Anda di halaman 1dari 35

1

A. Judul: Penerapan Balanced Scorecard Dalam Menilai Kinerja Pada


Koperasi Pasar Srinadi Klungkung
B. Latar Belakang Masalah
Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, peran manajemen perusahaan
yang baik merupakan suatu keharusan yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan
demikian perusahaan perlu mempunyai suatu sistem manajemen yang dirancang
sesuai dengan kebutuhan linkungan usahanya, karena jika sistem yang digunakan
sudah sesuai dengan lingkungannya maka perusahaan akan mampu menghadapi
persaingan dan berkembang dengan baik dalam lingkungan tersebut.
Penilaian kinerja merupakan hal yang penting yang harus dilakukan suatu
perusahaan. Penilaian ini bertujuan untuk memberikan informasi yang dapat
digunakan dalam mengevaluasi dan mengembangkan kinerja. Selama ini
pengukuran kinerja secara tradisional hanya menitikberatkan pada sisi keuangan.
Manajer yang berhasil mencapai tingkat keuntungan yang tinggi akan dinilai
berhasil dan memperoleh imbalan yang baik dari perusahaan. Manajer perusahaan
biasanya masih menggunakan pengukuran kinerja tradisional yakni hanya
menetikberatkan pada sisi keuangan, dengan demikian apabila perusahaan
berhasil mencapai keuntungan yang tinggi makan akan dinilai berhasil dan
memperoleh bonus yang besar pula dari perusahaan.
Namun pengukuran kinerja yang hanya menitikberatkan pada sisi
keuangan tidak dapat mengukur kinjerja perusahaan secara akurat. Ini disebabkan
karena data keuangan yang digunakan adalah data akuntansi yang mana terdapat
penafsiran atau estimasi yang digunakan dalam pembuatannya, sehingga
mengakibatkan berbagai macam distorsi yang berdampak pada pengukuran
kinerja perusahaan yang tidak tepat dan akurat.
Untuk mengatasi hal tersebut maka dapat digunakan sistem pengukuran
kinerja yang dirancang oleh Kaplan dan Norton yaitu Balanced Scorecard.
Konsep Balanced Scorecard yang dibuat oleh Kaplan dan Norton pada tahun
1992 adalah sebuah metode peneliaian kinerja dengan mengukur sisi keuangan
dan juga non keuangan dari suatu perusahaan dengan menyesuaikan pada strategi
dan tujuan yang ingin dicapai perusahaan.
2

Koperasi Pasar Srinadi Klungkung (KOPAS Srinadi) yang terletak di Kabupaten
Klungkung merupakan kopersi yang termasuk salah satu koperasi dengan katagori
besar yang ada di Bali. Banyak prestasi yang telah diraih Koperasi Pasar Srinadi
Klungkung sejak didirikannya 27 tahun lalu dengan jumlah anggota lebih dari 12
ribu orang. KOPAS Srinadi ini memiliki 9 unit usaha yang dimilikinya meliputi:
unit simpan pinjam yang merupakan unit tertua dan terbesar dibandingkan unit
lainnya, unit percetakan dan konveksi, unit swalayan rama (took bangunan), unit
supermarket inti, unit wisata tirta (waterboom),unit bengkel, dan unit radio srinadi
FM.(m.kompasiana.com/post/read/579028/3/suwirta-buktikan-gerakan-ekonomi-
kerakyatan-klungkung).
Penggunaan metode Balanced Scorecard dalam pengukuran kinerja biasa
digunakan oleh perusahaan perusahaan yang tujuan utamanya adalah
memperoleh laba, dan masih jarang digunakan oleh perusahaan perusahaan
sector publik maupun badan usaha seperti Koperasi. Sampai saat ini, KOPAS
Srinadi merupakan salah satu Koperasi yang belum pernah menerapkan Balanced
Scorcared, padahal Balanced Scorcared sangat diperlukan sebagai suatu penilaian
kinerja yang menilai sebuah kinerja tidak hanya berdasarkan segi keuangan
namun juga dalam segi non keuangan yang nantinya diharapkan mampu
mengevaluasi segala kekurangan yang terjadi baik internal maupun eksternal,
sehingga dapat dilakukan koreksi secepat mungkin untuk menjadi lebih baik lagi
di masa yang akan datang.
Penilaian kinerja KOPAS Srinadi selama ini hanya dari perspektif
keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang berbasis pada laporan
keuangan tahunan sebagai pengukuran kinerja, sedangkan untuk perspektif non
keuangan belum pernah dilaksanakan di Koperasi ini. Padahal penilaian kinerja
dengan perspektif non keuangan tidak kalah pentingnya dengan perspektif
keuangan. Penilaian kinerja dengan perspektif non keuangan tidak hanya dapat
menggambarkan kondisi Koperasi pada saat ini, tetapi dapat pula meramalkan
kondisi Koperasi di masa yang akan datang.
3

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini penulis
mengambil judul penerapan balanced scorecard dalam menilai kinerja pada
koperasi pasar srinadi klungkung

C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, maka
rumusan masalah dalam usulan penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kinerja KOPAS Srinadi Klungkung yang diukur dengan
menggunakan Balanced Scorecard ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menjawab
rumusan masalah yang ada yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja KOPAS Srinadi Klungkung yang
diukur dengan menggunakan Balanced Scorecard.
E. Kegunaan Penelitian
1) Kegunaan Teoritis
Untuk memberikan kontribusi dalam praktik pengukuran kinerja dengan
menggunakan Balanced Scorecard.
2) Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan
pemikiran kepada KOPAS Srinadi Klungkung atas kinerja yang diukur
menggunakan Balanced Scorecard.


F. Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian
F.1 Landasan Teori
F.1.1 Penilaian Kinerja

Kinerja merupakan suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian
atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode,
seiring dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya biaya masa lalu
4

atau yang diproyeksikan, suatu dasar efisiensi, pertanggung jawaban atau
akuntabilitas manajemen dan semacamnya (Fauzi, 1995:207). Penilaian kinerja
pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi.
Mulyadi (1997:419) mendifinisikan penilaian kinerja sebagai penentu secara
periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Karena organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh sumber daya manusia
maka penilaian kinerja merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam
melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi. Setiap organisasi
mengharapkan kinerja yang memberikan kontribusi untuk menjadikan
organisasinya sebagai suatu institusi yang unggul dikelasnya. Jika keberhasilan
organisasi untuk mengadakan institusi yang unggul ditentukan oleh berbagai
faktor maka berbagai faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan untuk
menjadikan organisasi suatu institusi yang unggul tersebut digunakan sebagai
pengukur keberhasilan personal. Dengan demikian, dibutuhkan suatu penilaian
kinerja yang dapat digunakan menjadi landasan untuk mendesain sistem
penghargaan agar personel menghasilkan kinerjanya yang sejalan dengan kinerja
yang diharapkan oleh organisasi.

F.1.2 Penilaian Kinerja Dengan Sistim Tradisional

Dalam masyarakat tradisional, ukuran kinerja yang biasa digunakan adalah
ukuran kinerja keuangan. Pengukuran kinerja ini mudah dilakukan sehingga
kinerja personel yang diukur hanyalah yang berkaitan dengan keuangan. Namun
ukuran keuangan tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan
perubahan kekayaan yang diciptakaan oleh organisasi dan lebih memfokuskan
pada pengerahan sumber daya organisasi untuk tujuan-tujuan jangka pendek.
Ukuran keuangan yang biasa digunakan adalah rasio-rasio keuangan yang
meliputi :
o Rasio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek bila jatuh tempo.
5

o Rasio leverage yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai
oleh hutang.
o Rasio aktivitas yang mengukur seberapa efektif manajemen yang
ditujukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi
perusahaan.
o Rasio pertumbuhan yang mengukur kemampuan perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya didalam pertumbuhan ekonomi dan
industri.
o Rasio penilaian yang mengukur kemampuan manajemen dalam
menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi.
Menurut Weston dan Copeland (1989) pengukuran kinerja dengan
menggunakan rasio-rasio seperti diatas mempunyai keterbatasan keterbatasan
yaitu :
o Rasio ini disusun berdasarkan data akuntansi dan data ini dipengaruhi
oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil
manipulasi.
o Jika perusahaan menggunakan tahun fiskal yang berbeda atau jika faktor
musiman merupakan pengaruh yang penting maka akan mempunyai
pengaruh pada rasio-rasio perbandingannya.
o Analisis harus sangat hati-hati dalam menentukan baik buruknya suatu
rasio dalam membentuk suatu penilaian menyeluruh dari perusahaan
berdasarkan serangkaian rasio keuangan.
o Rasio yang sesuai dengan rata-rata industri tidak memberikan kepastian
bahwa perusahaan berjalan normal dan memiliki manajemen yang baik.

Sedangkan menurut Robert S Kaplan dan David P Norton kelemahan -
kelemahan pengukuran kinerja yang menitik beratkan pada kinerja keuangan
yaitu:
o Ketidakmampuan mengukur kinerja harta-harta tidak tampak (intangible
Assets) dan harta-harta intelektual (sumber daya manusia ) perusahaan.
6

o Kinerja keuangan hanya mampu bercerita mengenai sedikit masa lalu
perusahaan dan tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah
yang lebih baik.

F.1.3 Keuntungan Menghitung Harta tidak Berwujud ( I ntangible Assets )
Lingkungan era reformasi baik untuk perusahaan industri maupun jasa
membutuhkan kemampuan baru dalam bersaing. Kemampuan perusahaan untuk
memobilisasi dan eksploitasi harta tidak berwujud ( intangible assets ) menjadi
makin menentukan daripada pengelolaan secara fisik. Intangible asset
memungkinkan perusahaan untuk ( jurnal akuntansi Mei 1998 : 1 )
o Mengembangkan hubungan dengan para pelanggan agar dapat
mempertahankan kesetiaan pelanggan yang telah ada dan mampu
mandapatkan pelanggan baru dari daerah pemasaran yang lebih efektif dan
efisien.
o Memperkenalkan produk dari hasil inovasi dan service yang diinginkan
segmen pelanggan yang dituju.
o Menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan pelayanan yang
biayanya rendah dengan tenggang waktu yang pendek.
o Memobilisasi keahlian dan motivasi karyawan untuk peningkatan yang
terus menerus dalam kemampuan proses, kualitas, dan respon time.
o Penyebaran informasi teknologi, data base dan data system.


F.1.4 Balanced Scorecard
Scorecard merupakan kumpulan ukuran kinerja yang terintegrasi yang
diturunkan dari startegi perusahaan yang mendukung strategi perusahan secara
keseluruhan. Balanced Scorecard memberikan suatu cara untuk
mengkomunikasikan strategi suatu perusahan pada manajer-manajer diseluruh
organisasi. Balanced Scorecard juga menunjukan bagaimana perusahaan
menyempurnakan prestasi keuangannya (Amin Widjaja Tunggal, 2002:1).
7

Balanced Scorecard menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton
(1997:7) merupakan suatu metode penilaian yang mencakup empat perspektif
untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu perspektif keuangan , perspektif
pelanggan, persepktif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan. Balanced Scorecard menekankan bahwa pengukuran keuangan dan
non keuangan harus merupakan bagian dari informasi bagi seluruh pegawai dari
semua tingkatan bagi organisasi. Tujuan dan pengukuran dalam Balanced
Scorecard bukan hanya penggabungan dari ukuran-ukuran keuangan dan non
keuangan yang ada, melainkan merupakan hasil dari suatu proses atas bahwa
(top-down) berdasarkan misi dan strategi dari suatu unit usaha, misi dan strategi
tersebut harus diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran yang lebih nyata
(Teuku Mirza, 1997:14)

a) Kinerja Perspektif Keuangan
Dalam Balanced Scorecard kinerja keuangan tetap menjadi perhatian,
karena ukuran keuangan merupakan suatu ikhtisar dan konsekuensi ekonomi yang
terjadi yang disebabkan oleh keputusan dan ekonomi yang diambil (Teuku Mirza,
1997:15). Ukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah strategi, sasaran,
inisiatif strategi dan implementasinya mampu memberikan kontribusi dalam
menghasilkan laba bagi perusahaan, Kaplan & Norton (1996:48)
mengidentifikasikan tiga tahapan dari siklus kehidupan bisnis yaitu :
o Pertumbuhan (growth)
Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus kehidupan bisnis.
Pada tahap ini suatu perusahan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan
memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi
untuk berkembang biak. Perusahaan dalam tahap ini mungkin secara aktual
beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal
investasi yang rendah. Sasaran keuangan dari bisnis yang berada pada tahap ini
seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau
penjualan dalam pasar yang ditargetkan .

8

o Bertahan (Sustain Stage)
Sustain stage merupakan suatu tahap dimana perusahaan masih melakukan
investasi dengan mempersyaratkan tingkat pengembalian yang terbaik. Dalam hal
ini perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar yang ada dan
mengembangkanya apabila mungkin. Secara konsisten pada tahap ini perusahaan
tidak lagi bertumpuk pada strategi-strategi jangka panjang. Sasaran keuntungan
pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang
dilakukan.
o Menuai (Harvest)
Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature), suatu tahap dimana
perusahaan melakukan panen terhadap investasi yang dibuat pada dua tahap
sebelumnya. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih jauh kecuali hanya
untuk pemeliharaan peralatan dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan
ekspansi/membangun suatu kemampuan baru. Tujuan utama dalam tahap ini
adalah memaksimumkan kas yang masuk ke perusahaan. Untuk menjadikan
organisasi suatu institusi yang mampu berkreasi diperlukan keunggulan dibidang
keuangan. Melalui keunggulan dibidang ini, organisasi menguasai sumber daya
yang sangat diperlukan untuk mewujudkan tiga perspektif strategi lain yaitu
perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif proses
pertumbuhan dan pembelajaran.

b) Kinerja Perspektif Konsumen
Suatu produk atau jasa dikatakan mempunyai nilai bagi konsumennya jika
manfaat yang diterimanya relatif lebih tinggi dari pada pengorbanan yang
dikeluarkan oleh konsumen tersebut untuk mendapat produk dan jasa itu . Produk
atau jasa tersebut akan semakin mempunyai nilai apabila manfaatnya mendekati
ataupun melebihi dari apa yang diharapkan oleh konsumen. Menurut Karplan dan
Norton (1956) perusahaan di harapkan mampu membuat suatu segmentasi pasar
dan ditentukan target pasarnya yang paling mungkin untuk dijadikan sasaran
sesuai dengan kemampuan sumber daya dan rencana jangka panjang perusahaan.
Dalam perspektif konsumen terdapat 2 kelompok perusahaan yaitu:
9

o Kelompok perusahaan inti konsumen (customer core measurement group)
Pangsa pasar (market share)
Menggambarkan seberapa besar penjualan yang dikuasai oleh
perusahaan dalam suatu segmen tertentu.
Kemampuan mempertahankan konsumen (customer retention)
Tingkat kemampuan perusahaan untuk mempertahankan hubungan
dengan konsumennya yang mungkin seberapa besar perusahaan berhasil
mempertahankan pelanggan lama.
Kemampuan meraih konsumen baru (customer acqusition)
Tingkat kemampuan perusahaan demi memperoleh dan menarik
konsumen baru dalam pasar.
Tingkat kepuasan konsumen (customer satiffation)
Merupakan suatu tingkat kepuasan konsumen terhadap kriteria
kinerja/nilai tertentu yang diberikan oleh perusahaan .
Tingkat protabilitas konsumen (customer proftability)
Mengukur seberapa besar keuntungan yang berhasil diperoleh
perusahaan dari penjualan kepada konsumen / segmen pasar.

o Kelompok pengukur nilai konsumen (customer value measement)
Merupakan kelompok penunjang yang merupakan konsep kunci untuk
memahami pemicu-pemicu. Kelompok pengukuran nilai konsumen terdiri dari:
Atribut-atribut produk dan jasa ( product/service)
Atribut-atribut produk-produk jasa harga dan fasilitasnya
Hubungan dengan konsumen (customer relationship)
Meliputi hubungan dengan konsumen yang meliputi melalui pengisian
produk/jasa kepada konsumen, termasuk dimensi respon dan waktu
pengirimannaya dan bagaimana pula kesan yamg timbul dari konsumen
setelah membeli produk atau jasa perusahaan tersebut.
Citra dan reputasi (image & reputation)
10

Dalam dimensi ini termuat faktor-faktor yang membuat konsumen
merasa tertarik pada perusahaan seperti hasil promosi baik secara personal,
maupun lewat media masa atau elektronik.

c) Perspektif Proses Internal Bisnis
Dalam perspektif bisnis internal, perusahaan harus mengidentifikasikan
proses internal yang penting dimana perusahaan harus melakukannya dengan
sebaik-baiknya. Karena proses internal tersebut memiliki nilai-nilai yang
diinginkan pelanggan dan akan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan
oleh pemegang saham (Ancella Hermawan 1996:56). Para manager harus
memfokuskan perhatiannaya pada proses bisnis internal yang menjadi penentu
kepuasan pelangan kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan. Kinerja dari
perspektif tersebut diperoleh dari proses kinerja bisnis internal yang
diselenggarakan perusahan. Perusahaan harus memilih proses dan kompetensi
yang menjadi unggulannya dan menentukan ukuran-ukuran untuk menilai kinerja-
kinerja proses dan kompetensi tersebut.
Masing-masing perusahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan
nilai yang unik bagi pelanggannya. Secara umum Kaplan dan Norton (1996;96)
membaginya menjadi 3 prinsip dasar yaitu :
o Inovasi
Pengukuran kinerja dalam proses inovasi selama ini kurang mendapatkan
perhatian, dibandingkan pengukuran kinerja yang dilakukan dalam proses
operasi. Pada tahap ini perusahaan mengidentifikasikan keinginan dan
kebutuhan para pelanggan dimasa mendatang serta merumuskan cara untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut.
o Operasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dimana perusahaan secara nyata
berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggannya dalam
memenuhi keinginan dan kebutuhan langganan dan kebutuhan mereka.
Kegiatan operasional berasal dari penerimaan pesanan dari pelangan dan
berakhir dengan pengiriman produk atau jasa pada pelanggan.
11

o Layanan pasca jual
Dalam tahap ini perusahaan berupaya memberikan manfaat tambahan
kepada para pelanggan yang telah membeli produk-produknya dalam bentuk
berbagai layanan pasca taransaksi.

d) Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Tujuan dimasukkannya kinerja ini adalah untuk mendorong perusahaan
menjadi organisasi belajar yang sekaligus mendorong pertumbuhannya (Teuku
Mirza, Usahawan 1997). Kaplan dan Norton membagi membagi tolak ukur
perspektif ini dalm tiga
prinsip yaitu :
o People
Tenaga kerja pada perusahaan dewasa ini lebih dituntut untuk dapat
berpikir kritis dan melakukan evaluasi terhadap proses dan lingkungan untuk
dapat memberikan usulan perbaikan. Oleh sebab itu, dalam pengukuran
strategi perusahaan, salah satunya harus berkaitan secara spesifik dengan
kemampuan pegawai, yaitu apakah perusahaan telah mencanangkan
peningkatan kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki.
Dalam kaitannya dengan sumber daya manusia ada tiga hal yang perlu
ditinjau dalam menerapkan Balanced Scorecard:
Tingkat kepuasan karyawan
Kepuasan karyawan merupakan suatu pra kondisi untuk
meningkatkan produktivitas, kualitas, pelayanan kepada konsumen dan
kecepatan bereaksi. Kepuasan karyawan menjadi hal yang penting
khususnya bagi perusahaan jasa.
Tingkat perputaran karyawan (retensi karyawan)
Retensi karyawan adalah kemampuan perusahaan untuk
mempertahankan pekerja-pekerja terbaiknya untuk terus berada dalam
organisasinya. Perusahaan yang telah melakukan investasi dalam sumber
daya manusia akan sia-sia apabila tidak mempertahankan karyawannya
untuk terus berada dalam perusahaan.
12

Produktivitas karyawan
Produktivitas merupakan hasil dari pengaruh rata-rata dari
peningkatan keahlian dan semangat inovasi, perbaikan proses internal, dan
tingkat kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah menghubungkan output
yang dilakukan para pekerja terhadap jumlah keselururhan pekerja.
o System
Motivasi dan ketrampilan karyawan saja tidak cukup untuk menunjang
pencapaian tujuan proses pembelajaran dan pertumbuhan apabila mereka tidak
memiliki informasi yang memadai. Pegawai dibidang operasional memerlukan
informasi yang memadai. Pegawai dibidang operasional memerlukan informasi
yang cepat, tepat waktu dan akurat sebagai umpan timbal balik, oleh sebab itu
karyawan membutuhkan suatu system informasi yang mempunyai kualitas dan
kuantitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
o Organizational Procedure
Prosedur yang dilakukan suatu organisasi perlu diperhatikan untuk
mencapai suatu kinerja yang handal. Prosedur dan perbaikan rutinitas harus
diterusakn karena karyawan yang sempurna denagan informasi yang berlimpah
tidak akan memberikan kontribusi pada keberhasilan usaha apabila memberikan
kontribusi pada keberhasilan usaha apabila mereka tidak dimotivasi untuk
bertindak selaras dengan tujuan perusahaan atau apabila mereka tidak diberikan
kebebasan untuk mengambil keputusan atau bertindak.

F.1.5 Pengertian Umum Koperasi
Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam
bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan
membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang
umumnya diderita oleh mereka (Karta Soeputra, 1:2001).
Koperasi itu sendiri berasal dari dua kata yaitu co dan operation, yang
mengandung arti bekerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu definisi
koperasi dapat diartikan sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-
orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai
13

anggota dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk
mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya (Arifinal, 1:1984).
Definisi tersebut mengandung unsur bahwa:
o Perkumpulan koperasi bukan merupakan perkumpulan modal, akan tetapi
persekutuan sosial.
o Sukarela untuk menjadi anggota, netral terhadap aliran dan agama.
o Tujuannya mempertinggi kesejahteraan jasmaniah anggota-anggota dengan
kerjasama secara kekeluargaan.
Sedangkan menurut menurut UU No. 17 Tahun 2012, koperasi adalah
badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi,
untuk dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal menjalankan
usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial
dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.

F.1.6 Penerapan Balanced Scorecard pada Koperasi
Karakteristik koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir
pemanfaatan dan pendayagunaan sumber ekonomi untuk meningkatkan taraf
hidup anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, dengan demikian
koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan soko guru perekonomian
nasional (Ikatan Akuntansi Indonesia; 1998)
Sebuah koperasi akan dianggap berhasil apabila mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar yang menjadi anggotanya. Untuk mendorong
dan memberi arahan kepada anggota, masyarakat, pengurus, serta pengawas
koperasi dalam menjalankan aktivitasnya agar selalu berada dalam batas-batas
prinsip koperasi yang benar, sebuah model penilaian yang lebih kompetetif
amatlah penting artinya. Model penilaian ini haruslah melihat kepentingan dan
kesejahteraan anggota pada posisi - posisi yang sentral dari keseluruhan aktivitas
koperasi.
Dalam konteks Balanced Scorecard sebagai sebuah penilian kinerja,
sungguhlah relevan untuk melakukan penyesuaian atas keempat perspektif yang
diajukan Kaplan dan Norton yang menempatkan kinerja keuangan sebagai tolok
14

ukur utama. Penempatan kepentingan anggota dan kesejahteraannya sebagai
tujuan utama sebuah koperasi juga akan bisa melaksanakan berbagai program
seperti yang selama ini terjadi (Ali Mutasowifin;2002).

F.1.7 Persepktif-perspektif Balanced Scorecard pada Badan Usaha Koperasi

a) Perspektif keanggotaan
Karakteristik utama koperasi adalah koperasi memiliki identitas ganda
(dual identity of the member) yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus
pengguna jasa koperasi (user of oriented firm) (Ikatan Akuntansi Indonesia;
1998). Berdasarkan karakteristik tersebut maka dalam model Balanced Scorecard
untuk koperasi pada perspektif konsumen atau pelanggan diganti dengan
perspektif keanggotaan. Perspektif keanggotaan ini lebih tepat bukan
menggantikan perspektif pelanggan namun merupakan perluasan dari perspektif
pelanggan dalam bentuknya yang lazim. Dengan demikian ukuran-ukuran yang
dipergunakan harus mengakomodasi posisi untuk anggota sebagai pemilik (Ali
Mutasowifin ; 2002).
o Pangsa pasar
Untuk menggambarkan seberapa besar jumlah anggota yang dikuasai
koperasi dalam suatu segmen tertentu.
o Kemampuan mempertahankan anggota (customer retention)
Tingkat kemampuan koperasi untuk mempertahankan hubungan dengan
konsumennya yang mungkin seberapa besar koperasi berhasil
mempertahankan anggota lamanya.
o Kemampuan koperasi meraih anggota baru. (customer acquisition)
Tingkat kemampuan koperasi demi memperoleh dan menarik anggota baru
dalam Koperasi.
o Tingkat kepuasan anggota (customer satiffation)
Merupakan suatu tingkat kepuasan anggota terhadap kriteria kinerja
tertentu yang diberikan oleh koperasi.
o Tingkat kesejahteraan anggota.
15

Merupakan suatu tingkat kesejahteraan anggota terhadap kualitas
kehidupan anggota. Dalam meningkatkan kesejahteraan anggota, koperasi
tidak hanya dituntut untuk mempromosikan usaha-usaha ekonomi anggota,
tetapi juga mengembangkan sumber daya anggota melalui pendidikan dan
pelatihan yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan
sehinggan anggota semakin profesional dan mengikuti perkembangan
bidang usahanya (Ali Mutasowifin; 2001).
o Profitabilitas anggota
Ukuran profitabilitas anggota dapat mengungkapkan anggota sasaran
tertentu yang tidak memberikan keuntungan. Hal ini dapat diukur dengan
menggunakan rasio anggota yang aktif dan anggota yang pasif.
b) Perspektif Keuangan
Penyusunan dan analisis laporan keuangan suatu koperasi berguna untuk
mengetahui posisi keuangan koperasi pada suatu saat tertentu dan untuk dijadikan
alat dalam pertanggung jawaban pengurus dalam Rapat Anggota Tahunan
koperasi, disamping itu untuk menetapkan dan merencanakan langkah-langkah
berikutnya agar koperasi tetap dapat bertahan (Sudarsono dan Edilius, 1994; 202).
Adapun dalam menganalisis laporan keuangan pada koperasi digunakan
analisis sebagai berikut (Mansngudi dan Victoria; 1991):
o Rasio likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan koperasi dalam membayar
segala kewajiban jangka pendek. Tolok ukur yang digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas adalah :
uick asio







x 100%




16

o Analisis Solvabilitas
Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan koperasi membayar segala
kewajibannya pada saat koperasi seandainya dilikuidasi atau dinyatakan
bangkrut.




o Analisis ROA (Return On Assets)
Analisis ROA digunakan untuk melihat koperasi dalam menciptakan laba
dengan menngunakan return kekayaannya.


o Analisis ROE (Return On Equity)
Analisis ROE digunakan untuk melihat kemampuan koperasi dalam
mengembalikan modal sendiri yang diinvestasikan yaitu dengan
membandingkan keuntungan terhadap modal sendiri.



c) Perspektif Bisnis Internal
Secara umum Kaplan dan Norton (1996;96) membaginya menjadi tiga
prinsip dasar yaitu :
o Inovasi
Agar inovasi diterima dan dijadikan pemenuhan kebutuhan serta
dijadikan pedoman bertingkah laku dalam menghadapi masalah
pemenuhan kebutuhan, maka diperlukan rekayasa sosial yang tepat guna.
Rekayasa sosial yang dimaksud dan sebagaimana yang diharuskan dalam
GBHN tahun 1988 adalah penyuluhan (Asep Sumarayana, 1992;120).
o Operasi
Tahap operasi menitik beratkan pada proses penyampaian jasa
kepada pelanggan yang ada secara effisien , konsisten dan tepat waktu.
Sebagai tolok ukur yang digunakan untuk mengukur proses operasi
persetujuan kredit adalah dengan menggunakan MCE.

17





o Layanan Pasca Jual
Dalam tahap ini koperasi berusaha memberikan manfaat tambahan
dalam bentuk berbagai layanan pasca transaksi. Dalam hal ini berupa
peningkatan interaksi koperasi dengan anggota dan masyarakat. Tolak
ukur yang digunakan adalah persentase anggota yang aktif berpartisipasi
(Ali Mutasowifin, 2002;261).

d) Perspektif Pertumbuhan Dan Pembelajaran
Kaplan dan Norton membagi tolok ukur ini dalam tiga prinsip yaitu :
o People
Tenaga kerja dalam koperasi perlu dikelola secara professional
agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan karyawan dengan
kepentingan dan kemampuan organisasi koperasi. Keseimbangan tersebut
merupakan kunci utama dalam pendayagunaan sumber daya karyawan
untuk mencapai produktivitas kerja yang maksimal (A.A Anwar Prabu
Mangkunegara, 1992;112). Dalam hal kaitannya dengan sumber daya
manusia ada tiga hal yang perlu ditinjau dalam menerapkan Balanced
Scorecard:
Tingkat Kepuasan Karyawan
Tingkat kepuasan karyawan merupakan suatu kondisi untuk
meningkatkan produktivitas, kualitas, pelayanan, kepada anggota
koperasi. Unsur-unsur dalam kepuasan karyawan antara lain (Kaplan
dan Norton ,1996;113):
Keterlibatan dalam pengambilan keputusan.
Penghargaan atas pekerjaan yang dilakukan.
Akses yang memadai terhadap informasi untuk melaksanakan
pekerjaan dengan baik.
Dorongan aktif untuk bekerja kreatif dan menggunakan
inisiatif.
18

Kepuasan keseluruhan dengan koperasi.
Tingkat Perputaran Karyawan (retensi karyawan )
Retensi karyawan adalah kemampuan perusahaan untuk
mempertahankan pekerja-pekerja terbaiknya untuk terus berada dalam
organisasinya.
Produktivitas Karyawan.
Produktivitas merupakan hasil dari pengaruh rata-rata dari
peningkatan keahlian dan semangat inovasi, perbaikan proses internal
dan tingkat kepuasan anggota. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kompetensi karyawan dengan meningkatkan pendidikan
perkoperasian. Tolak ukur yang digunakan adalah frekuensi
penyelenggaraan pendidikan perkoperasian.

o System
Merupakan pengembangan sistem informasi strategi yang ada pada
koperasi. Ukuran pendorong kinerja yang digunakan adalah rasio
ketersediaan informasi strategis dengan rencana (Ali Mutasowifin,
2001;261).

o Organizational Procedure
Prosedur yang dilakukan suatu organisasi perlu diperhatikan untuk
mencapai suatu kinerja yang handal. Prosedur memberikan kontribusi pada
keberhasilan usaha apabila mereka termotivasi untuk bertindak selaras
dengan tujuan perusahaan atau apabila mereka diberikan kebebasan untuk
mengambil keputusan atau bertindak.
o Motivasi
Merupakan kondisi yang menggerakkan karyawan untuk mencapai
motifnya. Memotivasi kerja berarti upaya pengurus koperasi dalam
mengkondisikan kebutuhan karyawan untuk mencapai tujuan koperasi.
Adanya para pekerja yang termotivasi dapat diukur dengan banyaknya
19

saran yang diberikan per karyawan, dan jumlah saran yang dilaksanakan
per karyawan.

G. Metode Penelitian
G.1 Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja
KOPAS Srinadi Klungkung yang diukur dengan menggunakan Balanced
Scorecard.
G.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di KOPAS Srinadi Klungkung yang berada
di Kabupaten Klungkung. KOPAS Srinadi Klungkung ini dipilih karena
termasuk koperasi besar di Bali, dan belum menggunakan Balanced
Scorecard dalam pengukuran kinerjanya.
G.3. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Pasar Srinadi
Klungkung.
G.4. Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini dapat
antara lain:
1) Variabel bebas (independent), yaitu variabel yang menjadi sebab perubahan
atau yang mempengaruhi variabel terikat (dependent) (Sugiyono, 2009: 59).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah balanced scorecard sebagai
metode pengukur kinerja.
20

2) Variabel terikat (dependent), yaitu variabel yang menjadi akibat dari adanya
variabel bebas (independent) atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas (independent) (Sugiyono, 2009: 59). Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah kinerja yang diukur berdasarkan balanced scorecard.

G.5. Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel yang dianalisis di dalam penelitian ini adalah
kinerja organisasi yang dimaksud disini adalah kinerja Koperasi Pasar
Srinadi Klungkung berdasarkan presepsi balanced scorecard, yang terdiri
dari (1) aspek keanggotaan: kemampuan mempertahankan anggota
(customer retention), kemampuan koperasi meraih anggota baru.
(customer acquisition), tingkat kepuasan anggota (customer satiffation),
tingkat kesejahteraan anggota, profitabilitas anggota. (2) aspek keuangan
yang meliputi: rasio likuiditas, analisis solvabilitas, analisis roa (return on
assets), analisis roe (return on equity). (3) aspek perspektif bisnis internal:
operasi dam layanan pasca jual. (4) aspek pembelajaran dan pertumbuhan:
tingkat kepuasan karyawan, tingkat, perputaran karyawan (retensi
karyawan ), produktivitas karyawan, system,organizational procedure.

G.6. Jenis dan Sumber Data
G.6.1 Jenis Data
a. Data Kualitatif
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah, sejarah
berdirinya, struktur organisasi, dan bidang kegiatan Koperasi Pasar
Srinadi Klungkung.


21

b. Data kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini untuk perspektif
keuangan adalah laporan tahunan Koperasi Pasar Srinadi
Klungkung selama periode tahun 2012-2013. Perspektif
keanggotaan adalah jumlah anggota dalam satu tahun periode
tahun 2012-2013. Perspektif poses bisnis internal adalah waktu
yang diperlukan dalam merealisasikan kredit periode tahun 2012-
2013. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah jumlah
pelatihan bagi anggota dalam satu tahun periode tahun 2012-2013,
serta skor yang diberikan anggota serta karyawan dalam kuisioner
pada saat dilakukan penelitian.

G.6.2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh
langsung dari sumbernya (Ermalina, 2013). Data primer dalam
penelitian ini meliputi hasil wawancara dan observasi, dimana
respondennya adalah Koperasi Srinadi Klungkung.
b. Data Sekunder
Data Sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan Koperasi Srinadi Klungkung dari tahun 2012-
2013.
G.7. Metode Penentuan Sampel
G.7.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
22

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115). Populasi dalam penelitian ini
adalah 1000 anggota Koperasi Pasar Srinadi Klungkung yang berada
di kabupaten Klungkung beserta 100 karyawan Koperasi Srinadi
Klungkung.
G.7.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2009:116).Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah probability sampling. Bagian dari teknik
probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Stratified Random Sampling, karena peneliti ingin agar sampel ini
dapat mewakili populasi yang bersifat heterogen. Dengan menggunakan
rumus Slovin, besarnya sampel untuk anggota Koperasi Pasar
Srinadi yang peneliti gunakan ialah:



Keterangan:
N = populasi
n = sampel
d
2
= derajat kesalahan
Sedangkan untuk besarnya sampel karyawan Koperasi Pasar Srinadi
yang peneliti gunakan ialah:


= 91 (dibulatkan)



23




Keterangan:
N = populasi
n = sampel
d
2
= derajat kesalahan
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa jumlah
anggota koperasi yang peneliti jadikan sampel adalah sebanyak 91
orang. Nantinya anggota koperasi ini akan digunakan untuk
menjawab pertanyaan pertanyaan pada kuisioner kepuasan dan
kesejahteraan anggota Koperasi Pasar Srinadi Klungkung.
Sedangkan jumlah sampel karyawan yang berjumlah 50 orang,
nantinya akan peneliti gunakan untuk menjawab pertanyaan
pertanyaan pada kuisioner tingkat kepuasan karyawan.
Tabel 1.1
Perincian Jumlah Sampel
Koperasi Pasar Srinadi Klungkung
No Keterangan Populasi Sampel
1 Karyawan 100 50
2 Anggota 1.000 91
Jumlah 1.100 141

G.8. Metode Pengumpulan Data


= 50
24

a. Observasi
Data yang dikumpulkan dengan metode observasi dalam
perspektif keuangan adalah laporan tahunan Koperasi Pasar Srinadi
Klungkung selama periode tahun 2012-2013. Perspektif
keanggotaan, data yang dikumpulkan dengan metode observasi
adalah jumlah pelanggan dalam periode tertentu. Perspektif poses
bisnis internal, data yang
b. Kuisioner
Kuisioner adalah metode mendapatkan data primer dengan
cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden dengan
memberikan beberapa pilihan jawaban. Responden yang digunakan
dalam metode kuisioner ini adalah anggota serta karyawan
Koperasi Pasar Srinadi Klungkung

G.9. Pengujian Instrumen Penelitian
Sebelum dilakukan perhitungan dan pengolahan dengan menggunakan alat
analisis, maka semua instrumen penelitian diuji terlebih dahulu untuk mengetahui
apakah instrumen tersebut valid dan reliabel. Pengujian instrument dilakukan
dengan menggunakan :
a. Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur benar-benar cocok
atau sesuai sebagai alat ukur yang diinginkan. Pengujian validitas dilakukan untuk
menguji apakah hasil jawaban dari kuesioner oleh responden benar-benar cocok
untuk digunakan dalam penelitian ini. Untuk menguji validitasnya menggunakan
Korelasi Product Moment Pearson (Husein Umar, 2000) :

( )()
*

)+ *

)+

Keterangan:
rXY : koefisien korelasi (r-hitung)
X : hasil dari skor butir
Y : hasil dari skor total
25

XY : hasil kali skor butir dengan skor total
n : jumlah responden
Pengujian validitas pada taraf signifikan yang digunakan adalah (a) = 5%
yaitu apabila r-hitung > r-tabel maka kuesioner dinyatakan valid begitu pula
sebaliknya apabila r-hitung < r-tabel maka kuesioner dinyatakan tidak valid.

b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam
mengukur suatu gejala atau kejadian. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk
mengetahui apakah hasil jawaban dari kuesioner oleh responden benar-benar
benar-benar stabil dalam mengukur suatu gejala atau kejadian. Semakin tinggi
reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut dan
sebaliknya jika reliabilitas pengukur tersebut rendah maka alat tersebut tidak
stabil dalam mengukur suatu gejala. Rumus reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan rumus Koefisien Alpha Cronbach dengan rumus (Suharsinm
Arikunto, 1998 : 145) :

( )
(

)
Keterangan:
r11 : koefisien reliabilitas
k : jumlah item variabel
S S2 b : jumlah semua variabel
S2 total : varian total
dengan ketentuan :
- Jika koefisien Alpha (a) < 0,6 maka butir pertanyaan dinyatakan
tidak reliabel.
- Jika koefisien Alpha (a) > 0,6 maka butir pertanyaan dinyatakan
reliabel.

G.10. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Pada metode analisis data
26

kualitatif, peneliti akan menjelaskan mengenai gambaran umum responden yang
digunakan dalam penelitian ini. Sementara itu, dalam analisis data kuantitatif,
peneliti berusaha untuk menganalisis kinerja manajemen Koperasi Pasar Srinadi
Klungkung dengan perspektif perspektif yang ada dalam balanced scorecard
dengan menggunakan perhitungan secara matematis. Hasil perhitungan atau
analisis ini nantinya akan peneliti jadikan sebagai dasar pengambilan keputusan
atau kesimpulan apakah kinerja manajemen Koperasi Pasar Srinadi Klungkung
berjalan dengan baik atau tidak apabila diukur dengan menggunakan balanced
scorecard. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam table berikut:
Keterangan Ukuran Kinerja
Perspektif Keuangan 1. Rasio Likuiditas
2. Analisis ROA
3. Analisis ROE
4. Analisis Solvabilitas
5. Analisis LDR
Perspektif Anggota 1. Retensi anggota
2. Akuisisi anggota
3. Profitabilitas anggota
4. Tingkat kesejakteraan anggota
5. Tingkat kepuasan anggota
Perspektif Bisnis Internal 1. Tingkat operasi dengan
menggunakan MCE
(Manufacturing Cycle Eficiency)
2. Layanan pasca jual dengan
menggunakan tingkat partisipasi
anggota.
Perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran
1. Retensi karyawan
2. Tingkat kepuasan karyawan
3. Tingkat Produktivitas karyawan
4. Sistem pencatatan informasi
27

dengan kriteria reliable, accuracy,
dan timely.
5. Penyelenggaraan pendidikan
koperasi dilihat dari frekuensi
penyelenggaraan pendidikan.

G.10.1 Analisis Kuantitaif
1. Perspektif Keuangan
Untuk melihat seberapa jauh keberhasilan yang dicapai oleh
Koperasi Pasar Srinadi Klungkung dapat dilihat pada tingkat kesehatan
dari sisi keuangan. Analisisi keuangan ini menunjukkan hubnungan antara
unsur-unsur dalam laporan keuangan. Adapun analisisi yang digunakan
dalam perspektif keuangan ini adalah ( Mangunsdi dan Victoria ).
a) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk menunjukkan kemampuan
Koperasi Pasar Srinadi Klungkung dalam membayar segala
kewajiban jangka pendek. Semakin besar rasio likuiditasnya maka
semakin baik karena menunjukkan kemampuan koperasi dalam
memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya Tolok ukur yang
digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas Koperasi Pasar
Srinadi Klungkung adalah rasio uji cair (acid-test ratio) dengan
rumus ( Mansngudi & Victoria,1991)




b) Analisis ROA
Analisis ROA digunakan untuk melihat Koperasi Pasar
Srinadi Klungkung dalam menciptakan laba dengan
menggunakan return kekayaannya. Semakin besar rasio ROA




Aktiva lancer total = terdiri atas kas dan bank
Hutang jangka pendek = hutang bank
28

maka semakin baik karena menunjukkan kemampuan koperasi
dalam memberikan SHU kepada angggotanya.





c) Analisis ROE
Analisis ROE digunakan untuk melihat Koperasi Pasar
Srinadi Klungkung dalam mengembalikan modal sendiri yang
diinvestasikan yaitu dengan membandingkan keuntungan dengan
modal sendiri. Semakin tinggi rasio ROE maka semakin baik.




d) Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan Koperasi
Pasar Srinadi Klungkung membayar segala kewajibannya pada saat
Koperasi Pasar Srinadi Klungkung seandainya dilikuidasi atau
dinyatakan bangkrut. Rasio ini dihitung dengan membandingkan
antara total hutang dengan total aktiva. Semakin tinggi rasio
solvabilitis maka semakin baik.




e) Analisis LDR
Analisis Loan to Deposit Ratio adalah perbandingan jumlah
pinjaman yang disalurkan dengan simpanan-simpanan yang
berhasil dihimpun oleh Koperasi Pasar Srinadi Klungkung.



SHU = laba bersih setelah pajak









29

Semakin besar rasio solvabilitasnya maka akan semakin baik
karena menunjukkan kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan piutang yang
dimiliki.







2. Perspektif Anggota
a) Retensi anggota
Kemampuan Koperasi Pasar Srinadi Klungkung dalam
mempertahankan anggotanya.



b) Akuisisi anggota
Mengukur tingkat kemampuan koperasi dalam
mendapatkan anggota baru ( Kaplan & Norton, 2000 ; 61)


c) Profitabilitas anggota
Mengukur sebera besar keuntungan yang berhasil diraih
perusahaan dari peran serta anggota dalam kegiatan koperasi (Ali
Mutasowifin, 2002; 260)








Simpanan = simpanan sukarela, simpanan berjangka
Pinjaman = piutang























30


d) Tingkat kesejahteraan anggota
Mengukur seberapa besar tingkat kesejahteraan anggota
atas keikutsertaan anggota dalam koperasi (Ali Mutasowifin,
2002; 260).
1) Presentase SHU yang dibagikan:




2) Peningkatan jumlah SHU yang dibagikan:




3) Tingkat kesejahteraan anggota
Menghitung rata rata kesejahteraan anggota
dengan member nilai pada jawaban kuesioner sesuai tingkat
kepuasan yang dirasakan.
Nilai yang diberikan adalah:
Sangat puas diberi skor 4
Puas diberi skor 3
Tidak puas diberi skor 2
Sangat tidak puas diberi skor 1
Pengukuran rata rata tingkat kesejahteraan
menggunakan rumus:
























31

Untuk mengetahui rata rata kepuasan anggota
maka jumlah skor jawaban kuesioner dibagi dengan jumlah
anggota yang menjadi responden (Kaplan dan Norton,
2000; 61).
1-1,79 Sangat tidak puas
1,8-2,59 Tidak puas
2,6-3,39 Ragu-ragu
3,4-4,91 Puas
4,2-5 Sangat puas

4) Tingkat kepuasan anggota
Menghitung rata rata kepuasan anggota dengan
member nilai pada jawaban kuesioner sesuai tingkat
kepuasan yang dirasakan.
Nilai yang diberikan adalah:
Sangat puas diberi skor 4
Puas diberi skor 3
Tidak puas diberi skor 2
Sangat tidak puas diberi skor 1
Pengukuran rata rata tingkat kepuasan
menggunakan rumus:



Untuk mengetahui rata-rata kepuasan anggota maka
jumlah skor jawaban kuesioner dibagi dengan jumlah
anggota yang menjadi responden (Kaplan dan Norton,
2000; 61).
Penentuan kriteria rata rata kesejahteraan:
1-1,79 Sangat tidak puas







32

1,8-2,59 Tidak puas
2,6-3,39 Ragu-ragu
3,4-4,91 Puas
4,2-5 Sangat puas

3. Perspektif Bisnis Internal
a) Operasi
Tolak ukur yang peneliti gunakan dalam mengukur operasi
adalah dengan mengukur rasio operasi persetujuan kredit dan
simpanan dengan menggunakan MCE.
Semakin rasio MCE mendekati angka 1, maka semakin
baik pula operasinya, karena waktu yang terbuang untuk
memeriksa dan memproses berkurang dan kemampuan koperasi
menanggapi permintaan anggota koperasi dengan segera dapat
terselesaikan (Kaplan dan Norton, 2000; 101).






b) Layanan pasca penjualan
Mengukur tingkat keterlibatan anggota dalam upaya
meningkatkan aktivitas Koperasi Srinadi Klungkung. Semakin
besar tingkat partisipasi anggota maka semakin baik karena
semakin banyak anggota yang ikut terlibat dalam upaya
peningkatan aktivitas koperasi (Ali Mutasowifin, 2002; 261)



4. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran





















33

a) Rasio perputaran karyawan:

b) Kepuasan karyawan

Menghitung rata-rata kepuasan karyawan dengan member
nilai pada jawaban kuesioner sesuai tingkat kepuasan yang
dirasakan.
Nilai yang diberikan adalah:
Sangat puas diberi skor 4
Puas diberi skor 3
Tidak puas diberi skor 2
Sangat tidak puas diberi skor 1
Pengukuran rata rata tingkat kepuasan menggunakan rumus:



Untuk mengetahui rata rata kepuasan karyawan maka
jumlah skor jawaban kuesioner dibagi dengan jumlah karyawan
yang menjadi responden (Kaplan dan Norton, 2000; 113).
Penentuan kriteria rata rata tingkat kepuasan :
1-1,79 Sangat tidak puas
1,8-2,59 Tidak puas
2,6-3,39 Ragu-ragu
3,4-4,91 Puas
4,2-5 Sangat puas

c) System
Menganalisis kepatuhan informasi pencatatan pada
Koperasi Pasar Srinadi Klungkung dengan kriteria-kriteria reliable,
accuracy, dan timely (Ali Mutasowifin, 2001; 261).















34

d) Penyelenggaraan pendidikan perkoperasian
1. Frekuensi penyelenggaraan pendidikan tahun 2012
dibandingkan dengan frekuensi penyelenggaraan
pendidikan perkoperaian tahun 2013.












Daftar Rujukan

Gunawan, Ketut,2009. Analisis Faktor Organisasi Lembaga Perkreditan Desa di
Bali (Suatu Pendekatan Perspektif Balanced Scorecard). Singaraja. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, vol 11, no 2. Hal 172-182.

Kaplan, S Robert dan David. P Norton, 1996, The Balanced Scorecard:
Translating Strategi Into Action. Harvard Business School Press; Boston
Massachussets

Kusumaningtyas, Triastuty, 2004. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolok
Ukur Penliaian Kinerja Pada Badan Usaha Berbentuk Koperasi. Skripsi.

35

Mutasowifin, Ali, 2002, Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur
Penilaian Kinerja Pada Badan Usaha Berbentuk Koperasi. Jurnal
Universitas Paramadina Vol. 1 No. 3 : Hal 245-264

Mansngudi dan Simanungkalit, Victoria, 1991, Analisis Perkembangan Kospin
Jasa Pekalongan Dalam Perspektif; Balitbang Departemen Koperasi.

Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabet.

Sukma, Nyoman Pramesti. Krisnadewi, Komang Ayu. 2013. Penilaian Kinerja
Berbasis Balanced Scorecard Pada Bank Utama.Bali. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 5.2 : 497-515 ISSN: 2302-8556.

Visitra, Irene Indah. 2013, Perbandingan Kinerja KSU Kuta Mimba dan
PUSKUD Bali Dwipa Menggunakan Balanced Scorecard, Bali, E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana 3.2: 229-247 ISSN: 2302-8556.

Anda mungkin juga menyukai