Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH KEBUDAYAAN

KEBUDAYAAN LEMBAH INDUS

Disusun oleh :

Kelompok 1
Andini Putri (22046077)
Emilandinis Anantha (22046094)
Rifki Ifdal ( 22046055)
Siti Khaerun Nissa (22046143)

Dosen pengampu:

Dr. Erniwati, SS, M.Hum

DEPARTEMEN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Nikmat serta Hidayah
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini sesuai dengan waktu yang direncanakan sebagai tugas kelompok Sejarah Kebudayaan.
Shalawat serta salam juga disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi
umat manusia. Kami mengambil judul Kebudayaan Lembah Indus, makalah ini membahas
tentang bagaimana bentuk kebudayaan yang ada dan berkembang di Lembah Indus.

Penulisan makalah ini, tidak terlepas dari bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak
terutama Dosen Pengampu mata kuliah Sejarah Kebudayaan yaitu Bapak Abdul Salam S.Ag,
M. Hum.

Dalam bentuk fikiran, materi ataupun motivasi sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Dalam penulisan makalah ini, kami mengakui bahwa masih
terdapat banyak kekurangan yang perlu disempurnakan. Atas dasar itu kami mengharapkan
saran serta kritikan yang membangun untuk penyempurnan makalah ini. Selanjutnya kami
berharap makalah ini memberikan nilai dan manfaat untuk peningkatan pengetahuan kita
semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Padang, 7 maret 2024

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ ii
BAB I ..................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah .......................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................................... 3
2.1 Letak Geografis & Kondisi Alam .................................................................................................. 3
2.2 Perkembangan Kebudayaan ....................................................................................................... 4
2.3 Karakteristik Berdasarkan 7 Unsur Kebudayaan ......................................................................... 4
2.4 Pengaruh Terhadap Budaya Lain ................................................................................................. 7
BAB III ................................................................................................................................................... 9
PENUTUP .............................................................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 9
3.2 Saran ......................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebudayaan Sungai Indus, yang juga dikenal sebagai Kebudayaan Harappa,


merupakan salah satu peradaban kuno yang paling menarik dan misterius dalam sejarah
manusia. Peradaban ini berkembang di lembah Sungai Indus, yang sekarang meliputi
sebagian besar wilayah Pakistan modern, serta sebagian India dan Afghanistan, pada sekitar
3300 hingga 1300 SM. Meskipun keberadaannya tidak seterkenal seperti peradaban Mesir
Kuno atau Mesopotamia, Kebudayaan Sungai Indus memberikan kontribusi besar terhadap
kemajuan manusia dalam berbagai bidang.

Peradaban ini pertama kali ditemukan pada awal abad ke-20 oleh arkeolog Sir John
Marshall, yang menemukan reruntuhan kota-kota kuno seperti Harappa dan Mohenjo-Daro.
Temuan ini mengungkapkan struktur kota yang terorganisir dengan baik, dengan jaringan
jalan yang teratur, sistem drainase yang canggih, dan bangunan-bangunan yang megah.
Selain itu, tembikar dan artefak lainnya menunjukkan tingkat keahlian tinggi dalam seni dan
kerajinan. Salah satu ciri khas yang menonjol dari Kebudayaan Sungai Indus adalah sistem
sanitasi yang maju. Kota-kota seperti Mohenjo-Daro memiliki saluran pembuangan air yang
rumit dan fasilitas publik yang dirancang untuk membuang limbah secara efisien. Hal ini
menunjukkan pemahaman yang maju tentang kebersihan lingkungan dan kesehatan
masyarakat pada masa itu. Meskipun banyak kemajuan yang dicapai, masih banyak misteri
yang mengelilingi peradaban ini. Salah satunya adalah sistem tulisan mereka yang belum
dapat dipahami sepenuhnya. Meskipun ada upaya untuk memecahkan kode ini, masih belum
ada pemahaman yang pasti tentang bahasa yang digunakan oleh orang-orang Sungai Indus.
Selain itu, pertanyaan tentang apa yang menyebabkan akhir mendadak dari peradaban ini
tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan kejatuhan Kebudayaan Sungai


Indus, termasuk perubahan iklim yang drastis, bencana alam, atau bahkan invasi suku-suku
migran. Namun, belum ada konsensus ilmiah tentang penyebab pastinya. Pemahaman yang
lebih dalam tentang Kebudayaan Sungai Indus tidak hanya memberikan wawasan tentang
peradaban kuno yang kaya dan maju, tetapi juga relevan untuk memahami kompleksitas

1
kehidupan manusia dan adaptasi terhadap lingkungan alam. Dengan demikian, penelitian dan
eksplorasi lebih lanjut tentang peradaban ini menjadi penting untuk menerangi masa lalu dan
memberikan pandangan yang lebih kaya tentang perjalanan manusia dalam sejarah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Letak Geografis dan Kondisi Alam


2. Perkembangan Kebudayaan
3. Karakteristik berdasarkan 7 unsur kebudayaan
4. Pengaruh terhadap budaya lain

1.3 Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui bagaimana letak geografis dan kondisi alam Lembah Indus
2. Untuk mengetahui perkembangan kebudayaan di Lembah Indus
3. Untuk mengetahui apa saja karakteristik berdasrkan 7 unsur kebudayaan
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Lembah Indus terhadap budaya lain

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Letak Geografis & Kondisi Alam

Sungai Sindhu atau Indus adalah jalur air


utama di Asia Selatan yang memiliki panjang lebih
dari 2.000 mil dan mengalir ke selatan dari Gunung
Kailash di Tibet hingga ke Laut Arab di Karachi,
Pakistan. Sindhu juga merupakan sungai terpanjang
di Pakistan dan melewati barat laut India serta
wilayah Tibet di Cina dan Pakistan. Kelima sungai
yang termasuk dalam sistem sungai Punjab, yaitu
Jhelum, Chenab, Ravi, Beas, dan Sutlej, akhirnya
mengalir ke Indus.

Lembah Indus adalah rumah bagi Peradaban Lembah Indus kuno, salah satu
peradaban tertua yang diketahui. Bukti praktik keagamaan ditemukan sekitar tahun 5500 SM
dan pertanian dimulai sekitar tahun 4000 SM. Kota-kota besar tumbuh di wilayah tersebut
sekitar tahun 2500 SM dan peradaban mencapai puncaknya antara tahun 2500 dan 2000 SM,
bersamaan dengan peradaban Babilonia dan Mesir.

Peradaban Lembah Indus memiliki rumah-rumah dengan sumur dan kamar mandi,
sistem drainase bawah tanah, sistem penulisan yang berkembang sepenuhnya, arsitektur yang
mengesankan, dan pusat kota yang terencana dengan baik. Dua kota besar, Harappa dan
Mohenjo-Daro, telah digali dan dieksplorasi. Banyak item yang terdapat tulisannya, namun
hingga saat ini tulisan tersebut belum diterjemahkan..

Peradaban Lembah Indus mengalami kemunduran pada sekitar tahun 1800 SM.
Perdagangan terhenti dan beberapa kota ditinggalkan. Alasan penurunan ini tidak jelas,
namun beberapa teori menyebutkan adanya banjir atau kekeringan. Bangsa Arya menyerang
Peradaban Lembah Indus sekitar tahun 1500 SM dan menetap di wilayah tersebut. Bahasa
dan budaya mereka membentuk bahasa dan budaya India dan Pakistan saat ini. Praktik
keagamaan Hindu mungkin juga berakar pada kepercayaan Arya.

3
2.2 Perkembangan Kebudayaan

Peradaban Lembah Indus ada di sepanjang Sungai Indus di Pakistan saat ini.
Peradaban Lembah Indus, sebuah peradaban kuno yang hidup antara 2800 SM dan 1800 SM
di sepanjang sungai Indus dan Ghaggar-Hakra di Pakistan saat ini dan India barat. Peradaban
ini kadang disebut Peradaban Lembah Indus/Harappa karena kota pertama yang digali
bernama Harappa, atau Peradaban Indus-Saraswati karena Sungai Saraswati mengalir
melaluinya mungkin pada akhir tahun 1900an SM.Masu. BC telah mengering. Konsentrasi
terbesar Lembah Indus berada di sebelah timur Sungai Indus, dekat daerah aliran Sungai
Saraswati kuno. Kemunculan peradaban Harappa terjadi lebih awal dari peradaban Weda,
dimana pada saat itu bangsa Arya belum mencapai India. Saat itu tahun 2500 SM. SM, ketika
Trojan membangun kota-kota megah seperti Harappa dan Mohenjondaro di lembah sungai
India. 1500 SM Pada abad ke-4 SM, suku Arya menyerbu tanah India kuno. Bangsa pertama
yang mendirikan peradaban Mohenjo-Daro dan Harappa diyakini adalah bangsa Dravida.
Bangsa Dravida adalah ras Australoid dengan bibir tebal, kulit gelap, hidung pesek, tubuh
kuat, dan rambut keriting. Mereka menetap di Lembah Indus dan hidup dengan bercocok
tanam sesuai kondisi alam di sekitar lembah subur yang dilintasi sungai.Secara bertahap,
Lembah Indus menjadi padat penduduk, dengan perkiraan populasi 30.000 hingga 40.000
orang.Populasi ini dibagi menjadi wilayah administratif dan perkotaan.

Wilayah administratifnya merupakan kawasan pemukiman, dengan perumahan padat


penduduk, persimpangan jalan, dan toko-toko penjual gerabah di kedua sisi jalan.Kawasan
perkotaan kini menjadi kawasan pusat pemerintahan. Penghuninya adalah raja dan pemimpin
lainnya serta keluarganya. Terdapat pagar besar yang tinggi antara kawasan pemukiman dan
kawasan pemerintahan, dilengkapi dengan menara dan sistem saluran air bawah tanah.Bangsa
Dravida akhirnya dikalahkan oleh bangsa Arya. Bangsa Arya adalah negeri tempat
berkembang biaknya bangsa-bangsa yang terus bermigrasi.Setelah berhasil mengalahkan
bangsa Dravida di Lembah Indus dan menguasai wilayah subur tersebut, mereka akhirnya
menetap. Mereka kemudian menduduki Lembah Gangga dan mengembangkan lebih lanjut
kebudayaan mereka. Percampuran kebudayaan Arya dan kebudayaan Dravida disebut
kebudayaan Hindu.Perkembangan sistem pemerintahan di wilayah DAS Gangga merupakan
kelanjutan dari sistem pemerintahan daerah di wilayah DAS Indus. Jatuhnya kerajaan Moor
menjerumuskan kerajaan tersebut ke dalam kekacauan karena pecah perang antara kerajaan-
kerajaan kecil yang ingin merebut kekuasaan. Setelah pemerintahan baru terbentuk, situasi
kisruh mulai tenang kembali. Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain kerajaan Gupta dan
Harsha.

2.3 Karakteristik Berdasarkan 7 Unsur Kebudayaan

a) Teknologi

Masyarakat lembah Hindus memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi.
Mereka mengenal cara membuat pakaian dari kapas dan wol, perhiasan dari emas, perak, dan

4
batu berharga, serta bermacam-macam perkakas rumah tangga. Mereka juga mampu
membuat alat-alat senjata seperti panah, tombak, kapak, belati, dan alat-alat dari perunggu.
Teknologi yang mereka miliki terlihat pada teknik pembangunan tata kota Mohenjo-Daro dan
Harrappa yang teratur dan berencana.1

b) Kepercayaan

Sistem kepercayaan masyarakat lembah Sungai Indus berkaitan dengan lingkungan


geografis tempat tinggalnya, seperti halnya dengan Mesir dan Mesopotamia. Kebudayaan
agraris yang dikembangkan oleh masyarakat lembah Sungai Indus melandasi kepercayaan
mereka akan kesuburan. Masyarakat lembah Sungai Indus sangat mengagungkan dan
memuja kesuburan, terbukti dengan ditemukannya patung "Dewi Ibu" yang dipercayai
sebagai perwujudan dari dewi kesuburan. Masyarakat lembah Sungai Indus menyembah
manusia berwajah tiga dan binatang yang banyak ditemukan dalam cap stempel. Cap stempel
manusia berkepala tiga ini diduga sebagai dewa utama mereka yang kemudian menjadi Dewa
Syiwa dalam agama Hindu.

c) Bahasa

Masyarakat Mohenjodarro dan Harappa memiliki sistem aksara sendiri yang


didokumentasikan melalui media tanah liat dan dikenal sebagai piktogram. Namun,
pemahaman yang baik dari aksara ini belum ditemukan. Di India terdapat berbagai bahasa,
termasuk bahasa Munda, bahasa Dravida, bahasa Indo-Jerman, dan bahasa Hindustani.
Mempelajari bahasa Sanskerta dapat membantu memahami sejarah bangsa Indonesia pada
masa lalu dan pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha pada masyarakat Indonesia. William
Jones berpendapat bahwa bahasa Sanskerta merupakan bahasa serumpun dengan bahasa
Parsi, Germania, dan Kelt.

d) Sistem Mata Pencaharian dan Ekonomi

Masyarakat lembah Sungai Indus memiliki mata pencaharian yang beragam, dengan
pertanian sebagai peran penting. Mereka menanam gandum, katun, padi, sayuran, buah-
buahan dan beternak sapi, kerbau, domba dan babi. Selain itu, perdagangan juga merupakan
aspek penting dalam perekonomian mereka. Mereka dapat melakukan perdagangan dengan
bangsa lain terutama dengan penduduk Mesopotamia. Barang dagangan yang diperjual-
belikan adalah barang-barang dari perunggu dan tembaga, bejana dari perak dan emas serta
perhiasan dari kulit dan gading.

Kemajuan teknik ditunjukkan oleh roda untuk membuat barang pecah belah,
pembakaran batu-batu, pencetakan dan pengolahan logam. Sistem perekonomian masyarakat
lembah Sungai Indus sangat bergantung pada pengolahan lahan pertanian di sekitar sungai.
Kelebihan hasil pertanian membuat mereka dapat melakukan perdagangan dengan bangsa
lain terutama dengan penduduk Mesopotamia. Materai-materai yang ditemukan berkaitan

4
Laman Onlie Zikri Fadila. Peradaban Lembah Indus.
https://zikrifadila.wordpress.com/2016/10/26/peradaban-lembah-hindus/ diakses pada tanggal 10 Februari
2024

5
dengan dunia perdagangan. Rakyat lembah Indus tidak hanya berdagang dengan bagian lain
wilayah India tetapi juga dengan negara-negara Asia lain seperti Bangsa Sumeria. Dari
perdagangan itu didatangkan timah, tembaga dan batu mulia dari luar India.

e) Kesenian

Materai dengan gambar menunjukkan seni tinggi. Di Harappa, ditemukan potongan


batu yang dipahat.2

f) Organisasi Kemasyarakatan

Pada kota Mohenjodaro dan Harappa ditemukan benteng yang mengelilingi kedua
kota tersebut. Kota Harappa dikelilingi benteng sepanjang 450 meter dan di sekitar benteng
tersebut dibangun barak-barak untuk tempat tinggal para pasukan. Di dekat barak-barak
tersebut dibangun lumbung-lumbung tempat menyimpan hasil pertanian dengan ukuran
panjang 15 meter dan lebar 6 meter. Para ahli menduga bahwa peradaban lembah Sungai
Indus telah menjalankan sistem pemerintahan yang bersifat theokrasi, dimana tiap kota
dipimpin oleh pendeta yang berkuasa secara mutlak.3

Kondisi kehidupan perpolitikan pada masa transisi (pasca Harappa hingga masa
Arya), tampaknya mulai terganggu dengan menyusutnya penduduk yang tinggal di kawasan
Lembah Indus selama paruh kedua millenium II SM. Hal ini bisa terjadi karena diasumsikan
tingkat peradaban bangsa Arya yang masih dalam tahap mengembara, belum mampu
melanjutkan kepemimpinan masyarakat Indus yang relatif lebih maju, dilihat dari dasar
kualitas peninggalan kebudayaan yang mereka tinggalkan.

Kota dibagi menjadi dua bagian yaitu kota pemerintahan dan kota administratif. Kota
administratif adalah daerah pemukiman, tempat tinggal yang padat dan jalan raya yang silang
menyilang, kedua sisi jalan banyak sekali toko serta pembuatan barang-barang tembikar.
Kota pemerintahan adalah wilayah istana kerajaan dengan fondasi bangunan yang luas
membuat jarak terhadap penduduk, pagar tembok yang tinggi besar disekeliling dan menara
gedung mencerminkan kewibawaan Raja.

g) Sistem Pengetahuan

Lembah Sungai Indus memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dilihat
dari peninggalan budaya seperti materai tanah liat dengan tulisan piktograf. Namun, tulisan
tersebut belum bisa dibaca sehingga misteri di baliknya belum terungkap.4

2
Laman Onlie Zikri Fadila. Peradaban Lembah Indus.
https://zikrifadila.wordpress.com/2016/10/26/peradaban-lembah-hindus/ diakses pada tanggal 10 Februari
2024
3
Laman Onlie Zikri Fadila. Peradaban Lembah Indus.
https://zikrifadila.wordpress.com/2016/10/26/peradaban-lembah-hindus/ diakses pada tanggal 10 Februari
2024
4
Laman Onlie Zikri Fadila. Peradaban Lembah Indus.
https://zikrifadila.wordpress.com/2016/10/26/peradaban-lembah-hindus/ diakses pada tanggal 10 Februari
2024

6
Bangsa Dravida di Lembah Sungai Indus mampu menghasilkan berbagai perkakas
rumah tangga dan senjata dari logam dan batu, serta perhiasan emas dan perak. Ditemukan
juga tulisan dan huruf piktograf, namun belum bisa terbaca hingga saat ini.

2.4 Pengaruh Terhadap Budaya Lain

Sebelum kedatangan bangsa Arya ke Asia Selatan, telah ada sebuah peradaban yang
cukup tinggi pada saat itu berkembang di Lembah Sungai Indus. Peradaban tersebut
berkembang kurang lebih pada tahun 3000 hingga 2500 SM. Hasil penggalian yang
dilakukan pada reruntuhan kota kuno Mahenjo Daro dan Harappa oleh Departemen
Purbakala India pada tahun 1922 membuktikan hal tersebut. Di dua tempat tersebut,
masyarakat banyak menemukan benda-benda purbakala yang merupakan peninggalan zaman
dahulu kala.

Kebudayaan ini diberi nama “Kebudayaan Mahenjo Daro dan Harappa”, pemberian
tersebut tak lepas karena letaknya di sekitar Sungai Indus maka disebut “Kebudayaan
Lembah Indus”. Peradaban Lembah Indus memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
terbentuknya kebudayaan Hindu di India. Hal ini terjadi melalui akulturasi dengan budaya
Arya. Misalnya saja penemuan patung mirip Siwa yang menurut kepercayaan Hindu
merupakan dewa tertinggi, menunjukkan adanya pengaruh kepercayaan Dravida terhadap
agama Hindu.

Selain itu pada saat yang hampir bersamaan muncullah kebudayaan baru, yaitu
Budha. Agama Budha mulai menyebar di masyarakat India setelah Sidharta Gautama
mencapai tahap menjadi sang Budha. Peradaban sungai Gangga meninggalkan beberapa
bentuk kebudayaan yang tinggi seperti kesusastraan, senipahat, dan seni patung. Penting
diketahui bahwa salah satu hasil peradaban yang tinggi dan lahir di lembah sungai Gangga
adalah agama Hindu dan Budha. Kedua agama tersebut menjadi sumber inspirasi munculnya
beberapa kerajaan terkemuka. Salah satunya adalah kerajaan Gupta yang didirikan oleh raja
Candragupta I (320-330 M). Kerajaan ini terletak di kota Ayodhia sebagai ibu kota kerajaan
dan lembah sungai Gangga sebagai pusat pemerintahan.

Di Indonesia, peradaban lembah sungai meninggalkan berbagai macam peninggalan.


Akan tetapi kedatangannya di Indonesia setelah mengalami evolusi di beberapa daerah di
India. Adapun jejak-jejaknya di Indonesia berupa tradisi pemujaan Siwa, lingga, tumbuh-
tumbuhan dan binatang, yang ada kaitannya dengan aspek kesuburan, dan masih hidup
sampai sekarang di Bali. Perlu diingat, aspek-aspek yang berkaitan dengan aspek kesuburan,
jumlah tinggalannya cukup banyak dari peradaban lembah sungai Indus.

Arca-arca Indonesia lainnya terutama yang berasal dari Jawa Tengah, Abad VIII-X,
mendapat pengaruh dari kesenian Gupta, India Utara. Gupta adalah nama dinasti di India

7
yang berkuasa di daerah tersebut sekitar abad IV-VI.5 Akan tetapi anasir-anasir seninya
berkembang melewati batas wilayah dan zaman. Selain seni arca, seni arsitektur Indonesia
juga mendapat pengaruh dari berbagai daerah di India. Pertama-tama coba dilihat candi-candi
di pegunungan Dieng, Jawa Tengah Utara. Disini ada beberapa candi, nama-nama candi
memakai nama pewayangan seperti Candi Arjuna, Candi Drupadi, Candi Bima dan lain
sebagainya. Di India Selatan, di Mamallapuran, candicandinya memakai nama pewayangan.
Yang menarik, bukan karena memakai nama yang sama tetapi karena langgam arsitekturnya.
Ambil contoh candi Arjuna dari Dieng. Struktur atap candi ini datar tapi berteras, makin ke
atas mengecil, dan mempermainkan garis-garis horizontal. Menurut Kempers (1959:32),
struktur atap Candi Arjuna menunjukkan struktur atap kuil-kuil India Selatan. Candi lainnya
dari Dieng, yang juga menarik dipaparkan adalah Candi Bima. Denah candi berukuran
4,93x4,43 meter; yang menarik dari candi ini adalah bentuk atapnya. Atap candi
memperlihatkan campuran atap kuil India Utara dan Selatan.

5
I Wayan Redig. Peradaban Sungai Sindhu dan Keberadaannya di Indonesia.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/b0076bce7fb250a645bc92e34f2cfa5e.pdf. Diakses
pada 10 Februari 2024

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam eksplorasi mendalam tentang Kebudayaan Sungai Indus, kita telah


mengungkap lapisan-lapisan kompleks dari peradaban kuno yang berkembang di lembah
sungai yang subur ini. Melalui penelitian arkeologis yang teliti, kita dapat memahami bahwa
kebudayaan ini memiliki struktur sosial yang terorganisir dengan baik, didukung oleh sistem
peradilan yang maju dan ekonomi yang beragam. Perdagangan yang luas dengan budaya lain
di wilayah tersebut dan bahkan hingga ke daerah yang lebih jauh menandakan jaringan
komunikasi yang kuat dan interaksi budaya yang produktif. Salah satu aspek yang paling
menarik dari Kebudayaan Sungai Indus adalah sistem perencanaan perkotaannya yang
canggih, dengan jalan yang teratur, sistem drainase yang efisien, dan bangunan-bangunan
yang megah. Ini menunjukkan tingkat pemikiran teknis dan administratif yang tinggi di
antara penduduknya. Namun, meskipun kemajuan ini, masih banyak misteri yang
mengelilingi kebudayaan ini, termasuk tulisan mereka yang belum terpecahkan dan hilangnya
informasi tentang kejatuhan mereka.

Di samping itu, aspek agama dan kepercayaan dalam kebudayaan ini memberikan
wawasan yang menarik tentang pandangan dunia mereka. Praktik-praktik keagamaan yang
bervariasi, seperti pengorbanan, penyembahan dewa-dewi tertentu, dan penggunaan simbol-
simbol keagamaan, menunjukkan kompleksitas spiritualitas mereka dan keterhubungannya
dengan alam sekitar.

Kesimpulannya, Kebudayaan Sungai Indus merupakan bagian integral dari sejarah


manusia yang patut dipelajari dan dihormati. Melalui penelitian lebih lanjut dan upaya
pelestarian, kita dapat terus menggali pengetahuan baru tentang masa lalu kita dan
memperkaya pemahaman tentang kompleksitas budaya manusia. Dengan menghargai
warisan mereka, kita juga dapat memperluas pandangan kita tentang nilai keberagaman
budaya di seluruh dunia, serta merangsang pertumbuhan pengetahuan dan penghargaan
terhadap peradaban kuno.

9
3.2 Saran

Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber
dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Nurlidiawati. 2014. Sungai Sebagai Wadah Awal Munculnyaa Peradaban Umat Manusia.
Jurnal: Rihlah. 1(2). 93-103. Diakses pada 10 Februari 2024, dari https://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/rihlah/article/view/1349/1302

Idedhyana, Ida Bagus & I Gusti Agung Bagus Suryada. 2009. Serpihan Teori Arsitektur India
Purba. Dinamika Kebudayaan. XI(2). 73-82

Hasibuan, Darma Syahputra. 2022. Peradaban Pra Islam dan Pengaruhnya Terhadap
Pendidikan Islam. Edu-Riligia: Jurnal Kajian Pendidikan Islam dan Keagamaan. 6(3).
286-302

Fadila, Zikri. Peradaban Lembah Hindus. Laman Online. Diakses pada 10 Februari 2024,
dari https://zikrifadila.wordpress.com/2016/10/26/peradaban-lembah-hindus/

Redig, I Wayan. Peradaban Lembah Sungai Sindhu dan Keberadaanya di Indonesia. Diakses
pada 10 Februari 2024, dari
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/b0076bce7fb250a645bc92e34
f2cfa5e.pdf

Phalgunadi, MA, Prof. Dr.Litt. I Gusti Putu.2010. Sekilas Sejarah Evolusi Agama Hindu. Denpasar :
Magister (S2) Ilmu Agama dan Kebudayaan Universitas Hindu Indonesia

Kusmarni, Y. (2012). Mengupas Dinamika Peradaban Lembah Sungai Indus dalam Pendidikan
Sejarah Untuk Manusia dan Kemanusiaan. Jakarta: Bee Media Indonesia

Syamsul Dwi Maarif. 9 Juli 2021. “Peninggalan & Hasil Kebudayaan Peradaban Lembah Sungai
Indus”

11

Anda mungkin juga menyukai