Disusun oleh :
Kelompok 1
Andini Putri (22046077)
Emilandinis Anantha (22046094)
Rifki Ifdal ( 22046055)
Siti Khaerun Nissa (22046143)
Dosen pengampu:
DEPARTEMEN SEJARAH
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Nikmat serta Hidayah
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini sesuai dengan waktu yang direncanakan sebagai tugas kelompok Sejarah Kebudayaan.
Shalawat serta salam juga disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi
umat manusia. Kami mengambil judul Kebudayaan Lembah Indus, makalah ini membahas
tentang bagaimana bentuk kebudayaan yang ada dan berkembang di Lembah Indus.
Penulisan makalah ini, tidak terlepas dari bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak
terutama Dosen Pengampu mata kuliah Sejarah Kebudayaan yaitu Bapak Abdul Salam S.Ag,
M. Hum.
Dalam bentuk fikiran, materi ataupun motivasi sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Dalam penulisan makalah ini, kami mengakui bahwa masih
terdapat banyak kekurangan yang perlu disempurnakan. Atas dasar itu kami mengharapkan
saran serta kritikan yang membangun untuk penyempurnan makalah ini. Selanjutnya kami
berharap makalah ini memberikan nilai dan manfaat untuk peningkatan pengetahuan kita
semua.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Peradaban ini pertama kali ditemukan pada awal abad ke-20 oleh arkeolog Sir John
Marshall, yang menemukan reruntuhan kota-kota kuno seperti Harappa dan Mohenjo-Daro.
Temuan ini mengungkapkan struktur kota yang terorganisir dengan baik, dengan jaringan
jalan yang teratur, sistem drainase yang canggih, dan bangunan-bangunan yang megah.
Selain itu, tembikar dan artefak lainnya menunjukkan tingkat keahlian tinggi dalam seni dan
kerajinan. Salah satu ciri khas yang menonjol dari Kebudayaan Sungai Indus adalah sistem
sanitasi yang maju. Kota-kota seperti Mohenjo-Daro memiliki saluran pembuangan air yang
rumit dan fasilitas publik yang dirancang untuk membuang limbah secara efisien. Hal ini
menunjukkan pemahaman yang maju tentang kebersihan lingkungan dan kesehatan
masyarakat pada masa itu. Meskipun banyak kemajuan yang dicapai, masih banyak misteri
yang mengelilingi peradaban ini. Salah satunya adalah sistem tulisan mereka yang belum
dapat dipahami sepenuhnya. Meskipun ada upaya untuk memecahkan kode ini, masih belum
ada pemahaman yang pasti tentang bahasa yang digunakan oleh orang-orang Sungai Indus.
Selain itu, pertanyaan tentang apa yang menyebabkan akhir mendadak dari peradaban ini
tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan.
1
kehidupan manusia dan adaptasi terhadap lingkungan alam. Dengan demikian, penelitian dan
eksplorasi lebih lanjut tentang peradaban ini menjadi penting untuk menerangi masa lalu dan
memberikan pandangan yang lebih kaya tentang perjalanan manusia dalam sejarah.
1. Untuk mengetahui bagaimana letak geografis dan kondisi alam Lembah Indus
2. Untuk mengetahui perkembangan kebudayaan di Lembah Indus
3. Untuk mengetahui apa saja karakteristik berdasrkan 7 unsur kebudayaan
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Lembah Indus terhadap budaya lain
2
BAB II
PEMBAHASAN
Lembah Indus adalah rumah bagi Peradaban Lembah Indus kuno, salah satu
peradaban tertua yang diketahui. Bukti praktik keagamaan ditemukan sekitar tahun 5500 SM
dan pertanian dimulai sekitar tahun 4000 SM. Kota-kota besar tumbuh di wilayah tersebut
sekitar tahun 2500 SM dan peradaban mencapai puncaknya antara tahun 2500 dan 2000 SM,
bersamaan dengan peradaban Babilonia dan Mesir.
Peradaban Lembah Indus memiliki rumah-rumah dengan sumur dan kamar mandi,
sistem drainase bawah tanah, sistem penulisan yang berkembang sepenuhnya, arsitektur yang
mengesankan, dan pusat kota yang terencana dengan baik. Dua kota besar, Harappa dan
Mohenjo-Daro, telah digali dan dieksplorasi. Banyak item yang terdapat tulisannya, namun
hingga saat ini tulisan tersebut belum diterjemahkan..
Peradaban Lembah Indus mengalami kemunduran pada sekitar tahun 1800 SM.
Perdagangan terhenti dan beberapa kota ditinggalkan. Alasan penurunan ini tidak jelas,
namun beberapa teori menyebutkan adanya banjir atau kekeringan. Bangsa Arya menyerang
Peradaban Lembah Indus sekitar tahun 1500 SM dan menetap di wilayah tersebut. Bahasa
dan budaya mereka membentuk bahasa dan budaya India dan Pakistan saat ini. Praktik
keagamaan Hindu mungkin juga berakar pada kepercayaan Arya.
3
2.2 Perkembangan Kebudayaan
Peradaban Lembah Indus ada di sepanjang Sungai Indus di Pakistan saat ini.
Peradaban Lembah Indus, sebuah peradaban kuno yang hidup antara 2800 SM dan 1800 SM
di sepanjang sungai Indus dan Ghaggar-Hakra di Pakistan saat ini dan India barat. Peradaban
ini kadang disebut Peradaban Lembah Indus/Harappa karena kota pertama yang digali
bernama Harappa, atau Peradaban Indus-Saraswati karena Sungai Saraswati mengalir
melaluinya mungkin pada akhir tahun 1900an SM.Masu. BC telah mengering. Konsentrasi
terbesar Lembah Indus berada di sebelah timur Sungai Indus, dekat daerah aliran Sungai
Saraswati kuno. Kemunculan peradaban Harappa terjadi lebih awal dari peradaban Weda,
dimana pada saat itu bangsa Arya belum mencapai India. Saat itu tahun 2500 SM. SM, ketika
Trojan membangun kota-kota megah seperti Harappa dan Mohenjondaro di lembah sungai
India. 1500 SM Pada abad ke-4 SM, suku Arya menyerbu tanah India kuno. Bangsa pertama
yang mendirikan peradaban Mohenjo-Daro dan Harappa diyakini adalah bangsa Dravida.
Bangsa Dravida adalah ras Australoid dengan bibir tebal, kulit gelap, hidung pesek, tubuh
kuat, dan rambut keriting. Mereka menetap di Lembah Indus dan hidup dengan bercocok
tanam sesuai kondisi alam di sekitar lembah subur yang dilintasi sungai.Secara bertahap,
Lembah Indus menjadi padat penduduk, dengan perkiraan populasi 30.000 hingga 40.000
orang.Populasi ini dibagi menjadi wilayah administratif dan perkotaan.
a) Teknologi
Masyarakat lembah Hindus memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi.
Mereka mengenal cara membuat pakaian dari kapas dan wol, perhiasan dari emas, perak, dan
4
batu berharga, serta bermacam-macam perkakas rumah tangga. Mereka juga mampu
membuat alat-alat senjata seperti panah, tombak, kapak, belati, dan alat-alat dari perunggu.
Teknologi yang mereka miliki terlihat pada teknik pembangunan tata kota Mohenjo-Daro dan
Harrappa yang teratur dan berencana.1
b) Kepercayaan
c) Bahasa
Masyarakat lembah Sungai Indus memiliki mata pencaharian yang beragam, dengan
pertanian sebagai peran penting. Mereka menanam gandum, katun, padi, sayuran, buah-
buahan dan beternak sapi, kerbau, domba dan babi. Selain itu, perdagangan juga merupakan
aspek penting dalam perekonomian mereka. Mereka dapat melakukan perdagangan dengan
bangsa lain terutama dengan penduduk Mesopotamia. Barang dagangan yang diperjual-
belikan adalah barang-barang dari perunggu dan tembaga, bejana dari perak dan emas serta
perhiasan dari kulit dan gading.
Kemajuan teknik ditunjukkan oleh roda untuk membuat barang pecah belah,
pembakaran batu-batu, pencetakan dan pengolahan logam. Sistem perekonomian masyarakat
lembah Sungai Indus sangat bergantung pada pengolahan lahan pertanian di sekitar sungai.
Kelebihan hasil pertanian membuat mereka dapat melakukan perdagangan dengan bangsa
lain terutama dengan penduduk Mesopotamia. Materai-materai yang ditemukan berkaitan
4
Laman Onlie Zikri Fadila. Peradaban Lembah Indus.
https://zikrifadila.wordpress.com/2016/10/26/peradaban-lembah-hindus/ diakses pada tanggal 10 Februari
2024
5
dengan dunia perdagangan. Rakyat lembah Indus tidak hanya berdagang dengan bagian lain
wilayah India tetapi juga dengan negara-negara Asia lain seperti Bangsa Sumeria. Dari
perdagangan itu didatangkan timah, tembaga dan batu mulia dari luar India.
e) Kesenian
f) Organisasi Kemasyarakatan
Pada kota Mohenjodaro dan Harappa ditemukan benteng yang mengelilingi kedua
kota tersebut. Kota Harappa dikelilingi benteng sepanjang 450 meter dan di sekitar benteng
tersebut dibangun barak-barak untuk tempat tinggal para pasukan. Di dekat barak-barak
tersebut dibangun lumbung-lumbung tempat menyimpan hasil pertanian dengan ukuran
panjang 15 meter dan lebar 6 meter. Para ahli menduga bahwa peradaban lembah Sungai
Indus telah menjalankan sistem pemerintahan yang bersifat theokrasi, dimana tiap kota
dipimpin oleh pendeta yang berkuasa secara mutlak.3
Kondisi kehidupan perpolitikan pada masa transisi (pasca Harappa hingga masa
Arya), tampaknya mulai terganggu dengan menyusutnya penduduk yang tinggal di kawasan
Lembah Indus selama paruh kedua millenium II SM. Hal ini bisa terjadi karena diasumsikan
tingkat peradaban bangsa Arya yang masih dalam tahap mengembara, belum mampu
melanjutkan kepemimpinan masyarakat Indus yang relatif lebih maju, dilihat dari dasar
kualitas peninggalan kebudayaan yang mereka tinggalkan.
Kota dibagi menjadi dua bagian yaitu kota pemerintahan dan kota administratif. Kota
administratif adalah daerah pemukiman, tempat tinggal yang padat dan jalan raya yang silang
menyilang, kedua sisi jalan banyak sekali toko serta pembuatan barang-barang tembikar.
Kota pemerintahan adalah wilayah istana kerajaan dengan fondasi bangunan yang luas
membuat jarak terhadap penduduk, pagar tembok yang tinggi besar disekeliling dan menara
gedung mencerminkan kewibawaan Raja.
g) Sistem Pengetahuan
Lembah Sungai Indus memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dilihat
dari peninggalan budaya seperti materai tanah liat dengan tulisan piktograf. Namun, tulisan
tersebut belum bisa dibaca sehingga misteri di baliknya belum terungkap.4
2
Laman Onlie Zikri Fadila. Peradaban Lembah Indus.
https://zikrifadila.wordpress.com/2016/10/26/peradaban-lembah-hindus/ diakses pada tanggal 10 Februari
2024
3
Laman Onlie Zikri Fadila. Peradaban Lembah Indus.
https://zikrifadila.wordpress.com/2016/10/26/peradaban-lembah-hindus/ diakses pada tanggal 10 Februari
2024
4
Laman Onlie Zikri Fadila. Peradaban Lembah Indus.
https://zikrifadila.wordpress.com/2016/10/26/peradaban-lembah-hindus/ diakses pada tanggal 10 Februari
2024
6
Bangsa Dravida di Lembah Sungai Indus mampu menghasilkan berbagai perkakas
rumah tangga dan senjata dari logam dan batu, serta perhiasan emas dan perak. Ditemukan
juga tulisan dan huruf piktograf, namun belum bisa terbaca hingga saat ini.
Sebelum kedatangan bangsa Arya ke Asia Selatan, telah ada sebuah peradaban yang
cukup tinggi pada saat itu berkembang di Lembah Sungai Indus. Peradaban tersebut
berkembang kurang lebih pada tahun 3000 hingga 2500 SM. Hasil penggalian yang
dilakukan pada reruntuhan kota kuno Mahenjo Daro dan Harappa oleh Departemen
Purbakala India pada tahun 1922 membuktikan hal tersebut. Di dua tempat tersebut,
masyarakat banyak menemukan benda-benda purbakala yang merupakan peninggalan zaman
dahulu kala.
Kebudayaan ini diberi nama “Kebudayaan Mahenjo Daro dan Harappa”, pemberian
tersebut tak lepas karena letaknya di sekitar Sungai Indus maka disebut “Kebudayaan
Lembah Indus”. Peradaban Lembah Indus memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
terbentuknya kebudayaan Hindu di India. Hal ini terjadi melalui akulturasi dengan budaya
Arya. Misalnya saja penemuan patung mirip Siwa yang menurut kepercayaan Hindu
merupakan dewa tertinggi, menunjukkan adanya pengaruh kepercayaan Dravida terhadap
agama Hindu.
Selain itu pada saat yang hampir bersamaan muncullah kebudayaan baru, yaitu
Budha. Agama Budha mulai menyebar di masyarakat India setelah Sidharta Gautama
mencapai tahap menjadi sang Budha. Peradaban sungai Gangga meninggalkan beberapa
bentuk kebudayaan yang tinggi seperti kesusastraan, senipahat, dan seni patung. Penting
diketahui bahwa salah satu hasil peradaban yang tinggi dan lahir di lembah sungai Gangga
adalah agama Hindu dan Budha. Kedua agama tersebut menjadi sumber inspirasi munculnya
beberapa kerajaan terkemuka. Salah satunya adalah kerajaan Gupta yang didirikan oleh raja
Candragupta I (320-330 M). Kerajaan ini terletak di kota Ayodhia sebagai ibu kota kerajaan
dan lembah sungai Gangga sebagai pusat pemerintahan.
Arca-arca Indonesia lainnya terutama yang berasal dari Jawa Tengah, Abad VIII-X,
mendapat pengaruh dari kesenian Gupta, India Utara. Gupta adalah nama dinasti di India
7
yang berkuasa di daerah tersebut sekitar abad IV-VI.5 Akan tetapi anasir-anasir seninya
berkembang melewati batas wilayah dan zaman. Selain seni arca, seni arsitektur Indonesia
juga mendapat pengaruh dari berbagai daerah di India. Pertama-tama coba dilihat candi-candi
di pegunungan Dieng, Jawa Tengah Utara. Disini ada beberapa candi, nama-nama candi
memakai nama pewayangan seperti Candi Arjuna, Candi Drupadi, Candi Bima dan lain
sebagainya. Di India Selatan, di Mamallapuran, candicandinya memakai nama pewayangan.
Yang menarik, bukan karena memakai nama yang sama tetapi karena langgam arsitekturnya.
Ambil contoh candi Arjuna dari Dieng. Struktur atap candi ini datar tapi berteras, makin ke
atas mengecil, dan mempermainkan garis-garis horizontal. Menurut Kempers (1959:32),
struktur atap Candi Arjuna menunjukkan struktur atap kuil-kuil India Selatan. Candi lainnya
dari Dieng, yang juga menarik dipaparkan adalah Candi Bima. Denah candi berukuran
4,93x4,43 meter; yang menarik dari candi ini adalah bentuk atapnya. Atap candi
memperlihatkan campuran atap kuil India Utara dan Selatan.
5
I Wayan Redig. Peradaban Sungai Sindhu dan Keberadaannya di Indonesia.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/b0076bce7fb250a645bc92e34f2cfa5e.pdf. Diakses
pada 10 Februari 2024
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di samping itu, aspek agama dan kepercayaan dalam kebudayaan ini memberikan
wawasan yang menarik tentang pandangan dunia mereka. Praktik-praktik keagamaan yang
bervariasi, seperti pengorbanan, penyembahan dewa-dewi tertentu, dan penggunaan simbol-
simbol keagamaan, menunjukkan kompleksitas spiritualitas mereka dan keterhubungannya
dengan alam sekitar.
9
3.2 Saran
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber
dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
Nurlidiawati. 2014. Sungai Sebagai Wadah Awal Munculnyaa Peradaban Umat Manusia.
Jurnal: Rihlah. 1(2). 93-103. Diakses pada 10 Februari 2024, dari https://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/rihlah/article/view/1349/1302
Idedhyana, Ida Bagus & I Gusti Agung Bagus Suryada. 2009. Serpihan Teori Arsitektur India
Purba. Dinamika Kebudayaan. XI(2). 73-82
Hasibuan, Darma Syahputra. 2022. Peradaban Pra Islam dan Pengaruhnya Terhadap
Pendidikan Islam. Edu-Riligia: Jurnal Kajian Pendidikan Islam dan Keagamaan. 6(3).
286-302
Fadila, Zikri. Peradaban Lembah Hindus. Laman Online. Diakses pada 10 Februari 2024,
dari https://zikrifadila.wordpress.com/2016/10/26/peradaban-lembah-hindus/
Redig, I Wayan. Peradaban Lembah Sungai Sindhu dan Keberadaanya di Indonesia. Diakses
pada 10 Februari 2024, dari
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/b0076bce7fb250a645bc92e34
f2cfa5e.pdf
Phalgunadi, MA, Prof. Dr.Litt. I Gusti Putu.2010. Sekilas Sejarah Evolusi Agama Hindu. Denpasar :
Magister (S2) Ilmu Agama dan Kebudayaan Universitas Hindu Indonesia
Kusmarni, Y. (2012). Mengupas Dinamika Peradaban Lembah Sungai Indus dalam Pendidikan
Sejarah Untuk Manusia dan Kemanusiaan. Jakarta: Bee Media Indonesia
Syamsul Dwi Maarif. 9 Juli 2021. “Peninggalan & Hasil Kebudayaan Peradaban Lembah Sungai
Indus”
11