Anda di halaman 1dari 3

Dalam penelitian Fahreza, dkk (2012)

menunjukkan bahwa variabel kualitas fisik rumah memiliki


hubungan yang bermakna (p<0,05) dengan kejadian tuberkulosis paru. Seseorang yang
tinggal di rumah dengan kualitas fisik yang tidak sehat mempunyai risiko 45,5 kali lebih
besar dibandingkan dengan seseorang yang tinggal di rumah dengan kualitas fisik yang sehat.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kualitas fisik rumah
yang tidak sehat memegang peranan penting dalam penularan dan perkembangbiakan kuman
mycobacterium tuberculosis.

Dalam penelitian Fahreza, dkk (2012)


Kurangnya sinar yang masuk ke dalam rumah, ventilasi yang buruk cenderung menciptakan
suasana yang lembab dan gelap, kondisi ini menyebabkan kuman dapat bertahan berhari-hari
sampai berbulan-bulan di dalam rumah.
Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor
risiko sumber penularan berbagai jenis penyakit. Faktor-faktor risiko lingkungan pada
pembangunan rumah yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit antara lain ventilasi,
pencahayaan dan kepadatan hunian tidur.

Dalam beberapa penelitian mengatakan bahwa tingkat pendidikan pasien


akan sangat berpengaruh pada pengetahuannya dalam mengantisipasi
penularan penyakit Tuberkulosis ataupun daya serap pasien untuk menerima
informasi tentang pengobatan Tuberkulosis (Erawatyningsih, 2009 dalam
Pambudi, 2013).

Dalam penelitian Suherman, dkk (2014)Berdasarkan hasil analisis terdapat hubungan


yang bermakna antara pencahayaan dengan kejadian Tuberculosis. Kuman
Tuberculosis hanya dapat mati oleh sinar matahari langsung Oleh karena itu rumah
dengan pencahayaan yang buruk sangat berpengaruh terhadap kejadian Tuberculosis.

Dalam penelitian Suherman, dkk (2014) Berdasarkan hasil analisis terdapat hubungan
yang bermakna antara kepadatan hunian dengan kejadian Tuberculosis. Semakin
padat maka perpindahan penyakit, khususnya penyakit menular melalui udara akan
semakin mudah dan cepat, apalagi terdapat anggota keluarga yang menderita Tb paru
dengan BTA (+). Bila dalam satu rumah tangga terdapat satu orang penderita Tb paru
aktif dan tidak diobati secara benar maka akan menginfeksi anggota keluarga lainnya
terutama kelompok yang rentan seperti bayi dan balita, semakin padat hunian suatu
rumah tangga maka semakin besar risiko penularan.

Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana
pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial,
sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena itu,
keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan
kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.829/Menkes/SK/VII/1999.
Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal adalah sebagai berikut:
1. Bahan bahan bangunan tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat yang dapat
membahayakan kesehatan, antara lain:
a. Debu total kurang dari 150 mg per meter persegi;
b. Asbestos kurang dari 0,5 serat per kubik, per 24 jam;
c. Timbal (Pb) kurang dari 300 mg per kg bahan;
d. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme
14 kriteria.
2. Komponen dan penataan ruangan
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;
b. Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap
air dan mudah dibersihkan;
c. Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;
d. Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;
e. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;
f. Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh
ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.
4. Kualitas udara
a. Suhu udara nyaman, antara 18 30 oC;
b. Kelembaban udara, antara 40 70 %;
c. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm per 24 jam;
d. Pertukaran udara 5 kali 3 per menit untuk setiap penghuni;
e. Gas CO kurang dari 100 ppm per 8 jam;
f. Gas formaldehid kurang dari 120 mg per meter kubik.
5. Ventilasi
Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
6. Vektor penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.
7. Penyediaan air
a. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter per orang setiap
hari;
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum menurut
Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.
8. Pembuangan Limbah
a. Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan
bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;
b. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari
permukaan tanah dan air tanah.
9. Kepadatan hunian
Luas kamar tidur minimal 8 meter persegi, dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang
tidur.

Anda mungkin juga menyukai