram.
2. Perkembangan kebudayaan pada Sistem Pemerintahan Masyarakat
Lembah Indus
Menurut sebagian Arkeolog yang melihat adanya kesamaan dari bekas reruntuhan kota
utama Mohenjo-daro dan Harappa dengan Artefak seperi Tembikar,stempel,timbangan dan
batu-batu nya yang bertebaran di seluruh bagaian dua kota itu diperkirakan berada dibawah
otoritas pemerintahan yang sama. Dilihat dari tata letak kedua kota yang menunjukan adanya
dua wilayah pemukiman yakni Pemukiman Administratif dan Wilayah Kota dimana,wilayah
Administratif ini di huni oleh orang-oang biasa sedangkan Wilayah Kota dihuni oleh orang-
orang penting dan elit seperti Raja-raja bersama para bangsawannya karena wilayah kota
merupakan wilayah untuk pusat pemerintahan pada peradaban masa itu.
3. Sistem Kepercayaan Masyarakat Lembah Sungai Indus

5
Sistem kepercayaan masyarakat lembah suangai indus pada masa peradaban nya
dilihat dari penemuan dari beberapa stempel yang memuat lambang swastika. Selain itu pula
juga terdapat Agama-agama lain seperti Hindu,Budha dan Agama Jaina ( Agama Dharma).
Dari temuan Stempel-stempel tadi yang bergambarkkan seperti motif arca bertandung yang
dikelilingin motif-motif binatang yang kemudian dipercayai sebagai Pasupati,yakni dewa
pelindung hewan peliharaan. Hal-hal seperti ini memberi gambaran bahwasannya
menunjukkan unsur-unsur Hinduisme yang sudah muncul pada peradaban Lembah sungai
Indus yang membentuk keprcayaan mereka kepada dewa-dewi.
4. Perkembangan Kebudayaan Peninggalan Masyarakaat Lembah Indus
Pada perkembangannya di masa peradaban awal lembah sunagai indus ini mereka
telah menegenal pengukuran jarak,Massa dan waktu. Sealain itu mereka juga sudah
menegenal beberapa bentuk teknik Metalurgi yang digunakan untuk memproduksi
Tembaga,Perunggu dan Timah. Beberapa peninggalan yang ditemukan di sisa penggalian
pada maa peradaban ini diantaranya adanya Arca Wanita yang sedang menari arca ini
berlapiskan emas,kemudian ada patung-patung sapi,burung,monyet dan anjing,berbagai
macam stempel,hingga patung setengah sapi zebra yang sangat megah karena diukir dan
diguanakn untuk acara keagamaan masyarakat lemabah indus pada kala itu.
D. Karakteristik berdasarkan 7 unsur kebudayaan
Sejarah India kuno diawali dari lembah sungai Indus atau Hindus sekitar tahun 3000
SM. Kebudayaan lembah sungai Indus ini merupakan jaman prasejarah India. Sebab pada
masa ini di India belum dikenal adanya tulisan. Sekitar thn 1500 SM setelah masuknya bangsa
Arya sebagai pendatang baru dari Asia tengah, baru mulai ditemukan bukti-bukti berupa
tulisan. Bagi penduduk di zaman India kuno sungai Indus dikenal sebagai raja sungai. Adapun
sebutan dalam Bahasa sansekertanya adalah Shindu artinya "samudera atau perairan
besar".Sungai Indus atau Hindus merupakan pusat kebudayaan tertua di India. Ini didapatkan
dari hasil penggalian arkeologi (purbakala) dari Inggris pada tahun 1924, bahwa di kota
Mahenjo daro (bukit kematian) dan Harappa sekitar tahun 3000 SM telah berkembang suatu
kehidupan yang teratur dengan tata kota yang megah.
1) Aagama / Ritual ( Hindu – budha )
Selanjutnya bangsa Arya menguasai lembah Indus dan menduduki lembah sungai
Gangga dan terus mengembangkan kebudayaannya. Perkembangan sistem pemerintahan di

6
lembah sungai Gangga merupakan kelanjutan dari sistem pemerintahanmasyarakat di lembah
sungai Indus. Kebudayaan campuran Antara bangsa Dravida dengan bangsa Arya disebut
kebudayaan Hindu. Oleh karena itu, orang India sering menyebut dirinya orang Hindu, hal ini
kemudian diberikan suatu tempat di sepanjang sungai Gangga India Utara, yang mereka sebut
dengan Hindustan yang artinya tanah bangsa Hindu. Dengan demikianmaka lahirlah yang
dikenal dengan sebutan kebudayaan HinduBudha atau agama budaya Hindu Budha.
Di lembah sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu dan Budha berkembang, baik di
wilayah India maupun di luar India. Masyarakat Hindu memuja banyak dewa (politeisme),
dan dikenal dengan sistem kasta atau strata sosial, yaitu pembagian kelas sosial berdasarkan
warna dan kewajiban sosial. Kasta dalam agama Hindu dan Budha ada 4 tingkatan yaitu:
Brahmana adalah kaum pendeta atau pemuka agama, Ksatria adalah kaum raja dan tentara.,
Waisya adalah petani dan pengusaha, dan Sudra adalah kaum buruh atau pekerja keras.
Agama Budha mulai menyebar di masyarakat India setelah Sidharta Gautama mencapai
tahap menjadi sang Budha. Peradaban sungai Gangga meninggalkan beberapa bentuk
kebudayaan yang tinggi seperti kesusastraan, seni pahat, dan seni patung. salah satu hasil
peradaban yang tinggi dan lahir di lembah sungai Gangga adalah agama Hindu dan Budha.
Kedua agama tersebut menjadi sumber inspirasi munculnya beberapa kerajaan terkemuka.
Salah satunya adalah kerajaan Gupta yang didirikan oleh raja Candragupta I ( 320 - 330 M ).
Kerajaan ini terletak di kota Ayodhia sebagai kota kerajaan dan lembah sungai Gangga
sebagai pusat pemerintahan
2) Kondisi sosial-politik
Peradaban lembah sungai indus terbentuk sejak sekitar tahun 2800 sm. Mata
pencaharian masyarakatnya adalah pertanian, dengan tanaman utama padi, gandum, dan
sejenisnya. Hal itu dimungkinkan karena wilayah tempat mereka dekat dengan sungai yang
besar, sungai Indus. Mereka juga berternak sapi, kerbau, dan babi.Sekitar tahun 2600 sm
komunitas awal lembah sungai indus telah berkembang menjadi pusat-pusat kota yang besar.
Kota-kota itu di antaranya harappa, generiwala, mohenjo-daro (pakistan sekarang), dan
dholavira, kalibangan, rakhigarkhi, rupar, dan lothal (india sekarang).
Kota mohenjo-daro, misalnya, diperkirakan didiami oleh sekitar 35.000 penduduk..
Hasil ekskavasi terhadap bekas-bekas kota tersebut memperlihatkan adanya tata kota yang
rapi yang melibatkan proses perencanaan yang baik serta pemerintahan yang efesien yang

7
mengutamakan kualitas kesehatan warga serta kemudahan warga untuk mengikuti ritual-ritual
keagamaan. Adanya perencanaan tampak pada arsitektur yang maju sebagaimana terlihat
pada pusat galangan kapal, lumbung, atau balai, gudang panggung atau podium dari batu-
bata, waduk, serta dinding-dinding kota (baca historia). Secara khusus di kota harappa,
mohenjo-daro, dan rakhigarkhi, perencanaan kota itu termasuk adanya sistem sanitasi kota-
kemungkinan besar merupakan sistem sanitasi pertama di dunia- dan pengguanaan teknik
hidrolis untuk mendapatkan air dari sumur..
Bagian dari sistem sanitasi itu adalah adanya penggunaan toilet siram (flush toilet)
dan sisa-sisa air dari kamar mandi dan toilet dialirkan melalui pipa untuk dibuang ke
selokanselokan pembuangan yang tertutup di sepanjang jalan utama. Sebagian besar rumah
memiliki sumur tersendiri. Sistem pembuangan dan drainase lembah sungai indus bahkan
dikatakan jauh lebih maju dibandingkan temuan di situs-situs kuno di timur tengah.Di dekat
lumbung atau balai ada sebuah bangunan publik yang pernah berfungsi sebagai permandian
umum besar (great bath), dengan tangga yang turun ke arah kolam berlapis bata di dalam
lapangan berderetkan tiang. Wilayah permandian berhias ini dibangun dengan baik, dengan
lapisan tar alami di samping kolam di tengah-tengah untuk mencegah kebocoran. Kolam
berukuran 12 m x 7 m, dengan kedalaman 2,4 m ini dibangun kemungkinan untuk kepentingan
upacara keagaman.
3) Pemerintahan
Tentang pemerintahan di kedua kota utama itu, mohenjo daro dan harappa, tidak ada
penjelasan yang pasti. Dilihat dari bekas-bekas reruntuhan kota serta kesamaan artefak yang
tersebar di kedua wilayah kota itu seperti tembikar, stempel, timbangan, dan batubata,
sebagian arkeolog memperkirakan mohenjo-daro daan harappa berada di satu otoritas atau
pemerintahan.
Tata letak kota memperlihatkan ada dua wilayah pemukiman, yaitu wilayah
administratif dan wilayah kota. Wilayah administratif adalah wilayah pemukiman orang
biasa; wilayah kota adalah wilayah pusat pemerintahan, yang dihuni raja dan para bangsawan.
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, kedua pemukiman ini diberi batas tembok yang
tinggi, yang dilengkapi menara dan sistem saluran air yang tertutup. Setelah kedua kota kuno
ini mengalami kehancuran, muncul kembali kota-kota baru di wilayah yang lebih kecil, yaitu

8
lembah sungai gangga, antara lain anga, kosala, magada, dan chedi. Kota ini diperikirakan
hancur pada sekitar 1750 sm.
Ada dua hipotesis utama hancurnya peradaban ini; akibat adanya pergeseran aliran
sungai yang merusak lahan pertanian dan kemudian ditinggalkan para penghuninya; kedua,
adanya pendudukan oleh bangsa arya yang masuk ke wilayah tersebut dari asia engah;
pendudukan itu tidak menghancurkan penduduk asli. Hipotesis kedua Konon akibat
pendudukan tersebut, sebagian penduduk indus menyingkir ke dataran tinggi dekkan,
sebagian lagi membaur dengan bangsa arya. Bangsa arya termasuk bangsa indo-jerman yang
masuk ke india melalui celah khaiber pada sekitar tahun 2000-1500 sm. Pada masa ini, india
disebut masuk zaman weda (1800-600 sm). Mereka termasuk bangsa peternak yang hidup
nomaden, dan membawa empat buku suci yang disebut weda. Percampuran budaya yang
terjadi antara bangsa dravida sebagai bangsa yang ditaklukan dan bangsa arya ini membentuk
tradisi baru yang kemudian menjadi dasar-dasar dari agama hindu (baca historia). Dilandasi
keinginan bangsa arya untuk menjaga kemurnian keturunan mereka, diciptakanlah sistem
kasta atau pembagian kelas di dalam masyarakat campuran ini. Kasta ini bersifat eksklusif
(tertutup). Ada empat kasta, yaitu: a. Brahmana, diperuntukan bagi para pendeta dan pemuka
agama b. Ksatria, kasta bagi para raja dan bangsawan lainnya c. Waisa, bagi para pedagang
dan pegawai, dan d Sudra diperuntukan bagi rakyat biasa.
Pada akhir zaman weda (sekitar 1000 sm), kota-kota ini telah menjadi daerah yang
kaya. Pada zaman brahmana (1000-750 sm), lahir kitab brahmana yang ditulis oleh kaum
brahmana, menggunakan huruf pallawa dengan bahasa sansekerta. Sebagaimana nama
periodenya, pada masa ini kekuasaan kaum brahmana sangat besar dalam kehidupan
keagamaan. Kitab brahmana umumnya mengatur tata cara kehidupan keagamaan. Pada
zaman upanisad (750-500 sm), yang dipentingkan tidak hanya upacara dan sesaji, tetapi lebih
dari itu, pengetahuan batin yang lebih tinggi. Zaman ini adalah zaman pengembangan dan
penyusunan falsafah agama, yaitu zaman orang berfilsafat atas dasar weda .Pada tahun 500
sm lahir agama buddha, atau disebut zaman buddha (500-300 sm).. Pada zaman buddha inilah
lahir dan berkembangnya kekaisaran maurya (322-185 sm) yang bercorak buddha. Kekaisaran
ini berawal dari adanya pemberontakan di punjab, yang berada di wilayah india barat laut dan
pakistan pada tahun 322 sm terhadap kekuasaan dari gubernur yang bernama selusius, yang
ditunjuk oleh alexander agung dari makedonia untuk menjadi penguasa di wilayah tersebut.

9
Pemberontakan ini dipimpin oleh seorang bangsawan bernama candragupta maurya, yang
menginginkan persatuan sekaligus bertekad membangun bangsa india dan berhasil
menyatukan wilayah india bagian utara dan membangun kekaisaran Maurya dan menjadi
kaisar pertama. Pemerintahannya dikenal sangat baik. Ia membangun kota pataliputra dan
menjadikannya ibukota kerajaan. . Putranya kemudian berhasil memperluas kekaisaran ke
wilayah india selatan, dan disusul oleh cucunya bernama ashoka, yang berhasil mengalahkan
kalingga (256 sm). Ketika ashoka menjadi kaisar, kekuasaan dinasti maurya semakin luas,
meliputi sebagian besar pakistan dan afganistan sekarang. Ashoka adalah pemeluk agama
buddha. Ia menyebarkan agama buddha hingga ke srilangka dan memerintah dengan sangat
adil. Dinasti maurya kemudian digantikan oleh dinasti gupta yang lahir pada sekitar abad ke-
4 m. Pada masa dinasti ini, terutama pada masa chandra gupta II (376-415 m), india
mengalami masa keemasan, bahkan dianggap sebagai negara terkuat di asia itu hingga masa
akhir kejayaannya pada tahun 600 m.
4) Tata Kota Pusat Peradaban Lembah Sungai Indus.
Untuk mempelajari peradaban lembah sungai Indus mungkin Anda mengalami kendala
karena belum pernah berkunjung dan menyaksikan sendiri lokasi tersebut. Jangan khawatir,
gambar peta yang disajikan di bawah ini. Akan membantu memperjelas pemahaman Anda.
Jazirah India terletak di Asia Selatan. India juga disebut anak benua Asia karena letaknya
seolah-olah terpisah dari daratan Asia. Di Utara India terdapat pegunungan Himalaya yang
menjulang tinggi. Pegunungan Himalaya menjadi pemisah antara India dan daerah lain di
Asia. Di bagian Barat pegunungan Himalaya terdapat celah yang disebut Celah Khaibar.
Melalui Celah Khaibar bangsa India berhubungan dengan daerah-daerah lain di Utaranya.
Daerah lembah sungai Indus terletak di Barat Laut India. Sungai Indus berasal dari mata air
di Tibet, mengalir melalui pegunungan Himalaya. Setelah menyatu dengan beberapa aliran
sungai yang lain akhirnya bermuara ke Laut Arab. Panjang sungai Indus kurang lebih 2900
kilometer. Apabila Anda memperhatikan sungai Indus pada peta dewasa ini maka sungai
tersebut mengaliri tiga wilayah yaitu Kashmir, India dan Pakistan.
Daerah lembah sungai yang subur tersebut layak dihuni sehingga memungkinkan
tumbuhnya kehidupan masyarakat yang menghasilkan peradaban yang cukup tinggi. Sisa
peradaban lembah sungai Indus ditemukan peninggalannya di dua kota yaitu Mohenjo Daro
dan Harappa. Penghuninya dikenal dengan suku bangsa Dranida dengan ciri-ciri tubuh

10
pendek, hidung pesek, rambut keriting hitam dan kulit berwarna hitam. Penggalian dan
penelitian mengenai reruntuhan ke dua kota tersebut telah dilakukan oleh R.P. Banerji dan Sir
John Marshall tahun 1920 an yang diteruskan pada tahun 1932 dan 1942.
5) Kehidupan Masyarakat Lembah Sungai Indus.
Mengenai kehidupan masyarakat lembah sungai Indus sebenarnya agak sulit
diuraikan karena terbatasnya sumber-sumber sejarah. Pada bagian modul ini dapat Anda
pelajari keadaan pemerintahan dan perekonomiannya. Berdasarkan peninggalan reruntuhan
bangunan kota Mohenjo Daro dan Harappa yang mencerminkan tata kota yang modern dapat
diperoleh gambaran bahwa masyarakat lembah sungai Indus telah memiliki pemerintahan
yang teratur, maju dan makmur. Ditemukannya benteng tembok yang di dalamnya terdapat
bangunan gudang, bangsal pertemuan dan pemandian umum, besar kemungkinan tempat
tersebut merupakan pusat pemerintahan. Bangunan gudang berfungsi untuk menyimpan hasil
panen yang mungkin merupakan upeti atau persembahan rakyat kepada penguasa. Pemandian
umum mungkin dipergunakan untuk mandi pejabat-pejabat daerah saat menginap dan
menghadap penguasa. Sedangkan bangsal pertemuan fungsinya jelas untuk pertemuan para
penguasa dan aparat pemerintahan guna merencanakan dan mengatur jalannya pemerintahan.
Untuk peradaban lembah sungai Indus selain sumber peninggalan berupa benda serta
reruntuhan bangunan yang sangat terbatas maka sumber tertulispun hanya berupa tulisan
gambar yang terdapat pada lempengan tanah liat.
Kehidupan ekonomi masyarakat lembah sungai Indus sudah maju. Hal ini dibuktikan
dengan kemampuannya membangun kota Mohenjo Daro dan Harappa serta ditemukannya
peninggalan budaya lainnya. Masyarakat lembah sungai Indus hidup dari pertanian dan
perdagangan. Sungai Indus merupakan sarana ekonomi yang paling vital. Fungsi sungai
adalah sebagai alat transportasi perdagangan serta irigasi. Kehidupan pertanian dapat dilihat
dari ditemukannya patung wanita sebagai dewi kesuburan, adanya bangunan gudang sebagai
tempat untuk menyimpan hasil panen. Pertanian lembah sungai Indus menghasilkan gandum,
padi-padian, buah-buahan dan kapas. Kegiatan perdagangan tidak terbatas di lembah sungai
Indus saja.
Masyarakat Mohenjo Daro kemungkinan besar telah berhubungan dagang dan
pelayaran dengan bangsabangsa lain di kawasan Asia Barat. Hal itu didasarkan pada
penemuan materai-materai tanah liat yang menggunakan tulisan gambar ternyata sama

11
dengan benda sejenis yang ditemukan di Mesopotamia. Barang-barang yang diperdagangkan
dapat berupa logam, perhiasan dari emas bertahtakan batu pirus, pakaian, dll. Pirus adalah
batu permata yang berwarna hijau kebiru-biruan.
6) Peninggalan Budaya Masyarakat Lembah Sungai Indus.
Berdasarkan benda-benda peninggalan yang ditemukan, kita dapat menyimpulkan
bahwa di Mohenjo Daro dan Harappa telah berkembang suatu kebudayaan kota yang cukup
tinggi. Peninggalan budaya terutama kesenian antara lain; Seni bangunan = dibuktikan
dengan penemuan reruntuhan kota yang teratur tata kotanya. Pembuatan perhiasan dari emas
dan perak. Pembuatan pakaian dari kapas. Pembuatan patung dari logam, batu dan kayu
yang sempurna. Contoh patung Ronggeng/penari yang atraktif terbuat dari perunggu.
7) Mata pencaharian
Mata pencaharian penduduk lembah Sungai Indus adalah pertanian dan perdagangan.
Pertanian menghasilkan gandum. Sementara itu, perdagangan telah dilakukan di dalam dan
luar negeri hingga Mesopotamia. Bukti yang menunjukkan adanya perdagangan luar negeri
itu, antara lain sebagai berikut.
(1) Secara geografis, kedua peradaban mudah untuk dilayari.
(2) Ditemukan reruntuhan pasar pada kedua peradaban.
(3) Ditemukan alat tukar berupa uang logam pada kedua peradaban.
(4) Adanya penemuan barang-barang dari Sungai Indus di Mesopotamia dan
demikian juga sebaliknya.
E. Pengaruh terhadap budaya lain
Shiva bajpai (2011) memaparkan bahwa wilayah lembah sungai Shindu atau dikenal
dengan lembah Indus merupakan peradaban kuno terbesar di dunia berkembang lebih dari
5.000 tahun yang lalu. Dalam ribuan tahun setelahnya, India menghasilkan banyak
kerajaan besar di mana sains, seni, dan filsafat berkembang pesat. (Purnomo,
2020)menjelaskanbahwa peradaban India kuno membawa pengaruh sangat besar dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan ke berbagai wilayah. Bukan hanya di
India saja, tetapi juga ke nusantara. Hal ini dapat diamati dari konsep pendidikan model
katyaganatau model aguron-gurondi nusantara yang autentik dengan model pendidikan
gurukula di India dan wilayah bharata varsa. Bukan hanya itu saja, pengaruh juga mengarah

12
pada unsur kebudayaan dan juga arsitektur antarkedua wilayah yang memakai suku kata
“Ind” di awal kata sebutan negara yakni India dan Indonesia3
a. Pengaruh Arsitektur Sungai Indus (India)
Perkembangan Arsitektur India ke Nusantara

Gambar 5.0 (Candi Prambanan di Indonesia)


Arsitektur India telah mempengaruhi arsitektur nusantara dengan langgam hindu
budha yang khas, hal paling dominan adalah munculnya arsitektur candi sebagai bentuk
pengaruh tak terpisahkan yang tersebar di seluruh nusantara. Arsitektur India
mempengaruhi arsitektur di Indonesia dengan berbagai macam cara, baik langsung maupun
tidak langsung.
Pengaruh langsung arsitektur India pada arsitektur yaitu Indonesia dibawa oleh
pedagang India yang berlayar ataupun bermigrasi ke nusantara dengan tujuan menyebarkan
ajaran agama dan menyebarluaskan jaringan jual beli. Sementara pengaruh tidak langsung
yaitu pengaruh yang didapat dari arsitektur Indonesia yang pada awalnya terpengaruh oleh
arsitektur India, seperti contohnya berupa bangunan atau konsep yang terinspirasi oleh
candi, walaupun candi itu sendiri pada zaman dahulu merupakan warisan yang terpengaruhi

3Purnomo, I. Made Bagus Andi. "TEORI INVASI RAS ARYA DALAM HINDU: STUDI KOMPARASI PEMIKIRAN BARAT
DAN TIMUR." Danapati: Jurnal Ilmu Komunikasi 1.1 (2020): 57-66.
https://jurnal.ekadanta.org/index.php/danapati/article/view/34/7 Diakses pada Jumat, 09 Februari 2024

13
oleh budaya dan arsitektur pemujaan dewa dari India. Contoh dari pengaruh langsung
adalah candi, pura, masjid, sampai ke bangunan modern. Penggunaan berbagai elemen dari
arsitektur India, sampai ke desain seluruh bangunan dan langgam juga lazim ditemui untuk
bangunan-bangunan yang terpengaruh oleh arsitektur India. Gaya arsitektur murni pengaruh
India yang berada di Indonesia bisa dibilang contoh-contoh yang dibangun pada masa
awal/kuno, dan referensi yang cocok dan sering ditemukan adalah candi-candi peninggalan
peradaban Hindu-Budha kuno yang tersebar di daerah-daerah di Nusantara. Salah satu
contoh peninggalannya adalah Candi Prambanan di Yogyakarta dengan menggunakan
langgam Hindu yang khas.
Pengaruh arsitektur India di Indonesia tampak dominan pada candi-candi peninggalan
peradaban Kuno di Indonesia sebagai pengaruh besar datangnya perkembangan arsitektur
India ke Indonesia. Pengaruh arsitektur India pada Indonesia juga berpengaruh terhadap
Langgam dan bentukan bangunan yang terkesan memiliki ornamen yang ramai dan terlihat
sangat menonjol.

b. INTERAKSI DAN PENGARUH KEBUDAYAAN LEMBAH SUNGAI


DENGAN KERAJAAN-KERAJAAN PENTING DI ASIA
Asia Tenggara dan India berinteraksi dengan India dalam bentuk hubungan
pelayaran dan perdagangan sejak awal awal abad Masehi. Hubungan Asia Tenggara-India
berpengaruh terhadap masuknya agama dan budaya dari India, khususnya Hindu dan Budha.
Berita tentang keberadaan kerajaan kuno di Asia Tenggara seringkali berasal dari catatan
perjalanan Tiongkok (Groeneveldt, 2018). Sumber-sumber Tiongkok ini berhasil meliput
beberapa kerajaan yang ada di kawasan Asia Tenggara.
Bukti lebih lanjut datang dari penelitian Coedes (2010). Pemeriksaan bukti oleh
Coedes menyimpulkan bahwa India Selatan memainkan peran terbesar dalam studi budaya
India. Penyebaran agama Hindu kemudian menyebabkan munculnya kerajaan-kerajaan
Hindu di Asia Tenggara. Penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara diyakini terjadi lebih
awal dibandingkan kedatangan agama Hindu. Penyebaran agama Buddha mengakui adanya
misi penyebaran agama yang disebut Dharmadhuta. Diperkirakan agama Buddha
berkembang di Asia Tenggara mulai abad ke-2 Masehi. Penemuan beberapa patung Buddha
perunggu di Asia Tenggara membuktikan bahwa agama Buddha berkembang sejak awal.

14
Belum diketahui secara pasti siapa yang membawanya dari India bagian selatan ke Asia
Tenggara.
Teori masuknya agama Hindu-Budha ke Asia Tenggara telah dikemukakan oleh
beberapa ahli. Van Leur berpendapat bahwa penyebaran kebudayaan Hindu dilakukan oleh
kaum Brahmana, karena penyebaran kebudayaan Hindu lebih bersifat acara keraton.
Disebarkan oleh para Brahmana atau pendeta India yang ditunjuk oleh raja-raja Asia
Tenggara. Majumdar, Bosch dan Moens berpendapat bahwa kebudayaan Hindu dibawa ke
Asia Tenggara oleh para Ksatria. Pada saat ini terjadi kerusuhan politik di India antara
kelompok Brahmana dan kelompok Kshatriya. Kelompok Ksatria mendapat tekanan dan
melarikan diri ke Asia Tenggara. Fraksi Kshatriya kemungkinan besar sedang mencari
tempat baru untuk menetap dan membangun kekuatan di tempat baru dan peradaban di
tempat baru. Krom dan Coedes menyimpulkan bahwa kebudayaan Hindu dibawa oleh kaum
Waisya, pedagang dari India. Teori ini menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu di Asia
Tenggara dilakukan oleh kelompok Vaisya yang terdiri dari para pedagang. Mereka datang
dan menetap di Asia Tenggara lalu menikah dengan perempuan lokal. Hal ini menyebabkan
tersebarnya kebudayaan Hindu di Asia Tenggara (Hall, 1988).
Teori masuknya agama Hindu-Budha ke Asia Tenggara telah dikemukakan oleh
beberapa ahli. Van Leur berpendapat bahwa penyebaran kebudayaan Hindu dilakukan oleh
kaum Brahmana, karena penyebaran kebudayaan Hindu lebih bersifat acara keraton.
Disebarkan oleh para Brahmana atau pendeta India yang ditunjuk oleh raja-raja Asia
Tenggara. Majumdar, Bosch dan Moens berpendapat bahwa kebudayaan Hindu dibawa ke
Asia Tenggara oleh para Ksatria. Pada saat ini terjadi kerusuhan politik di India antara
kelompok Brahmana dan kelompok Kshatriya. Kelompok Ksatria mendapat tekanan dan
melarikan diri ke Asia Tenggara. Fraksi Kshatriya kemungkinan besar sedang mencari
tempat baru untuk menetap dan membangun kekuatan di tempat baru dan peradaban di
tempat baru. Krom dan Coedes menyimpulkan bahwa kebudayaan Hindu dibawa oleh kaum
Waisya, pedagang dari India. Teori ini menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu di Asia
Tenggara dilakukan oleh kelompok Vaisya yang terdiri dari para pedagang. Mereka datang
dan menetap di Asia Tenggara lalu menikah dengan perempuan lokal. Hal ini menyebabkan
tersebarnya kebudayaan Hindu di Asia Tenggara (Hall, 1988).

15
Agama Hindu dan Budha di Asia Tenggara mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap masyarakat. Masyarakat di Asia Tenggara mulai beralih ke agama Hindu,
meskipun ciri-ciri budaya aslinya tetap ada, seperti pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Masyarakat Asia Tenggara mulai memahami sistem pemerintahan kerajaan dan
meninggalkan sistem pemerintahan kepala suku. Sistem kerajaan mewakili seorang raja
yang memerintah dari generasi ke generasi. Banyak terjadi perubahan pada tatanan sosial
masyarakat. Misalnya sistem kasta yang diperkenalkan pada masyarakat Hindu. Sistem
perekonomian tidak banyak berpengaruh dan tidak banyak menimbulkan perubahan, karena
masyarakat Asia Tenggara sudah memahami kegiatan perekonomian melalui pelayaran dan
perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh agama Hindu. Dalam bidang kebudayaan
terlihat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan penduduk Asia
Tenggara. Pengaruh tersebut terlihat jelas pada produk budaya seperti bangunan candi dan
seni sastra berupa cerita Ramayana dan Mahabarata. Pengaruh lain terhadap sistem tulisan:
Kebudayaan Hindu berperan dalam memperkenalkan sistem tulisan kepada masyarakat
Asia Tenggara (Hall, 1988; Soekmono, 1981).
Kerajaan yang tercatat pertama kali adalah Kerajaan Funan. Funan berasal dari
sebuah kata dari Tiongkok modern yang berasal dari kata b'iunam. B'iunam dalam
terjemahan dari bahasa Khmer kuno berarti bnam yang artinya gunung. Nama kerajaannya
sendiri belum diketahui secara pasti, namun raja-rajanya menggunakan gelar Krung Bnam
yang berarti raja gunung. Funan terletak di Kamboja modern. Pusat kerajaannya disebut
Wijadhapura dan kurang lebih berada di tenggara Phom Penh saat ini. Kota pelabuhan
terletak di tempat yang sekarang menjadi desa Oc Eo. Kota pelabuhan ini pernah berperan
penting dalam perdagangan internasional (Hall, 1988). Funan adalah kerajaan maritim
pertama di Asia Tenggara.
Setelah Funan, kerajaan-kerajaan lain diidentifikasi melalui peninggalan prasasti.
Kerajaan Lin Yi (192-550) didirikan di Provinsi Quan Nam, Vietnam. Di Semenanjung
Melayu terdapat beberapa kerajaan seperti Tun-sun, Chu'u-tu-k'un (Tu-k'un), Chiu-Chih
(Chu-li), Lang-yasin, Tan-ma-ling, T' Iu-ku-li. Myanmar adalah rumah bagi kerajaan Pyu,
Dwarawati, Pagan, Ava dan Pegu. Kamboja adalah rumah bagi kerajaan Khmer seperti
Chen-La dan Khmer Angkor. Di Vietnam, Kerajaan Champa, Dai-Co-Viet (Hall, 1988;
Ricklefs et al., 2013; Coedes, 1969).

16
Masa kuno sejarah Thailand tidak lepas dari kenyataan bahwa wilayah utara dan
tengah tidak hanya dihuni oleh orang Thailand. Mereka adalah minoritas di antara suku Mon
di Kamboja dan suku Mon-Khmer yang pertama kali menetap di Thailand. Dengan
penaklukan wilayah Mon, orang Thailand menjadi penguasa baru. Akibat penaklukan yang
dilakukan oleh orang-orang Thailand, orang-orang Mon diasimilasi oleh orang-orang
Thailand dan orang-orang Khmer perlahan-lahan berasimilasi sebagian, menjadi minoritas
(Hall, 1988; Ricklefs et al., 2013; Coedes, 1969).
Kerajaan Sukotahi merupakan kerajaan pertama yang didirikan di Thailand.
Sukothai merupakan kerajaan terbesar dan terpenting pada masa itu. Sukothai ada dari tahun
1238-1350. Pada masa Rama Kamheng (1287), ia membuat perjanjian untuk tidak saling
mencampuri urusan Chieng Mai dan P'ayao. Ia memimpin ekspansi yang menyasar kerajaan
Mon Dwarawati dan wilayah Kamboja di sebelah barat Sungai Mekong. Agama resminya
adalah Buddhisme Sinhala ortodoks. Kerajaan Sukothai mulai mengalami kemunduran pada
masa Luthai (1347). Sukhotai ditundukkan oleh Ramadhipati yang kemudian mendirikan
kerajaan baru yaitu Ayuthia dengan ibu kota di Dwarawati Sri Ayuthia (Hall, 1988; Ricklefs
et al., 2013; Sudharmono, 2012; Coedes, 1969).
Kerajaan Ayuthia berlangsung dari tahun 1350 hingga 1767. Raja Ramadhipati
(1350–1369) dan Raja Boromaraja (1529–1534) memfokuskan Kerajaan Ayuthia untuk
mengawasi kerajaan Sukothai dan Chiengmai. Kerajaan Ayuthia memperluas wilayahnya
hingga ke Kamboja. Sementara itu, Sukothai belum sepenuhnya ditaklukkan hingga tahun
1420 (Hall, 1988; Ricklefs et al., 2013; Sudharmono, 2012; Coedes, 1969)..
Dapat dikatakan bahwa Dinasti Ayuthai meletakkan dasar bagi Kerajaan Muang
Thai saat ini. Ramadhipati I menjadi dasar hukum Siam, yaitu penyelarasan adat Nanchao
dengan hukum Manu. Pada masa Raja Boromo Trailokanat (1448-1488), beberapa
pengaturan dilakukan dengan monarki Siam, dengan sistem terpusat dalam pemerintahan
dan kepemimpinan tentara. Sistem kepemilikan tanah menentukan derajat seseorang dalam
masyarakat. Dinasti Ayuthia berkuasa hingga tahun 1767. Penggantinya adalah Dinasti
Bangkok yang masih berkuasa hingga saat ini (Hall, 1988; Ricklefs, dkk, 2013;
Sudharmono, 2012; Coedes, 1969).
Peradaban lain yang menguasai hegemoni di Asia Tenggara terletak di pulau
Sumatera dan Jawa. Kerajaan Sriwijaya didirikan di Sumatera pada abad ke-7 dan Kerajaan

17
Majapahit pada abad ke-14. Kedua kerajaan ini merupakan kerajaan terbesar pada masa
peradabanHindu-BudhadiIndonesia.
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan termegah di Indonesia pada abad ke-7.
Prasasti Kedukan Bukit tahun 605 Saka (683 M) menceritakan tentang perjalanan suci yang
dilakukan Daputra Hyang dengan menggunakan perahu. Ia meninggalkan Minangatamwan
dengan pasukan sebanyak 20.000 orang dan berhasil menaklukkan beberapa wilayah.
Perjalanan ini membawa kemenangan dan kemakmuran bagi Sriwijaya. Prasasti kedua
merupakan bukti keberadaan prasasti Talang Tuo bertanggal 684 Masehi. Prasasti ini
menjelaskan Taman Sriketra yang diciptakan oleh Daputra Hyang untuk kepentingan
seluruh makhluk hidup. Seluruh harapan dan doa dalam prasasti tersebut menunjukkan
keberadaan agama Sriwijaya yaitu agama Budha. Prasasti lainnya berisi kutukan bagi siapa
saja yang akan berbuat jahat terhadap Sriwijaya. Prasasti itu bertuliskan Telaga Batu,
Kotakapur, Karang Berahi. Letak Kerajaan Sriwijaya di Sumatera tidak dapat ditentukan
secara pasti. Referensi letak kerajaan Sriwijaya berasal dari I-tsing bahwa Sriwijaya berada
di wilayah khatulistiwa. Kekuasaan Sriwijaya diyakini meluas ke seluruh Sumatera hingga
Semenanjung Malaya, bahkan mungkin hingga Pulau Jawa bagian barat. Sriwijaya memiliki
wilayah yang luas dan strategis di perairan Samudera Hindia dan Selat Malaka (Hall, 1988;
Ricklefs et al., 2013; Soekmono, 1981; Wolters, 2011). Mereka memiliki angkatan laut yang
sangat kuat dan kekuatan militer yang kuat.
Sriwijaya juga merupakan tempat pendidikan agama Budha. Pendeta I-tsing
menunjukkan dalam catatannya bahwa sebelum berangkat ke India, ia tinggal di Sriwijaya
selama dua bulan selama enam bulan, kemudian pergi ke India dan tinggal di sana selama
sepuluh tahun. Pada tahun 685 M ia kembali ke Sriwijaya dan tinggal di sana selama empat
tahun, menerjemahkan berbagai kitab Buddha dari bahasa Sansekerta ke bahasa Mandarin.
Kisah perjalanan I-tsing menunjukkan bahwa Sriwijaya merupakan pusat kegiatan ilmiah
umat Buddha. Di Sriwijaya ada seorang guru terkenal, Cakyakirti. Pada tahun 1011-1023
M, seorang biksu dari Tibet bernama Atisa tinggal untuk belajar di Dharmakirti.
Dharmakirtri adalah pendeta tinggi di Suwarnadwipa dan ahli tertinggi. Raja yang berkuasa
saat itu adalah Dharmapala yang memberikan buku-buku Budha kepada Atisa (Soekmono,
1981; Wolters, 2011).

18
Pada masa Sanggramawijayatunggawarman, hubungan Sriwijaya dan Colamandala
memburuk tanpa sebab tertentu. Rajendra Coladewa yang menjadi raja Colamandala
melancarkan serangan besar-besaran ke Sriwijaya pada tahun 1023. Pada tahun 1030
mereka kembali menyerang Sriwijaya. Pada penyerangan kedua, raja Sriwijaya ditangkap
oleh Colamandala. Pada tahun 1068, Colamandalam di bawah pimpinan Wirajajendra
berhasil merebut kembali Sriwijaya dengan memusatkan serangannya ke Malaka
(Soekmono, 1981; Wolters, 2011).
Kerajaan terbesar di Pulau Jawa adalah Majapahit. Raden Wijaya merupakan pendiri
Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya yang berhasil mengusir pasukan Tiongkok setelah
mengalahkan Kediri, mendirikan kerajaan bernama Majapahit. Raden Wijaya dikenal
sebagai raja yang tabah dan bijaksana. Keadaan negara aman dan damai. Raden Wijaya
meninggal pada tahun 1309, meninggalkan tiga orang anak. Dua orang anak Gayatri yang
berjenis kelamin perempuan dan satu orang anak Tribhuwana (Prameswari/permaysuri)
yang berjenis kelamin laki-laki naik tahta yaitu Jayanegara (Soekmono, 1981; Muljana,
1983).
Pada masa pemerintahan Jayanegara, Majapahit banyak dilanda kesulitan dalam
negeri akibat banyaknya pemberontakan. Jayanegara wafat pada tahun 1328 M. Ia tidak
mempunyai keturunan, oleh karena itu penerusnya bukanlah keturunannya. Karena tidak
ada keturunan langsung Jayangera yang mewarisi tahtanya, maka Putri Gayatri lah yang
menggantikannya. Bhre Kahuripan (nama gelar) menggantikannya. Bhre Kahuripan naik
tahta dan mendapat gelar Tribhuanatunggadewi Jayawisnuwardhani (Soekmono, 1981;
Muljana, 1983).
Sebagai raja, Tribhuanatunggadewi dibantu oleh Gajah Mada dalam menjalankan
Majapahit. Gajah Mada menunjukkan pengabdiannya dengan mengucapkan sumpah Palapa
untuk mempersatukan nusantara di bawah kepemimpinan Majapahit. Pada tahun 1350,
Tribhuanatunggadewi turun tahta dan digantikan oleh putranya Hayam Wuruk yang lahir
pada tahun 1334. Hayam Wuruk bersama Gajah Mada membangun Majapahit menjadi
kerajaan yang mampu mempersatukan nusantara dan membawa kesejahteraan bagi
rakyatnya. Kekuasaan Majapahit menyebar dengan cepat dan ia berhasil menguasai wilayah
taklukan yang luasnya setara dengan Indonesia saat ini, serta Semenanjung Malaya. Selain

19
melakukan penaklukan, ia juga mempererat persahabatannya dengan raja-raja tetangga
Majapahit (Soekmono, 1981; Muljana, 1983).

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lembah Sungai Indus terletak di sebalah utara yang berbatasan dengan China yang
dibataso dengan Gunung Himalaya. Dibagian selatan berbatasan dengan Srilanka yang dibatasi
denga Samudra Indonesia, di sebelah barat berbatasan dengan Pakistan, dan di sebelah timur
berbatsan dengan Myanmar dan Bangladesh. Daerah-daerah yang berada disepanjang lembah
sungai indus merupakan daerah yang subur, terbukti bahwa penduduk disekitarnya menjadi
petani, sehingga petani menjadi mata pencaharian mereka. Dua situs kebudayaan tadi yakni
Mohenjo Daro (Bukit Mati) dan Harappa yang telah ada sekitar 3000 SM dimana,saat itu sudah
terlihat juga kehidupan menetap dengan basis kota yang megah.
Pengaruh langsung arsitektur India pada arsitektur yaitu Indonesia dibawa oleh pedagang
India yang berlayar ataupun bermigrasi ke nusantara dengan tujuan menyebarkan ajaran agama
dan menyebarluaskan jaringan jual beli. Sementara pengaruh tidak langsung yaitu pengaruh
yang didapat dari arsitektur Indonesia yang pada awalnya terpengaruh oleh arsitektur India,
seperti contohnya berupa bangunan atau konsep yang terinspirasi oleh candi, walaupun candi
itu sendiri pada zaman dahulu merupakan warisan yang terpengaruhi oleh budaya dan arsitektur
pemujaan dewa dari India.
B. Saran
Dalam hal ini, kami selaku penyusun makalah ini masih belum semperuna, untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam rangka penyampaian untuk
pembuatan makalah selanjutnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Aizid, R. (2018). Sejarah Terlengkap Peradaban Dunia. Yogyakarta: Noktah.


Azmi, M., & Saputra, Y. (2022). Geografi Sejarah Peradaban Dunia Kuno. Samarinda: Borneo
Riset Edukasi.
Coedes, G. (2010). Asia Tenggara Masa Hindu Buddha. Jakarta: Gramedia.
Hall, D.G.E. (1988). Sejarah Asia Tenggara. Surabaya: Usaha Nasional.
Kinasih, T. (2023). Filsafat Timur Analisis Falsafi Kebijaksanaan Hidup Orang India, Tionghoa,
Toraja, dan Jawa. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kusumo, S. (2023). Sejarah Dunia Periode Klasik Sampai Kontemporer. Anak Hebat Indonesia.
Muljana, Slamet. (1983). Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit. Jakarta: Inti Idayu
Press.
Nurlidiawati, N. (2014). Sungai Sebagai Wadah Awal Munculnya Peradaban Umat
Manusia. Rihlah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan, 2(01), 96-106.
Purnomo, I. Made Bagus Andi. "TEORI INVASI RAS ARYA DALAM HINDU: STUDI
KOMPARASI PEMIKIRAN BARAT DAN TIMUR." Danapati: Jurnal Ilmu
Komunikasi 1.1 (2020): 57-66.
Susmihara. (2017). SEJARAH PERADABAN DUNIA I. Makassar: Alauddin University Press.
Widodo, S. W. (2021). Buku Siswa Sejarah Peminatan SMA/MA Kelas 10. Jakarta: Grasindo.
Wuryaningsih, M. S. (n.d.). PERADABAN - KUNO ASIA - AFRIKA 2.

22

Anda mungkin juga menyukai