Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ASIA SELATAN ZAMAN KUNO


“Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Asia
Selatan”
Dosen Pengampuh : Dra. Junarti, M.Hum
Ismail, S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh Kelas A:


Andi Muhamad Ikbal (A31120030)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Benua Asia merupakan benua yang paling luas di muka bumi ini.
Dengan luasnya itu, secara tidak langsung ada pembagian-pembagian
kawasan benua Asia yang terjadi. Pembagian itu didasarkan pada suku bangsa
atau negara yang berada didalamnya, dan juga disesuaikan pada letak
geografisnya. Secara umum kawasan wilayah Asia terbagi menjadi lima,
yaitu Asia Selatan, Asia Tengah, Asia Barat, Asia Timur, Asia Tenggara.
Asia Selatan merupakan satu kawasan Asia di antara empat
kawasan Asia lainnya. Di kawasan Asia Selatan ini terdapat berbagai negara-
negara. Ibrahim (2015:4) dalam bukunya Sejarah Negara-Negara di Kawasan
Asia Selatan mengatakan bahwa Wilayah Asia Selatan adalah wilayah yang
meliputi Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan, dan Sri
Langka. Luas Asia Selatan meliputi 10 persen wilayah Asia atau seluas
4.480.000 km². Namun, kawasan Asia Selatan mencakup 40 persen populasi
manusia di benua Asia.
Peradaban besar yang telah berdiri sejak lama di kawasan Asia
Selatan adalah peradaban bangsa India. Lembah sungai Indus menjadi pusat
peradabannya. Lembah sunga Indus pun merupakan pusat peradaban awal di
kawasan Asia Selatan (Ibrahim, 2015:6). Hasil penelitian dan penggalian
arkeologi menunjukkan bekqas-bekas sebuah kota besar yang tertimbun di
sekitar lembah sungai Indus. Peradaban kuno sungai Indus diperkirakan telah
ada sejak ±5.000 tahun yang lalu. Menurut Tom B. Jones dalam bukunya
From Tigris to the Tiber: An Introduction to Ancient History (Suwarno,
2018:18) mengatakan bahwa ada empat karakteristik peradaban kuno Lembah
Sungai Indus, yaitu:
1) Merupakan sebuah teokrasi (negara agama);
2) Memiliki stratifikasi sosial yang jelas;
3) Terdapat golongan pendeta;
4) Dalam bidang ekonomi, literatur dan lembaga pengetahuan telah ditata
dengan teratur.
Peradaban di lembah sungai Indus berkaitan langsung dengan
sejarah India kuno. Hal ini dikarenakan sejarah India kuno bermula di lembah
Sungai Indus. Begitupun sejarah kuno negara-negara lainnya di kawasan Asia
Selatan. Lembah Sungai Indus telah menarik berbagai suku bangsa untuk
menetap di kawasan subur tersebut. dari situlah lahir sebuah peradaban besar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana peradaban Lembah Sungai Indus sebagai sebagai peradaban
kuno di kawasan Asia Selatan?
2. Bagaimana sejarah India kuno?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengentahui negara-negara
Asia Selatan dan sejarah zaman kuno setiap negara.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peradaban Kuno Lembah Sungai Indus


Peradaban yang ada di lembah Sungai Indus ada peradaban awal
dan sangat maju di kawasan Asia Selatan. Peradaban sungai Indus menurut
beberapa ahli dikatan sejajar dengan peradaban lembah sungai Nil di Mesir
dan Peradaban lembah sungai Eufrat-Tigris di Mesopotamia. Pendukung
peradaban lembah Sungai Indus sampai saat ini masih belum bisa dipastikan.
Terdapat tiga pendapat mengenai pendukung peradaban Lembah Sungai
Indus, yaitu 1) orang-orang Sumeria; 2) orang-orang Dravida; dan 3) antara
Sumeria dan Dravida identik (Suwarno, 2018:20).
Bukti peradaban besar yang ada di lembah Sungai Indus adalah
bangunan-bangunan peninggalan yang tersisa. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penggalian para arkeolog dan kajian para sejarahwan berdasarkan sumber-
sumber sejarah. Para arkeolog menemukan puing-puing kota besar (big city)
di sekitar lembah Sungai Indus (Suwarno, 2018:20). Ditemukan bangunan-
bangunan kecil dan besar yang diduga sebagai rumah-rumah yang ditinggali
oleh penduduk pada masa itu. Gedung-gedung itu terbuat dari bata. Gedung-
gedung besar dilengkapi dengan dua atau lebih loteng, dengan lantai ubin,
serta halaman yang luas dan tangga-tangga kecil. Hampir setiap gedung
memiliki sumur, pipa saluran, dan kamar mandi. Sebuah bukti kemajuan
peradaban kuno yang luar biasa.
Gambaran kota besar besar berpenduduk padat dengan kebersihan
lingkungan dan kemewahan jelas terlihat pada peradaban Lembah Sungai
Indus ini. Ditemukan sebuah kolam besar (big bath), berupa alun-alun dengan
serambi-serambi dan ruanga-ruangan di semua sisinya, dengan kolam besar
ditengahnya dan dikelilingi pagar, serta air yang dialiri melalui pipa-pipa
besar (Suwarno, 2018:17). Semua kemegahan ini dirancang dengan teknik
arsitektur yang luar biasa tentunya.
Di lain sisi, Ibrahim (2018:6) mengatakan bahwa lembah Sungai
Indus merupakan peradaban awal di kawasan Asia Selatan dengan orang-
orang penghuni awalanya berasal dari Afrika sekitar 40.000 SM yang semula
bermukim di wilayah lembah Hindustan. Awalnya mereka datang dengan
kebudayaan manusia purba lainnya, yaitu pemburu dan pengumpul. Lalu,
sekitar 4.000 SM mulai bertani dan pada 2500 SM mulai tinggal di lembah
Sungai Indus. Di lembah Sungai Induslah mereka mulai mendirikan kota-kota
dan mengairi ladang dengan sistem irigasi.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa dalam penggalian
arkeolog, ditemukan banyak bangunan peninggalan dan memberikan
gambaran perkotaan yang maju. Lembah Sungai Indus digambarkan sebagai
sebuah tempat peradaban maju yang memiliki kota yang maju pula. Tetapi,
perlu dicatat, bahwa sebuah kota tak tentu akan berdiri begitu saja, atau
secara tiba-tiba ada. Begitupun dengan kota yang ada di peradaban lembah
Sungai Indus.
Menurut Ibrahim (2015:7), ada tren pemanasan berangsur yang
membuat perubahan di lembah Sungai Indus hingga berdirinya kota-kota.
Setiap tahun, semakin banyak orang pindah ke lembah seungai Indus dan
menetap di sana, karena kebutuhan akan makanan dan air di tempat
sebelumnya makin menipis dan terjadi persaingan untuk mendapatkannya.
Ketika mulai makin banyak orang yang pindah, orang-orang mulai
membangun kota-kota.
Peradaban lembah Sungai Indus dapat ditinjau melalui aspek
sosial, ekonomi, dan agama (Suwarno, 2018:18). Berikut identifikasinya:
1. Makanan. Makanan yaitu makanan utama penduduk lembah Sungai
Indus adalah gandum, serta daging seperti domba, babi, ikan, dan telur.
2. Baju dan perhiasan. Pakaian umum dibuat dari kain katun, dan kain wol
untuk pakaian penghangat. Perhiasan berupa gelang, cincin, dan kalung
digunakan baik pria maupun wanita.
3. Barang-barang rumah tangga. Barang-barang berupa kendi dari tembaga,
perak, dan poselin. Jarum dan sisir dibuat dari batu atau gading. Besi
belum ditemukan.
4. Domestikasi hewan. Sisa-sisa kerangka membuktikan adanya
domestikasi hewan berupa sapi jantan, kerbau, biri-biri, gajah, dan unta,
serta anjing. Untuk kuda belum di domestikasi.
5. Senjata-senjata perang. Senjata tembaga atau perunggu berupa kapak,
tombak, pisau belati, tongkat, busur, dan anak panah. Pedang dan baju
zirah belum ditemukan pada zaman ini.
6. Materai. Lebih dari 500 materai ditemukan yang terbuat dari lempengan
tanah liat yang dibakar dan ukurannya kecil. Bebrapa materai berisi
gambar hewan dan tulisan piktorial yang belum teruraikan.
7. Kesenian. Gambar-gambar dalam mataerai yang ditemukan menunjukkan
kesenian tingkat tinggi dari penduduk lembah Sungai Indus.
8. Perdagangan. Materai-materai yang ditemukan merupakan bukti adanya
kegiatan perdagangan, baik di dalam maupun diluar wilayah lembah
Sungai Indus.
9. Mata Pencaharian. Mata pencaharian utama adalah pertanian. Selain itu
ada pembuat barang pecah belah, penenung, tukang kayu dan batu,
pandai besi dan emas, pembuat perhiasan, pembuat hiasan dinding, dan
pemotong batu.
10. Agama. Penemuan di Mohenjo Daro menemukan adanya benda-benda
kepercayaan rakyat.
11. Kronologi. Periode eksistensi peradaban lembah Sungai Indus diduga
berlangsung paling awal ±2900 SM atau sampai ±1700 SM. Sementara
migrasi bangsa Arya ke India diperkirakan terjadi ±2000-1500 SM.
Lalu, bagaimana dengan akhir dari peradaban lembah sungai
Indus? Peradaban sungai Indus kemudian mengalami keruntuhan. Suwarno
(2018:21) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat diajukan:
1. Kesulitan untuk mengontrol Sungai Indus bila banjir tiba. Harappa
ditinggalkan penduduknya barangkali akibat adanya bencana banjir
bandang.
2. Penggundulan hutan oleh penduduk lembah Sungai Indus, diambil kayu
bakarnya untuk memasak dan membuat bata. Akibat penggundulan hutan
yang terus menerus ini ialah erosi dan bahaya banjir.
3. Serbuan asing yang diperkirakan dilakukan oleh bangsa-bangsa Arya.
Bukti yang mendukung hal ini misalnya ialah ditemukannya kumpulan
tulang belulang yang berserakan di suatu ruangan besar menuju tangga
menuju tempat permandian. Bentuk dan sikap tulang belulang itu
menggeliat dalam posisi takut karena timbulnya serangan mendadak.
Sementara itu, Ibrahim (2015:7) mengatakan beberapa berpendapat
bahwa keruntuhan peradaban di lembah Sungai Indus disebabkan oleh tren
pemanasan yang terus-menerus, hingga tak ada lagi air bahkan di Sungai
Indus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Beberapa orang mungkin mati
kelaparan, sementara yang lainnya pindah ke perbukitan yang lebih dingin
dan memperoleh air hujan.

B. Sejarah India Kuno


India saat ini adalah satu negara yang berada di kawasan Asia
Selatan. Kebudayaan India masa kuno dapat dilihat dari jejak sejarah dan
penggalian arkeolog. Para peneliti dari Eropa datang dan meneliti sejarah
India kuno. Penelitiannya pun didasarkan pada berbagai sumber sejarah yang
berkaitan dengan India kuno. Salah satu pakar dalam sejarah India kuno
adalah V.A. Smith. Menurut V.A. Smith (Suwarno, 2015:6), ada lima sumber
untuk mengetahui sejarah dari India kuno, yaitu:
1) Prasasti atau bukti tertulis (inscription or epiqgrapich evidence).
2) Bukti-bukti berupa mata uang (numismatic evidence).
3) Monumen, bangunan, dan karya seni atau benda-benda arkeologis
(monument building and a work of art or archeological).
4) Penulisan sejarah kuno (ancient historical writing).
5) Kesaksian orang-orang asing (foreign testimony).
Suwarno (2018:14) mengungkapkan bahwa berdasarkan sidat dan
bahan peralatan yang ditemukan, penetap paling awal di India dapat
digolongkan dalam dua kelompok, yaitu Paleolitik dan Neolitik.
1. Orang-Orang Paleolitik
Orang-orang Paleolitik di India disebut juga dengan “quartzite
men” (manusia kwarsa), sebab alat-alat batu mereka terbuat dari batu
kwarsa. Alat batu mereka kasar, dibuat dalam beberapa bentuk, dengan
gagang dari tulang dan kayu. Pendukung kebudayaan ini kemungkinan
besar adalah bangsa yang termasuk ras Negrito dengan ciri fisik badan
pendek, kulit gelap, rambut seperti ijuk, dan hidung pesek (Suwarno,
2018:14-15).
Orang-orang Paleolitik di India dapat di identifikasi sebagai
berikut:
a) Belum mengenal pengolahan logam.
b) Sebagian besar belum memiliki rumah tinggal (nomaden), meski ada
yang membuat pondok di atas pohon.
c) Hidup dalam ketakutan terhadap binatang liar.
d) Belumpunya gagasan untuk bercocok tanam.
e) Belum dapat embuat barang pecah belah (tembikar) dan mungkin
belum mengenal api.
2. Orang-Orang Neolitik
Di zaman Neolitik, orang-orangnya hidup tergantung pada alat-alat
dari batu, belum mengolah logam, kecuali emas. Bahan pembuatan alat
bukan dari batu kawarsa, dan telah diasah dan dihaluskan. Sisa kehidupan
Neolitik ditemukan hampir di seluruh wilayah India. Para pendukung
kebudayaan Neolitik di India dihadapkan pada dua kemungkinan, yaitu 1)
mereka adalah keturunan dari orang-orang Paleolitik, dan 2) mereka
adalah nenek moyang dari orang-orang yang mengetahui, mengolah, dan
menggunakan logam, yang diduga keturunan Bhotiya dan Khasi.
Identifikasi orang-orang Paleolitik India adalah sebagai berikut:
a) Telah mengolah tanah dan menanam buah-buah.
b) Telah mendomestikasi hewan.
c) Mengenal api dari bambu atau kayu yang digesek-gesekkan.
d) Membuat barang pecah belah yang semula dengan tangan kemudian
dengan roda.
e) Tinggal di goa-goa dan menghias dindingnya dengan lukisan berburu
dan menari.
f) Melukis dan menghias barang pecah belah.
g) Membuat perahu dan berlayar di sungai.
h) Dapat memintal katun dan wol, serta menenun pakaian.
i) Mengubur jenazah, seringkali diletakkan dalam kendi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, peradaban maju yang terawal di kawasan
Asia Selatan adalah peradaban yang ada di lembah Sungai Indus. Hasil
penggalian arkeolog menunjukkan sebuah kota beradab dan dengan tatanan
bangunan yang bagus dan maju pernah berdiri di sekitar lembah Sungai
Indus. Namun, walaupun dengan majunya peradaban terebut, kemudian
mengalami keruntuhan pula. Penyebab keruntuhan belum bisa dipastikan.
Namun, telah banyak beredar teori-teori mengenai runtuhnya perdaban di
Lembah Sungai Indus.
Sementara itu, untuk India kuno, sebelum adanya peradaban maju
di Lembah Sungai Indus, telah ada penetap terawal di dataran India.
Berdasarkan sifat dan penemuan peninggalan peralatan yang ditemukan,
zaman manusia terawal di India dapat dibagi menjadi dua. Pembagian
tersebut meliputi orang-orang zaman kebudayaan Paleolitik dan orang-orang
zaman Neolitik.

B. Saran
Demikian makalah ini, ditulis dengan banyak kekurangan. Baik
kekurangan dalam materi dan penuisan. Harap makalah ini dapat dikoreksi
jika terdapat kesalahan di dalamnya. Dan, darap pula makalah ini dapat
memberikan inspirasi terhadap penulisan-penulisan terkait judul yang sama
ataupun tidak dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Nurzengky. 2015. Sejarah Negara-Negara di Kawasan Asia Selatan.


Yogyakarta:Ombak.
Suwarno. 2018. Dinamika Sejarah Asia Selatan. Yogyakarta: Ombak.

Anda mungkin juga menyukai