Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANAJAMEN STRATEGIS
TENTANG

MODEL MANAJEMEN STRATEGI

Disusun Oleh
Kelompok III :
Eziizu Naila Alsya : 2014030003
Zulkifli : 2014030023
Friski Primadani : 1814030079

Dosen Pengampu :
Dr. Hidayati, S. Ag., M. Pd

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

1443 H/2023 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah


SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga tersusunlah
makalah ini dari berbagai sumber sebagai tugas mata kuliah “Manajemen Strategi”.
Shalawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW. Berkat
Perjuangan beliau telah memberikan kita petunjuk kepada jalan yang benar.

Semoga dengan disusunnya makalah Manajemen Strategi ini yang bertema


“Model Manajemen Strategi” ini dapat menambah wawasan kita dan dapat di terapkan
dalam proses belajar mengajar.

Ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen Strategi yang telah
membimbing kami dan mengajari kami. Kritik yang membangun, informasi dan gagasan
yang inovatif tetap penulis harapkan di kemudian hari, agar penulis bisa menjadi lebih
baik.

Padang, 5 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah......................................................................... 2

C. Tujuan Masalah ........................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

A. Analisis Lingkungan .................................................................. 3

B. Perumusan Strategi ..................................................................... 4

C. Implementasi Strategi.................................................................. 6

D. Evaluasi dan Pengendalian ......................................................... 7

BAB III PENUTUP..................................................................................... 14

A. Kesimpulan .................................................................................. 14
B. Kritik dan Saran............................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan saat ini tengah bergerak menjadi satu pasar dunia, suatu pasar
yang efisien dan transparan, yang mencakup daerah-daerah yang tak terbatas. Globalisasi
mau tidak mau telah menjadi trend dari setiap organisasi baik organisasi usaha, sosial
maupun organisasi pendidikan. Negara yang tidak mau masuk dalam pengefisienan dan
pentransparanan tersebut akan ketinggalan karena dinamisnya perubahan. Dalam situasi
lingkungan yang penuh dengan dinamika ini, manajemen pendidikan harus dapat
menciptakan organisasi yang dapat memberikan pelayanan yang memuaskan masyarakat
pada umumnya dan objek pendidikan (siswa dan orangtua) pada khususnya. Saat yang
bersamaan dapat pula bersaing secara efektif dalam konteks lokal, nasional bahkan dalam
konteks global.

Dunia pendidikan kini dituntut untuk mengembangkan manajemen strategi dan


operasi yang pada dasarnya hanya diterapkan dalam dunia usaha, sebagai langkah
antisipatif terhadap kecenderungan-kecenderungan baru guna mencapai dan
mempertahankan posisi bersaingnya, sehingga nantinya dapat dihasilkan manusia-
manusia yang memiliki sumber daya manusia berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan
zaman.

Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin


puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu
cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi merupakan
tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta
dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan
dimasa depan. Manajemen Strategi adalah suatu proses permanajemenan untuk
mewujudkan visi dan misi organisasi, menjaga hubungan organisasi dengan lingkungan,
terutama kepentingan para stakeholder, pemilihan strategi, pelaksanaan strategi dan
pengendalian strategi untuk memastikan bahwa misi dan tujuan organisasi dapat tercapai.

1
Manajemen strategis adalah serangkaian dan tindakan manjerial yang
menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategis meliputi
pengamatan lingkungan, perumusan strategi, (perencanaan strategis atau perencanaan
jangka panjang), implementasi strategi, dan evaluasi dan pengendalian. Manajemen
stategi menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan
dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Semula disebut kebijakan bisnis,
manajemen strategis meliputi perencanaan dan strategi jangka panjang.1

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan beberapa rumusan masalah


terkait materi ini yakni:

a. Apa yang dimaksud dengan analisis lingkungan?


b. Apa yang dimaksud dengan perumusan strategi?
c. Apa yang dimaksud dengan implementasi strategi?
d. Apa yang di maksud dengan evaluasi dan pengendalian?
C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka didapatkan lah beberapa tujuan


masalah terkait materi ini yakni:

a. Untuk mengetahui apa itu analisis lingkungan.


b. Untuk mengetahui apa itu perumusan strategi.
c. Untuk mengetahui apa itu implementasi strategi
d. Untuk mengetahui apa itu evaluasi dan pengendalian.

1
Wahyudi Agustinus, Manajemen Strategik, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), h. 6.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Lingkungan

Analisis lingkungan adalah memonitor, mengevaluasi, dan mencari informasi


dari lingkungan eksternal maupun internal bagi orang-orang penting dalam perusahaan.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis elemen eksternal dan
internal yang akan menentukan masa depan perusahaan. Penyusunan strategi, khususnya
perencanaan strategis atau perencanaan jangka panjang biasanya berkaitan dengan visi,
misi dan kebijaksanaan suatu instansi.

Biasanya penyusunan strategi dimulai dengan melakukan analisa situasi untuk


mendapatkan kesesuaian antara peluang eksternal dan kekuatan internal dengan ancaman
eksternal dan kelemahan internal. Salah satu alat yang paling sering digunakan dalam
analisa situasi adalah analisa SWOT. SWOT merupakan singkatan dari Strengths
(kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) internal dari suatu instansi, serta Opportunities
(peluang) dan Threats (ancaman) dalam lingkungan yang dihadapi suatu instansi.2

Analisa SWOT merupakan cara sistematik untuk mengidentifikasikan faktor-


faktor ini. Analisa ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan
memaksimalkan kekuatan dan peluang, dan meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Analisa SWOT bukan hanya mengidentifikasi kompetensi (kemampuan dan sumber
daya) yang dimiliki perusahaan, tetapi juga mengidentifikasi peluang yang belum
dilakukan oleh perusahaan karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Bila
diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini memiliki dampak yang sangat besar atas
rancangan suatu strategi yang handal.

Adapun penjelasan yang lebih rinci dari masing-masing faktor tersebut adalah
sebagai berikut :

2
Thomas Wheelen dan David Hunger, Strategic Management and Bussiness Policy, (New York:
Addison Wesley Publishing Company, 2000), h. 138.

3
a. Kekuatan (Strengths): Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau
keunggulan-keunggulan lain, relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dasar
yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Kekuatan
adalahkomparatif bagi perusahaan di pasar.
b. Kelemahan (Weaknesses): Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan
dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius
menghambat kinerja efektif perusahaan.
c. Peluang (Opportunities): Peluang adalah suatu situasi penting yang
menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecenderungan
kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang.
d. Ancaman (Threats):Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi
sekarang maupun yang diinginkan perusahaan.3

B. Perumusan Strategi

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk


manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Setelah mengetahui yang menjadi ancaman yang dihadapi
perusahaan, peluang atau kesempatan yang dimiliki, serta kekuatan dan kelemahan yang
ada pada perusahaan, maka selanjutnya kita dapat menentukan atau merumuskan strategi
perusahaan. Perumusan strategi meliputi menentukan misi perusahaan, menentukan
tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan strategi, dan penetapan pedoman
kebijakan.

a. Misi

Misi organisasi adalah tujuan atau alasan mengapa organisasi tersebut berdiri
atau ada. Pernyataan misi organisasi yang disusun dengan baik, mengidentifikasikan
tujuan mendasar dan yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lain, dan
mengidentifikasi jangkauan operasi perusahaan dalam produk yang ditawarkan dan pasar

3
Ibid, h. 144.

4
yang dilayani. Misi mengembangkan harapan pada karyawan dan mengkomunikasikan
pandangan umum untuk kelompok pemegang saham utama dalam lingkungan kerja
perusahaan. Misi dapat ditetapkan secara sempit ataupun secara luas. Tipe pernyataan
misisempit menegaskan secara jelas bisnis utama organisasi, misi ini juga secara jelas
membatasi jangkauan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan produk atau jasa
yang ditawarkan.

b. Tujuan

Tujuan merupakan hasil akhir aktivitas perencanaan. Tujuan merumuskan apa


yang akan diselesaikan dan kapan akan diselesaikan, dan sebaiknya diukur jika
memungkinkan. Pencapaian tujuan perusahaan merupakan hasil dari penyelesaian misi.

c. Strategi

Strategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang


bagaimana perushaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan
keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan kemampuan bersaing. Strategi
ada yang dinamakan dengan strategi eksplisit atau strategi yang dinyatakan, yaitu strategi
yang dengannya bberapa hal dapat diperdebatkan, seperti pengembangan akuisisi lini
produk baru. Akan tetapi, investigasi lebih lanjut barangkali menyatakan adanya strategi
implisit yangsangat berbeda. Manajer di semua level mungkin mengakui bahwa
perusahaan digambarkan dalam rencana strategi yang mereka lakukan berbeda, tetapi
beberapa akan berani mengakuinya.

Seringkali satu-satunya cara untuk melihat strategi implisit perusahaan adalah


dengan tidak memperhatikan apa yang dikatakan oleh para manajer, melainkan
memperhatikan apa yang mereka lakukan. Strategi implisit dapat berasal dari kebijakan
perusahaan, program-program yang disetujui (dan tidak disetujui) dan anggaran yang
telah disahkan. Program divisi-divisi yang didukung dengan anggaran yang besar dan
ditangani oleh para manajer yang dipertimbangkan untuk mendapatkan jalur promosi
cepat, menunjukkan di mana perusahaan menempatkan energi dan biayanya.

5
d. Kebijakan

Kebijakan menyediakan pedoan luas untuk pengambilan keputusan organisasi


secara keseluruhan. Kebijakan juga merupakan pedoman luas yang menghubungkan
perumusan strategi dan implementasi. Kebijakan-kebijakan tersebut diinterpretasi dan
diimplementasi melalui strategi dan tujuan divisi masing-masing. Divisi-divisi kemudian
akan mengembangkan kebijakannya sendiri, yang akan menjadi pedoman bagi wilayah
fungsionalnya untuk diikuti.4

C. Implementasi Strategi

Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi


dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan
prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara menyeluruh,
struktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secara keseluruhan.

a. Program

Program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang


diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai. Program melibatkan
restrukturisasi perusahaan, perubahan budaya internal perusahaan atau awal dari suatu
usaha penelitian baru.

b. Anggaran

Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap
program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya yang dapat digunakan oleh manajemen
untuk merencanakan dan mengendalikan. Angaran tidak hanya memberikan perencanaan
rinci dari strategi baru dalam tindakan, tetapi juga menentukan dengan laporan keuangan
proforma yang menunjukkan pengaruh yang diharapkan dari kondisi keuangan
perusahaan.

4
Dian Sudiantini, Manajemen Strategi, (Jawa Tengah: Pena Persada, 2022), h. 12-13.

6
c. Prosedur

Prosedur atau sering disebut dengan standard operating procedures (SOP)


adalah sistem langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan yang menggambarkan
secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan. Prosedur secara khusus
merinci berbagai aktivitas yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan program-program
perusahaan.5

D. Evaluasi dan Pengendalian

Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam
bahasa Arab al-taqdir, dalam bahasa Indonesia yang berarti penilaian. Akar katanya
adalah value dalam bahasa Arab al-qimah, dalam bahasa Indonesia berarti nilai.6 Menurut
Guba dan Lincoln mendefinisikan evaluasi sebagai a process for describing an evaluand
and judging its merit and worth, yang artinya: suatu proses untuk menggambarkan
evaluan (orang yang dievaluasi) dan menimbang makna dan nilainya. Sax juga
berpendapat evaluation is a proses through which a value judgement or decision is made
from a variety of observations amd from the background and training of the evaluation
yang artinya evaluasi adalah suatu proses di mana pertimbangan atau keputusan suatu
nilai dibuat dari berbagai pengamatan, latar belakang serta pelatihan dari evaluator.7

Pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk mendapatkan


standar kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi,
membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan apakah
terhadap penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber

5
Abd Rahman dan Enny Radjab, Manajemen Strategi, (Makassar: Lembaga Perpustakaan dan
Penerbitan Universitas Muhammadiyah Makassar, 2017), h. 15.
6
Elis Ratnawulan, Evaluasi pembelajaran dengan pendekatan kurikulum 2013, (Bandung:Pustaka
Setia, 2014), h. 1.
7
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Kementerian Agama, 2012), h.8.

7
daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efektif dan efisien
guna mencapai sasaran perusahaan.8

Evaluasi dan pengendalian mengukur apa yang dapat dihasilkan atau diraih oleh
perusahaan. Hal ini berarti membandingkan antara kinerja perusahaan dengan hasil yang
diharapkan perusahaan. Kinerja adalah hasil akhir dari suatu aktivitas. Ukuran apa yang
dipilih untuk mengukur kinerja tergantung pada unit organisasi yang akan dinilai dan
tujuan yang akan dicapai. Tujuan yang telah dibuat terlebih dahulu pada bagian formulasi
strategi dari proses manajemen strategik (seperti profitabilitas, mangsa pasar,
pengurangan biaya dan sebagainya) harus digunakan semestinya untuk mengukur kinerja
perusahaan jika strategi tersebut telah diimplementasikan.

Sebagai hasil akhir suatu aktivitas, termasuk ke dalam kinerja adalah hasil yang
aktual dari proses manajemen strategik. Praktik strategik manajemen dijustifikasi dalam
hal stabilitasnya dalam hal maningkatkan kinerja perusahaan, khususnya yang diukur
dengan laba dan tingkat pengembalian investasi. Dalam evaluasi dan kontrol yang efektif,
manajer harus mencari informasi yang jelas dan tidak bias dari bawahannya. Dari
informasi tersebut dapat diketahui apa sebenarnya yang terjadi dan apa yang telah
direncanakan sebelumnya.

Dalam mengukur kinerja, harus dipertimbangkan ukuran yang tepat. Beberapa


ukuran, seperti tingkat pengembalian investasi (ROI) dianggap tepat untuk mengevaluasi
kemampuan perusahaan atau divisi untuk mencapai tujuan profitabilitas. Tetapi ukuran
ini tidak cukup untuk mengukur tujuan lain perusahaan seperti tanggungjawab sosial atau
pengembangan karyawan. Walaupun demikian, profitabilitas memang merupakan tujuan
utama perusahaan. ROI dapat dihitung hanya jika laba telah dijumlahkan secara total
dalam jangka waktu tertentu. Hal tersebut akan memperlihatkan apa yang terjadi setelah
adanya fakta, bukan apa yang sedang terjadi atau yang akan terjadi. Oleh karena itu,
perusahaan tetap harus mengembangkan pengukuran prifitabilitas. Hal ini merupakan

8
Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 139.

8
steering control, karena mengukur variabel yang mempengaruhi profitabilitas masa yang
akan datang.

Selain itu, harus dipertimbangkan pula jenis pengendalian. Pengendalian


dibangun dengan fokus pada kinerja aktual, pada aktivitas yang menghasilkan kinerja,
atau pada sumberdaya yang digunakan dalam menghasilkan kinerja. Pengendalian prilaku
(behavior control) mengkhususkan pada bagaimana sesuatu harus dikerjakan melalui
kebijakan, aturan, standar prosedur dan operasi, dan perintah dari atasan. Pengendalian
output (output control) mengkhususkan pada apa yang harus dicapai dengan fokus pada
hasil akhir dari prilaku melalui penggunaan target tujuan dan kinerja. Pengendalian input
(input control) fokus pada sumber daya, seperti pengetahuan, keahlian, kemampuan,
nilai, dan motif karyawan.

Ada beberapa aspek yang wajib dievaluasi dan dikendalikan oleh seorang
manager yakni:

a. Lingkungan

Lingkungan merupakan unsur-unsur yang ada disekitar organisasi baik yang


terdapat diluar organisasi (lingkungan eksternal) dan di dalam organisasi (lingkungan
internal). Lingkungan eksternal terdiri atas variabel-variabel peluang dan tantangan yang
berada diluar organisasi dan tidak dapat dikontrol dalam jangka pendek oleh manajemen.

Lingkungan eksternal dapat berupa kekuatan umum dan trend didalam


keseluruhan lingkungan sosial atau faktor khusus dalam operasi organisasi (lingkungan
tugas). Lingkungan internal dari suatu perusahaan terdiri atas variabel-variabel (kekuatan
dan kelemahan) yang berada di dalam organisasi itu sendiri dan biasanya masih dapat
dikontrol dalam jangka pendek.Variabel ini meliputi struktur, budaya dan sumber daya
perusahaan.

Dalam melakukan pemindaian lingkungan, manajer strategik harus menyadari


beberapa variabel dari lingkungan, yaitu adanya lingkungan sosial dan tugas perusahaan.
Lingkungan sosial (societal environment) meliputi kekuatan yang tidak secara langsung

9
menyentuh aktivitas jangka pendek, tetapi sering mempengaruhi keputusan jangka
panjang. Lingkungan sosial terdiri atas:

a. Kekuatan ekonomi
b. Kekuatan teknologi
c. Kekuatan politik-hukum
d. Kekuatan sosial budaya

Lingkungan tugas (task environment) meliputi unsur atau kelompok yang secara
langsung mempengaruhi perusahaan, dan pada gilirannya akan dipengaruhi oleh
perusahaan. Lingkungan tugas meliputi pemerintah, komunitas lokal, pemasok, pesaing,
pelanggan, kreditor, serikat pekerja, kelompok kepentingan tertentu dan asosiasi dagang.
Lingkungan tugas, sering disebut industri dimana perusahaan beroperasi. Analisis
industri (yang dipopulerkan oleh Michael Porter) mengacu kepada pencarian yang
mendalam atas faktor-faktor kunci dalam lingkungan tugas perusahaan.

Manajer strategis juga harus melakukan pemindaian terhadap lingkungan


internal untuk mengidentifikasi sumberdaya, kapabilitas, dan kompetensinya. Dalam
upaya menawarkan produk harus sesuai dengan perubahan pasar yang terjadi. Keputusan
tersebut tidak terlepas dari usaha menyadari keadaan internal.

Memindai dan menganalisis lingkungan eksternal untuk melihat peluang dan


tantangan tidaklah cukup untuk mendapat keunggulan kompetitif perusahaan. Para analis
juga harus melihat ke dalam perusahaan itu sendiri untuk mengidentifikasi faktor-faktor
strategis internal – kekuatan dan kelemahan yang kritis yang dapat menentukan apakah
perusahaan akan dapat memperoleh keuntungan dari peluang, disamping menghindari
tantangan. Pemindaian internal ini, juga disebut analisis organisasional, berkaitan dengan
pengeidentifikasian dan mengembangan sumber daya dan kompeensi organisasi.

b. Strategi

Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin


puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu

10
cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Menurut teori manajemen
strategi, strategi perusahaan antara lain dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis
perusahaan. Selain itu, juga dikenal strategi perusahaan yang diklasifikasikan atas dasar
tingkatan tugas. Strategistrategi yang dimaksud adalah strategi generik (generic strategy)
yang akan dijabarkan menjadi strategi utama/induk (grand strategy). Strategi induk ini
selanjutnya dijabarkan menjadi strategi di tingkat fungsional perusahaan, yang sering
disebut dengan strategi fungsional.

Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai strategi dalam berusaha. Namun,


mungkin saja terjadi seorang pimpinan perusahaan tidak menyadarinya. Dalam mengkaji
strategi perusahaan, perlu diketahui bahwa bentuk strategi akan berbeda-beda antar-
industri, antar perusahaan, dan bahkan antar situasi. Namun, ada sejumlah strategi yang
sudah banyak diketahui umum dan dapat diterapkan pada berbagai bentuk industri dan
ukuran perusahaan. Strategi-strategi ini dikelompokkan ke dalam Strategi Generik. Istilah
Strategi Generik dikemukakan oleh Porter. Pengertiannya adalah suatu pendekatan
strategi perusahaan dalam rangka mengungguli pesaing dalam industri sejenis. Dalam
praktek, setelah perusahaan mengetahui strategi generiknya, untuk implementasinya akan
ditindaklanjuti dengan langkah penentuan strategi yang lebih operasional.

Untuk menjelaskan tentang strategi, Wheelen dan Hunger menggunakan konsep


dari General Electric. General Electric menyatakan bahwa pada prinsipnya strategi
generik dibagi atas tiga macam, yaitu strategi Stabilitas (Stability), Ekspansi (Expansion),
dan Penciutan (Retrenchment).

1. Strategi Stabilitas (Stability). Pada prinsipnya, strategi ini menekankan pada


tidak bertambahnya produk, pasar, dan fungsi-fungsi perusahaan lain, karena
perusahaan berusaha untuk meningkatakan efisiensi di segala bidang dalam
rangka meningkatkan kinerja dan keuntungan. Strategi ini risikonya relatif
rendah dan biasanya dilakukan untuk produk yang tengah berada pada posisi
kedewasaan (mature).

11
2. Strategi Ekspansi (Expansion). Pada prinsipnya, strategi ini menekankan
pada penambahan/ perluasan produk, pasar, dan fungsi-fungsi perusahaan
lainnya, sehingga aktivitas perusahaan meningkat. Tetapi, selain keuntungan
yang ingin diraih lebih besar, strategi ini juga mengandung risiko kegagalan
yang tidak kecil.
3. Strategi Penciutan (Retrenchment). Pada prinsipnya, strategi ini dimaksudkan
untuk melakukan pengurangan atas produk yang dihasilkan atau pengurangan
atas pasar maupun fungsi-fungsi dalam perusahaan, khususnya yang
mempunyai cashflow negatif. Strategi ini biasanya diterapkan pada bisnis
yang berada pada tahap menurun (decline). Penciutan ini dapat terjadi karena
sumber daya yang perlu diciutkan itu lebih baik dikerahkan, misalnya, untuk
usaha lain yang sedang berkembang.
c. Kinerja

Kinerja adalah hasil akhir dari suatu aktivitas. Langkah-langkah untuk memilih
untuk menilai kinerja tergantung pada unit organisasi yang akan dinilai dan tujuan yang
akan dicapai. Hal ini berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan
sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya. Kinerja bisa juga dikatakan sebagai sebuah hasil (output) dari
suatu proses tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi terhadap sumber-
sumber tertentu yang digunakan (input). Selanjutnya, kinerja juga merupakan hasil dari
serangkaian proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu organisasi.

Namun ada beberapa indikator yang biasanya digunakan untuk mengukur


kinerja birokrasi publik, yaitu sebagai berikut:

a. Produktivitas

Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi,tetapi


jugaefektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara
input dengan output.

12
b. Kualitas Layanan

Kepuasan masyarakat bisa menjadi parameter untuk menilai kinerja organisasi


publik.

c. Responsivitas

Resposivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan


masyarakat menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan
programprogram pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

d. Responsibilitas

Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu


dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan
kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit.

e. Akuntabilitas

Akuntabilitas publik menunjukan pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan


organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat, asumsinya
adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya
akan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat.9

9
Sudiantini, Op.Cit, h. 15-21.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
a. Analisis lingkungan adalah memonitor, mengevaluasi, dan mencari informasi dari
lingkungan eksternal maupun internal bagi orang-orang penting dalam
perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi faktorfaktor strategis
elemen eksternal dan internal yang akan menentukan masa depan perusahaan.
b. Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk
manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari
kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perumusan strategi meliputi menentukan
misi perusahaan, menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan
strategi, dan penetapan pedoman kebijakan.
c. Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan
kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan
prosedur. Strategi yang harus diimplementasikan ialah program, anggaran dan
prosedur.
d. Evaluasi dan pengendalian mengukur apa yang dapat dihasilkan atau diraih oleh
perusahaan. Ada beberapa aspek yang harus dievaluasi dan dikendalikan oleh
manager yakni; lingkungan, strategi dan kinerja.
B. KRITIK DAN SARAN

Demikianlah isi makalah ini, penulis berharap semoga kita semua dapat
mengambil manfaat dan menambah pengetahuan serta wawasan kita. Dan tak lupa
penulis meminta maaf jika banyak kesalahan pada makalah baik dari segi tulisan, isi dan
materi. Penulis selaku penyusun makalah menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun guna memperbaiki makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agustinus, Wahyudi. 1996. Manajemen Strategik. (Jakarta: Binarupa Aksara).

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan


Islam Kementerian Agama).

Rahman, Abd dan Enny Radjab. 2017. Manajemen Strategi. (Makassar: Lembaga
Perpustakaan dan Penerbitan Universitas Muhammadiyah Makassar).

Ratnawulan, Elis. 2014. Evaluasi pembelajaran dengan pendekatan kurikulum 2013.


(Bandung:Pustaka Setia).

Siswanto. 2005. Pengantar Manajemen. (Jakarta: Bumi Aksara).

Sudiantini, Dian. 2022. Manajemen Strategi. (Jawa Tengah: Pena Persada).

Wheelen, Thomas dan David Hunger. 2000. Strategic Management and Bussiness
Policy. ( New York: Addison Wesley Publishing Company).

15

Anda mungkin juga menyukai