Dosen :
Angga Rahagiyanto, S.ST, M.T
Nama :
Dewi Candra Agustin
NIM / Golongan – No. Absen :
G41181346/B-15
GOLONGAN B
SEMESTER 6
B. Helmithiasis
Cacingan (Helminthiasis) merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya infestasi
cacing pada tubuh hewan, baik pada saluran percernaan, pernapasan, hati, maupun pada
bagian tubuh lainnya. Cacingan saluran pencernaan pada satwa liar maupun hewan ternak
pada umumnya tanpa menunjukkan gejala klinis atau bersifat kronis. Penyakit ini
menyebabkan kerugian ekonomis yang diakibatkan oleh penurunan berat badan serta
produktivitas ternak, bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyakit yang diakibatkan oleh
parasit cacing diantaranya disebabkan oleh cacing Trematoda misalnya cacing hati (Fasciola
sp), cacing Cestoda contonya cacing (Taenia), dan cacing Nematoda misalnya Toxocara,
Bonustomum, dan lain sebagainya. Fasciola sp (cacing hati) merupakan jenis parasit yang
paling banyak menyerang sapi. Sapi yang terserang fasciola sp akan tampak pucat, lesu, mata
membengkak, tubuh kurus, dan bulu kasar serta kusam (berdiri). Demikian pula dengan sapi
yang menderita cacingan yang diakibatkan oleh cacing Nematoda dan Cestoda. Secara umum
, gejala yang ditimbulkan oleh ketiga cacing tersebut yaitu badan kurus, bulu kusam dan
berdiri, diare dan anemia.
C. Pediculosis
Pediculosis capitis adalah penyakit kulit kepala akibat infestasi ektoparasit obligat
(tungau/lice) spesies Pediculus humanus var. Capitis yang termasuk famili Pediculidae,
Parasit ini termasuk parasit yang menghisap darah (hemophagydea) dan menghabiskan
seluruh siklus hidupnya di manusia. Penyakit ini sering menyerang anak-anak, terutama
berusia 3-11 tahun. Di Indonesia belum ada angka yang pasti mengenai terjadinya infeksi
Pediculosis capitis. Penyakit ini lebih sering menyerang anak perempuan dikarenakan
memiliki rambut yang panjang dan sering memakai aksesoris rambut. Kondisi higiene yang
tidak baik seperti jarang membersihkan rambut juga merupakan penyebab terkena penyakit
ini. Penyakit ini menyerang semua ras dan semua tingkatan sosial, namun status sosio-
ekonomi yang rendah lebih banyak yang terkena penyakit ini. cara penularannya dapat
langsung (rambut dengan rambut) atau melalui perantara seperti topi, bantal, kasur, sisir,
kerudung. Gejala utama dari manifestasi tungau kepala ialah rasa gatal,namun sebagian orang
asimtomatik dan dapat sebagai karier. Masa inkubasi sebelum terjadi gejala sekitar 4-6
minggu. Tungau dan telur (nits) paling banyak terdapat di daerah oksipital kulit dan
retroaurikuler. Diagnosis pasti pada penyakit pediculosis capitis adalah menemukan
Pediculus humanus var. capitis dewasa, nimfa, dan telur di kulit dan rambut kepala Telur
(nits) sangat mudah dilihat dan merupakan marker yang paling efisien dalam mendiagnosis
penyakit tersebut. Penemuan tungau dewasa merupakan tanda bahwa sedang mengalami
infeksi aktif, tetapi tungau dewasa sangat sulit ditemukan karena dapat bergerak sekitar 6-30
cm per menit dan bersifat menghindari cahaya. Sisir tungau dapat membantu menemukan
tungau dewasa maupun nimfa dan merupakan metode yang lebih efektif daripada inspeksi
visual. (Janosik, 2005)
Referensi :
Janosik, S. M. (2005). Pedikulosis Kapitis. NASPA Journal, 42(4), 1.
Santoso, S. H. B. (2008). Infeksi Protozoa Dan Permasalahannya Peran Profesi Parasitologi
Kedokteran Dalam Pendidikan Dan Pelayanan. 1–34.